Professional Documents
Culture Documents
Model Komunikasi Bencana "Table Top Exercise" Dalam Pengurangan Risiko Bencana
Model Komunikasi Bencana "Table Top Exercise" Dalam Pengurangan Risiko Bencana
Naskah diterima tanggal 6 November 2018, direvisi tanggal 22 Januari 2019, disetujui tanggal 1 Maret 2019
Abstract. Mount Sinabung in Karo Regency of North Sumatera is still active. Training required
for government and residents readiness of surrounding mountain to reduce disaster risk through
the training of contingency plan model implementation. This study aims to find a model of
communication disaster readiness through the Table Top Exercise or TTX. This research uses
the descriptive qualitative method and data collection with interview, documentation,
observation, and focus group discussion (FGD). FGD participants divided into eight sectoral
planning small groups, that divided according to their respective fields: a subdivision of disaster
and post-disaster management, SAR and evacuation, health and psychosocial, evacuation and
temporary shelter, water and sanitation, transportation, distribution and logistics, security and
order, searching, and subdivision of special cattle. The results of the study found that the
implementation of disaster readiness communication model of Mount Sinabung eruption is
optimal. This communication is what needs to be improved when the eruption occurs. The
results of the study contributed as a policy for improvement for Contingency Planning Document
as the Regulation of Head of Karo Regency that will be implemented at the end of 2018.
Keywords: model of communication, communication disaster, table top exercise, volcano
eruption, Sinabung.
Abstrak. Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara masih aktif, sehingga
diperlukan pelatihan untuk kesiapan pemerintah dan warga di sekitar gunung guna mengurangi
risiko bencana melalui pelatihan penerapan model rencana kontinjensi. Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan model komunikasi kesiapsiagaan bencana melalui pelatihan gladi meja atau
disebut table top exercise (TTX). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan
pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, observasi, dan focus group discussion
(FGD). Peserta FGD dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil perencanaan sektoral, yang
dibagi menurut bidang masing-masing yaitu: sub bidang manajemen dan penanganan bencana
pascabencana, SAR dan evakuasi, kesehatan dan psikososial, evakuasi dan tempat tinggal
sementara, air dan sanitasi, transportasi, distribusi dan logistik, keamanan dan ketertiban,
pencarian, dan sub bidang ternak khusus. Hasil penelitian menemukan model komunikasi
kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Sinabung melalui gladi meja dinilai optimal. Komunikasi
inilah yang perlu ditingkatkan saat terjadi erupsi. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi
berupa kebijakan untuk penyempurnaan Dokumen Rencana Kontinjensi sebagai Peraturan
Bupati Karo.
Kata kunci: model komunikasi, komunikasi bencana, table top exercise, erupsi gunung berapi,
Sinabung.
DOI: 10.20422/jpk.v22i1.587
17
Model Komunikasi Bencana “Table Top Exercise” Dalam Pengurangan Resiko Bencana
Puji Lestari, Eko Teguh Paripurno, Arif Rianto Budi Nugroho
dengan sektor lain. Sasaran yang diberikan (Lestari, Prabowo & Wibawa, 2012). TTX
pelatihan dapat memberikan tes terhadap merupakan salah satu pelatihan yang dapat
konsep rencana kontinjensi dan standar agar mengurangi risiko bencana. Pada TTX
pihak-pihak yang terlibat dapat mengelola dilakukan simulasi pembagian peran berbagai
pengurangan risiko bencana dari Gunung kelompok masyarakat maupun pemerintah
Sinabung. Komunikasi dan koordinasi sesuai kapasitas setiap kelompok. Setiap
merupakan aspek penting dalam pelatihan. kelompok dikoordinasi oleh satu opinion
leader yang mengelola proses produksi pesan
dan menyebarkan, serta menerima umpan
LANDASAN KONSEP balik dari kelompok lain.
Model proses produksi pesan berfokus
Model komunikasi bencana melalui pada proses yang diawali dari pengirim
pelatihan TTX dapat dijelaskan melalui pesan, proses encoding (saat pengirim pesan
konsep komunikasi bencana. Manajemen mengolah pesan dalam pikiran), dan decoding
komunikasi bencana merupakan upaya yang (proses pengolahan pesan oleh penerima yang
komprehensif untuk mencegah dan terjadi pada saat pesan diterima). Beberapa
mengurangi resiko bencana dengan komponen penting dalam proses komunikasi
mengelola proses produksi pesan-pesan atau yaitu: pengirim, pesan, saluran, dan penerima
informasi tentang bencana, penyebaran pesan dan adanya feedback atau umpan balik.
dan penerimaan pesan dari tahap prabencana, Proses komunikasi bencana tersebut relevan
saat terjadi bencana dan pascabencana dengan model komunikasi pada Gambar 1.
Geologi), TNI (Tentara Nasional Indonesia), Perdagangan dan Koperasi, Dinas Pertanian,
POLRI (Polisi Republik Indonesia), SatPol Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, Dinas
PP (Satuan Polisi Pamong Praja), URC Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan,
(Unit Reaksi Cepat), Kominfo (Komunikasi Camat terdampak, Gereja dan Masjid.
dan Informasi), ORARI (Organisasi Amatir Masing-masing subsistem tersebut saling
Radio Indonesia), RSU (Rumah Sakit berhubungan dengan subsistem maupun
Umum), DPPPA (Dinas Pemberdayaan sistem lainnya, dan membentuk jaringan
Perempuan dan Perlindungan Anak), Dinas sistem penanggulangan bencana gunung api.
Kesehatan, Dinas Sosial, Tagana (Taruna Hubungan antar sistem dapat dijelaskan
Tanggap Bencana), Dinas Perindustrian, pada Gambar 2.
Tabel 1
Mekanisme Pelatihan TTX
Sesi 1 Sesi 2 Pelatihan/TTX Session Sesi 3 Evaluasi/ After
Pembekalan/Academic Agenda Pelaksanaan Rencana Operasi Action Revief (AAR)
Session (AS) setidaknya berisi: Latihan (ROL) berisi:
23
Model Komunikasi Bencana “Table Top Exercise” Dalam Pengurangan Resiko Bencana
Puji Lestari, Eko Teguh Paripurno, Arif Rianto Budi Nugroho
masih berstatus awas pada saat ini. beraktifitas, tinggi kolom asap dan debu saat
Sinabung berdekatan dengan Gunung Api ini hanya mencapai 5.000 m. Sebaran abu
Toba. Letusan awal Gunung Sinabung Gunung Sinabung ke arah selatan dan barat
tahun 2010 hingga sekarang masih dalam setelah 3 jam erupsi, namun setelah terjadi
status awas paling lama di Indonesia. Pada gempa tidak terlihat adanya kubah. Upaya
tahun 2014 terjadi lava yang mengalir ke mitigasi yang dilakukan adalah penelitian
arah Selatan sejauh 4,9 km dan Barat sejauh dan sosialisasi. Radiasi rekomendasi untuk
4,5 km. Erupsi Gunung Sinabung terbesar ancaman Gunung Sinabung adalah 3 dan 4
pada tanggal 19 Februari 2018 hingga km, dalam radius 7 km dampak laharan, di
mencapai 17 km ke atas (dilihat dari satelit) luar radius 7 km hanya dampak abu. Gempa
dan angin mengarah ke arah Aceh dan vulkanik perhari yang terjadi mengalami
Danau Toba. Puncak Gunung masih terjadi peningkatan. Ancaman tertinggi Gunung
kumpulan asap yang menandakan masih Sinabung adalah lahar panas.
Beberapa pertanyaan yang muncul dari km) yang sudah dibuat dalam peta rawan
materi mengenai Gunung Sinabung, adalah bencana. Berbeda dengan di Yogyakarta,
dari: (1) Dinas Perhubungan, yaitu Hendri analisis dampak sampai dengan radius 15 km.
yang menanyakan berupa dampak yang Dampak dari Gunung tergantung dari tipe
terburuk bila erupsi terjadi, dan arah dari gunung tersebut. Lahar dari Gunung
rencana kontinjensi apabila dampak terburuk Sinabung mengalir ke wilayah yang rendah
itu terjadi. Armen menyatakan bahwa (sungai). Jika sungai tertutup atau
dampak terburuk masih di dalam radius 7 km menyimpang maka dapat terjadi bencana
berdasarkan analisis batuan/kajian batuan yang lain, seperti Mardinding memiliki
(kajian geologi yang sudah 8 tahun erupsi banyak material, sementara sungai tertutup
tetapi belum melewati radius 7 km dan bekas sehingga mengarah ke arah lain.
erupsi ratusan tahun lalu belum melewati 7
25
Model Komunikasi Bencana “Table Top Exercise” Dalam Pengurangan Resiko Bencana
Puji Lestari, Eko Teguh Paripurno, Arif Rianto Budi Nugroho
(2) Camat Simpang Empat, yaitu kebijakan dari daerah yang ada sebagai
Nelson yang menanyakan mengenai payung hukum untuk dasar pelaksanaan
kubangan lava, yang masih hidup atau tidak penanggulangan bencana; (5) Identifikasi
serta apakah dapat jatuh atau mengalir lagi, peran pemangku, instansi, pemerintah non
serta risiko besar dari kubangan lava tersebut. pemerintah, lembaga masyarakat
Mengenai kubangan lava menurut Armen (komunitas); (6) Skenario lokasi dan area
masih panas dan terbentuk tahun 2014, jika apakah masih 7 km (4 kecamatan) atau 10 km
terjadi hujan maka lava terasa sangat panas. (lebih dari 4 kecamatan) perlu disepakati; (7)
Panas yang ditimbulkan hingga 5 - 10 tahun Asumsi-asumsi yang diskenariokan; (8)
di bawahnya masih panas. Kubangan lava Aspek lingkungan, belum masuk dampaknya
untuk roboh dan jatuh masih kecil karena apa saja (dari BPBD atau OPD); (9) Dampak
kegiatan vulkanik tidak ada, hanya terdapat untuk aspek kependudukan lebih rinci
sisa bebatuan. Endapan lava yang masih (darurat berubah atau tidak). Perka 2017
panas dan akan membeku seiring dengan untuk bidang operasi dibedakan dengan
berjalannya waktu. Contoh kasus pada Desa bidang manajemen, misalnya SAR dan
Gurukinayan dimana endapan awan panas 20 evakuasi masuk bidang operasi, Sub. Bidang
cm dengan temperatur 60 - 80 derajat dan khusus ternak apakah sakit, luka, difable
selama 10 hari masih dalam keadaan panas. apakah perlu penanganan khusus); (10)
(3) Bapeda, yaitu Helman menanyakan Operasi perencanaan (sistem komando
mengenai wilayah tata ruang Gunung keadaan masih ada atau tidak; (11) Rencana
Sinabung yang paling berbahaya untuk arah tindak lanjut: ada uji draft renkon (uji lapang
abu vulkanik. Armen menyatakan bahwa – simulasi rapat kondisi (gladi meja)), gladi
pada tahun 2016 sudah ada hasil rapat posko di OPD masing masing melibatkan
mengenai rencana tata ruang Gunung saran dan prasarana, gladi lapang untuk
Sinabung yang dibuat 5 km tidak akan ada simulasi yang melibatkan masyarakat dan
penghuni, idealnya dibuat sesuai KRB yaitu 7 sumber daya. Formalisasi renkon (tanda
km. Namun tidak dapat steril, karena dalam 7 tangan keikutsertaan dalam pembuatan
km terdapat 4 kecamatan, antara lain: Kuta renkon). Penanganan dalam hal darurat
Tengah dan Kuta Tenggel terletak pada 4,5 dengan baik yaitu dengan cara penyusunan
km. Artian 5 km tidak ada pemukiman renkon dengan baik. Mobilisasi sumber daya
masyarakat, namun perladangan atau hutan lebih cenderung kepada lembaga.
lindung diperbolehkan sesuai kebijakan. Abu Hasil yang diperoleh dari Loka Karya
vulkanik hanya dibuat tata ruang radius 7 km, Renkon Sinabung (gladi meja) di Ruang
abu vulkanik sesuai dengan arah mata angin Rapat Asisten Kabupaten Karo pada 28 Maret
dan tidak dapat diprediksi. Abu ancaman 2018, pukul 09.00 WIB bertujuan untuk
tidak terlalu tinggi yang masih bisa memvalidasi pemikiran/ide berupa prosedur,
dibersihkan. Tata ruang dibuat untuk yang rencana kontinjensi, rencana operasi, dan
bencana yang bisa mengancam nyawa. kesepakatan kerjasama. Tugas/mandat dalam
Arif Budianto memaparkan dalam FGD keadaan normal/pra-bencana dan waspada
bahwa Renkon adalah dokumen resmi untuk dari setiap pihak yang terlibat, antara lain: (1)
kesiapsiagaan masyarakat. Terdapat BPMBG, Armen Putra yang bertugas
beberapa tambahan dari isi Renkon tahun lalu melaporkan ke BPBD, dan melakukan
berdasarkan juklak BNPB tahun 2017 tentang pendataan dimana ketika terjadi peningkatan
Penyusunan Renkon, perubahan antara lain: gunung sinabung diadakan sosialisasi,
(1) Profil wilayah (gambaran umum Kab. sehingga saat terjadi erupsi lancar; (2) BPBD,
Karo belum dijelaskan), organisasi perangkat Ginting yang bertugas memberikan sosialisasi
daerah (OPD), mengisi data terbaru dalam bagaimana bahaya, evakuasi, dan membuat
angka; (2) Administrasi pemerintahan, jalur-jalur/rambu-rambu untuk jalur evakuasi
kondisi secara umum Kab. Karo, iklim, ketika terjadi bencana gunung api;
geologi, dll; (3) Sejarah kejadian bencana di (3) Kasdim yang bertugas untuk
Kabupaten Karo (Gunung Sinabung) (renkon mengumpulkan staf, membuat rencana
lalu masih skenario); (4) Peraturan-peraturan pelibatan, merencanakan perencanaan
26
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 22 No.1, Juli 2019: 17-30
aturan permainan selama pelatihan. Peran akan atau telah terjadi pada Pemerintah
komunikator dilakukan oleh Dr. Eko Teguh Daerah.
Paripurno, Dr. Puji Lestari, dan Arif Rianto Fase 2. Situasi Tahap Situasi
Budi Nugroho. Pesan disampaikan mengenai Informasi: Pos Pemantauan akan mengirim
implementasi model komunikasi untuk kemajuan situasi kepada pemerintah lokal dan
pengurangan risiko bencana letusan Gunung TNI/POLRI atau masyarakat.
Sinabung. Pesan utama dari Pos Pengamatan Fase 3. Status Tanggap Darurat: Bupati
terkait dengan status Gunung Sinabung, yaitu; akan menyatakan status tanggap darurat dan
normal, waspada, dan perhatian. Setiap status menunjuk Komando Tanggap Darurat yang
mengandung pesan yang berbeda kepada akan menyiapkan dan membuat struktur
komunitas. Pesan yang dimaksud adalah komando dalam memungkinkan rencana
pengiriman pengantar dari Direktur Pelatihan, operasi oleh Rencana Kontinjensi.
penyampaian tujuan dan sasaran dalam Fase 4. Mobilisasi Sumber Daya:
latihan, dan yang terakhir dari penyampaian Perintah tanggap darurat melalui Pos akan
aturan kegiatan selama latihan. Kemudian memobilisasi sumber daya ke lokasi bencana.
ada aksi komunikasi yang memiliki rencana Fase 5. Pelaporan Kondisi Lapangan:
latihan latihan dalam bentuk fase dan alokasi Perintah akan melaporkan kondisi lapangan
waktu setiap masalah. tentang transportasi, akses evakuasi dan
Fase setiap masalah adalah: Fase 1. penyelamatan, kamp pengungsi, kelompok
Tahapan Informasi Peringatan Dini: Pos rentan, kesehatan, keamanan, ekonomi untuk
pemantauan akan mengirimkan informasi perampasan status tanggap darurat.
tentang peringatan dini atau bencana yang
28
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 22 No.1, Juli 2019: 17-30
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Substansi penelitian ini menemukan Afiyanti, Y. (2008) Focus Group Discussion
model komunikasi kesiapsiagaan bencana (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai
melalui pelatihan gladi meja (table top Metode Pengumpulan Data Penelitian
exercise) atau TTX. TTX memberikan sistem Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia.
penanggulangan bencana terintegrasi [Online] 12 (1), 58–62. Available from:
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/
berbagai subsistem terkait yaitu: BPBD, view/201.
PVMBG, POLRI, URC BPBD, Kominfo, Alabdulwahab, M. (2016) Disaster Recovery and
ORARI, SatPol PP, Dinas kesehatan, RSU, Business Continuity. International Journal
DPPPA, TNI, Tagana, Camat, Gereja dan of Scientific & Engineering Research.
Masjid, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas [Online] 7 (3), 322–327. Available from:
29
Model Komunikasi Bencana “Table Top Exercise” Dalam Pengurangan Resiko Bencana
Puji Lestari, Eko Teguh Paripurno, Arif Rianto Budi Nugroho
30