Professional Documents
Culture Documents
196 371 1 SM PDF
196 371 1 SM PDF
196 371 1 SM PDF
ABSTRACT
Alabio duck as one of the genetic resources of South Kalimantan develop
rapidly and well-known as an excellent breed of ducks for egg production in
Indonesia. However, due to unplanned crossbreeding in the field, presumely the
productivity and the purity of Alabio ducks decreased. The study is conducted in
order to provide information of the characteristics of body weight, body shape,
colour of feather, beak, and shank, and also egg production and egg quality of
Alabio ducks at duck farming centers in South Kalimantan. The results indicated
that there are uniformity in body weight, ≤ 1,5 – 1,6 kg for female and > 1,6 kg
for male at 20-24 weeks of age, bottle for of body shape, 60o elavation, but there
are variations in some degree in feather colour, beak colour and shank colour of
Alabio duks. The feathers vary between batik (strip) or not-strip with cream as the
base color. Meanwhile, the colour of beak and shank vary as light yellow, old
yellow and orange. Unless for the higher egg production (91%) in the intensive
system and yellow red yolk colour (12,93 RYCF) in the extensive system, egg
qualities are not different between production systems.
salah satu sumber daya alam genetik tahun 2004 hingga 2008 sebesar
yang terkenal sebagai tipe itik petelur 9,11% (Sulaiman dan Irawan, 2009).
Dinas Peternakan Kalimantan Selatan pada tahun 2008 yaitu sebesar 24, 2
46
BIOSCIENTIAE. 2011
47
BIOSCIENTIAE. 2011
48
BIOSCIENTIAE. 2011
spherometer, gelas ukur, Roche yolk yaitu ekstensif, semi intensif dan
colour fan dan kamera digital. intensif. Pengamatan Kualitas telur
Tempat dan Waktu meliputi: Persentase Produksi=Jumlah
Penelitian ini dilaksanakan di Telur (Butir)/ Jumlah Itik (Ekor) x
3 (tiga) sentra peternakan itik Alabio 100%; Indeks Bentuk telur = Lebar
di Kalimantan Selatan, yaitu di Telur (mm)/ Panjang Telur (mm) x
Kecamatan Sungai Pandan / Alabio 100%; Berat Jenis Telur = Berat
(Kab. HSU) dan Kecamatan Labuan Telur (g)/Volume Telur (ml).
Amas Selatan/ Pantai Hambawang Ketebalan kerabang yang telah
(Kab. HST) untuk karakter eksterior dikeringkan diukur pada equatorial
itik Alabio, dan di Kecamatan Sungai kerabang dan pengukuran dilakukan
Pandan/Alabio (Kab. HSU) dan sebanyak 3 kali kemudian dirata-
Kecamatan Aluh-aluh (Kab. Banjar) ratakan. Persentase kerabang = Berat
untuk karakter produksi dan kualitas kerabang (g) / berat telur (g) x 100%.
telur. Pengambilan data di lapangan Indeks Kuning Telur (IKT) = Tinggi
dilakukan selama 6 bulan dimulai kuning telur (mm)/ Diameter kuning
pada Januari sampai dengan Juni telur (mm) x 100 %. Haugh Unit
2008. (HU) = 100 log (H + 7,57 – 1,7
0,37
Metode Penelitian W ) Dimana : H.U = Indeks
Haugh, H = Tinggi Putih Telur (mm),
Metode penelitian yang
W = Bobot Telur (g) (Kul &
digunakan dalam adalah metode
Seker,2004). Roche yolk colour fan
survei, dengan melakukan observasi
digunakan untuk mengukur tingkat
pada itik-itik Alabio (total 127 ekor
kekuningan dari warna paruh dan
itik) dan sampel-sampel telur (total
warna kaki (shank), dan yolk telur.
168 telur) sebagai unit pengamatan
Data ditabulasi dan dianalisis secara
dalam penelitian. Sampel
deskriptif.
pengamatan dipilih secara
HASIL
proposional berdasarkan jumlah
Karakteristik Eksterior Itik Alabio
peternak yang ada di daerah observasi
Karakteristik dari itik Alabio
dan dibedakan atas sistem
secara umum terdiri bobot badan,
pemeliharaan itik Alabio petelur
posisi tubuh (sudut elevasi), bentuk
menurut Wasito & Rohaeni (1994)
49
BIOSCIENTIAE. 2011
tubuh, warna bulu bagian punggung, tiga dilihat dari samping dan pada
warna bulu bagian ekor, warna bulu saat itik tersebut diam.
bagian dada, warna bulu bagian leher Warna bulu itik Alabio secara
dan warna bulu bagian sayap, warna umumnya berwarna bulu coklat agak
paruh dan warna kaki dari itik kelabu dan seluruh bulunya terdapat
Alabio. Dari hasil pengamatan yang warna bercak-bercak (fleck) hitam.
telah dilakukan, didapatkan beberapa Pada Tabel 1 dan Gambar 1,
gambaran dari ternak itik Alabio yang karakteristik warna bulu pada itik
tersaji pada Tabel 1. Alabio bagian punggung dibedakan
Seperti yang tersaji di Tabel 1, berdasarkan bercak hitamnya, yaitu
dari sampel yang diambil, bobot bercak 1 sebanyak 18,9 % (24 ekor),
badan terdapat sedikit perbedaan bercak 2 sebanyak 0,79 % (1 ekor)
berdasarkan jenis kelaminnya. Pada dan bercak 3 sebanyak 80,31 % (102
itik Alabio umur ≤ 6 bulan (20– 4 ekor). Hal ini membuktikan adanya
minggu) betina dengan bobot badan ≤ variasi bercak hitam pada itik Alabio.
1,5–1,6 kg terdapat 97,64%, Sedangkan pada warna bulu
sedangkan bobot itik jantan adalah > punggung secara keseluruhan terdapat
1,6 kg sebagai sisanya 2,36%. Pada variasi warna, yaitu ada yang
itik yang diperuntukkan untuk berwarna coklat keabua-abuan
produksi telur, jantan yang dipelihara sebesar 82,68 % dan berwarna
jauh lebih sedikit jumlahnya dari itik keabu-abuan hitam sebanyak 17,32
betina. Sedangkan dari segi posisi %. Pada itik Alabio dengan
tubuh itik Alabio (sudut elevasi) pada adanya 2 (dua) warna bulu pada
saat penelitian didapatkan besar sudut bagian punggung yaitu coklat keabu-
0
yang sama, yaitu 60 . Sedangkan abuan dan abu–abu kehitaman,
bentuk tubuh dari hasil pengamatan di membuktikan bahwa faktor pigmen
lapangan, bentuk tubuh itik Alabio memiliki andil yang cukup besar,
lebih mirip menyerupai bentuk botol terutama karena adanya pigmen
pada saat dilihat dari atas kepala melanin yang memproduksi warna
sampai kaki saat tegak, sedangkan hitam pada bulu.
pada saat diam, memiliki bentuk segi Pada warna bulu bagian ekor,
didapatkan karakteristik berupa ujung
50
BIOSCIENTIAE. 2011
ekor bulu yang berwarna coklat dada, 14,17 % terdapat lapisan hitam
keabu-abuan adan abu-abu pada bulu bagian dada, dan 85,83 %
kehitaman, warna tersebut dikalangan tidak terdapat lapisan hitam pada bulu
para peternak mendapat istilah berupa bagian dada (Tabel 1)..
warna membatik atau mengelaras Karakteristik warna bulu
(warna seperti daun pisang yang bagian leher dari itik Alabio dari hasil
kering). Dari hasil observasi ini, penelitian didapatkan keseragaman
didapatkan bahwa seluruh sampel itik warna yaitu kuning keabu-abuan atau
Alabio memiliki warna bulu mengelaras. Hal ini berbeda dengan
mengelaras pada bagian ekor, warna dari sayap karena terjadi
sedangkan yang membedakan antara perbedaan warna yaitu antara
bulu ekor jantan dan betina hanya cerminan yang terang dengan
terletak pada bentuk bercak cerminan yang tidak terang. Terdapat
hitamnya. Pada bulu ekor jantan, 29,13 % yang memiliki bulu
warnanya lebih banyak abu-abu cerminan yang tidak terang,
kehitaman sedangkan pada bulu ekor sedangkan 70,87% memiliki bulu
betina banyak berwarna kuning cerminan yang terang. Yang
keabu-abuan (Tabel 1). dimaksud bulu cerminan adalah bulu
Warna bulu pada bagian dada, yang terletak di ujung sayap dari itik
dibedakan menjadi 2 (dua), dengan Alabio, yang jika terkena cahaya akan
istilah membatik dan tidak membatik. terlihat berwarna terang, seperti
Selain itu, dibedakan juga antara bulu warna hijau kebiru-biruan. Dari bulu
yang terdapat lapisan hitamnya serta cerminan inilah para peternak bisa
yang tidak terdapat lapisan hitamnya. menduga siap atau tidaknya itik
Pada bulu bagian dada ini tersebut untuk bertelur. Biasanya
berpengaruh dalam hal pemilihan bulu cerminan ini akan berkembang
bibit. Dari sampel yang didapatkan, baik pada saat itik tersebut dilepas ke
terdapat 86,61 % yang memiliki rawa ataupun ke air. Menurut para
bulu membatik, sedangkan 13,39 % peternak di Alabio, semakin
yang tidak memiliki bulu membatik. mengkilap bulu cerminan dari itik
Sedangkan dari segi terdapat atau Alabio maka mereka menganggap
tidak lapisan hitam pada bulu bagian bahwa ternak tersebut kurang bagus
51
BIOSCIENTIAE. 2011
52
BIOSCIENTIAE. 2011
lebih tinggi rataanya 76,83% hal ini putih telur karena adanya penurunan
yang didapat pada sistem ini lebih yang diperlukan tidak tercukupi.
53
BIOSCIENTIAE. 2011
54
BIOSCIENTIAE. 2011
Alabio tersebut. Hal ini disebabkan kuning atau jingga yang terdapat pada
karena terjadinya penyerapan pigmen kaki (shank) seperti faktor pigmen
xanthophyl yang kuning pada lipochrom. Karena pigmen ini akan
makanan, untuk mewarnai kuning berpengaruh pada saat itik tersebut
telur itik tersebut, seperti yang berproduksi (bertelur), yaitu akan
dilaporkan oleh Tanudimadja (1974). semakin berkurangnya kadar warna
Warna kaki (shank) dari itik Alabio kuning atau jingga pada kaki itik yang
berwarna kuning (Marhiyanto, 1996; sudah lama berproduksi.
Suharno & Amri, 2003). Sama Berkurangnya warna kuning atau
halnya dengan warna paruh, warna jingga pada kaki ini terjadi pada
kaki ini juga merupakan ciri khas dari bagian dorsal kaki kemudian ke
itik Alabio dibandingkan dengan itik– bagian plantar kaki (Tanudimadja,
itik lain seperti itik Tegal maupun 1974).
Mojosari. Hasil ini menunjukkan bahwa
Namun, menurut Chaves & Lasmini pemeliharaan secara intensif dimana
(1978), karekteristik khas dari Itik itik dipeliharan secara terkurung
Alabio adalah memiliki warna kaki penuh dan disuplai makanan sesuai
jingga. Menurut para peternak di dengan kebutuhan nutrisi untuk
Alabio, warna kaki ini akan juga produksi akan menghasilkan produksi
mempengaruhi warna paruh. Hampir telur yang tinggi. Dengan kata lain
sebagian besar ternak itik Alabio yang nutrisilah yang merupakan faktor
dipelihara di daerah Alabio, memiliki utama dari produksi telur disamping
warna kaki yang jingga, karena faktor-faktor lain seperti
dengan warna paruh dan warna kaki genetik/bangsa, umur atau usia
yang jingga diharapkan itik tersebut produksi, jenis kandang, sistem
mampu menghasilkan produksi telur pemeliharaan, dan temperature
yang bagus serta telur yang dihasilkan (Amrullah, 2003). Faktor yang
memiliki warna kuning telur (yolk) berpengaruh pada berat telur adalah
yang kuning bahkan jingga. genetis, pakan dan umur (Yuwanta,
Menurut Winter & Funk 2004) menambahkan Sarwono (1997)
(1960), terdapat faktor yang bahwa yang dapat mempengaruhi
mempengaruhi adanya pola warna besarnya telur antara lain jenis hewan,
55
BIOSCIENTIAE. 2011
oleh tebal kerabang, dimana dengan disebabkan oleh masuknya air dan
kerabang telur maka berat jenis akan sebagai akibat adanya perbedaan
meningkat pula, dan semakin besar tekanan osmosis antara putih telur dan
telur semakin kecil nilai Berat kuning telur, sehingga kuning telur
56
BIOSCIENTIAE. 2011
57
BIOSCIENTIAE. 2011
58
BIOSCIENTIAE. 2011
59
BIOSCIENTIAE. 2011
a b c d
Gambar 2. Karakter warna pparuh aruh itik Alabio (Ket. a: Paruh kuning muda, b:
Paruh kuning tua, c: Paruh jingga, dan d: Paruh hitam).
Figure 2. The characteristic of beak colour
colo r of Alabio ducks (a. light yellow, b.
dark yellow, c. orange, d. black)
a b c
Gambar 3. Karakter warna kaki (shank)
( dari itik Alabio (Ket. a = kaki kuning
muda, b = kaki kuning tua, c = kaki kuning jingga).
jingga
Figure 3. The characteristic of shank colour
colo r of Alabio ducks (a. light yellow, b.
dark yellow, c. orange)
60
BIOSCIENTIAE. 2011
61