Professional Documents
Culture Documents
Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Hidrasi Pada Remaja Di Sma Negeri 5 Kota Jambi
Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Hidrasi Pada Remaja Di Sma Negeri 5 Kota Jambi
ABSTRACT
Indroduction: Hydration is a condition where healthy people maintain body water balance. It’s around
46,1% of adolescent in Indonesia are mild dehydration. This study aims to determine the relationship
between nutritional status and physical activity with hydration status in SMA Negeri 5, Jambi City.
Methods: This study used quantitative with cross sectional study. The sample of this study amounted to 90
respondents. Data analysis in this study consisted of univariate and bivariate (spearman correlation test).
Results: The results of this study showed that 56.7% of students are normal nutritional status, 47.8% of
students do moderate physical activity, 57.8% of students are hydrated. Based on bivariate analysis, there
was no significant correlation between physical activity and hydration status in adolescent (p value = 0,208).
Conclusions: There is a significant relationship between nutritional status and hydration status and no
relationship between physical activity and hydration status in adolescents. It is recommended to all students
to monitor weight and do regular physical activity with drinking water consumption of at least 8 glasses per
day.
Keywords: Adolescent, hydration, nutritional status, physical activity
ABSTRAK
Latar Belakang: Hidrasi adalah kondisi dimana orang sehat yang menjaga keseimbangan air. Sekitar 46,1%
remaja di indonesia mengalami dehidrasi ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status
gizi dan aktivitas fisik dengan status hidrasi di SMA Negeri 5 Kota Jambi.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini
berjumlah 90 responden. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari univariat dan bivariat (spearman
correlation test).
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 56,7% siswa berstatus gizi normal, 47,8% siswa melakukan
aktivitas fisik sedang, 57,8% siswa terhidrasi. Berdasarkan analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan status hidrasi pada remaja (p value= 0,026), tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status hidrasi pada remaja (p value= 0,208).
Kesimpulan:Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan status hidrasi dan tidak terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan status hidrasi pada remaja. Disarankan kepada semua siswa untuk
memantau berat badan dan melakukan aktivitas fisik secara rutin disertai konsumsi air minum minimal 8
gelas per hari.
Kata Kunci : Aktivitas fisik, hidrasi, remaja, status gizi
Alamat Koresponding: Merita, Program Studi Ilmu Gizi, STIKES Baiturrahim Jambi, Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 30, Kel. Lebak
Bandung, Kota Jambi, Email: merita_meri@yahoo.com
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Pada Remaja
di SMA Negeri 5 Kota Jambi
Berdasarkan Tabel 1. di atas dapat status hidrasi pada remaja di SMA N 5 Kota
diketahui bahwa sebagian besar responden Jambi, dengan nilai p value = 0,208 dan dari
memiliki status gizi normal (56,7%). Akan hasil analisis diperoleh juga nilai r = 0,134,
tetapi, masih ditemukan mengalami hal ini menunjukan terdapatnya hubungan
kegemukan (26,7%) dan obesitas (16,7%). yang lemah dan positif antara aktivitas fisik
Sebagian besar responden melakukan dengan status hidrasi, dapat diartikan bahwa
aktivitas fisik sedang. Diketahui pula semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka
responden yang mengalami dehidrasi ringan semakin tinggi peluang untuk mengalami
lebih sedikit dibandingkan responden yang ddehidrasi.
terhidrasi dengan baik.
PEMBAHASAN
Hubungan status gizi dengan status Gambaran Status Gizi
hidrasi pada remaja Status gizi dibedakan menjadi lima
Berdasarkan hasil analisis korelasi yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk,
spearman diketahui terdapat hubungan yang dan obesitas.13 Berdasarkan Keputusan
signifikan antara status gizi dengan status Menteri Kesehatan Republik Indonesia
hidrasi pada remaja di SMA N 5 Kota Jambi No.1995/Menkes/SK/XII/2010 diketahui
degan nilai p value= 0,026 dan dari hasil bahwa penilaian status gizi remaja didasarkan
analisis diperoleh juga nilai r = 0,235, hal ini pada Indeks IMT/U.14 IMT (Indeks massa
menunjukan terdapatnya hubungan yang tubuh) adalah hasil dari pembagian dari berat
lemah dan positif antara status gizi dengan badan dengan tinggi badan yang
status hidrasi, dapat diartikan bahwa semakin dikuardatkan.
gemuk seseorang maka semakin tinggi pula Berdasarkan hasil penelitian diketahui
peluang untuk mengalami dehidrasi. bahwa sebagian besar responden memiliki
status gizi normal (56,7%), tetapi terdapat
Hubungan aktivitas fisik dengan status 26,7% respoden mengalami kegemukan dan
hidrasi pada remaja 16,7% responden mengalami obesitas.
Adanya responden yang mengalami
Berdasarkan hasil analisis korelasi kegemukan dan obesitas diduga karena tinggi
spearman diketahui tidak terdapat hubungan asupan energi dan gemar mengkonsumsi fast
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan food tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas
menyatakan bahwa sebagian besar efek yang lebih besar sebagai sensasi rasa
mahasiswa obesitas mengalami dehidrasi kenyang bila dibandingkan dengan minum
lebih tinggi sebesar 77,8% sedangkan yang air.1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
non obesitas 22,2%, ini menunjukan bahwa Tammy et al., menyatakan bahwa adanya
status gizi dapat mempengaruhi status hubungan yang signifikan hidrasi yang tidak
hidrasi. Penelitian yang dilakukan Pertiwi adekuat dengan kejadian obesitas.24
menyatakan bahwa adanya hubungan antara Oleh karena itu diharapkan pada siswa
siswa yang obesitas dengan status dehidrasi yang memiliki status gizi kegemukan dan
jangka pendek sebesar 83,3%.11 obesitas agar melakukan penurunan berat
Pada penelitian ini, ditemukan bahwa badan sehingga dapat mencapai berat badan
kejadian dehidrasi lebih banyak dialami normal. Kebutuhan air untuk
siswa berstatus gizi tidak normal (63,1%) mempertahankan status hidrasi rata-rata
yang terdiri dari status gizi gemuk (36,8%) memerlukan 2-3 Liter per hari atau sekitar 8-
dan obesitas (26,3%), jika dibandingkan 10 gelas sehari. Sementara itu, diharapkan
dengan siswa yang status gizi normal siswa rutin memantau berat badan karena
(36,8%). Dengan demikian, seseorang yang semakin gemuk seseorang maka semakin
gemuk dan obesitas lebih cendrung tinggi pula risiko terjadinya dehidrasi.
mengalami dehidrasi.
Salah satu faktor resiko terjadinya Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status
dehidrasi adalah kelebihan berat badan Hidrasi pada Remaja
(overweight). Hal ini disebabkan karena
terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam Hasil analisis uji kolerasi spearman
tubuh dan menekan seseorang meningkatkan hubungan antara aktivitas fisik dengan status
nafsu makan serta asupan makannya hidrasi menunjukkan sebanyak 19 responden
sehingga akan menurunkan asupan cairan (18,2%) dengan aktivitas fisik sedang
dalam tubuh.22 Pada obesitas, air tubuh total mengalami dehidrasi, 14 responden (12,2%)
lebih rendah dibandingkan dengan orang dengan aktivitas berat mengalami dehidrasi
yang tidak obesitas, kandungan air di dalam dan 5 responden (7,9%) dengan aktivitas fisik
sel lemak lebih rendah daripada kandungan ringan mengalami dehidrasi. Berdasarkan
air di dalam sel otot sehingga orang obesitas analisis kolerasi spearman menunjukkan
lebih mudah kekurangan air dibandingkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
dengan orang yang tidak obesitas.9 signifikan antara aktivitas fisik dengan status
Jumlah air diluar sel berbeda menurut hidrasi dengan nilai p value= 0,208 dan nilai
tingkat kegemukan seseorang, orang gemuk r = 0,134.
memiliki jumlah air yang lebih rendah Hasil penelitian ini sejalan dengan
dibandingkan pada orang kurus. Jumlah air di penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi
luar sel pada orang kurus kurang lebih 25% menyatakan tidak terdapat hubungan yang
berat badan, pada orang orang memiliki berat signifikan antara aktivitas fisik dengan status
badan sedang 20% berat badan, dan pada dehidrasi jangka pendek dengan nilai p value
orang gemuk hanya 15% berat badan.23 Pada 0,594. Penelitian menggunakan data skala
penderita kegemukan dan obesitas sinyal nasional menunjukkan bahwa terdapat
lapar dan haus sulit untuk dibedakan, orang hubungan anatara status dehidrasi dengan
obesitas lebih terbiasa menanggapi sinyal tingkat aktivitas fisik dengan nilai p value
lapar bila dibandingkan dengan sinyal haus. sebesar 0,918.25
Kedua sinyal ini termasuk respon subyektif Pada penelitian ini, diketahui bahwa
dan dikeluarkan oleh sumber yang sama yaitu yang paling banyak mengalami dehidrasi
histamin. Makanan dianggap memberikan adalah siswa yang melakukan aktivitas
sedang yaitu sebesar 18,2%, sedangkan siswa ketahanan fisik mahasiswa jurusan tari usia
yang melakukan aktivitas fisik berat yang 19 – 22 tahun mendapatkan hasil
mengalami dehidrasi sebesar 12,2%. Hasil pengukuran status hidrasi menunjukan bahwa
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 43,4% mengalami dehidrasi berat dan sisanya
tidak ada hubungan yang signifikan antara sebesar 56,6% mengalami dehidrasi ringan.12
aktivitas fisik dengan status hidrasi, hal ini Meskipun tidak ada hubungan status
diduga karena sebagian besar siswa hidrasi dengan aktivitas fisik, namun tetap
melakukan aktivitas sedang dan diduga disarankan bagi siswa untuk tetap
mengkonsumsi air minum sesuai dengan
responden menkonsumsi air minum yang
yang dianjurkan yaitu 8 gelas per hari karena
cukup sebelum dilakukan penelitian. Namun, semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan
baik aktivitas tinggi maupun rendah, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya
keduanya memiliki peluang terhadap dehidrasi. Sementara itu, aktifitas fisik yang
dehidrasi. Aktivitas fisik yang rendah juga teratur, banyak gerak dan rajin berolahraga
dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi terutama olahraga juga bermanfaat untuk
minum sehingga terdapat peluang untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti
senam beban penting untuk perkembangan
terjadinya dehidrasi.7
dan menjaga tulang yang kuat.28
Aktivitas fisik memiliki hubungan Penelitian ini memiliki beberapa
dengan asupan air, remaja lebih sering kekurangan akibat keterbatasan dari peneliti
mengalami dehidrasi dikarenakan banyaknya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas fisik remaja yang dapat menguras status hidrasi terdiri dari status gizi, aktivitas
tenaga dan cairan tubuh, sehingga fisik, usia, jenis kelamin, total asupan cairan,
menyebabkan kurangnya konsumsi cairan.7 suhu tubuh, suhu lingkungan, sedangkan
Pengaturan air manusia bergantung pada peneliti hanya meneliti dua faktor yaitu status
sensasi hausnya, kika tidak merasa haus gizi dan aktivitas fisik.
maka manusia cenderung tidak minum air.1 Total pengeluran air tidak dihitung
Meskipun dalam penelitian ini tidak terdapat karena sulit dihitung karena terdapat
hubungan yang signifikan tetapi terdapat beberapa sumber pengeluaran air seperti
korelasi yang lemah antara aktivitas fisik feses, keringat (kulit), pernapasan (paru-paru)
dengan status hidrasi dapat diartikan bahwa dan memerlukan biaya lebih serta
semakin tinggi aktivitas seseorang maka pengawasan saat pengambilan data. Total
semakin tinggi risiko terjadinya dehidrasi. asupan cairan tidak dihitung karena adanya
Kebutuhan cairan berbanding lurus keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti
dengan aktivitas fisik, semakin berat aktivitas serta adanya keterbatasan penelitian dengan
yang dikerjakan, maka semakin banyak pula menggunkan kuesioner yaitu terkadang
kebutuhan cairnnya karena cairan tersebut jawaban yang diberikan oleh sampel tidak
akan memicu rasa haus yang mendorong menunjukkan keadaan sesungguhnya.
seseorang untuk minum. Selama aktivitas
ringan di lingkungan yang dingin atau
KESIMPULAN DAN SARAN
sedang, tingkat berkeringat hanya mencapai
100 mL/jam, namun selama aktivitas berat di Berdasarkan hasil penelitian dapat
lingkungan panas, beberapa individu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja di
berkeringat mencapai lebih dari 3.000 SMA N 5 Kota Jambi berstatus gizi normal,
mL/jam.26 Tingkat berkeringat tinggi melakukan aktivitas fisik sedang, dan
(misalnya 1,5 L/jam) dapat menyebabkan terhidrasi dengan baik. Analisis korelasi
kondisi dehidrasi yang signifikan dan spearman menunjukkan bahwa terdapat
cenderung mengalami gangguan kerja.27 hubungan signifikan antara status gizi dengan
Penelitian mengenai status hidrasi setelah tes status hidrasi (p= value 0,026; r = 0,235).
Namun, tidak terdapat hubungan antara fisik dan diimbangi dengan konsumsi air
aktivitas fisik dengan status (p=value 0,208; r minum yang cukup minimal 8 gelas per hari.
= 0,134). Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan
penulis merekomendasikan pihak sekolah penelitian yang sejenis dengan metode dan
untuk menyediakan sarana dan prasarana variabel yang berbeda dan memperhatikan
tempat air minum disekolah. Perlu juga faktor yang sangat berpengaruhi yaitu asupan
ditambahkan materi mengenai dehidrasi di cairan.
salah satu mata pelajaran seperti di mata
pelajaran penjaskes, guna menambah
UCAPAN TERIMAKASIH
pengetahuan siswa mengenai dehidrasi, serta
sekolah disarankan melengkapi fasilitas di Penulis mengucapkan terimakasih
UKS yang berguna untuk memantau berat kepada STIKES Baiturrahim Jambi yang
badan siswa. Sementara itu, bagi remaja telah memberikan bantuan dana penelitian
diharapkan rutin memantau berat badan, dan sehingga penelitian ini dapat terlaksana
dapat menurunkan berat badan untuk dengan baik. Selain itu, ucapan terimakasih
mencapai berat badan normal bagi remaja juga disampaikan kepada pihak sekolah SMA
kegemukan dan obesitas. Diharapkan pula N 5 Kota Jambi, responden, dan enumerator
bagi remaja agar rutin melakukan aktivitas yang sudah berkontribusi dalam pelaksanaan
penelitian.