Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI ERA


LIBERALISASI PERDAGANGAN
Ni Komang Devayanti Dewi1
Fakultas Hukum Universitas Udayana
Jl. Pulau Bali No.1, Denpasar-Bali
devayantidewi@gmail.com

ABSTRACT

The inclusion of investments to invest in the modern market sector, a challenge for the activities and
economic development of the small people in this case is micro, small and medium enterprises in
traditional markets. Even the existence of traditional markets in urban increasingly alarming and even
threatened with bankruptcy with the rapid growth and development of modern market development. The
purpose of this paper is to know the challenges to traditional markets amid the influence of globalization
and trade liberalization and to know the legal protection for traditional markets in the era of trade
liberalization. The research method used in this research is the type of normative legal research. The
conclusion of this research is Challenge to traditional market in the middle of globalization influence and
trade liberalization is marked by the influx of investment flows in Indonesia which has swept the whole
field of investment from one region to another most lucrative area, Legal Protection For Traditional
Market in Liberalization Era Trafficking in views in Presidential Regulation No. RI. 112 of 2007,
Regulation of the Minister of Trade No. RI. 56 / M-DAG / PER / 9/2014, and the Regulation of the
Minister of Home Affairs of the Republic of Indonesia No. 20 of 2012.

Keywords: Legal Protection; Traditional Market; Trade Liberalization.

ABSTRAK

Masuknya investasi untuk berinvestasi di sektor pasar modern, menjadi tantangan tersendiri bagi
aktivitas dan perkembangan ekonomi rakyat kecil dalam hal ini adalah usaha mikro, kecil dan
menengah di pasar tradisional. Bahkan keberadaan pasar tradisional di perkotaan semakin
memprihatinkan dan bahkan terancam gulung tikar dengan semakin pesatnya pertumbuh dan
perkembangan pembangunan pasar modern. Tujuan penulisan tulisan ini adalah untuk mengetahui
tantangan terhadap pasar tradisional di tengah pengaruh globalisasi dan liberalisasi perdagangan serta
mengetahui perlindungan hukum bagi pasar tradisional di era liberalisasi perdagangan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian hukum normatif. Kesimpulan dari
hasil penelitian ini yaitu Tantangan terhadap pasar tradisional di tengah pengaruh globalisasi dan
liberalisasi perdagangan ditandai dengan masuknya arus investasi di Indonesia yang telah melanda
seluruh bidang penanaman modal dari suatu daerah menuju kedaerah yang lain yang paling
menguntungkan, Perlindungan Hukum Bagi Pasar Tradisional di Era Liberalisasi Perdagangan dalam
dilihat dalam Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007 , Peraturan Menteri Perdagangan RI No.
56/M-DAG/PER/9/2014, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 20 Tahun 2012.

Kata kunci : Perlindungan Hukum; Pasar Tradisional; Liberalisasi Perdagangan.

1 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, Bali.

1
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

1. Pendahuluan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Keputusan


Investasi dalam pembangunan ekonomi Presiden (Keppres) Nomor 99 Tahun 1998 dan
menjadi aspek penting, karena investasi Surat Keputusan (SK) Menteri Investasi Nomor
merupakan salah satu penggerak proses 29/SK/1998. Liberalisasi selanjutnya semakin
penguatan perekonomian suatu negara. Sebagai mendapat tempat dengan dikeluarkannya
salah satu alat penggerak proses penguatan Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25
perekonomian, dalam rangka kebijakan Tahun 2007 dan Undang-Undang Perseroan
ekonominya, beberapa negara berusaha keras Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 yang lebih
untuk meingkatkan investasinya (Jati, 2012). memberikan asing untuk dapat membuka usaha
Dalam dekade terakhir, investasi tidak saja ritel di seluruh Indonesia. Hal ini berimplikasi
merupakan kebutuhan penting bagi suatu negara bahwa kompetisi semakin kompleks, tidak hanya
dalam pengembangan pembangunan ekonomi, kompetisi antara peritel Indonesia dengan peritel
tetapi juga merupakan sarana utama dalam asing, tetapi juga antara peritel Indonesia yaitu
pengembangan suatu industri. peritel modern dengan peritel tradisional.
Salah satu bidang usaha yang menjadi Penempatan pedagang ritel modern dengan
tujuan bagi investasi adalah di sektor industri ritel pedagang tradisional tidaklah tepat, karena yang
modern baik yang berskala besar, menengah menjadi persoalan adalah peritel modern ada dan
maupun kecil. Masuknya investasi dengan mengambil bagian dari kehidupan pasar
dukungan struktur kekuatan modal dan sistem tradisional, sasaran pembeli pasar tradisional juga
manajemen modern untuk berinvestasi di sektor dibidik oleh pasar ritel modern (Riko, 2012).
industri ritel modern ini, kemudian menyebabkan Keberadaan pasar modern tersebut
mulai muncul pasar modern, seperti misalnya dengan cepat berkembang di tangan masyarakat.
Hipermarket, Supermarket, Mall dan Mini Market. Keberadaan pasar modern di tengah masyarakat
Latar belakang semakin banyaknya tersebut, telah melahirkan dua konsep pasar
berdiri ritel modern berawal dari kebijakan yaitu pasar modern dan pasar tradisional.
liberalisasi pasar perdagangan eceran atau ritel di Munculnya dua konsep pasar modern dan pasar
Indonesia sejak ditandatanganinya Letter of Intent tradisional tersebut kemudian menimbulkan
(LoI) antara pemerintah Indonesia dengan IMF dikotomi antara keduanya (Mubah, 2011).
tahun 1998, yang salah satu hasil LoI adalah Dikotomi antara pasar tradisional dan pasar
memberikan kebebasan kepada investor asing modern tidak hanya bersumber dari aspek
masuk ke industri ritel. Hal ini kemudian arsitektur bangunan atau manajemen
pengelolaannya, melainkan juga dari pemaknaan

2
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

tentang konsepsi pasar sebagai tempat tahun 1998, telah menimbulkan


berlangsungnya transaksi ekonomi. persaingan/kompetisi antar supermarket di pasar
Industri ritel di Indonesia memberikan ritel Indonesia. Kompetisi ini tidak hanya
kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik melibatkan pemain lokal tetapi juga pemain asing.
Bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga kerja Dengan adanya kompetisi ini, beberapa kalangan
dalam jumlah yang besar. Sebagai negara yang menyatakan bahwa pasar tradisional adalah pihak
membangun, angka pertumbuhan industri ritel yang paling rentan terkena dampak kompetisi
Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan daya beli antara supermarket. Kompetisi ini kemudian
masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan menimbulkan masalah kesenjangan, baik antar
juga adanya kebutuhan masyarakat akan golongan ekonomi, antar sektor, terutama dialami
pemenuhan produk konsumsi (Soliha, 2008). oleh perekonomian rakyat karena terbatasnya
Masuknya investasi untuk berinvestasi di akses terhadap faktor modal, informasi, dan
sektor pasar modern, menjadi tantangan teknologi, baik dari sisi pemilikannya, maupun dari
tersendiri bagi aktivitas dan perkembangan sisi distribusinya. Sebagai akibat terbatasnya
ekonomi rakyat kecil dalam hal ini adalah usaha akses ini, peningkatan fungsi dan peran serta
mikro, kecil dan menengah di pasar tradisional. posisi perekonomian rakyat juga sangat terbatas
Bahkan keberadaan pasar tradisional di dibandingkan dengan perekonomian modern
perkotaan semakin memprihatinkan dan bahkan lainnya.
terancam gulung tikar dengan semakin pesatnya Kompetisi antara pelaku ekonomi ini bila
pertumbuh dan perkembangan pembangunan dibiarkan berlangsung secara bebas akan
pasar modern. berakibat pada terpinggirnya atau tergusurnya
Arus masuknya investasi di sektor pasar pelaku ekonomi yang lemah. Pasar tradisional
tesebut telah memunculkan kekuatan-kekuatan yang tergolong sebagai pelaku ekonomi lemah
ekonomi berskala besar, seperti konglomerasi. baik dari aspek permodalan dan manajemen
Munculnya konglomerasi tentu saja dapat pengelolaan akan terpinggirkan dan tergusur.
mendorong dan meningkatkan pertumbuhan Terpinggirkannya atau tergusurnya pasar
ekonomi, tetapi juga di sisi lain membawa tradisional akan berdampak pada terhambatnya
dampak ketimpangan ekonomi pada pelaku pertumbuhan hak ekonomi masyarakat baik di
ekonomi rakyat. Seiring dengan arus masuknya daerah maupun nasional. Jika kondisi pasar
investasi di sektor pasar modern yang tak tradisional yang terus terpinggirkan tetap
terkendali ini, kemudian diikuti dengan dibiarkan berlangsung maka ribuan bahkan jutaan
diberlakukannya liberalisasi sektor ritel pada pedagang kecil yang menggantungkan hidupnya

3
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

untuk berusaha di pasar tradisional akan Statue Approach dan The Analictical and
kehilangan mata pencahariannya. Pasar Conseptual Approach sesuai dengan karakteristik
tradisonal akan tergusur seiring dengan tren dan sifat dari penelitian hukum normatif. Sumber
perkembangan dunia ritel saat ini yang didominasi bahan hukum yang digunakan dalam penelitian
oleh pasar modern. normatif ini menggunakan tiga bahan hukum
Menghadapi persoalan di atas, fungsi dan yaitu, bahan hukum primer, bahan hukum
peran negara dalam hal ini pemerintah sangat sekunder dan bahan non hukum yang relevan
diperlukan. Tugas dan fungsi negara dalam hal ini digunakan untuk menganalisis perlindungan
adalah komitmen dan kebijakan hukum hukum terhadap pasar tradisional di era
pemerintah terhadap hak ekonomi dan sosial liberalisasi perdagangan.
masyarakat berupa hak untuk berusaha yaitu 3. Hasil Dan Pembahasan
dengan menciptakan kondisi, yang 3.1. Tantangan Terhadap Pasar Tradisional di
memungkinkan setiap individu atau masyarakat Tengah Pengaruh Globalisasi Dan
bebas dalam menentukan pilihannya dan negara Liberalisasi Perdagangan
menjamin ketersediaan barang-barang dalam Globalisasi dan liberalisasi perdagangan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat memang tidak bisa dielakan lagi, karena
sebagaimana yang diamanatkan dalam Indonesia telah memutuskan untuk menjadi
Pembukaan dan UUD 1945. anggota perdagangan baik regional maupun
2. Metode Penelitian dunia, seperti : GATT (General Agreement on
Metode penelitian yang digunakan dalam Tariffs and Trade), AFTA (Asean Free Trade
penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Area), APEC (Asia-Pacific Economic
Penelitian hukum normatif merupakan penelitian Cooperation) dan WTO (Word Trade
hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan Organization). Ketika Indonesia menjadi anggota
pustaka yang artinya dalam penelitian ini perdagangan regional maupun dunia maka
dilakukan dengan cara meneliti norma, asas, bersamaan dengan itu, Indonesia menjadi bagian
falsafah ataupun doktrin dan prinsip hukum dalam dari masyarakat global dan liberalisasi
bahan-bahan kepustakaan. Penelitian hukum ini perdagangan.
juga dikonsepkan sebagai penelitiaan perundang- Liberalisasi pada dasarnya merupakan
udangan (law in books) atau kaidah norma yang suatu era perdagangan dunia tanpa batas, tanpa
dianggap pantas sebagai patokan berperilaku proteksi, tanpa hambatan dan mempertinggi
(Subekti, 2018). Jenis pendekatan yang tingkat persaingan perdagangan antara pelaku
digunakan dalam penelitian hukum ini adalah The ekonomi. Oleh karena itu, faham-faham yang

4
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dikenal dalam perdagangan global seperti suatu negara dalam pengembangaan


kapitalisme, individualisme dan liberalisme adalah pembangunan ekonomi, namun juga merupakan
paham-paham yang tidak asing lagi dan bahkan sarana utama dalam pengembangan suatu
tidak disadari telah menjadi bagian dari sistem industri.
perekonmian bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Meskipun investasi membawa dampak
oleh beberapa pengamat ekonomi Indonesia positif bagi pertumbuhan ekonomi tapi juga bila
berpendapat bahwa sistem ekonomi Indonesia tidak dikelola dan ditata dengan baik akan
tidak lagi berdasarkan pada Pancasila dan UUD menimbulkan dampak negatif bagi sektor usaha
1945 tetapi sistem ekonomi Indonesia telah lainya. Seperti misalnya masuknya investasi
menjadi sistem ekonomi kapitalis dan liberal. disektor industri ritel modern yang tak terbendung
Liberalisasi ekonomi dunia juga telah di satu sisi meningkatkan pertumbuhan ekonomi
menghapuskan hambatan-hambatan yang dahulu bagi masyarakat, tapi pada sisi lain juga dapat
menghadang penanaman modal, baik hambatan mematikan industri rumah tangga, seperti
tarif (tariff barrier) maupun hambatan non tarif pedagang kecil, usaha mikro, kecil dan menengah
(non tariff barrierrs). Globalisasi ekonomi dunia yang berusaha di pasar tradisional.
telah meniadakan sekat-sekat batas hubungan Dampak perkembangan pasar modern
ekonomi internasional negara menjadi tanpa terhadap pasar tradisional tampak pada mulai
batas (borderless). Investasi telah menglobal, terpinggirkannya pasar tradisional. Beberapa
sebagaimana pasar global (global market) yang penelitian di negara berkembang menunjukan
telah siap menerima hasil produk penanaman adanya dampak dari perkembangan pasar
modal. Inilah yang merupakan awal munculnya modern terhadap pasar tradisional tersebut, di
fenomena ekspansi suatu negara ke negara lain antaranya oleh Reardon Berdegue (2002),
dalam bentuk penanaman modal/investasi. Reardon (2003), Traill (2006) dan Reardon dan
Investasi dalam pembangunan ekonomi Hopkins (2006). Penelitian-penelitian ini
menjadi aspek penting, karena investasi menemukan adanya dampak negatif terhadap
merupakan salah satu penggerak proses pedagang ritel tradisional dengan menjamurnya
penguatan perekonomian suatu negara. Sebagai pasar modern. Menurut hasil penelitian-penelitian
alat penggerak proses penguatan perekonomian, tersebut dijelaskan bahwa pedagang yang terlebih
dalam rangka kebijakan ekonominya, beberapa dahulu bangkrut biasanya adalah pedagang yang
negara berusaha keras untuk meningkatkan menjual aneka barang, makanan olahan, dan
investasinya. Dalam dekade terakhir, investasi produk-produk olahan susu, diikuti oleh toko-toko
tidak saja merupakan kebutuhan penting bagi yang menjual bahan makanan segar dan pasar

5
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

tradisional. Demikian pula dengan hasil survei menopang pertumbuhan perekonomian nasional
yang dilakukan A.C Nielsen (tahun 2006) tidak tercapai.
terhadap perkembangan pasar modern di Pasar tradisional merupakan bentuk
Indonesia. Hasil survei ini menunjukan bahwa ekonomi kerakyatan yang memberikan kontribusi
perkembangan pasar modern di Indonesia besar terhadap pilar perekonomian di Indonesia.
tumbuh 31,4 % per tahun, sedangkan pasar Ketahanan dan kelangsungan hidup pasar
tradisional menyusut 8 % per tahun. Selanjutnya tradisional akan berpengaruh terhadap kondisi
menurut hasil diskusi revitalisasi pasar tradisional perekonomian nasional. Sehingga pemerintah
di Kementerian Perdagangan tanggal 23 April harus tetap menjaga keberadaan pasar
2012 menunjukan hasil yang sama. Dari hasil tradisional.
diskusi itu dikemukakan bahwa sepanjang tahun Oleh karena itu, agar supaya pasar
2011 pasar tradisional hanya mengalami tradisional tidak terus terpinggirkan maka salah
pertumbuhan negatif sebesar 8,1%, sementara satu instrument yang diperlukan untuk menata
pasar modern tumbuh 31,4% dan diperkirakan dan mengelola pasar tradisional adalah melalui
12 tahun lagi pasar tradisional bakal menjadi instrument hukum. Di sini diperlukan kemauan,
museum (Republika, 2018) komitment dan tanggung jawab negara untuk itu.
Memperhatikan perkembangan dan Bahkan, menurut Jimly Asshiddiqie, bahwa dalam
pertumbuhan pasar modern yang tak terbendung konsep negara hukum kesejahteraan, negara
ini bila dibiarkan terus berlangsung maka tidak dituntut untuk memperluas tanggung jawabnya
mustahil keberadaan dan keberlangsungan peran kepada masalah-masalah sosial ekonomi yang
pasar tradisional sebagai salah satu sarana yang dihadapi oleh rakyat banyak. Perkembangan
mewadahi kegiatan ekonomi bagi pedagang dan inilah yang memberikan legalisasi bagi penganut
masyarakat akan terpinggirkan dan tergusur. Jika negara intervensionis pada abad 20. Negara
peran pasar tradisional tersebut dibiarkan perlu dan bahkan harus melakukan intervensi
tergusur maka harapan terhadap peran pasar dalam berbagai masalah sosial dan ekonomi
tradisional sebagai salah satu kekuatan ekonomi untuk menjamin terciptanya kesejahteraan
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dan masyarakat (Assiddiqie, 1994).
bagi rakyat sebagai yang diamanatkan oleh UUD 3.2. Perlindungan Hukum Bagi Pasar
1945 tidak terwujud, juga harapan terhadap peran Tradisional di Era Liberalisasi Perdagangan
pasar tradisional sebagai salah satu pilar Jumlah pasar tradisional di seluruh
kekuatan ekonomi masyarakat yang turut wilayah Indonesia mencapai 13.450 unit dan
mampu menampung lebih dari 12.625.000

6
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pedagang (Bintoro, 2012). Dari jumlah pasar angkutan dan pelayan toko atau kios (Firmanzah
tradisional sebanyak itu, jika ditata dan dikelola & Halim, 2012)
dengan baik maka pasar tradisional dapat Di balik peran strategis pasar tradisional
dimanfaatkan oleh para pedagang atau para tersebut terdapat permasalahan-permasalahan
pelaku ekonomi sebagai tempat atau wadah untuk yang membutuhkan perhatian pembuat kebijakan
berdagang. Pasar tradisional sebagai wadah atau dan pengelola yang terkait dengan
tempat berusaha akan menjadi salah satu pengembangan dan pengelolaan pasar
kekuatan ekonomi bagi masyarakat, serta dapat tradisional. Pesatnya pembangunan pusat
mendukung pembangunan ekonomi nasional. pembelanjaan dan toko modern berdampak pada
Pasar tradisional sebagai wadah ekonomi di penurunan pendapatan dan keuntungan pasar
samping dimanfaatkan oleh pedagang, juga dapat tradisional. Selain itu, faktor-faktor sosial ekonomi
dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi lain, seperti masyarakat sekitar pasar tradisional, seperti
misalnya : jasa parkir, produsen, petani, jasa perubahan preferensi dan pola belanja
angkut dan jasa perbankan, sehingga roda masyarakat di sekitar pasar tradisional
perekonomian masyarakat akan terus bergulir berkontribusi besar terhadap beralihnya tempat
dan dapat memberi manfaat dan kesejahteraan belanja masyarakat ke pusat pembelanjaan dan
sebesar-besaranya bagi masyarakat dan negara ritel modern (Firmanzah & Halim, 2012).
berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Pasar tradisional harus tetap
Keberadaan pasar tradisional merupakan dikembangkan dan dipertahankan eksistensinya
salah satu indikator paling nyata dari kegiatan seiring dengan semakin ketatnya persaingan
ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Taraf dengan pasar modern. Untuk itu dibutuhkan
kehidupan ekonomi masyarakat dapat dengan pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi
mudah dilihat dari kegiatan di pasar tradisional pasar tradisional agar dapat menyusun strategi
setempat. Demikian juga kemajuan suatu wilayah pengelolaan pasar tradisional yang profesional
dapat secara langsung dilihat dari kegiatan dan sesuai dengan karakteristik kebutuhan
ekonomi pada pasar di daerah yang masyarakat setempat dan perkembangan zaman
bersangkutan.Sebagai salah satu sarana (Firmanzah & Halim, 2012).
distribusi, kehadiran pasar tradisional tidak hanya Berkenaan dengan itu, pada tahun 2007
melibatkan para pedagang, namun juga memberi diterbitkan Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun
kesempatan kerja bagi para petani, produsen, 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
pelaku usaha jasa keuangan, pelaku jasa Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan Toko
Modern. Kemudian diikuti dengan Peraturan

7
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Menteri Perdagangan RI No. 70/M- (empat ratus meter persegi) sampai


DAG/PER/12/2013 tentang Perdoman Penataan dengan 5.000 m2 (lima ribu meter persegi),
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat hypermarket di atas 5.000 m2 (lima ribu
Pembelanjaan dan Toko Modern, dan Peraturan meter persegi), department store di atas
Menteri Dalam Negeri RI No. 20 Tahun 2012 400 m2 (empat ratus meter persegi),
tentang Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pasar perkulakan di atas 5.000 m2(lima ribu
Tradisional. meter persegi).
Dalam konsep negara kesejahteraan, menurut 2. Pengaturan lokasi:
Friedman ada lima tugas Negara Kesejahteraan, a) Perkulakan: hanya boleh berlokasi pada
yaitu sebagai pelindung warganegaranya, atau pada akses sistem jaringan jalan
pelaksana atau badan yang wajib mengadakan arteri atau kolektor primer atau arteri
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sebagai sekunder.
pengawas perekonomian dan sebagai hakim atau b) Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan,
penengah (arbitrator). Dengan demikian negara hanya boleh berlokasi pada atau pada
bertugas sebagai “regulator” yaitu mengatur akses sistem jaringan jalan arteri atau
semua segi kehidupan warganegaranya termasuk kolektor, dan tidak boleh berada pada
di bidang ekonomi (Firmanzah & Halim, 2012). kawasan pelayanan lokal atau
a. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 lingkungan (perumahan) di dalam
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 kota/perkotaan.
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar c) Supermarket dan Departement Store:
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Tidak boleh berlokasi pada sistem
Modern merupakan aturan main bagi pelaku jaringan jalan lingkungan; dan tidak
usaha di bidang perdagangan antara boleh berada pada kawasan pelayanan
pedagang tradisional dengan toko modern lingkungan (perumahan) di dalam kota.
agar pasar tradisional dapat bersaing dengan d) Pasar Tradisional: boleh berlokasi pada
toko modern melalui pengaturan-pengaturan setiap sistem jaringan jalan.
yang terdapat di dalamnya. Beberapa hal 3. Perizinan: Izin Usaha Pengelolaan Pasar
penting yang diatur dalam Peraturan Presiden Tradisional (IUP2T) untuk Pasar
Nomor 112 tahun 2007 yakni: Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan
1. Batas luas lantai penjualan toko modern: (IUPP) untuk pertokoan, mall, plaza, dan
minimarket kurang dari 400 m2 (empat pusat perdagangan, Izin Usaha Toko
ratus meter persegi), supermarket 400 m2 Modern (IUTM) untuk minimarket,

8
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

supermarket, department store, b. Peraturan Menteri Perdagangan RI No.


hypermarket dan perkulakan Kelengkapan 56/M-DAG/PER/9/2014
Permintaan IUP2T, IUPP, dan IUTM: Studi Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 56/M-
Kelayakan termasuk AMDAL serta DAG/PER/9/2014 merupakan perubahan atas
Rencana Kemitraan dengan UK (Usaha Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 70/M-
Kecil). IUP2T, IUPP dan IUTM diterbitkan DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman
oleh Bupati/Walikota dan Gubernur untuk Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pemprov DKI Jakarta. Pedoman Tata-cara Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern
Perizinan ditetapkan oleh Menteri merupakan pedoman teknis lebih lanjut
Perdagangan. sebagaimana yang telah diatur sebelumnya di
4. Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun
dan Pemerintah Daerah baik secara 2007. Di dalam peraturan menteri ini juga
sendiri-sendiri maupun bersamasama diatur perihal luas toko modern, lokasi,
sesuai dengan bidang tugasnya masing- perizinan, pembinaan dan pengawasan, serta
masing melakukan pembinan dan pemberdayaan. Selain itu diatur kewajiban
pengawasan Pasar dan Toko Modern. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern untuk
5. Pemberdayaan Pasar Tradisional menyediakan barang dagangan produksi
Mengupayakan sumber-sumber alternatif dalam negeri paling sedikit 80% (delapan
pendanaan untuk pemberdayaan, puluh persen) dari jumlah dan jenis barang
meningkatkan kompetensi pedagang dan yang diperdagangkan.
pengelola, memprioritaskan kesempatan c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
memperoleh tempat usaha bagi pedagang Indonesia Nomor 20 Tahun 2012
pasar tradisional yang telah ada sebelum Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
dilakukan renovasi atau relokasi, serta Indonesia Nomor 20 Tahun 2012 tentang
mengevaluasi pengelolaan. Pusat Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pasar
Perbelanjaan dan Toko Modern Tradisional Dengan Rahmat Tuhan Yang
Memberdayakan pusat perbelanjaan dan Maha Esa Mempunyai tujuan untuk
toko modern dalam membina pasar mendorong pasar tradisional agar mampu
tradisional, serta mengawasi pelaksanaan berkompetisi dan berdaya saing dengan pusat
kemitraan. perbelanjaan dan toko modern diperlukan
pengelolaandan pemberdayaan pasar
tradisional secara professional. Adapun ruang

9
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

lingkup pengaturannya meliputi pengelolaan Peraturan perundang-undangan di atas


dan pemberdayaan pasar tradisional yang memberi kewenangan kepada daerah untuk
dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh menata dan mengelola pasar tradisional maupun
Pemerintah Daerah. pasar modern agar kedua pasar ini tidak saling
Dalam peraturan Presiden yang telah menyingkirkan dan mematikan, tetapi kedua
disebutkan di atas ditentukan, bahwa dalam pasar tersebut saling mendukung dan menjadi
rangka penyelenggaraan penataan dan mitra strategis dalam menunjang pembangunan
pengelolaan terhadap pasar tradisional dan pasar dan menopang pertumbuhan ekonomi baik di
modern harus mengacu pada rencana tata ruang daerah dan nasional.
wilayah kabupaten/kota dan rencana detail tata Berangkat dari peraturan presiden di atas
ruang kabupaten/kota termasuk peraturan beberapa kabupaten maupun kota di Indonesia
zonasinya. Selain itu, pendirian pasar modern mulai membuat regulasi turunan dalam bentuk
harus memperhatikan keadaan sosial ekonomi peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturan
masyarakat setempat dan memperhatikan jarak daerah yang dikeluarkan dengan maksud dan
antara pasar modern dan pasar tradisonal yang tujuan untuk melindungi pasar tradisional.
telah ada sebelumnya, sebagaimana diatur dalam Kewenangan pemerintah daerah untuk
Pasal 2 ayat (1) dan (2), Pasal 3 ayat (1) dan menetapkan peraturan perundang-undangan dan
Pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 kebijakan merupakan konsep otonomi daerah
Tahun 2007. Penataan dan pengelolaan dengan menjalankan upaya desentralisasi.
terhadap pasar tradisonal dan pasar modern Kebijakan hukum (legal policy) dalam bentuk
didasarkan pada ketentuan di atas diharapkan peraturan daerah kabupaten/kota tersebut adalah
untuk dapat melindungi dan memberdayakan bentuk kehendak politik penguasa yang
pasar tradisional di tengah semakin seharusnya (ius constituendum) merupakan
berkembangnya usaha perdagangan eceran sinergi dan pencerminan dari pemerintahdengan
dalam skala kecil dan menengah, usaha yang diperintah, sekaligus merupakan akumulasi
perdagangan eceran modern dalam skala besar. berbagai kebutuhan, kepentingan, permasalahan,
Dengan pemberdayaan terhadap pasar tradisional keinginan yang bertimbalbalik saling
tersebut kiranya pasar tradisional dapat tumbuh menguntungkan. Artinya, kebijakan hukum daerah
dan berkembang di tengah perkembangan pasar yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan
modern, sehingga keduanya, saling memerlukan, kebutuhan, serta keberpihakan dan sekaligus
saling memperkuat, serta saling menguntungkan melayani kepentingan masyarakat.
dalam memajukan perekonomian masyarakat.

10
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Namun seiring dengan berjalannya menyongsong Indonesia baru adalah bagaimana


waktu, peraturan perundang-undangan di atas agar konsentrasi ekonomi dan penguasaan aset
tampaknya tidak memberi perlindungan hukum nasional tadi dapat dikendalikan dan diarahkan
yang memadai kepada pasar tradisional. Dalam dengan berpegang pada asas kerakyatan,
penataan dan pengelolaan terhadap kedua pasar keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan
tersebut tidak berjalan sebagaimana yang berkelanjutan. Hal ini hanya bisa terwujud kalau
diharapkan. Terkesan pasar modern lebih sistem perekonomian yang dibangun secara
cenderung diberi peluang usaha lebih besar untuk konsisten kembali kepada amanat UUD 1945
berkembang dari pada harus dilakukan penataan yang pada dasarnya membangun demokrasi
dan pengelolaan terhadap pasar tradisional. Hal ekonomi yang berpedoman pada sistem ekonomi
ini disebabkan karena,arah kebijakan kerakyatan yang dalam wujud operasionalnya
pembangunan ekonomi selama ini adalah pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan
lebihcenderung tertuju pada pertumbuhan demikian pembangunan ekonomi yang tidak
ekonomi. Paradigma pembangunan yang sesuai dengan semangat konstitusi akan
berbasis pada pertumbuhan ekonomi ternyata menimbulkan dampak pada tergusurnya pasar
tidak menjamin kesejahteraan bagi masyarakat tradisional.
tetapi justeru menimbulkan konsentarsi kegiatan Memang globalisasi dan liberalisasi perdagangan
ekonomi pada kekuatan ekonomi yang berskala mempunyai pengaruh luar biasa besar bagi
besar dari pada ekonomi berskala kecil. Kegiatan tatanan pembangunan ekonomi terutama pada
ekonomi berskali kecil mulai ditinggalkan dan industri ritel kecil (Kupita & Bintoro, 2012). Oleh
terpinggirkan. karena itu, globalisasi dan liberalisasi
Konsentrasi kegiatan perekonomian yang perdagangan tidak boleh dibiarkan berjalan
dapat memperlebar jurang kesenjangan jelas secara liar, tetapi harus dikendalikan atau
tidak mencerminkan amanat UUD 1945 terutama meminjam istilah Stiglitz harus disiasati dan salah
asas demokrasi ekonomi, yang memaksudkan satu instrument untuk menyiasati itu adalah
produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, hukum. Hukum yang dimaksud di sini tidak hanya
dan dibawah pimpinan atau pemilikan anggota- sekedar peraturan (substansi) hukum saja, tetapi
anggota masyarakat. Di dalam demokrasi sebagaimana dikatakan Lawrence M. Friedman
ekonomi, kemakmuran masyarakatlah yang (Radina & Ayuning, 2013). bahwa harus dibutuhkan
diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. juga komponen lainnya yaitu struktur hukum dan
Oleh karena itu salah satu tantangan besar yang kultur hukum. Agar supaya hukum berfungsi
dihadapi perekonomian nasional dalam secara efektif maka ketiga komponen itu harus

11
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

berjalan beriringan, karena bilamana salah satu misalnya dengan masuknya investasi pada
komponen tidak berfungsi maka hukum itu akan industri ritel modern (pasar modern), seperti,
mandeg. Di dalam tataran negara modern, lebih- supermarket, hipermarket, minimarket.
lebih di era global, hukum harus mampu Memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan
memainkan peranan sebagai pengatur dan pasar modern yang tak terbendung ini bila
pengendali dalam berbagai aspek kehidupan dibiarkan terus berlangsung maka tidak mustahil
berbangsa dan bernegara. Melalui hukum keberadaan dan keberlangsungan peran pasar
diharapkan dapat terwujud kepastian hukum, tradisional sebagai salah satu sarana yang
ketertiban, keadilan dan pada akhirnya mewadahi kegiatan ekonomi bagi pedagang dan
tercapailah apa yang dinamakan dengan masyarakat akan terpinggirkan dan tergusur.
kedamaian hidup baik secara internal negara Pasar tradisional merupakan bentuk ekonomi
maupun maupun antara bangsa. Hukum di satu kerakyatan yang memberikan kontribusi besar
pihak dapat berperan sebagai sarana terhadap pilar perekonomian di Indonesia.
transformasi struktur dan nilai-nilai global yang Ketahanan dan kelangsungan hidup pasar
sesuai dengan nilai dan kepentingan Indonesia. tradisional akan berpengaruh terhadap kondisi
Namun di lain pihak, tidak semua struktur dan perekonomian nasional. Sehingga pemerintah
nilai-nilai globalisasi itu sesuai dengan nilai dan harus tetap menjaga keberadaan pasar
kepentingan Indonesia. Karena itu, hukum tradisional.
selanjutnya berperan sebagai mekanisme Perlindungan Hukum Bagi Pasar
integrasi berbagai nilai dan kepentingan yang Tradisional di Era Liberalisasi Perdagangan
berbeda itu. dalam dilihat dalam Peraturan Presiden RI No.
4. Kesimpulan 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Tantangan terhadap pasar tradisional di Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
tengah pengaruh globalisasi dan liberalisasi Pembelanjaan dan Toko Modern. Kemudian
perdagangan ditandai dengan masuknya arus diikuti dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI
investasi di Indonesia yang telah melanda seluruh No. 56/M-DAG/PER/9/2014 merupakan
bidang penanaman modal dari suatu daerah perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan
menuju kedaerah yang lain yang paling RI No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman
menguntungkan. Gejala ini menjadikan Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
penanaman modal atau investasi menjadi suatu Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, dan
tuntutan guna memenuhi kebutuhan suatu Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 20 Tahun
negara, perusahaan dan juga masyarakat, seperti 2012 tentang Pengelolaan Dan Pemberdayaan

12
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Pasar Tradisional. Tetapi melihat perkembangan Jurnal


dan pertumbuhan pasar modern yang kian tak Bintoro, R.W. (2010). Aspek Hukum Zonasi Pasar
terbendung bila dibiarkan terus berlangsung maka Tradisional dan Pasar Modern. Jurnal
tidak mustahil keberadaan dan keberlangsungan Dinamika Hukum, Vol.10 (No.3), pp.349-
peran pasar tradisional sebagai salah satu 363.
sarana yang mewadahi kegiatan ekonomi bagi Euis Soliha. (2008). Analisis Industri Ritel Di
pedagang dan masyarakat akan terpinggirkan dan Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
tergusur. Oleh karena itu, harus dikendalikan atau (JBE), vol.15 (No.2), p. 4.
disiasati oleh instrument hukum. Hukum yang Jati, W. R. (2012). Dilema Ekonomi: Pasar
dimaksud di sini tidak hanya sekedar peraturan Tradisional versus Liberalisasi Bisnis Ritel
(substansi) hukum saja, tetapi dibutuhkan juga di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi
komponen lainnya yaitu struktur hukum dan kultur Pembangunan, Vol.4 (No.2), pp.223-242,
hukum. Diharapkan komponen ketiga ini berjalan p.2.
efektif dan beriringan sehingga dapat terwujud Kupita, W., & Bintoro, R.W. (2012). Implementasi
kepastian hukum, ketertiban, keadilan dan pada Kebijakan Zonasi Pasar Tradisional dan
akhirnya tercapailah apa yang dinamakan dengan Pasar Modern (Studi di Kabupaten
kedamaian hidup baik secara internal negara Purbalingga). JurnalDinamikaHukum, Vol.1
maupun maupun antara bangsa. 2 (No1), pp.45-59, p.4.
Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya
DAFTAR PUSTAKA Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi
Buku Arus Globalisasi. Jurnal Unair, Vol.24
Assiddiqie, J. (1994). Gagasan Kedaulatan (No.4), pp.302-308, p.2.
Rakyat Dalam Konstitusi Dan Radina, D., & Ayuning, D. (2013). Aspek Hukum
Pelaksanaannya Di Indonesia. Jakarta : PT Bisnis Toko Modern Terhadap
Ichtiar Baru Van Hoeve. Keberlangsungan Usaha Kecil dan Pasar
Firmanzah dan Rizal E. Halim. (2012). Strategi Tradisional Ditinjau dari Persaingan Usaha
Revitalisasi Pasar Tradisional, dalam buku : yang Sehat. p.5.
Rumah Ekonomi Rumah Budaya Membaca Riko, Apriadi. (2014). Analisis Yuridis Pengaturan
Kebijakan Perdagangan Indonesia. Jakarta Asas Keseimbangan Kepentingan Ritel
: PT Gramedia Pustaka Utama. Modern Dengan Pasar Tradisional Dalam
Peraturan Daerah (Perbandingan Kota
Surakarta Dengan Kota Malang).

13
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Universitas Brawijaya Jurnal, Vol.2 (No.1), atas Peraturan Menteri Perdagangan RI


p.5. No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang
Subekti, R. P. (2018). Urgensi Ratifikasi Konvensi Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
International Labor Organization: Perspektif Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Perlindungan Pekerja Anak Pada Sektor Modern.
Rumah Tangga. Jurnal Magister Hukum Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 20 Tahun
Udayana (Udayana Master Law Journal), 2012 tentang Pengelolaan Dan
Vol.7 (No.1), pp.24-36, p. 26. Pemberdayaan Pasar Tradisional.
Internet
Dampak perkembangan pasar modern terhadap
pasar tradisional, tersedia di :
https://m.republika.co.id, (diakses pada
20/7/2017 pukul 12:52PM).
Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan Toko
Modern.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
99 Tahun 1998 Tentang Bidang/Jenis
Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha
Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Yang
Terbuka Untuk Usaha Menengah Atau
Usaha Besar Dengan Syarat Kemitraan
Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 56/M-
DAG/PER/9/2014 merupakan perubahan

14

You might also like