Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA DAN KINERJA KARYAWAN

Reni Hidayati1
Yadi Purwanto2
Susatyo Yuwono3
1,2,3
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasuraa 57102, Jawa Tengah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kecerdasan emosi dan stres kerja
pada kinerja karyawan. Hipotesis penelitian ini adalah adanya korelasi antara
kecerdasan emosi dan stres kerja pada kinerja karyawan. Subjek penelitian adalah
karyawan PT. BRI Kebumen dengan usia minimum 22 tahun, berpendidikan minimal
SMA, dan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun. Subjek penelitian diperoleh
dengan menggunakan metode pusposive sampling. Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosi dan stres kerja (R = 0.580 dan
Fregresi = 11.909, p < .01) serta dapat digunakan sebagai prediktor kinerja karyawan.
Ketika diuji secara terpisah, muncul pula korelasi positif yang signifikan antara
kecerdasan emosi dengan kinerja karyawan (r = 0.527, p < .01), dan korelasi negatif
yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan (r = -0.391, p < .01).

Kata Kunci: kinerja, kecerdasan emosi, stres kerja

EMOTIONAL INTELLIGENCE, WORK STRESS,


AND EMPLOYEE JOB PERFORMANCE

Abstract

The aims of this research are to know relationship between emotional intellegence and
work stress with employee’s job performance. The hypothesis of this research are there is
relationship emotional intellegence and work stress with employee’s job performance.
Subject in this research is employee’s PT. BRI Kebumen with technique purposive non
random sampling with characteristic such as the minimum age marking 22 year, mount
the minimum education of SLTA, minimum year of service 1 year. Based on analysis
result with two predictor regretion technique, its value R = 0.580 and Fregresi = 11.909, p
< .01. This result showed significant relation between emotional intellegence and work
stress with employee’s job performance. It means that emotional intellegence and work
stress variable can be applied being predictor to predict employee’s job performance.
From the partial analysis correlation r = 0.527 with p < .01. It means there is positive
relation wich so significant between emotional intellegence with employee’s job
performance. Another result correlation r = -0.391; with p < .01, it means there is
negative relation wich so significant between work stress with employee’s job
performance.

Key Words: job performance, emotional intellegence, work stress

Hidayati, dkk., Kecerdasan Emosi … 91


PENDAHULUAN tenaga kerja atau manusia (individu itu
sendiri). Oleh karena itu untuk dapat
Sumber daya manusia merupakan meningkatkan kinerja, maka salah satu
aset paling penting dalam suatu orga- hal yang perlu diperhatikan oleh seorang
nisasi karena merupakan sumber daya karyawan adalah kualitas emosional.
yang mengarahkan organisasi serta mem- Kualitas-kualitas tersebut antara lain
pertahankan dan mengembangkan orga- empati, mengungkapkan dan memahami
nisasi dalam berbagai tuntutan masya- perasaan, mengendalikan amarah, keman-
rakat dan zaman. Oleh karena itu, sumber dirian, kemampuan menyesuaikan diri,
daya manusia harus selalu diperhatikan, kemampuan menyelesaikan masalah antar
dijaga, dan dikembangkan. pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kera-
Suatu badan organisasi atau badan mahan, serta sikap hormat.
usaha yang diharapkan dapat menujukkan Damasio (dalam Goleman, 1997)
eksistensinya dalam hal yang positif arti- mengatakan bahwa emosi berperan besar
nya mampu menunjukkan kinerja yang terhadap suatu tindakan bahkan dalam
baik dimata pihak luar khususnya masya- pengambilan keputusan “rasional”. Ke-
rakat. Peningkatan kinerja karyawan cerdasan emosional yang tinggi akan
secara perorangan akan mendorong ki- membantu individu dalam mengatasi kon-
nerja sumber daya manusia secara kese- flik secara tepat dan menciptakan kondisi
luruhan, yang direfleksikan dalam kenai- kerja yang menggairahkan sehingga
kan produktivitas. Kinerja karyawan yang menghasilkan prestasi kerja yang tinggi
tinggi akan membuat karyawan semakin pula. Sedangkan kecerdasan emosional
loyal terhadap organisasi, semakin termo- yang rendah akan berdampak buruk pada
tivasi untuk bekerja, bekerja dengan mereka, karena individu kurang dapat
merasa senang dan yang lebih penting mengambil keputusan secara rasional dan
kepuasan kerja yang tinggi akan mem- tidak bisa menghadapi konflik secara
perbesar kemungkinan tercapainya tepat.
produktivitas yang tinggi pula. Masalah stres kerja di dalam orga-
Tuntutan akan kinerja karyawan nisasi menjadi gejala yang penting di-
yang tinggi memang sudah menjadi amati sejak mulai timbulnya tuntutan
bagian dari semua perusahaan. Namun untuk efisien di dalam pekerjaan. Setiap
fakta yang ada sekarang memperlihatkan tenaga kerja bekerja sesuai dengan
bahwa belum semua karyawan memiliki perannya dalam organisasi, artinya setiap
kinerja yang tinggi sesuai dengan harapan tenaga kerja mempunyai kelompok tugas-
perusahaan. Masih banyak terdapat kar- nya yang harus dilakukan sesuai dengan
yawan yang memiliki kinerja yang aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan
rendah. Berdasarkan peringkat indeks yang diharapkan oleh atasannya. Namun
kinerja yang telah dilakukan World demikian tenaga kerja tidak selalu ber-
Investment Report (WIR) tahun 2003, hasil untuk memainkan perannya tanpa
indeks kinerja Indonesia menempati menimbulkan masalah. Kurang baik ber-
urutan ke 138 dari 140 negara. Peringkat fungsinya peran, yang merupakan pem-
ini dengan memperhatikan indikator ting- bangkit stress yaitu meliputi konflik
kat kehadiran, kualitas pekerjaan peran dan ketaksaan peran (role ambi-
(profesionalisme dalam bekerja), dan guity).
kuantitas pekerjaan karyawan Indonesia Alur pemikiran diatas dapat ditarik
yang masih tergolong rendah. (Yuli, suatu perumusan masalah yaitu : “Apakah
2004) ada hubungan antara kecerdasan emosi-
Salah satu dari sekian banyak faktor onal dan stres kerja dengan kinerja
yang mempengaruhi kinerja adalah faktor karyawan?”. Berdasarkan rumusan masa-

92 Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1, Desember 2008


lah tersebut, maka peneliti mengambil emosional adalah kemampuan untuk
judul “Hubungan antara Kecerdasan menggunakan emosi secara efektif untuk
Emosional dan Stres Kerja dengan mencapai tujuan membangun produktif
Kinerja Karyawan”. Tujuan penelitian dan meraih keberhasilan. Menggunakan
yang dilakukan adalah: untuk mengetahui emosi secara efektif individu akan lebih
hubungan antara kecerdasan emosional bertanggung jawab, lebih mampu
dan stres kerja dengan kinerja karyawan. memusatkan perhatian pada tugas, tidak
impulsif, lebih bisa mengendalikan diri
METODE PENELITIAN yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja.
Subjek dalam penelitian ini adalah Goleman (1997), menyatakan bah-
karyawan PT. BRI Cabang Kebumen wa kecerdasan emosi yang ada pada
dengan teknik pengambilan sampel yang seseorang adalah mencakup pengendalian
digunakan yaitu non random sampling, diri, semangat, ketekunan, serta kemam-
yaitu dengan pengambilan sampel atau puan untuk memotivasi diri sendiri. Hal
pemilihan sekelompok subyek berdasar- ini sesuai dengan pendapat Salovey (dalm
kan karakteristik yang sudah ditentukan Goleman, 1999), bila seseorang dapat
sebelumnya. Adapun ciri-ciri subjek yaitu memotivasi diri sendiri memungkinkan
(1) subyek berusia minimal 22 tahun, (2) kinerja yang tinggi dalam segala bidang.
tingkat pendidikan minimal SMU, dan (3) Di sisi lain bahwa individu yang
mempunyai masa kerja minimal 1 tahun. mempunyai ketrampilan kecerdasan
Pengumpulan data menggunakan emosi yang lebih produktif dan efektif
tiga macam skala, yaitu (1) Skala dalam hal apapun akan menghasilkan
Kecerdasan Emosi, (2) Skala Stres kerja, kinerja yang lebih baik.
dan (3) Skala Penilaian kinerja. Adapun Kecerdasan emosi menentukan po-
teknik atau metode analisis data yang tensi individu untuk mempelajari kete-
digunakan untuk menguji hipotesis yaitu rampilan praktis yang didasarkan pada
analisis regresi dua prediktor. lima unsur yaitu kesadaran diri, motivasi,
pengaturan diri, empati, dan kecakapan
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam membina hubungan dengan orang
lain. Kecakapan emosi adalah kecakapan
Berdasarkan hasil perhitungan uji hasil belajar yang didasarkan pada kecer-
hipotesis diperoleh nilai koefisien kore- dasan emosi dan karena itu menghasilkan
lasi R = 0.580, Fregresi = 11.909, p < .01. kinerja menonjol dalam pekerjaan. Inti
Hasil ini menunjukkan ada hubungan kecakapan ini adalah dua kemampuan
yang sangat signifikan antara kecerdasan yaitu empati, yang melibatkan kemam-
emosi dan stres kerja dengan kinerja. puan membaca perasaan orang lain; dan
Oleh karena itu, variabel kecerdasan ketrampilan sosial, yang berarti mampu
emosi dan stres kerja dapat digunakan mengelola perasaan orang lain dengan
sebagai prediktor (variabel bebas) untuk baik.
memprediksikan kinerja. Menurut Cooper dan Sawaf (1999),
Hasil analisis rx1y = 0.527, p < .01, berbagai penelitian membuktikan bahwa
berarti ada hubungan positif yang sangat kecerdasan emosional menyumbang per-
signifikan antara kecerdasan emosi sentase yang lebih besar dalam kemajuan
dengan kinerja. Semakin tinggi kecer- dan keberhasilan masa depan seseorang,
dasan emosi maka semakin tinggi kinerja dibandingkan dengan kecerdasan intelek-
karyawan. tual yang biasanya diukur dengan
Patton (dalam Setiyawan, 2005) Intelligent Quotient (IQ). Penelitian yang
memberi definisi mengenai kecerdasan dilakukan oleh Yen, Tjahjoanggoro dan

Hidayati, dkk., Kecerdasan Emosi … 93


Atmadji (2003) tentang hubungan kecer- ataupun kesusahan sehingga ia dapat
dasan emosional dengan prestasi kerja mengelola kebutuhan-kebutuhan primitif
Multi Level Marketing, menghasilkan yang lebih banyak dipengaruhi emosi
kesimpulan bahwa ada hubungan positif belaka.
dan signifikan antara kecerdasan emosi- Hasil analisis rx2y = -0.391, p < .01
onal dan prestasi kerja Multi Level Mar- yang berarti ada hubungan negatif yang
keting. Artinya, semakin tinggi kecer- sangat signifikan antara stres kerja
dasan emosional, maka semakin tinggi dengan kinerja. Semakin tinggi stres ker-
prestasi kerja distributor tersebut dan ja maka semakin rendah kinerja karya-
sebaliknya. wan.
Kecerdasan emosional bekerja seca- Menurut Selye (dalam Adi, 2000),
ra sinergi dengan keterampilan kognitif, stres dapat bersifat positif maupun
orang yang berprestasi tinggi memiliki negatif. Stres yang bersifat positif disebut
keduanya. Tanpa adanya kecerdasan “eustres” yakni mendorong manusia
emosional maka orang tidak akan mampu untuk lebih dapat berprestasi, lebih
menggunakan keterampilan kognitif tertantang untuk menyelesaikan masalah-
mereka sesuai dengan potensinya yang masalah yang dihadapinya, meningkatkan
maksimal. Hal ini sesuai seperti yang kinerja dan lain-lain. Sebaliknya, stres
diungkapkan oleh Shapiro (1997) bahwa yang berlebihan dan bersifat merugikan
kecerdasan emosional akan memengaruhi disebut “distress” menimbulkan berbagai
perilaku tiap individu dalam mengatasi macam gejala yang umumnya merugikan
permasalahan yang muncul pada diri kinerja karyawan. Gejala-gejala “distress”
sendiri termasuk dalam permasalahan melibatkan baik kesehatan fisik maupun
kerja. Kecerdasan emosional lebih me- psikis. Beberapa contoh gejala “distress”
mungkinkan seorang karyawan mencapai antara lain adalah gairah kerja menurun,
tujuannya. Kesadaran diri, penguasaan sering membolos atau tidak masuk kerja,
diri, empati dan kemampuan sosial yang tekanan darah tinggi, gangguan pada alat
baik merupakan kemampuan yang sangat pencernaan, dan lain sebagainya.
mendukung karyawan didalam pekerjaan- Hal yang sama dinyatakan oleh
nya yang penuh tantangan serta persai- Rosidah (2003) dalam temuannya yang
ngan diantara rekan kerja. Sehingga dapat menunjukkan ada korelasi negatif antara
dikatakan bahwa kecerdasan emosional stres kerja dengan kinerja pada karyawan,
sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan yang berarti semakin tinggi stres kerja
untuk meningkatkan kinerjanya. maka akan semakin rendah kinerja karya-
Adanya kecerdasan emosional yang wan. Hal ini didukung oleh hasil peneli-
tinggi, individu akan memiliki kestabilan tian Adi (2000) yang dipublikasikan da-
emosi. Kestabilan merupakan kemam- lam jurnalnya yang menunjukkan bahwa
puan individu dalam memberikan respon stres kerja yang sangat tinggi dapat
yang memuaskan dan kemampuan dalam berakibat negatif terhadap kinerja.
mengendalikan emosinya sehingga men- Stres merupakan suatu keadaan di-
capai suatu kematangan perilaku. Sese- mana seseorang mengalami ketegangan
orang yang memiliki kestabilan emosi karena adanya kondisi-kondisi yang
akan mempunyai penyesuaian diri yang mempengaruhi dirinya. Kondisi-kondisi
baik, mampu menghadapi kesukaran tersebut dapat ditimbulkan dari dalam diri
dengan cara obyektif serta menikmati individu maupun dari lingkungan di luar
kehidupan yang stabil, tenang, merasa se- diri individu.
nang, tertarik untuk bekerja dan ber- Di dalam organisasi kerja, individu
prestasi, mampu memotivasi diri terhadap selalu berinteraksi dengan lingkungannya,
kritik, tidak melebih-lebihkan kesenangan tetapi interaksi tersebut tidak selalu

94 Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1, Desember 2008


menguntungkan. Interaksi yang pas akan populasi tempat penelitian dilakukan
menghasilkan performansi tinggi, kepu- sehingga penerapan pada ruang lingkup
asan dan tingkat stres yang rendah, yang lebih luas dengan karakteristik yang
sebaliknya ketidakharmonisan interaksi berbeda kiranya perlu dilakukan pene-
menyebabkan performansi kerja yang litian lagi dengan menggunakan atau
buruk, ketidakpuasan dan tingkat stres menambah variabel-variabel lain yang
yang tinggi. (Muchinsky dalam Diahsari, belum disertakan dalam penelitian ini
2001). ataupun dengan menambah dan memper-
Seringkali stres timbul karena ada- luas ruang lingkup penelitian.
nya perubahan sehingga menganggu
keseimbangan tubuh manusia atau dapat SIMPULAN
pula karena adanya tekanan-tekanan baik
yang bersifat fisik maupun psikologis. Berdasarkan hasil analisis data dan
Hal ini akan berakibat negatif terhadap pembahasan yang telah diuraikan sebe-
kinerja karyawan apabila yang terjadi lumnya dapat ditarik kesimpulan yaitu (1)
adalah distress (stres kerja negatif). terdapat hubungan yang sangat signifikan
Hasil penelitian ini menunjukkan antara kecerdasan emosi dan stres kerja
ada hubungan yang sangat signifikan dengan kinerja, (2) terdapat hubungan po-
antara kecerdasan emosi dan stres kerja sitif yang sangat signifikan antara
dengan kinerja karyawan. Peranan atau kecerdasan emosi dengan kinerja di mana
sumbangan efektif kecerdasan emosi semakin tinggi kecerdasan emosi maka
terhadap kinerja sebesar 27.77% dan semakin tinggi kinerja karyawan, dan (3)
sumbangan efektif stres kerja terhadap terdapat hubungan negatif yang sangat
kinerja sebesar 5.85%. Total sumbangan signifikan antara stres kerja dengan
efektif sebesar 33.63% yang ditunjukkan kinerja di mana semakin tinggi stres kerja
oleh nilai koefisien determinan (R2) maka semakin rendah kinerja karyawan.
sebesar 0.336. Hal ini berarti masih ter- Hasil penelitian ini dapat dijadikan
dapat 66.36% faktor-faktor lain yang sebagai bahan bagi manajemen perusa-
mempengaruhi kinerja di luar variabel haan untuk mendorong agar karyawan
kecerdasan emosi dan stres kerja misal- mencapai kinerja yang tinggi, mem-
nya lingkungan kerja, tingkat pendidikan, berikan pelatihan ketrampilan serta mem-
pengalaman dan kemampuan karyawan. buat team work yang bisa meningkatkan
Hasil penelitian ini menunjukkan kecerdasan emosional. Sedangkan bagi
rerata empirik kecerdasan emosi (RE) = karyawan diharapkan selalu melakukan
126.60 dan RH = 110 yang berarti kecer- pekerjaan dengan nyaman, dapat menye-
dasan emosi tergolong sedang. Rerata suaikan diri terhadap pekerjaan maupun
empirik stres kerja (RE) = 54.46 dan dengan rekan kerja yang ada, serta
rerata hipotetik (RH) = 95 yang berarti bekerjasama dengan kelompok sehingga
stres kerja tergolong sangat rendah. dapat meningkatkan hasil pekerjaan yang
Rerata empirik kinerja (RE) = 65.94 dan lebih baik dan tujuan kelompok akan
rerata hipotetik (RH) = 57 yang berarti tercapai.
kinerja tergolong sedang. Bagi peneliti selanjutnya, diharap-
Penelitian ini masih terdapat kele- kan dapat mengembangkan ruang lingkup
mahan, penelitian akan lebih bagus bila yang lebih luas, misalnya memperluas
menggunakan lokasi penelitian lain yang populasi, memperbanyak sampel, atau
lebih sesuai dengan tujuan penelitian, menambah variabel-variabel lain misal-
memperluas populasi serta memperba- nya lingkungan kerja, tingkat pendidikan,
nyak subyek penelitian. Generalisasi dari pengalaman dan kemampuan karyawan.
hasil-hasil penelitian ini terbatas pada

Hidayati, dkk., Kecerdasan Emosi … 95


DAFTAR PUSTAKA Novitasari. 2005 Pengaruh stres kerja
terhadap motivasi kerja dan kinerja
Adi, W.A. 2000 “Analisis stres dan karyawan PT. H.M. Sampoerna Tbk.
pengaruhnya terhadap kinerja http://www.damandiri.or.id. diunduh
pengusaha industri kecil (studi kasus 6 Juni 2007.
pada sentra industri konveksi di Rivai, V. 2005 Performance appraisal
kecamatan Wedi kabupaten Klaten)” Raja Grafindo Persada Jakarta.
KOGNISI Majalah Ilmiah Psikologi Rosidah. 2003 Pengaruh kompetensi
Vol 4 10-19. SDM terhadap kinerja PT. Cheil
Anoraga, P. 2000 Psikologi dalam Jedang Indonesia di Jombang Jawa
perusahaan PT. Rineka Cipta Jakarta Timur http://www.damandiri.or.id.
Cooper, R.K., dan Sawaf, A. 1999 diunduh 6 Juni 2007
Executive EQ: kecerdasan emosional Ruky, S.A. 2001 Sistem manajemen
dalam kepemimpinan dan organisasi kinerja Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Widodo Gramedia Jakarta.
Pustaka Utama Jakarta. Setiyawan, E. 2005 Hubungan antara
Diahsari, Y.E. 2001 “Kontribusi stres kecerdasan emosional dengan prestasi
pada produktivitas kerja” Jurnal kerja. Skripsi (Tidak diterbitkan)
ANIMA vol 16 pp 55-65. Fakultas Psikologi Universitas
Fuani, A. 2006 Hubungan antara Muhammadiyah Surakarta.
kepuasan kerja dan motivasi kerja Shapiro, L.E. 1997 Mengajarkan
dengan performansi kerja Skripsi emotional intelligence pada anak Alih
(Tidak diterbitkan) Fakultas Psikologi Bahasa: AI. Kanjoro Gramedia
Universitas Muhammadiyah Pustaka Utama Jakarta.
Surakarta. Wahyudin, & Narimo. 2005 “Faktor-
Goleman, D. 1997 Emotional intelligence faktor penentu produktifitas kerja
Alih Bahasa: Termaya T Gramedia pegawai kantor sekretariat daerah
Pustaka Utama Jakarta Kabupaten Karanganyar (Pendekatan
Goleman. D. 1999 Kecerdasan emosional LPM dan Multinominal Logistic
untuk mencapai puncak prestasi. Alih Model)” Jurnal BENEFIT vol. 9 pp
Bahasa: Widodo Gramedia Pustaka 40-50..
Utama Jakarta. Widhiastuti, H. 2002 “Studi meta analisis
Koesmono. 2005 Pengaruh budaya tentang hubungan antara stres kerja
organisasi terhadap motivasi dan dengan prestasi kerja” Jurnal
kepuasan kerja serta kinerja Psikologi vol 1 pp. 28-42.
karyawan pada sub sektor industri Yen, I., Tjahjoanggoro, A.J., & Atmaji,
pengolahan kayu skala menengah di G. (2003). Hubungan antara
Jawa Timur. http://puslit.petra.ac.id/- kecerdasan emosional dengan prestasi
puslit/jornals diunduh 6 Juni 2007 kerja distributor Multi Level
Kwelju, J. 2004 “Pengaruh motivasi, Marketing (MLM). Jurnal Psikologi,
perilaku pemimpin, dan kesempatan 8.
pengembangan karier terhadap kinerja Yuli, S. (2004). Kinerja aparatur
karyawan pada dinas pendapatan pemerintah masih memprihatinkan.
daerah kabupaten Pulau Buru” Jurnal http://www.suaramerdeka.com.
Ekonomi UNMER vol 8 pp. 501–516.

96 Jurnal Psikologi Volume 2, No. 1, Desember 2008

You might also like