Professional Documents
Culture Documents
Ac BC
Ac BC
(Skripsi)
Oleh
BUDI RAHARJO
BY
BUDI RAHARJO
This study uses the gradation on the 2010 common specifications, for a mixture
of Asphalt Concrete - Binder Course (AC - BC) fine gradations for middle limit
and lower limit, then the test data were analyzed with the equation which includes
parameters MarshallI then obtained the optimum bitumen content that is used as
a bitumen content the mixing was done by varying the temperature of compaction
is 155oC, 145oC, 135oC, 125oC, 115oC Marshall test was then performed to
determine the effect of variations in the number of collisions occur on the
characteristics of asphalt mixture.
Based on the analysis of data processing obtained that the value content of
asphalt used for middle limit is 6.1 % and the lower limit of 6.85 %. From the test
results Marshall at a temperature of 135ºC, 145ºC and 155ºC in the middle limit
has met all the parameters Marshall. Only at a temperature of 125ºC and 115ºC
that do not meet the parameters Marshall Void in value due Mix (VIM) and the
Marshall Quotient (MQ) do not enter Specifications Highways Marshall 2010.
While testing the lower limit on the temperature 115ºC, 125ºC and 135ºC does not
meet all the parameters Marshall, because the value of Marshall Quotient (MQ)
did not enter the specifications of Highways in 2010.
BUDI RAHARJO
Berdasarkan analisa pada pengolahan data diperoleh bahwa nilai kadar aspal
yang digunakan untuk batas tengah yaitu 6,1% dan batas bawah 6.85%. Dari hasil
pengujian Marshall pada suhu 135ºC, 145ºC, dan 155ºC pada batas tengah telah
memenuhi semua parameter Marshall. Hanya pada suhu 125ºC dan 115ºC yang
tidak memenuhi parameter Marshall dikarenakan nilai Void in Mix (VIM) dan
nilai Marshall Quotient (MQ) tidak masuk Spesifikasi Bina Marga 2010.
Sedangkan pengujian Marshall batas bawah pada suhu 115ºC, 125ºC, dan 135ºC
tidak memenuhi semua parameter Marshall, dikarenakan nilai Marshall Quotient
(MQ) tidak masuk Spesifikasi Bina Marga 2010.
Kata Kunci : Suhu pemadatan, Spesifikasi Bina Marga 2010, Marshall, Asphalt
Concrete – Binder Course (AC-BC)
PENGARUH SUHU PEMADATAN CAMPURAN UNTUK PERKERASAN
LAPIS ANTARA (AC-BC)
Oleh
BUDI RAHARJO
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Pugung Raharjo pada tahun 1997 dan melanjutkan ke SMPN 1 Sekampung Udik,
Lampung Timur pada tahun 2003 hingga lulus pada tahun 2006. Kemudian
Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Tanjung Jaya, Kecamatan
2013. Pada tahun 2013 penulis melakukan Kerja Praktik pada Proyek Pelebaran
“Anak adalah alasan untuk orang tua bertahan, dan orang tua adalah alasan
untuk anak berjuang.” (Budi Raharjo)
"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah." (Abu Bakar Sibli)
PERSEMBAHAN
“Bismillahirrahmanniraahim”
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua tercinta yang telah
membantu dalam memberikan dukungan do’a, materi dan moral. Kepada kakak
dan adik saya yang tercinta. terima kasih atas semua dukungan dan doanya.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat dan Rahmatnya sehingga Penulis
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah serta menambah pengalaman dalam
dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu Penulis juga berharap skripsi ini bisa
menjadi referensi bagi pembaca tentang solusi kerusakan jalan di kota Bandar
Lampung.
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo,S.T., M.Sc., Ph.D., selaku ketua jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Ir. Priyo Pratomo, M.T., selaku dosen pembimbing 1 atas masukan dan
5. Bapak Ir. Dwi Herianto, M.T., atas kesempatannya untuk menguji sekaligus
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lampung atas ilmu bidang sipil yang telah diberikan selama perkuliahan.
Siarno, adikku Tuti Adhi Darma, serta Mba Wiwit Rahayu Ningsih, S.Pd. dan
8. Kepada teman skripsi Antonius Situmorang, Ponco Sugiarto dari awal hingga
akhir dalam mengerjakan skripsi ini. Teman teman yang telah membantu
adek tingkat 2011, 2012, 2013 beserta rekan-rekan asisten perkersan jalan
raya dan para teknisi lab inti jalan raya mas suruto dan pak mihardi yang telah
9. Serta teman – teman dan rekan – rekan teknik sipil, kaka–kakak, adik–adik
serta yang paling utama angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu untuk bantuan moril, tempat, waktu, doa dan dukungannya selama ini
saya mengucapkan terima kasih banyak semoga kita semua tetap kompak dan
sukses selalu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan .
Akhir kata semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat
Penulis,
Budi Raharjo
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
D. Gradasi .................................................................................................. 17
E. Suhu/Temperatur................................................................................... 19
B. Bahan .................................................................................................... 35
C. Peralatan ............................................................................................... 36
A. Kesimpulan............................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
pemadatan .................................................................................................... 20
Halus ............................................................................................................ 44
12. Rencana Variasi Suhu Pemadatan Setelah Didapat Nilai KAO .................. 45
17. Gradasi Agregat untuk Campuran Laston AC-WC yang digunakan .......... 56
23. Perhitungan Berat Jenis Teori Maksimum pada Batas Bawah .................... 61
25. Perhitungan Berat Jenis Teori Maksimum pada Batas Tengah .................... 62
33. Hasil Pengujian Sampel Kadar Aspal Optimum Batas bawah ..................... 86
Gambar Halaman
2. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Stabilitas Batas Bawah ..... 77
Bawah ......................................................................................................... 79
5. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VIM Batas Bawah ............. 80
6. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VFA Batas Bawah ............ 81
7. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VMA Batas Bawah ........... 82
8. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Stabilitas Batas Tengah ...... 86
10. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan MQ (Marshall Quotien) Batas
Tengah ......................................................................................................... 88
11. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VIM Batas Tengah............. 89
12. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VMA Batas Tengah .......... 90
13. Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VFA Batas Tengah ........... 91
A. Latar Belakang
tergantung pada sarana dan prasarana yang ada pada suatu wilayah.
distribusi barang dan jasa sekaligus mobilitas penduduk. Untuk itu diperlukan
perencanaan struktur perkerasan yang kuat, tahan lama dan mempunyai daya
tahan tinggi.
mulai dari konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal panas (Hot Mix)
dan kemudian jenis yang lain seperti Latasir, Lataston, Laston, dan lain-lain.
Secara umum, terdapat dua tipe perkerasan yang digunakan, yaitu perkerasan
perkerasan lentur yang digunakan adalah lapis aspal beton (Laston) yang
merupakan suatu lapisan pada kontruksi jalan yang terdiri dari campuran
dan dipadatkan pada suhu tertentu dan mempunyai nilai struktural. Campuran
lapisan tersebut terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler)
dan aspal.
Secara umum lapis perkerasan lentur terdiri dari lapis permukaan (AC-WC),
lapis pengikat atau lapis antara (AC-BC), dan lapis pondasi (AC-Base).
aspal itu sendiri. Campuran beraspal panas untuk perkerasan lentur di rancang
Aspal adalah material yang termoplastis, yang berarti akan menjadi keras
atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau cair bila
terjadinya perubahan suhu, hal ini kerap terjadi pada saat proses
sesuai yaitu:
retak.
pengaruh perubahan suhu pemadatan lapis aspal beton, termasuk lapis antara
dengan suhu standar sebesar 145°C (Bina Marga 2010) dengan menggunakan
B. Rumusan Masalah
panas (asphalt hotmix) dengan parameter Marshall pada lapisan aspal beton
C. Tujuan Penelitian
terhadap parameter Marshall pada lapisan aspal beton (AC-BC) gradasi halus
D. Batasan Penelitian
(AC-BC) gradasi halus yang dibatasi oleh batas bawah dan batas tengah,
2. Penelitian ini dilakukan hanya pada variasi suhu 155°C, 145°C, 135°C,
perkiraan kadar aspal optimum, yaitu: Pb: -1; -0,5; +0,5; +1,0.
E. Manfaat Penelitian
standar dan dampaknya jalan tersebut lebih tahan lama sesuai dengan umur
yang direncanakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian dari jalur lalu lintas, yang bila kita perhatikan
sentral dalam suatu badan jalan. Saat ini perkerasan jalan menjadi suatu
lalu lintas yang terdiri dari lapis permukaan (surface course), lapis pondasi
atas (base course), lapis pondasi bawah (subbase course), lapisan tanah dasar
Campuran aspal panas merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan
merata antara agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal sebagai bahan
tingkat kecairan yang cukup dari aspal sehingga diperoleh kemudahan untuk
yaitu:
1. Aspal
pada suhu ruang. Jika dipanaskan sampai suhu tertentu aspal akan mencair
beton atau masuk ke dalam pori-pori yang ada pada waktu penyiraman
aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya yang disebut
digunakan yaitu aspal yang berasal dari destilasi minyak bumi dan
disamping itu pula mulai banyak juga dipergunakan aspal alam yang
Aspal semen bersifat mengikat agregat pada campuran aspal beton dan
memberikan lapisan kedap air, serta tahan terhadap pengaruh asam, basa,
dan garam. Sebagai salah satu bahan konstruksi perkerasan lentur, aspal
akan menjadi keras atau lebih kental jika suhu berkurang dan akan
c. Titik nyala (flash point), yaitu suhu saat aspal mulai mengeluarkan api
panas.
d. Berat jenis, yaitu perbandingan berat aspal terhadap berat air sehingga
h. Daktilitas, yaitu sifat plastis aspal dan kohesi dalam aspal sendiri.
Aspal yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal
a. Aspal alam
Merupakan aspal yang berasal dari proses alamiah, terdiri dari aspal
danau (aspal dari Bermudez, Trinidad) dan aspal gunung (aspal dari
pulau Buton).
b. Aspal buatan
Aspal buatan dibuat dari minyak bumi, sebagai bahan baku pada
Aspal jenis ini merupakan aspal murni, dimana sifat aspal ini
berikut:
panas atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal penetrasi
tinggi digunakan untuk daerah yang bercuaca dingin atau lalu lintas
c. Aspal emulsi
Aspal emulsi adalah aspal yang lebih cair daripada aspal cair dan
Berikut ini adalah Tabel 1 yang berisi spesifikasi dari aspal keras penetrasi
2. Agregat
Agregat atau batu, atau granular material adalah material berbutir yang
keras dan kompak. Istilah agregat mencakup batu bulat, batu pecah, abu
tekstur permukaan.
a. Agregat Kasar
ayakan No.8 (2,36 mm) yang dilakukan secara basah dan harus
bersih, keras, awet, dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
ini adalah Tabel 2 yang berisi spesifikasi dari aspal keras penetrasi
60/70.
13
Sumber: Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi BAB VII
Spesifikasi Umum 2010 Devisi 6 Perkerasan Aspal
b. Agregat Halus
batu pecah (abu batu) yang lolos ayakan No. 8 (2,36 mm). Dalam
bersih, keras, bebas dari lempung ataupun bahan lainnya yang tidak
halus :
pengisi yang lolos saringan No. 200 tidak kurang dari 75 % terhadap
campuran.
kosistensi aspal.
yang sama.
Laston atau lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya,
yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus,
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Material agregatnya terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan
filler yang bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal.
agregat dan juga sedikit dari mortar pasir, filler, dan aspal.
memiliki sifat tahan terhadap keausan akibat lalu lintas, kedap air,
mempunyai nilai struktural, mempunyai nilai stabilitas yang tinggi dan peka
a. Sebagai lapis permukaan (lapis aus) yang tahan terhadap cuaca, gaya
geser, dan tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat
b. Sebagai lapis pengikat atau lapis antara yang dikenal dengan nama
(AC-Base).
dan Prasarana Wilayah bersama-sama dengan Bina Marga dapat dilihat pada
LASTON
Sifat-sifat Campuran Lapis Aus Lapis Antar Pondasi
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Kadar Aspal Efektif (%) Min. 5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5
Penyerapan Aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah Tumbukan per Bidang 75 112
Min. 3,5
Rongga dalam Campuran (%)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (%) Min. 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 63 60
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800
Pelelehan (mm) Min. 3,0 4,5
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 300
Sumber: Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi BAB VII
Spesifikasi Umum Devisi 6 Tabel 6.3.3.(1c).
D. Gradasi
Ukuran butiran agregat dan persentase berat dari setiap jenis agregat yang
Gradasi rapat, merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi
tinggi, kurang kedap air, sifat drainase jelek, dan berat volume besar.
satu fraksi hilang atau satu fraksi sedikit. Gradasi seperti ini juga disebut
terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang
diberikan dalam Tabel 5 berikut ini. Pada penelitian ini digunakan campuran
Sumber : Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi BAB VII
Spesifikasi Umum 2010 Devisi 6
E. Suhu / Temperatur
aspal adalah material yang termoplastis. Aspal akan menjadi keras atau lebih
kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau cair bila temperatur
rentang temperatur yang baik untuk pelaksanaan pekerjaan. Pada Tabel 6 ini
perkerasan jalan.
Suhu
Viskositas
No. Prosedur Pelaksanaan Campuran (oC)
aspal (PA.S)
Pen 60/70
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155 ± 1
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 140 ± 1
3 Pencampuran rentang temperatur 0,2 – 0,5 145 – 155
sasaran
4 Menuangkan campuran dari AMP ke ± 0,5 135 – 150
dalam truk
5 Pasokan ke alat penghamparan 0,5 – 1,0 130 – 150
(paver)
6 Penggilasan awal (roda baja) 1–2 125 – 145
7 Penggilasan kedua (roda karet) 2 – 20 100 – 125
8 Penggilasan akhir (roda baja) < 20 > 95
Tujuan karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton aspal adalah
campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton campuran panas
adalah:
1. Stabilitas
menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti
dengan jumlah lalu lintas dan beban kendaraan yang akan memakai jalan
tersebut.
Kestabilan yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan itu menjadi kaku dan
kurang maka kadar aspal yang dibutuhkan pun rendah. Hal ini
rendah. Stabilitas terjadi dari hasil geseran antar butir, penguncian antar
a. VIM kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke dalam
rapuh (getas).
22
b. VMA besar sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan
c. Film (selimut) aspal, film aspal yang tebal dapat menghasilkan lapis
3. Fleksibilitas (Kelenturan)
lalu lintas berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Untuk
yang besar.
kecil.
a. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan
6. Kedap Air
Kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara
agregat.
campuran yang telah dipadatkan. Kinerja aspal beton sangat ditentukan oleh
1. Berat Jenis
(termasuk rongga yang cukup kedap dan yang menyerap air) pada
satuan volume dan suhu tertentu dengan berat air suling serta volume
berat jenis yang berbeda maka berat jenis bulk (Gsb) agregat total
1 2 n
s 1 2 n
(1
2 2 n
Keterangan:
dan suhu tertentu dengan berat air destilasi dengan volume yang
mm
se mm
(2
mm
Keterangan:
mm
mm (3
se
Keterangan:
2. Penyerapan Aspal
se s
a 100 (4
s se
Keterangan:
Pba = Penyerapan aspal, persen total agregat
Gsb = Berat jenis bulk agregat
Gse = Berat jenis efektif agregat
Gb = Berat jenis aspal
Kadar efektif campuran beraspal adalah kadar aspal total dikurangi jumlah
aspal yang terserap oleh partikel agregat. Kadar aspal efektif ini akan
sebagai berikut :
a
e s (5
100
Keterangan:
volume aspal efektif (tidak termasuk volume aspal yang diserap agregat).
dihitung pula terhadap berat campuran total atau terhadap berat agregat
m s
A 100 (6
s
Keterangan:
m 100
A 100 100 (7
s (100
Keterangan:
beraspal terdiri atas ruang udara di antara pertikel agregat yang terselimuti
rumus:
mm m
100 (8
mm
Keterangan :
Rongga terisi aspal adalah persen rongga yang terdapat di antara partikel
agregat yang terisi oleh aspal, tidak termasuk aspal yang diserap oleh
dengan persamaan:
100 ( A
A (9
mm
Keterangan:
Kadar aspal rencana merupakan perkiraan awal kadar aspal optimum dapat
Keterangan:
I. Metode Marshall
perkersan lentur. Metode marshall ini terdiri dari uji marshall dan parameter
1. Uji Marshall
Alat marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan Proving ring
berbentuk silinder berdiamater 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi
(6,35 cm).
a. Stabilitas marshall
alur ataupun bleeding yang dinyatakan dalam satuan kg atau lb. Nilai
b. Kelelehan (Flow)
yang memiliki kelelehan yang rendah akan lebih kaku dan cenderung
c. Marshall quotient
Keterangan:
Rongga terisi aspal/ Void Filled with Asphalt (VFA) adalah persen
rongga yang terdapat diantara partikel agregat (VMA) yang terisi oleh
agregat pada suatu perkerasan, termasuk rongga udara dan volume aspal
J. Penelitian Terkait
dilakukan oleh beberapa peneliti dan dapat dijadikan acuan atau literatur
1. Susilo, Joko. Pada Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Riau dengan
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
data yang diperoleh dari hasil pengujian yang ada serta berdasarkan studi
pustaka dan data pendukung lainnya. Variasi kadar aspal yang akan
rentang per variasi adalah 0,5%, dimana kadar aspal awal digunakan
33
sebagai titik tengah, sehingga variasi kadar aspal yang akan digunakan
temperatur suhu pencampuran dari nilai viskositas 170 Cst sebesar 170°C
sedangkan untuk temperatur suhu pemadatan dari nilai viskositas 280 Cst
Beton “. eneilitian ini enelitian ini mengam il variasi suhu awal dari
50°C sampai 100°C dengan interval 10°C. Dalam rentang suhu tersebut
Sedangkan variasi suhu tertinggi diambil 110°C, hal ini berdasarkan dari
dipadatkan.
34
50°C, 60°C, 70°C, 80°C, 90°C, 100°C lalu masing – masing campuran
optimal.
b. Campuran yang tidak dipanaskan ulang nilai VIM nya tidak ada yang
spesifikasi adalah yang berada di atas suhu 99,515°C dan untuk nilai
B. Bahan
1. Agregat kasar yang digunakan berasal dari PT. Sumber Batu Berkah,
2. Agregat halus yang digunakan berasal dari PT. Sumber Batu Berkah,
3. Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras produksi
4. Filler atau material lolos saringan No. 200 yang digunakan dalam
C. Peralatan
Alat uji pemeriksaan aspal yaitu: alat uji penetrasi, alat uji titik lembek,
alat uji daktilitas, alat uji berat jenis (piknometer), dan alat uji
Alat uji pemeriksaan agregat yaitu: Satu set saringan (Sieve Analyisis),
tes keausan agregat (Los Angeles Tests Machine), alat uji berat jenis
Gauge).
campuran.
37
pemadatan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir
1. Persiapan
yang digunakan. Persiapan bahan ini meliputi (aspal keras, agregat kasar,
2. Pengujian Bahan
a. Pengujian Aspal
1) Uji penetrasi
kuat tarik aspal dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras pada suhu dan
dengan titik lembek adalah suhu pada bola baja, dengan berat
perbandingan antara berat aspal dan berat air suling dengan isi yang
b. Pengujian Agregat
kasar dan halus pada kondisi SSD (Surface Saturated Dry), kondisi
Crushing Value).
bahan aus lewat saringan no.12 terhadap berat semula dalam persen.
agregat.
Persentase fraksi agregat yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah
Sumber: Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi BAB VII
Spesifikasi Umum 2010 Devisi 6 Tabel 6.2.2.3
Pada penelitian ini digunakan fraksi agregat Gradasi halus dengan batas
bawah dan batas tengah yang dapat dilihat dalam Tabel 11 berikut.
42
Keterangan:
Nilai konstanta kira-kira 0,5 sampai 1,0 untuk Laston dan 2,0 sampai
3,0 untuk Lataston. Untuk jenis campuran lain gunakan nilai 1,0
sampai 2,5.
No. 200.
f. Setelah itu benda uji di tes marshall dan di dapat nilai KAO.
1) Batas atas : 155 oC, 145 oC, 135 oC, 125 oC, 115 oC,
2) Batas tengah : 155 oC, 145 oC, 135 oC, 125 oC, 115 oC
± 24 jam.
l. Sebelum menguji benda uji dengan alat marshall, merendam benda uji
Benda uji dibuat sebanyak 3 buah pada masing-masing variasi kadar aspal
dengan gradasi batas atas dan batas tengah dan total benda uji adalah 60
Gradasi Gradasi
Suhu Variasi (oC)
Batas Bawah Batas Tengah
115 3 buah 3 buah
125 3 buah 3 buah
135 3 buah 3 buah
145 3 buah 3 buah
155 3 buah 3 buah
jumlah 15 buah 15 buah
cetakan kemudian diukur pada tiga sisi setiap benda uji dan
merendam benda uji di dalam bak selama 3-5 menit dan ditimbang
dalam air untuk mendapatkan berat benda uji dalam air. Kemudian
b. Pengujian
terhadap (flow) dari campuran aspal sesuai dengan prosedur SNI 06-
menit dengan suhu tetap 60oC (± 1oC). Setelah itu benda uji
46
bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari
detik.
nilai flow yang ditunjukkan oleh dial pengukur flow pada saat
Setelah pengujian Marshall selesai serta nilai stabilitas dan flow didapat,
berat volume, dan parameter lainnya sesuai parameter yang ada pada
Mix (VIM), Void Filled with Asphalt (VFA) dan (Marshall Quotient) dari
Pengujian bahan
Ya
Tidak
Penentuan KAO
Selesai
A. Kesimpulan
Binder Course) gradasi halus pada batas bawah didapat nilai Kadar Aspal
Binder Course) gradasi kasar pada batas tengah didapat nilai Kadar Aspal
marshall pada penelitian ini ialah pada suhu 135ºC, 145ºC , dan 155ºC.
marshall pada penelitian ini ialah pada suhu 145ºC dan 155ºC.
standar.
103
a. Nilai VMA pada aspal campuran lapis AC-BC gradasi halus batas
b. Nilai VIM pada aspal campuran lapis AC-BC gradasi halus batas
c. Nilai VFA pada aspal campuran lapis AC-BC gradasi halus batas
d. Nilai stabilitas pada aspal campuran lapis AC-BC gradasi halus batas
B. Saran
yang jauh dari standar kadar aspal efektif pada tabel 4, maka digunakan
nilai Pb.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM. 1997. Road and Paving Materials Vehicle – Pavement System. Published
By The American Society of Testing Material Officials. Washington D.C.
Amal , Andi Saiful. 2010.Variasi Jumlah Tumbukan Pada Campuran beton Aspal
Terhadap Nilai Density Dan Void In The Mix. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sastra, Hadi. 2009. Pengaruh Variasi Jumlah Tumbukan Pada Lapisan Aspal
Buton Beragregat (LASBUTAH) dengan Modifikasi Campuran Dingin
(COLD MIX) Dengan Modifier Pertamax Terhadap Karakteristik
Maeshall. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.