Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Evaluasi Dampak PNPM Mandiri Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di

Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah


Oleh:
Anindya Caesara, Aufarul Marom, Ari Subowo

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto Sarjana Hukum, Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id
ABSTRACT
Merapi Eruption is caused in environmental damage and crippled economical society.
Basically, in a post-disaster condition, many people are needed of assistances or emergency
responses. Therefore requires the disaster of management program, one of which is the Post
Disaster PNPM. Post-Disaster PNPM is PNPM which focused specifically to deal with the Rural
PNPM people location who hit by disasters. Rural PNPM is a national program which purposed in
the policy framework form as basis and reference to the poverty implementation reduction programs
based on society empowerment. This research aimed to give an explanation about the social impact
of Post-Disaster PNPM implementation and to respond society to the Post-Disaster PNPM itself in
Manisrenggo. This research has been designed and analyzed descriptive qualitatively. The
collecting data has been done by literary study, observationally and interview with the number of
informants deeply. Fortunately, it concluded that Merapi Eruption Post-Disaster PNPM in
Manisrenggo, Klaten is run well, especially in physical development (general-social infrastructure).
The successfully of Post-Disaster PNPM has been seen by society involvement and participation,
facilities and infrastructures utilization then also returning rate level and the collectability of
loaning to Women's savings and activities (SPP). All physical development planned have been
finished. However, in an effort to increase the people’s economy is still considered less than
optimally because due to the lack awareness of the public to join special training programs and SPP
activities. Moreover, the delayed of SPP tuition payment fee is impacted in a village as the PNPM
will not provide funds for.

BAB I Perdesaan merupakan salah satu program


PENDAHULUAN pemberdayaan masyarakat yang mendukung
PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target
1.1. Latar Belakang sasarannya adalah masyarakat perdesaan.
PNPM Madiri adalah program nasional Pengalaman pelaksanaan PNPM Mandiri
dalam wujud kerangka kebijakan sebagai Perdesaan telah menunjukkan bahwa konsep
dasar dan acuan pelaksanaan program- dalam program ini dapat dilakukan pada
program penanggulangan kemiskinan berbasis lokasi yang terkena dampak bencana alam,
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dengan beberapa penyesuaian yang tidak
bertentangan dengan prinsip dan tujuan permasalahan “EVALUASI DAMPAK
program. PNPM Mandiri Pasca Bencana PNPM MANDIRI PASCA BENCANA
adalah PNPM Mandiri Perdesaan yag ERUPSI GUNUNG MERAPI DI
difokuskan secara khusus untuk menangani KECAMATAN MANISRENGGO
masyarakat lokasi PNPM Mandiri Perdesaan KABUPATEN KLATEN PROVINSI
yang dilanda bencana. Pada 26 Oktober 2010 JAWA TENGAH.”
Gunung Merapi mengalami erupsi pertama
dan selanjutnya berturut-turut hingga awal 1.2. Perumusan Masalah
November 2010. Bencana yang ditimbulkan 1. Bagaimanakan evaluasi PNPM Pasca
oleh letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 Bencana terhadap penanganan
ini sangat dahsyat. Dampak letusan Gunung penanggulangan bencana Erupsi
Merapi ini telah mengakibatkan kerusakan Merapi di Kecamatan Manisrenggo
dan kerugian besar di wilayah yang tersebar Kabupaten Klaten, Jawa Tengah?
di 4 (empat) kabupaten, yakni kabupaten 2. Bagaimanakah dampak sosial
Sleman, Magelang, Boyolali dan (individu, organisasional,
Klaten.Lokasi yang menjadi sasaran PNPM masyarakat dan lembaga atau sistem
Mandiri Pascabencana di Klaten, Jawa sosial) dari adanya PNPM Mandiri
Tengah ada di tiga kecamatan yaitu : Pasca Bencana Erupsi Merapi dalam
Kecamatan Kemalang, Manisrenggo dan memulihkan sosial-ekonomi
Karangnongko. Ketiga kecamatan itulah yang masyarakat korban erupsi Merapi di
terkena dampak langsung dari bencana erupsi Kecamatan Manisrenggo Kabupaten
Merapi. Setiap kecamatan mendapatkan Klaten, Jawa Tengah?
besaran bantuan dana BLM yang sama yaitu 3. Bagaimanakah respon masyarakat
Rp. 5.500.000.000,-. Kerugian yang cukup korban erupsi Merapi dari adanya
fantastis dialami oleh masyarakat baik materiil PNPM Mandiri Pasca Bencana di
maupun immateriil. Hal ini tidak semata-mata Kecamatan Manisrenggo Kabupaten
lantaran banyak sarana prasarana fisik yang Klaten, Jawa Tengah?
rusak,tetapi juga telah berdampak pada upaya 1.3. Tujuan Penelitian
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan 1. Untuk menganalisis evaluasi PNPM
dasarnya. Pasca Bencana terhadap penanganan
PNPM Pasca bencana memberikan penanggulangan bencana Erupsi
bantuan dana kepada Kecamatan Manisrenggo Merapi di Kecamatan Manisrenggo
sebesar Rp. 5.500.000.000,-. Pemanfaat di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah?
kecamatan Manisrenggo ini merupakan yang 2. Untuk menganalisis dampak sosial
paling banyak dibandingkan dengan kedua (individu, organisasional,
kecamatan lainnya yaitu Kecamatan masyarakat, lembaga atau sistem
Kemalang dan Kecamatan Karangnongko. sosial) dari adanya PNPM Mandiri
Jumlah pemanfaat di Kecamatan Manisrenggo Pasca Bencana Erupsi Merapi dalam
yakni Laki-laki 12.830 orang, Perempuan memulihkan sosial-ekonomi
15.727 orang dan RTM (Rumah Tangga masyarakat korban erupsi Merapi di
Miskin) 20.004 orang. Kecamatan Manisrenggo Kabupaten
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan Klaten, Jawa Tengah.
di atas, penulis mengambil fokus penelitian 3. Untuk menganalisis respon
pada Kecamatan Manisrenggo berdasarkan, masyarakat korban erupsi Merapi
jumlah pemanfaat pada Kecamatan dari adanya dari PNPM Mandiri
Manisrenggo merupakan yang tertinggi Pasca Bencana di Kecamatan
diantara kedua kecamatan lainnya. Melihat hal
tersebut, penulis mengambil judul
Manisrenggo Kabupaten Klaten, 1.5. Kerangka Teori
Jawa Tengah? 1.5.1. Evaluasi Dampak
Di dalam buku Evaluasi Kebijakan
1.4. Manfaat Penelitian
Publik karangan Samodra Wibawa,
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi kepentingan akademis, kaitannya dengan dampak, vvaluasi
penelitian ini diharapkan dapat dampak memberikan perhatian yang lebih
memberikan informasi bagi para besar kepada output dan dampak
pembaca serta dapat memberikan kebijakan dibandingkan kepada proses
sumbangan terhadap pelaksanaannya.
perkembangan dan kemajuan 1.5.1.1. Karakteristik Analisis
Ilmu Administasi Publik, Dampak Sosial
khususnya mengenai evaluasi ADS sebagai kerja intelektual
dampak. harus bersifat empiris, tidak bias,
1.4.2 Manfaat Praktis rasional, handal dan sahih. ADS
1.4.2.1 Bagi kepentingan PNPM haruslah dilakukan secara logika-
Mandiri Perdesaan, penelitian empiris. Penilaian yang kita
ini diharapkan dapat lakukan tidak boleh hanya bersifat
memberikan kontribusi spekulatif-hipotetik, melainkan
pemikiran sekaligus sumbang mesti diuji atau dikuatkan dengan
saran yang dapat dijadikan data.
rekomendasi dalam 1.5.1.2. Langkah-Langkah
pelaksanaan PNPM Mandiri Analisis Dampak Sosial (ADS)
Pasca Bencana Merapi di Langkah-langkah ADS yaitu,
Klaten untuk kedepannya agar langkah pertama, mengembangkan
kinerjanya dapat lebih baik file input ADS. Langkah kedua,
lagi. pendeskripsian dampak sosial dari
1.4.2.2. Bagi kepentingan peneliti, kebijakan tersebut. Langkah ketiga,
merupakan sarana menambah menentukan respon individu
pengalaman dan pengetahuan maupun kelompok yang menjadi
dalam melakukan penelitian unit dampak. Langkah empat,
ilmiah serta dapat meningkatkan penyesuaian kebijakan. Dan
kemampuan peneliti dalam langkah yang kelima, kesimpulan
memahami fenomena dan dan rekomendasi. Tujuan akhir dari
masalah yang berkaitan dengan suatu evaluasi kebijakan adalah
evaluasi kebijakan publik. Selain memberikan rekomendasi kepada
itu juga sebagai salah satu syarat pemerintah untuk memperbaiki atau
utama dari mata kuliah Metode menyempurnakan kebijakannya.
Penelitian Administrasi. 1.5.1.3. Unit Sosial Pendampak
1.4.2.3. Bagi kepentingan masyarakat, a. Dampak individual
memberikan pengetahuan kepada Dampak terhadap individu
masyarakat mengenai teori-teori dapat menyentuh aspek-aspek
admisnistrasi publik, khususnya psikis, lingkungan, ekonomi
teori tentang studi Evaluasi dan sosial serta personal.
dampak dan pengetahuan b. Dampak organisasional
mengenai PNPM Mandiri Pasca Suatu kebijakan dapat
Bencana. menimbulkan dampak
terhadap organisasi atau
kelompok, baik secara
langsung maupun tidak. b. Penataan Lokasi (Sarana dan
Dampak yang langsung Prasarana)
adalah berupa terganggu atau c. Memfungsikan kembali (Sarana
terbantunya organisasi atau dan Prasarana)
kelompok dalam mencapai 2. Kegiatan Rehabilitasi
tujuannya. a. Peningkatan Kualitas Hidup (PKH)
c. Dampak terhadap masyarakat b. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Dampak suatu kebijakan Fasilitas Sosial dan Umum
terhadap masyarakat menuju (Pembangunan Fisik)
pada sejauh mana kebijakan c. Simpan Pinjam khusus bagi
tersebut mempengaruhi Kelompok Perempuan (SPP)
kapasitas masyarakat dalam Indikator Keberhasilan PNPM Pasca
melayani anggotanya. Dalam Bencana :
hal ini masyarakat dilihat 1. Peningkatan Kualitas Hidup (PKH)
sebagai input yang a. Keterlibatan atau partisipasi
menyediakan sumber daya masyarakat
tapi sekaligus menampung b. Pemanfaatan prasarana pendidikan
tuntutan, sedangkan kualitas dan kesehatan
hidup para anggotanya 2. Pembangunan Fisik (Sarana dan
merupakan output. Prasarana Umum-Sosial)
d. Dampak terhadap lembaga a. Partisipasi masyarakat dalam
dan sistem sosial perencanaan dan pelaksanaan
Perubahan yang terjadi di kegiatan
dalam sistem sosial b. Pemanfaatan sarana dan prasarana
merupakan akibat dari sebuah umum
kebijakan. Beberapa indikator 3. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
untuk melihat apakah suatu a. Keterlibatan atau partisipasi
sistem sosial itu lemah, masyarakat
sebagai berikut: (1) distribusi b. Tingkat pengembalian pinjaman
yang tidak merata, (2) c. Tingkat kolektibilitas pinjaman
persediaan sumber daya yang Unit Sosial Pendampak :
dianggap kurang, (3) adaptasi a. Dampak individual
yang lemah, (4) koordinasi b. Dampak organisasional
yang jelek, (5) turunnya c. Dampak terhadap masyarakat
kepercayaan. d. Dampak terhadap lembaga dan sistem
e. Respon terhadap dampak sosial
kebijakan e. Respon terhadap dampak kebijakan
Respon terhadap kebijakan
1.7. Metodologi Penelitian
yang ditetapkan beragam,
1.71 Desain Penelitian
seperti skeptis, kritis dan
Peneliti menggunakan tipe
analitis.
penelitian jenis deskriptif yaitu, suatu
1.6. Operasional Konsep penelitian yang bermaksud
Tahapan PNPM Mandiri Pasca Bencana : mendapatkan gambaran tentang sifat
1. Kegiatan Persiapan Pemulihan (Pra- dari suatu gejala masyarakat. Penelitian
Rehabilitasi) ini bertujuan melakukan penafsiran
a. Kegiatan-kegiatan untuk terhadap fenomena sosial,
pembersihan puing
menggambarkan suatu gejala sosial adalah observasi, wawancara, dan
tertentu. studi kepustakaan.
1.7.2 Situs Penelitian 1.7.7 Analisis dan Interpretasi Data
Penelitian ini mengambil lokus Interpretasi data yang digunakan di
penelitian di Kecamatan Manisrenggo dalam penelitian ini yaitu dimulai dari
Kabupaten Klaten dengan pertimbangan reduksi data, penyajian data, dan manarik
bahwa Kecamatan Manisrenggo kesimpulan (verifikasi).
merupakan salah satu kecamatan yang 1.7.8 Kualitas Data
terkena dampak langsung dari Letusan Menurut Sugiyono (2007: 121-
Merapi dengan jumlah pemanfaat 125) dalam melaksanakan pemeriksaan
tertinggi diantara dua kecamatan lainnya. keabsahan data dilakukan beberapa
1.7.3 Subjek Penelitian teknik yaitu perpanjangan pengamatan,
1. Badan Perberdayaan Masyarakat ketekunan pengamatan, triangulasi,
(Bapermas) Kabupaten Klaten, menggunakan bahan referensi, dan
Jawa Tengah (Kepala Subid. Sosial mengadakan member check.
Budaya)
2. PNPM Perdesaan Kecamatan BAB II
Manisrenggo Kabupaten Klaten, GAMBARAN UMUM
Jawa Tengah (Ketua UPK)
3. Perangkat Desa Kepurun Kabupaten Klaten adalah sebuah
Kecamatan Manisrenggo kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Kabupaten Klaten memiliki luas daerah
4. Masyarakat Kecamatan 655,56 km2 dan jumlah penduduk sebanyak
Manisrenggo Kabupaten Klaten, 1.121.000 jiwa (2003) dengan kepadatan
Jawa Tengah penduduk 1.709,99 per km2. Secara geografis
1.7.4 Jenis Data Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-
Dalam penelitian ini, peneliti 110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang
menggunakan metode penelitian Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten
kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur
bukan berupa angka-angka, melainkan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di
data tersebut berasal dari naskah sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten
wawancara, catatan lapangan, dokumen Gunung kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).
pribadi, catatan, memo, dan dokumen Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten
resmi lainnya. Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di
1.7.5 Sumber Data sebelah utara berbatasan dengan kabupaten
1. Data primer, PNPM Mandiri Boyolali. Kabupaten Klaten terdiri atas
Perdesaan Kecamatan Manisrenggo 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53 desa
Kabupaten Klaten dan Masyarakat dan 103 kelurahan. Ibukota kabupaten ini
setempat. berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga
2. Data sekunder, dapat diperoleh dari kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah,
berbagai sumber seperti data yang dan Klaten Selatan. Kecamatan
diberikan dari pihak Bapermas Manisrenggo adalah salah satu kecamatan
Kabupaten Klaten dan PNPM yang ada di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Mandiri Perdesaan Kecamatan Tengah. Kecamatan Manisrenggo memiliki
Manisrenggo Kabupaten Klaten. luas daerah 26,96 km2 dan jumlah penduduk
1.7.6 Teknik Pengumpulan Data sebanyak 35.735 jiwa dengan kepadatan
Ada beberapa teknik pengumpulan penduduk 1.325 per km2. Kecamatan
data yang digunakan dalam penelitian Manisrenggo merupakan salah satu wilayah
Kabupaten Klaten yang terletak di sebelah dalam pengambilan keputusan dan
Barat Laut sesuai peta daerah Kabupaten pengelolaan pembangunan. Tahapan
Klaten yaitu dengan batas wilayah sebelah kegiatan PNPM-Perdesaan yaitu dimulai
Utara Kecamatan Kemalang, sebelah Timur dari sosialisasi dan penyebaran informasi
Kecamatan Karangnongko, sebelah Selatan program, proses partisipatif pemetaan Rumah
Kecamatan Prambanan, dan sebelah Barat Tangga Miskin (RTM) dan pemetaan sosial,
Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa perencanaan partisipatif di tingkat dusun dan
Yogyakarta). desa, seleksi kegiatan di tingkat desa dan
1.1. Badan Pemberdayaan Masyarakat kecamatan, masyarakat melaksanakan
(Bapermas) Kabupaten Klaten kegiatan, akuntabilitas dan laporan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten perkembangan, dan yang terakhir adalah
Klaten berkedudukan sebagai unsur pemeliharaan dan keberlanjutan
penunjang dan pelaksanaan pemerintahan
daerah dibidang pemberdayaan masyarakat. BAB III
Tugas Pokok dan Fungsi ( Tupoksi ) Badan HASIL PENELITIAN
Pemberdayaan Masyarakat yaitu membantu
3.1. Persiapan Pemulihan (Pra-
dan menunjang kelancaran tugas Bupati dalam
Rehabilitasi)
penyelenggaraan Pemerintahan daerah di
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
bidang pemberdayaan masyarakat dan
pada tahapan ini adalah kegiatan yang bersifat
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
Padat Karya yaitu kegiatan produktif yang
oleh Bupati.
banyak menyerap tenaga kerja yang bertujuan
1.2. PNPM Mandiri Perdesaan untuk memberikan penghasilan sementara
Kecamatan Manisrenggo bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
miskin di wilayah yang terkena bencana
Mandiri Perdesaan merupakan salah satu
erupsi Merapi dan telah kehilangan pekerjaan
program pemberdayaan masyarakat yang
atau usahanya. Kegiatan padat karya ini
mendukung PNPM Mandiri yang wilayah
ditujukan untuk meningkatkan perekonomian
kerja dan target sasarannya adalah masyarakat
masyarakat melalui pembayaran upah kerja.
perdesaan. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan,
a. Kegiatan-kegiatan untuk
seluruh anggota masyarakat didorong untuk
pembersihan puing (sites/lands
terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara
clearing), yaitu pembersihan pada
partisipatif, mulai dari proses perencanaan,
kawasan permukiman agar supaya
pengambilan keputusan dalam penggunaan
dapat dipergunakan kembali, seperti
dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling
pembersihan lingkungan, endapan
prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan
lumpur, batu-batuan, dan sampah yang
kegiatan dan pelestariannya. Lokasi sasaran
berasal dari lumpur endapan abu
PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh
vulkanik serta pembersihan sungai.
kabupaten perkecamatan yang dalam
a. Penataan Lokasi, ditujukan untuk
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan
pemulihan cepat sarana prasarana dan
tidak termasuk kabupaten kategori bermasalah
fasilitas umum-sosial yang rusak akibat
dalam PNPM-Mandiri Perdesaan. Kelompok
bencana agar supaya dapat digunakan
Sasaran PNPM Perdesaan diantaranya,
sampai dengan tahap rehabilitasi, yaitu
masyarakat miskin, kelembagaan masyarakat
jalan tertimbun longsoran yang perlu
di perdesaan, dan kelembagaan pemerintah
dibersihkan dari tanah, batu-batuan dan
lokal. Tujuan dari PNPM Perdesaan adalah
pohon tumbang yang menghalangi jalan.
untuk meningkatnya kesejahteraan dan
Selain itu, dilakukan perbaikan jaringan
kesempatan kerja masyarakat miskin di
irigasi, perbaikan sarana air bersih dan
perdesaan dengan mendorong kemandirian
sarana persampahan/penampungan usaha rumah tangga, peralatan modal
sampah sementara. kerja, atau keperluan rumah tangga
b. Memfungsikan kembali, dimaksudkan lainnya bagi para anggota kelompok
agar sarana prasarana dan fasilitas yang sangat mendesak dengan alokasi
umum-sosial yang rusak akibat dampak maksimal 25% dari alokasi dana BLM
bencana diperbaiki sehingga dapat per-kecamatan. Ada 14 desa yang
berfungsi secara minimal atau darurat mengikutin kegiatan SPP. Dana SPP ini
untuk mendukung dimulainya kembali bersifat pinjaman bergulir yang
kehidupan sosial ekonomi dimasyarakat, selanjutnya dikelola oleh Unit Pengelola
yaitu dengan perbaikan jalan (cor beton) Kegiatan (UPK).
dan pembuatan Talud. 3.3. Alur Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Tahapan Rehabilitasi Rehabilitasi Pasca Bencana
Tahapan ini menggunakan pendekatan 1. Sosialisasi Musyawarah Antar Desa
yang sama dengan PNPM Perdesaan Reguler mengenai kebijakan, pendanaan,
yaitu pendekatan berbasis masyarakat dan jadwal kegiatan, jenis kegiatan dan
dengan menggunakan kegiatan berbasis padat penentuan tenaga kerja.
karya dan swakelola (diutamakan warga 2. Melakukan Pelatihan Tim Kaji Data
korban bencana memperoleh akses kerja pada Kerusakan untuk mendata kerusakan
kegiatan proyek) dengan tujuan memperkuat yang terjadi.
ikatan sosial (gotongroyong), sekaligus 3. Verifikasi lapangan, data kerusakan
memberikan pendapatan kepada masyarakat. sekaligus identifikasi usulan kegiatan
Selain itu, dengan tetap menyediakan alokasi SPP
dana maksimal 25% dari dana BLM yang 4. Musyawarah desa (review atau
dipergunakan masyarakat sebagai pinjaman kajian)
bergulir untuk kelompok-kelompok 5. MAD (review atau kajian)
perempuan (SPP). 6. RAB dan desain, usulan prioritas
Kegiatan PNPM Pasca Bencana : mulai dari rangking tertinggi
a. Peningkatan Kualitas Hidup (PKH) dibuatkan desain dan RAB- nya.
Kegiatan-kegiatan Peningkatan Kualitas Hasil RAB bisa dituangkan dalam
Hidup (PKH) di dalam PNPM Pasca beberapa SP2D.
Bencana di Kecamatan Manisrenggo 7. Musdes informasi kegiatan
yaitu pemberian pelatihan-pelatihan rehabilitasi
keterampilan kepada masyarakat, 8. Pencairan dana dan pelaksanaan
pembangunan fasilitas kesehatan dan kegiatan
pembangunan gedung pendidikan 9. Musdes pertanggungjawaban,
diantaranya 8 pembangunan gedung melaporkan dan mempertanggung
PAUD dan 2 gedung Polindes. jawabkan realisasi penggunaan dana
b. Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan hasil kegiatan desa.
Fasilitas Sosial dan Umum 10. MAD pertanggungjawaban,
(Pembangunan Fisik) melaporkan dan mempertanggung-
Pembangunan Fisik (sarana prasarana) jawabkan realisasi penggunaan dana
yang dilakukan adalah memperbaiki dan hasil kegiatan seluruh desa, serta
saluran irigasi, pembuatan talud, evaluasi aturan main termasuk
memperbaiki jalanan, aspal jalan dan penerapan sanksi jika terjadi
cor beton. penyimpangan oleh desa partisipan.
c. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Dana Simpan Pinjam khusus bagi
Kelompok Perempuan untuk kebutuhan
BAB IV mempengaruhi kualitas dari SDM
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN yang ada di desa tersebut.
Sedangkan , pembangunan gedung
4.1. Evaluasi PNPM Pasca Bencana PAUD ini ditujukan untuk
Di dalam program padat karya, menunjang pendidikan, khususnya
pengalokasian dana BLM untuk pembangunan bagi anak usia dini yang
fisik adalah sekitar 30% sedangkan 70% nya sebenarnya sangat membutuhkan
digunakan untuk pembayaran upah atau pengajaran guna membentuk
insentif. Hal ini dikarenakan tujuan dari kreativitas dan melatih otak
program padat karya adalah memberikan mereka serta mempersiapkan
pendapatan sementara kepada masyarakat. Di anak-anak tersebut pada jenjang
dalam kegiatan rehabilitasi, pengalokasian sekolah berikutnya.
dana BLM lebih besar untuk pembangunan 4.2.2. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
fisik (sarana dan prasarana) yaitu sebesar Fasilitas Sosial dan Umum
58,7%, 10% nya digunakan untuk kegiatan (Pembangunan Fisik)
SPP dan 0,3% digunakan untuk kegiatan 4.2.2.1. Partisipasi Masyarakat
PKH. dalam perencanaan dan
4.2. Keberhasilan Kegiatan PNPM Pasca pelaksanaan kegiatan
Bencana : Partisipasi masyarakat di
4.2.1. Peningkatan Kualitas Hidup tahapan perencanaan sangatlah
(PKH) penting dan harus benar-benar
4.2.1.1. Keterlibatan atau dapat memutuskan secara bijak
Partisipasi Masyarakat mengenai pembangunan apa yang
Semakin banyak masyarakat akan dilakukan karena
yang mengikuti kegiatan ini, maka pembangunan ini nantinya akan
semakin banyak juga masyarakat mempengaruhi kelangsungan
yang dapat disentuh oleh kegiatan hidup mereka juga. Bagaimana
dari PNPM Pasca Bencana ini. masyarakat merencanakan suatu
Adanya pelatihan khusus ini dapat pembangunan fisik, penentuan
memacu timbulnya kelompok- anggaran sampai pada tahap
kelompok usaha baru yang pengambilan keputusan
nantinya akan dapat menunjang pembangunan apa yang akan
kegiatan SPP. Jika masyarakat menjadi prioritas untuk dilakukan
dapat memanfaatkan dengan baik haruslah didasari dengan
hasil dari pelatihan ini, maka urgensitas yang ada di masyarakat.
mereka dapat memanfaatkannya 4.2.2.2. Pemanfaatan Sarana
untuk meningkatkan kinerja dan Prasarana Umum
mereka sendiri dan menghasilkan Kegiatan di dalam
suatu usaha kecil. pembangunan fisik diantaranya
4.2.1.2. Pemanfaatan Sarana adalah perbaikan jalan (aspal dan
Pendidikan dan cor beton), pembuatan talud, dan
Kesehatan perbaikan saluran irigasi. Dengan
Di dalam PKH kediatan yang adanya pembangunan sarana-
dilakukan melalui pembangunan prasarana ini, membuat
gedung PAUD dan Polindes. masyarakat dapat menjalani
Polindes ini ditujukan untuk aktivitasnya atau pekerjaannya
menjadi sarana pendukung kembali, jalanan yang sudah
kesehatan, karena dapat diperbaiki dan persawahan yang
sudah dapat digunakan kembali. dampaknya sampai pada desa
Hal ini memberikan dampak maka satu kelompok saja yang
positif bagi masyarakat guna mengalami keterlambatan sangat
menunjang kehidupanya. dapat merugikan kesejahteraan
4.2.3. Simpan Pinjam Perempuan masyarakat lainnya yang berada di
(SPP) desa tersebut.
4.2.3.1. Keterlibatan atau 4.3. Unit Sosial Pendampak di dalam
partisipasi masyarakat PNPM Pasca Bencana :
Pada dasanya kurangnya a. Dampak individual
minat masyrakat terhadap kegiatan  Dampak psikis
ini karena sanksi yang terlalu Erupsi Merapi menyebabkan
berat, jika kelompok masyarakat trauma yang berkepanjangan
terlambat dalam membayar terhadap masyarakat. Hal ini
angsuran pinjaman maka yang menyebabkan kondisi psikis
terkena dampaknya satu desa yaitu masyarakat menjadi terganggu.
dengan tidak diberikannya dana Dalam hal ini, PNPM Pasca Bencana
pembangunan fisik di periode tidak melakukan kegiatan apapun
tahun berikutnya. Hal ini lah yang dalam rangka pemulihan kondisi
menjadi gejolak bagi masyarakat. psikis masyarakat pasca bencana
4.2.3.2. Tingkat Pengembalian yang terjadi, PNPM Pasca Bencana
Pinjaman hanya berfokus pada pembangunan
Untuk tunggakan pinjaman fisik serta pendapatan masyarakat,
SPP sebesar Rp.149.633.500 namun melupakan hal vital ini.
dengan alokasi pinjaman sebesar  Dampak terhadap lingkungan
Rp. 2.671.806.725, jadi tingkat Di dalam pelaksanaan PNPM
pengembalian untuk kelompok Pasca Bencana dilakukan kegiatan-
SPP sebesar 94,4%. Melihat data kegiatan pembersihan puing-puing
tersebut, tingkat pengembalian dan jalan serta perbaikan-perbaikan
pinjaman yang tinggi ini, dapat sarana prasarana umum-sosial
terjadi karena adanya komitmen (perbaikan jalan, pembuatan talud
masyarakat untuk dapat mencapai dan pembuatan saluran irigasi) yang
tujuan kelompoknya dengan dapat mengembalikan lingkungan
memanfaatkan dana pinjaman sekitar menjadi dapat difungsikan
tersebut benar-benar untuk kembali dan membuat masyarakat
kepentingan pengembangan usaha dapat beraktivitas kembali.
kelompok mereka.  Di dalam bidang ekonomi
4.2.3.3. Tingkat Kolektibilitas Di dalam hal ini, PNPM Pasca
Pinjaman Bencana memberikan kegiatan-
Ada 11 kelompok-kelompok kegiatan guna meningkatkan
usaha masyarakat yang pendapatan masyarakat. Di tahapan
menunggak atau terlambat dalam awal yaitu tahapan pra-rehabilitasi
melakukan pembayaran angsuran (padat karya) memberikan
dari SPP. Berdasarkan tersebut, pendapatan sementara atau jangka
jumlah penunggak pinjaman SPP pendek kepada masyarakat dengan
masih dapat dikatakan jumlah cara mempekerjakan mereka dalam
yang banyak karena jika melihat melakukan kegiatan-kegiatan yang
pada sanski keterlambatan ada di tahapan pra-rehabilitasi
pembayaran angsuran yang
tersebut. Selain itu, pada tahapan kehidupan mereka. Pendistribusian
rehabilitasi, adanya kegiatan simpan dana BLM ini dilakukan berdasarkan
pinjam bergulir yaitu SPP yang kebutuhan di masing-masing desa
ditujukan untuk menambah modal yang disesuaikan dengan kerusakan
usaha masyarakat. yang terjadi. PNPM Pasca Bencana ini
b. Dampak terhadap masyarakat melakukan pendekatan langsung
Semua kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat sehingga
berdasarkan atas usulan-usulan dari koordinasi antara keduanya terjalin
masyarakat yang disesuaikan dengan dengan baik. Sedangkan koodrinasi
kebutuhan di masing-masing desa. antara Tim Pelaksana PNPM dengan
PNPM Pasca Bencana, dalam hal ini perangkat desa sebagai penanggung
juga memanfaatkan sumber daya jawab atas kegiatan yang ada di desa
manusia yang ada dengan cara kurang terjalin dengan baik karena
memberdayakan mereka sebagai PNPM seringkali tidak melapor
pekerja. Kegiatan padat karya terlebih dahulu di dalam setiap
memberikan pendapatan jangka pendek kegiatan yang dilakukan di desa.
atau sementara kepada masyarakat pasca e. Respon terhadap PNPM Pasca bencana
erupsi Merapi. Pembangunan fisik di Adanya dampak positif dari
dalam kegiatan rehabilitasi membantu PNPM Pasca Bencana yaitu
memulihkan keadaan sosial atau lingkungan yang dapat dipergunakan
lingkungan masyarakat terutama di kembali, bertambahnya rasa
bidang sarana-prasarana. kebersamaan, dan bertambahnya
c. Dampak organisasional pengetahuan serta kreativitas
SPP ini dijadikan sebagai modal masyarakat. Masih kurangnya minat
usaha yang akan digunakan untuk masyarakat dalam mengikuti
mengembangkan usaha mereka dan pelatihan-pelatihan khusus yang
dapat menambah pendapatan mereka. diberikan membuat pelatihan ini
Dana bantuan SPP membantu menjadi tidak optimal karena tidak
tercapainya tujuan dari kelompok- dapat menyentuh semua masyrakat.
kelompok usaha masyarakat tersebut Selain itu banyak masyarakat yang
dengan cara mengembangkan usaha mengeluhkan bahwa sanksi yang
mereka agar kinerja dan produktivitas diberikan terlalu berat jika para
kelompok usaha mereka dan hal ini juga kelompok masyarakat terlambat untuk
dapat berdampak pada peningkatan melunasi SPP. Sanksi jika terjadi
pendapatan mereka. Namun, pada keterlambatan dalam pembayaran
kenyataannya, masih ada kelompok- angsuran adalah dengan tidak
kelompok yang menggunakan modal memberikan SPP untuk tahun
SPP untuk kepentingan pribadi atau berikutnya kepada desa yang terkena
bersifat konsumtif. masalah.
d. Dampak terhadap lembaga dan sistem 4.4. Rekomendasi Kebijakan (Policy
sosial Recomendations)
Adanya trasnparasi terhadap PNPM Pasca Bencana hanya dilakukan
besaran dana BLM yang diberikan dan selama 2 tahun yaitu dari tahun 2011-1012.
juga rincian kegiatan-kegiatan yang di Melihat permasalahan yang telah dipaparkan,
lakukan di dalam PNPM Pasca setelah PNPM Pasca Bencana ini telah selesai
Bencana membuat masyarakat percaya dilakukan haruslah ada kegiatan lanjutan.
akan kinerja dari PNPM Pasca Oleh karena itu, PNPM Pasca Bencana dapat
Bencana dalam mensejahterakan diteruskan pada kegiatan dari PNPM
Perdesaan Reguler. Berikut ini merupakan perihal sanksi jika terlambat membayar
rekomendasi terhadap revisi PNPM Pasca angsuran pinjaman SPP akan lebih baik
Bencana : jika lebih dilonggarkan. Dalam artian,
1. Penanganan Pinjaman Bermasalah lebih berpacu pada peran PNPM sebagai
Dalam penanganan pinjaman fasilitator dan pendamping masyarakat
SPP bermasalah dilakukan dengan yaitu dengan mengoptimalkan
membentuk suatu Tim khusus untuk pembinaan dan pemberdayaan ekonomi
mengatasi keterlambatan angsuran ini. masyarakat miskin yang dapat
Peran dari Tim yang dibuat ini adalah berpengaruh terhadap keberhasilan dari
untuk melakukan pendataan setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat.
kelompok yang mengajukan proposal
kegiatan SPP, di dalam hal ini tim BAB IV
tersebut memverifikasi keadaan PENUTUP
perekonomian dan mempelajari
proposal yang diajukan. Selain itu, tim 5.1. Kesimpulan
tersebut juga melakukan pemantauan Dalam pelaksanaan PNPM Pasca Bencana
kepada setiap kelompok yang masyarakat menerima dengan baik kegiatan
mengajukan pinjaman. yang dilakukan dan mampu beradaptasi
2. Pelatihan dan Sosialisasi kepada dengan baik terhadap kegiatan. Berikut ini
Kelompok masyarakat adalah Unit Sosial pendampak dalam PNPM
Perlu diadakan sosialisasi akan Pasca Bencana :
manfaat dari modal SPP untuk a. Dampak Individual
mengembangkan atau meningkatkan Aspek Psikis, belum adanya kegiatan
produktivitas suatu usaha. Pelatihan untuk mengurangi trauma (kondisi psikis)
yang diberikan seperti pelatihan masyarakat akibat erupsi Merapi. Aspek
administrasi, pelatihan manajemen, Lingkungan, adanya kegiatan
pelatihan strategi pemasaran, dan pembersihan puing-puing serta
pelatihan wirausaha. Dalam rangka pembangunan sarana-prasarana umum
mempromosikan hasil produksi guna mengembalikan lingkungan
masyarakat, dapat dilakukan pameran setempat dapat dipergunakan. Aspek
ataupun bazaar yang diisi dengan usaha- Ekonomi, memberikan pendapatan
usaha rumah tangga. Hal ini dilakukan sementara atau jangka pendek kepada
untuk memperkenalkan produk-produk masyarakat sebagai pekerja melalui
lokal yang dibuat masyarakat. pembayaran upah atau insentif. Selain itu,
3. Kegiatan SPP tidak menyentuh adanya SPP guna menambah modal usaha
masyarakat miskin masyarakat.
Hal yang harus dirubah di dalam b. Dampak terhadap Masyarakat,
kegiatan SPP ini adalah pertama, skema kegiatan padat karya memberikan
pembayaran angsuran harus disesuaikan pendapatan jangka pendek pasca erupsi
dengan penghasilan dari masyarakat merapi kepada masyarakat. Pembangunan
kelas bawah (seperti petani). Dalam fisik di dalam kegiatan rehabilitasi
artian, pihak UPK dan masyarakat membantu memulihkan keadaan sosial
peminjam modal pertama-tama masyarakat terutama di bidang sarana-
merancang dulu skema pembayaran prasarana.
yang disesuaikan dengan kemampuan c. Dampak Organisasional, adanya SPP
mereka, jadi dibuat perhitungan antara yang digunakan oleh kelompok-kelompok
jumlah modal yang dipinjamkan dengan masyarakat sebagai modal usaha guna
periode pembayaran angsuran. Kedua, menunjang usaha mereka. Namun, pada
nyatanya, masih ada sebagian kelompok- DAFTAR PUSTAKA
kelompok masyarakat yang tidak
menggunakan modal SPP seperti Dye, Thomas R, 1995, Understanding Public
seharusnya atau bersifat konsumtif. Policy, New Jersey: Prentice Hall.
d. Dampak terhadap Lembaga atau Kusumanegara, Solahuddin. (2010). Model
Sistem Sosial, koordinasi masyarakat dan Aktor Dalam Proses Kebijakan
dengan pihak PNPM Perdesaan terjalin Publik. Jakarta: Gava Media.
dengan baik, namun koordinasi PNPM Lester, James P., & Joseph Stewart Jr., 2000,
dengan perangkat desa dinilai masih Public Policy: An Evolutionary
kurang terjalin dengan baik akibat Approach, Belmont: Wadsworth.
kurangnya komunikasi antara keduanya. Nugroho, Riant. (2011). Public Policy.
e. Respon terhadap masyarakat, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
masyarakat menerima dengan baik Samodra Wibawa, Yuyun Purbokusumo dan
kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh Agus Pramusinto. (1994). Evaluasi
PNPM Pasca Bencana. Namun, dalam Kebijakan Publik. Jakarta: RajaGrafindo
kegiatan SPP, sebagian masyarakat masih Persada.
ada yang keberatan dengan sanksi yang Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
diberikan untuk keterlambatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
pembayaran SPP. Alfabeta : Bandung.
5.2. Saran Winarno, Budi. (2007). Kebijakan Publik
5.2.1. Membentuk tim khusus guna (Teori dan Proses). Yogyakarta: Media
mengurus kelompok usaha Presindo.
masyarakat dengan melakukan Samodra Wibawa, Yuyun Purbokusumo dan
pendataan, memverifikasi Agus Pramusinto. (1994). Evaluasi
keadaan perekonomian dan Kebijakan Publik. Jakarta: RajaGrafindo
melakukan pemantauan terhadap Persada.
kelompok-kelompok usaha Lexy J Moleong. 2004. Metode Penelitian
tersebut. Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
5.2.2. Adanya keterlambatan dalam Karya.
pembayaran angsuran SPP, perlu Karsidi, Asep. 2008. Petunjuk Teknis
dilakukannya upaya sosialisasi Pengelolaan Bantuan Pasca Bencana.
penggunaan anggaran SPP di Kementerian Koordinator Bidang
tingkat rumah tangga sehingga Kesejahteraan Rakyat.
adanya pemahaman di kalangan Hadiwinoto, Suhandi, & Catrini P.K. 2011.
masyarakat bahwa modal yang Selalu Ada Semangat dan Jalan (Padat
diberikan akan bermanfaat jika Karya Pemulihan Pasca Bencana Merapi
dipergunakan untuk peningkatan PNPM Mandiri). Kementerian
produktivitas usaha masyarakat. Koordinator Bidang Kesejahteraan
5.2.3. Perlu disesuaian skema Rakyat dan PNPM Support Facility
pembayaran angsuran dengan (PSF).
penghasilan dari masyarakat
kelas bawah (seperti petani).
Pihak UPK dan masyarakat
peminjam modal pertama-tama
merancang dulu skema
pembayaran yang disesuaikan
dengan kemampuan mereka.

You might also like