Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (CR) Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Perairan Trimulyo Semarang
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (CR) Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Perairan Trimulyo Semarang
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (CR) Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Perairan Trimulyo Semarang
Ria Azizah Tri Nuraini, Hadi Endrawati dan Ivan Riza Maulana*
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275
Email : ivanrizamaulana@gmail.com
Abstract
Metal pollution becomes a problem that is very threatening to marine ecosystems. This is
because heavy metals difficult be destroyed and will accumulate in the water. This study aims
to determine the content of chromium (Cr) in Water, Sediment and green mussels (Perna viridis)
and know the maximum limit weekly consumption and the feasibility of the Green Shellfish
consumption. Samples were taken in January 2016 for Trimulyo waters. Research using
descriptive methods. Sampling was done by purposive sampling method. Heavy metal content
analysis using AAS. MTI Value (Maximum Tolerable Intact) is calculated by the formula MWI / Ct
to determine the value of the maximum limit of consumption of green mussels per week. The
results showed the content of chromium (Cr) in water in Trimulyo waters of <0.003 mg / L, the
content of chromium (Cr) in the sediments ranged from 20.49 to 45.78 mg / kg. The content of
heavy metals Chromium (Cr) in Green Mussels ranged from <0.01 to 0.20 mg / kg. Maximum
weight intake of green mussels are safe for consumption of water Trimulyo per week for women
with an average body weight of 45 kg for metal Chromium (Cr) is 13.27 ± 4.78 kg per week. As
for males with an average weight of 60 kg of 17.68 ± 6.37 kg per week. According to the Minister
of Environment Decree 51 of 2004 Trimulyo water conditions have not categorized the heavy
metal contaminated Chromium (Cr). The content of heavy metals chromium (Cr) in the
sediments are well below the standards set by NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration) of 1999. As for the heavy metal content of chromium (Cr) in the Green Mussel
showed that the clams in these waters has not been contaminated by heavy metals Chromium
(Cr) according to the quality standard by the Food adulteration (metallic Contamination)
Hong Kong in 1997.
Abstrak
Pencemaran logam menjadi suatu masalah yang sangat mengancam bagi ekosistem
laut. Hal ini diduga karena logam berat susah hancur dan akan terakumulasi di perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Kromium (Cr) dalam Air, Sedimen dan
Kerang Hijau (Perna viridis) serta mengetahui batas maksimum konsumsi mingguan dan tingkat
kelayakan konsumsi Kerang Hijau. Sampel diambil pada Bulan Januari 2016 di perairan
Trimulyo. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara
Purposive Sampling Method. Analisis kandungan logam berat menggunakan AAS. Nilai MTI
(Maximum Tolerable Intact) dihitung dengan rumus MWI/Ct untuk mengetahui nilai batas
maksimum konsumsi Kerang Hijau per minggu. Hasil penelitian menunjukkan kandungan
Kromium (Cr) dalam air di perairan Trimulyo sebesar <0,003 mg/L, kandungan Kromium (Cr)
pada sedimen berkisar antara 20,49 – 45,78 mg/kg. Kandungan logam berat Kromium (Cr)
pada Kerang Hijau berkisar antara <0,01 – 0,20 mg/kg. Berat Maksimal asupan Kerang Hijau
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
yang aman dikonsumsi dari perairan Trimulyo per minggu untuk wanita dengan berat badan
rata-rata 45 kg untuk logam Kromium (Cr) adalah 13,27±4,78 kg per minggu. Sedangkan untuk
laki-laki dengan berat badan rata-rata 60 kg sebesar 17,68±6,37 kg per minggu. Menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51
Tahun 2004 kondisi perairan Trimulyo dikategorikan belum tercemar logam berat Kromium
Perairan laut dan pesisir di Indonesia Logam berat Kromium dalam suatu
sudah banyak dimanfaatkan karena sumber perairan berasal dari alam dalam jumlah
daya alamnya yang sangat melimpah, selain yang sangat kecil seperti proses pelapukan
dimanfaatkan untuk perhubungan Nasional batuan dan run-off dari daratan, namun
maupun logam berat Kromium dapat meningkat
Internasional, juga banyak dimanfaatkan dengan jumlah yang besar akibat oleh
sebagai kegiatan di sektor industrial. Namun kegiatan manusia seperti kegiatan industri,
semakin berkembangnya kawasan industri di limbah rumah tangga dan kegiatan lainnya
daerah pesisir, pencemaran limbah yang memalui limbah yang masuk ke dalam
dihasilkan dari kegiatan industri juga semakin perairan.
banyak, kondisi ini dapat mengancam Masuknya bahan pencemar kedalam
ekosistem yang ada di kawasan pesisir dan perairan akan mempengaruhi kualitas air
secara tidak langsung juga mengancam dan organisme termasuk Kerang Hijau yang
kesehatan manusia karena sifat logam berat hidup di perairan tersebut.
yang tidak bisa terurai dan mudah
terakumulasi. Kerang Hijau banyak dimanfaatkan
sebagai bahan makanan bagi masyarakat
Seiring berkembangnya industri di sekitar karena jumlahnya yang cukup
Indonesia khususnya di kawasan industri melimpah. Hal ini cukup mengkhawatirkan
Trimulyo Semarang yang terdapat karena sifat logam berat yang tidak bisa
pabrikpabrik besar maupun industri dalam terurai dan terakumulasi pada biota laut.
skala rumah tangga dikhawatirkan akan Kerang Hijau ini bersifat sessil dan filter feeder
menyebabkan pencemaran lingkungan. yang mempunyai potensi sangat besar
Trimulyo terletak tidak jauh dari Pelabuhan dalam akumulasi logam berat Kromium (Cr).
Tanjung Mas Semarang, kegiatan industri di Hal ini dapat membahayakan apabila
Trimulyo antara lain PT. Hansae Ace App dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan
(Tekstil), UD. Nafindo (Fiberglass), PT. kondisi diatas maka perlu adanya informasi
Dhemar Nusantara (Kabel) dan Indo yang berkaitan tentang kandungan logam
berat Kromium (Cr) di perairan Trimulyo baik
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.) 49
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
50
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Analisa Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) pada Air,
Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo Semarang.
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.)
diterbitkan oleh World Health Organization 2. Pb 25b)
(WHO) dalam Zazouli et al., (2006) untuk 3. Cd 7b)
logam berat kromium (Cr) sebesar 23,3 4. Cu 3500b)
µg/kg berat badan per minggu. Sumber.
Perhitungan ini menggunakan rumus : a) WHO dalam Zazouli et al., (2006)
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.) 51
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
52
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
antara polutan dan sumbernya, dimana kandungan logam berat yang berada
tinggi rendahnya polutan pada suatu tempat pada kolom perairan. Kandungan logam
berbanding lurus dengan jarak dari sumber berat Kromium tertinggi pada Kerang Hijau
polutan. Hal ini sejalan dengan hasil didapatkan pada stasiun 3 yaitu sebesar 0,2
penelitian Sudarwin (2008) yang menemukan mg/kg. Sedangkan pada stasiun 1 tidak
bahwa ada pengaruh jarak antara kadar ditemukan Kerang Hijau dikarenakan tidak
logam berat di sedimen Sungai Kreo dengan memiliki substrat dasar dan salinitas 15,07
jarak sumber pencemar. ppt tidak cocok untuk Kerang Hijau hidup
(Tabel 3).
Kandungan logam berat Kromium
pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa Kerang merupakan organisme yang
kandungan logam berat dalam sedimen jauh bersifat filter feeder. Zat-zat yang diperlukan
lebih tinggi dibandingkan dengan akan langsung diserap oleh jaringan sampai
kandungan logam berat yang terdapat membrane sel sedangkan zat-zat yang tidak
pada air. Hal ini disebabkan karena logam diperlukan akan langsung dieksresikan
berat Kromium mempunyai sifat yang mudah menjadi feses dan urin (Broom, 1995).
mengikat bahan organik dan cenderung Kerang Hijau juga merupakan organisme
mengendap pada dasar perairan kemudian laut yang bersifat sessile dan menetap pada
menyatu dengan sedimen sehingga dasar perairan. Analisis kandungan logam
kandungan logam berat dalam sedimen berat Kromium pada Kerang Hijau di stasiun
lebih tinggi dibanding dalam air (Harahap, penelitian diketahui bahwa kandungan
1991). Baku mutu logam berat Kromium logam berat Kromium masihberada di
dalam sedimen yang diterbitkan oleh NOAA bawah ambang batas baku mutu yang
(National Oceanic and Atmospheric telah ditetapkan oleh Food Adulteration
Administration) tahun 1999, kandungan (Metallic Contamination) Hong Kong Tahun
logam berat Cr pada sedimen berada 2007 yaitu sebesar 1 mg/kg.
dibawah ambang batas yaitu 52,3 mg/kg
termasuk kategori aman untuk kehidupan. Maksimum Konsumsi Kerang Per Minggu
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.) 53
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
wanita dengan berat rata-rata 45 kg. sebesar 22,19 kg dan pada stasiun 3
Sebelum menetapkan MTI Kerang Hijau, menunjukkan nilai sebesar 13,18 kg serta
konsumsi maksimum mingguan logam berat memiliki nilai MTI rata-rata sebesar
Cr dihitung dengan menetapkan Maximum 17,68±6,37 kg/minggu, sedangkan wanita
Weekly Intake (MWI) untuk lakilaki dengan dengan berat badan rata-rata 45 kg pada
berat badan 60 kg dan wanita dengan stasiun 2 menunjukkan nilai paling tinggi
berat rata-rata 45 kg. yaitu sebesar 16,65 kg dan pada stasiun 3
(Tabel 4) menunjukkan nilai sebesar 11,65 kg serta
mempunyai nilai MTI rata-rata sebesar
Nilai MWI untuk orang dengan berat 13,27±4,78 kg (Tabel 5).
badan rata-rata 60 kg sebesar 1,398 mg /
minggu. Sedangkan nilai MWI Parameter Fisika-Kimia Perairan Trimulyo,
untuk wanita dengan berat rata-rata Semarang
45 kg yaitu sebesar 1,049 mg. Apabila
kandungan Cr melebihi MWI, akan Hasil dari pengukuran parameter
mengalami keracunan logam berat fisikakimia di Perairan Trimulyo, Semarang
Cr. Hasil penelitian adanya akumulasi logam yang diambil pada Bulan Januari 2016
menunjukkan nilai yang bervariasi di setiap
berat Cr dapat menyebabkan kerusakan
stasiun, hasil disajikan pada Tabel 6. Hasil
organ respirasi seperti asma dan kanker
analisis ukuran butir sedimen di perairan
paru-paru (Fernanda, 2012). Nilai MTI
Trimulyo Semarang pada periode Bulan
untuk logam berat Kromium (Cr) untuk laki-
Januari 2016 disajikan pada Tabel 7.
laki dengan berat badan rata-rata 60 kg
pada stasiun 2 menunjukkan nilai paling
tinggi yaitu
Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) pada Air, Sedimen, dan Kerang
Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo Semarang
54
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
Tabel 4. Berat Maksimal Asupan Jaringan Lunak Kerang Hijau (P. viridis) yang Aman Dikonsumsi
Per Minggu (Untuk Laki-laki dengan Berat Badan Rata-rata 60 kg)
Tabel 5. Berat Maksimal Asupan Jaringan Lunak Kerang Hijau (P. viridis) yang Aman Dikonsumsi
Per Minggu (Untuk Wanita dengan Berat Badan Rata-rata 45 kg)
Tabel 7. Hasil Analisis Ukuran Butir Sedimen pada Bulan Januari 2016 di Perairan Trimulyo
Semarang
Januari 2016
Parameter (%)
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.) 55
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.)
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, bagi Fraksionasinya pada Sedimen Laut.
Pengelolaan Sumber Daya dan Depok, Universitas Indonesia.
Lingkungan Perairan.Yoyakarta. Skripsi.
Penerbit Kanisius. Hadi, S. 1990. Metodologi Research. Jilid I.
FAO/WHO, 2004. Summary of Evaluations Cetakan Ke XXII. Penerbit Andi Offset
Performed by the Joint FAO/WHO Yogyakarta. 1990.
Expert Committee on Food Additives Harahap, S. 1991. Tingkat Pencemaran Air
(JECFA 1956–2003). (First Through Sixty Kali Cakung Ditinjau dari Sifat
First Meetings). ILSI Press International FisikaKimia Khususnya Logam Berat dan
Life Sciences Institute. Keanekaragaman Jenis Hewan
Fernanda, L. 2012. Studi Kandungan Logam Benthos Makro. IPB. 167 hal.
Berat Timbal (Pb), Nikel (Ni), Kromium Hutagalung, H. P. 1984. Logam Berat dalam
(Cr) dan Kadmium (Cd) pada Kerang Lingkungan Laut. Pewarta
Hijau (Perna viridis) dan Sifat
56
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2017 Vol. 20(1):48–
55
Analisis Kandungan Logam Berat Kromium Pada Air, Sedimen Dan Kerang Hijau (Ria Azizah Tri Nuraini et al.) 57