Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

63

Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN KELOMPOK TANI DALAM


AGRIBISNIS PADI SAWAH DI DISTRIK AIMAS
KABUPATEN SORONG

R. Silehu dan E Y. Arvianti


PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
An effort has been and is being carried out by the government to increase rice production
and farmers while increasing revenue in the District Aimas, as the largest rice producer in
the district of Sorong, is to adopt a management function in farmer groups to improve the
application of rice agribusiness. The purpose of this study to (a) Determine the influence of
some management functions are implemented by farmers on the application of agri Aimas
paddy in the district, Sorong regency, (b) Knowing and learning costs, revenues, benefits
and feasibility of rice agribusiness Aimas District, District Sorong, (c) Knowing the factors
that influence the production of rice production in the District Aimas, Sorong regency, as
efforts to improve the efficient use of production factors, and (d) Determine the efficiency
of rice agribusiness production factors. The results showed that the application by farmers
of management functions simultaneously and significantly affect the application of partial
agribusiness Aimas paddy in the district, Sorong regency.Application of management
functions to contribute 66% of the variation in the application of rice agribusiness Aimas
district, Sorong regency. Seen partially, a function that significantly affect the application of
rice agribusiness adan planning and evaluation functions. Agribusiness rice worth it in
terms of RCR value 5.53, which means that any additional production cost of Rp. 1, - will
generate revenue of Rp. 5:53,-. Production factors of labor, seed, fertilizer urea, KCl
fertilizer, fertilizer and pesticides SP36 simultaneously significantly affect rice
production. Variations of factors of production contributed 65.8% of the variation in rice
production. The dominant factor affecting rice production is labor and seed. The use of
production factors of labor, seed, fertilizer and pesticides KCl inefficient and needs to be
reduced its use, while. The use of urea fertilizer production factors and SP36 and yet
efficient and necessary, its use to increase production.
Key words: Management, group farming, rice

Pendahuluan produktivitas dan mendukung swasembada


nasional, penetapan intensifikasi,
Upaya peningkatan produksi dan
ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi
produktivitas padi secara
di Kabupaten Sorong dilanjutkan dengan
berkesinambungan diperlukan untuk
perencanaan dan penyelenggaraan yang
menjamin ketahanan pangan masyarakat.
terpadu dan disesuaikan dengan kondisi
Di Distrik Aimas, Kabupaten Sorong,
tanah, air, iklim, serta memelihara
produktivitas padi berkisar antara 5-6 t
kelestarian dan kemampuan sumberdaya
(Anonymous, 2008). Tingkat produktivitas
alam lingkungan hidup.
ini masih belum optimal dibandingkan
Salah satu upaya yang telah dan
dengan potensi hasil padi yang dapat
sedang dilakukan oleh pemerintah untuk
mencapai 6-10 t/ha. Usaha peningkatan
meningkatkan produksi padi dan sekaligus
64

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

meningkatkan pendapatan petani di Distrik usahatani bersifat impas, tidak diperoleh


Aimas, sebagai penghasil padi terbesar di keuntungan tetapi juga tidak rugi
Kabupaten Sorong, adalah dengan (Soekartawi, 1995). Persamaan yang
menerapkan fungsi manajemen dalam digunakan untuk memperoleh nilai RCR
kelompok tani untuk memperbaiki adalah sebagai berikut:
penerapan agribisnis padi. Biaya Produksi TC = TVC + TFC
Penerimaan TR = Py x Y
Metode Penelitian Pendapatan  = TR-TC
Populasi yang digunakan dalam penelitian Kelayakan RCR = TR / TC
ini adalah kelompok tani di Kelurahan Keterangan:
Malawili dan Kelurahan Malawele Distrik  = Pendapatan usahatani padi
Aimas, Kabupaten Sorong yang (Rp)
melaksanakan usahatani padi sawah. Py = Harga per satuan produksi
Pengambilan sampel dilakukan secara acak padi (Rp/kg-)
menurut metode Simple Random Sampling RCR = Revenue-cost ratio
Singarimbun (1989). Dari 8 kelompok tani TC = Biaya total usahatani padi
yang ada di 2 kelurahan tersebut diambil 2 (Rp)
kelompok tani sebagai sampel yaitu TR = Penerimaan total
kelompok tani Mandiri di Kelurahan Y = Produksi total usahatani
Malawili dan Kelompok Tani Rukun Wargi padi (kg/ha)
di Kelurahan Malawele. Pengambilan Pengaruh faktor produksi (luas lahan,
sampel ini didasarkan atas pertimbangan tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk
luas kepemilikan lahan yang berkisar antara SP36, pupuk KCl, dan pestisida) terhadap
0,5–1,5 ha. Jumlah responden yang produksi padi sawah di analisis dengan
diwawancarai dalam penelitian ini sebanyak menggunakan model fungsi produksi
30 orang, yang terdiri dari 15 orang Cobb-Douglas. Persamaan umum dari
anggota kelompok tani Mandiri dan 15 model tersebut adalah sebagai berikut
orang anggota kelompok tani Rukun (Soekartawi et al., 1986):
Wargi. Perlu diketahui bahwa meskipun di 5

Distrik Aimas terdapat 7 kelurahan dan 1 lnY = ln bo + bi i=1


ln Xi
kampung/desa, namun yang melaksanakan Keterangan:
kegiatan usahatani padi sawah hanya Y = Produksi
berada di Kelurahan Malawili dan bo = Konstanta
Kelurahan Malawele, sehingga hanya 2 bi = Koefisien regresi (i = 1,2,....7)
kelurahan ini yang dipilih sebagai lokasi X1 = Tenaga Kerja (HKSP)
penelitian. X2 = Benih (kg)
Kelayakan/efisiensi usahatani di ukur X3 = Pupuk Urea (kg)
berdasarkan nilai RCR (revenue cost ratio), X4 = Pupuk SP36 (kg)
yaitu perbandingan antara penerimaan X5 = Pupuk KCl (kg)
(revenue) dengan biaya (cost). Jika nilai RCR X6 = Pestisida (kg)
> 1, dapat dinyatakan bahwa usahatani
efisien dan layak untuk dilakukan karena Untuk menguji hipotesis 2 bahwa tenaga
diperoleh keuntungan. Jika nilai RCR < 1, kerja (X1), benih (X2), pupuk urea (X3),
dapat dinyatakan bahwa usahatani tidak pupuk SP36 (X4), pupuk KCl (X5), dan
efisien dan tidak layak untuk dilakukan pestisida (X6) secara simultan atau parsial
karena tidak diperoleh keuntungan. Jika berpengaruh terhadap produksi padi
nilai RCR = 1, dapat dinyatakan bahwa digunakan uji F (pengaruh simultan) dan
65

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

uji-t (pengaruh parsial) pada taraf Distrik Aimas merupakan salah


signifikansi p< 0,05 dengan asumsi yang distrik/kecamatan dari 19 wilayah distrik di
sama seperti pada pengujian hipotesis 1. Kabupaten Sorong yang terbentuk sejak
Untuk mengetahui efisiensi faktor tahun 1996 berdasarkan Peraturan
produksi padi dan sekaligus untuk menguji PemerintahNomor 31 Tahun 1996. Secara
hipotesis 3 bahwa penggunaan faktor administratif Distrik Aimas berbatasan
produksi padi sawah tidak atau belum dengan Distrik makbon di sebelahutara,
efisien, digunakan pendekatan sebelah selatan berbatasan dengan Distrik
perbandingan Nilai Produk Marginal Mariat, sebelah barat berbatasan dengan
(NPM) dan Harga Faktor Produksi (HFP), Kota Sorong dan sebelah timur berbatasan
dengan rumusan sebagai berikut: dengan Distrik Klamono.
b.Y.Py Jumlah penduduk Distrik Aimas
NPM  sampai dengan tahun 2009 tercatat
X
sebanyak 17.929 jiwa atau sebanyak
22,41% dari total penduduk Kabupaten
b.Y.Py Sorong dengan tingkat kepadatan
1
X.Px penduduk mencapai 80,61 jiwa per
kilometer persegi.Jumlah penduduk laki-
Keterangan: laki sebanyak 12.011 jiwa, sedangkan
b = elastistisitas produksi (koefisien jumlah penduduk perempuan mencapai
regresi) 5.918 (Tabel 1).
Y = produksi Tabel 1. Rincian jumlah penduduk
Py = harga produksi menurut jenis kelamin di Distrik Aimas
X = jumlah faktor produksi tahun 2010
Px = harga faktor produksi X No Jenis Jumlah Prosentase
kelamin (jiwa) (%)
b.Y.Py 1. Laki-laki 12.011 66,99
Jika  1 : dapat diartikan bahwa 2. Perempuan 5.918 33,11
X.Px
Jumlah 17.929 100
penggunaan faktor Sumber: Data Kantor Distrik Aimas (2010)
produksi X tidak efisien
dan perlu ditingkatkan Sarana dan prasarana penunjang agribisnis
penggunaannya. padi yang ada di Distrik Aimas meliputi
b.Y.Py sarana irigasi, peralatan dan mesin
Jika  1: dapat diartikan bahwa pertanian,penggilingan padi kecil dan
X.Px gudang lumbung pangan. Prasarana
penggunaan faktor penunjang berupa infrstruktur jalan yang
produksi belum efisien menghubungkan antar kelurahan maupun
dan perlu dikurangi dengan wilayah disekitarnyatersedia dengan
penggunaannya untuk kondisicukup cukup baik.Selain itu juga
meningkatkan produksi terdapat prasarana penunjang lainnya
berupa KUD, toko saprotan dan pasar.
Keadaan sarana dan prasarana penunjang
Hasil dan Pembahasan agribisnis padi di Distrik Aimas Kabupaten
Keragaan lokasi penelitian Sorong disajikan pada Tabel 2.
66

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

Tabel 2. Keadaan sarana dan prasarana penunjang agribisnis padi di Distrik Aimas tahun
2010
No Jenis Sarana/prasarana Jumlah Keterangan
1. Irigasi
a. Dam 1 unit Baik
b. Embung 1 unit Baik
2. Prasaranaperekonomian & keuangan
a. Bank 5 unit -
b. KUD 2 unit -
c. Toko saprotan 1 unit -
3. Alat dan mesin pertanian
a. Hand traktor 15 -
b. Power thresser 6 -
c. Penggilingan padi kecil 2 unit -
d. Gudang Lumbung pangan 2 unit -
4. Kelembagaan
a. Kelompok tani 38 -
b. Gapoktan 8 -
c. PPL 6 -
d. Petugas pengamat Hama &penyak 1 -
Sumber : Data Kantor Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kabupaten Sorong (2010)

Tabel 3. Keadaan responden menurut (43,3%) diikuti oleh kelompok umur 46-50
kelompok umur tahun sebanyak 11 orang (36,7%).
No Sebaran umur Jumlah Prosentase Responden yang berada pada kisaran umur
(tahun) (orang) (%) 40-45 tahun hanya 1 orang (3,3%). Hal ini
1. 40 - 45 1 3.3 mengindikasikan bahwa sebagian besar
2. 46 – 50 11 36,7 responden sudah berada pada usia yang
3. 51 – 55 13 43,3 tidak produktif lagi sehingga kemampuan
4. 56 – 60 5 16,7 untuk memperluas lahan usahanya sudah
Jumlah 30 100
semakin berkurang.
Responden yang dipilih berjumlah 30 Hasil uji validitas melalui korelasi
orang dari 274 orang petani yang ada di (pearson product moment) yang disajikan pada
Distrik Aimas.Kisaran umur responden Tabel 4 untuk variabel bebas (fungsi
berkisar antara 45–65 tahun dengan manajemen) dan variabel tidak bebas
pengalaman usahatanirata-rata mencapai 25 (penerapan agribisnis padi) menunjukkan
tahun. Rata-rata Jumlah tanggungan dalam bahwa semua butir-butir pertanyaan pada
1 keluarga petani adalah sebanyak 4-5 variabel bebas dan variabel tidak tidak
orang, yang terdiri atas 1 orang isteri, 3 bebas dinyatakan valid (nilai r > 0,300).
orang anak dan 1 orang anggota keluarga Berdasarkan uji reliabilitas kehandalan
lainnya. Data yang disajikan pada Tabel 3 Tabel 4, semua variabel bebas dan variabel
menunjukkan bahwa sebagian besar tidak bebas dinyatakan reliable karena nilai
responden berada pada kisaran umur r > 0,600.
antara 51-55 tahun sebanyak 13 orang
67

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

Tabel 4. Validitas dan relaibilitas instrument penelitian


Item pertanyaan Korelasi Product Moment Keterangan
Koefisien Nilai kritis
Perencanaan Tanam-1 0.834 0,300 Valid
Perencanaan Tanam-2 0.711 0,300 Valid
Perencanaan Tanam-3 0.899 0,300 Valid
Perencanaan Tanam-4 0.910 0,300 Valid
Perencanaan Tanam-5 0.893 0,300 Valid
Reliabilitas 0.902 0,600 Reliabel
Organisasi & Pembinaan-1 0.805 0,300 Valid
Organisasi & Pembinaan-2 0.608 0,300 Valid
Organisasi & Pembinaan-3 0.850 0,300 Valid
Organisasi & Pembinaan-4 0.681 0,300 Valid
Organisasi & Pembinaan-5 0.624 0,300 Valid
Reliabilitas 0.758 0,600 Reliabel
Evaluasi Tanam-1 0.822 0,300 Valid
Evaluasi Tanam-2 0.771 0,300 Valid
Evaluasi Tanam-3 0.845 0,300 Valid
Evaluasi Tanam-4 0.899 0,300 Valid
Evaluasi Tanam-5 0.839 0,300 Valid
Reliabilitas 0.889 0,600 Reliabel
Penerapan Agribisnis-1 0.750 0,300 Valid
Penerapan Agribisnis-2 0.741 0,300 Valid
Penerapan Agribisnis-3 0.532 0,300 Valid
Penerapan Agribisnis-4 0.345 0,300 Valid
Penerapan Agribisnis-5 0.745 0,300 Valid
Reliabilitas 0.607 0,600 Reliabel

Hasil analisis regresi linier berganda pada fungsi manajemen perencanaan, organisasi
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Fhitung dan pembinaan serta evaluasi memberikan
19,754 lebih besar dari Ftabel 5% sebesar kontribusi 66% terhadap variasi penerapan
2,58, dengan peluang F = 0,000 yang lebih agribisnis padi sawah, sedangkan 34%
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sisanya ditentukan oleh faktor lain yang
bahwa fungsi manajemen perencanaan, tidak disertakan di dalam model analisis ini.
organisasi dan evaluasi secara simultan Faktor-faktor lain dimaksud yang tidak
(bersama-sama) berpengaruh terhadap disertakan dalam model analisis ini
penerapan agribisnis padi sawah. meliputi tingkat kesuburan tanah, iklim,
Ditinjau dari nilai koefisien modal dan ketersediaan sarana irigasi atau
determinasi (R2) sebesar 0,660 (Tabel 2), pengairan dimana sebagian besar masih
maka dapat dinyatakan bahwa variabel berupa irigasi tadah hujan.
Tabel 5. Koefisien regresi, t hitung, F hitung, peluang dan koefisien determinasi (R2 ) antara
variabel bebas dan variabel tidak bebas
Uraian Koefisien thitung Peluang Fhitung R2
Regresi
Konstanta 0.204 0.405 0.689 19,754 0,660
Fungsi Perencanaan (X1) 0.457 5.673 0.000
Fungsi Organisasi (X2) 0.229 1.921 0.066
Fungsi Evaluasi (X3) 0.275 3.690 0.001
68

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

Ditinjau dari nilai koefisien korelasi parsial Jika ditinjau dari nilai r antar
(r) dari masing-masing variabel (Tabel 6), variabel bebas, diketahui bahwa fungsi
diketahui bahwa nilai r terbesar (0,703) perencanaan berkorelasi lebih erat
dicapai hubungan fungsi perencanaan dan (r=0,409) dengan fungsi organisai
penerapan agribisnis. Hal ini mendukung dbandingkan korelasi antara fungsi
hasil uji-t bahwa fungsi perencanaan perencanaan dengan fungsi evaluasi, dan
merupakan fungsi manajemen yang paling antara fungsi organisasi dengan fungsi
dominan dalam mempengaruhi petani evaluasi.
dalan penerepan agribisnis padi sawah.
Tabel 6. Koefisien korelasi antar variabel
Variabel Koefisien Korelasi (r )
Perapan Fungsi Fungsi Fungsi Evaluasi
Agribisnis Perencanaan Organisasi
Perapan Agribisnis 1.000 0.703 0.472 0.267
Fungsi Perencanaan 0.703 1.000 0.409 -0.176
Fungsi Organisasi 0.472 0.409 1.000 -0.084
Fungsi Evaluasi 0.267 -0.176 -0.084 1.000

Analisis usahatani sarana produksi yang dimiliki petani sendiri


tidak diperhitungkan atau dengan kata lain
Biaya usahatani di peroleh dari total biaya
biaya yang diperhitungkan adalah biaya
variabel ditambah biaya tetap.
yang dikeluarkan petani dalam bentuk
Tabel 7. Biaya, penerimaan, pendapatan rupiah secara nyata dalam kegiatan
dan RCR usahatani padi sawah di Distrik usahataninya.
Aimas, Kabupaten Sorong pada tahun Produksi rata-rata yang diperoleh petani
2010 padi sawah adalah 4.363 kg/ha (Tabel 7).
Komponen Per Per Berdasarkan harga jual padi Rp. 4.500/kg,
usahatani hektar maka penerimaan usahatani padi adalah Rp
Usahatani 19.632.380/ha (Tabel 7). Pendapatan
Lahan (ha) 0.83 (selisih total biaya dan penerimaan)
Biaya (Rp) usahatani padi adalah Rp. 16.077.400/ha.
a. Tenaga Kerja 2,273,333 2,738,955 Berdasarkan nilai RCR sebesar 5.53 yang
b. Benih 38,600 46,506 lebih besar dari 1 usahatani padi sawah di
c. Pupuk Urea 198,000 238,554 Distrik Aimas, Kabupaten Sorong layak
d. Pupuk SP36 182,000 219,277 dilaksanakan.
e. Pupuk KCl 171,200 206,265
f. Pestisida 87,500 105,422 Analisis penggunaan faktor-faktor produksi
Total Biaya (Rp) 2,950,633 3,554,980 Produksi padi sawah dipengaruhi oleh
Produksi (kg) 3,621 4,363
faktor produksi yang digunakan dalam
Harga Jual 4,500 4,500
usaha. Faktor-faktor produksi tersebut
(Rp/kg)
Penerimaan (Rp) 16,294,875 19,632,380 adalah luas lahan, biaya saprotan dan biaya
Pendapatan (Rp) 13,344,242 16,077,400 tenaga kerja. Dalam penelitian ini, hasil
RCR 5.53 analisis penggunaan faktor produksi
dilakukan dengan bantuan fungsi Cobb-
Dalam penelitian ini untuk tenaga kerja Douglas, di mana variabel tidak bebas Y
dalam keluarga dalam keluarga dan biaya adalah produksi dan variabel bebas X
adalah faktor produksi. Variabel X terdiri
69

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

atas, tenaga kerja (X1), benih (X2), pupuk sawah secara nyata dijelaskan oleh variasi
urea (X3), pupuk SP36 (X4), pupuk KCl tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk
(X5), dan pestisida (X6) SP36, pupuk KCl, dan pestisida. Faktor
Pada model regresi linier berganda produksi tersebut memberikan kontribusi
yang digunakan dalam analisis ini tidak 65,8% terhadap variasi produksi padi
terjadi autokorelasi karena nilai Durbin sawah, sedangkan 34,2% disebabkan oleh
Watson (dw) = 1,873 yang berarti < 2,5. adanya pengaruh faktor produksi lain yang
Atas dasar nilai VIF, model analisis yang tidak dimasukkan dalam model regresi,
digunakan tidak menunjukkan adanya misalnya iklim, kesuburan tanah,
multikolinieritas karena nilai VIF semua pengelolaan, luas lahan dan lain-lain. Hal
variabel kurang dari 10 (Lampiran 8). ini disebabkan karena hingga saat ini belum
Berdasarkan model fungsi produksi ada rekomendasi dosis pupuk dari lembaga
Y= f (X1, X2, X3, X4, X5, X6), hasil analisis penelitian maupun perguruan
(Tabel 8), menunjukkan bahwa nilai Fhitung tinggi.Penggunaan dosis pupuk oleh petani
10,315 lebih besar dari Ftabel 5% sebesar hanya berdasarkan pengalaman petani
2,58, dengan peluang F = 0,000 yang lebih maupun anjuran petugas penyuluh
kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat pertanian lapangan.
diartikan bahwa variasi produksi padi

Tabel 8. Koefisien regresi, t hitung, F hitung, peluang dan koefisien determinasi (R2 ) antara
faktor produksi dan produksi padi sawah
Uraian Koefisien thitung Peluang Fhitung R2
Regresi
Konstanta 3.707 4.061 0.000 10,315 0,658
Tenaga Kerja (lnX1) 0.499 3.232 0.004
Benih (lnX2) 0.634 2.678 0.013
Pupuk Urea (lnX3) -0.113 -0.411 0.685
Pupuk SP36 (lnX4) 0,005 0.247 0.807
Pupuk KCl (lnX5) 0.214 0.806 0.428
Pestisida (lnX6) 0.164 1.394 0.177

Nilai rasio NPM/HFP untuk variabel Tabel 9. Prakiraan besarnya Rasio Nilai
tenaga kerja, benih, pupuk KCl dan Produk Marginal (NPM) dengan Harga
pestisida sebagai faktor produki Faktor Produksi (HFP) pada usahatani
usahatani padi sawah semuanya lebih padi sawah di Distrik Aimas, Kabupaten
besar dari satu (Tabel 9). Hal ini berarti Sorong tahun 2010
bahwa penggunaan faktor produksi
tersebut tidak efisien dan perlu Faktor HFP NPM NPM/
Produksi HFP
dikurangi penggunaannya. Sebaliknya
Tenaga 25,000 89,416.666 3.58
faktor produksi pupuk urea dan dan Kerja
pupuk SP36 dengan nilai rasio Benih 3,000 802,905.155 267.64
NPM/HFP yang kurang dari satu Pupuk Urea 2,000 -18,598.773 -9.30
menunjukkan bahwa penggunaan faktor
Pupuk 3,000 1,342.953 0.45
produksi tersebut belum efisien dan SP36
perlu ditambah penggunaannya untuk Pupuk KCl 3,000 61,104.375 20.37
meningkatkan produksi. Pestisida 30,000 916,216.457 30.54
70

R Silehu dan E Y Arvianti / Buana Sains Vol 12 No 2: 63-70, 2012

Kesimpulan Departemen Pertanian Satuan


Pengendalian Bimas. Jakarta.
1. Penerapan fungsi manajemen oleh Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
kelompok tani secara simultan dan Pendekatan Praktik. Cetakan ke-8. Edisi
parsial berpengaruh nyata terhadap Revisi. Liberty. Jakarta.
penerapan agribisnis padi sawah di Boediono. 1984. Pengantar Ilmu Ekonomi.
Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. Fakultas Ekonomi. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Penerapan fungsi manajemen
Downey, D. W dan Ericson, S. P.
memberikan kontribusi 66% terhadap 1989.Manajemen Agribisnis (terjemahan).
variasi penerapan agribisnis padi Erlangga. Jakarta.
sawah di Distrik Aimas, Kabupaten Gujarati, D., 1995. Ekonometrika Dasar
Sorong. Ditinjau secara parsial, fungsi (terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.
yang berpengaruh nyata terhadap Jafar, H. M. 1994. Pengembanan Kelembagaan
penerapan agribisnis padi sawah adan Agroindustri Dalam Rangka Meningkatkan
Citra Petani. Pusat Pengembangan usaha
fungsi perencanaan dan evaluasi.
dan Hubungan Kelembagaan. Badan
2. Agribisnis padi sawah layak untuk Agrobisnis Departemen Pertanian. Jakarta.
dilakukan ditinjau dari nilai RCR 5,53, Kartasapoetra, A. G. 1987. Ilmu Usahatani.
yang berarti bahwa setiap Penebar Swadaya. Jakarta.
penambahan biaya produksi sebesar Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik
Rp. 1,- akan menghasilkan Parametrik. Elek Media Komputindo,
penerimaan sebesar Rp. 5.53,- Kelompok Gramedia. Jakarta. 2000.
Saragih, B. 2001. Paradigma Baru
3. Faktor produksi tenaga kerja, benih,
Pembangunan Ekonomi Berbasis
pupuk urea, pupuk KCl, pupuk SP36 Pertanian. Loji Grafika Griya Sarana.
dan pestisida secara simultan Bogor.
berpengaruh nyata terhadap produksi Setiaji, B. 2004. Panduan Riset Dengan
padi. Variasi faktor produksi Pendekatan Kuantitatif. Program
memberikan kontribusi 65,8% Pascasarjana. Fakultas Ekonomi-UMS.
terhadap variasi produksi padi. Faktor Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Siagian, R. 1999. Pengantar Manajemen
produksi yang dominan
Agribisnis. Gadjah Mada University Press.
mempengaruhi produksi padi sawah Yogyakarta.
adalah tenaga kerja dan benih. Singarimbun, M. 1989. Metode Penelitian
4. Penggunaan faktor produksi tenaga Survei. LP3ES. Jakarta.
kerja, benih, pupuk KCl dan pestisida Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1989. Metode
efisien dan perlu dikurangi Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
penggunaannya, sedangkan. Soeharjo, A. dan Patong, D. 1973. Sendi-Sendi
Pokok Ilmu Usahatani. Departemen Ilmu-
Penggunaan faktor produksi pupuk
Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian
urea dan dan pupuk SP36 belum IPB. Bogor.
efisien dan perlu ditambah Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi
penggunaannya untuk meningkatkan Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
produksi Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Daftar Pustaka Soekartawi. 1997. Agribisnis: Teori dan
Aplikasinya. Penebit PT. Raja Grafindo
Adjid, D.A. 2001. Dasar-Dasar Pembinann Persada. Jakarta.
Kelompok Tani Dalam Intensifikasi Widodo, S. 1993. Ilmu Ekonomi Pertanian
Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. dan Pembangunan, Agro Ekonomi Vol.
Jakarta. IV no. 1 Desember 1994. Jakarta.
Anonymous. 1997. Pedoman Bercocok Tanam
Padi, Palawija dan Sayur-Sayuran.

You might also like