Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1.

April 2018

Peningkatan Tata Krama Siswa di Sekolah


Melalui Bimbingan Kelompok Tehnik Sosiodrama

Oleh :
Rubini

Abstract

This study aims to determine the influence of sociodrama group guidance to improve
studen'st manners in schools. This research is a Classroom Action Research conducted in 2
(two) cycles. Data collection used was questionnaire and observation sheet. Questionnaire is an
instrument to collect data on student's manners, while observation is used to collect data on the
implementation of the group guidance of the sociodrama technique and field notes. The result of
manners measurement of each student in the form of scores obtained from the questionnaire,
then the total score obtained then converted into qualitative data of five scale. The observation
results of group guidance and manners measurement are analyzed descriptively. The results of
the questionnaires of Cycle I showed that 8,7 and 5 students had very good, good and moderate
manners. No students had very low and very low manners. The results of manners
questionnaires, from 10 indicators studied, there were 5 indicators that meet the success
criteria, the value has shown 80% more. While 5 indicators are still below the limits of the
predetermined success criteria. In the Cycle II there were improvements. Students who had very
good manners were 11 children ( 61.11%). Students who had high manners were 7 children
(38.89%). No students had moderate, low and very low manners. After the implementation of the
group guidance of sociodrama, at cycle II all the indicators have reached above the minimum
success criteria of 80%. The results showed that by providing group guidance of sociodrama
techniques can improve student's manners.

Keywords: manners, group guidance, sociodrama technique

PENDAHULUAN dapat dilihat adalah bergesernya nilai-nilai


Pendidikan bukanlah upaya yang tata karma dan sopan santun dalam
sederhana, melainkan suatu kegiatan yang kehidupan, terutama dikalangan para remaja
dinamis dan penuh tantangan. Tantangan dan anak-anak sekolah. Dalam berperilaku
dunia pendidikan pada artikel ini individu cenderung berperilaku seperti apa
berhubungan dengan pembangunan karakter yang mereka lihat. Bagi individu yang bisa
peserta didik dan generasi muda yang ingin memahami serta dapat membedakan hal-hal
diarahkan menjadi generasi berakhlak mulia yang baik dan buruk tidak akan menimbulkan
penuh tata krama. masalah. Akan tetapi bagi individu yang
Derasnya arus informasi baik melalui masih berkepribadian labil terutama para
media cetak maupun media elektronika telah pelajar akan sangat rentan dalam menerima
mendominasi kehidupan sehari hari. Manfaat informasi tersebut.
positif dari perkembangan tehnologi saat ini Guna membentengi diri dari dampak
kadangkala tidak seimbang dengan dampak teknologi yang kurang baik tersebut perlu
negatifnya. Salah satu dampak terbesar yang membangun karakter yang kuat bagi para

2991
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

peserta didik. Penanaman nilai-nilai mandiri, berkembang secara optimal berbagai


kepribadian, salah satunya dengan kompetensi berkenaan dengan
meningkatkan tata krama peserta didik. pengembangan diri, pemahaman lingkungan,
Karena tata krama, etika, atau sopan santun pengambilan keputusan dan pengarahan diri,
adalah suatu tata nilai yang dijadikan sebagai merencanakan masa depan, berbudi pekerti
pedoman dalam berperilaku. Tata krama luhur serta beriman dan bertaqwa kepada
dalam dunia pendidikan mengandung ukuran Tuhan Yang Maha Esa” Prayitno, dkk (1999:
baik dan buruk, benar dan salah, yang boleh 9).
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Bimbingan kelompok adalah salah satu
Pengertian tata krama menurut Darsono bentuk layanan bimbingan konseling yang
seperti yang dikutip oleh Christriyati Ariani sering digunakan dalam pemberian layanan.
dkk (2002:27), yaitu bahwa tata krama berasal Winkel (2006:543) menyatakan “bimbingan
dari bahasa jawa yang biasa diartikan dengan kelompok mengupayakan perubahan dalam
adat sopan santun atau dalam bahasa jawa sikap dan perilaku secara tidak langsung,
disebut dengan unggah-ungguh yaitu adat melalui penyajian informasi yang
istiadat yang berkaitan dengan interaksi sosial menekankan pengolahan kognitif oleh para
antar manusia baik di dalam keluarga ataupun peserta sehingga mereka dapat menerapkan
di lingkungan masyarakat. Budi Artari sendiri” Bimbingan kelompok dipandang
(2008:1). Jika seseorang sopan ia akan sangat efektif dalam upaya membantu siswa
dihargai dan dihormati orang lain. mencegah permasalahan umum secara
Sebalikmya jika seseorang kurang sopan kelompok. Selain sebagai sarana belajar
dalam bertindak, ia tidak dihargai dan bersosialisasi dengan sesama anggota
dihormati orang lain. Jadi tata krama atau kelompok juga berguna membentuk dan
sopan santun dapat digunakan untuk menilai mengembangkan potensi individu yang
kepribadian orang lain. bersifat sosial.
Setiap individu atau peserta didik Dengan adanya kegiatan bimbingan
mempunyai potensi dan kesempatan yang kelompok, yaitu melalui dinamika kelompok
sama untuk mewujudkan dan membentuk diharapkan akan terjadi suatu pengolahan
kepribadiannya masing-masing. Dimulai dari kognitif tentang informasi yang diberikan
kebiasaan sehari-hari yang baik di rumah, dan kepada anggota kelompok, sehingga akan
melakukan latihan tata krama di sekolah. Hal terjadi suatu perubahan dalam sikap dan
tersebut bisa terwujud dengan dibantu dalam tingkah lakunya secara tidak langsung.
pembimbingan dan pengajaran. Layanan bimbingan kelompok diseleng-
Bimbingan dan konseling melalui garakan melalui dinamika kelompok yang
bermacam-macam jenis layanannya, intensif membahas topik-topik permasalahan
senantiasa berusaha membantu setiap untuk pengembangan perasaan, pikiran,
individu untuk mengembangkan potensi yang persepsi, wawasan, dan sikap yang
dimiikimya dan membantu menggunakan menunjang terwujudnya tingkah laku yang
kesempatan dalam membentuk kepribadian- efektif Sukiman (2011:98).
nya secara optimal. Sesuai dengan visi dan Te h n i k - t e h n i k d a l a m b i m b i n g a n
misi Bimbingan dan Konseling,''Memberikan kelompok ada bermacam-macam,
pelayanan bantuan agar peserta didik diantaranya adalah tehnik sosiodrama.
berkehidupan sehari-hari yang efektif dan Sosiodrama adalah salah satu bentuk kegiatan

2992
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana dikembangkan.


pengajaran dengan cara memperagakan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
masalah dalam situasi tertentu dengan gerak mengadakan penelitian dengan judul
dan dialog (Dendy Sugono,2003:167). “Upaya Peningkatan Tata Krama Siswa
Sosiodrama dapat juga dikatakan sebagai Disekolah Melalui Bimbingan Kelompok
simulasi masalah yang sedang hangat Tehnik Sosiodrama”
dibicarakan. Setiap orang yang berperan
dalam sosiodrama bisa merasakan langsung METODE PENELITIAN
peristiwa yang sedang terjadi. Peran yang
diperagakan diharapkan mudah diterima, dan
Jenis Penelitian
kemudian diharapkan orang yang
Penelitian ini merupakan PTK (Penelitian
memerankan bisa paham karena telah secara
Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam
langsung berperan dalam sosiodrama,
2(dua) siklus.
sehingga anak bisa belajar menentukan sikap
setelah memerankan suatu adegan. Dengan
demikian diharapkan melalui sosiodrama
permasalahan bisa teratasi dan menyadarkan
anak bahwa ia mempunyai potensi yang bisa

Gambar 1. Bagan Siklus PTK

2993
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data


Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pengumpulan data yang digunakan adalah
Bambanglipuro Bantul pada bulan April angket dan lembar observasi. Angket
2016 sampai dengan bulan Mei 2016. merupakan instrument untuk mengumpulkan
data tata krama siswa, sedangkan observasi
Subyek Penelitian digunakan untuk mengumpulkan data
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Pelaksanaan bimbingan kelompok tehnik
kelas XI IPS-4. Jumlah siswanya 22 anak, sosiodrama serta catatan lapangan.
laki-laki 11 anak dan perempuan 11 anak.
Pemilihan subyek penelitian ini Analisis Data
berdasarkan laporan dan hasil observasi dari Data hasil pengukuran Tata krama
Guru-guru yang mengajar di kelas ini dilakukan dengan:
menuturkan sebagian siswa-siswanya a. Hasil pengukuran tata krama setiap siswa
cenderung kurang menghormati guru saat berupa skor yang diperoleh dari angket
pembelajaran. Pada saat guru datang ke kelas b. Total skor yang diperoleh kemudian
kadang tidak merespon kehadiran guru, dikonversikan menjadi data kualitatif
terbukti dengan tidak segera siap untuk skala lima.
mengikuti pelajaran. Bahkan ada beberapa
siswa laki-laki yang tata krama dan Kriteria tata karma dalam penelitian ini
kesopanannya kurang. Ada beberapa siswa tertera pada Tabel 1 berikut ini:
yang tutur katanya kurang baik. Dalam
kegiatan pembelajaran sering mengomentari
Tabel 1. Tabel Kriteria Tata krama
atau menyahut perkataan guru dengan kata-
kata yang tidak baik. Masih dijumpai juga Interval Kriteria
perilaku yang tidak sopan, seperti apabila
berpapasan dengan guru bersikap cuek, tidak X >130 Sangat tinggi
berusaha bersikap hormat atau mungkin X Tinggi
sekedar tersenyum kepada guru.
X Cukup
Kondisi umum secara keseluruhan semua
siswa sama, maka subyek dalam penelitian ini X 90 Kurang
diambil seluruh siswa kelas XI IPS-4 yang
X Rendah
secara sukarela bersedia mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok. Perolehan tersebut kemudian dianalisis
secara deskriptif untuk melihat rata-rata kelas,
Sasaran Penelitian persentase tiap kriteria, dan sebagainya.
Sasaran penelitian ini adalah: Hasil observasi pelaksanaan bimbingan
1. Tata krama siswa kelompok dianalisis secara diskriptif sebagai
2. Pelaksanaan bimbingan kelompok tehnik bahan dalam melakukan kegiatan refleksi.
sosiodrama Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat
persentase kesesuaian pelaksanaan
bimbingan kelompok dengan rencana yang
telah dibuat. Selain dari hasil observasi

2994
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

tersebut, analisis juga dilakukan berdasarkan Pelaksanaan Tindakan pada siklus I


catatan lapangan oleh kolaborator. Pelaksanaan siklus I terdiri dari 2 (dua )
kali pertemuan dengan materi layanan gaya
Kriteria Keberhasilan belajar dan semangat belajar. Pada bagian
Kriteria keberhasilan peningkatan tata pelaksanaan Siklus I terdiri dari tahap awal,
krama siswa tersebut adalah sebagai berikut: tahap peralihan, tahap inti dan tahap
a) Tata krama meningkat apabila 80 % siswa pengakhiran.
mengganggukkan kepala saat berpapasan
dengan guru Pertemuan I
b) Tata krama meningkat apabila 80 % siswa Pertemuam ke -1 Siklus I berupa
mengucapkan selamat pagi, siang dan lain- pemaparan tentang bimbingan kelompok
lain tehnik sosiodrama dan penayangan contoh
c) Tata krama meningkat apabila 80% siswa video tentang sosiodrama. Hal ini dilakukan
berjabat tangan dengan harapan siswa paham dan bisa
d) Tata krama meningkat apabila 80% siswa melakukan bimbingan kelompok tehnik
tersenyum saat berpapasan sosiodrama ini, dengan topik tata krama.
e) Tata krama meningkat apabila 80% siswa Pertemuan ke 1 diakhiri dengan pembentukan
mendengarkan dan tidak mengobrol saat kelompok serta pembagian angket tata krama
pelajaran yang harus diisi oleh siswa.
f) Tata krama meningkat apabila 80% siswa Tahap Inti pada pertemuan I Siklus I
memperhatikan dan bertanya jika tidak meliputi:
mengerti a) Penayangan video tentang sosiodrama
g) Tata krama meningkat apabila 80% siswa b) Pembahasan masalah, pembimbing
tidak mengaktifkan HP (Hand Phone) menjelaskan materi yang akan menjadi
pada saat pelajaran topik dalam sosiodrama yaitu tata krama
h) Tata krama meningkat apabila 80% siswa c) Pembimbing memotivasi siswa dalam
minta ijin kepada guru apabila ada keterlibatan pembahasan masalah,
keperluan keluar kelas memberikan usul atau pendapat,
i) Tata krama meningkat apabila 80% siswa komentar, menghormati dan menerima
mengetuk pintu, memberi salam saat pendapat serta kemampuan siswa dalam
menghadap pemilihan pemecahan masalah
j) Tata krama meningkat apabila 80% siswa
berbicara sopan dan mengucapkan terima Hasil pengamatan oleh kolaborator selama
kasih saat menghadap. pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
adalah sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN 1) Pemberian layanan oleh pembimbing
PEMBAHASAN Pertemuan pertama dalam siklus awal
Pelaksanaan antara siklus I dan silklus II ini baru dalam tahap pemberian penjelasan
ada saling keterkaitan atau berkesinam- awal terkait tehnik sosiodram dalam
bungan. Pelaksanaan Siklus I maupun Siklus bimbingan kelompok. Guru pembimbing
II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan. sudah berusaha memberikan penjelasan
dan contoh sosiodrama melalui video.

2995
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

Namun respon siswa belum optimal. Pada bimbingan kelompok mencapai nilai 2.36.
tahap akhir pertemuan pertama ini, secara Ini menunjukkan bahwa aktivitas yang
umum pemahaman siswa terhadap tehnik dilakukan siswa selama mengikuti layanan
sosiodrama dalam bimbingan kelompok bimbingan kelompok berada pada level
belumlah optmal. Hal ini bisa terlihat dari cukup.
minimnya respon siswa terhadap stimulus Kesimpulan hasil amatan adalah bahwa
yang diberikan oleh pembimbing. partisipasi siswa sangat perlu dioptimal-
Apabila dilihat dari hasil pengamatan kan agar pelaksanaan bimbingan
yang dibuat kriteria bobot kepantasan kelompok dapat berjalan sesuai tujuan
terhadap aktivitas yang dilakukan oleh yang diharapkan, sehingga partisipasi
pembimbing dalam memberikan layanan siswa dapat meningkat pada level baik atau
bimbingan kelompok tehnik sosiodrama, sangat baik.
nilainya belum optimum. Nilai rata-rata Refleksi hasil amatan adalah sebagai
yang diperoleh guru pembimbing baru berikut 1) Perlu ditingkatkan tehnik umpan
mencapai 2,38. Ini menunjukkan bahwa balik dalam pertemuan berikutnya,
aktivitas guru pembimbing dalam sehingga dinamika kelompok dapat lebih
memberikan layanan berada dalam level hidup, 2) Perlu dirancang strategi dalam
cukup. Aktivitas guru pembimbing dalam membentuk kelompok, dengan pilihan
memberikan layanan masih perlu acak namun ada penguatan dari guru
ditingkatkan untuk mencapai level baik pembimbing, 3) Guru pembimbing perlu
atau sangat baik. mengecek pemahaman siswa tehadap
materi yang disampaikan, dengan cara
2) Partisipasi siswa dalam layanan berkeliling ke meja-meja siswa dan 4)
bimbingan kelompok perlu dibuat komitmen untuk
Setelah penjelasan pengertian bim- mensukseskan layanan bimbingan
bingan kelompok, kemudian dilanjutkan kelompok tehnik sosiodrama ini antara
penjelasan tujuan, fungsi bimbingan guru dan siswa.
kelompok, azas-azas bimbingan Refeksi hasil amatan pada pertemuan
kelompok, serta tehnik sosiodrama, respon ke -1 ini dipergunakan sebagai tolok ukur
siswa masih datar, belum muncul respon dalam merencanakan layanan bimbingan
yang fluktuatif, sehingga kelas belum kelompok tehnik sosiodrama pertemuan
sepenuhnya “hidup”. yang ke -2.
Respon siswa satu demi satu muncul
setelah melihat pemutaran video tentang Pertemuan II
sosiodrama, meskipun belum optimal Pada Pertemuan II Siklus I pemeragaan
tetapi sudah mampu mewakili kelas, sosiodrama sesion ini mengambil judul
sehingga kelas sedikit “hidup”, namun “Maafkan Kami Guru”. Permasalahan yang
belum optimal. diangkat menggambarkan perilaku dua (2)
Berdasarkan hasil pengamatan yang siswa yang tidak sesuai dengan tata krama,
kemudian dibuat kriteria bobot kepantasan yang kemudian diperingatkan oleh temannya
terhadap aktivitas yang dilakukan oleh bahwa perilakunya tidak sopan. Dalam
siswa selama mengikuti layanan pemeragaan sosiodrama tersebut tergambar

2996
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

dua (2) peristiwa positif dan negatif. Dengan Kelompok yang bertugas sudah cukup
demikian diharapkan siswa dapat menilai baik dalam menguasai kelas, peran
perilaku mana yang baik dan perilaku mana maupun ketugasannya, namun demikian
yang tidak baik, sehingga siswa bisa masih ada yang belum optimal yaitu peran
mengambil kesimpulan untuk berperilaku. anggota kelompok yang masih pasif. Hal
Tahap Inti pada Pertemuan II Siklus I demikian nampak muncul manakala guru
adalah sebagai berikut: pembimbing mengajukan pertanyaan
a) Peragaan tehnik sosiodrama tentang tata secara lisan.
krama dengan judul “Maafkan Kami Pada petemuan ke -2 ini, diperoleh
Guru” oleh kelompok 3 bobot kepantasannya meningkat dari nilai
b) Pembahasan masalah, pembimbing 2,38 pada pertemuan ke -1 menjadi 2,64.
memotivasi siswa untuk memberikam Walaupun begitu bobot kepantasan
komentar dan pendapat setelah menyimak aktivitas guru pembimbing masih perlu
pemeragaan sosiodrama ditingkatkan untuk mencapai level baik
c) Pembimbing memotivasi siswa dalam atau sangat baik.
keterlibatan pembahasan masalah, mem-
berikan usul atau pendapat, komentar, 2) Partisipasi siswa dalam layanan
kemampuan siswa dalam menghormati bimbingan kelompok
dan menerima pendapat dan pemilihan Respon siswa satu persatu muncul,
pemecahan masalah setelah menyimak penampilan drama
tersebut, meskipun sosiodrama belum
Hasil pengamatan selama pelaksanaan optimal namun sudah mampu memainkan
bimbingan kelompok tehnik sosiodrama peran dengan baik dan ada misi yang baik.
pertemuan ke -2 dilakukan oleh kolaborator Kelas menjadi hidup, dan dinamika
sebagai berikut: kelompok sedikit demi sedikit mengarah
ke positif. Pada tahap akhir pertemuan ke -
1) Pemberian layanan oleh pembimbing 2 pembimbing memberikan umpan balik
materi dengan cukup baik, banyak siswa
Pada pertemuan ke -2 ini , guru
memberi tanggapan meskipun harus
pembimbing sudah melakukan penjelasan
ditunjuk. Namun pada akhir pertemuan
mengenai bimbingan kelompok, dan
respon siswa dalam kelas tersebut cukup
bagaimana bermain peran dalam
positif.
sosiodrama kepada kelompok yang
bertugas. Setelah penjelasan tehnik Pada petemuan ke -2 ini, bobot
bermain peran dalam sosiodrama, kepantasannya meningkat dari nilai 2,36
kemudian dilanjutkan dengan eksplanasi pada pertemuan ke -1 menjadi 2,77.
kelompok yang “memainkan peran” Kesimpulan hasil amatan adalah secara
dalam sosiodrama dengan maju di depan umum pemahaman siswa terhadap tehnik
kelas. Dalam kelompok tersebut sudah sosiodrama dalam bimbingan kelompok
dibagi peran masing-masing anggota cukup baik. Hal ini bisa dilhat dari
kelompok. beberapa respon siswa terhadap
pertanyaan yang diberikan oleh guru
Langkah berikutnya adalah bermain
pembimbing.
peran dalam sosiodrama tersebut.

2997
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

Refleksi hasil amatan diperoleh 1) Pada Dari Tabel 2 terlihat bahwa persentase
awal pertemuan sebaiknya perlu hasil perhitungan skala tata krama di atas
disampaikan penjelasan tehnik bermain dapat diketahui bahwa dari 22 siswa kelas
peran dalam sosiodrama secara detail, 2) XI IPS-4, siswa yang mengikuti layanan
Perlu dirancang strategi dalam melempar bimbingan kelompok Siklus I pertemuan
pertanyaan, dengan pilihan acak sehingga ke -1 berjumlah 20 siswa. Ada 2 siswa
semua siswa siap, 3) guru pembimbing yang tidak hadir karena sakit. Hasil
perlu mengecek pemahaman siswa analisis pengisian angket tata krama,
terhadap materi yang disampaikan, dengan menunjukkan bahwa siswa yang tata
cara berkeliling ke meja-meja siswa kramanya sangat baik sejumlah 8 anak,
(pembimbing tidak hanya di depan terus siswa yang tata kramanya baik sejumlah 7
tetapi sesekali berkeliling ke belakang anak, siswa yang tata kramanya cukup ada
mendekati siswa) untuk membagun 5 anak,, sedangkan siswa yang tata
“kedekatan” dengan siswa sehingga kelas kramanya rendah dan kurang tidak ada.
menjadi hidup, 4) Guru pembimbing tidak Apabila dilihat dari hasil analisis
perlu tergesa-gesa dalam pemberian kuantitatif per indikator tata krama masih
umpan balik, karena topik yang akan ada lima (5) indikator yang hasilnya
dikembangkan adalah “tata krama” dibawah kriteria keberhasilan yang
merupakan sesuatu yang “tidak bisa ditetapkan dalam penelitian ini.
instan” tetapi berkembang karena Berdasarkan kondisi awal menun-
“nurturent effect” dengan lingkungan jukan bahwa tata krama dan sopan santun
sekitar dan 5) perlu dibuat komitmen untuk siswa kelas XI IPS-4 masih rendah. Hal
mensukseskan layanan bimbingan ini terbukti bahwa dari hasil pengisian
kelompok tehnik sosiodrama ini antara angket tata krama dan sopan santun, dari
guru dan pembimbing, bisa dengan “Yel- 10 indikator yang diteliti, ada 5 indikator
yel”. yang memenuhi syarat sesuai kriteria
Hasil perhitungan angket skala tata keberhasilan, nilainya sudah menun-
krama siswa setelah pelaksanan jukkan 80% lebih. Sedangkan 5 indikator
bimbingan kelompok Siklus I adalah masih berada di bawah batas kriteria
sebagai berikut: keberhasilan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil tersebut pembimbing
Tabel 2. Hasil Analisis Angket Tata Krama bersama kolaborator merefleksi hasil
Siklus I siklus I dan berusaha untuk meningkatkan
No. Interval Jumlah % Kriteria persentase indikator tata krama siswa
Presentase melalui pemberian layanan bimbingan
1 X > 130 8 40 Sangat kelompok dengan tehik sosiodrama siklus
Tinggi II sebanyak 2 (dua) kali pertemuan.
2 120 < X < 130 7 35 Tinggi

3 90 < X < 120 5 25 Cukup


4 70 < X < 90 0 0 Kurang

5 X < 70 0 0 Rendah

2998
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

Tabel 3. Tabel Hasil Perhitungan Angket Tata Krama Per indikator Siklus I
No Indikator Jumlah (%)* Keterangan
1 mengganggukkan kepala saat berpapasan 85.00 Memenuhi syarat
dengan guru
2 mengucapkan selamat pagi, siang dan 78.75 Belum memenuhi syarat
lain-lain
3 berjabat tangan 88.44 Memenuhi syarat

4 tersenyum saat berpapasan 88.13 Memenuhi syarat

5 mendengarkan dan tidak mengobrol saat 78.44 Belum memenuhi syarat


pelajaran

6 memperhatikan dan bertanya jika tidak 78.13 Belum memenuhi syarat


mengerti
7 tidak mengaktifkan HP (Hand Phone) 66.25 Belum memenugi syarat
pada saat pelajaran

8 minta ijin kepada guru apabila ada 77.19 Belum memenuhi syarat
keperluan keluar kelas
9 mengetuk pintu, memberi salam saat 86.88 Memenuhi syarat
menghadap
10 berbicara sopan dan mengucapkan 81.57 Memenuhi syarat
terima kasih saat menghadap.
*Kriteria keberhasilan > 80%

Pelaksanaan Tindakan pada siklus II komentar dan pendapat setelah menyimak


Berdasarkan refleksi siklus I dan hasil pemeragaan sosiodrama
analisis angket tata krama siswa masih ada 5 c) Pembimbing memotivasi siswa dalam
indikator yang nilainya di bawah kriteria keterlibatan pembahasan masalah,
keberhasilan, maka materi layanan bimbingan kemampuan siswa dalam memberikan
kelompok tehnik sosiodrama yang diberikan usul atau pendapat, komentar, kemampuan
mengambil topik sesuai dengan indikator siswa dalam menghormati dan menerima
tersbut. pendapat dan kemampuan siswa dalam
pemilihan pemecahan masalah
Pertemuan I Hasil pengamatan selama pelaksanaan
Pertemuan I Siklus II pada Tahap Inti bimbingan kelompok tehnik sosiodrama
dilakukan kegiatan sebagai berikut: pertemuan ke -1 Siklus II yang dilakukan oleh
a) Peragaan tehnik sosiodrama tentang tata kolaborator adalah sebagai berikut:
krama dengan judul “Tak Akan 1) Pemberian layanan oleh pembimbing
Mengulamginya” oleh kelompok 1 a) Pada siklus II tahap pertama ini, guru
b) Pembahasan masalah, pembimbing pembimbing menjelaskan pengertian
memotivasi siswa untuk memberikam bimbingan kelompok secara rinci dan
menjelaskan bagaimana bermain peran

2999
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

dalam sosiodrama kepada kelompok Dari hasil pengamatan, sesuai dengan


yang bertugas. kriteria bobot kepantasan terhadap
b) Kegiatan selanjutnya adalah eksplanasi aktivitas yang dilakukan siswa selama
kelompok yang “memainkan peran” mengikuti layanan bimbingan kelompok
dalam sosiodrama dengan maju di tenik sosiodram, nilai pada sikus II
depan kelas. Dalam kelompok tersebut pertemuan kesatu meningkat menjadi
sudah dibagi peran masing-masing 3,42.
anggota kelompok. Salah satu siswa Refleksi hasil amatan dapat
yang berperan sebagai ketua kelompok dikemukakan sebagai berikut 1) pada
mengawali dengan penjelasan masing- pertemuan kedua siklus kedua,
masing peran yang diemban oleh seyogyanya dikembangkan pesan-pesan
anggotanya. moral terkait pengembangan tata krama
c) Tahap akhir dari pertemuan ke -1 siswa, baik di lingkungan keluarga,
dalam siklus kedua ini, guru sekolah maupun masyarakat, 2) perlu
pembimbing memberi umpan balik dirancang strategi dalam penyampaian
terhadap materi yang telah disampai- pesan-pesan moral kepada siswa, sehingga
kan.Terakhir guru pembimbing tanggapan dan respon siswa dapat
membagikan lembar post-test, berkembang secara optimal dan 3) guru
dilanjutkan sesi akhir ditutup dengan pembimbing sangat perlu untuk
simpulan oleh guru pembimbing menyampaikan pesa-pesan khusus dalam
sambil menekankan pentingnya “nilai pemberian umpan balik, karena topik yang
tata krama” dalam kehidupan di dikembangkan adalah “tata krama”
keluarga, sekolah dan masyarakat. merupakan sesuatu yang “tidak bisa
Pada siklus I pertemuan ke -1 dari nilai instan” tetapi berkembang karena
2,38 menjadi 2,64 pada akhir pertemuan “nurturent effect” dengan lingkungan
kedua. Sedangkan pada sikus II pertemuan sekitar yang optimal.
kesatu nilanya ada peningkatan menjadi 3,22. Refleksi hasil amatan ini dijadikan
sebagai tolok ukur dalam merencanakan
2) Partisipasi siswa dalam layanan layanan bimbingan kelompok tehnik
bimbingan kelompok sosiodrama pertemuan ke -2.
a) Siswa sudah terfokus untuk mengikuti Pertemuan II
layanan, kelompok yang bertugas Pertemuan II Siklus II pada Tahap Inti
sudah baik dalam menguasai kelas, dilakukan kegiatan sebagai berikut:
peran maupun ketugasannya. Respon a) Peragaan tehnik sosiodrama tentang tata
siswa satu demi satu muncul, setelah krama dengan judul “Menyesal” oleh
melihat tampilan sosiodrama. kelompok 2
b) Secara umum pemahaman siswa b) Pembahasan masalah, pembimbing
terhadap tehnik sosiodrama dalam memotivasi siswa untuk memberikan
bimbingan kelompok meningkat komentar dan pendapat setelah menyimak
dengan baik. Hal ini bisa terlihat dari pemeragaan sosiodrama, dengan cara
beberapa respon siswa terhadap memberikan kesempatan kepada siswa
pertanyaan yang diberikan oleh guru untuk tunjuk jari terlebih dahulu sebelum
pembimbing. menjawab.

3000
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

c) Pembimbing memotivasi siswa dalam siswa yang berperan sebagai ketua


keterlibatan pembahasan masalah, dengan kelompok mengawali dengan
cara semua siswa diberi kesempatan secara penjelasan masing-masing peran yang
acak untuk menjawab. diemban oleh anggotanya.
d) Pembimbing memotivasi kemampuan c) Tahap akhir dari pertemuan ke -2
siswa dalam memberikan usul atau dalam siklus II ini, guru pembimbing
pendapat, dengan cara mengembangkan memberi umpan balik terhadap materi
pertanyaan sehingga siswa bisa yang telah disampaikan kemudian
berkomentar secara bergantian. memberikan lembar post-test dan
e) Pembimbing memotivasi kemampuan ditutup dengan simpulan tentang
siswa dalam memberikan komentar. pentingnya “nilai tata krama”.
f) Pembimbing memotivasi kemampuan Dari hasil pengamatan, sesuai dengan
siswa dalam menghormati dan menerima kriteria bobot kepantasan terhadap
pendapat, dengan cara melempar aktivitas yang dilakukan hasil akhir setelah
pertanyaan yang sama untuk dijawab oleh pelaksanaan pertemuan ke -2 hasilnya
siswa lain. semakin meningkat yaitu 3,72. Hasil ini
g) Pembimbing memotivasi kemampuan sudah hampir mencapai pada level sangat
siswa dalam pemilihan pemecahan baik, seperti apa yang diharapkan.
masalah, dengan cara mengungkapkan
kembali jawaban-jawaban siswa untuk 2) Partisipasi siswa dalam layanan
mendapatkan pilihan jawaban yang paling bimbingan kelompok
tepat. a) Siswa sudah terfokus untuk mengikuti
layanan, kelompok yang bertugas
Hasil pengamatan selama pelaksanaan sudah baik dalam menguasai kelas,
bimbingan kelompok tehnik sosiodrama peran maupun ketugasannya. Respon
pertemuan ke -2 Siklus II yang dilakukan oleh siswa satu meningkat, kelas menjadi
kolaborator adalah sebagai berikut: hidup.. Pada saat guru pembimbing
1) Pemberian layanan oleh pembimbing memberikan umpan balik, hasilnya
a) Guru pembimbing menjelaskan meningkat dengan baik, banyak siswa
pengertian bimbingan kelompok secara yang memberi tanggapan meskipun
mendalam, Guru pembimbing juga harus ditunjuk.
melakukan pre-test dengan melempar b) Secara umum pemahaman siswa
beberapa pertanyaan kepada siswa terhadap tehnik sosiodrama dalam
untuk mengetahui seberapa jauh bimbingan kelompok meningkat
pemahaman siswa terhadap materi dengan baik.
yang telah dibahas sebelumnya. Dari hasil pengamatan, sesuai dengan
b) K e g i a t a n s e l a n j u t n y a a d a l a h , kriteria bobot kepantasan terhadap
kelompok yang bertugas “memainkan aktivitas yang dilakukan siswa selama
peran” dalam sosiodrama dengan mau mengikuti layanan bimbingan kelompok
di depan kelas. Dalam kelompok tehnik sosiodrama, nilainya semakin
tersebut sudah dibagi peran masing- meningkat. Hasil akhir setelah
masing anggota kelompok. Salah satu pelaksanaan pertemuan ke -2 hasilnya

3001
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

semakin meningkat yaitu 3,80. Hasil ini Dari tabel persentase hasil perhitungan
sudah mencapai pada level hampir sangat skala tata krama di atas dapat diketahui bahwa
baik. dari 18 siswa kelas XI IPS-4 yang mengisi
Refleksi hasil amatan adalah sebagai angket, siswa yang tata kramanya sangat
berikut 1) Pada siklus II pertemuan kedua, tinggi ada 11 anak mencapai 61,11%. Siswa
telah dikembangkan pesan-pesan moral yang tata kramanya tinggi ada 7 anak
terkait pengembangan tata krama siswa, mencapai 38,89%. Siswa yang tata kramanya
baik di lingkungan keluarga, sekolah cukup, kurang dan rendah tidak ada. Apabila
maupun masyarakat, 2) tanggapan dan dibandingkan dengan hasil analisis
respon siswa sudah berkembang secara kuantitatif per indikator tata krama siklus I,
optimal, banyak siswa yang maka siklus II ini hasilnya lebih baik.
mengacungkan tangan untuk memberikan Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,
tanggapan terhadap pentingnya tata dapat dikatakan bahwa tata krama siswa telah
karma, 3) langkah selanjutnya, guru mengalami peningkatan karena telah
pembimbing sangat perlu membuat mencapai 80% atau lebih nilai per
kontrak komitmen dengan siswa kelas XI indikatornya. Berikut ini Tabel 5 adalah hasil
IPS-4 untu mengembangkan nilai-nilai perhitungan skala tata krama per indikator
moral tata krama dalam kehidupan sehari- yaitu:
hari di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat dan 4) lanjutkan terus Tabel 5. Tabel Hasil Perhitungan Angket
pengembangan nilai-nilai tata krama Tata Krama Per indikator Siklus II
kepada seluruh elemen dan komponen
yang ada di SMA Negeri 1 Bambanglipuro No Indikator Perubahan Keterangan
(%)*
Bantul.
1 mengganggukkan 90,63 Memenuhi
kepala saat syarat
Hasil Analisis Angket Tata Krama Siklus II berpapasan dengan
tertera pada Tabel 4 di bawah ini: guru
2 mengucapkan 85,42 Memenuhi
selamat pagi, siang syarat
dan lain-lain
Tabel 4 . Tabel Hasil Analisis Angket
3 berjabat tangan 92,36 Memenuhi
TataKrama Siklus II syarat

No Interval Jumlah % Kriteria 4 tersenyum saat 90,28 Memenuhi


Presentase berpapasan syarat

1 X>130 11 61.11 Sangat 5 mendengarkan dan 81,25 Memenuhi


Tinggi tidak mengobrol syarat
saat pelajaran
2 120 < X< 7 38,89 Tinggi
130 6 memperhatikan dan 83,33 Memenuhi
bertanya jika tidak syarat
3 90 < X < 120 0 0 Cukup mengerti

4 70 < X < 90 0 0 Kurang 7 tidak mengaktifkan 80,56 Memenuhi


HP (Hand Phone) syarat
5 X < 70 0 0 Rendah pada saat pelajaran

3002
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

8 minta ijin kepada 82,99 Memenuhi Sesuai dengan hasil perhitungan angket
guru apabila ada syarat tata krama siswa pada siklus II, bahwa seluruh
keperluan keluar
kelas indikator telah mencapai batas minimal
kriteria keberhasilan, yaitu 80%. Hasil
9 mengetuk pintu, 90,63 Memenuhi
memberi salam saat syarat
tersebut dapat dijadikan acuan bahwa tata
menghadap krama siswa telah terjadi peningkatan secara
10 berbicara sopan 85,76 Memenuhi bertahap. Tata krama siswa yang masih
dan mengucapkan syarat rendah sebelum diberikan layanan bimbingan
terima kasih saat kelompok tehnik sosiodrama, ada
menghadap.
peningkatan setelah diberikan layanan
*Kriteria keberhasilan > 80%
bimbingan kelompok tehnik sosiodrama
siklus I, dan akhirnya semakin meningkat
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan diberikannya layanan bimbingan
terjadi peningkatan persentase per- indikator, kelompok tehnik sosiodrama siklus II.
termasuk juga kelima indikator yang tadinya Dari pemaparan seluruh aspek
belum memenuhi syarat kriteria keberhasilan, pelaksanaan bimbingan kelompok tehnik
hasilmya ada peningkatan, dan memenuhi sosiodrama yaitu hasil observasi pelaksanaan
batas minimum kriteria keberhasilan, yaitu di bimbingan kelompok tehnik sosiodrama oleh
atas 80%. pembimbing, hasil observasi partisipasi siswa
Hasil perhitungan angket tata krama siklus dalam mengikuti bimbingan kelompok tehnik
II ini menunjukkan bahwa per-indikator telah sosiodrama, hasil catatan lapangan, serta
memenuhi batas minimal kriteria hasil perhitungan angket tata krama siswa
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa tata
atau lebih. Perbandingan hasil perhitungan krama siswa mengalami peningkatan. Berarti
angket tata krama siklus I dan siklus II dapat dapat disimpulkan bahwa dengan
digambarkan pada Grafik 1 sebagai berikut: memberikan layanan bimbingan kelompok

Grafik 1. Hasil Angket Tata Krama Siklus I dan Siklus II

3003
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

tehnik sosiodrama dapat meningkatkan tata 4. Sangat perlu untuk dikembangkan dalam
krama siswa. Peningkatan tata krama siswa ini kehidupan masyarakat sekolah supaya
akan semakin maksimal apabila didukung kelas piloting menjadi pioner bagi kelas
oleh seluruh komponen yang ada disekolah, yang lain.
yaitu seluruh warga sekolah tanpa terkecuali.
Hal ini karena tata krama siswa bersifat
komplek dan berhubungan dengan interaksi DAFTAR PUSTAKA
serta komunikasi antar warga sekolah.
Dengan kata lain bahwa peningkatan tata
Anwar. Saifudin. 2010. Penilaian dan
krama siswa tidak bersifat instant tapi
Pengukuran. Yogyakarta:Paramitra.
memerlukan proses yag berhubungan dengan
orang lain.
Ariani, Christiyati, dkk. 2002. Tata Krama
Suku Bangsa Jawa Di Kabupaten
KESIMPULAN DAN SARAN
S l e m a n . Yo g y a k a r t a : B a d a n
Pengembangan Kebudayaan Dan
Kesimpulan Pariwisata.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang disajikan, maka diperoleh Artati, Budi. 2008. Sopan Berbahas Santun
kesimpulan bahwa dengan memberikan Berkata-kata. Klaten: PT. Intan Pariwara
layanan bimbingan kelompok tehnik
sosiodrama dapat meningkatkan tata krama
Prayitno, dkk.1999. Buku III:Pelayanan
siswa.
Bimbingan dan Konseling SMU. Jakarta:
PT. Ikrar mandiri Abadi.
Saran
Berdasarkan penelitian tentang
Sugiono. Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa
meningkatkan belajar siswa melalui layanan
Indonesia Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa
bimbingan kelompok peneliti menyampaikan
Departemen Pendidikan Nasional
saran:
1. Dalam rangka mengoptimalkan tata krama
Sukiman.2011. Penelitian Tindakan Kelas
siswa dalam berinteraksi dbimbingan
untuk Guru Pembimbing.
kelompok tehnik sosiodrama perlu
Yogyakarta:Paramitra.
dilanjutkan.
2. Tidak lanjut dari penelitian adalah
mengimplementasikan hasil penelitian Winkel,WS.2006. Bimbingan Konseling di
kepada seluruh warga sekolah sehingga institusi Pendidikan.Yogyakarta:Media
penerapannya bisa berkelanjutan. Abadi.
3. Peningkatan tata krama tidak bisa bersifat
instant, karena berkaitan dengan
nurturent effect, maka perlu dukungan
dan partisipasi seluruh warga sekolah
dalam pelaksanaannya untuk mencapai
hasil yang lebih optimal.

3004
Jurnal Riset Daerah Vol. XVII, No.1. April 2018

Curriculum Vitae

I. IDENTITAS DIRI
Nama : RUBINI, S.Pd
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 11 September 1968
Status Perkawinan : Kawin
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Paker Rt 04, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul
Nomer Hp : 085228418312
Email : putrirubini@gmail.com

II. PENDIDIKAN
SD Negeri Siduluhur (1975 – 1981)
SMPN 2 Godean Sleman (1981 – 1984)
SMAN 1 Sedayu Bantul (1984 – 1987)
D3 IKIP Muh. Yogyakarta (1988 – 1992)
S1 IKIP Muh. Yogyakarta (1992 – 1994)

III. PENGALAMAN KERJA


Desember 1995 s.d Januari 2002 : Guru BK di SMPN 1 Semanu Gunungkidul
Januari 2002 s.d sekarang : Guru BK di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul

3005

You might also like