Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

YANG PERTAMA KALI MENJALANI PRAKTIK KLINIK

Sri Devi Eflia Putri1, Veny Elita2, Ganis Indriati3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: Sridevyeflyaputry@gmail.com

Abstract

Clinical practice is one of academic programs in nursing faculty which is held in the first year. This program often
leads the first year students get stressed. This research aims to identified the factors that could caused stress for the
nursing students during their first clinical practice. This research was conducted at the Faculty Nursing of Riau
University on July 2018 by using descriptive method with correlative analysis and cross sectional approach. There are
150 respondents taken by considering the inclusion criteria using accident sampling technic. The measuring instrument
is Depression Anxiety Stres Scales (DASS) questionnaire to find the variable of stress level and Perceived Stress Scale
(PSS) questionnaire to find the variable of stress factors. The analysis that is applied is univariate analysis as it aims to
seeks the frequency distribution and bivariate by using chi-square test. In addition, the factors relating to the stress
level for the students are assignment and workload (p = 0,009), relation with co-workers (p = 0,006), knowledge (p =
0,008), skill in treating the patients (p = 0,002) and lecturers’ support (p = 0,004). The factors unrelated to the stress
level for the students is environment (p = 0,508). The result of the research is the most of nursing students have
moderate level of stress like feeling tired, tired easily, and can’t relax. It is suggested to the nursing students to prepare
themselves before implementing clinical practice to prevent the stress and beneficial to the nursing care provide.

Keyword : DSS, first clinical practice, nursing students, PSS, stress level.

PENDAHULUAN keperawatan, mahasiswa dibimbing oleh CI


Praktik klinik merupakan salah satu (clinical instructor) dari ruangan tempat
bagian dari program akademik di fakultas mahasiswa melakukan praktik (Oktavianus,
keperawatan yang berguna untuk Rufaida, & Editya, 2014). Selain itu
mengembangkan keterampilan, sikap, nilai- mahasiswa juga dibimbing oleh dosen dari
nilai dan kemampuan sesuai dengan standar pihak akademik (PSIK UR, 2016).
kompetensi nasional untuk perawat (Salsabila, Praktik klinik pada tahun pertama
2015). Tujuan praktik klinik secara umum menjadi masa transisi dari pendidikan di kelas
adalah untuk membentuk mahasiswa ke pendidikan di klinik. Praktik klinik yang
keperawatan agar dapat meningkatkan dilakukan pada masa transisi ini
kemampuan secara komprehensif dan mengakibatkan mahasiswa sering mengalami
sistematis dalam menyelesaikan masalah stres (Brien, 2012 dalam Salsabila, 2015).
perawatan klien, dengan memperoleh Stres dapat dibedakan dengan kecemasan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang (Mohr, 2003). Stres bukan suatu gangguan
diperlukan dalam perawatan (Yang, 2012 (Mohr, 2003). Stres adalah bagian normal dari
dalam Salsabila, 2015). kehidupan sehari-hari dan tidak selalu baik
Praktik klinik biasanya mulai atau buruk (Mohr, 2003). Stres adalah reaksi
dilaksanakan pada semester II dan waktu individu terhadap suatu stressor. Stressor
penyelenggaraan rata-rata 1-2 minggu dan adalah pemicu stres (Saam & Wahyuni, 2013)
disesuaikan dengan kebijakan kampus. sedangkan kecemasan sumbernya tidak
Pelaksanaan praktik klinik didukung diketahui (Kozier, Glenora, Berman & Synder,
dengan penerapan beberapa metode 2004).
pembelajaran klinik. Metode pembelajaran Stres yang dialami mahasiswa bisa
tersebut adalah pengelolaan kasus, konferensi berpengaruh positif dan negatif (Gibbons,
klinik (pra dan post konferensi), bed side Dempster, & Moutray, 2008). Mahasiswa yang
teaching dan seminar kasus, dan beberapa memiliki tingkat stres yang tinggi dapat
metode lainnya (Program Studi Ilmu berpengaruh pada masalah kesehatan mental
Keperawatan Universitas Riau, 2016). Asuhan dan fisik serta pendidikan mereka
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 485
(Seyedfatemi, 2007 dalam Khater, Zaheya & mahasiswa keperawatan yang pertama kali
Saban, 2015). Disisi lain, mahasiswa yang menjalani praktik klinik.
memiliki tingkat stres yang ringan membuat
mereka menjadi lebih termotivasi (Sindir & METODE PENELITIAN
Acaroglu, 2008). Desain penelitian yang digunakan adalah
Hasil penelitian Sheu, Lin, dan Hwang deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
(2001, dalam Rezkia, 2015) menjelaskan sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
bahwa stres yang dialami oleh mahasiswa pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
tahun ketiga adalah sebesar 44% dimana pada Riau angkatan A 2017 berjumlah 174 orang.
tahun ini mahasiswa memulai praktik Sampel penelitian adalah mahasiswa
kliniknya. Stres yang tinggi akan berpengaruh
keperawatan angkatan 2017 Fakultas
pada status kesehatan mahasiswa (Sheu, Lin,
Keperawatan Universitas Riau yang berjumlah
& Hwang, 2001 dalam Rezkia, 2015). Efek
150 orang dengan metode pengambilan sampel
stres yang paling banyak dilaporkan adalah
perubahan prilaku, status fisiologis dan non probability sampling dengan pendekatan
psikologi mahasiswa (Sheu, Lin, & Hwang, insidental sampling. Penelitian dilakukan
2001 dalam Rezkia, 2015). Stres juga dapat selama 4 hari dengan menggunakan kuesioner
mempengaruhi penampilan akademik (Hsio, online yang terdiri dari 32 pernyataan
2003 dalam Rezkia. 2015). mengenai tingkat stres dan faktor stres.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan Analisis data yang digunakan yaitu analisis
oleh peneliti pada bulan Februari tahun 2018, univariat menggunakan distribusi frekuensi
peneliti melakukan wawancara kepada delapan dan analisis bivariat dengan uji chi square.
orang mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Riau dengan angkatan berbeda HASIL PENELITIAN
diperoleh delapan orang mahasiswa Hasil penelitian yang dilakukan pada
mengatakan stres pada saat pertama kali tanggal 5-8 Juli 2018 pada 150 responden di
praktik klinik di rumah sakit dengan penyebab SMPN 16 Pekanbaru diperoleh data sebagai
stres yang berbeda-beda. Tujuh orang berikut:
mengatakan stres terbesar disebabkan oleh A. Analisis Univariat
kurangnya pengetahuan dalam memberikan 1. Karakteristik Responden
asuhan keperawatan dimana gejala yang Tabel 1
mereka rasakan adalah gugup, berkeringat Distribusi Karakteristik Responden
dingin, dan jantung berdebar-debar. Lima Karakteristik Jumlah (N) Persentase (%)
orang mengatakan stres akibat banyaknya Umur
tugas-tugas dan beban kerja yang di tunjukkan Responden:
dengan kelelahan, berkeringat dan 17 2 1,3
18 40 26,7
menghindari pekerjaan. Empat orang 19 97 64,7
mengatakan stres dalam melakukan perawatan 20 8 5,3
kepada pasien karena takut salah, tiga orang 21 3 2,0
mengatakan stres karena tidak terbiasa dengan Total 150 100
lingkungan baru seperti rumah sakit dan staff Karakteristik Jumlah (N) Persentase (%)
Jenis Kelamin
yang ada di rumah sakit. Jadi stres yang Responden:
dirasakan mahasiswa bisa disebabkan oleh Laki-laki 11 7,3
satu penyebab stres atau lebih. Perempuan 139 92,7
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Total 150 100
mengetahui faktor-faktor penyebab stres pada
mahasiswa keperawatan yang pertama kali Tabel 1 menunjukan distribusi
menjalankan praktik klinik. responden menurut umur terbanyak adalah 19
Hasil penelitian ini diharapkan dapat tahun sebanyak 97 mahasiswa (64,7%),
memberi informasi bagi perkembangan ilmu dilanjutkan dengan jumlah mahasiswa yang
keperawatan khususnya dibidang jiwa yang berumur 18 tahun yaitu sebanyak 40
mengenai faktor-faktor penyebab stres pada orang (26,7%). Distribusi responden terbanyak
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 486
menurut jenis kelamin adalah perempuan mahasiswa merasakan tugas dan beban kerja
sebanyak 139 mahasiswa (92,7%). Jumlah yang berat saat menjalani praktik klinik,
responden yang berjenis kelamin laki-laki hubungan dengan rekan kerja negatif,
adalah sebanyak 11 orang (7,3%). pengetahuan cukup, lingkungan kurang
2. Tingkat Stres kondusif, keterampilan merawat pasien
Tabel 2 kurang, dan dukungan dosen rendah.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tingkat Stres A. Analisis Bivariat
Tingkat stres Jumlah (N) Persentase (%) 1. Hubungan faktor tugas dan beban kerja
Ringan 66 44,0
terhadap tingkat stres
Sedang 84 56,00
Total 150 100 Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan
Tabel 2 menunjukkan dari 150 orang Tugas dan Beban Kerja dengan Tingkat Stres
Variabel Tingkat stres Mahasiswa Total p
responden yang diteliti, mayoritas mahasiswa value
memiliki tingkat stres sedang saat menjalani Tugas dan
Ringan Sedang

praktik klinik yang pertama. Jumlah beban kerja


30 20 50
mahasiswa yang memiliki tingkat stres sedang Ringan (60,0%) (40,0%) (100,0%)
adalah sebanyak 84 orang (56,0%), dan 36 64 100 0,00
Berat (36,0%) (64,0%) (100,0%) 9
mahasiswa yang memiliki tingkat stres yang 66 84 150
ringan sebanyak 66 orang (44,0%) Total (44,0%) (56,0%) (100,0%)
3. Faktor Stres
Tabel 3 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan yang merasakan tugas dan beban kerja yang
Faktor stres ringan dengan tingkat stres yang ringan
Faktor stres Hasil Jumlah Persentase sebanyak 60,0% dan sebanyak 40,0%
(N) (%)
Tugas dan Ringan 50 33,3
responden merasakan tingkat stres yang
beban kerja Berat 100 66,7 sedang. Responden yang merasakan tugas dan
Total 150 100 beban kerja yang berat dengan tingkat stres
Hubungan yang ringan sebanyak 36,0% dan sebanyak
dengan Rekan Positif 73 48,7
Kerja Negatif 77 51,3 64,0% responden merasakan tingkat stres yang
Total 150 100 sedang. Hasil uji statistik chi-square diketahui
Pengetahuan Baik 26 17,3 p-value < 0,05 dengan nilai p-value = 0,009,
Cukup 88 58,7
Kurang 36 24,0 yang berarti Ho ditolak sehingga dapat
Total 150 100 disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Lingkungan Baik 25 16,7 faktor tugas dan beban kerja dengan tingkat
Praktik Kurang 125 83,3
Kondusif
stres mahasiswa keperawatan yang pertama
Total 150 100 kali menjalani praktik klinik.
Keterampilan Baik 62 41,3 2. Hubungan faktor rekan kerja terhadap
Merawat Kurang 88 58,7 tingkat stres
Pasien Tabel 5
Total 150 100 Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan
Faktor stres Hasil Jumlah Persentase Faktor Rekan Kerja dengan Tingkat Stres
(N) (%) Tingkat stres Mahasiswa Total p
Variabel value
Faktor stres Hasil Jumlah Persentase Ringan Sedang
(N) (%) Rekan
Kerja
Dukungan Tinggi 70 46,7 25 52 77
dosen Rendah 80 53,3 (32,5%) (67,5%) (100,0%)
Negatif
Total 150 100 41 32 73 0,00
Positif (56,2%) (43,8%) (100,0%) 6
Tabel 3 di atas menunjukkan dari 150 66 84 150
Total (44,0%) (56,0%) (100,0%)
orang responden yang diteliti, mayoritas

JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 487


Tabel 5 menunjukkan bahwa 4. Hubungan faktor lingkungan terhadap
responden yang memiliki hubungan negatif tingkat stress
dengan rekan kerja dengan tingkat stres yang Tabel 7
ringan sebanyak 32,5% dan sebanyak 67,5% Distribusi Frekuensi berdasarkan Hubungan
responden memiliki tingkat stres sedang. Faktor Lingkungan dengan Tingkat Stres
Responden yang memiliki hubungan positif Variabel Tingkat stres Total p value
Mahasiswa
dengan rekan kerja dengan tingkat stres yang Lingkungan Ringan Sedang
ringan sebanyak 56,2% dan sebanyak 43,8% praktik
Kurang 53 72 125
mempunyai tingkat stres sedang. Kondusif (42,4%) (57,6%) (100,0%)
Hasil uji statistik chi-square diketahui Baik 13 12 25 0,508
(52,0%) (48,0%) (100,0%)
p-value < 0,05 dengan nilai p-value = 0,006 Variabel Tingkat stres Total p value
yang berarti Ho ditolak sehingga dapat Mahasiswa
Total 66 84 150
disimpulkan bahwa ada hubungan antara (44,0%) (56,0%) (100,0%)
faktor rekan kerja dengan tingkat stres
mahasiswa keperawatan yang pertama kali Tabel 7 menunjukkan bahwa
menjalani praktik klinik. responden yang merasakan lingkungan praktik
3. Hubungan faktor pengetahuan terhdap kurang kondusif dengan tingkat stres yang
tingkat stress ringan adalah sebanyak 42,4% dan 57,6%
Tabel 6 responden memiliki tingkat stres sedang.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Responden yang merasakan lingkungan
Faktor Pengetahuan dengan Tingkat Stres praktik baik dengan tingkat stres yang ringan
Variabel Tingkat stres Mahasiswa Total p
sebanyak 52,0% dan 48,0% responden
val memiliki tingkat stres yang sedang.
ue Hasil uji statistik chi-square diketahui
Ringan Sedang
Pengetahuan p-value > 0,05 dengan nilai p-value = 0,508
8 28 36
(22,2%) (77,8%) (100,0%) yang berarti Ho diterima sehingga dapat
Kurang
43 45 88 0,0 disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
Cukup (48,9%) (51,1%) (100,0%) 08 faktor lingkungan praktik dengan tingkat stres
15 11 26
(57,7%) (42,3%) (100,0%)
mahasiswa keperawatan yang pertama kali
Baik
57 64 150 menjalani praktik klinik
Total (47,1%) (52,9%) (100,0%) 5. Hubungan faktor keterampilan merawat
pasien terhadap tingkat stres mahasiswa
Tabel 6 menunjukkan bahwa Tabel 8
responden yang memiliki pengetahuan yang Distribusi Frekuensi berdasarkan Hubungan
kurang dengan tingkat stres yang ringan Faktor Keterampilan Merawat Pasien dengan
sebanyak 22,2% dan 77,8% responden Tingkat Stres Mahasiswa
Variabel Tingkat stres Mahasiswa Total p value
memiliki tingkat stres yang sedang. Responden Keterampilan Ringan Sedang
yang memiliki pengetahuan cukup dengan merawat
pasien
tingkat stres yang ringan sebanyak 48,9% dan Kurang 29 59 88
51,1% responden memiliki tingkat stres yang (33,0%) (67,0%) (100,0%)
sedang. Responden yang memiliki Baik 37 25 62 0,002
(59,7%) (40,3%) (100,0%)
pengetahuan baik dengan tingkat stres yang Total 66 84 150
ringan sebanyak 57,7% dan 42,3% memiliki (44,0%) (56,0%) (100,0%)

tingkat stres yang sedang.


Hasil uji statistik chi-square diketahui Tabel 8 menunjukkan dari 150 orang
p-value < 0,05 dengan nilai p-value = 0,008 responden yang diteliti, responden yang
yang berarti Ho ditolak sehingga dapat memiliki keterampilan merawat pasien yang
disimpulkan bahwa ada hubungan antara kurang dengan tingkat stres ringan sebanyak
faktor pengetahuan dengan tingkat stres 33,0% atau sebanyak 29 orang dan 67,0%
mahasiswa keperawatan yang pertama kali responden atau sebanyak 59 orang memiliki
menjalani praktik klinik. tingkat stres sedang. Responden yang memiliki

JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 488


keterampilan merawat pasien baik dengan dalam kategori rentang usia remaja akhir
tingkat stres ringan sebanyak 59,7% atau yaitu 17-25 tahun (Depkes, 2009).
sebanyak 37 orang dan 40,3% responden atau Masa remaja merupakan masa suatu
sebanyak 25 orang memiliki tingkat stres periode penting dari rentang kehidupan,
sedang. suatu periode transisional, masa perubahan,
Hasil uji statistik chi-square diketahui masa usia bermasalah, masa dimana
bahwa nilai p-value < 0,05 dengan nilai p- individu mencari identitas diri, usia
value = 0,002 yang berarti Ho ditolak. Hal ini menyeramkan (dreaded), masa unrealism,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dan masa menuju ambang kedewasaan
faktor keterampilan merawat pasien dengan
(Krori, 2011). Mahasiswa tahun pertama
tingkat stres mahasiswa keperawatan yang
merupakan masa dimana berada pada tahap
pertama kali menjalani praktik klinik.
remaja akhir sering mengalami stres. Stres
6. Hubungan Faktor dukungan dosen terhadap
tingkat stress tersebut disebabkan karena mahasiswa
Tabel 9 dihadapkan dengan lingkungan baru dan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan tidak sedikit mahasiswa tahun pertama
Faktor Dukungan Dosen Pertama Kali dengan kelimpungan untuk mengatasi masalah dan
Tingkat stres konflik yang dialami (Papalia, Diane, &
Variabel Tingkat stres Total p value Feldman, 2009)
Mahasiswa
Dukungan Ringan Sedang Hall (dalam Sarwono, 2011),
Dosen menyatakan bahwa masa remaja merupakan
Rendah 26 54 80
(32,5%) (67,5%) (100,0%) masa storm and drang (topan dan badai),
Tinggi 40 30 70 0,004 masa penuh emosi dan adakalanya emosi
(57,1%) (42,9%) (100,0%)
Total 66 84 150
meledak-ledak, yang muncul karena adanya
(44,0%) (56,0%) (100,0%) pertentangan nilai-nilai. Emosi yang
menggebu-gebu ini adakalanya menyulitkan
Tabel 9 menunjukkan bahwa bagi remaja maupun bagi orang tua atau
responden yang merasakan dukungan dosen orang dewasa disekitarnya. Namun emosi
rendah dengan tingkat stres ringan sebanyak yang menggebu-gebu ini juga bermanfaat
32,5% dan 67,5% responden memiliki tingkat bagi remaja dalam upayanya menemukan
stres sedang. Responden yang merasakan identitas diri. Reaksi orang sekitarnya akan
dukungan dosen tinggi dengan tingkat stres menjadi pengalaman belajar bagi si remaja
ringan sebanyak 57,1% dan 42,9% responden untuk menentukan tindakan apa yang kelak
dengan tingkat stres sedang. akan dilakukannya.
Hasil uji statistik chi-square diketahui Sarwono (2011), mengemukakan
p-value < 0,05 dengan nilai p-value = 0,004 bahwa pada remaja akhir terjadi proses
yang berarti Ho ditolak sehingga dapat penguatan atau penyatuan menuju masa
disimpulkan bahwa ada hubungan antara kedewasaan yang ditandai oleh adanya
faktor dukungan dosen dengan tingkat stres minat yang kuat dalam kemampuan
mahasiswa keperawatan yang pertama kali berpikir, keinginan ego untuk bergabung
menjalani praktik klinik dengan orang lain dan mengalami
pengalaman baru.
PEMBAHASAN Krori (2011) menyatakan bahwa
A. Karakteristik Responden perubahan sosial yang penting pada masa
1. Umur remaja mencakup meningkatnya pengaruh
Karakteristik responden berdasarkan teman sebaya (peer group), pola perilaku
umur terhadap 150 orang responden yang sosial yang lebih matang, pembuatan
diteliti diketahui responden terbanyak kelompok sosial yang baru, dan munculnya
berumur 19 tahun dengan jumlah 97 orang nilai-nilai baru dalam memilih teman dan
responden (64,7%). Pada penelitian ini pemimpin serta nilai dalam penerimaan
responden berada pada rentang usia 17-21 sosial.
tahun. Rentang usia 17-21 tahun masuk
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 489
2. Jenis Kelamin (2010) yang menyatakan bahwa ada
Penelitian yang dilakukan terhadap 150 hubungan antara beban kerja dengan tingkat
orang responden menunjukkan bahwa stres perawat ICU, semakin berat beban
mayoritas responden berjenis kelamin kerja maka semakin tinggi juga tingkat stres
perempuan yaitu berjumlah 139 orang perawat. Melamed, Kushnir, dan Shirom
responden (92,7%). Berdasarkan Badan (1992, dalam Potter & Perry, 2005)
Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2018 menyampaikan bahwa stres kerja sering
menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa menimbulkan kepenatan dengan ditandai
perempuan di Program Studi Ilmu dengan kurangnya perhatian, kelelahan
Keperawatan Universitas Riau tahun fisik, emosional dan marah serta apatis
2013/2014 adalah 383 orang dan jumlah terhadap pasien yang dirawat.
laki-laki adalah sebanyak 91 orang. Hal ini Penelitian yang dilakukan oleh Nolan
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa dan Ryan (2008) mengemukakan bahwa
keperawatan adalah perempuan. mahasiswa keperawatan yang sedang
Hasil penelitian yang mengungkapkan menjalani praktik klinik dengan waktu kerja
bahwa proporsi mahasiswa keperawatan yang padat dianggap sebagai pemicu stres
yang didominasi oleh perempuan adalah bagi mahasiswa keperawatan. Sedikitnya
penelitian yang dilakukan oleh Syahputra waktu yang untuk mengerjakan tugas-tugas,
(2009) pada mahasiswa S1 PSIK FK USU. ditambah tuntutan untuk memenuhi harapan
Syahputra mengungkapkan bahwa proporsi profesionalitas sebagai perawat, dan merasa
perempuan dalam pendidikan keperawatan dibawah kendali staf perawat senior
lebih besar daripada laki-laki. Kenyataanya merupakan stres bagi mahasiswa
jumlah perempuan memang lebih banyak keperawatan ketika menjalani praktik klinik
dibandingkan jumlah laki-laki. di rumah sakit (Nolan & Ryan, 2008).
Pendidikan keperawatan yang 2. Hubungan faktor rekan kerja terhadap
didominasi oleh kaum perempuan tingkat stres
disebabkan karena sikap dasar perempuan Hasil uji statistik chi-square
yang identik sebagai sosok yang ramah, menunjukkan bahwa p-value < 0,05 dengan
sabar, telaten, lemah lembut, berbelas kasih nilai p value = 0,006 yang berarti Ho
dan gemar bersosialisasi (Siswanto, 2014) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara faktor
B. Analisa Bivariat rekan kerja dengan tingkat stres mahasiswa
1. Hubungan faktor tugas dan beban kerja keperawatan saat menjalani praktik klinik
terhadap tingkat stres yang pertama. Hasil penelitian ini didukung
Hasil uji statistik chi-square oleh penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan p value < 0,05 dengan nilai Roddrigues (2010) yang menunjukkan hasil
p-value = 0,009 yang berarti Ho ditolak bahwa ada hubungan antara hubungan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada interpersonal perawat ICU dengan tingkat
hubungan yang signifikan antara faktor stres. Semakin tidak ada hubungan sosial
tugas dan beban kerja dengan tingkat stres maka tingkat stres perawat semakin tinggi.
saat menjalani praktik klinik pertama. Revenson dan Majerovitz, 1991 (dalam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Potter & Perry, 2005) menyampaikan
(dalam Suerni, 2012) mengatakan bahwa bahwa sistem pendukung dapat mengurangi
beban kerja adalah kapasitas kemampuan stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik
(kesanggupan, kecakapan) yang dimiliki dan mental. Sistem pendukung tersebut
untuk menyelesaikan masalah, sehingga seperti keluarga, teman dan rekan kerja
dengan kemampuan yang dimiliki dapat yang dapat mendengarkan dan memberikan
berfungsi dan berproduksi secara nasihat serta dukungan emosional yang
proporsional sesuai dengan tugas dan fungsi sangat bermanfaat bagi seseorang yang
yang dimiliki. mengalami stres. Kondisi kerja yang berat
Hasil penelitian ini didukung oleh dan penuh dengan stres akan terasa semakin
penelitian yang dilakukan oleh Rodrigues
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 490
berat jika interaksi antar anggota tim tidak adalah kurangnya pengetahuan dan
kondusif. keterampilan professional.
Khater, et al. (2014) berdasarkan hasil 4. Hubungan faktor lingkungan terhadap
penelitiannya menyatakan bahwa faktor tingkat stres
stres kedua yang banyak dirasakan Hasil uji statistik chi-square
mahasiswa adalah rekan sebaya atau rekan menunjukkan bahwa p-value > 0,05
kerja dimana mahasiwa keperawatan di dengan p-value = 0,508 yang berarti Ho
Universitas Jordani tahun pertama dan diterima sehingga dapat disimpulkan
kedua praktik klinik merasa bahwa adanya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
kompetisi dengan rekan baik dikampus antara faktor lingkungan dengan tingkat
maupun di lingkungan praktik klinik, stres mahasiswa keperawatan yang
merasa tertekan terhadap evaluasi yang menjalani praktik klinik yang pertama.
dilakukan oleh pengajar karena Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
membandingkan dengan mahasiswa lain, tidak ada hubungan antara lingkungan
tidak mampu bergaul dengan kelompok dengan tingkat stres disebabkan karena
sebaya saat praktik klinik dan merasa mahasiswa merasa bahwa stres yang
praktik klinik berdapak pada kegiatan diluar dialaminya adalah berasal dari diri nya
mereka. sendiri dan orang lain, seperti hubungan
3. Hubungan faktor pengetahuan terhadap dengan rekan kerja, tugas dan beban kerja,
tingkat stress kurangnya dukungan dosen, keterampilan
Hasil uji statistik chi-square merawat pasien yang kurang dan ditambah
menunjukkan bahwa p-value < 0,05 yaitu dengan kurangnya pengetahuan tentang
p-value = 0,008 yang berarti Ho ditolak praktik klinik. Lingkungan tidak
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada berpengaruh terhadap stres mahasiswa
hubungan yang signifikan antara faktor karena walaupun mahasiswa merasa tidak
pengetahuan dengan tingkat stres nyaman terhadap lingkungan rumah sakit
mahasiswa keperawatan yang menjalani yang sempit dan sesak tetapi itu bukan
praktik klinik yang pertama. Hasil menjadi suatu hal yang membuat
penelitian ini didukung oleh penelitian mahasiswa stres dan bisa saja mahasiswa
yang dilakukan oleh Salsabila (2015) yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
menyatakan bahwa sebanyak 72 orang ruangan pada saat menjalani praktik klinik.
responden (88,9%) merasakan stres sedang Lingkungan diartikan sebagai segala
ketika menjalani praktik klinik dan sumber sesuatu yang ada disekitar para pekerja
stres tersebut berasal dari mahasiswa yang contohnya adalah perawat yang dapat
merasa asing dengan diagnosa pasien dan mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
cara menanganinya, serta mahasiswa tugas-tugas yang dibebankan, misalnya
merasa asing dengan kemampuan merawat kebersihan, musik dan sebagainya
secara professional. (Nitisemito, 1982). Menurut Nitisemito
Hasil penelitian Sheu (2002) tentang (1982), kondisi lingkungan yang buruk
persepsi stres dan status fisio-psiko-sosial berpotensi menjadi penyebab perawat
status mahasiswa keperawatan selama mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit
praktik klinik pertama menyatakan bahwa berkonsentrasi dan menurunnya
dua sumber terbesar saat praktik klinik produktifitas kerja. Pernyataan Nitisemito
adalah berasal dari kurangnya pengetahuan (1982) tidak sesuai dengan hasil penelitian
dan kurang keterampilan merawat pasien. yang dilakukan oleh peneliti yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chan menyatakan bahwa tidak terdapat
dan Fong (2009) pada mahasiswa hubungan antara lingkungan praktik
keperawatan Hongkong yang sedang dengan tingkat stres mahasiswa.
menjalani praktik klinik menunjukkan 5. Hubungan faktor keterampilan merawat
bahwa mahasiswa tersebut mengalami pasien terhadap tingkat stres
stres sedang dimana stressor utamanya Hasil uji statistik chi-square
menunjukkan bahwa p-value < 0,05
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 491
dengan nilai p-value = 0,002 yang berarti Hasil penelitian ini juga didukung
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
bahwa ada hubungan yang signifikan Mustofa (2017) yang menyatakan bahwa
antara faktor keterampilan merawat dengan sumber stres pertama mahasiswa ilmu
tingkat stres mahasiswa keperawatan yang keeperawatan UIN Syarif Hidayatullah
menjalani praktik klinik yang pertama. Jakarta dalam pembelajaran klinik yaitu
Hasil penelitian ini didukung oleh berasal dari pengajar dan staf keperawatan
penelitian yang dilakukan oleh Salsabila yang menyebutkan bahwa pembimbing
(2015) yang menyatakan bahwa peringkat kurang memberikan bimbingan ditambah
kedua sebagai sumber stres yang dialami dengan perawat senior yang terkadang
mahasiswa saat praktik klinik adalah dari kurang ramah kepada mahasiswa maupun
keterampilan merawat pasien, hal ini adanya kesenjangan teori dan praktik. Hal
terjadi karena mahasiswa kurang memiliki ini sesuai dengan penelitian yang
pengalaman, serta kurangnya kemampuan dilakukan oleh Khater, et al. (2014) bahwa
dalam menyediakan perawatan dan selama pembelajaran klinik, stressor yang
membuat keputusan pada suatu tindakan. paling sering dialami yaitu stres karena
Khater (2014) berdasarkan hasil tugas, lalu stres dalam merawat pasien dan
penelitiannya menyatakan bahwa faktor stres yang berhubungan dengan
stres kedua yang banyak dirasakan pembimbing.
mahasiswa adalah rekan sebaya atau rekan Fenomena yang sering ditemui adalah
kerja. Dimana mahasiwa keperawatan di mahasiswa sering kali tidak bisa mencapai
Universitas Jordani tahun pertama dan target kompetensi sesuai dengan yang
kedua praktik klinik merasa bahwa adanya ditargetkan dari standar pendidikan
kompetisi dengan rekan baik dikampus keperawatan (Anton, 2012 dalam Agustini,
maupun di lingkungan praktik klinik, 2015).
merasa tertekan terhadap evaluasi yang Fenomena lain adalah mengenai
dilakukan oleh pengajar karena evaluasi terhadap laporan asuhan
membandingkan dengan mahasiswa lain, keperawatan mahasiswa. Beberapa
tidak mampu bergaul dengan kelompok pembimbing cenderung mengevaluasi
sebaya saat praktik klinik dan merasa secara formalitas, tidak mengecek secara
praktik klinik berdapak pada kegiatan langsung tentang kebenaran tindakan
diluar mereka. keperawatan yang dilakukan mahasiswa,
6. Hubungan faktor dukungan dosen terhadap selain itu dalam melakukan responsi
tingkat stres pembimbing cenderung tidak menilai
Hasil uji statistik chi-square penguasaan teori dan keterampilan
menunjukkan bahwa p-value < 0,05 mahasiswa dalam bertindak melainkan
dengan nilai p-value = 0,004 yang berarti hanya mengevalusai tentang pengetahuan
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan mahasiswa saja (Anton, 2012 dalam
bahwa ada hubungan yang signifikan Agustini, 2015).
antara faktor dukungan dosen dengan
tingkat stres mahasiswa keperawatan yang SIMPULAN
menjalani praktik klinik yang pertama. Penelitian tentang faktor-faktor penyebab
Hasil penelitian ini didukung oleh stres pada mahasiswa keperawatan yang
penelitian yang dilakukan oleh Salsabila pertama kali menjalani praktik klinik di
(2015) menyatakan bahwa sebanyak 77 Fakultas Keperawatan Universitas Riau yang
orang responden (95,1%) merasakan stres dilakukan kepada 150 orang responden dapat
sedang yang bersumber dari pengajar atau disimpulkan bahwa sebagian besar responden
dosen, dimana mahasiswa merasa kurang berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah
mendapat perhatian dan bimbingan dari 139 orang responden (92,7%) dan mayoritas
pengajar, dan merasa stres saat instruksi berada pada usia 19 tahun dengan jumlah 97
dari pengajar berbeda dari harapannya. orang responden (64,7%). Tingkat stres yang
dialami oleh mahasiswa keperawatan angkatan
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 492
2017 adalah ringan dan sedang dengan tingkat 3. Mahasiswa
stres sedang sebanyak 84 orang responden Hasil penelitian ini dapat menjadi info
(56,0%) dan yang mengalami tingkat ringan bagi mahasiswa keperawatan khususnya
sebanyak 66 orang orang responden (44,0%). yang akan melaksanakan praktik klinik
Hasil uji statistik yang dilakukan yang pertama hendaknya mempersiapkan
menggunakan analisa bivariat dengan chi- diri seperti mengulang pelajaran atau
square diperoleh data sebagai berikut: membuat catatan kecil agar saat praktik
1. Ada hubungan antara tugas dan beban klinik tidak mudah lupa sehingga praktik
kerja dengan stres yang dialami mahasiswa klinik berjalan lancar dan tidak mudah
pada saat pertama kali praktik klinik (p mengalami stres.
value = 0,009 ) 4. Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi data
2. Ada hubungan antara rekan kerja dengan
awal untuk meningkatkan dan
stres yang dialami mahasiswa pada saat
mengembangkan penelitian terkait faktor-
pertama kali praktik klinik (p value = faktor penyebab stres pada mahasiswa
0,006) keperawatan yang pertama kali menjalani
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik klinik atau melakukan penelitian
stres yang dialami mahasiswa pada saat secara analisis kualitatif untuk mengetahui
pertama kali praktik klinik (p value = faktor yang paling berpengaruh sebagai
0,008) penyebab stres mahasiswa dan tidak diteliti
4. Tidak ada hubungan antara lingkungan dalam penelitian ini.
praktik dengan stres yang dialami
1
mahasiswa pada saat pertama kali praktik Sri Devi Eflia Putri: Mahasiswa Fakultas
klinik (p value = 0,508) Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
2
5. Ada hubungan antara keterampilan Veny Elita, MN (MH): Dosen Departemen
merawat pasien terhadap stres yang Keperawatan Jiwa-Komunitas Fakultas
dialami mahasiswa pada saat pertama kali Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
3
praktik klinik (p value = 0,002). Ns. Ganis Indriati, M.Kep., Sp.Kep.An:
Dosen Departemen Keperawatan Anak
6. Ada hubungan antara dukungan dosen
Fakultas Keperawatan Universitas Riau,
dengan stres yang dialami mahasiswa pada
Indonesia.
saat pertama kali praktik klinik (p value =
0,004) DAFTAR PUSTAKA
Agustini, N. M. (2015). Hubungan peran
SARAN pembimbing klinik dengan kepuasan
1. Perkembangan ilmu keperawatan mahasiswa dalam praktek lapangan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi klinik keperawatan di IRNA C RSUP
salah satu referensi bagi ilmu keperawatan Sanglah Denpasar. Skripsi. Denpasar
khususnya keperawatan jiwa mengenai Chan, C., So, So, W., & Fong, D. (2009).
faktor-faktor penyebab stres pada
Hongkong baccaulaureate nursing
mahasiswa keperawatan yang pertama kali
menjalani praktik klinik. students stress and their coping
2. Institusi pendidikan strategies in clinical practice. Journal
Hasil penelitan ini diharapkan dapat of professional nursing :Official
menjadi salah satu referensi bagi institusi journal of the American Association
untuk melihat tingkat stres mahasiswa saat of Colleges of Nursing, 25(5), 307-
menjalani praktik klinik pertama dan 313. Diperoleh tanggal 5 Maret 2018
institusi dapat membekali mahasiswa
dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
untuk menghadapi stresnya seperti cara
pemberian materi dengan menarik Depkes RI. (2009). Sistem kesehatan nasional.
sehingga mahasiswa tidak tegang dan Diperoleh tanggal 9 Juli 2018 dari
menikmati proses pembelajaran. http://www.depkes.go.id.
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 493
Gibbons, C., Dempster, M., & Moutray, M. mengatasi stres melaksanakan tahap
(2008). Stress and eustress in nursing profesi. Diperoleh tanggal 10 Maret
students. Journal of Advanced Rodrigues, V. M. C. P., & Ferreira, A. A. S.,
Nursing, 61(3), 282-290. Diperoleh (2010). Stressor in nurses working in
tanggal 6 Maret 2018 dari intensive care unit. Diperoleh tanggal
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ 7 Juli 2018
Khater, W. A., Zaheya, L. M. A., & Shaban, I. http://www.scielo.br/scielo/ t.
A. (2014). Sources of stress and Diperoleh 10 Juli 2018
coping behaviours in clinical practice Salsabila, I. (2015). Pengalaman stres praktik
among baccalaureate nursing klinik dan tingkat stres pada
students. International Journal of mahasiswa keperawatan tahun
Humanities and Social Science, 4(6), pertama dan tahun kedua praktik
194-202. Diperoleh tanggal 8 Maret klinik Universitas Islam Negeri Syarif
2018 dari http://www.ijhssnet.com/ Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta:
Kozier, B., Glenora., Berman, A., & Synder, Universitas Islam Negeri Syarif
S.J. (2004). Fundamental of nursing Hidayatullah
concept, process, and practice/(7th Sarwono, S. (2011). Psikologi remaja. Jakarta:
ed). America: Pearson Education PT. Rajagrafindo Persada
Krori, S. D. (2011). Developmental Septianto, D. (2010). Pengaruh lingkungan
Psychology: A lifespan approach. kerja dan stres kerja terhadap kinerja
Jakarta: Erlangga Gunarsa karyawan. Skripsi. Semarang
Mohr, W. K. (2003). Johnson’s psychiatric- Sheu, S., Lin, H. S., & Hwang, S. L. (2002).
mental health nursing-5th ed. Perceived stress and physio-psycho-
America: Lippincott Williams dan social status of nursing students
Wilkins during their initial period of clinical
Mustoffa, M. ( 2017). Sumber stres dan practice: The effect of coping
mekanisme koping mahasiswa ilmu behaviors. International Journal of
keperawatan Universitas Islam Negeri Nursing Studies, 39(2), 165–175.
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Diperoleh tanggal 15 Maret 2018 dari
Pembelajaran klinik. Skripsi. Jakarta https://www.ncbi.mlm.nih.gov/m/pub
Nitisemito, A. (1982). Manajemen personalia. med/11755447/
Jakarta: Ghalia Indonesia Sindir, M., & Acaroglu, R. (2008). Reliability
Nolan, G., & Ryan, D. (2008). Experience of and validity of Turkish version of
stress in psychiatric nursing students clinical stress questionnaire. Nurse
in Ireland. Nursing Standart. 22, 43, Education Today, 28(6), 737-743.
35-43. Diperoleh tanggal 10 Juli 2018 Diperoleh tanggal 15 Maret 2018 dari
https://www.researchgate.net/publicat https://www.ncbi.mlm.nih.gov
ion/51428719 Siswanto, Fauzi. (2014). Faktor-faktor yang
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Buku ajar berhubungan dengan motivasi
fundamental keperawatan: Konsep, mahasiswa S1 keperawatan untuk
proses dan praktik, edisi 4. Jakarta: melanjutkan profesi ners. Skripsi.
EGC Pekanbaru: Universitas Riau.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syahputra, N. (2009). Hubungan konsep diri
Riau. (2016). Panduan praktik dengan prestasi akademik mahasiswa
preklinik sistem muskuloskeletal, S1 keperawatan semester III kelas
integumen dan komunitas 2.
ekstensi PSIK FK USU. Diperoleh
Pekanbaru: Program Studi Ilmu
Keperawatan tanggal 9 Juli 2018 dari
Rezkia, P. (2015). Hubungan tingkat stressor http://repository.usu.ac.id/handle/1234
dengan strategi koping mahasiswa 56789/14291
keperawatan universitas riau dalam
JOM FKp, Vol. 5 No. `2 (Juli-Desember) 2018 494

You might also like