Plenary Discussion Tutorial 6-Blok 10

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

PROPOSAL

PLENARY DISCUSSION
BLOK 10: SISTEM URINARIA

PJ BLOK: dr. Akhmad Edy Purwoko, M.Kes

KELOMPOK TUTORIAL 6
Anggota:
Gita Suha Yuranda 20120310007 Andi Fauziyar Octaviany 20120310086
Erick Frapancah 20120310009 Yanuar Mahatma Hata Sari 20120310108
Agustina Tri P. D 20120310013 Inges Prawita Sari 20120310110
Monica Tri Apriana 20120310014 Aan Tri Maryani 20120310123
Rivia Intan Suryandani 20120310026 Muhammad Hadiyan R. 20120310249
Siti Fajrini Amir 20120310051 Stella Rosita Puspawening 20120310268
Arnis Khaerunisa 20120310079

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013/2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... i
A. SKENARIO .......................................................................................................................... 1
B. PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
I. CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS .................................................................................. 2
II. PROBLEM DEFINITIONS ................................................................................................. 2
III. ANALYZING THE PROBLEMS .......................................................................................... 2
C. SIMPULAN ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 17

i
A. SKENARIO
A 74 year-old man comes to an emergency room complaining of not being able to
urinate. Lately he often wakes up at night to urinate around 3 times per night; but
during the last urination the urine could not flow. He has been complaining of difficulty
in urination for 3 months. When urinating, he has to force each urination and ends up
with terminal dribbling and incomplete emptying. He has been complaining of having
cloudy urine, pain on the lower abdomen when urinating, and fever since 2 weeks ago.
He went to a community health center and got treatment with Cotrimoxazole, Dypiron,
Ascorbic Acid and Antacid. After getting medication, the symptoms subsided. Since
one day before coming to the emergency room, his difficulty in urinating has become
progressive; he tried to force the urination but it came out as only few drops of urine
with reddish color.
Result of Physical Examination:
Vital Sign : Blood pressure: 150/80
Pulse : 88/min
Respiration rate: 24/min
Temperature : 37,5oC
Head : Anemic conjunctiva: +/+; icteric sclera: -/-
Neck : no abnormality detected
Thorax : no abnormality detected
Abdomen : stomach wall > chest wall; peristaltic (+) N.
Hepar/Lien: unpalpable
VU full palpable
Extremities : Edema - / -
-/-
Rectal Toucher: spincter ani muscle tone normal, slippery mucous membrane,
ampulla was not collapse, enlarged prostate palpable rubbery - symmetrical, there is no
palpable median sulcus, superior pole was not palpable, and non-tender
Results of Investigation
Laboratory test:
Hb: 6,7g/dl Blood glucose: 120 Urinalysis : cloudy
WBC: 12.500 BUN: 58 pH : 5,5
Segmented neutrophile 80% Creatinin: 2,1 Protein: -
+
Bands 3% Na = 136 Glucose: -
Eosinophile 1% K+ = 4,5 leukocyte: +++
-
Basophile 0% Cl = 101 erythrocyte: +++
Lymph. 13% oxalate crystal +
Monosit 3%
PLT: 180.000
RBC: 3,2
Total protein: 6,1
Albumin: 3,6

BNO : Radio-opaque appearance in the projection of urinary bladder (diameter  5 cm)


IVP : Irregular mucous of urinary bladder
Radiolucent indentation at the lower pool of urinary bladder
Urinary bladder stone (diameter ± 5 cm)
Additional defect (-)
Filling defect (-)

1
B. PEMBAHASAN
I. CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS
 Terminal dribbling : Urin menetes pada akhir miksi
 Cloudy urine : Urin keruh, tidak jernih
 Rubbery : (Pembesaran prostat) teraba kenyal, elastis
II. PROBLEM DEFINITIONS
1. Interpretasikan data pada skenario di atas!
2. Jelaskan diagnosis banding untuk pasien tersebut!
3. Jelaskan etiologi dan faktor risiko BPH dan vesicolithiasis!
4. Jelaskan patogenesis penyakit yang diderita pada pasien ini!
5. Jelaskan patofisiologi BPH dan vesicolitihiasis!
6. Bagaimana cara mendiagnosis pasien dengan BPH dan vesicolithiasis?
7. Jelaskan penatalaksanaan pasien pada scenario di atas!
8. Jelaskan prognosis beserta komplikasi yang mungkin diderita pasien!
9. Bagaimana cara mencegah BPH dan vesicolithiasis?
10. Hubungkan kasus pada skenario di atas dengan aspek PSKI!
III. ANALYZING THE PROBLEMS
1. Interpretasi data
 Pasien mengeluh nokturia, hesitansi, terminal dribbling. Keluhan pasien ini
bias mengarah ke obstruksi saluran kemih akibat pembesaran prostat jinak.
Urin pasien keruh dan berwarna merah merupakan gejala hematuria.
 Pemeriksaan fisik pasien didapatkan hipertensi, takipneu, konjungtiva
anemis, kemungkinan merupakan kompensasi akibat fungsi ginjal yang
terganggu. Vesica urinaria teraba penuh kemungkinan adanya sumbatan.
 Pada pemeriksaan colok dubur teraba pembesaran prostat yang kenyal dan
simetris. Kemungkinan BPH.

Pemeriksaan colok dubur

2
 Tes laboratorium, didapatkan Hb turun, anemia. RBC menurun, anemia.
WBC meningkat kemungkinan infeksi atau anemia hemolitik. Peningkatan
jumlah netrofil (batang dan segmen) relatif disbanding limfosit dan monosit
(menurun) kemungkinan infeksi bakteri.
 BUN mengalami peningkatan. Kreatinin meningkat. Keadaan yang
berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah: gagal ginjal akut
dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik,
pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi,
penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal jantung
kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih,
testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis.
daging sapi [kadar tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).Obat-obatan
yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah: Amfoterisin B, sefalosporin
(sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin,
simetidin, asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat,
litium karbonat, mitramisin, metildopa, triamteren. Kadar elektrolit dalam
batas normal.
Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin dan BUN
hampir selalu disatukan (dengan darah yang sama). Kadar kreatinin dan BUN
sering diperbandingkan. Rasio BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran
12-20. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin serum tetap normal,
kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); dan jika keduanya
meningkat, dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN lebih pesat
daripada kreatinin). Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea
turun lebih cepat daripada kreatinin. Pada gangguan ginjal jangka panjang
yang parah, kadar urea terus meningkat, sedangkan kadar kreatinin
cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui saluran cerna.
Rasio BUN/kreatinin rendah (<12)>20) dengan kreatinin normal dijumpai
pada uremia prarenal, diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan
katabolik. Rasio BUN/kreatinin tinggi (>20) dengan kreatinin tinggi seperti
yang dialami pasien pada skenario di atas dijumpai pada azotemia prarenal
dengan penyakit ginjal, gagal ginjal, azotemia pascarenal.
 Urinalisis: urin keruh akibat adanya kristal, pH asam. Leukosit +++ sesuai
dengan 500 sel/l = 50 lekosit/LPB. Kemungkinan adanya inflamasi ginjal
atau saluran kemih bawah. Eritrosit +++ setara dengan 150-300 l. Termasuk
gejala hematuria. Oxalate kristal +++ menunjukkan adanya gagal ginjal akut.
 Pemeriksaan radiologi foto abdomen polos didapatkan massa opak pada
proyeksi besica urinaria dengan diameter  5 cm.
 Pada IVP terlihat mukosa kandung kemih irregular. Terlihat indentasi dari
bawah pada vesica urinaria, kemungkinan akibat pembesaran prostat.
Tampak batu kandung kemih dengan diameter ± 5 cm.
2. Diagnosis banding
Berdasarkan interpretasi data di atas, kami mengajukan beberapa diagnosis
banding, yaitu:
a. BPH (Benign Prostate Hiperplasia)
Pada pemeriksaan colok dubur, didapatkan pembesaran prostat teraba kenyal,
simetris, tidak teraba sulkus medianus dan tidak lunak.

3
Pada pemeriksaan IVP, terlihat indentasi dari bawah pada vesica urinaria,
curiga penekanan akibat pembesaran prostat.

b. Vesicolithiasis
Pada foto polos abdomen didapatkan gambaran opak pada proyeksi vesica
urinaria dengan diameter  5 cm
Pada pemeriksaan IVP terlihat urinary bladder stone dengan diameter ± 5
cm.
c. Karsinoma Prostat
Berdasarkan anamnesa dari pasien merasakan susah buang air kecil. Pasien
juga merasa susah untuk memulai BAK dan terkadang harus disertai dengan
mengedan untuk buang air kecil. Diagnosis ini disingkirkan karena pada
rectal toucher karsinoma prostat harusnya didapatkan konsistensi prostat
keras dan teraba nodul dan mungkin antara lobus prostat tidak simetri.
d. Acute Prostatitis
Berdasarkan anamnesa dari pasien yang menceritakan bahwa dirinya sering
bekali-kali ke kamar kecil dikarenakan hasrat ingin buang air kecil akan
tetapi saat di kamar kecil hanya keluar beberapa tetes saja dan merasa kurang
puas, selain itu pasien mengaku sering terganggu tidurnya dikarenakan ke
kamar mandi untuk buang air kecil, akan tetapi Acute prostatitis disingkirkan
dikarenakan pada acute prostatitis sering sering menggigil, demam, sakit di
punggung bawah dan daerah kelamin, nyeri tubuh, dan dibuktikan dengan
adanya infeksi saluran kemih (dibuktikan oleh keberadaan sel-sel darah putih
dan bakteri dalam urin).
3. Etiologi dan faktor risiko
a. BPH
Hingga sekarang, penyebab BPH masih belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat kaitannya
dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan.
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia
prostat.
1) Teori Dihidrotestosteron
Pertumbuhan kelenjar prostat sangat tergantung pada hormone testosteron.
Dimana pada kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi metabolit
aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 α – reduktase. DHT

4
inilah yang secara langsung memicu m-RNA di dalam sel-sel kelenjar prostat
untuk mensintesis protein growth factor yang memacu pertumbuhan kelenjar
prostat. (Basuki, 2011)

Perubahan Testosteron menjadi Dihidrotesteron oleh enzim 5 α – reduktase

Pada berbagai penelitian, aktivitas enzim 5 α – reduktase dan jumlah


reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel
prostat menjadi lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih
banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.

Teori Dihidrotestosteron dalam Hiperplasia Prostat

2) Ketidakseimbangan antara Estrogen-Testosteron


Pada usia yang makin tua, kadar testosteron makin menurun, sedangkan
kadar estrogen relatif tetap, sehingga perbandingan estrogen: testosteron
relatif meningkat. Estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya
proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitivitas
sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan

5
jumlah reseptor androgen dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat
(apoptosis). Akibatnya, dengan testosteron yang menurun merangsang
terbentuknya sel-sel baru, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai
umur yang lebih panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar.
(Basuki, 2011)
3) Interaksi stroma-epitel
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel-sel
epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui
suatu mediator (growth factor). Setelah sel stroma mendapatkan stimulasi
dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu growth factor
yang selanjutnya mempengaruhi sel stroma itu sendiri, yang menyebabkan
terjadinya proliferasi sel-sel epitel maupun stroma. (Basuki, 2011)
4) Berkurangnya Kematian Sel Prostat
Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis
kelenjar prostat. Pada jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju
proliferasi sel dengan kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat
yang apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat secara keseluruhan
makin meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan massa prostat.
Diduga hormon androgen berperan dalam menghambat proses kematian
sel karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas
kematian sel kelenjar prostat. (Basuki, 2011)
5) Teori Sel Stem
Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk
sel-sel baru. Dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang
mempunyai kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini
bergantung pada hormon androgen, di mana jika kadarnya menurun
(misalnya pada kastrasi), menyebabkan terjadinya apoptosis. Sehingga
terjadinya proliferasi sel-sel pada BPH diduga sebagai ketidaktepatan
aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma
maupun sel epitel. (Basuki, 2011)

6
Faktor risiko menderita BPH:

Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya BPH adalah:


1) Kadar Hormon
Kadar hormon testosteron yang tinggi berhubungan dengan peningkatan
risiko BPH. Testosteron akan diubah menjadi androgen yang lebih poten
yaitu dihydrotestosteron (DHT) oleh enzim 5α-reductase, yang
memegang peran penting dalam proses pertumbuhan sel-sel prostat.
2) Usia
Pada usia tua terjadi kelemahan umum termasuk kelemahan pada buli
(otot detrusor) dan penurunan fungsi persarafan. Perubahan karena
pengaruh usia tua menurunkan kemampuan buli-buli dalam
mempertahankan aliran urin pada proses adaptasi oleh adanya obstruksi
karena pembesaran prostat, sehingga menimbulkan gejala.
Testis menghasilkan beberapa hormon seks pria, yang secara keseluruhan
dinamakan androgen. Hormon tersebut mencakup testosteron,
dihidrotestosteron dan androstenesdion. Testosteron sebagian besar
dikonversikan oleh enzim 5-alfa-reduktase menjadi dihidrotestosteron
yang lebih aktif secara fisiologis di jaringan sasaran sebagai pengatur
fungsi ereksi.
Tugas lain testosteron adalah pemacu libido, pertumbuhan otot dan
mengatur deposit kalsium di tulang. Sesuai dengan pertambahan usia,
kadar testosteron mulai menurun secara perlahan pada usia 30 tahun dan
turun lebih cepat pada usia 60 tahun ke atas.

7
3) Ras
Orang dari ras kulit hitam memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk terjadi
BPH dibanding ras lain. Orang-orang Asia memiliki insidensi BPH paling
rendah.
4) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga pada penderita BPH dapat meningkatkan risik
terjadinya kondisi yang sama pada anggota keluarga yang lain. Semakin
banyak anggota keluarga yang mengidap penyakit ini, semakin besar
risiko anggota keluarga yang lain untuk dapat terkena BPH. Bila satu
anggota keluarga mengidap penyakit ini, maka risiko meningkat 2 kali
bagi yang lain. Bila 2 anggota keluarga, maka risiko meningkat menjadi 5
kali.
5) Obesitas
Obesitas akan membuat gangguan pada prostat dan kemampuan seksual,
tipe bentuk tubuh yang mengganggu prostat adalah tipe bentuk tubuh yang
membesar di bagian pinggang dengan perut buncit, seperti buah apel.
Beban di perut itulah yang menekan otot organ seksual, sehingga lama-
lama organ seksual kehilangan kelenturannya, selain itu deposit lemak
berlebihan juga akan mengganggu kinerja testis.
Pada obesitas terjadi peningkatan kadar estrogen yang berpengaruh
terhadap pembentukan BPH melalui peningkatan sensitisasi prostat
terhadap androgen dan menghambat proses kematian sel-sel kelenjar
prostat. Pola obesitas pada laki-laki biasanya berupa penimbunan lemak
pada abdomen. Salah satu cara pengukuran untuk memperkirakan lemak
tubuh adalah teknik indirek, di antaranya yang banyak dipakai adalah
Body Mass Indeks (BMI) dan waist to hip ratio (WHR). BMI diukur
dengan cara berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m).
Interpretasinya (WHO) adalah overweight (BMI 25-29,9 kg/m2), obesitas
(BMI > 30 kg/m2). Pengukuran BMI mudah dilakukan, murah dan
mempunyai akurasi tinggi. WHR diukur dengan cara membandingkan
lingkar pinggang dengan lingkar panggul. Pengukurannya dengan cara
penderita dalam posisi terlentang, lingkar pinggang diambil ukuran
minimal antara xyphoid dan umbilicus dan lingkar pinggul diambilukura
maksimal lingkar gluteus - simfisis pubis. Pada laki-laki dinyatakan
obesitas jika lingkar pinggang > 102 cm atau WHR > 0,90.
6) Pola Diet
Kekurangan mineral penting seperti seng, tembaga, selenium berpengaruh
pada fungsi reproduksi pria. Yang paling penting adalah seng, karena
defisiensi seng berat dapat menyebabkan pengecilan testis yang
selanjutnya berakibat penurunan kadar testosteron. Selain itu, makanan
tinggi lemak dan rendah serat juga membuat penurunan kadar testosteron.
Walaupun kolesterol merupakan bahan dasar untuk sintesis zat
pregnolone yang merupakan bahan baku DHEA
(dehidroepianandrosteron) yang dapat memproduksi testosteron, tetapi
bila berlebihan tentunya akan terjadi penumpukan lemak pada perut yang
akan menekan otot-otot seksual dan mengganggu testis, sehingga
kelebihan lemak tersebut justru dapat menurunkan kemampuan seksual.
Akibat lebih lanjut adalah penurunan produksi testosteron, yang nantinya
mengganggu prostat. Suatu studi menemukan adanya hubungan antara
penurunan risiko BPH dengan mengkonsumsi buah dan makanan

8
mengandung kedelai yang kaya akan isoflavon. Kedelai sebagai estrogen
lemahmampu untuk memblokir reseptor estrogen dalam prostat terhadap
estrogen. Jika estrogen yang kuat ini sampai menstimulasi reseptor dalam
prostat, dapat menyebabkan BPH. Studi demografik menunjukkan adanya
insidensi yang lebih sedikit timbulnya penyakit prostat ini pada laki-laki
Jepang atau Asia yang banyak mengkonsumsi makanan dari kedelai.
Isoflavon kedelai yaitu genistein dan daidzein, secara langsung
mempengaruhi metabolisme testosteron. Risiko lebih besar terjadinya
BPH adalah mengkonsumsi margarin dan mentega, yang termasuk
makanan yang mengandung lemak jenuh. Konsumsi makanan yang
mengandung lemak jenuh yang tinggi (terutama lemak hewani), lemak
berlebihan dapat merusak keseimbangan hormon yang berujung pada
berbagai penyakit. Estrogen, hormon yang jumlahnya lebih besar pada
wanita ternyata juga dimiliki oleh pria (dalam jumlah kecil). Namun,
hormon ini sangat penting bagi pria, sebab estrogen mengatur libido yang
sehat, meningkatkan fungsi otak (terutama ingatan), dan melindungi
jantung. Tetapi jika tingkatnya terlalu tinggi, maka tingkat hormone
testoteron akan berkurang, dan pria akan mengalami kelelahan, lemas,
fungsi seksual yang menurun, dan akan terjadi pembesaran prostat.
Masukan makanan berserat berhubungan dengan rendahnya kadar
sebagian besar aktivitas hormon seksual dalam plasma, tingginya kadar
SHBG (sex hormone-binding globulin), rendahnya/bebas dari testosteron.
Mekanisme pencegahan dengan diet makanan berserat terjadi akibat dari
waktu transit makanan yang dicernakan cukup lama di usus besarakan
mencegah proses inisiasi atau mutasi materi genetik di dalam inti sel. Pada
sayuran juga didapatkan mekanisme yang multifactor di mana di
dalamnya dijumpai bahan atau substansi anti karsinogen seperti
karoteniod, selenium dan tocopherol. Dengan diet makanan berserat atau
karoten diharapkan mengurangi pengaruh bahan-bahan dari luar dan akan
memberikan lingkungan yang akan menekan berkembangnya sel-sel
abnormal.
7) Aktivitas Seksual
Kalenjar prostat adalah organ yang bertanggung jawab untuk
pembentukan hormon laki-laki. BPH dihubungkan dengan kegiatan seks
berlebihan dan alasan kebersihan. Saat kegiatan seksual, kelenjar prostat
mengalami peningkatan tekanan darah sebelum terjadi ejakulasi. Jika
suplai darah ke prostat selalu tinggi, akan terjadi hambatan prostat yang
mengakibatkan kalenjar tersebut bengkak permanen. Seks yang tidak
bersih akan mengakibatkan infeksi prostat yang mengakibatkan BPH.
Aktivitas seksual yang tinggi juga berhubungan dengan meningkatnya
kadar hormon testosteron.
8) Kebiasaan merokok
Nikotin dan konitin (produk pemecahan nikotin) pada rokok
meningkatkan aktifitas enzim perusak androgen, sehingga menyebabkan
penurunan kadar testosteron.
9) Kebiasaan Minum-Minuman Beralkohol
Konsumsi alkohol akan menghilangkan kandungan zink dan vitamin B6
yang penting untuk prostat yang sehat. Zink sangat penting untuk kelenjar
prostat. Prostat menggunakan zink 10 kali lipat dibandingkan dengan
organ yang lain. Zink membantu mengurangi kandungan prolaktin di

9
dalam darah. Prolaktin meningkatkan penukaran hormone testosteron
kepada DHT.
10) Olahraga
Para pria yang tetap aktif berolahraga secara teratur, berpeluang lebih
sedikit mengalami gangguan prostat, termasuk BPH. Dengan aktif
olahraga, kadar dihidrotestosteron dapat diturunkan sehingga dapat
memperkecil risiko gangguan prostat. Selain itu, olahraga akan
mengontrol berat badan agar otot lunak yang melingkari prostat tetap
stabil. Olahraga yang dianjurkan adalah jenis yang berdampak ringan dan
dapat memperkuat otot sekitar pinggul dan organ seksual. Olahraga yang
baik apabila dilakukan 3 kali dalam seminggu dalam waktu 30 menit
setiap berolahraga, olahraga yang dilakukan kurang dari 3 kali dalam
seminggu terdapat sedikit sekali perubahan pada kebugaran fisik tetapi
tidak ada tambahan keuntungan yang berarti bila latihan dilakukan lebih
dari 5 kali dalam seminggu. Olahraga akan mengurangi kadar lemak
dalam darah sehingga kadar kolesterol menurun.
11) Penyakit Diabetes Mellitus
Laki-laki yang mempunyai kadar glukosa dalam darah > 110 mg/dL
mempunyai risiko tiga kali terjadinya BPH, sedangkan untuk laki-laki
dengan penyakit Diabetes Mellitus mempunyai risiko dua kali terjadinya
BPH dibandingkan dengan laki-laki dengan kondisi normal. (Risky, 2012)
b. Vesicolithiasis
Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan
infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan
perubahan metabolisme kalsium).
Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Soeparman (2001:378) batu
kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah:
1) Hiperkalsiuria: Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan
karena, hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan
masukan tinggi natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer,
sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.
2) Hipositraturia: Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal
dalam air kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus
ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare
dan masukan protein tinggi.
3) Hiperurikosuria: Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang
dapat memacu pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang
berlebih.
4) Penurunan jumlah air kemih: Dikarenakan masukan cairan yang
sedikit.
5) Jenis cairan yang diminum: Minuman yang banyak mengandung soda
seperti soft drink, jus apel dan jus anggur.
6) Hiperoksalouria: Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari),
kejadian ini disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi
kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan
yang mengganggu absorbsi garam empedu.

10
7) Ginjal Spongiosa Medula: Disebabkan karena volume air kemih sedikit,
batu kalsium idiopatik (tidak dijumpai predisposisi metabolik).
8) Batu Asan Urat: Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih
rendah, dan hiperurikosuria (primer dan sekunder).
9) Batu Struvit: Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran
kemih dengan organisme yang memproduksi urease.
(Pragasta, 2012)
Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari:
1) 75 % kalsium.
2) 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
3) 6 % batu asam urat.
4) 1-2 % sistin (cystine).

Pembentukan dan tanda serta gejala batu vesika


Faktor risiko terbentuknya batu vesika:
1) Obstruksi infravesika 4) Adanya benda
2) Neurogenic bladder asing
3) Infeksi saluran kemih (urea-splitting 5) Divertikel
bacteria) kandung kemih.
Di Indonesia diperkirakan insidensinya lebih tinggi dikarenakan
adanya beberapa daerah yang termasuk daerah stone belt dan masih
banyaknya kasus batu endemic yang disebabkan diet rendah protein,
tinggi karbohidrat dan dehidrasi kronik. (Munandar, 2014)
4. Patogenesis
Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron  BPH  obstruksi urin 
stasis urin  vesikolithiasis

11
5. Patofisiologi
a. BPH
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatica
dan menghambat aliran urin.Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesika.Untuk dapat mengeluarkan urin,buli-buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan itu.Kontraksi yang terus menerus menyebabkan
perubahan anatomik buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula, sakula dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada
buli-buli tersebut oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah/Lower Urinary Tract Symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
dengan gejala prostatismus.
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter
ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter/terjadi refluks
vesikoureter. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus akan
mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh
kedalam gagal ginjal.
Obstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak hanya
disebabkan oleh adanya masa prostat yang menyumbat uretra posterior, tetapi
juga disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul
prostat,an otot polos pada leher buli-buli.Otot polos itu dipersarafi oleh
serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.
Hiperplasia Prostat

Penyemitan lumen uretra posterior

Peningkatan tekanan intravesika

Buli buli Ginjal dan ureter


 Hipertrofi otot  Refluk vesikoureter
detrusor  Hidroureter
 Trabekulasi  Hidronefrosis
 Divertikel buli buli  Pionefrosis
 Gagal ginjal
Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel.
Kalau pada prostat normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah 2
banding 1, maka pada bph rasionya meningkat menjadi 4 banding 1. Hal ini

12
menyebabkan pada bph terjadi peningkatan tonus otot polos prostat bila
dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat yang
menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan tonus otot polos yang
merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat. (Basuki,
2011)
b. Vesikolithiasis
Kelainan bawaan atau cidera, keaadan patologis yang disebabkan karena
infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering
menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran
kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta
kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra
sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan
statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga
membentuk batu (Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2001:997).
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemudian dijadikan dalam beberapa teori (Soeparman, 2001:388):
1. Teori Supersaturasi
Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap
menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.
2. Teori Matriks
Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 %
hexose, 3-5 hexosamin dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan
penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
3. Teori Kurangnya Inhibitor
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang
melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat
pengendapan. fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat
pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah
terjadi pengendapan.
4. Teori Epistaxy
Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah
satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan
pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih
dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan
urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5. Teori Kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori di atas.
6. Prosedur diagnosis

7. Penatalaksanaan

13
8. Prognosis dan komplikasi
Tolong tambahin komplikasinya ^^
9. Pencegahan
BPH dapat dicegah dengan melakukan tindakan seperti di bawah ini:
a. Ejakulasi secara teratur
Semen atau air mani pria diproduksi di kelenjar prostat, fungsinya memang
berkaitan dengan reproduksi dan seks. Beberapa pria mengalami gangguan
pada prostat karena jarang berejakulasi. Saat usia masih muda, ejakulasi
biasa terjadi dengan sendirinya melalui mimpi basah, tapi saat usia dewasa
ejakulasi melalui hubungan seks atau masturbasi akan membuat prostat jadi
lebih sehat dan tidak tersumbat.
b. Menurunkan kolesterol
Dalam tubuh, kolesterol diubah menjadi testosteron. Berdasarkan
pengamatan, jaringan prostat yang mengalami pembesaran memiliki
kandungan kolesterol yang tinggi sekali. Sebagian dokter mengatakan
pembesaran prostat bisa diperkecil atau meringankan gejalanya dengan cara
meminta pasien menurunkan kolesterol dalam darah mereka menjadi 200
mg/dl (miligram kolesterol per desiliter darah) atau kurang, sebagaimana
anjuran America Heart Association.
c. Kurangi asupan lemak
Hindari makanan-makanan kaya lemak seperti daging merah, produk susu,
dan goreng-gorengan. Batasi porsi sajian daging merah, ikan, atau ayam
tidak lebih dari 90 gram sehari.
d. Perbanyak sayuran
Kadar hormon pria tidak begitu tinggi pada mereka yang banyak makan
sayuran, dan itu mungkin menjelaskan mengapa Pembesaran prostat (BPH)
jarang dijumpai dalam budaya-budaya atau masyarakat yang memiliki
kebiasaan lebih banyak makan sayuran.
e. Jangan kekurangan seng
Penderita gangguan prostat cenderung kekurangan seng dalam tubuh
mereka, kata Paul M. Block, M.D seorang spesialis urologi yang membuka
praktik swasta di Phoenix. Jumlah kadar diet yang direkomendasikan untuk
seng adalah 15 miligram per hari. Meminum suplemen seng atau makan
makanan kaya seng seperti kerang dan ikan herring, mungkin baik bagi
anda. Tumbuhan padi-padian, biji-bijian, bekatul, susu, dan polong-
polongan juga mengandung mineral ini.
f. Batasi makanan yang sangat merangsang dan alkohol
Keduanya dapat meningkatkan iritasi pada kantung kemih, khususnya bila
anda menderita pembesaran prostat, kata Dr. Block. Alkohol bisa sangat
merugikan karena berfungsi menekan sistem saraf pusat yang membuat
otot-otot di seluruh tubuh menjadi lemas, termasuk otot-otot kandung
kemih, akibatnya urin tertahan.
g. Rajin berolahraga
Memang, tidak ada olahraga yang spesifik untuk kesehatan prostat, tetapi
banyak minum air, dan berhubungan seksual secara teratur dapat
memperkecil risiko. Yang jelas, banyak dokter mengamati bahwa pria
bertubuh bugar jarang mengalami masalah prostat ketimbang mereka yang
lebih banyak duduk.

14
h. Jangan duduk terlalu lama
Duduk terlalu lama membuat prostat anda tertekan lama. Apabila pekerjaan
yang menuntut anda lebih banyak duduk, bangkitlah dan berjalan-jalan
barang sejenak untuk menjaga kesehatan prostat anda.
i. Jangan menahan kencing
Apabila anda sering ingin buang air kecil, orang biasanya menganjurkan
anda berlatih menahannya selama mungkin. Cara berpikir ini salah, apalagi
dalam kasus gangguan prostat. Anda sungguh bisa merugikan diri sendiri
dengan menahan terlalu lama kencing anda. Apabila urin ditahan terlalu
lama, ginjal anda bisa rusak. Pergilah ke kamar kecil begitu anda merasa
membutuhkannya.
j. Hindari minum setelah gelap
Jangan minum setelah pukul enam atau tujuh malam apabila anda sering
terbangun tengah malam karena ingin buang air kecil. Batasi minum
minuman yang mengandung kafein karena akan membuat anda lebih sering
buang air kecil dan tidak baik bagi kandung kemih, karena membuat
seolah-olah sudah penuh padahal belum.
k. Berendam air panas
Duduklah di bak mandi air hangat selama 20 menit sekurang-kurangnya
sekali seminggu. Kehangatannya akan meresap ke dalam panggul dan
meningkatkan aliran darah di situ, mengurangi ketegangan otot-otot dan,
mudah-mudahan juga mengurangi bengkak pada prostat.

Pencegahan versikolitiasis adalah dengan banyak mengonsumsi makanan


dan minuman yang mengandung sitrat. Sitrat secara normal dapat mencegah
kristalisasi dalam urin. Buah-buahan sumber sitrat: semua macam jeruk (jeruk
nipis, jeruk lemon, dll), apel, anggur dan nanas.
Selain itu, ada beberapa cara yang harus diperhatikan untuk menghindari
pembentukan batu saluran kemih, seperti:
a. Dianjurkan banyak cairan, minimal 2500 cc sehari (8 gelas)
b. Diit rendah kalsium sudah tidak dianjurkan. Kalsium diberikan sesuai
kebutuhan normal 400- 600 mg/hari
c. Diit rendah kalsium dapat menyebabkan hiperoxalo uria dan
pengeroposan tulang.
d. Tingginya kadar kalsium dalam urine (hiperkalsiuria) dapat terjadi
karena kebiasaan banyak kalsium ( >1000mg/hari)
e. Dianjurkan diit rendah oksalat 40 - 50 mg/hari (kebutuhan normal 70 -
150 mg/hari)
f. Hindari vitamin C dosis tinggi (±4g/hari) secara teratur karena akan
meningkatkan kadar oksalat dalam urine (oxsaluria) yang berpotensi
menyebabkan terjadinya batu oksalat
g. Konsumsi cukup vitamin B6 (piridoksi) dianjurkan ± 2 mg/hari.
Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
produksi oksalat

15
h. Dianjurkan diit rendah purin dan tinggi sisa basa untuk menjaga pH
urine > 7. Untuk mencegah tidak tinggi kadar asam urat dalam urine
(hiperurokusoria).
i. Konsumsi protein tinggi dari hewani dapat meningkatkan pengeluaran
kalsium urine, asam urat dan oksalat
j. Dianjurkan mengkonsumsi semua buah-buahan sumber asam sitrat
untuk mencegah pertumbuhan batu kalsium
Mengurangi konsumsi:
a. Bahan makanan sumber oksalat, seperti: Bayam, daun mangkokan, daun
melinjo, daun singkong, daun talas, daun katuk, daun kelor, buah
melinjo, jan tung pisang, sawi, tomat, petai dan jengkol. Minuman
bersoda, soda kue, ragi, teh dan coklat.
b. Bahan makanan tinggi purin, seperti: Sarden, kerang, jantung, hati, usus,
limpa, paru-paru, otak, ekstrak daging/kaldu, bebek, angsa dan burung.
Semua buah yang dikeringkan: manisan, kismis, dll.
10. Aspek PSKI
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum
sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka
hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)
Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa
ditapis lagi akan terus menuju ke kantung air kencing. Ketika menuju
kandung kencing itu terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan
(ureter). Karena banyak sisa-sisa yang melekat di ureter inilah awal mula
terbentuknya batu saluran kemih.
 Diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi
Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk
mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, itu lebih baik
daripada ia meminta-minta kepada orang lain, terkadang ia dapat atau
terkadang ia ditolak."
Semangat dalam bekerja merupakan keharusan untuk siapa pun yang ingin
mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Baik sukses di dunia maupun
akhirat. Begitu pun, dengan orang yang semangat dalam bekerja, dia akan
meraih kebagiaan. Bahagia karena akan mendapatkan impian dan
harapannya. Islam sangat menghargai orang yang penuh dedikasi dan
loyalitas dalam bekerja. Dalam kondisi apa pun, kita harus tetap bersemangat
untuk selalu bergerak menangkap peluang-peluang dan membuka pintu-pintu
rezeki yang telah disediakan-Nya. Allah Maha Rahman dan Rahim, Allah
pula Mahakaya. Oleh karena itu, kita jangan takut kehabisan dengan
kekayaan di dunia ini. Dengan banyak bergerak, kita bias mengurangi risiko
menderita batu saluran kemih.
C. SIMPULAN

16
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, P. (2011). Dasar-Dasar Urologi Edisi 4. Jakarta: CV Sagung Seto.

Munandar, A. (2014). Vesikolitiasis. Palu: Universitas Tadulako.

Pragasta, R. (2012). BENIGN PROSTAT HYPERPLASI & VESICOLITHIASIS. Malang: Universitas


Islam Malang.

Risky, A. (2012). Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak. Semarang: Unimus.

17

You might also like