Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018

ISSN: 2086 – 5031


E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap PDRB Kota Padang


Oleh
Yenni Del Rosa, Mohammad Abdilla
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas Padang
yennidelrosa01@gmail.com

Abstrak
The contribution of tourism industry fluctuates to PDRB of Padang city in 2013 - 2017 as
well as the number of tourists. The hotel rates are relatively high and the prices of food and
beverages sold still do not have a standard price. The above will certainly have PDRB
Padang city. The purpose of research to determine the influence of the number of tourists,
number of hotels and the number of restaurants to PDRB. Padang city partially and
simultaneously. type of research is quantitative, data collection using survey method. The
study used time series data analyzed by multiple linear regression technique. Equation of
data analysis obtained Ln Y = 3.418 + 0.058 Ln X1 + 0.103 Ln X2 + 0.258 Ln X3 + e. After
hypothesis testing at 5% significance level, the number of tourists, number of hotel and
number of restaurant have significant positive effect to PDRB of Padang city partially and
simultaneously because (3.317> 2.021) and (2.134> 2.021) and 93.168> 2.021) and (5.889>
2.61). The number of hotels and number of restaurants with PDRB of Padang city strong
(0.749) and value of Adjusted R Square = 0.602 means the PDRB of Padang is explained by
the number of tourists, the number of hotels and the number of restaurants is 60.2% while
the remaining 39.8% is explained by other variables not included in the research model.
Keywords: Gross Domestic Product, tourist, hotel, restaurant
I . PENDAHULUAN diperkirakan akan terus berkembang
A . Latar Belakang Masalah lebih dari 4% per tahun selama selama 10
tahun ke depan (WTTC, 2010). Beberapa
Industri pariwisata perkembangannya
keuntungan pariwisata dalam ekonomi
setiap tahun cukup pesat di Indonesia
menurut (Antari, 2013) adalah sbb:
karena Indonesia terkenal dengan
memberikan kontribusi dalam devisa
berbagai pesona aneka keindahan alam
negara, menambah pendapatan
dan keanekaragaman budaya sehingga
masyarakat, menciptakan lapangan kerja,
jumlah wisatawan mancanegara dan
meningkatkan sektor ekonomi,
domestik yang berkunjung terus
membuka peluang investasi, mendorong
mengalamai peningkatan. Menurut aktivitas wirausaha dan berpotensi
(United Nations World Tourism
mendorong penerimaan negara dari
Organization, 2013) selama enam dekade
pajak tidak langsung.
terakhir, pariwisata telah mengalami
pertumbuhan dan diversifikasi sebagai Pengaruh pariwisata terhadap Produk
salah satu sektor ekonomi terbesar dan Domestik Bruto (PDRB) terlihat dari
tercepat tumbuh di dunia World Travel
and Tourism Council (WTTC) yang kontribusi jasa pariwisata, penerimaan
memberikan kontribusi sekitar 9,2% dari dan sektor pendukungnya. Sektor
Produk Domestik Bruto (PDB) dan hal ini
48

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

pariwisata merupakan sektor berbasis (Affandi, 2012). Pada tabel 1 berikut ini
jasa sebagai salah satu sektor unggulan dapat dilihat data perkembangan PDRB
strategis dalam pembangunan nasional sektor pariwisata kota Padang tahun 2013
karena mampu mendatangkan devisa – 2017.
negara nomor dua setelah minyak dan gas
Tabel 1.
Perkembangan PDRB-ADHB Sektor Pariwisata Kota Padang
(Dalam Trilyun Rupiah)
Kota 2013 2014 2015 2016 2017
Padang 60,31 69,19 82,83 89,76 103,27
Kontribusi 15,75% 13,37% 17,64% 16,72% 15,87%
Sumber : BPS, 2017.

Berdasarkan data di atas kontribusi merupakan tantangan bagi pemerintah


PDRB –ADHB industri pariwisata kota untuk terus meningkatkan keindahan dan
Padang setiap tahunnya mengalami kenyamanan kota Padang.
fluktuasi dengan kontribusi rata-rata Dengan mengembangkan Community
15,87%. Jumlah kunjungan jumlah Tourism Development (CTD) pemerintah
wisatawan ke kota Padang tahun 2017 berpeluang menerima pajak dan beraneka
sebanyak 3.750.000 orang, tahun 2016 ragam retribusi resmi dari kegiatan
sebanyak 3.628.299 orang, tahun 2015 industri pariwisata yang bersifat
sebanyak 3.298.454 orang, tahun 2014 mulisektoral seperti hotel, restoran, usaha
sebanyak 3.199.392 orang dan tahun wisata, atraksi wisata, usaha perjalanan
2013 sebanyak 3.001.306 orang wisata, profesional convention organizer
(Disbudpar, 2017). Meskipun kota dan lain-lain. Banyak wisatawan yang
Padang terpilih menjadi salah satu dari berkunjung ke kawasan wisata di kota
tujuh destinasi wisata yang ada di Padang dan membelanjakan uangnya
Indonesia yaitu Padang, Bukittinggi, sehingga velocity of money cukup tinggi.
Yogyakarta, Bogor, Bandung, Solo dan Kedatangan wisatawan mancanegara
Malang tapi jumlah wisatawan yang maupun domestik akan meningkatkan
berkunjung tahun 2013 – 2017 jumlahnya PAD sesuai hasil penelitian (Rosa, 2018)
berfluktuasi setiap tahun. Hal tersebut karena konsumsi wisatawan cenderung

49

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

akan meningkatkan output, barang dan gaya hidup manusia sebagai bagian dari
upah di sektor yang menjual barang aktivitas sosial mereka dengan berbagai
maupun jasa kepada para wisatawan. restaurant atmosphere. Berbagai jenis
Konsumsi wisatawan akan menciptakan makanan dan minuman (restoran) yang
permintaan barang dan jasa yang akan disediakan oleh pedagang di berbagai
memberi value added kepada PDRB objek wisata kota Padang namun harga
suatu daerah. yang ditetapkan para pedagang terlalu
Jumlah hotel juga berpengaruh tinggi sehingga membuat para wisatawan
terhadap PDRB kota Padang karena hotel malas untuk berbelanja atau hanya satu
merupakan sektor paling dominan kali saja datang berkunjung untuk wisata
mendapatkan masukan dari konsumsi karena tidak ada standar harga barang
wisatawan. Jumlah hotel merupakan yang dijual.
indikator produktivitas yang sering B . Masalah Penelitian
digunakan pada industri pariwisata. Di Masalah penelitian ini
Kota Padang jumlah hotel bintang empat bagaimanakah pengaruh industri
sebanyak 10 buah, bintang tiga sebanyak pariwisata terhadap PDRB kota Padang
11 buah, bintang dua sebanyak 13 buah secara parsial dan simultan.
dan bintang satu sebanyak 19 buah C . Tujuan Penelitian
ditambah dengan beberapa buah hotel Berdasarkan masalah penelitian di
kelas melati. Meskipun jumlah hotel atas maka tujuan penelitian untuk
berbintang dan hotel kelas melati cukup mengetahui pengaruh industri pariwisata
banyak di kota Padang tapi tarif per terhadap PDRB kota Padang secara
kamarnya relatif tinggi dibandingkan parsial dan simultan.
dengan hotel lain yang ada di pulau II . TINJAUAN TEORITIS
Sumatera. A . Produk Domestik Regional Bruto
Industri pariwisata tidak terlepas dari Produk Domestik Regional Bruto
jasa penyedia makanan dan minuman (PDRB) salah satu perangkat data
(restoran) dalam pembentukan PDRB. ekonomi yang dapat digunakan untuk
Restoran salah satu bidang usaha yang mengevaluasi kinerja pembangunan
mendukung perkembangan industri ekonomi suatu wilayah (propinsi maupun
pariwisata. Menurut (Hashim, 2011) kabupaten/kota) diantaranya untuk
restoran memiliki peran penting dalam melihat nilai nominal PDRB, struktur
50

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, Marpaung, (2012) pariwisata merupakan


PDRB per kapita dan sebagainya. gabungan gejala atau hubungan yang
PDRB menurut lapangan usaha terdiri timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
atas pertanian, kehutanan dan perikanan, pemerintah serta masyarakat tuan rumah
pertambangan dan penggalia, industri dalam proses menarik dan melayani
pengolahan, pengadaan listrik dan gas, wisatawan serta penunjang lainnya.
pengadaan air, konstruksi, perdagangan Pariwisata juga dapat diartikan sebagai
besar dan eceran, transportasi dan perjalanan yang dilakukan berkali-kali
pergudangan, penyediaan akomodasi, dari satu tempat ke tempat lain (Yoeti,
informasi dan komunikasi, jasa keuangan 2013). Perjalanan wisata yang dilakukan
dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, bukan merupakan pergerakan yang
administrasi pemerintahan, jasa bersifat ulang alik sebagaimana definisi
pendidikan, jasa kesehatan dan kegita yang dinyatakan oleh (Gunn, 2015)
sosial serta jasa lainnya. pariwisata adalah seluruh perjalanan
Perangkat data PDRB dapat pula wisata meliputi daerah yang luas namun
digunakan untuk kepentingan dan tujuan bukan termasuk dalam pergerakan ulang
lain seperti sebagai dasar pengembangan alik. Pariwisata dapat dilihat sebagai
model-model ekonomi dalam rangka suatu bisnis yang berhubungan dengan
menyusun formulasi kebijakan, velocity penyediaan barang dan jasa bagi
of money, financial deepening, penetapan wisatawan menyangkut setiap
pajak, kajian ekspor dan impor dan pengeluaran oleh atau untuk wisatawan /
sebagainya. Menurut teori ekonomi pengunjung dalam perjalannya
makro penghitungan PDRB dapat (Kusmayadi, 2011).
dilakukan melalui pendekatan production Menurut BPS, (2017) pariwisata adalah
approach, expenditure approach dan semua rangkaian kegiatan yang
income approach. Ketiga pendekatan berhubungan dengan gerakan manusia
penghitungan tersebut secara teori akan yang melakukan perjalanan atau
menghasilkan angka PDRB yang sama persinggahan sementara dari tempat
(Sukirno, 2012). tinggalnya kesuatu tempat atau beberapa
B . Konsep Pariwisata tempat tujuan di luar lingkungan tempat
Pariwisata dikenal dengan istilah tinggalnya yang didorong oleh beberapa
tourism berarti kepariwisataan. Menurut keperluan atau motif tanpa maksud
51

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

mencari nafkah. Berdasarkan UU RI No. kegiatan bisnis, konvensi, studi, mengejar


9 tahun 2009 pariwisata merupakan hobi dan pendidikan (Marpaung, 2012).
gejala yang berhubungan dengan wisata Dalam melakukan perencanaan
termasuk pengusahaan objek dan daya pengembangan pariwisata perlu dilihat
tarik wisata serta usaha yang terkait jenis-jenis pariwisata yang berpotensial
dengan bidang tersebut. Dalam hal ini dan berkemungkinan untuk
pariwisata berarti suatu industri baru atau dikembangkan sebagai daerah tujuan
sektor yang kompleks dan mampu wisata. Menurut (Yoeti, 2013) jenis
memberikan pertumbuhan ekonomi yang pariwisata ditentukan berdasarkan motif
cepat dalam penyediaan lapangan kerja, tujuan perjalanan wisata seperti wisata
peningkatan penghasilan, standar hidup budaya, wisata perjalanan, wisata
dan multiplier effect yang besar bagi komersial, wisata maritim dan wisata
sektor produktivitas lainnya. karya.
Wisatawan dalam melakukan C . Komponen Pariwisata
perjalannya karena motivasi fisik, Perjalanan wisata akan dipengaruhi
motivasi budaya, motivasi pribadi, oleh berbagai komponen yang terdapat di
motivasi status dan prestise. Motivasi daerah atau objek wisata dengan
fisik ditujukan untuk penyegaran fisik komponen penawaran dan permintaan
dan mental yang berhubungan dengan pariwisata. Permintaan pariwisata adalah
kegiatan olah raga, pertunjukan yang produk dan jasa yang ditawarkan kepada
bersifat santai dan motivasi lainnya yang wisatawan berupa semua produk yang
berhubungan dengan kesehatan. Motivasi diperuntukkan bagi atau dikonsumsi oleh
budaya merupakan kegiatan untuk seseorang. Kegiatan wisata dilakukan
mengetahui daerah lainnya tentang melalui mekanisme pasar dimana produk
makanan, minuman, music, kesenian, dijual kepada wisatawan. Jasa adalah
cerita rakyat, tari-tarian, lukisan dan layanan yang diterima wisatawan saat
agama. Motivasi pribadi merupakan mereka memanfaatkan produk tersebut
keinginan untuk bertemu dengan orang dimana jasa sifatnya intangible bahkan
lain, mengunjungi relasi, menghindari seringkali tidak dirasakan, merupakan
hal-hal rutin atau keluarga dan tetangga akumulasi waktu, ruang dan personal
atau mencari persahabatan. Motivasi yang memungkinkan wisatawan dapat
status dan prestise berhubungan dengan menggunakan produk wisata.
52

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

Unsur penawaran wisata disebut triple akan sanggup dan mampu dalam
A’s terdiri dari atraksi, aksessibilitas dan melakukan perjalanan wisata. Permintaan
amenitas. Atraksi merupakan objek yang sebenarnya adalah sejumlah orang yang
bersifat intangible dan tangible yang sebenarnya berkunjung pada daerah
dapat memberikan kenikmatan kepada tujuan wisata artinya sejumlah wisatawan
wisatawan bersifat alamiah, budaya dan yang secara nyata sedang berkunjung
buatan manusia (Yoeti, 2013). pada daerah wisatawan. Permintaan
Aksessibilitas mencakup semua pariwisata memiliki beberapa
infrastruktur transportasi yang karakteristik seperti elastisitas, kepekaan,
menghubungkan wisatawan dari, ke dan musim dan perluasan. Aspek permintaan
selama di daerah tujuan wisata mulai dari pariwisata dipengaruhi oleh biaya, daerah
darat, laut dan udara tidak hanya tujuan, bentuk perjalanan, waktu dan
menyangkut aspek kuantitas tapi juga lama berwisata dan akomodasi yang
inklusif waktu, ketepatan waktu, digunakan dimana semuanya ini menjadi
kenyamanan dan keselamatan. Amenitas bahan pertimbangan bagi wisatawan
adalah infrastruktur yang sebenarnya sebelum mengambil keputusan untuk
tidak langsung terkait dengan pariwisata melakukan perjalanan wisata.
tapi sering menjadi bagian kebutuhan D . Dampak Industri Pariwisata
wisatawan seperti bank, money changer Industri pariwisata merupakan
dan telekomunikasi. Semakin lengkap serangkaian perusahaan yang satu sama
dan terintegrasinya ketiga unsur tersebut lainnya terpisah, sangat beraneka ragam
dalam produk wisata maka semakin kuat dalam skala, fungsi, lokasi dan bentuk
posisi penawaran dalam sistem organisasi namun mempunyai hubungan
kepariwisataan. fungsional terpadu dalam menghasilkan
Menurut (Wahab, 2016) permintaan berbagai barang atau jasa bagi
pariwisata adalah segala sesuatu yang kepentingan kebutuhan wisatawan dalam
berhubungan dengan jumlah wisatawan perjalanan keperluan lainnya. Perusahaan
secara kuantitaif dimana permintaan primer mengurus keperluan transportasi,
pariwisata dapat dibagi menjadi akomodasi, makanan dan minuman untuk
permintaan potensial dan permintaan persiapan perjalanan sedangkan
sebenarnya. Permintaan potensial adalah perusahaan sekunder memasok cendera
sejumlah orang yang secara potensial mata dan barang lain keperluan
53

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

wisatawan, menyediakan hiburan Adapun dampak negatif industri


kegiatan asuransi serta jasa bank. Di pariwisata adalah sebagai
samping itu terdapat juga perusahaan berikut :
yang menyelenggarakan penggalakan 1. Dampak ekonomi, tidak stabilnya
wisata, biro iklan dan jasa konsultasi bagi ekonomi suatu negara atau daerah
perusahaan pariwisata lainnya. Menurut yang menjadikan industri
(Soekadidjo, 2016) industri pariwisata pariwisata sebagai sektor
berdampak positif dan negatif bagi unggulan dalam penerimaan
masyarakat dan pemerintah setempat Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dengan kategori dampaknya sebagai karena sektor ini mudah
berikut : dipengaruhi oleh ekonomi dan
1. Dampak ekonomi, memberikan keamanan global. Selain itu juga
multiplier effect dan pendapatan bagi terjadinya kebocoran yang
suatu negara atau daerah yang dipengaruhi oleh letak geografis,
mengembangkan pariwisata sebagai struktur perekonomian dn ukuran
industri. negara.
2. Dampak sosial ekonomi, 1. Dampak sosial budaya, terjadinya
meningkatkan interaksi sosial, kesenjangan sosial antara
mobilitas sosial ke tempat yang wisatawan dengan penduduk
kegiatan pariwisatanya tinggi, lokal, attitude dari wisatawan
meningkatnya pengetahuan yang ditiru masyarakat sehingga
masyarakat terhadap bidang-bidang dapat merubah nilai-nilai sosial
lain seperti transportasi, akomodasi, yang ada di masyarakat
bahasa, etnik dan gaya hidup. mengakibatkan hilangnya
3. Dampak lingkungan, dapat identitas seni akibat mengikuti
menimbulkan rasa peduli terhadap permintaan pasar.
lingkungan pada masyarakat sekitar 2. Dampak lingkungan, terjadinya
objek wisata seperti penataan taman pencemaran udara, tanah, air dan
yang terawat, melindungi punahnya kemacetan lalu lintas serta
tanaman langka sebagai ciri khas terjadinya alih fungsi lahan
daerah karena dapat dijadikan sebagai terutama pertanian akibat adanya
objek wisata. pembangunan sarana dan
54

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

prasarana pariwisata yang tidak mempresentasikan beberapa konsep serta


pada tempatnya. hubungan diantara konsep tersebut (Umar,
E . Kerangka Pemikiran 2015). Komponen utama kerangka
Kerangka pemikiran adalah diagram pemikiran yang dikembangkan adalah
yang menjelaskan secara garis besar alur variabel bebas dan variabel terikat.
logika berjalannya sebuah penelitian. Berdasarkan tinjauan teori di atas maka
Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan kerangka pemikiran penelitian dapat
pertanyaan penelitian da ditentukan sebagai berikut :

Jumlah
Wisatawan H1

Jumlah PDRB
Hotel H2

Jumlah H3
Restoran H4

E . Hipotesis Penelitian 2. Diduga jumlah hotel berpengaruh


Hipotesis adalah jawaban sementara signifikan terhadap PDRB kota
terhadap masalah yang bersifat praduga Padang.
karena masih harus dibuktikan 3. Diduga jumlah restoran
kebenarannya (Nazir, 2013). Hipotesis berpengaruh signifikan terhadap
ilmiah mencoba memberikan jawaban PDRB kota Padang.
sementara terhadap masalah yang akan 4. Diduga jumlah wisatawan, jumlah
diteliti. Hipotesis penelitian ini adalah hotel dan jumlah restoran
sebagai berikut : berpengaruh signifikan terhadap
1. Diduga jumlah wisatawan PDRB kota Padang.
berpengaruh signifikan terhadap III . METODE PENELITIAN
PDRB kota Padang. Jenis penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif karena menurut
(Sugiyono, 2011) pendekatan kuantitatif
55

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

berlandaskan pada filsafat positivisme Kota Padang merupakan kota besar di


yang digunakan untuk meneliti populasi pantai Barat pulau Sumatera sebagai ibu
dan sampel tertentu, pengumpulan data kota propinsi Sumatera Barat. Luas
menggunakan instrumen dan analisis data wilayah kota Padang 694,96 km2 dengan
bersifat statistik. Data penelitian berupa kondisi geografis berbatasan dengan laut
data sekunder diperoleh dari Badan dan dikelilingi perbukitan dengan
Pusat Statistik dan Dinas Kebudayaan ketinggian mencapai 1.853 mdpl.
dan Pariwisata Propinsi Sumatera Barat. Menurut (BPS, 2017) jumlah penduduk
Data dikumpulkan menggunakan kota Padang 902.413 jiwa dan kota
metode survey salah satu pendekatan Padang merupakan kota inti dari
penelitian yang umumnya digunakan pengembangan wilayah metropolitan
untuk populasi yang cukup banyak (Nazir, Palapa. Jumlah objek wisata di kota
2013). Penelitian ini menggunakan data Padang dibedakan menurut jenisnya
time series dengan beberapa seperti wisata kuliner sebanyak 26 buah,
keuntungannya menurut (Gujarati, 2012) wisata belanja sebanyak 41 buah, wisata
antara lain dapat memberikan data yang budaya sebanyak 79 buah, wisata sejarah,
lebih informatif, lebih variatif, sebanyak 1 buah, wisata bahari sebanyak
mengurangi kolinieritas antar variabel, 32 buah dan wisata alam sebanyak 9 buah
derajat kebebasan lebih banyak dan (Disbudpar, 2017).
efisiensi. Teknik analisis data Kota Padang terkenal dengan legenda
menggunakan analisis regresi non linier Sitti Nurbaya dan Malin Kundang saat ini
berganda dengan formula Y = a + b1X1 + sedang berbenah ke arah pembangunan
b2X2 + b3X3 + e dimana Y = PDRB, X1 kepariwisataan. Kota Padang memiliki
= jumlah wisatawan, X2 = jumlah hotel, sebuah Museum Adityawarman yang
X3 = jumlah restoran, a = konstanta, memiliki gaya arsitektur Rumah Gadang
b1,b2,b3 = koefisien regresi X1, X2, X3 yang di halamannya terdapat dua buah
dan e = error. lumbung padi. Museum ini
IV . HASIL PENELITIAN DAN mengkhususkan diri pada sejarah dan
PEMBAHASAN budaya suku Minangkabau, suku
A . Gambaran Umum Variabel Mentawai dan suku Nias serta memiliki
Penelitian 6.000 koleksi buku.

56

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

Di pelabuhan Muara banyak dijumpai lainnya. Hotel bintang seperti Hotel


bangunan peninggalan zaman Belanda Airy Padang, The Aliga Hotel, Hotel
dan beberapanya ditetapkan pemerintah d’Ox Village, Daima Hotel, dan lainnya.
sebagai tempat cagar budaya diantaranya Hotel bintang dua seperti Amaris Hotel,
Masjid Muhammadan dan Klenteng Bunda Hotel dan lainnya. Hotel bintang
Kwan Im. Dari Batang Arau terdapat satu seperti Hotel Alifa Syariah, Hotel
jembatan Sitti Nurbaya yang Sriwijaya, Hotel Femina dan lainnya.
menghubungkan sebuah kawasan Bukit Kota Padang juga terkenal akan
dengan nama Gunung Padang dimana masakan yang populer sampai ke
dahulunya tempat pemukiman etnis Nias mancanegara seperti rendang, ayam pop,
di kota Padang. Di pelabuhan Teluk gulai itik cabe hijau, nasi kapau dan sate
Bayur terdapat beberapa kawasan wisata Padang. Restoran Padang banyak terdapat
seperti pantai Air Manis tempat batu di seluruh kota besar di Indonesia. Dalam
Malin Kundang, pantai Caroline dan mendorong pariwisata kota Padang,
pantai Bungus serta sebuah resort wisata pemerintah menggelar festival rendang
kelas hotel bintang tiga yang terletak di pertama kalinya tahun 2011 setelah
pulau Sikuai. Kota Padang juga sebelumnya rendang dinobatkan oleh
mempunyai beberapa buah pulau kecil CNN International sebagai hidangan
dengan hamparan pasir putih yang peringkat pertama dalam daftar World’s
jernih seperti pulau Swarnadwipa, pulau 50 Most Delicious Foods. Pada tahun
Pagang, pulau Pasumpahan dan pulau yang sama pemerintah kota juga
Sirandah. menyelenggarakan festival Sitti Nurbaya,
Sebagai salah satu destinasi MICE pergelaran tahunan yang mengangkat
(Meeeting, Incentive, Convention and adat dan tradisi Minangkabau.
Exhibition) terkemuka di Indonesia kota B . Hasil dan Pembahasan Penelitian
Padang memiliki banyak hotel berbagai Hasil analisis regresi non linier berganda
kelas dan fasilitas baik hotel berbintang dengan SPSS pada tingkat signifikansi (α )
maupun hotel melati. Hotel bintang = 5% didapat persamaannya sebagai
empat seperti The Axana Hotel, Grand berikut :
Inna Padang, Grand Zuri Hotel, dan
Ln Y = 3.418 + 0.058 Ln X1 + 0.103 Ln X2 + 0.259 Ln X3 + e
(3.317) (2.134) (3.168) t hitung = 2.021
57

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

F hitung = 5.889 dan F tabel = 2.61


R = 0.749 R2 = 0.614 dan Adjusted R Square 0.602
Interpretasi persamaan di atas adalah restoran (rumah makan) yang memadai
sebagai berikut : bagi wisatawan. Jenis rumah makan yang
 a = 3.418 berarti jika jumlah cocok, bentuk dan cara pelayanan serta
wisatawan, jumlah hotel dan jenis makanan yang akan disajikan
jumlah restoran tidak ada maka hendaknya memperhatikan selera dan
PDRB kota Padang tetap sebesar kebiasaan para wisatawan. Hal tersebut
3.418%. harus menjadi pertimbangan bagi
 b1 = 0.058 berarti jika jumlah pengelola paket wisata termasuk para
jumlah wisatawan meningkat 1% pramu wisata. Dalam penyajian makanan
maka PDRB kota Padang akan perlu diperhatikan penyajian makanan
meningkat sebesar 0.058% apakah international style, fast food atau
dengan asumsi ceteris paribus. self service.
 b2 = 0.103 berarti jika jumlah Pengeluaran untuk makan dan minum
hotel meningkat 1% maka PDRB para wisatawan banyak tergantung pada
kota Padang akan meningkat disposable income masing-masing
sebesar 0.103% dengan asumsi keluarga dalam masyarakat. Bagi
ceteris paribus. wisatawan yang makan di luar hotel perlu

 b3 = 0.259 berarti jika jumlah peningkatan pelayanan penyediaan

restoran meningkat 1% maka makanan yang lebih cepat (to serve fast

PDRB kota Padang akan foods). Semua ini membuat kita harus

meningkat sebesar 0.259% dapat menciptakan sistem penyediaan

dengan asumsi ceteris paribus. dan pelayanan restoran dimasa-masa

Berdasarkan persamaan regresi non yang akan datang. Karena itu

linier berganda di atas ternyata jumlah perencanaan sebuah restoran selalu akan

restoran lebih besar pengaruhnya disesuaikan dengan keadaan yang selalu

dibandingkan dengan jumlah wisatawan berubah seperti pola konsumsi, life style

dan jumlah hotel. Komponen terpenting dan corak perekonomian dunia.

yang harus diperhatikan dalam Beberapa dasar pertimbangan yang

kepariwisataan adalah tersedianya perlu diperhitungkan dalam membuka


usaha sebuah restoran terutama yang
58

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

berhubungan dengan kebutuhan signifikan terhadap PDRB kota Padang


wisatawan mancanegara dan domestik karena t hitung > t tabel (2.134 > 2.021)
seperti lokasi, ukuran restoran, pasar dan jumlah restoran berpengaruh positif
yang akan dimasuki, jenis menu serta signifikan terhadap PDRB kota Padang
cara dan macam pelayanan yang dapat karena t hitung > t tabel (3.168 > 2.021).
diberikan. Perencanaan menu dalam Berarti hipotesis penelitian diterima
mengembangkan usaha restoran perlu jumlah wisatawan, jumlah hotel dan
memperhatikan operating jumlah restoran berpengaruh positif
philosophy,market, concept, location signifikan terhadap PDRB kota Padang
dan atmosphere. Hal ini menunjukkan secara parsial.
bahwa restaurant atmosphere merupakan Uji Simultan (Uji F)
bagian penting dari sebuah usaha restoran Uji simultan (uji F) bertujuan untuk
yang tidak dapat dihilangkan karena menguji hipotesis apakah semua variabel
restaurant atmosphere merupakan efek bebas berpengaruh terhadap variabel
seketika yang diberikan oleh sebuah terikat. Dengan membandingkan F hitung
restoran kepada para pelanggannya baik dengan F tabel (5.889 > 2.61) maka
disadari atau tidak. jumlah wisatawan, jumlah hotel dan
Uji Parsial (Uji t) jumlah restoran berpengaruh positif
Uji parsial (uji t) bertujuan untuk signifikan terhadap PDRB kota Padang
menguji hipotesis apakah masing-masing secara simultan sehingga hipotesis
variabel bebas berpengaruh signifikan penelitian diterima.
terhadap variabel terikat. Berdasarkan Adjusted R Square
hasil persamaan regresi linier berganda Jumlah wisatawan, jumlah hotel dan
didapat t hitung untuk jumlah wisatawan jumlah restoran berhubungan kuat
(3.317), jumlah hotel (2.134) dan jumlah dengan PDRB kota Padang (R = 0.749)
restoran (3.168). Bila dibandingkan t sedangkan nilai Adjusted R Square =
hitung dengan t tabel untuk 0.602 berarti jumlah wisatawan, jumlah
masing-masing variabel bebas maka hotel dan jumlah restoran mampu
jumlah wisatawan berpengaruh positif menjelaskan PDRB kota Padang sebesar
signifikan terhadap PDRB kota Padang 60,2% sedangkan sisanya 39,8%
karena t hitung > t tabel (3.317 > 2.021), dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
jumlah hotel berpengaruh positif termasuk dalam model penelitian ini.
59

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

V . SIMPULAN DAN SARAN mancanegara dan domestik untuk


5.1. Kesimpulan berkunjung.
Berdasarkan hasil dan pembahasan 2. Perlu ada aturan yang jelas dalam
penelitian didapat kesimpulan penelitian bentuk Peraturan Daerah yang
sebagai berikut : mengatur tentang tarif parkir di
1. Jumlah wisatawan berpengaruh berbagai objek wisata yang ada di
positif signifikan terhadap PDRB kota kota Padang karena selama ini masih
Padang karena t hitung > t tabel ada tarif parkir tidak sesuai ketentuan
(3.317 > 2.021). pemerintah.
2. Jumlah hotel berpengaruh positif 3. Perlu ada aturan yang tegas dalam
signifikan terhadap PDRB kota bentuk Peraturan Daerah yang
Padang karena mengatur tentang tarif makanan dan
t hitung > t tabel (2.134 > 2.021). minuman di berbagai objek wisata
3. Jumlah restoran berpengaruh positif yang ada di kota Padang karena
signifikan terhadap PDRB kota selama pedagang menetapkan harga
Padang karena t hitung > t tabel makanan tidak sesuai dengan harga
(3.168 > 2.021). pasar.
4. Jumlah wisatawan, jumlah hotel dan 4. Pelayanan perlu ditingkatkan
jumlah restoran berpengaruh positif berhubungan dengan pelayanan parkir,
signifikan terhadap PDRB kota pelayanan hotel dan pelayanan
Padang karena F hitung > F tabel makanan, minuman (restoran) agar
(5.889 > 2.61). wisatawan merasa puas selama
5.2. Saran melakukan kunjungan wisata di kota
Beberapa saran yang dapat diberikan Padang.
sesuai hasil dan pembahasan penelitian di DAFTAR PUSTAKA
atas adalah sebagai berikut : Affandi, Ahmad. 2012. Pengaruh Industri
Pengolahan, Perdagangan, Hotel,
1. Perlu melakukan penataan dan
Restoran dan Pertanian Terhadap PDRB
pembenahan berbagai objek wisata Kabupaten Mojokerto. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol.14 No. 1.
dan akses transportasi agar industri
Antari, Ni Luh. 2013. Peran Industri
pariwisata di kota Padang dapat lebih Pawisata Terhadap Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
berkembang sehingga akan
Gianyar. Jurnal Perhotelan dan
menambah jumlah wisatawan Pariwisata. Vol.3 No. 1.
60

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang


Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 3, September 2018
ISSN: 2086 – 5031
E-ISSN 2615-3300
DOI 10.31317

Badan Pusat Statistik. 2017. Sumatera from World Tourism Organization :


Barat Dalam Angka. Padang. http://www22.unwto.org/?q=facts/wtb.ht
Colombijn, Freek. 2006. Paco-Paco ml.
Kota Padang : Sejarah Sebuah Kota Umar, Husein. 2015. Metode Riset Bisnis.
Di Indonesia Pada Abad Ke 20 dan PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Penggunaan Ruang Kota. Penerbit Undang-Undang RI No. 9 Tahun 2009.
Ombak. Yogyakarta. Tentang Kepariwisataan. Jakarta.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Wahab, Salah. 2016. Manajemen
Propinsi Sumatera Barat. 2017. Kepariwisataan. PT Pranya Paramita.
Pariwisata Dalam Angka. Padang. Jakarta.
Gujarati. 2012. Dasar-Dasar Yoeti. 2013. Perencanaan Strategis
Ekonometrika Edisi 5 Buku 2. Salemba Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. PT
Empat. Jakarta. Pradnya Paramita. Jakarta.
Gunn. 2015. Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Minat Wisatawan
Mengunjungi Objek Wisata Kawah Ijo.
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol.1 No.1.
Hashim, F.A. 2011. Retaurant’s
Atmosphere Elements : Whats the
Customer Wants. Journal of Asian
Behavioral Studies. Vol. 1 No.2.
Kusmayadi. 2011. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kunjungan Wisata Di
Taman Nasional Way Kamba Propinsi
Lampung. Artikel Pariwisata.
Marpaung, Happy. 2012. Pengetahuan
Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung.
Nazir. 2013. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Rosa, Yenni Del. 2018. Pengaruh
Kontribusi Objek Wisata Pantai
Gandoriah
Pariaman Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Pariaman. Jurnal
Menara Ekonomi. Volume IV No. 2.
Soekadidjo. 2016. Anatomi Pariwisata.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta.
Bandung.
Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar
Ekonomi Makro. PT Rajawali. Jakarta.
UNWTO. 2013. Facts and Figure
Education Page. Retrieved November 08,
2013,

61

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

You might also like