Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk Nabati Tempe Terhadap Daya Terima Dan Persepsi Pasien Rawat Inap

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Renaningtyas, Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI STANDAR RESEP LAUK NABATI


TEMPE TERHADAP DAYA TERIMA
DAN PERSEPSI PASIEN RAWAT INAP

Dewi Renaningtyas1, Endy Paryanto Prawirohartono2, Susetyowati2

ABSTRACT untuk penderita dan para karyawan rumah sakit.


Background: Food management is inseparable part of Makanan yang disediakan oleh instalasi gizi
all efforts to cure hospitalized patients. If patient is not sudah diperhitungkan jumlah dan mutu gizinya, dan
able to consume enough food, nutrient deficiency will harus dihabiskan pasien agar penyembuhannya
occur. This condition results in delayed recovery of illness, dapat berjalan sesuai program yang ditetapkan.
lengthen length of stay, therefore hospital charges will
Pasien yang tidak menghabiskan makanan dalam
increase. According to previous observations, there is a
significant plate waste due to several reasons. To minimize waktu yang lama akan menyebabkan pasien
the negative effect of plate waste on diet therapy, standard mengalami defisiensi zat-zat gizi, ini berarti
of recipes should be applied. pelayanan gizi tidak tercapai.
Objective: To analyze the influence of the modification of Hasil penelitian Iswidhani (1) di RS Cibinong
recipes standard of fermented soybean on patient’s
menunjukkan masih banyaknya sisa makanan
acceptance and perception.
Methods: We conducted a cross-over design study in pasien, yaitu nasi sebesar 37,75%, protein nabati
Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. The subjects were 39%, dan sajian sayuran 51%. Hasil penelitian
adults patients who admitted to the Departments of Djamaludin (2) di RS Dr. Sardjito menunjukkan
Surgery and Obstetrics and Gynecology. The inclusion persentase sisa makanan dalam sehari terbanyak
criteria were hospitalized more than 4 days, over 15 years
pada sayuran (22,93%) dan lauk nabati (21,86%).
old, not in severe illness, got ordinary diet, and signed an
informed consent. The food acceptance was measured Dengan pertimbangan bahwa pasien harus
as plate waste that was weighed using a special scale menghabiskan makanan yang disesuaikan dengan
with accuracy of 10 grams. Food perceptions were kebutuhannya agar mendapatkan tingkat
measured using a questionnaire. Data were analyzed penyembuhan yang optimal, maka diperlukan
using chi-square test and Spearman correlation test.
standar resep makanan yang variatif dan baku untuk
Results: Among 132 patients, 112 (84,8%) patients had
good acceptance to the modified recipes compared to 20 menghasilkan standar mutu makanan (menu) yang
(15,2%) patients who had poor acceptance, whereas only baik dan dapat diterima oleh orang sakit.
66 (50%) patients from standard recipes had good Standar resep untuk makanan lauk nabati tempe
acceptance to standard recipes, and this difference was yang berlaku di RS Dr. Sardjito dari hasil penelitian
statistically significant (p=0,006). There were 99 (75%)
sebelumnya masih belum dapat menjamin baiknya
patients from modified recipes who had good perceptions
to modified recipes compared to 18 (13,6%) patients from daya terima pasien. Dengan adanya modifikasi
standard recipes who had good perceptions to standard standar resep yang penekanannya pada standar
recipes, and this difference statistically significant mutu/kualitas, antara lain dengan mengubah rasa
(p=0,003). makanan dan penampilan makanan, tetapi tetap
Conclusions: Patients from surgery and obstetric and
gynecology wards prefer modified recipes of fermented
mempertahankan nilai gizi tempe diharapkan dapat
soybean compared to standard recipes. meningkatkan daya terima pasien atau semakin
rendahnya persentase sisa makanan yang disajikan.
Key words: fermented soybean, acceptance, perception, Berdasarkan alasan yang diuraikan di atas, maka
hospitalized patients peneliti bermaksud membuat uji coba modifikasi
standar resep makanan lauk nabati tempe, untuk
PENDAHULUAN mengetahui pengaruhnya terhadap daya terima dan
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah persepsi pasien rawat inap.
satu bagian yang menunjang sistem manajemen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan pelayanan perbedaan daya terima dan persepsi pasien dengan
gizi rumah sakit adalah penyelenggaraan makanan menggunakan standar resep lama dan standar resep
baru (modifikasi) untuk lauk nabati tempe, serta

1
. SMK Muhammadiyah 4 Diknas Kota Yogyakarta
2.
RS Dr. Sardjito Yogyakarta
46 JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA, Volume 1 No.1 Mei 2004

mengetahui hubungan antara daya terima dengan HASIL DAN BAHASAN


persepsi pasien terhadap makanan lauk nabati
Gambaran Umum Instalasi Gizi
tempe standar resep rumah sakit dan tempe RS Dr. Sardjito Yogyakarta
modifikasi standar resep.
Instalasi Gizi RS Dr.Sardjito adalah salah satu
unit kerja yang bergerak di bidang gizi rumah sakit
BAHAN DAN METODE
yang melaksanakan tugas pengadaan makanan
Penelitian ini merupakan penelitian untuk orang sakit dan petugas, asuhan gizi rawat
eksperimental dengan rancangan cross-over design inap dan rawat jalan serta tempat pendidikan,
(3) yaitu 2 kelompok mendapat perlakuan yang pelatihan dan penelitian gizi yang digariskan secara
sama, responden menjadi kontrol bagi dirinya sendiri. umum oleh Departemen Kesehatan RI sebagai
Penelitian ini dilakukan di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta, pemilik RS Dr. Sardjito.
mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2003.
Populasi dalam penelitian ini semua pasien yang Perbedaan Daya Terima Pasien terhadap Lauk
dirawat di RS Dr. Sardjito. Responden dalam Nabati Tempe Menggunakan Standar Resep
penelitian ini ditentukan dengan kriteria: berusia di Rumah Sakit dengan Menggunakan Modifikasi
atas 15 tahun, dirawat minimal 4 hari, mendapat Standar Resep
makanan biasa dan bersedia berpartisipasi. Besar
sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow et al. Hasil penelitian menunjukkan daya terima
(4), yaitu132 orang pasien berasal dari bangsal pasien terhadap tempe standar resep adalah
penyakit bedah dan penyakit kebidanan dan sebesar 63,79%, berarti rata-rata sisa lauk nabati
kandungan. sebesar 36,21%. Sedangkan rata-rata daya terima
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tempe modifikasi standar resep 88,03 berarti rata-
kuesioner untuk mengukur persepsi pasien. Daya rata sisa lauk nabati 11,97%. Hal ini sejalan dengan
terima pasien dilihat dari sisa makanan yang diukur penelitian terdahulu oleh Iswidhani (1) bahwa rata-
dengan alat timbangan bahan makanan dengan rata sisa lauk nabati sebesar 35,3%. Namun hal ini
ketelitian 10 gram. Pengolahan dan analisis data berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Tabel 1. Distribusi Perbedaan Daya Terima Pasien antara Standar Resep


dengan Modifikasi Standar Resep terhadap Lauk Tempe

Daya Terima Daya Terima Modifikasi


Standar Resep Standar Resep Jumlah X2 p

Tidak Baik Baik


n % N % n %
Tidak Baik 16 24,2 50 75,8 66 50 7.130 0,006*
Baik 4 6,1 62 93,9 66 50
Total 20 15,2 112 84,8 132 100

Keterangan: * = bermakna dengan p<0,05

dilakukan dengan SPSS 10.00 for Windows. Untuk Djamaluddin (2) di RS Dr. Sardjito yang menunjukkan
mengetahui perbedaan persepsi dan daya terima rata-rata sisa lauk nabati sebesar 21,86%. Sisa
terhadap standar resep dengan modifikasi standar lauk nabati pada penelitian ini lebih banyak
resep, digunakan uji kai-kuadrat. Untuk mengetahui disebabkan karena lauk nabati yang diteliti terbatas
hubungan antara daya terima dan persepsi pasien pada lauk nabati tempe.
dengan menggunakan tempe standar resep rumah Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada
sakit dengan modifikasi standar resep, digunakan perbedaan yang bermakna (Tabel 2) antara tempe
uji statistik korelasi Spearman. standar resep dengan tempe modifikasi standar
Renaningtyas, Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar 47

resep. Penampilan makanan, rasa, variasi dan waktu sehingga kurang menggugah selera makan pasien.
penyajian yang tepat akan meningkatkan nafsu Oleh karena itu variasi rasa dan variasi penampilan
makan dan asupan makanan, hal ini dapat dilihat makanan apapun jenisnya makanan, sangat penting
dari rendahnya sisa makanan yang disajikan (5). dan perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya
Penelitian Yuristrianti (6) menunjukkan terima makanan rumah sakit.

Tabel 2. Distribusi Perbedaan Persepsi Pasien terhadap Lauk Tempe


antara Standar Resep dan Modifikasi Standar Resep

Persepsi Persepsi terhadap Modifikasi


terhadap Standar Resep Jumlah X2 p
Standar Resep Tidak Baik Baik
n % n % n %
Tidak Baik 23 17,4 91 68,9 114 86,4 10.378 0,003*
Baik 10 7,6 8 6,1 18 13,6
Total 33 25 99 75 132 100

Keterangan: * = signifikan dengan p<0,05

penampilan makanan yang menarik akan Perbedaan Persepsi Pasien terhadap Lauk
meningkatkan selera makan pasien dalam Tempe Menggunakan Standar Resep dengan
mengkonsumsi makanan yang dihidangkan oleh Modifikasi Standar Resep
rumah sakit. Meningkatnya daya terima atau Terdapat perbedaan yang bermakna antara
menurunnya sisa makanan pada tempe modifikasi persepsi pasien terhadap lauk tempe standar resep
standar resep, dikarenakan adanya variasi rasa dengan lauk tempe modifikasi standar resep
(bumbu, suhu, aroma, keempukan, tingkat kema- (p=0,003) (Tabel 3). Persepsi pasien yang tidak baik
tangan) dan variasi penampilan (warna, bentuk terhadap standar resep adalah sebesar (86,6%),
makanan, besar porsi, penyajian). Masih banyaknya sedangkan 99 orang (75%) dinyatakan berpersepsi
sisa makanan dengan standar resep yaitu 36,21%, baik terhadap modifikasi standar resep. Sumirah (7)
dalam pengamatan peneliti lauk nabati diolah dengan mengungkapkan hal yang sama tetapi lebih baik yaitu
cara yang sangat sederhana yaitu direbus, dioseng- lebih dari 50% responden menyatakan
oseng, diungkep dan sebagian besar belum ketidakpuasannya terhadap rasa makanan rumah
memperhatikan penampilan makanan. Hal ini sejalan sakit terutama pada lauk nabati, sayur dan lauk
dengan hasil penelitian observasional oleh hewani.
Djamaluddin (2) yang menunjukkan 21,29%, lauk Perbedaan persepsi yang sangat bermakna
nabati dan sayur yang disajikan di RS Dr. Sardjito antara tempe standar resep dengan tempe modifikasi
umumnya diolah dengan direbus seperti tempe standar resep, dimungkinkan antara lain oleh
bumbu kuning, rolade tahu kukus, sayur asem modifikasi standar resep lebih mengutamakan variasi

Tabel 3. Hubungan antara Daya Terima dan Persepsi Pasien Terhadap Tempe Standar Rumah Sakit
serta Modifikasi Standar Resep

Variabel Persepsi standar Persepsi modifikasi


resep rumah sakit standar resep

Koef.korelasi Sig. Koef.korelasi Sig.

Daya terima standar


resep rumah sakit 0,732 0,000* 0,191 0,028*
Daya terima modifikasi
standar resep 0,224 0,010* 0,702 0,000*

Keterangan: * = bermakna dengan p<0,05


48 JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA, Volume 1 No.1 Mei 2004

cita rasa dan juga penampilan serta cara penyajian RUJUKAN


makanan walaupun di atas plato. Perbedaan persepsi 1. Iswidhani. Describing Relationship between Pa-
pasien bisa juga karena lama rawat pasien, terutama tients’ Perception of Hospital Foodservice with
masa rawat pasien yang dirawat lebih dari 10 hari, Plate Waste in Cibinong General Hospital. Qual-
sehingga pemakaian teknik standar resep akan ity Improvement Project. Jakarta; 1996.
terulang lagi dengan siklus menu yang sama pada 2. Djamaludin M. Analisis zat gizi dan biaya sisa
saat pasien menjadi responden. Menurut Moehji (8), makanan pada pasien dengan makanan biasa
pasien dengan masa perawatan yang lama cenderung di RS Dr.Sardjito [thesis]. Yogyakarta:
sudah hafal menu makanan yang disajikan, jenis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada; 2002.
masakan, rasa masakan dan sebagainya, jika 3. Harun SR, Putra ST, Wiharta AS, & Chair I. Uji
pengolahan makanan kurang bervariasi akan klinis. Dalam S, Sastroasmoro & S, Ismael, edi-
menimbulkan rasa bosan, dan menyebabkan tors. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
berkurangnya nafsu makan. Hasil penelitian Akmal Jakarta: Binarupa Aksara; 1995.
(9) menyatakan 70,6% pasien mempunyai persepsi 4. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, & Lwanga
baik terhadap makanan rumah sakit. Perbedaan SK. Besar sampel dalam penelitian kesehatan.
dengan beberapa hasil penelitian ini disebabkan Yogyakarta: UGM Press; 1997.
waktu penelitian sudah lama dan adanya perubahan 5. Adi C, & Waskitorini H. Hubungan antara faktor
pandangan dan tuntutan pasien yang lebih besar menu, pasien, dan lingkungan dengan besarnya
terhadap mutu makanan yang disajikan oleh rumah sisa makanan (Studi di RSUD Kertosono
sakit. Perbedaan yang lain adalah data penilaian Kabupaten Nganjuk). Prosiding Pertemuan Ilmiah
persepsi diambil hanya satu hari sedangkan peneliti Dietetic Update. ASDI; 2003; Yogyakarta, Indo-
mengambil data penilaian persepsi selama 4 hari. nesia.
Perbedaan persepsi pasien terhadap lauk tempe 6. Yuristrianti N. Pengaruh pelatihan tenaga
menggunakan standar resep dengan lauk tempe penjamah makanan tentang sistem pengolahan
modifikasi standar resep secara bermakna (p=0,003) dan penyajian makanan terhadap mutu makanan
dan juga adanya perbedaan yang bermakna antara pasien di RSUD Prof. dr. Margono Purwokerto
daya terima pasien menggunakan lauk tempe
[thesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana Uni-
standar resep dengan lauk tempe modifikasi standar
versitas Gadjah Mada; 2003.
resep (p=0,006), menunjukkan bahwa jika persepsi
7. Sumirah. Kepuasan pasien rawat inap terhadap
pasien baik akan menyebabkan daya terima baik,
makanan rumah sakit RS. Dr. Sardjito
ini didukung dalam penelitian Drewnowski dan Hann
Yogyakarta [thesis].Yogyakarta: Pascasarjana
(10), yang menunjukkan bahwa kesukaan terhadap
Universitas Gadjah Mada; 1996.
makanan sangat berpengaruh terhadap daya terima
8. Moehyi S. Pengaturan makanan dan diit untuk
makanan.
penyembuhan penyakit. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia; 1999.
KESIMPULAN DAN SARAN 9. Akmal, N. Manajemen gizi rumah sakit. Short
Ada perbedaan daya terima pasien dan persepsi Course Magister Gizi dan Kesehatan Ilmu
pasien terhadap lauk nabati tempe yang Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
menggunakan standar resep rumah sakit dengan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada; 2002.
standar resep. Ada hubungan antara daya terima 10. Drewnowski, A. & Hann, C. Food preferences
pasien dengan persepsi pasien terhadap lauk nabati and reported frequencies of food consumption
tempe menggunakan standar resep rumah sakit dan as predictors of current diet in young women.
modifikasi standar resep. American Society for Clinical Nutrition 1999:28-
Saran bagi pemegang kebijakan dalam 36.
penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah
diharapkan untuk selalu melakukan inovasi menu
makanan secara berkala dengan mengutamakan
mutu makanan yang baik yaitu mengutamakan cita
rasa dan penampilan makanan yang dapat diterima
oleh orang sakit maupun orang sehat.
Renaningtyas, Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar 49

You might also like