Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJEMEN,


MOTIVASI FRANCHISE, BRAND IMAGE DAN PROMOTION STRATEGY
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA FRANCHISE
(Studi Kasus : Primagama Indonesia Timur)

Yunita Primasanti1, Imam Djati Widodo2

BATAN Yogyakarta1)
Jl. Babarsari Sleman Yogyakarta
Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia2)
Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman, Yogyakarta 55584
E-Mail : yprimasanti@gmail.com1, Imam.djati.widodo@uii.ac.id2

ABSTRACT

Enterprises that can be directly executed properly without having to market from the beginning is
to buy products or services that have become, namely Franchise. It is the licensing of an overall
business format in which the franchisor grants a license to a number of dealers or franchisee to
market a product / service and conduct a business developed by franschisor using a name brand,
Trademarks, specialist merchandising services and how to do business that the franchisor owns. This
data analysis technique is by using quantitative technique with path analysis. Variable there are 6,
which consists of Management Ability, Motivation Franchise, Brand Image and Promotion Strategy.
These variables are called independent variables. Performance Franchise enter the dependent
variable, while Franchise Cooperation entered variable factor. The sample in this research is 120
respondents, with data collection technique through questionnaire with likert scale. The result of this
research is that the variable of Management Capability, Franchise Motivation, Brand Image and
Promotion Strategy have direct influence to Franchise Cooperation, but have no direct effect on
Knelan Franchise.

Keyword : Franchise, Management Ability, Motivation Franchise, Brand Image, Promotion Strategy.

1. PENDAHULUAN hubungan perjanjian antara franchisor dan


1.1. Latar Belakang Masalah franchisee, dimana franchisor menawarkan
Bentuk usaha franchise digambarkan atau berkewajiban untuk memelihara
sebagai perpaduan bisnis besar dan kecil, kesinambungan kepentingan franchisee
yaitu perpaduan antara energi dan komitmen dalam hal pengetahuan, ketrampilan,
individual dengan sumber daya dan kekuatan pelatihan bidang bisnis franchise dan
sebuah perusahaan besar (Sulistiyani, 2008: franchisee berhak beroperasi dengan nama
64). Menurut Murti Sumarni (1998), dagang, atau format atau prosedur yang
franchise adalah pemberian lisensi atas suatu dimiliki dan di bawah pengawasan
format bisnis secara keseluruhan, dimana franchisor. Untuk kepentingan tersebut
pihak pemilik hak guna nama (franchisor) mengharuskan franchisee untuk melakukan
memberikan lisensi atas sejumlah penyalur investasi dengan modalnya (Sulistiyani,
atau penerima hak guna nama (franchisee) 2008 : 65).
untuk memasarkan suatu produk / jasa dan Beberapa franchise asing yang sukses di
melakukan bisnis yang dikembangkan oleh Indonesia misalnya McDonald’s, Kentucky
franschisor dengan menggunakan merk Fried Chicken, Bread Talk, Starbucks dan
nama, merk dagang, merk jasa keahlian Pizza Hut. Dalam pengoperasiannya
khusus dan cara melakukan bisnis yang franchise asing tersebut menjual master
memiliki oleh franchisor. Sedangkan franchise. Master franchise ini berhak untuk
International Franchise Association mengelola sendiri atau menjual kembali
mengajukan definisi franchise adalah kepada franchisee pada suatu teritori

171
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

ζ1

η1 η2

ζ2

Gambar 1. Penggambaran Variabel Laten Eksogen dan Laten Endogen.


(Sumber : Nawangsari (2011 : 34))

tertentu, tergantung pada kesepakatan.  Franchise Primagama


Pertumbuhan bisnis franchise yang cepat di Primagama adalah usaha jasa
Indonesa merupakan peran serta dari merek - pendidikan (luar sekolah) dengan memiliki
merek franchise lokal seperti Primagama, pasar yang sangat luas (siswa kelas SD,
Alfamart, Martha Tilaar, Roti Buana, SLTP dan SMU) dan saat ini telah memiliki
Edward Forrer, Bogasari Baking Center dan lebih 600 outlet diseluruh Indonesia serta
berbagai nama lainnya. Merek - merek lokal 100.000 siswa setiap tahunnya. Prestasi
ini diarahkan pemerintah untuk bernaung Primagama dikenal dengan dimilikinya satu
dibawah AFI (Asosiasi Franchise Indonesia) metode belajar Smart Solution yang sangat
yang merupakan asosiasi resmi yang diakui diminati para pelajar kita dan Life Skill
pemerintah dalam bidang franchise Education sebagai added value bagi siswa
(Sulistiyani, 2008 : 66). dalam rangka mendukung program
Berdasarkan uraian latar belakang Kurikulum Berbasis Kompetensi (Adi
masalah serta studi kasus diatas, maka perlu Negara, 2008 : 85-86).
diadakan penelitian tentang Pengaruh
Kemampuan Manajemen, Motivasi 1.3 Structural Equation Modeling (SEM)
Franchisee, Promotion Strategy dan Brand SEM adalah salah satu metode
Image Terhadap Keberhasilan Usaha penelitian multivariate yang paling sering
Franchise (Studi Kasus Pada Master digunakan untuk penelitian dibidang ilmu
Franchise Primagama Indonesia Timur). sosial, psikologi, menejemen, ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, ilmu pemasaran, dan
1.2 Landasan Teori pendidikan. Berikut mengenai penulisan dan
 Definisi Franchise penggambaran variabel - variabel yang
Franchise adalah perikatan dimana terdapat pada SEM (Nawangsari, 2011 : 34-
salah satu pihak diberikan hak untuk 36), pada gambar 1.
memanfaatkan atau mengggunakan hak atas Terdapat 2 variabel laten eksogen yaitu
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri ζ1 dan ζ2. Terdapat 2 variabel laten endogen
khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan yaitu η1 dan η2. variabel laten eksogen
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang dihubungkan dengan 2 anak panah (↔) dan
ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka variabel endogen dihubungkan dengan 1
penyediaan dan / atau penjualan barang atau anak panah (→).
jasa (Burhanuddin, 2009: 241).

172
Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

1.4 Analisis Structural Equation Model estimasi seperangkat persamaan regresi yang
(SEM) simultan, berganda dan saling berhubungan.
Analisis Stuctural Equation Model Karakteristik penggunaan model ini yaitu :
bertujuan untuk mengestimasi beberapa
persamaan regresi terpisah akan tetapi 1. Untuk mengestimasi hubungan
masing - masing mempunyai hubungan dependen ganda yang saling berkaitan.
simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini 2. Kemampuannya untuk memunculkan
dimungkinkan terdapat beberapa variabel konsep yang tidak teramati dalam
dependen, dan variabel ini dimungkinkan hubungan, serta dalam menentukan
menjadi variabel independen bagi variabel kesalahan pengukuran dalam proses
dependen yang lainnya. Pada prinsipnya, estimasi.
model struktural bertujuan untuk menguji 3. Kemampuannya untuk
hubungan sebab akibat antar variabel mengakomodasi seperangkat hubungan
sehingga jika salah satu variabel diubah, antara variabel independen dengan
maka terjadi perubahan pada variabel yang variabel dependen serta mengungkap
lain. Dalam studi ini, data diolah dengan variabel laten (Ghozali, 2005: 26).
menggunakan Analysis of Moment Structure
atau AMOS versi 16. Adapun rumus 1.5 Metodologi Penelitian
persamaan struktural dalam penelitian ini  Kerangka Teori
adalah sebagai berikut : Usaha franchise apabila tidak dikelola
dengan serius secara efektif dan efisien,
η2 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + ζ1................................(1) bukan tidak mungkin apabila kelak waralaba
η2 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + η1 + ζ2......................(2) yang dibangunnya akan gagal ditengah jalan.
Fitriani (2009 : 87-88), mengemukakan hasil
Keterangan : identifikasi faktor - faktor internal waralaba
ξ1 = Kemampuan manjemen sebagai Primagama untuk mengurangi kelemahan
variabel eksogen (bebas) serta ancaman yang dihadapi diantaranya
pertama. produk yang inovatif dan berkualitas,
ξ2 = Motivasi franchise sebagai variabel manajemen yang profesional, promosi yang
eksogen (bebas) kedua. berkesinambungan, SOP yang matang dan
ξ3 = Promotion strategy sebagai variabel kuat, financial yang kuat serta pertumbuhan
eksogen (bebas) ketiga. outlet yang cepat. Sedangkan faktor - faktor
= Brand image sebagai variabel eksternal diantaranya adalah paradigma
eksogen (bebas) keempat. masyarakat terhadap pendidikan, persaingan
η1 = Kerjasama franchisor dengan SPMB, kebijakan negara tentang sekolah
franchisee sebagai variabel laten gratis dan pemberian BOS serta dukungan
endogen (terikat) kedua. pemerintah untuk perkembangan waralaba.
γ1,...3 = Hubungan langsung variabel Dalam penelitian ini, hal pokok yang
eksogen dengan endogen. akan diuji dan kemudian disajikan dalam
ζ1,.2 = Measurement error (residual) bentuk kerangka teori penelitian, adalah
endogen. untuk analisis faktor internal (kemampuan
manajemen, motivasi franchisee, promotion
Pada prinsipnya, model struktural strategy dan brand image terhadap
bertujuan untuk menguji hubungan sebab keberhasilan usaha franchise dengan metode
akibat antar variabel sehingga jika salah satu structural equation modeling (SEM) (studi
variabel diubah, maka terjadi perubahan kasus pada Master Franchise Primagama
pada variabel yang lain. Dalam studi ini, data Indonesia Timur).
diolah dengan menggunakan Analysis of
Moment Structure atau AMOS versi 16.
Analisis SEM memungkinkan perhitungan

173
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

Kemampuan
Manajemen

H5
Motivasi H1
Franchisee H2

Kerjasama H7
H4
Brand Image Franchisor Kinerja
dengan Keberhasilan
Franchisee Franchise

H3
Promotion
Strategy H6

Gambar 2. Kerangka Teori.


Sumber : Monroy dan Alzola, (2005: 585), Grunnhagen dan Mittelstaedt (2005: 207), Pitt, Napoli (2003: 411) Lee dan Khan
(1999: 85) ;Morrison (1997 : 39); Hoopkinson dan Scott (1999:827). Greenbaum (2006), Pitt dan Napoli (2003: 411), Scul
(1980 dalam Morrison 1997 : 39)

a. Hubungan Kemampuan Manajemen b. Hubungan Motivasi Franchisee


dengan Kerjasama Franchisor dengan dengan Kerjasama antara Franchisor
Franchisee dengan Franchisee
Menurut Morrison (1997 : 39) inovasi Menurut Hoopkinson dan Scott (1999 :
manajerial dalam improvisasi peningkatan 827) motivasi franchisee sangat berpengaruh
sinergi dan pembagian sumberdaya agar terhadap kerjasama antara franchisor dan
optimal dalam mengelola franchise franchisee untuk membentuk suatu sistem
diperlukan kualitas kerjasama yang baik. franchise. Sedang Menurut Monroy dan
Hubungan kerjasama yang baik antara Alzola, (2005 : 585) motivasi franchisee
franchisor dengan franchisee akan sangat untuk bertindak dalam memilih bisnis
menentukan keberhasilan usaha franchise franchise dan ikut andil dalam bisnis
Pada hubungan kerjasama ini sangat penting franchisor adalah karena faktor laba atau
bagi franchisor untuk dapat menuntun atau profit yang menggiurkan. Berdasar pada
mengarahkan franchisee agar dapat penelitian terdahulu tersebut maka semakin
menjalankan bisnis franchise-nya secara tinggi motivasi franchisee dalam mengambil
optimal. Apabila kemampuan manajemen bisnis franchise maka semakin tinggi pula
franchise yang dibentuk handal maka dapat hubungan kerjasama antara franchisor
men-suport hubungan kerjasama antara dengan franchisee. Hipotesis 2 : “Semakin
franchisor dengan franchisee. Maka apabila tinggi motivasi franchise maka akan semakin
ada peningkatan kemampuan manajemen tinggi pula hubungan kerjasama antara
maka akan disertai peningkatan hubungan franchisor dengan franchisee”.
kerjasama franchisor dengan franchisee.
Hipotesis 1 : “Semakin tinggi kemampuan
manajamen maka akan semakin tinggi
hubungan kerjasama antara franchisor
dengan franchisee”.

174
Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

c. Hubungan Promotion Strategy dengan kemampuan manajemen maka kinerja


Kerjasama antara Franchisor dengan keberhasilan franchise semakin tinggi”.
Franchisee
Menurut Pitt dan Napoli (2003 : 411) f. Hubungan Promotion Strategy dengan
pada hubungan kerjasama antara franchisor Kinerja Keberhasilan Franchise
dengan franchisee dalam penentuan Menurut chih wen wu (2010:4)
keberhasilan usaha franchise juga sangat mengatakan jika kinerja keberhasilan sebuah
dipengaruhi oleh promotion strategy. usaha franchise adalah terletak pada steategi
Disini dijelaskan jika semakin bagus marketing, dimana marketing adalah
strategi promosi yang diterapkan pada merupakan ujung dari penjualan yang
masing - masing outlet maka akan merupakan salah satu indikator kebrhasilan
meningkatkan hubungan kerjasama antara franchise. Hipotesis 6 : “Semakin tinggi
franchisor dengan franchisee. Hipotesis 3 : promotion strategy maka semakin tinggi
“Semakin tinggi atau bagus promotion kinerja keberhasilan franchise”.
strategy maka semakin tinggi kerjasama”.
g. Hubungan Kerjasama Franchisor
d. Hubungan Brand Image dengan dengan Franchisee dengan Kinerja
Kerjasama antara Franchisor dengan Keberhasilan Franchise
Franchisee Menurut Rosenberg dan Stem , dalam
Menurut Monroy dan Alzola (2005 : Marisson (1997:39) menyatakan jika konflik
585) menyatakan jika pengelolaan sebuah yang tinggi antara franchisor dengan
merk mempunyai keuntungan baik buat franchisee dalam hubungan bisnis franchise
franchisor maupun franchisee. Keuntungan mempunyai pengaruh negatif terhadap
buat franchisor adalah untuk keberlanjutan keberhasilan usaha franchise. Dalam
bisnis franchise yang dijalankan, artinya hubungan franchise jika sering terjadi
semakin besar brand image sebuah produk konflik dalam sistem franchise maka bisa
franchise maka semakin besar bisnis dipastikan akan mengganggu ritme kerja
franchise. Sedang untuk franchisee adalah bisnis franchise yang berimbas pada
ikut andil dalam franchise dengan brand menurunnya kinerja keberhasilan franchise.
yang besar dan terkenal maka menaikkan Hipotesis 7 : “Semakin tinggi kerjasama
penjualan yang berimbas pada keuntungan franchisor dengan franchisee maka akan
yang meningkat. Hipotesis 4 : “Semakin semakin tinggi pula kinerja keberhasilan
tinggi brand image maka semakin tinggi franchise”.
hubungan antara franchisor dengan
franchisee”. 1.6 Prosedur Penelitian
Proses penelitian merupakan rencana
e. Hubungan Kemampuan Manajemen dan struktur penyelidikan yang dibuat
dengan Kinerja Keberhasilan sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas
Franchise pernyataan - pernyataan penelitian. Rencana
Menurut Helma Marselia (2008) ini merupakan rencana menyeluruh dari
menyatakan bahwa tolak ukur keberhasilan penelitian mencakup hal - hal yang akan
usaha franchise salah satunya adalah dilakukan peneliti mulai membuat hipotesis
manajemen yang handal. Disini dijelaskan dan implikasinya secara operasional sampai
jika sebuah manajemen yang baik dan kepada analisis akhir data. Suatu desain
handal mampu menghantarkan keberhasilan penelitian menyatakan baik struktur masalah
suatu usaha franchise. Manajemen dalam hal penelitian maupun rencana penyelidikan
ini bisa berupa tim yang solid dan tangguh, yang akan dipakai untuk memperoleh bukti
sistem manajemen yang diterapkan dan empiris mengenai hubungan - hubungan
sebagainya. Hipotesis 5 : “Semakin tinggi dalam masalah (Mardalis, 2008).

175
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

Mulai

Studi Pendahuluan

Perumusan masala h
dan tujuan penelitian

Tinjauan Pusta ka

Pembua tan kuisioner

Pengumpulan dan
Tidak pengolahan data kuisioner

Tidak
Valid ?

Ya

Reliabel ?

Ya

Pengola han analisis jalur

Pemba hasan

Kesimpulan dan saran

selesai

Gambar 3. Alur Penelitian.

Variabel yang digunakan dalam dalam suatu desain rancangan penelitian


penelitian ini yaitu variabel bebas dan seperti pada gambar 3.
variabel terikat. Variabel terikat adalah
kualitas hidup karyawan. Sedangkan variabel 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
bebas adalah organisasi perusahaan dan Hasil pengujian menunjukkan bahwa
lingkungan kerja non fisik. Dari variabel model yang digunakan dapat diterima.
penelitian tersebut dapat ditentukan Tingkat signifikansi sebesar 0,00
indikator, instrument penelitian dan desain menunjukkan sebagai suatu model
sample yang digunakan. persamaan struktural yang baik. Kecuali
Langkah selanjutnya adalah nilai GFI dan AGFI yang yang diterima
mengumpulkan data, baik melalui observasi, secara marginal, semua indeks pengukuran
wawancara dan penyebaran kuesioner. Data TLI, CFI, CMIN / DF, dan RMSEA berada
yang telah terkumpul kemudian diolah dalam rentang nilai yang diharapkan. AGFI
menggunakan uji validitas dan reliabilitas. diterima secara marginal, namun AGFI
Teknik analisa kuantitatif yang digunakan identik dengan R2 pada regresi linier
adalah teknik analisis jalur (Path Analysis). berganda maka nilai AGFI sebesar 0,831
Hasil analisa data selanjutnya disajikan serta menunjukkan bahwa sumbangan variabel
diinterpretasikan dan langkah terakhir diberi kemampuan manajemen, motivasi
kesimpulan dan saran. Untuk lebih jelasnya Franchise, Brand Image, Promotion
rancangan penelitian yang dijabarkan diatas Strategy terhadap Kerjasama sebesar 83,1%,

176
Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

Gambar 4. Pengujian SEM (Structural Equation Modeling).


(Sumber : Data Primer yang Di olah 2017)

sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel - Equation Modeling (SEM) disajikan pada
variabel lainnya, sehingga dapat dikatakan gambar 4.
bahwa nilai AGFI masih cukup tinggi untuk
memberikan sumbangan terhadap variasi 1.2. Pengaruh Langsung
variabel kinerja Franchise. Dan untuk uji Pengaruh langsung adalah pengaruh dari
Chi-Square diperoleh nilai 424,249 dengan satu variabel bebas ke variabel terikat tanpa
probabilitasnya 0,00, yang artinya terdapat melalui variabel dependen lainnya.
pengaruh. Hasil pengujian Structural

177
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

a. Pengaruh Kemampuan Manajemen terhadap kerjasama antara franchisor dengan


(X1) terhadap Kerjasama (Y1) franchisee pada perusahaan. Kekuatan brand
Hasil uji dengan model SEM adalah faktor utama seseorang akan
menunjukkan bahwa Kemampuan memutuskan untuk mengambil franchise dan
Manajemen (X1) mempunyai nilai estimate menjalin kerjasama dengan perusahaan
sebesar 2,270 dengan tingkat signifikasinya franchise tersebut. Artinya semakin kuat dan
0,000 artinya bahwa Kemampuan terkenal brand maka semakin banyak
Manajemen (X1) mempunyai pengaruh peluang untuk terjalinnya kerjasama
langsung kepada Kerjasama (Y1). Hal ini franchise (Comb & Ketchen, 1991).
didukung oleh penelitian sebelumnya
(Altinay & Brokes, 2012) yang menjelaskan d. Pengaruh Promotion Strategy (X4)
bahwa tipe kontrak dan kemampuan Terhadap Kerjasama (Y1)
manajemen merupakan faktor utama dalam Hasil uji dengan model SEM
kerjasama antara franchisor dengan menunjukkan bahwa Promotion Strategy
franchisee. Di jelaskan pula bahwa kualitas (X4) mempunyai nilai estimate sebesar
manajemen yang bagus dari franchisor 4,006 dengan tingkat signifikasinya 0,000
merupakan nilai jual yang penting pada artinya bahwa Promotion Strategy (X4)
sebuah perusahaan franchise (Altinay & mempunyai pengaruh langsung kepada
Okumus, 2001). Kerjasama (Y1). Hal ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
b. Pengaruh Motivasi Franchise (X2) oleh (Dyer & Sigh, 1998 : Lewin & Johnson,
Terhadap Kerjasama (Y1) 1997) yang hasilnya menyatakan bahwa
Hasil uji dengan model SEM promotion strategy merupakan salah satu
menunjukkan bahwa Motivasi Franchase faktor utama dalam kerjasama franchise.
(X2) mempunyai nilai estimate sebesar Strategi promosi yang gencar dilakukan
3,554 dengan tingkat signifikasinya 0,000 suatu perusahaan franchise akan semakin
artinya bahwa Motivasi Franchise (X2) memeberikan peluang untuk mendapatkan
mempunyai pengaruh langsung kepada franchisee lebih banyak sehingga kerjasama
Kerjasama (Y1). Hal ini didukung oleh atau MoU yang terjadi akan semakin
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh meningkat (Dyer & Sigh, 1998).
(Kim, 2007) yang menyatakan bahwa
hubungan teori marketing antar perusahaan e. Pengaruh Kerjasama (Y1) Terhadap
yang menjelaskan bagaimana menjadi Kinerja Franchise (Y1)
seorang franchisee yang baik dimana Hasil uji dengan model SEM
motivasi franchisee yang kuat bisa membuat menunjukkan bahwa Kerjasama (Y1)
kerjasama antara franchisor dengan mempunyai nilai estimate sebesar 5,305
franchisee solid. dengan tingkat signifikasinya 0,000 artinya
bahwa Kerjasama (Y1) mempunyai
c. Pengaruh Brand Image (X3) pengaruh terhadap Kinerja Franchise (Y1).
Terhadap Kerjasama (Y1) Hal ini didukung oleh penelitian yang sudah
Hasil uji dengan model SEM dilakukan sebelumnya (Dyer & Sigh, 1998)
menunjukkan bahwa Brand Image (X3) yang menyatakan bahwa hubungan
mempunyai nilai estimate sebesar 3,725 kerjasama antara franchisee dengan
dengan tingkat signifikasinya 0,000 artinya franchisor merupakan faktor utama dalam
bahwa Brand Image (X3 mempunyai keberhasilan kinerja franchise. Di sini
pengaruh langsung kepada Kerjasama (Y1). dijelaskan pula banyaknya kerjasama atau
Hal ini diperkuat dengan penelitian MoU yang terjadi menunjukkan bahwa
sebelumnya (Barney, 1991 : Paningua & kinerja perusahaan franchise semakin bagus
Sapena, 2014) yang menyatakan bahwa karena semakin banyak outlet yang dibuka.
brand suatu perusahaan sangat berpengaruh

178
Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

f. Kemampuan Manajemen (X1) Pada sebuah perusahaan franchise


Hasil uji dengan model SEM dengan skala menengah, strategi promosi
menunjukkan bahwa Kemampuan untuk masing - masing wilayah akan
Manajemen (X1) mempunyai nilai estimate berbeda. Strategi promosi yang dijalankan di
sebesar 2,540 terhadap Kinerja Franchise wilayah pulau Jawa dengan luar Jawa akan
(Y2) denga tingkat signifikasinya 0,011, berbeda karena kondisi wilayah berbeda
artinya bahwa Kemampuan Manajemen pada beberapa faktor misal tingkat
(X1), secara langsung mempengaruhi pendidikan, struktur geografis (Adi Negara,
terhadap Kinerja Franchise (Y2) karena 2008).
tingkat signifikasinya 0,011 < 0,05.
Penelitian sebelumnya yang mendukung 3. KESIMPULAN
hipotesis ini adalah yang dilakukan oleh Dari penelitian yang telah dilakukan
(Parsa, H,G, 2007) yang menyatakan bahwa dapat ditarik kesimpulan bahwa :
kualitas manajemen perusahaan franchise
memberikan nilai positif langsung pada  Variabel yang mempunyai pengaruh
kinerja tetapi harus melalui mou atau langsung pada penelitian ini adalah
kerjasama yang dibuat terlebih dahulu. Di kemampuaan manajemen terhadap
jelaskan pula bahwa kualitas manajemen kerjasama, motivasi franchise terhadap
yang bagus dari perusahaan franchise akan kerjasama, pengaruh brand image
menunjukkan kinerja dari perusahaan terhadap kerjasama, pengaruh
franchise tersebut. promotion strategy terhadap kerjasama,
pengaruh kerjasama terhadap kinerja
1.3. Pengaruh Tidak Langsung franchise dan pengaruh kemampuan
Pengaruh tidak langsung adalah manajemen terhadap kinerja.
pengaruh dari satu variabel bebas ke variabel  Variabel yang tidak mempunyai
terikat melalui variabel dependen lainnya. pengaruh langsung pada penelitian ini
Dalam penelitian ini Promotion Strategy adalah promotion strategy terhadap
(X2). kinerja franchise.
 Promotion Strategy (X4)
Hasil uji dengan model SEM DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa Promotion Strategy
(X4) mempunyai nilai estimate sebesar Adi Negara, Uddiyana Bhanda, SH., 2008.
1,051 terhadap Kinerja Franchise (Y2) Perlindungan Hukum Bagi
dengan tingkat signifikasinya 0,293, artinya Franchisor Dalam Perjanjian
bahwa Promotion Strategy (X4), secara Waralaba (Franchise Agreement) di
langsung tidak mempengaruhi terhadap Bidang Pendidikan (Studi Kasus Di
Kinerja Franchise (Y2), karena tingkat Lembaga Bimbingan Belajar
signifikasinya 0,293 > 0,05. Hal ini Primagama). Tesis. Universitas
didukung oleh penelitian sebelumnya yang Diponegoro: Semarang.
dilakukan oleh (Dandy Fred R, 2003) yang Altinay, L., & Brookes, M., 2012. Factors
menyatakan bahwa promosi strategi tidak affecting relationship development
berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. in international franchise
partnerships. Journal of Services
Marketing, 26(4), 278–292.

179
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

Altinay, L., Brookes, M., Madanoglu, M., & Dyer, J. H., & Singh, H., 1998. The
Aktas, G., 2014. Franchisees' trust relational view: Cooperative
and satisfaction with franchise strategy and sources of
partnerships. Journal of Business interorganizational competitive
Research, 62(5), 528–534. advantage. Academy of
Altinay, L., & Okumus, F., 2010. Franchise Management Review, 23 (3),660–
partner selection decision making. 679.
Service Industries Journal, 30 (6), Dillala, Lisabeth., 2000. Handbook of
929–946. Multavariate statistic and
Barney, J., 1991. Firm resources and mathematical modelling. Illinois:
sustained competitive advantage. Elsevier Science.
Journal of Management, 17 (1), 99– Ferdinand, Augusty., 2005. Structural
120. Equation Modeling. Semarang:
Baron, S, and Schmidt, R., 1991. Badan Penerbit Universitas
“Operational aspects of retail Diponegoro.
franchises”. International Journal of Ferdinand, Augusty., 2006. Metode
Retail and Distribution Penelitian Manajemen. Semarang:
Management, 19 (2), 13-19. Badan Penerbit Universitas
Chiou, J. S., Hsieh, C. H., & Yang, C. H., Diponegoro.
2004. The effect of franchisors' Ghozali, Imam., 2005. Analisis Multivariat
communication, service assistance, dengan Program SPSS. Edisi ke-3.
and competitive advantage on Semarang : Penerbit UNDIP.
franchisees' intention to remain in Greenbaum., 2006. “Creating Dynamic
the franchise system. Journal of Brand awareness”, Franchising
Small Business Management, 42 World, Vol.38 Pg. 46.
(1), 19–36. Grunhagen, Mittelstaedt., 2005.
Combs, J. G., & Ketchen, D. J., 2003. Why “Entrepreneur or Investor:Do
do firms use franchising as an Multi- Unit Franchisees Have
entrepreneurial strategy: A meta- Different Philosophical
analysis. Journal of Management, Orientation?”, Journal of Small
29 (4), 443–465. Business Management, Vol43
Combs, J. G., Michael, S. C., & pg.207.
Castrogiovanni, G. J., 2004. Hair, J. F, Black, W. C, Babin, B.J,
Franchising: A review and Anderson, R. E., & Tatham, R. L.,
avenuesto greater theoretical (2006). Multivariate data Analysis.
diversity. Journal of Management, Sixth Edition. New Jersey: Prentice
30 (4), 907. Hall.

180
Pengaruh Kemampuan Manajemen Motivasi Franchise (Yunita Primasanti, Imam Djati Widodo)

Hopkin, Scott., 1999. “Franchise Relatioship Munizu, Musran., 2010. Pengaruh Faktor -
Quality : Micr - Econimic faktor Eksternal dan Internal
Explanations”, European Journal of Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan
Marketing, Vol.33 p.827. Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan.
Kaufmann, P. J., and Stanworth, J., 1995. “The Jurnal Manajemen dan
Decision to Purchase aFranchise: A Kewirausahaan, Vol.12, No. 1,
Study of Prospective Franchisees”. Maret 2010 : 33-41.
Journal of Small Business Nawangsari, Albertin Yunita., 2011.
Management, October, 22-31. Structural Equation Modeling Pada
Keller, K. L., 1993. “Conceptualizing, Perhitungan Indeks Kepuasan
Measuring, and Managing Customer-
Pelanggan Dengan Menggunakan
based Brand Equity”. Journal of
Software AMOS (Studi Kasus:
Marketing, 57 (January), 1-22.
Keller, K. L., 1998. Strategic Brand
Perhitungan Indeks Kepuasan
Management: Building, Measuring, Mahasiswa FMIPA UNY Terhadap
and Managing Brand Equity. Upper Operator IM3). Skripsi. Universitas
Saddle River, NJ: Prentice Hall Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Morrison., 1997. How Franchise Job Norton, S. W., 1988. Franchising, brand
satisfaction and personality affects name capital, and the
Performance, organizational entrepreneurial capacity problem.
commitment, Franchisor Relations, Strategic Management Journal, 9
and Intention To Remain, (2), 105–114.
Vol.35,pg.39. Pamungkas, Rizki., 2014. Faktor-Faktor
Monroy dan Alzola., 2005. An analysis of yang Mempengaruhi Keberhasilan
Quality Management in Franchise Usaha Pemegang Usaha Waralaba
Systems, European Journal Of (Studi Kasus Pada Waralaba
Marketing Vol.39 p.585. Makanan dan Minuman Lokal di
Kim, C. K., & Chung, J. Y., 1997. Brand Kota Semarang). Universitas
popularity, country image and Diponegoro Semarang: Semarang.
market share: Anempirical study. Peterson, A. and Dant, R., 1990. Perceived
Journal of International Business Advantages of the Franchise Option
Studies, 28 (2), 361–386. from the Franchisees Perceptive:
Lewin, J. E., & Johnston, W. J., 1997. Empirical Insights from a Service
Relationship-marketing theory in Franchise. Journal of Small
practice: A casestudy. Journal of Business Management, 28 (July),
Business Research, 39 (1), 23–31. 46-61.
Moch. Basarah dan M. Faiz Mufidin., 2008. Pitt dan Napoli., 2003. Managing The
Bisnis Franchise dan Aspek - aspek franchised Brand : The
Hukumnya. Bandung: PT Citra Franchisees’perspective, Journal Of
Aditya Bakti. Brand Management, Vol. 10 p.411.

181
Teknoin Vol. 23 No. 2 Juni 2017 : 171-182

Park, C. W., Jaworski, B. J., & MacInnis, D. Sulistiyani, Endang., 2008. Menangkap
J., 1986. Strategic brand concept / Peluang Bisnis Franchise di
imagemanagement. Journal of Indonesia. Jurnal Orbith. VolA
Marketing, 50 (2), 135–145. No.1 Maret 2008 : 64 – 70.
Parsa, H.G., 1996. Franchisor – franchisee Sutedi, Adrian., 2009. Hak Atas Kekayaan
relationships in quick-service Intelektual. Jakarta : Sinar Grafika.
restaurant system. Cornell Hotel Ulegin, Kabak, Onsel, Ulegin & Aktas E.,
and Restaurant Administration 2010. A Problem Structural Model
Quarterly, 27 (3), 42–49. For Analyzing Transportation –
Parsa, H. G., 1999. Interaction of strategy Enviorement Relationship.
implementation and power European Journal of Operational
perceptions in franchise systems: Risearch, Vol 200, pp 844- 859.
An empirical investigation. Journal Ulrich, D & Smallwood, N., 2007. Building
of Business Research, 45, 173–185. a leadership brand. Harvard
Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 42 tahun Business Review, 85 (7/8), 93–100.
2007 tentang Waralaba. Jakarta.
.Riyanti, Eko dan Abdul Khoir HS., 2011.
Metode Bimbingan Belajar di
Primagama (Studi Deskriptif di
Lembaga Bimbingan Belajar
Primagama). Jurnal Turats, Vol. 7,
No. 1, Januari 2011.
Santoso, Singgih., 2007. Structural Equation
Modelling: Konsep dan Aplikasi
dengan AMOS. Jakarta: PT Elek
Media Kompurindo Kelompok
Gramedia.
Schul, P.L., 1980. "An Empirical Investigation
of the Conflict Behavior Process
inFranchise Channels of
Distribution," Dissertation Abstracts
International (University Microfilm
No.41 / lOA).

182

You might also like