Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

RUMAH ADAT BAILEO DI KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN

MALUKU TENGAH

Baileo Traditional House at Saparua District


Central Maluku District

Marlyn Salhuteru
Balai Arkeologi Ambon-Indonesia
Jl. Namalatu-Latuhalat, Ambon 97118
marlyn.j.salhuteru@gmail.com

Naskah diterima: 11-03-2015; direvisi: 24-04-2015; disetujui: 25-05-2015

Abstract
Baileo is the name for the traditional home of the Moluccas. One area where the
building is still well preserved is in the district of Central Maluku Saparua. The
house of Baileo is not functioned as residences, but only used in the custom and
religious execution. Based on the function, then Baileo has the same meaning as
balai in Indonesian. Baileo buildings that can be found in most indigenous country
in Saparua generally sized large enough, consisted of only one room without a
bulkhead. The building is shaped stage house or home berkolong and square
berdenah. Buildings made of wood, boards and sago leaves as the roof. However,
current developments, some of these buildings have been using modern materials
such as cement and roofing senk. However, this does not affect the value in the
presence of Baileo itself. Proven local people still maintain the traditional values
which are reflected in the maintenance and preservation of Baileo, so it remains
to this day. This research is to explore issues about the existence, architectural
forms, materials, and functions of traditional home Baileo contained in the District
of Saparua, Central Maluku district, and the aims is to have verbal and pictorial
document of Baileo as a tradition and cultural heritage and also as the identity of
the Moluccan community in general. Results of the research will be described in the
form of verbal and pictorial descriptions in order to address concerns and research
purposes.

Keywords: Baileo, customs, society

Abstrak
Baileo adalah sebutan untuk rumah tradisional orang Maluku. Salah satu wilayah
dimana bangunan ini masih terpelihara dengan baik adalah di Kecamatan Saparua
Kabupaten Maluku Tengah. Rumah baileo tidak difungsikan sebagai rumah
tinggal, melainkan hanya digunakan pada pelaksanaan acara adat atau keagamaan.
Berdasarkan fungsinya, maka baileo kurang lebih sama dengan kata balai dalam
bahasa Indonesia. Bangunan baileo yang dapat ditemukan di sebagian besar negeri
adat di Kecamatan Saparua umumnya berukuran cukup luas, terdiri dari hanya satu
ruangan tanpa sekat. Bangunan ini berbentuk rumah panggung atau rumah berkolong,
dan berdenah persegi. Bangunan terbuat dari kayu, papan dan daun sagu sebagai
atapnya. Namun perkembangan saat ini, beberapa di antara bangunan-bangunan
ini telah menggunakan bahan modern seperti semen dan atap senk. Walaupun
demikian, hal ini tidak mempengaruhi nilai dalam keberadaan baileo itu sendiri.
Terbukti masyarakat setempat masih memelihara nilai adat yang tercermin dalam
pemeliharaan dan pelestarian baileo, sehingga tetap ada sampai saat ini. Penelitian
ini merupakan penelitian ekploratif untuk menjawab permasalahan peneltian
tentang keberadaan, bentuk arsitektur, bahan, maupun fungsi serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan rumah tradisional baileo yang terdapat dalam wilayah Kecamatan

Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Marlyn Salhuteru 11
Saparua Kabupaten Maluku Tengah, serta bertujuan untuk mendokumentasikan baik
secara verbal maupun piktorial rumah tradisional baileo sebagai warisan budaya
sekaligus sebagai identitas masyarakat Maluku umumnya. Hasil penelitian akan
diuraikan dalam bentuk deksripsi verbal maupun piktorial sehingga dapat menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian.

Kata Kunci: baileo, adat, masyarakat

PENDAHULUAN (Cooley, 1962 dalam Wattimena,2009: 25).


Kecamatan Saparua merupakan Pada umumnya Baileo berbentuk
wilayah administratif Kabupaten Maluku rumah panggung/rumah berkolong, biasanya
Tengah dengan Ibukota Kecamatan Saparua. tidak berdinding, kalaupun ada hanya
Secara geografis Pulau Saparua dibatasi oleh setengah saja, setengahnya lagi dibiarkan
Selat Seram di bagian utara dan timur, Laut terbuka. Konstruksi bangunan baileo yaitu
Banda di bagian selatan, dan Selat Saparua bagian tangga dan dinding terbuat dari kayu,
pada bagian barat. Sedangkan secara lantai terbuat dari papan, dan atap dari daun
astronomis, terletak pada 3º LS – 4º LS dan rumbia atau daun sagu. Menurut fungsinya,
128º BT – 129º BT. Kecamatan Saparua baileo tidak difungsikan sebagai bangunan
terdiri atas 16 desa atau negeri adat dan hunian/rumah tinggal, melainkan sebagai
1 dusun. Masing-masing desa atau negeri bangunan umum sebagai tempat pertemuan
adat dipimpin oleh seorang kepala negeri atau musyawarah, dan sebagai tempat
dengan gelar raja. Dalam menjalankan pelaksanaan berbagai upacara adat.
tugas pemerintahan, seorang raja biasanya Bentuk arsitektur rumah panggung
dibantu oleh staf pemerintahan negeri atau rumah berkolong merupakan bentuk
yaitu sekertaris, kepala-kepala soa, saniri arsitektur yang lazim dijumpai pada
negeri dan kaur-kaur. Kecamatan Saparua bangunan rumah tradisional yang terdapat
dapat dijangkau dengan transportasi laut, di Indonesia, antara lain pada suku-suku
menggunakan speedboat atau kapal motor di Sumatera yaitu rumah Aceh, Rumah
dari palabuhan Tulehu Ambon selama Gadang, rumah Melayu Selaso jatuh
kurang lebih 2 jam perjalanan. Kembar di Riau, Rumah Bubungan Uma,
Penelitian arkeologi yang telah dan Balai batak Toba. Di Kalimantan rumah
dilakukan di wilayah Kecamatan Saparua panggung terdapat pada arsitektur dan
telah mendokumentasikan beberapa Rumah Lamin. Di Sulawesi ada Rumah
tinggalan arkeologi terutama yang berciri Souraja dan Rumah Pewaris, sedangkan di
megalitik. Diantaranya adalah penelitian Nusa Tenggara ada Rumah Sao Ata Mosa
yang dilakukan di Desa Tuhaha, menemukan Lakitana dan Rumah Dalam Loka Samawa.
sebuah situs negeri lama yang terdapat Kesamaan bentuk arsitektur pada suku
di puncak bukit Huhule. Data arkeologi bangsa di Indonesia menunjukkan adanya
yang ditemukan di situs ini berupa 7 buah kesamaan fungsi bangunan rumah, dan juga
dolmen dan 2 buah menhir (Salhuteru, kesamaan pola adaptasi manusia terhadap
2008). Tulisan ini akan membahas mengenai alam lingkungannya. Baileo di Maluku
rumah adat tradisional Maluku atau yang Tengah merupakan bentuk materi yang lahir
disebut baileo. Baileo berasal dari kata balai, dari strategi adapatasi masyarakat Maluku
yang berarti gedung atau tempat pertemuan Tengah terhadap alam lingkungannya
(Poerwadarminta,1993). Menurut Cooley, terutama dalam menciptakan hunian yang
baileo berasal dari kata Melayu yaitu Bale nyaman bagi anggota masyarakat itu sendiri,
atau Balae yang berarti tempat pertemuan tentunya dengan tidak mangabaikan nilai

12 Kapata Arkeologi Volume 11 Nomor 1, Juli 2015: 11-20


dan norma yang dimilikinya. Bentuk rumah dan dilestarikan oleh masyarakat.
berkolong atau rumah panggung seperti ini Menurut Florence Sahusilawane,
diperkirakan telah ada sejak masa prasejarah. melalui kajian arsitektur tradisional kita dapat
Tradisi mendirikan bangunan berkolong mengetahui perilaku sikap hidup masyarkat
atau rumah panggung merupakan salah satu sehari-hari, seperti bagaimana manusia
unsur budaya Austronesia selain sistem berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam
pertanian (Muller dalam Wiradnyana, 2011: lingkungannya dan dengan penciptanya.
91). Selain itu, kita juga dapat megetahui tingkat
Baileo merupakan hasil budaya peradaban dan penguasaan teknologi pada
Maluku yang dimanifestasikan dalam suatu etnis masyarakat (Sahusilawane,
bentuk arsitektur. Pendirian sebuah baileo 2008:19).
tentunya tidak dilakukan begitu saja, namun Arsitektur tradisional terbentuk
menurut aturan-aturan yang dianut dalam dari interaksi manusia dengan manusia dan
budaya Maluku, mulai dari pemilihan manusia dengan alam lingkungannya. Alam
lokasi, pemilihan bahan, bentuk arsitektur tidak hanya dipandang secara konkrit namun
hingga ornamen. Manusia sebagai makhluk juga secara abstrak termasuk di dalamnya
berbudaya tidak berperilaku acak, namun pandangan terhadap jagad raya (kosmos).
menurut aturan yang disepakati dalam Dalam sebuah karya arsitektur tradisional
masyarakatnya. Bryan Fagan (1975) terkandung nilai sejarah, moral, spiritual,
mengatakan bahwa ada seperangkat aturan seni, mitos, kearifan local,dan sebagainya.
dalam suatu kebudayaan yang dianut oleh Berbicara tentang arsitektur tradisional,
seluruh masyarakat pendukungnya, dengan adalah berbicara tentang totalitas manusia
demikian maka kebudayaan dipandang dalm interaksinya dengan sesama manusia,
sebagai himpunan ide gagasan, dan aturan- dengan alam dan dengan Tuhan sebagai
aturan yang dibentuk dan dianut oleh seluruh pencipta (Joseph dan Rijoli, 2005:49).
anggota pendukungnya (Fagan,1975: 440). Dengan demikian maka penelitian tentang
Dengan demikian maka penelitian tentang rumah adat Maluku (baileo) ini merupakan
baileo dapat menguraikan ide, gagasan dan penelitian arkeologi dengan mempergunakan
aturan-aturan yang dianut dalam budaya ilmu bantu arsitektur, yang bertujuan untuk
masyarakat Maluku yang tercermin dalam mengetahui arsitektur tradisional Maluku
bangunan tersebut, baik dari segi arsitektur Tengah serta aspek-aspek yang berkaitan
maupun aspek lainnya. Baileo dipandang dengannya.
sebagai rumah tua atau rumah leluhur karena
dianggap mempunyai keterkaitan sebagai METODE
tempat tinggal pertama dari sekelompok orang Penelitian rumah tradisional baileo
yang pertama kali tiba dan dianggap sebagai yang tersebar pada beberapa desa atau negeri
pendiri negeri. Kelompok orang-orang inilah adat yang ada di wilayah Kecamatan Saparua
yang kemudian dianggap sebagai tua-tua adat, menerapkan metode survei yang bertujuan
mereka disebut soa, dalam pemerintahan untuk melakukan perekaman data baik
disebut saniri negeri. Dalam status sosial, verbal maupun piktorial terhadap bangunan
soa dianggap sebagai tuan tanah, mereka rumah tradisional baileo yang dianggap
memiliki dusun dati sebagai hak milik. dapat mewakili keseluruhan sampel yang
Selain itu, baileo juga dipandang sebagai ada. Perekaman data verbal dilakukan
persekutuan antara kelompok pattasiwa atau dengan mendeskripsikan keadaan bangunan,
kelompok sembilan dan kelompok pattalima bentuk arsitektur dan bahan bangunan,
atau kelompok lima yang berasal dari pulau serta keadaan lingkungan sekitar bangunan.
Seram. Dengan demikian maka sampai saat Sedangkan perekaman data piktorial berupa
ini kelestarian bangunan baileo selalu dijaga dokumentasi foto.

Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Marlyn Salhuteru 13
Teknik wawancara juga diterapkan menghormati dan meminta restu dari para
dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk leluhur.
mendapatkan informasi yang mendalam Secara arsitektur, baileo Nolloth
tentang keberadaan baileo, sejarahnya, merupakan sebuah bangunan berbentuk
hingga hal-hal lain yang tidak diperoleh rumah panggung, terbuat dari papan dan
dalam survei. Penelususran pustaka kayu serta atapnya terbuat dari daun rumbia.
dilakukan untuk melengkapi data yang Keseluruhan bangunan tidak menggunakan
diperoleh di lapangan. paku melainkan menggunakan pasak kayu
Adapun penentuan rumah tradisional baileo dan ikat gemutu (ijuk).
yang dijadikan sampel dilakukan secara
acak, dengan mempertimbangkan antara lain
bentuk orisinil bangunan serta pemanfaatan
bangunan tersebut. Rumah tradisional
baileo yang akan dibahas dalam tulisan ini
sebanyak lima buah yang masing-masing
terletak di negeri Nolloth, Ihamahu, Haria,
Siri-Sori, Ullath.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Baileo di Kecamatan Saparua Gambar 2. Tiang baileo dengan ikatan tali ijuk
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
a. Baileo Nolloth
Baileo yang terdapat di negeri Nolloth Bangunan baileo berbentuk persegi,
disebut Simaloa Pellamahu yang berarti berdiri di atas tiang tiang yang dipancangkan
rumah adat atau tempat upacara. Sesuai pada tanah yang dibuat agak tinggi. Tiang
dengan namanya, baileo negeri Nolloth ini bangunan berfungsi sebagai penopang
sering difungsikan sebagai tempat upacara keseluruhan bangunan. Lantai bangunan
adat yang masih dilaksanakan sampai terbuat dari papan, didirikan di atas tiang
dengan saat ini. penyangga. Dinding bangunan terbuat dari
kayu yang disilang-silangkan, menyerupai
pagar. Tingginya kurang lebih 75 cm dari
lantai. Pada bagian dalam baileo terdapat 20
buah tiang yang terbuat dari kayu dengan
posisi sebelah menyebelah masing-masing
10 buah tiang pada sisi barat dan 10 buah
lagi pada sisi timur. 20 tiang baileo ini
melambangkan marga-marga yang ada
dalam negeri Nolloth yang diatur demikian:
• 10 buah tiang pada sisi barat
melambangkan marga Metekohy,
Gambar 1. Baileo Negeri Nolloth Sopacua, Lawalatta, Pasalbessy,
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013) Hehamahua, Pemahu, Metekohy dan
Beberapa upacara adat tersebut Selanno.
antara lain adalah upacara pelantikan kepala • 10 buah tiang pada sisi timur
pemerintahan negeri (Raja), upacara panas melambangkan marga Manuputty,
pela, upacara tutup baileo serta upacara kain Pasalbessy, Metekohy, Patty,
berkat. Kelima upacara adat ini dilaksanakan Sopacua, Huliselan (tiang raja),
dengan prosesi dan maksud yang berbeda- Mattatula, Ningkelwa, Silahooy, dan
beda, namun tujuannya satu yaitu untuk Tousalwa.

14 Kapata Arkeologi Volume 11 Nomor 1, Juli 2015: 11-20


Tiang baileo dihubungkan dengan depan dan samping. Masing-masing pintu
dinding deengan menngunakan teknik ikat dilengkapi tangga yang terbuat dari kayu.
tali ijuk. Pintu masuk berjumlah 4 buah yang Atap bangunan baileo terbuat dari daun sagu.
masing-masing terdapat sebuah tangga kayu Warna yang dominan pada baileo ini adalah
dengan 6 anak tangga yaitu pada bagian warna merah, dengan hiasan pada tiang yang
tengah sisi barat timur utara dan selatan. diukir dengan warna emas. Bangunan ini
Masing-masing pintu masuk pun adalah terakhir kali direnovasi pada tahun 2007.
lambang dari empat marga sebagai penjaga
pintu baileo yakni :
• Pintu utara marga Mattatula
• Pintu selatan marga Metekohy
• Pintu barat marga Pasalbessy (raja
• pantai/latu pukulu latu)
• Pintu timur marga Sopacua (raja
gunung / latu sopacua latu)
Penempatan posisi masing-masing marga
pada tiang atau pintu masuk ini dapat dilihat
jelas pada saat pelaksanaan upacara atau Gambar 4. Baeleo Negeri Ihamahu
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
pertemuan adat di dalam baileo.
Pada bagian dalam bangunan
baileo terdapat sembilan buah tiang yang
terbuat dari kayu gufasa. Sembilan tiang ini
melambangkan sembilan soa yang ada di
Ihamahu yaitu Soa iha, soa mahu, soa atala,
soa matalete,soa soulima, soa hatulesi, soa
pia, soa kulur, soa siri-sori.
Dari ketiga pintu masuk yang
terletakpada arah utara, timur dan barat,
yang merupakan pintu masuk raja adalah
pintu pada sisi timur. Pintu raja diapit oleh
dua tiang yaitu tiang dari soa hatalesi dan
tiang dari soa atala. Soa hatalesi dan soa
hatala adalah dua soa yang berugas untuk
menyokong ketersediaan pangan di negeri
Ihamahu, karena keduanya memiliki lahan
pertanian yang luas di negeri ini.


Gambar 3. Salah satu pintu dan tangga baileo
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
b. Baileo Ihamahu
Baileo negeri Ihamahu (Nurwaito
Amapati) disebut Simaloa Peimahu.
Bangunan baileo ini mempunyai bentuk
arsitektur rumah panggung, terbuat dari
bahan kayu yaitu kayu gufasa dan kayu Gambar 5. Pintu dan Tangga Baileo Ihamahu
besi. Terdapat tiga pintu masuk pada bagian (Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)

Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Marlyn Salhuteru 15
Pada bagian dalam baileo, berhadapan Adapun beberapa upacara yang
dengan pintu masuk raja terdapat sebuah dilaksanakan di baileo adalah rapat adat,
panggung yang terbuat dari kayu dan di Upacara Kain Berkat dan Upacara Tutup
cat dengan warna merah, panggung ini Baileo. Upacara Kain Berkat dilakukan
merupakan merupakan tempat duduk raja. sebagai pertanda satu keluarga yang
menerima calon menantu perempuan yang
berasal dari desa atau daerah lain. Upacara
Kain Berkat ditandai dengan pemberian
kain serta makanan dan minuman kepada
pemerintah negeri, yang kemudian disambut
oleh perwakilan adat negeri, dan diakhiri
dengan makan bersama. Upacara tutup baileo
dilaksanakan untuk mengganti atap baileo
yang rusak. Proses mulai dari pengumpulan
bahan, pembongkaran hingga pemasangan
atap baru dilaksanakan oleh masyarakat
Gambar 6. Ornamen ukiran pada dinding baileo menurut aturan yang ditetapkan secara adat.
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
c. Baileo Haria
Baileo Ihamahu dicat dengan Menurut sejarah, baileo negeri Haria
menggunakan cat warna merah bata pertama kali didirikan oleh Pati Arang Besi
dan kuning emas. Baileo Ihamahu juga yang berasal dari marga Souhoka pada tahun
mempunyai ornamen hiasan yang diukir 1700-an. Nama teon negeri Haria adalah
pada dinding bagian atas dan bawah, dan juga Leiwaka, Lei berarti taruh, tambah sedikit,
hiasan yang dilukis dengan menggunakan berjalan maju, dan waka yang artinya jaga.
cat pada tiang baileo. Motif hias adalah Baileo negeri Haria sendiri disebut Palapessy
motif khas Maluku berupa lingkaran dengan Umatoru yang artinya rumah tiga rumpun.
garis-garis melengkung. Penjelasan tentang pengertian rumah tiga
rumpun tidak didapatkan dalam penelitian
maupun wawancara yang dilakukan di
negeri Haria.

Gambar 7. Ruangan Baileo Ihamahu


(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
Baileo negeri Ihamahu terletak pada
lokasi jalan poros Saparua, berhadapan
dengan gedung gereja GPM jemaat Ihamahu.
Pada halamannya yang luas terdapat sebuah Gambar 8. Baileo Negeri Haria
batu datar yang biasanya disebut batu pamali (Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
atau batu meja. Baileo negeri Ihamahu masih Baileo negeri Haria merupakan
sering difungsikan sampai saat ini terutama sebuah bangunan berbentuk rumah panggung
pada saat pelaksanaan upacara adat seperti terbuat dari kayu, lantainya terbuat dari
upacara pelantikan raja, dan sebagainya. papan, dan atap daun sagu. Bangunan ini

16 Kapata Arkeologi Volume 11 Nomor 1, Juli 2015: 11-20


sepintas menyerupai bentuk perahu dengan lagi balok-balok kayu berukuran lebih kecil
banyak tiang. Keseluruhan bangunan yang disusun sedemikian rupa sehingga
dibiarkan polos tidak dicat, tanpa ornamen, nampak konstruksi atap bertingkat tiga
dan dibiarkan terbuka tanpa dinding. dengan bentuk segitiga sama kaki, semakin
Keseluruhan tiang penyangga bangunan ke atas semakin kecil. Bagian teratas dari
berjumlah 84 buah tiang yang terdiri dari 4 konstruksi atap baileo adalah balok-balok
baris, masing-masing baris terdapat 21 tiang. bambu sebagai tempat utuk menyusun
dan meletakan atap sehingga keseluruhan
bangunan tertutup sempurna.
Upacara adat yang masih berlangsung
di baileo adalah Upacara pelantikan raja,
Sumpah Adat, Kain Berkat, Tutup dan Buka
Sasi. Upacara Pelantikan Raja dilakukan
untuk melantik kepala negeri terpilih,
dilakukan secara adat dipimpin oleh tua adat,
dan secara agama dipimpin oleh Pendeta.
Sumpah Adat dilakukan apabila ada masalah
dalam negeri, orang yang terlibat masalah
Gambar 9. Ruangan Baileo Haria tersebut harus mengakui perbuatannya,
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013) dan disumpah menurut adat yang berlaku.
Terdapat dua pintu yang terletak Upacara Kain Berkat untuk memberikan
pada sisi barat dan timur, masing-masing persembahan kepada negeri sebagai tanda
pintu terdapat tangga yang menghubungkan penyambutan terhadap calon menantu yang
bangunan baileo dengan tanah. Pintu pada berasal kampung lain. Upacara Buka dan
sisi timur difungsikan sebagai pintu masuk Tutup sasi dilakukan untuk menandai dimulai
sedangkan pintu yang terdapat pada sisi barat dan berakhirnya masa sasi, yaitu larangan
difungsikan sebagai pintu keluar. Adapun untuk mengambil hasil kebun maupun hasil
marga yang menjaga pintu masuk adalah laut selama waktu yang disepakati bersama.
marga Loupatty dan Sarimolle sedangkan
yang menjaga pintu keluar adalah dari marga d. Baileo Ullath
Tamaela dan Parinussa. Baileo yang terdapat di negeri Ulath
Konstruksi atap menggunakan kayu disebut Lua Kuhu yang berarti tempat
dan bambu. Di atas tiap-tiap tiang baileo pertemuan. Baileo ulath dibangun di atas
diletakan kayu balok secara horisontal, tanah, bukan ru,mah panggung, hanya ukuran
kemudian di atas kayu balok ini diletakan pondasi dibuat agak tinggi yaitu 1 meter
dari tanah sehingga kelihatan seperti rumah
panggung.. Bangunan ini tidak berdinding,
sebagai batas bangunan dibuat semacam
pagar dari balok-balok kayu setinggi 1
meter dari lantai, sisanya dibiarkan terbuka.
Lantai bangunan berupa pasir pantai.
Atapnya terbuat dari daun sagu. Terdapat
tiga pintu pada sisi utara, selatan dan barat.
Pada masing-masing pintu terdapat tangga
untuk menghubungkan lantai bangunan
dengan tanah. Pondasi bangunan bangunan
Gambar 10. Atap Baileo Haria menggunakan bahan semen. Terdapat 32
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013) tiang yang mewakili marga-marga yang

Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Marlyn Salhuteru 17
ada di negeri Ulath, yaitu Maail, Toisuta,
Supusepa, Lilinuapelu, Siwabessy,
Pattipeilohy, Lusikooy, Lawalatta, Sahetapy,
Hakanoly, Patty, Pical, Manukiley,
Sapulette, telehala, Tuamahiuw, Nikijuluw,
Tulalessy, Soulisabessy, Lekasiley, dan
Litaay.
Bagian atap baileo terbuat dari daun
sagu dengan konstruksi atap terbuat dari
balok kayu dan balok bambu. Konstruksi
atap dibuat menyerupai bentuk segitiga
Gambar 12. Tiang dan Konstruksi Atap
sama kaki, makin ke atas makin kecil. Atap Baileo Ullath
daun sagu diikatkan pada balok bambu (Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013)
dengan menggunakan tali rotan. pengumpulan bahan, masing-masing
soa dan marga diharuskan menyerahkan
sejumlah bahan yang disepakati bersama.
Kemudian, pada hari yang ditentukan,
pengerjaan penggantian atap dimulai
dengan membongkar atap yang telah rusak
kemudian menggantinya dengan atap baru.
Proses ini didahului dengan doa oleh pendeta
dan tiupan tahuri (kulit kerang berukuran
besar) sebagai tanda untuk memohon
kehadiran Tuhan dan juga para leluhur.
Proses pemasangan atap baru dilakukan
Gambar 11. Baileo Negeri Ullath
(Sumber: Dokumentasi Balar Ambon 2013) oleh semua marga yang nama marganya
terdapat pada tiang baileo. Bubungan tapa
Beberapa upacara adat yang hanya boleh ditutup oleh perwakilan dari
dilaksanakan di baileo Ullath antara lain marga Sapulette, siwabessy, dan Maail.
adalah Upacara Kora-kora Raja, Upacara
Kain Pengasihan, dan Upacara Tutup Baileo. KESIMPULAN
Upacara kora-kora raja dilakasanakan untuk
Bentuk arsitektur Baileo di Maluku
menyambut raja atau pemimpin negeri yang
Tengah umumnya berbentuk rumah
baru dilantik. Upacara ini ditandai dengan
panggung atau rumah berkolong yang
pembuatan kora-kora atau perahu oleh
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian bawah
para tetua adat bertempat di hutan selama
atau kolong, bagian tengah yang merupakan
40 hari. Setelah proses pengerjaan selesai,
bagian inti bangunan, dan bagian atas atau
perahu tersebut kemudian diisi dengan hasil
atap. Dari empat baileo yang menjadi
perkebunan dan dibawa ke Baileo.
sampel dalam penelitian rumah tradisional
Upacara kain Pengasihan dilakukan
di kecamatan Saparua ini, ada 3 negeri yang
oleh satu keluarga untuk menyambut calon
memiliki bangunan baileo dengan bentuk
menantu perempuan yang berasal dari
rumah panggung atau rumah berkolong,
kampung atau daerah lain. Upacara ini
yaitu baileo di Nolloth, baileo di Ihamahu,
ditandai dengan pemberian kain, makanan
dan baileo di Haria. Sedangkan satu negeri
dan minuman oleh pihak keluarga kepada
lainnya Ulath, baileo tidak berbentuk
pemerintah negeri. Upacara Tutup Baileo
panggung atau rumah berkolong, walaupun
dilakukan untuk mengganti atap baileo yang
pondasi dan lantainya dibuat tinggi dan
telah rusak. Upacara ini ditandai dengan

18 Kapata Arkeologi Volume 11 Nomor 1, Juli 2015: 11-20


dihubungkan dengan tangga. baileo Nolloth dan baileo Ihamahu terbuat
Secara umum, baileo Maluku Tengah dari balok kayu. Pada baileo Nolloth,
dapat dideskripsikan sebagai berikut. Satu, balok kayu disilang-silangkan sehingga
bangunan berdenah geometris empat persegi menghasilkan bentuk tumpal. Sedangkan
panjang. Kedua, bangunan berlantai papan baileo Ullath, balok kayu dijejerkan vertikal
yang didirikan di atas tiang-tiang penunjang menyerupai pagar. Dinding baileo Ihamahu
berupa balok-balok kayu persegi empat. terbuat dari papan yang diukir dengan
Ketiga, bentuk atap tumpal dan terbuat dari motif ukiran khas Maluku. Dari keempat
daun rumbia. Dan yang keempat, bangunan sampel ini, hanya baileo Haria yang tidak
dan seluruh material penunjang terbuat dari berdinding.
unsur-unsur organik dan dikerjakan secara Terdapat variasi jumlah pintu pada
tradisional. Bentuk arsitektur bagian-bagian masing-masing baileo, baileo Haria dan
baileo Maluku Tengah dapat dijelaskan baileo Ullath memiliki 2 pintu, baileo
sebagai berikut: Nolloth memiliki 4 pintu pada keempat
sisinya, sedangkan baileo Ihamahu memiliki
a. Bagian bawah
3 pintu. Masing-masing pintu terdapat
Didirikan di atas tumpukan tanah tangga yang gunanya untuk menghubungkan
yang agak tinggi, dibatasi dengan tumpukan lantai bangunan dengan tanah atau pelataran
batu atau beton sebagai penahan tanah. sekeliling bangunan.
Terdapat tiang-tiang yang ditancapkan pada
tanah. Jumlah tiang pada masing-masing c. Bagian Atas
baileo bervariasi. Selain tiang-tiang induk, Bagian atas atau atap biasanya
terdapat pula tiang tambahan yang diikatkan berbentuk tumpal atau segitiga sama kaki.
berimpit pada tiang induk, gunanya untuk Atap baileo umumnya terbuat dari daun
memperkuat tiang induk sebagai penopang sagu atau daun rumbia. Konstrukksi atap
seluruh bagian bangunan. Baileo Nolloth mempergunakan bahan kayu dan bambu
dan baileo Haria, tiang penyangga ditanam dengan pasak kayu, pasak besi, paku,
separuh ke dalam tanah, sedangkan pada ataupun juga dengan cara ikat tali ijuk.
baileo Ihamahu dan baileo Haria, tiang-tiang Baileo merupakan bangunan tradisional
penyangga dipancangkan pada pondasi yang terdapat di Maluku. Bentuk arsitektur
beton. bangunan baileo pada umumnya berbentuk
b. Bagian Tengah rumah panggung atau rumah berkolong,
Bagian tengah bangunan adalah terbuat dari bahan organik dan dikerjakan
lantai dan dinding. Lantai baileo umumnya dengan teknik yang sangat sederhana.
terbuat dari papan yang diletakan di atas Bentuk rumah panggung atau rumah
tiang-tiang kayu dengan menggunakan berkolong terbuat dari kayu merupakan
pasak kayu atau paku. Baileo yang tidak salah satu unsur budaya Astronesia. Bentuk
berkolong yaitu baileo Ihamahu dan baileo rumah seperti ini lazim dijumpai pada suku-
Ulath, namun pondasi kedua bangunan ini suku bangsa yang ada di Indonesia.
dibuat tinggi, lantai dan tanah sekitarnya Baileo oleh masyarakat dianggap
dihubungkan dengan tangga yang diletakkan sebagai rumah leluhur, karena hanya
pada pintu masuk. Lantai papan terdapat dipergunakan dalam pelaksanaan upacara
pada baileo Nolloth, Ihamahu dan Haria, adat. Tiupan tahuri merupakan perlambang
sedangkan baileo Ullath menggunakan pasir memohon restu leluhur dalam proses
pantai sebagai lantainya. pelaksanaan berbagai upacara di baileo.
Bagian dinding baileo umumnya Dengan demikian maka baileo sebagai
terbuat dari papan atau kayu, tinggi dinding bangunan yang walaupun sederhana secara
kurang lebih 1 meter dari lantai. Dinding fisik, namun kaya makna. Bagi masyarakat

Rumah Adat Baileo di Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, Marlyn Salhuteru 19
Maluku Tengah, Baileo merupakan tempat Fagan, Bryan. (1975). In The Beginning:
interaksi manusia baik dengan sesama, An Introduction To Archaeology. London:
dengan alam lingkungan, dengan leluhur Cambridge University Press.
dan dengan sang pencipta. Joseph, L.C. dan Rijoly, Frans. (2005).
Bangunan Baileo menggambarkan Arsitektur Tradisional Maluku. Maluku
adanya stratifikasi sosial masyarakat Menyambut Masa Depan. Lembaga
Maluku Tengah yang nampak jelas dalam Kebudayaan Daerah Maluku.
pengaturan pintu masuk khusus untuk Koentjaraningrat. (1993). Manusia dan
kepala negeri yang berbeda dengan pintu Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
masuk untuk masyarakat biasa. Demikian Jambatan.
pula dalam pengaturan tempat duduk dalam Sahusilawane, Florence, M.H. (2008).
upacara adat, dimana raja menempati tempat Aktualisasi Nilai-Nilai Budaya Tradisional
paling depan dan agak tinggi, berhadapan Dalam Pembangunan Pariwisata Daerah
dengan masyarakat biasa. Aturan ini jelas, Maluku. Kapata Arkeologi Edisi Khusus
Mei 2008, Balai Arkeologi Ambon.
dan dipatuhi oleh msyarakat hingga saat
ini. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Salhuteru, Marlyn. (2008). Pola Sebaran dan
Saparua menghormati dan menghargai Penempatan Dolmen Di Kecamatan
Saparua Maluku Tengah. Berita Penelitian
kepala negerinya sebagai orang yang dipilih,
Arkeologi, 4(6).
dan disahkan secara adat.
Poerwadarminta. (1993). Kamus Besar
Selain itu, posisi masing-masing
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
soa dan marga dalam acara adat yang
dilaksanakan dalam baileo juga menuruti Wattimena, Lucas. (2009). Rumah Adat
Baileo Interpretasi Budaya Di negeri
aturan yang ditentukan. Masing-masing soa
Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan
atau marga memiliki tiang yang diberi nama
Kota Ambon. Kapata Arkeologi, 5(8).
menurut nama soa atau marga dimaksud.
Wiradnyana, Ketut. (2011). Prasejarah
Sehingga dalam pelaksanaan upacara adat
Sumatera Bagian Utara: Kontribusinya
masing-masing marga atau soa menempati
Pada Kebudayaan Kini. Jakarta: Yayasan
tiang milik marga atau soanya. Hal ini juga Pustaka Obor Indonesia.
nampak dalam pelaksanaan upacara tutup
Tim Penelitian. (2013). Laporan Penelitian
baileo. Terdapat pembagian tugas yang jelas Rumah Adat di Maluku Tengah. Balai
kepada seluruh masyarakat berdasarkan Arkeologi Ambon.
soa, mulai dari proses mempersiapkan
bahan, hingga proses mengganti atap. Ini
menandakan adanya struktur masyarakat
yang telah ada sejak dahulu dan terus
dipertahankan sampai sekarang.

*****

DAFTAR PUSTAKA
Abriianto, Oktaviadi. (2008) Perkembangan
Teknologi Bangunan Abad ke-20 di
Indonesia. Dinamika Permukiman
Dalam Budaya Indonesia. Bandung:
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Binford, Lewis. (1972). Archaeological
Perspective. New York: Seminar Press.

20 Kapata Arkeologi Volume 11 Nomor 1, Juli 2015: 11-20

You might also like