The Legal Paradigm of Properties On The Strata Title Ownership Built Above The Land With The Rights To Cultivate Ownership

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No.

1, Maret 2016 1

THE LEGAL PARADIGM OF PROPERTIES ON THE STRATA TITLE OWNERSHIP


BUILT ABOVE THE LAND WITH THE RIGHTS TO CULTIVATE OWNERSHIP

PARADIGMA HAK KEBENDAAN KEPEMILIKAN


SARUSUN YANG DIBANGUN PADA
LAHAN HAK GUNA BANGUNAN

Martin Roestamy*

martin.roestamy@unida.ac.id

(Diterima pada: 01-02-2016 dan dipublikasikan pada: 01-3-2016 )

ABSTRACT
Of the title "The Legal Paradigm of the properties on the strata title ownership built above
the land with the Right to Cultivate Ownership" research objectives to be at said is knowing
why the legal construction of the right material from the strata title built on land rights,
attached to the Rights of material the building as common property rights and know how
reconstruction material rights on the Strata titles built on building rights or rights of use that
reflects justice and legal certainty. With the concept of methodologies theories and research
approaches, as well as of the problems of this study concludes that there are a couple of
things. First by sticking the land rights of the unit, then Strata titles have a dependency on the
bottom right HGB as with all buildings owned and also can weaken the property rights of
apartment units as the strongest and most, but became assessors of HGB. This situation raises
a negative implication in the community and has created legal uncertainty and considered
unfair, weakening the material rights of Strata titles caused dualism applicable law, the law
of the land, building law and the law of objects. It affects the mutual intervention and
debilitates the material rights as stipulated in the rules of the law of things, namely; droit de
suite, droit de preverent, and droit de levering. In construction law, state that debilitates the
legal certainty and justice, it can be reconstructed from the perspective of the development of
the legal system of the building against the law of the land, or to the development of HGB as
of right down with some simulations and restoration of existing government regulations, or
reconstruct the principal laws agrarian related lease rights, land rights, and the rights of use
by developing existing government regulations become law, so the law on the new ground by
adding the rights of others. In a reconstruction of the law of the land, which is more
competitive and create legal certainty and fairness.

Keywords: Right material, Unit Flats

ABSTRAK
Dari judul “Paradigma Hak Kebendaan pada Kepemilikan HM Sarusun yang Didirikan
diatas Tanah Hak Guna Bangunan (HGB)”, tujuan penelitian yang ingin di ungkap adalah
mengetahui mengapa konstruksi hukum atas hak kebendaan dari HM Sarusun yang dibangun
di atas lahan HGB, melekat dengan berbagai hak kebendaan pada hak bangunan sebagai
tanah bersama dan mengetahui bagaimana rekonstruksi hak kebendaan HM Sarusun yang
didirikan di atas HGB atau hak pakai yang mencerminkan kepastian hukum dan keadilan.
Dengan konsep-kosep teori dan pendekatan metododologi penelitian, serta dari adanya
masalah-masalah yang ada kajian ini menyimpulkan beberapa hal. Pertama dengan
*
Pascasarjana-Universitas Djuanda Bogor, Jl.Tol Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770
2 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

pelekatan hak atas tanah terhadap unit, maka HM Sarusun memiliki ketergantungan terhadap
HGB sebagai hak bawah dengan segala bangunan yang dimiliki dan sekaligus dapat
melemahkan hak milik satuan rumah susun sebagai hak yang terkuat dan terpenuh, namun
menjadi assesoir dari HGB. Keadaan ini menimbulkan implikasi negatif di tengah-tengah
masyarakat dan telah mengakhibatkan ketidak pastian atas hukum dan dianggap tidak adil,
melemahnya hak kebendaan dari HM Sarusun disebabkan adanya dualisme hukum yang
berlaku, yaitu hukum tanah, hukum bangunan, dan hukum benda. Hal tersebut berdampak
adanya saling intervensi dan melemahkan fungsi hak kebendaan sebagaimana telah diatur
pada kaidah hukum benda, yaitu; droit desuite, droit de preverent, dan droit de levering.
Secara konstruksi hukum, keadaan yang melemahkan fungsi kepastian hukum dan keadilan
tersebut, dapat direkonstruksi melalui perspektif pengembangan sistem hukum bangunan
terhadap hukum tanah, ataupun dengan dengan pengembangan HGB sebagai hak bawah
dengan beberapa simulasi dan merestorasi peraturan pemerintah yang ada, atau
merekonstruksi undang-undang-pokok agraria yang berhubungan dengan hak guna usaha,
hak guna bangunan, dan hak pakai dengan mengembangkan peraturan pemerintah yang
sudah ada menjadi undang-undang, sehingga undang-undang atas tanah yang baru dengan
menambahkan hak-hak yang lain. Dalam sebuah rekonstruksi hukum tanah, yang lebih
kompetitif dan menciptakan kepastian hukum serta keadilan.
Kata Kunci : Hak Kebendaan, Satuan Rumah Susun

A. PENDAHULUAN

Negara berperan mewujudkan kepastian yang terdiri dari hak perorangan atas satuan
hukum guna menciptakan perlindungan rumah susun secara terpisah dan hak
hukum yang adil sebagaimana diuraikan bersama atas tanah, benda dan bagian
dalam beberapa Pasal dalam UUD 1945 bersama yang kesemuanya merupakan satu
antara lain dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 28 kesatuan yang tidak terpisahkan yang
D ayat (1), Pasal-28 G ayat (1), Pasal 28 H semuanya merupakan kesatuan hak yang
ayat (1) dan Pasal 28 I ayat (4) secara fungsional tidak terpisahkan.
Di Indonesia, ketentuan mengenai Rumah susun yang didirikan di atas
rumah susun diatur pada Undang-undang tanah dengann bukti hak berupa sertifikat
Rumah Susun (UU Rusun) Nomor 20 Tahun HGB atau Hak Pakai, suatu saat hak atas
2011 dan PP-RI Nomor 4 Tahun 1988 tanah tempat berdirinya rumah susun
Tentang Rumah Susun (PP Rusun). tersebuttakan berakhir, sedangkan dalam
Rumah susun terbagi dalam satuan rumah susun tersebut terdapat unit-unit
rumah susun yaitu unit rumah susun yang satuan rumah suusun yang merupakan benda
tujuan utamanya digunakan secara terpisah yang diberikan bukti hak berupa SHM
dengan fungsi utama sebagai tempat Sarusun.
bermukum hunian dan mempunyai sarana Masalah akan mulai timbul manakala
penghubung ke jalan umum. Atas unit masa berlaku HGB atau Hak Pakai lahan
satuan rumah susun tersebut diberikan tanda berdirinya rumah susun berakhir, karena
buktihak berupa Sertipikat HM Sarusun seketika itu Hak kebendaan atas unit satuan
(SHM Sarusun) yang diterbitkan oleh BPN, rumah susun tidak lagi sesuai dengan
sebagai bukti hak kepemilikan benda berupa sifatnya, yaitu bersifat mutlak dan tidak lagi
unit satuan rumah susun. memberikan kekuasaan serta tidak dapat
SHM Sarusun merupakan lembaga dipertahankan oleh pemiliknya seperti yang
pemilikan baru sebagai suatu hak kebendaan telah dikemukakan di atas. Hal ini terjadi
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 3

akibat UU Rusun menganut asas pelekatan, hak bangunan yang terpisah dari rezim
dimana unit saatuan rumah susun dikaitkan hukum tanah yang diberlakukan, mesti
dengan kepemilikan bersama atas tanah dilepaskan dari rezim hukum bangunan, hal
tapak bawah yang memilik hak dengan tersebut menggunakan prinsip asas
jangka waaktu terbatas. pemisahan horizontal. Pemikiran ini dapat
Contoh kasus yang menarik perhatian dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu
terutama bagi pemilik satuan rumah susun dalam rangka merekonstruksi hukum yang
dan penyelenggara pembangunan rumah ada, dengan dengan cara melepas keterkaitan
susun adalah gugatan Nyonya Fifi Tanang, hukum kepemilikan bangunan gedung
pemilik satuan rumah susun yang juga dengan hukum kepemilikan tanah dengan
menjabat sebagai ketua PPRS Mangga Dua mekanisme pengaturan bangunan gedung,
Court (PPRS-MDC) kepada PT. Duta dimana dapat menerapkan asas pemisahan
Pertiwi Tbk, yang timbul setelah PPRS- horizontal sebagaimana yang diatur dalam
MDC mengurus perpanjangan masa berlaku undang-undang bangunan gedung; pada
HGB tempat berdirinya rumah susun pasal 12 yang mengatakan bahwa terhadap
tersebut. Besarnya biaya yang harus hak kepemilikan bangunan gedung dapat
dikeluarkan oleh PPRS dan rumitnya diberikan sertifikat kepemilikan bangunan
pengurusan karena ternyata SHM Sarusun gedung perwakilannya juga diadopsi oleh
berdiri diatas HGB yang berada dalam Hak pasal 47, 48, dan 29 Undang-Undang Rumah
Pengelolaan (HPL) atas nama Pemda DKI Susun Nomor 20 tahun 2011 yang
yang tidak pernah di informasikan oleh memberikan kemungkinan kepemilikan
pihak PT. Duta Pertiwi Tbk pada saat rumah SKBG terhadap rumah susun yang dibangun
susun tersebut ditawarkan sampai dengan di atas tanah milik negara. Hal ini dapat
berlangsungnya jual beli kepada para dilakukan dengan berpegang pada Peraturan
pemilik satuan rumah susun. hal ini telah Pemerintah tentang Penyelenggaraan
menjadi pemicu terjadinya sengketa hukum Perumahan dan Kawasan Permukiman
antara PPRSMDC dan PT. Duta Pertiwi Nomor 14 tahun 2016 yang juga menganut
Tbk.1 asas pemisahan horizontal yang
Akibat pertentangan antara hak memungkinkan terjadinya perbedaan
kebendaan atas unit satuan rumah susun kepemilikan antara tanah dan rumah. Lebih
dengan pembatasan masa berlaku HGB atau jauh lagi dijabarkan pada Pasal 15 tentang
Hak Pakai yang bertentangan menyebabkan pembebanan hak atas kepemilikan rumah
terjadinya ketidakpastian hukum terhadap sebagai jaminan utang menyebutkan:
hak kebendaan unit satuan rumah susun “Pemilikan rumah dapat dijadikan jaminan
sehingga adanya perlindungan hukum hutang, khusus untuk rumah yang dibangun
terhadap pemilik unit satuan rumah susun di atas tanah milik orang lain dapat
yang berada diatas tanah HGB atau Hak dibebankan dengan fidusia. Sebagaimana
Pakai yang telah berakhir masa berlakunya. diatur dalam Undang-undang Nomor: 42
Sebagaimana Martin roestamy Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
sebutkan2 bahwa untuk menghindari (UUJF).
dominasi hukum tanah terhadap Maka hendaknya pengaturan hukum itu
pembangunan, maka dalam penelitiannya tidak diskriminatif agar pemilik apartemen
dikatakan bahwa untuk penyediaan properti atau rumah susun dapat juga dilindungi hak-
bagi asing, dikehendaki adanya pemberian hak kepemilikannya, dengan cara melakukan
unifikasi peraturan hukum dan membedakan
1
mana pembangunan agar dipisahkan dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol18735 hukum tanah, yaitu dengan penerapan
/saling-sikat-di-mangga-dua, diakses tanggal 24 peraturan hukum bangunan terhadap
Maret 2016, pukul 15.20 W.I.B kebendaan bangunan rumah, maka tidak ada
2
Martin Roestamy, Konsep Hukum Kepemilikan lagi pengaruh berakhirnya hak guna
Properti bagi Asing, Bandung: Penerbit Alumni, bangunan terhadap HM Sarusun
2009, hlm. 26
4 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

sebagaimana diuraikan pada berimplikasinya tapak bangunan rumah gedung walaupun


hukum benda pada kasus Kemayoran atau dilakukan pendaftaran secara terpisah
kasus di Harmoni, di mana BPN tidak dimana pendaftaran bangunan dipisahkan
mengeluarkan hak guna bangunan dan hak dari tanah, dan dilakukan secara tersendiri,
tanggungan terhadap pinjaman yang karena hak kepemilikan tanah tidak harus
diangkat oleh nasabah, padahal lahirnya hak dikaitkan dengan nilai pembelian
guna bangunan adalah berasal dari adanya profesional, tetapi dapat juga pernyataan
hak kepemilikan bangunan, yang hingga saat secara proporsional memiliki kesamaan
ini menjadi persengketaan antara developer dengan penambahan jangka waktu; maka
dengan penghuni. Penghuni rumah susun dapat dikatakan bahwasa HGB itu jika
seperti pada kasus Kedoya dan Harmoni misalnya 50 tahun hingga 100 tahun, dengan
serta kasus Taman Rasuna, dimana demikian berakhir jangka waktu sesuai usia
apartemen yang akan berakhir masa orang itu, semakin panjang jangka waktu itu,
HGBnya terjadi saling melempar tanggung akan memberikan dampak positif bagi
jawab, lalu status kepemilikan bangunan ini kepastian hukum tanah di Indonesia. Sebagai
apa namanya, apakah hak guna bangunan konsekuensinya, saat kepastian hukum tanah
diperpanjang oleh developer atau oleh diberlakukan secara proporsional, maka
pemilik unit? akan semakin kompetitif dibandingkan
Usia rumah susun khususnya di Jakarta dengan negara lain.
saat ini rata-rata sudah mencapai mendekati Berdasarkan uraian tersebut diatas
30 tahun, dan yang menjadi persoalan bagi penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih
profesi notaris perbankan, debitur lanjut apa yang menjadi penyebab
perbankan, serta para developer dalam pelemahan hak kebendaan atas unit satuan
melakukan backup hukum bangunan, rumah susun yang berdiri diatas tanah HGB
hendaknya diperhatikan faktor-faktor yang atau Hak Pakai yang masa berlakunya
berhubungan dengan kepastian hak berakhir. Adapun judul penelitiannya ini
kepemilikan dan pembuatan sertifikat adalah “Paradigma Hak Kebendaan atas
pembangunan gedung; karena hal tersebut Kepemilikan HM Sarusun yang Dibangun
merupakan salah satu indikator yang sangat diatas Tanah Hak Guna Bangunan”. Dari
menentukan dalam kepemilikan; misalnya judul tersebut terdapat beberapa rumusan
Dinas Perumahan sebagai pembuat izin masalah yang hendak penulis kaji dan
bangunan untuk pengguna gedung melihat jabarkan lebih lanjut, yaitu: Mengapa
ada-tidaknya kemungkinan-kemungkinan konstruksi hukum atas hak kebendaan dari
pengembangan fungsi, lalu kemana fungsi HM Sarusun yang dibangun di atas hak guna
BPN? bangunan, melekat dengan Hak-Hak
Kenyataannya sistem pertanahan di kebendaan pada hak bangunan sebagai tanah
Indonesia sangatlah lemah, mereka pihak bersama? dan bagaimana rekonstruksi hak
asing menghendaki perpanjangan jangka kebendaan atas HM Sarusun yang dibangun
waktu HGB setidak-tidaknya menjadi 75 di atas hak guna bangunan atau hak pakai
tahun jika dibandingkan dengan negara yang mencerminkan keadilan dan kepastian
Singapura, Malaysia, Thailand, atau China hukum?
sekalipun; maka dapat diketahui persaingan
jangka waktu Hak Guna Bangunan ini B. PELEKATAN HAK KEBENDAAN
memang sangat jauh dari harapan. Oleh DARI UNIT SARUSUN YANG
karena itu, salah satu cara untuk mencegah DIBANGUN DI ATAS HGB
terjadinya ketertinggalan, diperlukan
perbaikan dan pembaharuan sistem hukum 1. Asas pelekatan Vertikal
Perumahan, dengan memberikan kepastian Dalam hukum benda terdapat asas
hukum bagi unit rumah susun; yaitu pelekatan yang memiliki perbedaan secara
memperpanjang hak guna bangunan sebagai fundamental dengan asas pemisahan
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 5

horizontal. Sebelum membahas mengenai kesemuanya itu ialah bagian dari pada
konsep asas pelekatan pada sistem hukum kebendaan tadi.”5
benda, terlebih dahulu akan dibahas terlebih Sehingga berdasarkan rumusan pasal
dahulu mengenai konsep pelekatan dalam tersebut hubungan antara benda pokok dan
pengertian ketata-bahasaan. Pelekatan pelengkap, harus dipandang sebagai bagian
berasal dari kata dasar lekat, yang menurut yang tidak terpisahkan dari benda
Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti pokoknya.6
sesuatu yang menempel benar-benar (hingga Asas pelekatan di dalam KUH Perdata,
tidak mudah dilepaskan).3 Imbuhan pe – an terbagi menjadi dua yakni asas pelekatan
dalam kata lekat, membentuk pengertian secara mendatar (horizontal) dan asas
sesuatu yang membuat melekat. Dalam pelekatansecara tegak lurus (vertical). Asas
konsep hukum benda, konsep pelekatan pelekatan horizontal, melekatkan benda
diletakkan dalam fungsinya sebagai salah sebagai bagian tidak terpisahkan dari benda
satu asas hukum di dalam hukum benda. pokoknya seperti halnya balkoon dengan
Sebagaimana diungkapkan oleh Mariam rumah induknya sebagaimana dinyatakan
Darus Badrulzaman, yang menyebutkan pada Pasal 588 KUH Perdata.7 Sedangkan
terdapat beberapa asas umum dalam KUH asas pelekatan vertikal terkait antara
Perdata, yakni asas tertutup, asas absolut, hubungan tanah dengan benda (bangunan
asas dapat diserahkan, asas mengikuti, asas atau tanah) yang ada di atasnya maupun di
publisitas, asas individual, asas totalitas, asas dalamnya. Asas pelekatan vertikal ini
pelekatan(asesi) dan asas besiit merupakan merupakan konsep hukum yang diambil dari
titel sempurna. Lebih lanjut dijelaskan Hukum Romawi, dengan asas hukumnya
bahwa yang dimaksuddengan asas pelekatan superficies cedit solo, yang menurut M.J.A
memiliki pengertian sebagai asas yang van Mourik memiliki arti: “The one, who
melekatkan benda pelengkap pada benda owns the ground, owns also the buildings on
pokoknya.4 that ground. You can’t own floor of a
Asas pelekatan ini banyak digunakan building” (pemilik sebidang tanah juga
dalam berbagai sistem hukum di banyak menjadi pemilik atas bangunan di atasnya.
negara di dunia, salah satunya ialah Anda tidak dapat memiliki lantai dari sebuah
Malaysia dan Singapura. bangunan).8
Asas pelekatan dalam sistem hukum Konsekuensi hukum dari asas pelekatan
benda di Indonesia memilikii fungsi vertikal bahwa benda yang ada di atas suatu
pengaturan yang terkait dengan hubungan bidang tanah dianggap merupakan satu
antara benda pokok dengan benda yang kesatuan dengan tanah. Oleh karenanya, hak
melekat dibenda tersebut (benda pelengkap). atas tanah dengan sendirinnya meliputi juga
Hubungan hukum diantara benda pokok dan kepemilikan bangunan dan tanaman yang
benda pelengkap bisa dilihat dalam rumusan ada di atas tanah yang dihaki tersebut.9
Pasal 500 KUH Perdata, sebagai berikut: Sebagaimana dinyatakan pada Pasal 571
“Segala apa yang karena hukum pelekatan KUH Perdata yang menyebutkan bahwa:
termasuk dalaam sesuatu kebendaan,
sepertipun segala hasil dari kebendaan 5
A S Hutagalung and M Gunawan, Kewenangan
tersebut, baik hasil karena alam, maupun Pemerintah Di Bidang Pertanahan (Rajawali Pers,
hasil karena pekerjaan oranng selama yang 2008)
akhir ini melekat pada tanahnya, <https://books.google.co.id/books?id=SZUOAQAA
MAAJ>; Lev, Priyono and Lembaga Penelitian.
6
R. Subekti dan Tjitrosudibio dalam Djuhaendah
Hasan, Lembaga Jaminan…, Op. Cit., hlm.70.
7
Mariam Darus Badrulzaman dalam Djuhaendah
Hasan, Op. Cit., hlm.71.
3 8
WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Komar Andasasmita, Hukum Apartemen (Rumah
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999 hlm. 682. Susun), Ikatan Notaris Indonesia Komisariat Daerah
4
Mariam Darus Badrulzaman dalam Djuhaendah Jawa Barat, 1986, hlm.1.
Hasan, Op. Cit., hlm. 62. 9
Boedi Harsono, Op. Cit., hlm. 17-18.
6 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

“Hak milik atas sebidang tanah mengandung distrukturkan secara fungsional, baik dalam
arti di dalamnya kepemilikan segala apa arah horizontal maupun vertikal dan
yang ada, dibangun, tertanam dan berada di merupakan satuan-satuan yang masinng-
atas dan di dalam tanah”. masing dapat dimiliki dan digunakan dengan
Sehingga dari rumusan pasal tersebut terpisah, khususnya untuk tempat hunian
secara implisit terdapat adanya asas sifat yang dilengkapi dengan bagian bersama,
mengikuti, dalam hal ini sifat mengikuti benda bersama, serta tanah bersama.
tanah, lebih luas lagi adalah sifat mengikuti selanjutnya pada Pasal 46 dijelaskan juga
kedudukan yuridis tanah. Yang memiliki Hak kepemilikan atas sarusun merupakan
pengertian, segala barang yang melekat pada hak miilik atas sarusun yang bersifat
tanah mengikuti kedudukan yuridis tanah perseorangan dan terpisah dengan hak
tersebut.10 Dalam KUH Perdata Baru bersama atas bagian-bagian bersama, benda
Belanda (NNBW), dinyatakan bahwa bersama, serta tanah bersama.
pemilikan tanah mencakup antara lain Dalam UUBG sebagaimana diterangkan
permukaan tanah, segala sesuatu yang pada Pasal 1 butir (1) disebutkan:
berada di bawah lapisan bumi, air di dalam “Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
tanah yang berasal dari mata air atau berasal pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
dari permukaan melalui pompa, air yang tempat kedudukannya, separuh atau
berada di atas tanah dan tidak berhubungan seluruhnya yang berada di atas maupun di
secara terbuka dengan pekarangan orang dalam tanah dst “Statement dari pasal ini
lain, bangunan dan pekerjaan yang melekat sangat jelas bahwa UUBG menganut asas
pada tanah yang menyatu secara langsung pelekatan yang tidak ingin memisahkan
sejauh tidak ada unsur benda tidak bergerak antara gedung dengan tanah tempat
lainnya, dan tanaman yang melekat.11 kedudukannya”. Walaupun pada Pasal 12
Luasnya cakupan kepemilikan tanah ayat (1) PPBG menyebutkan: “Status
berdasarkan asas pelekatan vertikal, pada kepemilikan bangunan gedung dibuktikan
dasarnya meliputi keseluruhan kepemilikan dengan surat bukti kepemilikan bangunan
atas tanah dan segala sesuatu yang berada di gedung yang dikeluarkan oleh pemerintah
atas tanah serta segala sesuatu yang berada daerah....dst”. Dengan mana UUBG juga
di dalam tanah terkecuali dikecualikan oleh menganut dualisme asa yaitu asa pelekatan
undang-undang.12 Lebih lanjut menurut vertikal dan asas pemisahan antara gedung
Boedi Harsono asas pelekatan vertikal ini dengan tanah sebagai tanda bahwa PPBG
dapat pula dikecualikan dengan kesepakatan dan UUBG tersebut menganut paham yang
pihak satu dengan pihak lainnya, seperti dianut di dalam asas pemisahan horizontal.
dengan pihak yang membangun atau Dalam praktik hukum perdata terutama
menanamnya (Pasal 500 dan 571 KUH dalam hukum perjanjian dan hukum
Perdata).13 tanggungan sebagaimana juga yang dianut di
a. Asas Pelekatan pada Undang-Undang dalam UUHT, maka asas pelekatan masih
RUSUN No. 20 Tahun 2011 merupakan fenomena yang tidak bisa
Berdasarkan Pasal 1 Dalam Undang- dipisah-pisahkan dalam kegiatan transaksi
Undang Rusun No 20 Th 2011 yang hukum khususnya masyarakat perkotaan
dimaksud dengan Rusun merupakn dalam setiap pengalihan, pembebanan
bangunan ataupun gedung bertingkat yang terhadap tanah yaang tetap dikaitkan dengan
dibangun dalam suatu lingkungan yang sesuatu yang melekat, dibangun, berada atau
terbagi dalam bagian-bagian yang tertanam di atasnya. Hal tersebut sangat jelas
terlihat dari ketentuan Pasal 4 ayat (4)
10
Mariam Darus Badrulzaman dalam Djuhaendah UUHT yang menegaskan bahwa obyek dari
Hasan, Op. Cit., hlm. 73. hak tanggungan adalah: “tanah berserta
11
12
Ibid., hlm. 74. benda-benda yang melekat di atasnya”.
Ibid., hlm.
13
Boedi Harsono, Op. Cit., hlm.18.
Pemikiran tentang kepemilikan haak atas
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 7

tanah meliputi segala sesuatu yang berada HGB tanah tersebut secara otomatis
di atasnya tersebut menegaskan keberlakuan hilang karena telah dikuasai negara. Hal
asas pelekatan dalam masyarakat dalam tersebut tercantum dalam Pasal 35 PP
perspektif hubungan di antara tanah dengan 40 thn 1996 tentang Hak Guna Usaha,
benda-benda yang berada di atasnya. Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah, tertulis bahwa HGB dapat
b. Implikasi Penerapan Asas Pelekatan dihapus bila berakhirnya masa waktu
Kata implikasi memiliki persamaan kata sebagaimana dijelaskan didalam
yang cukup beragam, diantaranya adalah keputusan pemberian atau perpanjangan
keterkaitan, keterlibatan, efek, sangkutan, atau dalam perjanjian pemberiannya.
asosiasi, maksud, akibat, sugesti, siratan, dan Selain itu, hal terkait juga ada pada
konotasi. Persamaan kosakata implikasi Pasal 37 PP 40 thn 1996.
tersebut umum digunakan pada percakapan 2) HM Sarusun (HM SARUSUN) tidak
sehari-hari. Hal ini lebih umum atau cocok dapat diterima sebagai jaminan di bank,
digunakan dalam kontekss percakapan karena bank akan melihat jangka waktu
bahasa ilmiaah dan penelitian. HGB dengan jangka waktu fasilitas
Terkait dengan kajian ini, implikasi dari kredit yang akan dijamin oleh HM
penggunaan asas pelekatan akan membahas SARUSUN tersebut;
mengenai efek serta akhibat ataupun 3) Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
keterkaitannya dengan persoalan yang tidak akan berani membuat akte jual beli
timbul dari penerapan asas tersebut. atas HM SARUSUN yang telah
Adapun persoalan yang berhasil di berakhir atau akan berakhir karena akan
identifikasi dari efek dan akhibat penerapan terhambat dalam proses balik nama.
asas pelekatan adalah terjadinya pelemahan Apalagi sebelum melaksanakan jual beli
HM Sarusun (HM SARUSUN) yang berdiri PPAT yang bersangkutan harus terlebih
di atas Hak Guna Bangunan (HGB) karena dahulu melakukan pengecekan sertifikat
pembatasan jangka waktu terhadap HGB HM SARUSUN dikantor Pertanahan
yang pada akhirnya akan menimbulkan darimana sertifikat tersebut diterbitkan;
beberapa kerancuan hukum seperti halnya 4) Disaat pemilik HM SARUSUN
pengakuan status kepemilikan sarusun akan meninggal dan masa waktu HGB
melemah manakala masa berlaku HGB berakhir maka status kepemilikan tidak
tempat berdirinya bangunan gedung unit dapat dipindahtangankan pada ahli
sarusun berakhir, bahkan telah mulai waris meskipun persuratan mengenai
melemah saat HGB tersebut akan berakhir. bukti ahli waris telah lengkap.
Padahal HMRS adalah bukti hak milik Dari problematika sebagai implikasi
kebendaan atas Unit satuan Rumah Susun. penerapan asas pelekatan di atas, adanya
Pelemahan Hak Milik tersebut pada kasus persengketaan antara masyarakat
akhirnya mengakhibatkan beberapa penghuni rusundengan pengembang disaat
persoalan bagi pemilik hak seperti: masa waktu HGB berakhir menjadi masalah
1) Rumah susun (rusun) dengan utama karena banyak terjadi di Indonesia
kepemilikan Hak Guna Bangunan sebagai contoh sengketa antara Persatuan
(HGB) berdasarkan UU 5/Th 1960 Penghuni rusun Mangga Dua Court dengan
mengenai Peraturan Dasar Poko-Pokok PT Duta Pertiwi Tbk dengan kasus status
Agraria, masa waktu maksimal HGB tanah atau lahan tempat berdirinya
ialah 30 tahun dan bisa diperpanjang Apartemen Mangga Dua Court. Hingga
dengan maksimal 20 tahun. Kewajiban kasus ini sampai ke proses perdata, pidana,
perpanjangan tersebut berlaku meski dan bahkan tata usaha negara.
sudah memiliki Sertifikat Hak Milik Beberapa kasus terjadi juga di beberapa
(SHM). Akibatnya dari tidak bank antara lain bank mandiri14 dan
diperpanjangnya HGB yang telah habis
masanya, maka hak-hak pemegang 14
Misalnya kasus tuan ED, PT EP, dimana mereka
ingin menyerahkan HM Sarusun miliknya sebagai
8 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

beberapa kasus di Medan telah Merwe mengatakan sengketa yang terjadi


mengesankan bahwa sikap kantor antara penghuni dengan pengelola memang
pertanahan terhadap Hak Kebendaan yang idealnya bisa diselesaikan diluar
ada dari HM SARUSUN jelas sangat pengadilan. Pertimbangannya, mekanisme
posesif terhadap tanah, malahan menurut non pengadilan tidak akan menghabiskan
mereka jika pengembang atau perhimpunan banyak biaya. Contoh lain di Afrika
penghuni Rumah susun tidak segera Selatann, sengketa seperti ini diselesaikan
memperpanjang maka HM SARUSUN akan melalui mekanisme tribunal yang
hilang jika terjadi Gempa atau bangunan beranggotakan orang-orang yang ahli di
dirobohkan15. bidang kondominium. Selanjutnya tribunal
Keadaan ini menunjukan kelemahan akan menghasilkan banyak rekomendasi
para pemilik HM Sarusun dalam perspektif yang bersifat mengikat untuk pihak sedang
hukum terjadi ketidak pastian hukum dan yang bersengketa. Namun jika
diabaikannya prinsip keadilan dan permasalahannya terkait perbuatan pidana,
tanggungjawab pemerintah atau developer maka memang seharusnya dilaporkan ke
jika berakhirnya HGB dimaksud, siapakah polisi17.
yang akan bertanggung jawab atas
perpanjangan dan menanggung biaya16 c. Akibat Hukum Penerapan Asas
apakah developer atau PPRS, ini terjadi Perlekatan Vertikal terhadap
karena sering kali konsumen atau buyer Kepemilikan Hak Atas Tanah
pada saat membeli unit rumah susun tidak Berdasarkan Undang-Undang Nomor
pernah dibicarakan atau tidak pernah 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok
diinformasikan mengenai status hak-hak Agraria
yang ada dibawah rumah susun ataupun di Lahirnya UU No. 5 Thn 1960 mengenai
atas tanah. Pokok-Pokok Agraria memberikan dampak
Di beberapa negara sepertihalnya timbulnya perubahan-perubahan pada
Singapura dan Australia sengketa biasanya hukum pertanahan di dalam Indonesia.
diselesaikan dengan mekanisme internal UUPA sebagai perwujudan unifikasi hukum
terlebih dahulu seperti di Australia ada pertanahan menyerap hukum adat
lembaga Strata Council yang menjadi forum pertanahan yang ada di Indonesia dan
penyelesaian sengketa. Seorang Guru Besar diakomodir dalam pasal-pasal pada UUPA
Fakultas Hukum Stellenbosch University, tersebut, salah satu perubahan yang terjadi
Afrika Selatan, Prof Cornelius Van Der dalam hukum pertanahan di Indonesia
adalah asas yang berkaitan dengan
jaminan bank untuk permohonan kredit modal kerja
kepemilikan hak-hak atas tanaah melalui
dan kredit konsumen, kegiatan pemasangan hak pendaftaran tanah, yaitu asas perlekatan
tanggungan terkendala di kantor pertanahan Kota vertikal dan asas pemisahan horizontal.
Administratif Jakarta Pusat telah tejadi penolakan Asas perlekatan vertikal yang dianut
oleh BPN pada waktu pengecekan status dalam BW Buku II sebagai bagian dari
keasliaslian maupun sitaan ataupun beban diatas
HM SARUSUN tersebut, disebabkan karena jangka
hukum pertanahan yang sebelum lahirnya
waktu sertifikat tinggal 1 tahun lagi, jika dikaitkan UUPA, sementara itu asas pemisahan
dengan jangka kredit, BPN mengatakan Hak-Hak horizontal merupakan asas yang dianut
tanggungan tidak bisa dibeban dengan alasan HM dalam UUPA berkaitan dengan pemilikan
SARUSUN itempelkan pada HGB tanah bersama, hak atas tanah. Asas perlekatan vertikal
keadan ini sangat merugikan pemilik karena
kehilangan kesempatan untuk mendapat pinjaman
sebagai mana diketahui sebelumnya
dari fasilitas bank Kasus ini terjadi di komersial merupakan asas yang menganggap bahwa
ceter bisnis bank mandiri di jakarta pada tahun 2004 sertifikat hak atas tanah merupakan alat
dan 2005
15 17
ibid http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ea1346
16
Para praktisi berpendapat, dibayar oleh penghuni 41b8b9/sengketa-di-rusun-jangan-langsung-ke-
dalam forum penghuni pengadilan
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 9

bukti yangsah atas tanah dan segala yang PPAT untuk memisahkan pertanggungan
berdiri di atasnya. Asas pemisahan hak atas tanah dalam Akta Permasangan Hak
horizontal adalah asas yang dianut dalam Tanggungan (APHT) dengan bangunan yang
UUPA yang memandang bahwa sertifikat berdiri di atasnya. Hal tersbut sesuai dengan
hak atas tanah merupakan bukti kepemilikan penjelasan Pasal 6 Undang-Undang Nomor
hak atas tanah tetapi tidak termasuk segala 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
yang berdiri atau tertanam di atas tanah yaitu: “Hak untuk menjual obyek Hak
tersebut. Tanggungan atass kekuasaan sendiri
Asas perlekatan vertikal dan asas merupakan salah satu wujud dari kedudukan
pemisahan horizontal sangat berpengaruh diutamakan yng dipunyai oleh pemegang
dalam kaitannya dengan bukti kepemilikan Hak Tanggungan atau pemegang Hak
hak atas tanah. Bukti kepemilikan hak atas Tanggungan pertama dalam hal terdapat
tanah didapat melalui proses pendaftaran lebih dari satu pemegang Hak
tanah pada kantor pertanahan setempat. Tanggungaan. Hak tersebut didasarkan pada
Pada prakteknya, sertifikat hak atas janji yang diberikan oleh pemberi Hak
tanah yang dimiliki masyarakat di Indonesia Tanggungan bahwa apabila debitur cidera
sekarang ini, sekaligus menjadi bukti janji, pemegang HakTanggungan berhak
kepemilikan untuk segala yang ada atau untuk menjual obyek Hak Tanggungan
berdiri di atas tanah tersebut, kecuali pada dengan cara pelelangan umum tanpa perlu
kepemilikan atas rumah susun atau rumah persetujuan lagi dari pemberi Hak
strata title lain seperti apartemen yang mana Tanggungan dan selanjutnya mengambil
sertifikat kemepilikannya hanya meliputi pelunasan piutangnnya dari hasil penjualan
kepemilikan atas satuan unit rusun atau itu lebih dahulu daripada kreditur-kreditur
apartemennya saja, dan tidak termasuk bukti lain. Sementara sisa penjualan tetap harus
kepemilikan tanah tempat dimana rusun atau menjadi hak pemberi Hak Tanggungan.”18
apartemen itu didirikan, dengan demikian
ada dualisme hukum terkait alat buktinya. C. PARADIGMA HUKUM ATAS HAK
Sebagian sertifikat kepemilikan hak atas KEBENDAAN DARI HM SARUSUN
tanah merupakan wujud dari asas perlekatan
vertikal dan sebagaian sertifikat sebagai Untuk menciptakan konsep yang
perwujudan dari asas pemisahan horizontal. merekonstruksi hak kebendaan atas HM
Proses pembuktian hukum atas bukti Sarusun ini, maka diperlukan sebuah
kepemilikan hak atas tanah menjadi penciptaan sistem rezim pendaftaran yang
beranekaragam. Seseorang yang memiliki akurat dan terpercaya. Terdapat beberapa
sertifikat hak atas tanah akan menganggap kriteria untuk menciptakan sebuah sistem
dirinya adalah pemilik atas segala benda pendaftaran yang demikian:
tidak bergerak yang berdiri di atasnya, oleh 1. Memberikan kejelasan terhadap
karena itu, peralihan hak atas tanah secara kelembagaan hak yang menjadi obyek
serta merta pula berikut segala sesuatu yang pendaftaran.
berdiri diatas tanah tersebut. Berbeda dengan 2. Kesesuaian dan keakuratan antara data
satuan unit rusun atau apartemen, maka fisik dari obyek benda dengan data
peralihan hak atas satuan unit rumah susun yuridisnya.
atau apartemen tersebut tidak serta merta 3. Kelembagaan yang tepat yang
beserta tanah dimana bangunan itu didirikan, ditugaskan untuk melaksanakan proses
karena tanahnya menjadi hak pengelolaan pendaftaran tersebut.
bersama. 4. Syarat-syarat administrasi yang ketat
Sertifikat hak tanah sebagai perwujudan untuk menjamin keakuratan dan data
asas perlekatan vertikal sebagaimana informasi awal mengenai obyek
dijelaskan di atas, namun pada beberapa kebendaan tersebut.
kondisi, untuk kepentingan seperti hak
tanggungan, debitur dapat meminta Notaris 18
Indonesia, Hutagalung and Indonesia.
10 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

Adapun keuntungan alternatif ini adalah Sekiranya pemberian SKBG


sebagai berikut: diberlakukan untuk setiap rumah susun baik
1. Sistem pendaftaran hak akan yang dibangun diatas tanah milik
memberikan perlindungan dan kepastian pemerintah, tanah wakaf maupun tanah
hukum bagi para pihak dalam dengan bukti hak lainnya maka akan
melakukan transaksi terhadap obyek memberikan kepastian hukum dan
benda tanah dan bukan tanah. perlindungan kepada hak-hak dari pemilik
2. Memberi kedudukan yang kuat dan unit satuan rumah susun karena berlakunya
pasti kepada pemilik bangunan atau asas pemisahan horisontal.
rumah dan kepada pemilik tanah Jika SHM Sarusun menjadi objek hak
3. Pemilik bebas menggunakan hak tanggungan sebagaimana dikemukakan
kebendaannya atas bangunan atau dalam penjelasan sebelumnya maka SKBG
rumah. adalah objek fidusia yang pendaftaranya
4. Pemilik satuan rumah susun tidak lebih murah dan sederhana yaitu dikantior
terbebani lagi biaya untuk perpanjangan pendaftaran fidusia di bandingkan dengan
masa berlaku HGB; pengikatan hak tanggungan di Kanor Badan
5. Rumah susun menjadi lebih terjangkau Pertanahan.
bagi kalangan rakyat menengah di Inggris dan Australia kelembagaan
kebawah karena tidak harus memiliki hak atas tanah dan bangunan (proprietary
tanah diatas bangunan atau rumah. rights), dibagi ke dalam dua tipe, yakni
Pada kajian ini, konsep rekonstruksi hak Estate in land dan Interest in land. Konsep
kebendaan atas HM Sarusun yang dibangun estate in land ini kemudian terbagi lagi ke
diatas HGB merupakan pengembangan dari dalam beberapa jenis yakni fee simple atau
konsep pembentukan Sertipikat Kepemilikan freehold, leasehold, fee tail dan the life
Bangunan Gedung (SKGB) yang saat ini interest.19
sudah digunakan dalam dalam sistem hukum Berbeda dengan kelembagaan hak
rumah susun, akan tetapi masih terbatas kepemilikan bangunan gedung baik UUBG
pada rumah susun yang dibangun diatas maupun peraturan pelaksanaannya, tidak
tanah pemerintah (baik instansi pusat membagi hak kepemilikan bangunan
maupun daerah) dan tanah wakaf. gedung. Tidak dibaginya kelembagaan hak
Pembatasan terhadap penerbitan SKBG kepemilikan bangunan gedung,
yang ada saat ini antara lain: menimbulkan berbagai hambatan di dalam
1. SKBG hanya diberikan kepada pemilik membuat suatu hubungan hukum terkait
rusun khusus atau rusun umum yang antara tanah dan bangunan gedung.
berada di tanah status sewa atas tanah Hambatan tersebut terutama terdapat pada
milik negara atau tanah wakaf. karakteristik dari konstruksi bangunan yang
2. SKBG tidak akan diberikan kepada saling menunjang, bertingkat-tingkat dan
pemilik bangunan rusun yang telah saling melekat. Konstruksi bangunan gedung
memiliki sertipikat hak milik atas satuan yang demikian, menyebabkan konsekuensi
rusun. hukum terhadap konsep kepemilikan bagian-
3. SKBG tidak diberikan kepada pemilik bagian dari bangunan gedung tersebut.
rumah susun yang berdiri diatas tanah Terdapat bagian-bagian yang digunakan
dengan status Hak milik, HGB, Hak bersama dan adapula bagian-bagian yang
pakai, karena dengan status hak atas sifatnya pribadi. Untuk memecahkan
tanah tersebut maka yang diterbitkan persoalan kepemilikan terkait dengan
adalah bukti pemilikan satuan rusun persoalan tersebut di atas, sebenarnya
berikut tanah bersamanya yang bangunan gedung dapat tunduk pada
terkandung dalam NPP yaitu SHM
Sarusun. 19
Martin Dixon, Modern Land Law, Cavendish
Publishing Ltd, Sydney – London, 2005, hlm. 29
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 11

ketentuan mengenai UURS atau setidaknya kelembagaan hak kebendaan atas tanah dan
UURS tersebut dapat dijadikan rujukan benda di atasnya di beberapa negara.20
dalam melakukan proses pengaturan antara Pembedaan antara ketiga kelembagaan
kepemilikan bagian pribadi dan bagian- hak tersebut, didasarkan pada jangka waktu
bersama yang terdapat di dalam suatu subyek hukum dapat memiliki/menguasai
bangunan gedung. hak atas tanah tersebut. Fee Simple
Pada dasarnya setiap klasifikasi misalnya, tidak dibatasi kepemilikannya
kelembagaan hak kebendaan didasarkan sehingga dalam konteks hukum Indonesia
pada karakteristik khusus dari kepentingan ekuivalen dengan hak milik sedangkan lease
hukum dari subyek hukum dan atau hold terbatas hanya pada waktu-waktu yang
berdasarkan karakteristik khusus dari obyek sudah diperjanjikan. Berbeda dengan fee
benda tersebut. Sebagai contoh, dalam rezim tail, kualifikasi subyek kepemilikannya
hukum mengenai Hak Kekayaan Intelektual dibatasi dengan cara membatasi pewaris dari
(HAKI) yang membagi HAKI kedalam tanah dan bangunan tersebut hanya kepada
beberapa kelembagaan hak diantaranya keturunan langsung dari orang yang
adalah hak cipta, desain industri dan lain- memiliki. Berbeda dengan the life interest
lain. Pembagian HAKI yang demikian di yang haknya tidak dapat diwariskan, hanya
dasarkan pendekatan kekhususan dari dapat dikuasai oleh orang tersebut selama
masing-masing obyek bendanya bukan atau hidupnya saja dan tidak dapat diteruskan ke
tidak terletak pada pendekatan pembagian pewarisnya. Sedangkan interest in land
kepentingan hukum dari subyek hukumnya. dalam pengertian hukum di Indonesia bukan
Hal ini berbeda dengan pembagian hak merupakan hak kebendaan namun
kebendaan yang dianut dalam rezim UUPA, merupakan hak perorangan yang timbul dari
dimana pembagian ini didasarkan pada perjanjian penggunaan tanah antara pemilik
kepentingan hukum dari subyek. tanah dengan pihak lain untuk menikmati
Seperti kualifikasi subyek hukum yang tanah dan bangunan tersebut.
dapat memiliki suatu kelembagan hak Di Jepang pembagian dengan jangka
tertentu misalkan di dalam Hak Milik, badan waktu tidak dikenal. Semua tanah berstatus
hukum untuk memiliki tanah atas dasar hak Hak Milik.21
ini. Kemudian berdasarkan lama waktu Berdasarkan uraian tersebut di atas,
subyek hukum dapat memegang suatu hak, dapat disimpulkan bahwa dalam
dalam HGB dibatasi waktunya yang memunculkan atau membagi suatu
menurut UUPA maksimal 30 tahun sampai kelembagaan hak kebendaan dapat
dengan 90 tahun. Namun demikian, selain dilakukan dua pendekatan, yakni pendekatan
hal tersebut UUPA juga menganut kepentingan subyek hukum dan pendekatan
pendekatan obyek benda, ketika membagi berdasarkan obyek bendanya. Untuk
kelembagaan hak atas tanah dengan melakukan pembagian kelembagaan hak
menyebutkan HGU, HGB dan Hak Pakai. kebendaan bangunan gedung, mencakup
Kemunculan, kelembagaan hak ini keseluruhan dimensi yang sangat luas yang
didasarkan pada aspek pendekatan fungsi memerlukan pemetaan lebih lanjut terhadap
dimana HGU difungsikan untuk aktivitas karakteristik dari bangunan gedung baik dari
usaha pertanian dan peternakan sedangkan aspek sosial, budaya, hukum dan ekonomi.
HGB difungsikan untuk bangunan dan Hak Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian
Pakai terdapat ketidakjelasan fungsi apa terhadap kelembagaan hak kebendaan, maka
yang dapat masuk dalam Hak Pakai,
sehingga pembagian yang terdapat di UUPA 20
Penggabungan tanah dan bangunan menjadi satu
menjadi cenderung rumit dan tidak efisien. obyek kepemilikan yang tidak terpisahkan,
Berbeda dengan pendekatan pembagian disebabkan banyak negara di dunia menganut asas
pelekatan. Di Inggris, Australia dan Amerika
konsep kepemilikan tanah dan benda di atasnya
yang melekat membentuk sebuah konsep yang
disebut dengan Real Property.
21
Martin Roestamy, loc cit.
12 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

penelitian ini menitik beratkan serta bersifat mandiri yang ingin penulis dalami
memberikan fokus untuk mencari titik taut dalam tulisan ini, untuk dapat memiliki sifat
model hubungan hukum yang tercipta antara publisitas, dapat pula menjunjung hak-hak
pemilik tanah, pemilik bangunan gedung kebendaan, droit de suite (hak kebendaan
atau rumah yang selanjutnya disebut juga yang mengikuti, termasuk kenikmatan dan
“bangunan” dan pengguna bangunan kewenangan terhadap benda), droit de
gedung. preference (hak didahulukan dalam sistem
1. Paradigma Hak Kebendaan dengan hukum jaminan), dan droit de levering
Pengembangan Hukum Bangunan (sebagaimana Roestamy, yang dapat
dan Hukum Jaminan dialihkan dalam bentuk peralihan benda
Hukum Bangunan pertama kali digagas dalam sistem hukum keperdataan dalam
oleh Djuhaendah Hasan dalam disertasinya ruang lingkup benoemde verbintenis
Lembaga Jaminan22 yang kemudian sebagaimana diatur dalam KUHPerdata,
dikembangkan oleh Martin Roestamy menjadi objek peralihan, apakah itu jual beli,
dengan mengembangkan konsep hukum hibah, tukar menukar, inbreng, maupun
bangunan.23 Djuhaendah Hasan bermaksud warisan). Oleh karena sifat publisitas
mengembangkan hukum benda di atas tanah berkaitan erat dengan sistem pendaftaran
sebagai jaminan, dengan begitu ruang kebendaan, sebagaimana pendaftaran tanah,
lingkup jaminan baik hak tanggungan dan maka pendaftaran benda akan masuk dalam
fidusia, dimaksudkan ke depan benda-benda rezim pendaftaran hak.24
di atas tanah memiliki perspektif hukum Kedua pikiran di atas akan
kebendaan dalam hal penjaminan hutang dikembangkan dalam penelitian pada
pada bank. Sedangkan Roestamy langsung disertasi yang penulis akan buat dimana
kepada mekanisme sistem hukum benda, pendaftaran hak kebendaan berupa HM
dengan sifatnya yang rigid, berbekal dari Sarusun hendaklah dipisahkan dari
amanah pasal 12 Undang-undang Bangunan pendaftaran atas tanah yang dilakukan oleh
Gedung Nomor 28 tahun 2002, yang instansi yang dibentuk oleh pemerintah,
menyebutkan bahwa ada peluang untuk dapat saja instansi tersebut pada tatanan
mewujudkan bangunan sebagai benda yang otonomi daerah di Kabupaten/Kota,
berdiri sendiri yang terlepas dari tanah, sehingga dapat menjangkau tidak saja
karena selama ini telah diikat oleh undang- terhadap rumah susun menengah dan ke
undang 16 tahun 1985 tentang rumah susun atas, tetapi juga rumah susun kalangan
(UURS) yang lama serta KUHPerdata pasal bawah, atau termasuk di dalamnya rumah-
500, serta dikaitkan pasal 4 ayat 4 undang- rumah yang dibangun di atas hak milik adat
undang hak tanggungan (UUHT). Hukum yaitu dimana milik keluarga atau komunitas
Bangunan dimaksudkan ingin memberikan
kedudukan tersendiri sebagai benda yang 24
Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia
terlepas dari tanah sehingga terbebas dari (Perlindungan Hukum Kepada Kreditur Pemegang
rezim Hukum Tanah. Benda yang dimaksud Jaminan Fidusia Benda tidak Terdaftar), Bogor
UNIDA Press, 2009. Hlm 43. Untuk menciptakan
22
kepastian hukum tentang hak kebendaan, maka ke
D Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi depan Indonesia harus memiliki Pusat Pelayanan
Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah Pendaftaran Hukum Hak Kepemilikan di seluruh
Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Kabupaten/Kota. Agar setiap benda memiliki
Horisontal: Suatu Konsep Dalam Menyongsong identifikasi dan sifat publisitas maka pendaftaran hak
Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan (Citra Aditya kepemilikan atas semua benda yang ada menjadi
Bakti, 1996). keharusan. Dengan pendaftaran itu, tidak ada lagi
23
Martin Roestamy, Kepastian Hukum Atas benda yang tidak terdaftar, termasuk diantaranaya
Kepemilikan Rumah Dan Bangunan Gedung Oleh akan tetapi tidak terbatas pada benda-benda yang
Investor Asing Dikaitkan Dengan Asas Nasionalitas berkaitan dengan unit kios dan pasar-pasar tradisional
Dalam Sistem Huum Pertanahan Indonesia, yang yang dikelola oleh pemerintah agar rakyat memiliki
dipertahankan dalam sidang terbuka, pada tanggal 12 tanda bukti hak kemilikan dari tempat usahanya yang
September 2008 di Universitas Padjadjaran. selama ini masih sangat tidak akuntabel.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 13

hukum adat dimana masing-masing person di atas tanah adat seperti disebut di atas, atau
dapat membangun rumah sepanjang tersedia bangunan di atas tanah milik pemerintah
lahan tanah.25 sebagaimana SKBG yang diatur dalam pasal
Rezim Pendaftaran hak atas bangunan 48 undang-undang nomor 20 tahun 2011
dapat juga dikenal di Negara-negara yang untuk kepemilikan rumah bagi MBR. Dapat
menganut Sistem Hukum Anglo-saxon, juga sebagaimana praktik di masyarakat
seperti Inggris. Karena menurut sistem bahwa pendaftaran bangunan kios-kios
hukum Inggris, beberapa pendaftaran pembangunan pemerintah seperti proyek
tersebut memiliki tujuan praktis, Tanah abang, atau bangunan-bangunan milik
sebagaimana Martin Dixon pada Modern kerjasama, atau juga pada bangunan di atas
Land Law26 -citing tanah wakaf pengembangan bangunan serta
Pendaftaran hak milik unit Sarusun azas publisitas yang mengikutinya, adalah
terlepas dari tanah adalah sebagai konsepsi sebuah penemuan hukum dan pembaharuan
hukum bangunan yang terusannya menjadi hukum yang dikembangkan terus oleh para
hukum properti, dengan segala konskuensi peneliti-peneliti muda meneruskan penelitian
dan keterkaitan pengelolaan properti, para senior-seniornya.
pendaftaran, serta hak-hak yang 2. Paradigma Hak Kebendaan dengan
berhubungan dengan kebendaan yang Pengembangan Hak Guna Bangunan
menjadi jaminan seperti fidusia atau hukum Sebagai Tanah Bersama
jaminan lainnya. UU Rumah Susun dibuat dengan
Hukum jaminan yang dapat dipergunakan menganut sistem condominium. Hal ini
dari kepemilikan bangunan gedung atau terlihat jelas dalam Pasal 1 ayat (1), (4), (5)
perumahan yang terpisah dari tanah pada dan (6), dimana dinyatakan bahwa dalam
dasarnya perbankan dapat menggunakan rumah susun terdapat bagian bersama yang
fidusia, dimana asas publisitas dari tidak terpisahkan untuk pemakaian bersama
pendaftaran fidusia dapat dilakukan pada dalam kesatuan fungsi rumah susun,
kantor pendaftaran fidusia untuk kemudian terdapatnya benda bersama yang bukan
hak-hak jaminan atas fidusia dapat memiliki merupakan bagian dari rumah susun tetapi
titel eksekutorial dan kekuatan hukum dimiliki bersama untuk pemakaian bersama
sempurna yang tidak dapat dibanding dan dan terdapatnya tanah bersama dimana
dikasasi sehingga pengembangan pendaftaran bangunan rumah terletak. Juga dengan jelas
bangunan sebagai objek pendaftaran fidusia dapat kita lihat dalam Pasal 25 UU Rusun.
tidak dilaksanakan secara kasuistis oleh kantor- Dengan sistem condominium jelas sulitlah
kantor notaris yang mengerti hukum memisahkan bangunan rusun dengan
bangunan, akan tetapi berkembang menjadi tanahnya. Karena sebab itu rumah susun
domain umum, sehingga dapat bermanfaat termasuk kedalam jenis benda bukan tanah
bagi para pemilik bangunan, apakah bangunan yang bersifat tetap. Dan (sarana rumah
di atas hak milik tanah bersama yang susun) melekat pada setiap satuan rumah
merupakan tapak bangunan Rumah Susun susun, di sini berlaku asas accessie, sehingga
yang akan diulas dalam model pengembangan tidak ada satuan rumah susun tanpa hak atas
di bawah atau dapat juga bangunan-bangunan sarana bersama tersebut.27
Dalam perkembangan selanjutnya
25
Sebagaimana terjadi di Sumatera Barat Tanah condominium berarti sebagai suatu
Nagari, DIY Tanah Magersari, dan Sumatera Utara pemilikan sebuah bangunan yang terdiri atas
Tanah Grand Sultan yang di atasnya terdapat rumah
bagian-bagian yang masing - masing
yang terpisah dari tanah kepemilikannya, akan tetapi
sama sekali tidak terdaftar. Menurut penulis
bangunan-bangunan tersebut memiliki nilai 27
Muhyanto, “Analisa dan Evaluasi Hukum Tentang
ekonomis, tetapi sayangnya tidak dapat dijaminkan, Kedudukan Hukum dan Sertipikat Pemilikan Rumah
karena tidak memiliki alas hak yang kuat sehingga Susun”, Proyek Pusat Perencanaan Pembangunan
bank berkeberatan menerimanya sebagai jaminan. Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum
26
M Dixon, Modern Land Law (Taylor & Francis, Nasional Departemen Kehakiman Tahun
2013). 1993/1994, hlm. 22.
14 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

merupakan kesatuan yang bisa digunakan memanfaatkan satuan rusun, maka pemilik
dan dihuni serta terpisah, serta dimiliki dapat menjadi anggota perhimpunan. Dan
secara individual beserta bagian lain dari jika penyelenggara pembangunan dari rusun
bangunan itu dan tanah diatas mana terkait belum menjual seluruh satuan rusun,
bangunan itu berdiri yang karena fungsinya maka penyelenggara pembangunan tersebut
digunakan bersama- sama oleh pemilik bisa bertindak menjadi anggota
bagian yang dimiliki secara individual perhimpunan.
tersebut diatas.28 Pada kenyataannya, banyak rusun yang
Konsep dasar yang menjadi landasan masih dikelola langsung oleh PPRS yang
SHM Sarusun itu sendiri berpangkal pada notabene adalah juga pengembang, dan
teori-teori tentang pemilikan atas suatu seringkali akhirnya kepentingan
benda. Menurut hukum, suatu pengembang tidak sejalan dengan
benda/bangunan dapat dimiliki seseorang, kepentingan dari penghuni. Lalu jika sudah
dua orang atau bahkan lebih, yang dikenal ditetapkan dalam UU, mengapa hingga kini
dengan istilah pemilikan bersama.29 masih banyak penyelewengan.
Dalam Rumah Susun terdapat Badan PPRS dapat mendatangkan
perkumpulam para peghuni rumah susum keuntungan atau pendapatan untuk
(PPRS) yang anggotanya adalah para pengembang. Selaku PPRS sementara,
penghuni dari setiap unit satuan rumah susun pengembang memiliki hak dan bahkan wajib
dengan hak suara satu unit satian rumah untuk dapat mengelola rusun dengan
susun, PPRS ini adalah wadah para pemilik kebijakan yang dapat mereka tentukan atau
rumah susun atas kepemilikan tanah buat sendiri. Memang tidak semua penghuni
bersama. Setelah semua unit terjual maka berkeberatan dengan kebijakan saat ini,
HGB termpat berdirinya rumah susun akan asalkan ada kejelasan mengenai kebijakan
dibaliknama oleh nama PPRS dan pada saat tersebut. Sayangnya, kebijakan itu seringkali
masa berlaku HGB akan berakhir maka satu arah dan tanpa adanya komunikasi yang
ayang akan memperpanjang masa laku HGB baik dan benar. Dan di sinilah konflik
tersebut adalah PPRS. biasanya terjadi.
Yang bisa menjadi anggota dari PPRS Banyak penghuni yang kurang peduli
adalah subyek hukum selaku pemilik atau dengan adanya PPRS ini. Alasan dasarnya
yang memiliki, atau menyewa, atau mulai dari kurang atau tidak ada waktu
memakai, atau menyewa beli ataupun yang (sibuk kerja) sampai dari kurangnya
memanfaatkan satuan rusun terkait yang publikasi. Kebanyakan penghuni biasanya
berkedudukan sebagai penghuni. kurang paham pada pentingnya PPRS.
Pembentukan PPRS tersebut penting, karena Kepedulian itu ada jika ada kebijakan dari
memiliki wewenang dan tugas untuk PPRS yang tidak cocok.
mengelola dan memelihara lingkungan Benda yang dapat dimiliki dapat
rusun, dan menyusun peraturan mengenai berbentuk tanah maupun yang bukan tanah.
tata tertib bagi seluruh penghuni. Hak milik atas tanah telah ditetapkan dalam
Keanggotan perhimpunan penghuni UU No. 5 Thn 1960 Peraturan Dasar Pokok-
didasarkan pada realita penghuni, pokok Agraria (UUPA), walaupun UUPA
maksudnya yang bisa menjadi anggota belum mengatur secara rinci mengenai hak
perhimpunan penghuni ialah mereka yang milik tersebut sehingga UUPA
benar menghuni ataupun menempati satuan memerintahkan pengaturan lebih lanjut
rusun baik merupakan pemilikan langsung mengenai hak milik tersebut dalam suatu
maupun hubungan lainnya. Apabila pemilik Undang-undang tersendiri.30
rusun belum menghuni, menggunakan atau
30
Djuhaendah Hasan et.all., Laporan Tim Perumusan
Harmonisasi Hukum Kebendaan Menuju Hukum
28
Arie S. Hutagalung, loc. cit, hlm. 3. Kebendaan Nasional, Proyek Pusat Perencanaan
29
Arie S. Hutagalung, Ibid, hlm. 9. Pembangunan Hukum Nasional Badan Pembinaan
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 15

Seperti yang telah dikemukakan bank yang akan memberi kredit pembiayaan
sebelumnya, hak kebendaan adalah hak yang konstruksi untuk keperluan pembangunan
mutlak atas benda yang memberikan rumah susun.
kekuasaan secara langsung atas benda dan Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan
bisa dipertahankan dari siapapun. Hak adanya pembebanan hak tanggungan
kebendaan merupakan hak absolut yang terhadap HGB oleh developer
mengandung sifat yang memaksa dan setiap mengakibatkan pada keterikatan tanah
orang harus menghormatinya, hak bersama yang berasal dari HGB tersebut
kebendaan ini jangka waktunya tidak yang merupakan bagian bersama dari setiap
terbatas, mempunyai sifat droit de suite dan pemilik unit satuan rumah susun. Karena
memberi wewenang yang luas pada UU Rusun menganut asas pelekatan, maka
pemiliknya.31 Hak kebendaan tidak sama dalam proses jual beli unit satuan rumah
dengan hak perorangan, hak kebendaan susun, baik dilaksanakan secara tunai
memiliki ciri-ciri maupun sifat yang dapat maupun dengan fasilitas Kredit Pemilikan
dijaga terhadap pihak ketiga yaitu: Apartemen (KPA) harus diawali terlebih
a. Hak kebendaan adalah hak yang mutlak dahulu dengan penerbitan surat roya parsial
(absolut), yaitu bisa dipertahankan dari oleh bank karena setiap unit satuan rumah
siapapun. susun dikaitkan dengan kepemilikan
b. Hak kebendaan mengandung asas droit bersama terhadap tanah HGB yang terikat
de suite, artinya hak tersebut akan hak tanggungan.
mengikuti bendanya di manapun benda Pangkal kekisruhan hukum dari adanya
itu ada. asas pelekatan vertikal dalam pemberian
c. Sistem yang tua tingkatannya SHM Sarusun yang seharusnya
didahulukan dari yang muda, dalam hal menggunakan asas pemisahan horizontal.
ini diartikan mana yang lebih dulu Dalam konsep penerapan asas pemisahan
terjadi mempunyai tingkatan yang lebih horizontal dikemukakannya agar hubungan
tinggi (seperti dalam hipotik). hukum antara unit-unit satuan rumah susun
d. Mempunyai preferensi (droit de tidak tergantung kepada tanah tapak
preference), yaitu mengandung hak pembangunan rumah susun yang umumnya
untuk lebih didahulukan dalam menggunakan HGB.33
pelaksanaan tuntutan daripada Dalam UUPA Pasal 35 ayat (1)
pemegang hak perorangan. disebutkan bahwa HGB memiliki jangka
Hak kebendaan dapat dialihkan secara paling lama 30 tahunan dan bisa
sepenuhnya dan tidak terbatas seperti pada diperpanjang selama paling lama 20 tahun.
hak perorangan.32 HGB lahir melalui ketetapan pemerintah
Dibangunnya Rumah susun di atas HGB melalui surat keputusan yang menyatakan
berkaitan erat dengan kepentingan pemberian hak. Surat putusan pemberian
pembiayaan pembangunan rumah susun bagi HGB harus didaftarkan agar sertipikat HGB
pengembang (developer), karena bisa terbit. Pendaftaran juga harus dilakukan
pembiayaan pembangunan rumah susun apabila terjadi peralihan atau hapusnya
biasanya bersumber dari pinjaman bank HGB, kecuali hapus karena berakhirnya
dengan menjaminkan tanah sertipikat HGB jangka waktu HGB tersebut.
dimana rumah susun akan dibangun. Para Masa berlaku HGB hanya 20 tahun
developer umumnya mempunyai terlalu singkat karena HGB tersebut
ketergantungan yang tinggi terhadap
pemanfaatan tanah HGB sebagai jaminan 33
Martin Roestamy, Kepastian Hukum Atas
dan dasar pembebanan hak tanggungan oleh Kepemilikan Rumah Dan Bangunan Gedung Oleh
Investor Asing Dikaitkan Dengan Asas Nasionalitas
Hukum Nasional Departemen Kehakiman Tahun Dalam Sistem Hukum Pertanahan Indoensia
1993/1994, hlm. 26. (Disertasi tidak di publikasikan) Program Doktor
31
Ibid, hlm. 22. Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas
32 Ibid, hlm, 23-24.
Padjajaran Bandung Tahun 2008, hlm 40
16 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

peruntukannya adalah untuk pembangunan nama ICS yang akan berakhir tanggal 14
rumah susun, apalagi HGB tersebut berada Nopember 2027.34
diatas tanah HPL sedangkan UUPA Pasal 35 Penetapan jangka waktu dengan cara
ayat (1) telah mengatur dengan jelas demikian, telah merugikan ICS dan
mengenai jangka waktu masa berlaku HGB masyarakat, karena telah terjadi
yaitu diberikan paling lama 30 tahun. pengurangan masa berlaku HGB yang
Penulis melakukan penelitian atas sebelumnya telah diberikan oleh negara
pengurusan HGB induk untuk pembangunan kepada ICS, apalagi sebagian besar HGB
rumah susun (Apartemen) Green Parkview, tersebut akan berakhir tanggal 8 Januari
yang terletak di Kelurahan Duri Kosambi, 2038. Semestinya meskipun harus dikurangi
Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, masa berlaku HGB tersebut setidak-tidaknya
dengan developer PT. Inten Cipta Sejati dapat dihitung secara proporsional
(ICS), berkedudukan di Jakarta yang juga berdasarkan luasan tanah, karena
dibiayai dengan kredit konstruksi BTN perhitungan uang pemasukan Negara atau
Cabang Jakarta Kebon Jeruk. Tanah lokasi BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
pembangunan Apartemen Green Parkview Bangunan) dasarnya adalah luasan tanah
berasal dari 29 (dua puluh sembilan) HGB yang akan diberikan hak.
atas nama ICS, adapun langkah yang Masa berlaku HGB tersebut menjadi
ditempuh ICS adalah dengan cara sesuatu yang sangat penting mengingat
menggabungkan 29 (dua puluh sembilan) keterkaitannya dengan SHM Sarusun dan
HGB atas nama ICS menjadi 1 (satu) HGB statusnya dengan tanah bersama karena hak
atas nama ICS. Masa berlaku 29 (dua puluh kepemilikan atas HGB hanya berlaku
sembilan) tahun HGB tersebut terdiri dari 2 seumur HGB itu sendiri sebagaimana diatur
kelompok yaitu: pertama, sebanyak 27 (dua dalam UUPA Pasal 40 yang menyatakan
puluh tujuh) HGB dengan total luas tanah bahwa salah satu penyebab HGB hapus
35.713 M2 (tiga puluh lima ribu tujuh ratus adalah karena jangka waktunya berakhir.
tiga belas ribu meter persegi) akan berakhir Dalam praktik, apabila HGB tempat
pada tanggal 8 Januari 2038, sedangkan berdirinya SHM Sarusun telah berakhir atau
kelompok kedua sebanyak 2 (dua) HGB atau akan segera berakhir maka SHM Sarusun
seluas 3.172 M2 (tiga ribu seratus tujuh tersebut tidak dapat dijual, tidak dapat di
puluh dua meter persegi) akan berakhir pada jaminkan dan tidak dapat dibalik nama baik
tanggal 14 Nopember 2027. Berkenaan karena hak waris maupun karena wasiat, hal
dengan perbedaan jangka waktu masa ini adalah akibat dari dikaitkannya SHM
berlaku 29 (dua puluh sembilan) HGB Sarusun dengan HGB tempat berdirinya
tersebut Badan Pertanahan Nasional rumah susun.
meminta surat pernyataan dari ICS yang Pada saat ini terdapat dualisme lembaga
pada intinya pernyataan bahwa ICS tidak penerbit tanda bukti hak atas unit satuan
keberatan dengan penetapan jangka waktu rumah susun yaitu:
HGB hasil penggabungan adalah masa a. Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten
berakhir yang paling cepat yaitu tanggal 14 setempat, yang menerbitkan Sertipakat
Nopember 2027 dan surat pernyataan Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG
tersebut menjadi persyaratan untuk Sarusun) untuk satuan rumah susun
penerbitan sertifikat. Hasil dari dalam rumah susun yang dibangun diatas
penggabungan tersebut telah terbit 1 (satu) tanah Pemerintah dan tanah wakaf,
HGB nomor 6798/Duri Kosambi seluas b. Kantor Pertanahan setempat, yang
38.885 (tiga puluh delapan ribu delapan menerbitkan SHM Sarusun untuk satuan
ratus delapan puluh lima meter persegi) atas

34
Hasil penelitian penulis di Kantor Pertanahan
Jakarta Barat.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 17

Rumah Susun yang dibangun diluar tanah kepada siapa sertifikat asli HGB harus
pemerintah dan tanah wakaf. dikembalikan oleh Bank? Untuk developer
beriktikad baik, seharusnya diserahkan
3. Paradigma Hak Kebendaan dengan kepada PPRS atau dapat juga diserahkan
Pengembangan Hak Guna Bangunan kepada BPN dengan pemasrahan hak HGB
dalam perspektif dari developer kepada PPRS. Pemasrahan
Jika keadaan hak yang menyatu dengan ini seharusnya tidak dibebankan biaya, baik
tanah atau disebut di atas dengan perlakuan BPHTB maupun PPH, karena bagian yang
azas pelekatan vertikal mengalami hambatan melekat pada unit yang terbeli, sudah
jika dilakukan restorasi HM Sarusun dibayar BPHTB dan PPHnya yang dihitung
sebagaimana diurai di atas, maka dari NJOP dari masing-masing unit. Banyak
konsekuensinya adalah masyarakat harus kejadian sebagaimana diuraikan di atas,
menerima kenyataan bahwa pelekatan developer justru tidak menyerahkan HGB
tersebut adalah konsekuensi hukum yang tersebut kepada BPN ataupun PPRS sebagai
harus diterima oleh para pemilik HM pihak yang berkepentingan, seperti kasus di
Sarusun. Pertanyaannya, apakah keadaan Klender sebagaimana diuraikan dalam
seperti yang dirasakan pada bab implikasi Thesis Shinta pada FH Universitas
akibat dualisme dan faktor-faktor yang Indonesia.35
melemahkan HM Sarusun tersebut, maka Sebagai hak bawah, dari awal ketika
alternatif jalan tengah yang dapat diambil akta pertelaan ditandatangani kemudian
dalam perspektif pengembangan Hak Guna diikuti dengan penerbitan sertifikat unit HM
Bangunan. Dengan beberapa variatif Sarusun, maka developer, BPN dan bank,
sebagaimana diuraikan di bawah ini. harus mempersiapkan proses hukum apakah
a. Konversi Hak Guna Bangunan sebagai dilakukan persiapan konversi menjadi HGB
Hak Bawah yang baru sejak misalnya minimal telah
Pertanyaan yang belum terjawab adalah terjadi hand-over sebesar lebih dari 50%
bila terjadi konversi kepemilikan dari dari total seluruh unit. Jika persiapan ini
developer kepada pemilik baik secara dilakukan, maka setidak-tidaknya para
bersama-sama maupun secara kelembagaan, pemilik unit Sarusun lebih dini telah
apakah dengan konversi murni, yaitu mendapatkan perlindungan jika status HGB
penerapan balik nama secara otomatis sebagai hak bawah telah berjalan sebelum
kepada PPRS atau menurut penulis proses pembangunan, dengan konversi
pantasnya adalah ownership organization, HGB yang baru, diharapkan umur HGB
yang belum terpikirkan baik oleh developer, akan dapat berlangsung selama 30 tahun,
BPN, ataupun pembeli. Persoalan ini karena sejak konversi dianggap tahun HGB
menjadi lingkaran setan, ketika rumah baru dimulai (nol KM). cara konversi
sudah terjual seluruhnya, namun sertifikat seperti ini dianggap lebih adil, supaya
masih di tangan developer, bahkan di developer lebih transparan kepada pembeli,
tangan Bank yang terikat dengan hak demikian juga BPN sebagai regulator dan
tanggungan untuk kepentingan developer. sekaligus eksekutor dapat memberikan
Kelemahan yang paling mendasar, apabila perlindungan hukum kepada para calon
dengan penjualan pertelaan masing-masing pembeli sekaligus memberikan rasa
unit, selalu diikuti dengan roya-parsial keadilan, karena hak-hak atas HGB sudah
(penghapusan sebagian hak tanggungan diperhatikan lebih awal, dengan mekanisme
seharga unit yang dijual, baik secara tunai hukum melalui peraturan presiden sebagai
maupun Kredit Pemilikan Apartment penjabaran dari peraturan-peraturan tanah
(KPA)). Walaupun sertifikat HM Sarusun
sudah diterbitkan, harus diingat, bahwa
Bank masih menahan sertifikat HGB 35
Shinta Mareti Purwaningtyas (FH/Universitas
sebagai hak bawah. Pertanyaan berikutnya Indonesia), ‘Tinjauan Yuridis Terhadap Perpanjangan
adalah jika kredit lunas karena roya-parsial, Hak Guna Bangunan Bersama Atas Rumah Susun
Klender’, thesis, 2011. Hlm. 61-64
18 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Singapura dengan leasehold selama 95 tahun
Tanah. atau freehold selama 99 tahun,36 bahkan
b. Perpanjangan Jangka Waktu HGB lebih dari itu free-hold di Inggris dan negara-
Sebagaimana diatur pada UUPA pasal negara persemakmuran berkisar antara 99
35 yang berbunyi: “(1) HGB adalah hak hingga 125 tahun.37
untuk mendirikan dan mempunyai bangunan Gambaran perbandingan di atas,
atas tanah yang bukan miliknya, dengan hendaknya dapat dijadikan referensi bagi
masa waktu paling lamanya 30 tahun. (2) negara Indonesia untuk mereformasi hukum
Atas permintaan dari pemegang hak juga pertanahan menjadi hukum yang lebih
dengan mengingat keperluan serta keadaan kompetitif secara multiplayer effect,
bangunannya, jangka waktu tersebut dapat sekaligus memberikan perlindungan hukum
diperpanjang dengan waktu selama-lamanya serta kepastian hukum bagi pemilik properti
20 tahun.” di Indonesia. Tingkat kompetisi hukum
Kemudian dikaitkan dengan PP nomor tanah di Indonesia sebagaimana Hajime
40 thn 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Kinosita, adalah faktor penghambat dari
Pakai atas Tanah, bagian keempat pasal 25 investasi di Indonesia.38
ayat 1, yang berbunyi: “HGB sebagaimana
dalam Pasal 22 diberikan untuk masa waktu
selama-lamanya 30 tahun dan dapat D. KESIMPULAN
diperpanjang paling lama dua puluh tahun.” 1. Hak kebendaan dari HM Sarusun
Pada dasarnya HGB dapat memiliki sebagaimana dimiliki melalui unit
jangka waktu sampai 50 tahun, jika sarusun meliputi; hak atas unit
direkonstruksi kedua pasal yaitu pasal 35 merupakan milik pribadi, hak atas bagian
UUPA dan pasal 25 PP Nomor 40 tahun bersama adalah milik bersama, dan hak
1996 tersebut. Hanya saja sebagai atas bersama dari tanah sebagai akibat
penjabaran dari UUPA dapat saja developer pelekatan berlakunya asas pelekatan
atas nama pemilik mengajukan sekaligus vertikal setiap HM sarusun yang
perpanjangan otomatis terhadap jangka diberikan Nilai Perbandingan
waktu 30 tahun ditambah 20 tahun menjadi Proporsional (NPP) terhadap Hak Guna
50 tahun. Jangka waktu 50 tersebut tetap Bangunan (HGB) yang memiliki jangka
tidak melanggar UUPA, dengan membuat waktu tertentu. Dengan pelekatan hak
amandemen dari PP 40 dengan merubah atas tanah terhadap unit, maka HM
pasal 25 ayat (2) yang memberikan Sarusun memiliki ketergantungan
kemungkinan kepada pengguna HBG yang terhadap HGB sebagai hak bawah dengan
mengajukan perpanjangan dibuka (lebih segala bangunan yang dimiliki dan
dahulu) bersamaan dengan diterbitkannya sekaligus dapat melemahkan hak milik
SHGB sebagaimana dimaksud. Mengingat satuan rumah susun sebagai hak yang
semangat UUPA yang membuka peluang 50 terkuat dan terpenuh, namun menjadi
tahun perubahan PP 40 mengenai jangka assesoir dari HGB. Keadaan ini
waktu sebagaimana dimaksud, bukanlah menimbulkan implikasi negatif di tengah
sesuatu yang melanggar hukum. Akan tetapi, masyarakat dan telah menimbulkan
menurut hemat penulis, jika keadaan yang ketidakpastian hukum dan dianggap tidak
lebih ideal dalam rangka menciptakan adil.
kepastian hukum dan rasa keadilan bagi
konsumen pembeli unit sarusun, maka tidak 36
http://www.singaporelaw.sg/sglaw/laws-of-
salah jika PP 40 ditingkatkan menjadi singapore/commercial-law/chapter-29 diakses pada 6
Undang-undang Hak Guna Bangunan, Hak Januari 2017
37
Guna Usaha, dan Hak Guna Pakai dengan http://www.economist.com/blogs/economist-
memperhatikan tingkat kompetisi mengenai explains/2014/06/economist-explains-5 diakses pada
6 Januari 2017
jangka waktu hak di negara-negara seperti 38
Martin Roestamy, op.cit.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 19

2. secara teori, melemahnya hak kebendaan HGB sebagai hak bawah dengan
dari HM Sarusun disebabkan adanya beberapa simulasi dan merestorasi
dualisme hukum yang berlaku, yaitu peraturan pemerintah yang ada, atau
hukum tanah, hukum bangunan, dan merekonstruksi undang-undang pokok
hukum benda. Dampaknya yang tak dapat agraria yang berhubungan dengan hak
dihindari adalah adanya saling intervensi guna usaha, hak guna bangunan, dan hak
dan melemahkan fungsi hak kebendaan pakai dengan mengembangkan peraturan
sebagaimana diatur dalam kaidah hukum pemerintah yang sudah ada menjadi
benda, yaitu; droit de suite, droit de undang-undang, sehingga undang-undang
preverent, dan droit de levering. Secara atas tanah yang baru dengan
konstruksi hukum, keadaan yang menambahkan hak-hak yang lain. Dalam
melemahkan fungsi kepastian hukum dan sebuah rekonstruksi hukum tanah, yang
keadilan tersebut, dapat direkonstruksi lebih kompetitif dan menciptakan
melalui perspektif pengembangan sistem kepastian hukum serta keadilan.
hukum bangunan terhadap hukum tanah,
ataupun dengan dengan pengembangan

DAFTAR PUSTAKA

(Indonesia), Tim Pengkajian Bidang Hukum Adat, Himpunan Laporan Hasil Pengkajian
Bidang Hukum Adat Tahun 1984/1985 (Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen
Kehakiman RI, 1986) <https://books.google.co.id/books?id=TOQdAAAAIAAJ>
Bogor, Balai Penelitian Perkebunan, Algemeen Landbouw Syndicaat, and Bogor (Indonesia).
Balai Penjelidikan Perkebunan Besar, Menara Perkebunan (Balai Penelitian Perkebunan
Bogor., 1993) <https://books.google.co.id/books?id=DVBMAAAAYAAJ>
Dixon, M, Modern Land Law (Taylor & Francis, 2013)
<https://books.google.co.id/books?id=kMjQDOWIKBMC>
Fauzi, Y, Y E Widyastuti, I Satyawibawa, and R H Paeru, KELAPA SAWIT: (Penebar
Swadaya Grup) <https://books.google.co.id/books?id=U8FNCgAAQBAJ>
Hasan, D, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada
Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal: Suatu Konsep Dalam
Menyongsong Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan (Citra Aditya Bakti, 1996)
<https://books.google.co.id/books?id=kcuxAAAACAAJ>
Hutagalung, A S, and M Gunawan, Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan
(Rajawali Pers, 2008) <https://books.google.co.id/books?id=SZUOAQAAMAAJ>
Indonesia), Shinta Mareti Purwaningtyas (FH/Universitas, ‘Tinjauan Yuridis Terhadap
Perpanjangan Hak Guna Bangunan Bersama Atas Rumah Susun Klender’, 2011
Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, D Hutagalung, and Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan Indonesia, Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia: Pedoman Anda
Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum (YLBHI, 2009)
<https://books.google.co.id/books?id=Y1oghffVI2cC>
Kelsen, H, Pure Theory of Law, California Library Reprint Series (University of California
Press, 1978) <https://books.google.co.id/books?id=uWB2ehH5Ce0C>
Lev, D S, A E Priyono, and Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (Indonesia)
Lembaga Penelitian, Hukum Dan Politik Di Indonesia: Kesinambungan Dan Perubahan
(LP3ES, 1990) <https://books.google.co.id/books?id=MYm-AAAACAAJ>
Risza, I R S, Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia\ (Penerbit Kanisius, 2010)
<https://books.google.co.id/books?id=Y8W1HPm546sC>
A S Hutagalung and M Gunawan, Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan (Rajawali
Pers, 2008) <https://books.google.co.id/books?id=SZUOAQAAMAAJ>;
20 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubahan Hukum, Penerbit Prenada Media, 2005


Arie S. Hutagalung, Kondominium dan Permasalahannya, Badan Penerbitan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 9.
Balai Penelitian Perkebunan Bogor, Algemeen Landbouw Syndicaat and Bogor (Indonesia).
Balai Penjelidikan Perkebunan Besar, Menara Perkebunan (Balai Penelitian Perkebunan
Bogor., 1993).
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I Hukum Tanah Nasional, Djambatan, Jakarta,
edisi 2005.
Bogor, Balai Penelitian Perkebunan, Algemeen Landbouw Syndicaat, and Bogor (Indonesia).
Balai Penjelidikan Perkebunan Besar, Menara Perkebunan (Balai Penelitian Perkebunan
Bogor., 1993) <https://books.google.co.id/books?id=DVBMAAAAYAAJ>
D S Lev, A E Priyono and Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (Indonesia)
Lembaga Penelitian, Hukum Dan Politik Di Indonesia: Kesinambungan Dan Perubahan
(LP3ES, 1990) <https://books.google.co.id/books?id=MYm-AAAACAAJ>.
Djuhaenah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat
Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal: Suatu Konsep
Dalam Menyongsong Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan (Citra Aditya Bakti, 1996).
Dixon, M, Modern Land Law (Taylor & Francis, 2013)
<https://books.google.co.id/books?id=kMjQDOWIKBMC>
Djuhaendah Hasan et.all., Laporan Tim Perumusan Harmonisasi Hukum Kebendaan Menuju
Hukum Kebendaan Nasional, Proyek Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Tahun 1993/1994
Fauzi, Y, Y E Widyastuti, I Satyawibawa, and R H Paeru, KELAPA SAWIT: (Penebar
Swadaya Grup) <https://books.google.co.id/books?id=U8FNCgAAQBAJ>
H Kelsen, Pure Theory of Law, California Library Reprint Series (University of California
Press, 1978). terjemahan Raisul Muttaqin, Bandung: Penerbit Nuansa Media
Hasan, D, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Dan Benda Lain Yang Melekat Pada
Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal: Suatu Konsep Dalam
Menyongsong Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan (Citra Aditya Bakti, 1996)
<https://books.google.co.id/books?id=kcuxAAAACAAJ>
Hutagalung, A S, and M Gunawan, Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan
(Rajawali Pers, 2008) <https://books.google.co.id/books?id=SZUOAQAAMAAJ>
Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, D Hutagalung, and Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan Indonesia, Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia Pedoman Anda Memahami
Dan Menyelesaikan Masalah Hukum (YLBHI, 2009)
<https://books.google.co.id/books?id=Y1oghffVI2cC>
Johnny Ibrahim, 2008, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cetakan Kedua
(Malang, Jawa Timur: Bayu Media Publishing)
Kelsen, H, Pure Theory of Law, California Library Reprint Series (University of California
Press, 1978) <https://books.google.co.id/books?id=uWB2ehH5Ce0C>
Komar Andasasmita, Hukum Apartemen (Rumah Susun), Ikatan Notaris Indonesia Komisariat
Daerah Jawa Barat, 1986, hlm.1.
Lev, D S, A E Priyono, and Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (Indonesia)
Lembaga Penelitian, Hukum Dan Politik Di Indonesia: Kesinambungan Dan Perubahan
(LP3ES, 1990) <https://books.google.co.id/books?id=MYm-AAAACAAJ>
M Dixon, Modern Land Law (Taylor & Francis, 2013).
Martin Dixon, Modern Land Law, Cavendish Publishing Ltd, Sydney – London, 2005
Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia (Perlindungan Hukum Kepada Kreditur
Pemegang Jaminan Fidusia Benda tidak Terdaftar), Bogor UNIDA Press, 2009.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 2 No. 1, Maret 2016 21

Martin Roestamy, Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Rumah Dan Bangunan Gedung Oleh
Investor Asing Dikaitkan Dengan Asas Nasionalitas Dalam Sistem Huum Pertanahan
Indonesia, yang dipertahankan dalam sidang terbuka, pada tanggal 12 September 2008 di
Universitas Padjadjaran.
Martin Roestamy, Kepastian Hukum Atas Kepemilikan Rumah Dan Bangunan Gedung Oleh
Investor Asing Dikaitkan Dengan Asas Nasionalitas Dalam Sistem Hukum Pertanahan
Indoensia (Disertasi tidak di publikasikan) Program Doktor Ilmu Hukum, Program
Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung Tahun 2008, hlm 40
Martin Roestamy, Konsep Hukum Kepemilikan Properti bagi Asing, Bandung: Penerbit
Alumni, 2009
Martin Roestamy, Rita Rahmawati dan TN Syamsah. Prosiding hasil Penelitian Stranas
dengan Topik Penyediaan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah pada tahun
2014/2015 “pengembangan Penelitian tersebut dilanjutkan dengan penelitian penyediaan
Rumah bagi MBR tahun 2016.”
Mochtar Kusuma Atmaja, Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan, Bandung: Alumni.
2002.
Muhyanto, “Analisa dan Evaluasi Hukum Tentang Kedudukan Hukum dan Sertipikat
Pemilikan Rumah Susun”, Proyek Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Tahun 1993/1994, hlm. 22.
Patton, M. Q. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods ( 2nd ed.). Newbury
Park, CA: Sage.
R. Subekti dan Tjitrosudibio dalam Djuhaedah Hasan, lembaga Jaminan Kebendaan bagi
Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horizontal, Citra Aditiya Bakti,
Bandung, 1985
Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, Penerbit Sinar Grafika, 2011
Risza, I R S, Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia\ (Penerbit Kanisius, 2010)
<https://books.google.co.id/books?id=Y8W1HPm546sC>
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, 1991
Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum (Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press)
Shinta Mareti Purwaningtyas, ‘Tinjauan Yuridis Terhadap Perpanjangan Hak Guna Bangunan
Bersama Atas Rumah Susun Klender’, thesis, Jakarta: (FH/Universitas Indonesia) 2011.
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Benda, Penerbit Liberty Yogyakarta, 1947
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty Yogyakarta, 2005
Tim Pengkajian Bidang Hukum Adat (Indonesia), Himpunan Laporan Hasil Pengkajian
Bidang Hukum Adat Tahun 1984/1985 (Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen
Kehakiman RI, 1986).
Winahyu Erwiningsih, Hak Menguasai Negara Atas Tanah, Universitas Islam Indonesia,
Fakultas Hukum Program Pascasarjana, Total Media, 2009
Y Fauzi and others, KELAPA SAWIT: (Penebar Swadaya Grup). Hlm.23; I R S Risza, Masa
Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia\ (Penerbit Kanisius, 2010). Hlm.47
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, D Hutagalung and Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan Indonesia, Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia: Pedoman Anda
Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum (YLBHI, 2009)
<https://books.google.co.id/books?id=Y1oghffVI2cC>.
WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999
Website:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol18735/saling-sikat-di-mangga-dua, diakses
tanggal 24 Maret 2016, pukul 15.20 W.I.B
22 Martin Roestamy Paradigma Hak Kebendaan...

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ea134641b8b9/sengketa-di-rusun-jangan-
langsung-ke-pengadilan
https://plato.stanford.edu/entries/thomas-kuhn/ diakses pada hari Senin, 9 Januari 2017
http://www.singaporelaw.sg/sglaw/laws-of-singapore/commercial-law/chapter-29 6 Januari
2017
http://www.economist.com/blogs/economist-explains/2014/06/economist-explains-5 6 Januari
2017

You might also like