Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Endometriosis dan Infertilitas

Alfaina Wahyuni

Abstract

Endometriosis is a gynecological disease that often occurs in at least 10% of women of reproductive age.
There are 25-50% infertile women with endometriosis and 30-50% of them are infertile. Mechanism of how
endometriosis affects fertility can not be fully explained so that the management of patients with infertility
problems is still controversial. The purpose ofwriting this article is to discuss the relationship management
of endometriosis with infertility by using of literature study. It can be concluded that the mechanism of
infertility because of endometriosis remains unclear, there are several factors that allegedly plays a role in
the mechanism of distortion of anatomy, impaired peritoneal function, immunological disorders, endocrine
disorders and ovarium as well as disruption of implantation. Endometriosis infertility management is very
complex and must consider the aspect of age, duration of infertility, family history of endometriosis, pelvic
pain and endometriosis staging. Medical therapy was effective to reduce the complaints of endometriosis
but did not increase fecundity and fertility, whereas the laparoscopic surgical therapy significantly increased
pregnancy rate and live birth rate. The combination of medical and surgical therapy is theoretically
beneficial but not enough evidence to show effectiveness in improving fertility.

Endometriosis adalah suatu penyakit ginekologis yang sering terjadi pada sedikitnya 10% wanita usia
reproduksi. Sebanyak 25-50% wanita infertil menderita endometriosis dan 30-50% wanita endometriosis
adalah infertil. Mekanisme bagaimana endometriosis mempengaruhi fertilitas belum dapat dijelaskan secara
lengkap sehingga manajemen pasien dengan problem infertilitas masih kontroversial. Tujuan penulisan
artikel ini adalah untuk membahas endometriosis kaitannya dengan infertilitas berikut penatalaksanaannya
dengan cara studi kepustakaan. Dapat disimpulkan bahwa mekanisme terjadinya infertilitas karena
endometriosis masih belum jelas, beberapa faktor diduga berperan dalam mekanisme tersebut yaitu
distorsi anatomi, gangguan fungsi peritoneal, gangguan imunologis, abnormalitas endokrin dan ovarium
serta gangguan implantasi. Penatalaksanaan infertilitas endometriosis sangat komplek dan harus
mempertimbangkan aspek usia, lama infertilitas, riwayat keluarga endometriosis, nyeri pelvis dan stadium
endometriosis. Terapi medikal cukup efektifuntuk mengurangi keluhan endometriosis tetapi tidak
meningkatkan fekunditas dan fertilitas, sedangkan terapi bedah laparoskopi secara signifikan meningkatkan
angka kehamilan dan angka kelahiran hidup. Kombinasi terapi medikal dan bedah secara teoritis
menguntungkan tetapi belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.

Keywords

endometriosis; infertilitas; laparoskopi; endometriosis; infertility; laparoscopy

Full Text:
PDF

References

Arya P, Shaw R., Endometriosis: current thinking. Current Obs.Gyn 2005:15:191-198

Samsulhadi, Endometriosis dan Infertilitas, Kursus Penangan Infertilitas dasar dan Tehnologi Reproduksi
Bantuan, Prakongres Obstetri Ginekologi XII, 2003

Prentice A, Endometriosis, Current Obs.Gyn 2002:12:155-160

West CP, Endometriosis and gonadothropin releasing hormone analogues in Luesley DM & Baker PN eds:
Obstetrics and Gynaecology an evidence-based text for MRCOG, Arnold, London 2004.

Hadisaputra W. Endometriosis: tinjauan perangai imunopatobiologi sebagai modalitas baru untuk


menegakkan diagnosis endometriosis tanpa visualisasi laparoskopi (Kajian Pustaka). Maj Obstet Ginekol
Indones 2007;31(3):180-4

Tzeng CR.,Chien LW., Chang SR., Chen AC. Effect of peritoneal fluid and serum from patients with
endometriosis on mouses embryo invitro development. Zhongsua Yi Xue Zaa Zhi, 1994:54(3):145-8

Lebovic D, Mueller M, Robert T. Immunobiology of endometriosis. Fertil Steril, 2001;75:1-10


Adamson DG, Pasta DJ. Surgical treatment of endometriosis associated infertility: meta analysis compared
with survival analysis. Am J Obstet Gynecol 1994;171:1488-505

Lessey BA. Medical management of endometriosis and infertility. Fertil Steril 2000;73:1488-505

Gangguan Menstruasi
GANGGUAN MENSTRUASI

A. Definisi
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah
darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
Haid dikatakan normal apabila:
1. Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
2. Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
3. Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
4. P dihasilkan hanya oleh korpus luteum
5. Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
6. Umur korpus luteum ±10-14 hr
7. Fase luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
8. Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr

B. Klasifikasi gangguan haid


Digolongkan dalam :
1. Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
a. Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari

b. Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari


c. Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut - turut

2. Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):

a. Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml


b. Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml

3. Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):

a. Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari


b. Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari

4. Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)


5. Perdarahan bercak

a. Premenstrual spotting
b. Postmenstrual spotting
6. Perdarahan uterus disfungsional
7. Gangguan lain berhubungan dengan haid :

a. Metroragi (haid diluar siklus)


b. Dismenore (nyeri bila haid)
c. Premenstrual tension (ketegangan haid)

C. Kelainan panjang siklus haid :


1. Polimenore
polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi
pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
a. Kausa
1) Anovulasi karena gangguan hormonal
2) Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
3) Fase folikuler memendek
b. Penanganan
1) Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
2) Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
3) Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8

2. Oligomenore
oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan.
Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.
a. Kausa
1) Fase folikuler memanjang
2) Fase sekresi memanjang
b. penanganan
1) Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
2) Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang

3. Amenore
amenore adalah tidak haid lebih dari 3 bln berturut-turut. Amenore dapat dibagi dalam dua bentuk :
a. Amenore fisiologik :
1) Prapubertas / pasca menopause
2) Hamil, laktasi
b. Amenore patologik :
1) Amenore primer
2) Amenore sekunder
4. Dismenore
Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri yang timbul akibat kontraksi uterus dengan satu atau lebih gejala
seperti nyeri ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada otot paha.
a. Klasifikasi dismenorea
1) Dismenore primer
2) Dismenore sekunder
b. Penyebab dismenorea
1) Dismenore primer : berhubungan dengan faktor intrinsik, ketidak seimbangan steroid seks ovarium tanpa kelainan
oganik dalam pelvis.
2) Dismenore sekunder : berhubungan dengan patologi uterus misalnya endometriosis, kista ovarium, Kontrasepsi
dalam rahim, kelainan bentuk dan letak uterus.
c. Gejala dismenorea:
1) Dismenore primer
a) Usia lebih muda
b) Timbul segera setelah siklus haid teratur

c) Nyeri berupa kejang utrerus

d) Nyeri mendahului haid, meningakt pada hari pertama dan kedua haid

e) Tidak ditemukan patologis pelvis

f) Mempunyai respon terhadap terapi medis

g) Pemeriksaan pelvis normal


2) Dismenore sekunder
a) Usia lebih muda
b) Nyeri terasa terus menerus

c) Nyeri pada saat haid, meningkat bersamaan dengan keluarnya darah

d) Berhubungan dengan kelainan pelvis

e) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

f) Sering membutuhkan tindakan operative

3) Pengobatan dismenorea
1) Pemberian obat
2) Operasi

3) Psikoterapi
Dismenore primer dapat diberikan analgetik (penghilang nyeri), penghambat prostaglandin, kontrasepsi hormon
oral dan antagonis kalsium tergantung dari penyebabnya. Dismenore sekunder harus dicari penyebabnya dan
diobati sesuai dengan penyebabnya.

Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau
menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra haid);
Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea

Kelainan Dalam Banyaknya Darah Dan Lamanya Perdarahan Pada Haid

Hipermenorea atau Menoragia


Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang
disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Sebab-sebab

1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :


uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan
pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk pemeriksaan
selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

Hipomenorea
Definisi
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.

Sebab-sebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi,
penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.

Kelainan Siklus

Polimenorea atau Epimenoragia


Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah
perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Sebab-sebab
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga
siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Terapi
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi
menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
Oligomenorea
Definisi
Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap
sama.

Sebab-sebab
Perpanjangan stadium folikuller; perpanjangan stadium luteal; kedua stadium menjadi panjang;
pengaruh psikis; pengaruh penyakit : TBC

Terapi
Oligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati
amenorea diusahakan dengan ovulasi.

Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Klasifikasi

1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.

Sebab-sebab
Fisiologis; terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa
menopause; gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan
sistem hormonal; penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang
mempunyai nilai gizi lebih.

Terapi
Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat diberikan hormon-
hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian keadaan umum,
menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.

Perdarahan di luar haid

Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.

Klasifikasi

1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.


2. Metroragia diluar kehamilan.

Sebab-sebab

1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus
uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia,
endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit
akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

Terapi : kuretase dan hormonal.


Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid

Pre Menstrual Tension (Ketegangan Pra Haid)


Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.

Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut
kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan

Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi
antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi
dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Mastodinia atau Mastalgia


Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.

Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai
hiperemia didaerah payudara.

Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)


Definisi
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff.
Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh
perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang
pecah.

Dismenorea
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.

Klasifikasi

1. Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri haid
yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Sebab : psikis;
(konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio);
endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai
dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika,
hormonal.
2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal
ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio
uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium. Terapi : causal
(mencari dan menghilangkan penyebabnya).

Referensi
Adobe Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001. Pengobatan
Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.
Ciptomangunkusumo. Jakarta.
Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981. Ginekologi.
Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk
Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.

Kata Kunci

masalah haid, gangguan haid, masalah menstruasi, gangguan haid dan siklusnya, gangguan
siklus haid, gangguan menstruasi, gangguan siklus menstruasi, endometritis, metroragia,
kelainan menstruasi, pengertian metroragia, hipermenorea, kelainan siklus haid, polimenorea,
hipomenorea, perdarahan diluar haid, kelainan pada sistem reproduksi, penyakit ginekologi, haid
tidak berhenti, kelainan pada menstruasi, gangguan siklus haid yang berupa nyeri haid disebut,
Hipoplasia uteri, reproduksi, gangguan pada menstruasi, menstruasi tidak berhenti.
Gangguan dan masalah dalam sistem reproduksi wanita
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal yang terjadi secara periodik. kita
akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi lebih lama dan
atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama sekali. Penyebab gangguan haid dapat
karena gangguan psikologis seperti sress maupun emosi.

Kelainan siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting.Disfungsi ovulasi berjumlah 10-
25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya kelaparan, anoreksia nervosa),
penurunan BB (misalnya : penyakit medis atau psikologis) dan aktivitas yang berat (misalnya : pelari
maraton, penari balet) adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. Obesitas juga disertai dengan
siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen, sedangkan tress berat menyebabkan
anovulasi dan amenore.

Ovulasi yang jarang, endometriosis dapat menyebabkan infertilitas. Nyeri haid seringkali dianggap
sebagai gejala khas dari endometriosis. Ternyata scott dan felinde hanya mendapatkan 19% dengan
dismenorea yang progresif (Sarwono, 2002).
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional
berumur diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai
perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh
sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah Sakit.

Gangguan haid pada remaja dan dewasa merupakan kenyataan yang banyak dijumpai dalam praktek
pada Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi bahkan Dokter Umum. Beberapa waktu yang lampau masalah
remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam
status pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan
penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya padahal pencegahan dan pengobatan haruslah
dilakuakan sedini mungkin.

Menstruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah perdarahan yang terjadi secara berulang
setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus seorang wanita dikarenakan adanya proses
deskuamasi atau peluruhan dinding rahim (endometrium).
Darah menstruasi yang banyak mengandung campuran dari penumpukan sisa-sisa deskuamasi lapisan
endometrium uteri, bekuan darah, cairan dan lendir, serta beberapa bakteri dan mikroorganisme, akan
tampak berwarna merah kehitaman atau hitam. Lamanya perdarahan menstruasi biasanya antara 3 - 5
hari, tetapi ada juga yang mengalami perdarahan selama 1 - 2 hari yang diikuti terjadinya perdarahan
kembali sedikit demi sedikit. Bahkan ada juga yang sampai 7 - 8 hari, tetapi biasanya lama terjadinya
perdarahan menstruasi itu pada setiap wanita bersifat menetap.Terjadinya perdarahan mens biasanya
didahului dengan terjadinya leukorrhea (keputihan), yang ditunjukkan dengan pengeluaran cairan
(lendir) dari vagina, agak encer, berwarna putih kekuningan, jika terjadi campuran dari tetesan darah,
warnanya menjadi merah muda disebut bloody show, bening atau jernih dan tidak berbau. Cairan yang
keluar tersebut dapat berubah sifatnya jika terjadi infeksi di daerah vagina atau uterusnya, yaitu menjadi
berwarna kuning atau hijau, jika tedapat campuran dari tetesan darah, warnanya berubah menjadi merah
kehitaman atau hitam, lebih kental dan keruh serta berbau.Jumlah atau banyaknya darah mens yang
keluar rata-rata 33,2 atau lebih kurang 16 ml. Pada wanita yang usianya lebih tua biasanya jumlah darah
haid yang keluar akan lebih banyak.Menstruasi yang pertama kali , disebut menarke, paling sering terjadi
pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Tetapi rata-rata terjadi pada
usia 12,5 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita,
yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.

Terdapat lima ganggua menstruasiyang paling sering muncul,yaitu oligomenore (jangka waktu haid
terlalau lama),polimenora(terlalu sering haid) Hipermenorea (darah haid terlalu banyak),hipomenorea
(darah haid terlalu sedikit), dan amenore (tidak haid sam sekali).Ada dua penyebab utama gangguan
menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari
kelima gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya. Oligomenore tidak
berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi.
Polimenore dan hipermenore adalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid
(polimenore), misalnya 2 minggu sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore
dapat menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan bekuan
darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat terjadi pada perempuan
yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada
perempuan muda menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami
polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll.
Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil ato
suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang menyebabkan perempuan
tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.

Perempuan dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak menstruasi terakhir.
Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang
tidak pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah
mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi. Amenore primer biasanya disebabkan oleh
gangguan dari lahir. Sedangkan amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan
KB, dll.

A. Hypermenorhoe

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti
pembalut 5-6 kali perhari. Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah
darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.

Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot rahim, infeksi
pada rahim atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga disebabkan oleh
kelainan diluar rahim seperti kelainan darah: anemia, gangguan pembekuan darah dll, juga bisa
disebabkan kelainan hormon (gangguan endokrin).

Tanda dan Gejala :

a) Masa menstruasi lebih dari 7 hari

b) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam

c) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis

d) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam

e) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit

f) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari

g) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi

h) Waktu menstruasi tidak teratur

i) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia).

Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis lain seperti
kanker leher rahim atau kanker saluran kencing. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan hasil
diagnosa dengan tepat penyebab kondisi yang dirasakan.
Yang tidak kalah penting untuk diketahui seiap wanita adalah, faktor apa saja yang menjadi
penyebabnya. Menurut para ilmuan dari Mayo tersebut, beberapa kasus pendarahan hebat saat
menstruasi tidak dapat diketahui dengan pasti.

Etiologi hypermenorhea :

a) Hormon tak Seimbang


Dalam siklus menstruasi normal, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyesuaikan
kondisi dinding uterus (endometrium), untuk mengatur pancaran darah menstruasi. Jika timbul
ketidakseimbangan hormon, endometrium menghasilkan aliran darah hebat.

b) Kista Ovarium

Timbulnya kantung-kantung cairan di dalam atau di atas ovarium, yang terkadang menyebabkan
ketidaknormalan menstruasi termasuk menorrhagia.

c) Polip
Timbulnya polip pada dinding uterus menyebabkan pendarahan menstruasi dalam waktu lama. Polip dari
uterus biasanya muncul pada wanita usia produktif yang menghasilkan kelebihan hormon, menyebabkan
pendarahan yang tidak terkait dengan menstruasi.

d) Disfungsi Ovarium

Kegagalan fungsi ovarium, anovulation (proses pelepasan telur) dapat menyebabkan ketidakseimbangan
hormon, berujung pada menorrhagia.

e) Penggunaan IUD

Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat.

f) Kanker
Walaupun jarang ditemui, kanker pada alat reproduksi wanita dapat menyebabkan menorrhagia. Kanker
uterus, kanker ovarium dan kanker leher rahim dapat menyebabkan pendarahan berlebih saat
menstruasi

g) .Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk obat pencegah penggumpalan darah (anticoagulants) dan pengobatan
anti radang/infeksi, dapat menyebabkan menstruasi berat atau dalam waktu lama.

TERAPI ”hipermenorhoe” MELIPUTI:

a) Suplemen Zat Besi

Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk mengkonsumsi
suplemen zat besi secara teratur. Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami
anemia, Anda juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.

b) Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu keteraturan ovulasi dan mengurangi
pendarahan hebat dan jangka waktu lama menstruasi

c) Obat-obatan
Obat-obat yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs) seperti ibuprofen (advil
dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah

d) Progesteron
Hormon progesterone dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan hormon dan mengurangi
menorrhagia

Penatalaksanaan hipermenorhoe :

a) Istirahat Cukup

Dokter akan merekomendasikan cukup istirahat jika mengalami pendarahan hebat dan ketidakteraturan
menstruasi.

b) Catat Pembalut yang Digunakan

Catat jumlah pelindung wanita yang telah digunakan agar dokter dapat menarik kesimpulan kurang lebih
jumlah darah yang keluar. Gantilah secara teratur pelindung yang digunakan paling tidak setiap 4 jam.
B. Hipomenorhoe

Hipomenorea adalah pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut
sebanyak 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja.

1. Penyebab Hypomenorrhea

a) Konstitusi

Pada beberapa wanita mungkin mengalami pendarahan normal kurang selama periode menstruasi.
aliran darah dapat Kurang genetik dan, jika pertanyaan yang dibuat, mungkin akan menemukan bahwa
ibu wanita dan / atau kakak juga mengalami penurunan aliran darah selama periode mereka. Kehamilan
biasanya dapat terjadi dengan aliran jenis ini menurun selama periode berjalan. Insiden infertilitas adalah
sama seperti pada wanita dengan aliran darah normal. jarang menstruasi Konstitusi mungkin paling
menjelaskan dengan mengasumsikan adanya pengaturan yang tidak biasa, atau ketidakpekaan relatif,
aparat vaskular endometrium.

b) Uterine
Hanya sedikit kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan pendarahan lebih kecil dari biasanya,
dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang dalam ukuran selama
myomectomy atau operasi plastik lainnya pada rahim. Namun, jarang menunjukkan hipoplasia uterus
karena adanya kondisi dalam rahim yang responsif terhadap hormon betokens ovarium dengan aktifitas,
dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada menstruasi sedikit.

c) Hormonal

Jarang mens atau menstruasi dapat terjadi secara normal pada ekstrem dari kehidupan reproduksi yang,
setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause. Hal ini karena ovulasi tidak teratur saat ini, dan
lapisan endomaterial gagal untuk berkembang secara normal. Tapi masalah normal di saat lain juga
dapat menyebabkan aliran darah hanya sedikit. Anovulasi karena tingkat hormon tiroid rendah, prolaktin
tingkat tinggi, tingkat insulin tinggi, androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain juga dapat
menyebabkan menstruasi sedikit. mens jarang juga dapat terjadi penggunaan jangka panjang setelah
kontrasepsi oral sebagai akibat dari endometrium atrofi progresif.

d) Gugup dan Emosional

Psikogenik faktor-faktor seperti stres karena ujian, atau kegembiraan yang berlebihan tentang sebuah
peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhea. faktor tersebut menekan aktivitas yang
pusat di otak yang merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk mengeluarkan hormon seperti
estrogen dan progesteron), dan dapat menyebabkan produksi hormon ini rendah.

e) Penyebab Lain

Latihan dan diet yang berlebihan dapat menyebabkan kecelakaan periode sedikit. Salah satu penyebab
adalah sindrom hypomenorrhea Asherman's (adhesi intra uterus), yang hypomenorrhea mungkin satu-
satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi (R.
Toaff dan S. Ballus,1978).

C. Polimenorhoe

Polimenore adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang siklus haid klasik, yaitu kurang dari
21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari
volume perdarahan menstruasi biasanya. Polimenore yang disertai dengan pengeluaran darah
menstruasi yang lebih banyak dari biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia)

Penyebabnya polimenorhoe :

a) gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase
luteal dari siklus haid

b) kongesti/bendungan pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan/infeksi

c) endometriosis
D. Oligomenorhoe

Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari,
sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami
menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini
berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi
normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi
karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya
menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan
hormon dalam tubuh. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).

Etiologi oligomenorhoe :

a. Stress dan depresi

b. Sakit kronik

c. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)

d. Penurunan berat badan berlebihan

e. Olahraga berlebihan, misal atlit

f. Adanya tumor yang melepaskan estrogen

g. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi

h. Penggunaan obat-obatan tertentu dsb

umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat
menyebabkan gangguan kesuburan.Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika
oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

Pengobatan
Pengobatan yang diberikan kepada penderita oligomenorea akan disesuaikan dengan penyebabnya.
Oligomenorea yang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah haid pertama dan oligomenorea yang
terjadi menjelang menopause tidak memerlukan pengobatan yang khusus. Sementara oligomenorea
yang terjadi pada atlet dapat diatasi dengan mengubah pola latihan dan mengubah pola makan hingga
didapatkan siklus menstruasi yang reguler kembali.
Pada umumnya, disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab timbulnya oligomenorea, penderita
oligomenorea juga akan diterapi dengan menggunakan terapi hormon, diantaranya dengan
mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon
yang mengalami penurunan dalam tubuh (yang tidak seimbang). Pasien yang menerima terapi hormonal
sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang
terjadi.

E. Amerrhoe

Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal
terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus
menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ
reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:

 Amenorea primer

Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea
primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi

 Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea
jumlah darah menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi
biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%

Penyebab

Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:

 Pubertas terlambat

 Kegagalan dari fungsi indung telur

 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)

 Gangguan pada susunan saraf pusat

Tanda dan gejala

Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa
perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau
kondisidimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah
mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

F. Pendarahan Bukan Haid

Yang di maksudkan di sini ialah pendarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Pendarahan itu
tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu, yang pertama
dinamakan menoragia yang kedua metromenoragia. Metrorhagia adalah suatu kondisi dimana terjadi
perdarahan diluar siklus haid.Penyebabnya bisa oleh karena luka yang tidak kunjung sembuh ( kanker
ganas organ genitalia), peradangan atau bahkan oleh gangguan hormonal.Metroragia juga bisa dibagi
menjadi gangguan oleh kelainan anatomi ( tumor, kelaian organ genital ) dan perdarahan dysfungsional
yang tidak ada hubungannya dengan tumor.

Etiologi

Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh
kelainan fungsional, serta penyebab lain.

a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :

Vagina : varises pecah, metastase - korio karsindma, keganasan vagina,

Serviks : karsinoma portio, perlukaan serviks, polip servik.

Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri.

Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba

Ovari um : radang ovari um, tumer ovari um

b. Penyebab perdarahan disfungsional

Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan oleh kelainan organik pada alat
genetalia, tetapi gangguan mata rantai hormonal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.

Perdarahan disfungsional adalah 2 bentuk yaitu :

1. Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfungsional bleeding), disebabkan karena :

a. Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.

b. Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (kurangnya produksi progesteron).


c. Pecahnya pembuluh darah dalam uterus.

d. Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.

2. Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator disfungsional bleeding) disebabkan karena


penurunan kadar estrogen yang menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan
menimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.

c. Penyebab lain : stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi (Manuaba, 1998:
400)

3. Penanganan

a. Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat
baring dan diberi tranfusi darah.

b. Pemberian estrogen dosis tinggi = dipropiontas estradicol 2,5mg IM

c. Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium yaitu hidroksi
progesteron 125mg IM atau provera I Omg, peroral. Tetapi in] berguna pada wanita masa pubertas.

d. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi
estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.

Kesimpulan :

a) Ada beberapa jenis gangguan menstruasi yaitu hipomenorea,polimenorea,hipermenore,amenoredll

b) Menstruasi terjadi jika tidak terjadi fertiliasi.

c) Gangguan menstruasi bisa disebabkan karena perubahan hormonal, stres, tumor maupun kelainan
dalam tubuh lainnya.

d) Terjadinya menstruasi biasanya diawali dengan keputihan.

Sumber : Chandranita manuaba, dkk. (2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi, TIM, Jakarta.

Harahap, M, 1984. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.


Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.
Yatim, Faisal (2005). Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur,
Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.

You might also like