Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 3, NO.

2, SEPTEMBER 2017: 64-69

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 3, NO. 2, SEPTEMBER 2017: 64-69

PEMBERIAN NAFAS DALAM, BATUK EFEKTIF DAN KEBERSIHAN JALAN


NAFAS PADAANAK INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Ayu Novita Permatasari 1), Ni Luh Putu Eka 2), Wahyu Dini Metrikayanto1)
1)
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Jalan Telaga Warna, Tlogomas, Malang
2)
Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang
Email: ayu041194@gmail.com

THE INFLUENCE OF THE GIVING OF A BREATH IN, COUGH EFFECTIVELY


AND CLEANLINESS BREATH ROAD IN CHILDREN UPPER RESPIRATORY
TRACT INFECTIONS
Abstract: The purpose of the researcher to know the influence of the giving of a breath in and cough
effectively against cleanliness breath road in children upper respiratory tract infections in Clinics Dau
Malang. This research uses quasi experimental design (quasy experiment) Pretest-Posttest Nonequivalent
with Design is to know the street cleanliness breath breath in treatment of experimental group and
effective cough in children’s respiratory Clinic Dau Malang. The population in this research as much as
15 respondents with sampling techniques using the Quota Sampling as much as 15 respondents. Analy-
sis using the Wilcoxon test. Based on the results of the analysis using the Wilcoxon test obtained the
value of the signfikansi value of the significance which the 0.048 less than 0.05 means there is influence
of exercise in breath and cough effectively against the effectiveness of cleavage way breath.

Keywords: breath in, effective cough, upper respiratory tract infections

Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian nafas dalam dan batuk efektif
terhadap kebersihan jalan nafas pada anak infeksi saluran pernafasan atas di Puskesmas Dau Malang.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasy experiment) dengan Nonequivalent Pre-
test-Posttest Design adalah untuk mengetahui kebersihan jalan nafas kelompok eksperimen perlakuan
nafas dalam dan batuk efektif pada anak ISPA di Puskesmas Dau Malang. Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 15 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Quota Sampling sebanyak
15 responden. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji
Wilcoxon didapatkan nilai signfikansi 0,048 dimana nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang
artinya ada pengaruh latihan nafas dalam dan batuk efektif terhadap keefektifan bersihan jalan nafas.

Kata Kunci: batuk efektif, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), nafas dalam.

PENDAHULUAN adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga


Anak merupakan golongan usia yang tengah dan pleura (Hartono & Rahmawati, 2012).
paling rawan terhadap penyakit, hal ini berkaitan Menurut data WHO (2014), mengemuka-
dengan fungsi protektif atau immunitas anak, salah kan hampir 4,25 juta orang di dunia meninggal
satu penyakit yang sering diderita oleh anak setiap tahunnya karena ISPA. Depkes RI (2014),
golongan usia 3-6 tahun adalah gangguan menunjukan di Indonesia sebesar 657.490 anak
pernafasan atau infeksi pernafasan (Wong, mengalami ISPA, sedangkan kejadian Infeksi
2008). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Jawa Timur
merupakan penyakit infeksi akut yang tahun 2014 sebanyak 83.708 kasus dan di Kota
menyerang salah satu atau lebih dari saluran Malang sebanyak 3.761 penderita ISPA.
pernapasan, mulai dari hidung (saluran atas)
64 Berdasarkan data pISSN
Puskesmas Dau
2301-4024 Malang
eISSN di
2442-6873
hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ dapatkan jumlah kunjungan pasien ISPA kalangan
anak-anak tahun 2016 sebanyak 627 pasien.
64
Permatasari dkk., Pemberian Nafas Dalam dan Batuk Efektif dan Kebersihan Jalan Nafas pada Anak ISPA

Cara menangani ISPA pada anak dengan didapatkan sebanyak 6 (60%) ibu menjelaskan
menggunakan pemberian nafas dalam dan batuk tidak pernah mengajarkan anaknya untuk
efektif untuk melancarkan dan membersihan jalan melakukan nafas dalam ataupun batuk efektif,
nafas anak. Nafas dalam dan batuk efektif penting sedangkan sebanyak 1 ibu menjelaskan selalu
dilakukan pada anak yang mengalami ISPA. menyuruh anaknya melakukan tarik nafas dan
Tindakan ini bertujuan untuk menghilangkan buang nafas secara perlahan-lahan saat mengalami
gangguan pernapasan dan menjaga paru-paru sesak nafas. Sesuai hal tersebut membuktikan
agar tetap bersih. Pemberian nafas dalam dan bahwa perlu ada informasi kepada ibu agar
batuk efektif pada anak dilakukan setiap dua jam memberikan tindakan pada anak yang mengalami
sekali yang didampingan orangtua. Anak yang ISPA seperti melakukan nafas dalam ataupun
melakukan nafas dalam dan batuk efektif mampu batuk efektif.
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pernafasan, membantu membersihkan sekret dari pengaruh pemberian nafas dalam dan batuk
bronkus dan mencegah penumpukan sekret efektif terhadap kebersihan jalan nafas pada anak
sehingga membersihkan jalan nafas (Potter & infeksi saluran pernafasan atas di Puskesmas Dau
Perry, 2006). Malang.
Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan
perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga METODE PENELITIAN
memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan Penelitian ini menggunakan desain ekspe-
dada mengembang penuh (Hartono & Rahma- rimen semu (quasy experiment) dengan
wati, 2012). Tujuan pemberian nafas dalam untuk Nonequivalent Pretest-Posttest Design adalah
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara untuk mengetahui kebersihan jalan nafas
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, kelompok eksperimen perlakuan nafas dalam dan
merilekskan tegangan otot, meningkatkan batuk efektif pada anak ISPA di Puskesmas Dau
efesiensi batuk sehingga melancarkan pernafasan Malang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 15
pada anak, apabila pemberian nafas dalam tidak orang anak ISPA yang mengunjungi Puskesmas
dilakukan anak secara maksimal maka anak perlu Dau Malang. Penelitian ini menggunakan teknik
melakukan batuk efektif (Price & Wilson, 2006). pengambilan sampling secara Quota Sampling,
Menurut penelitian Maidartati (2014), didapat- dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan
kan sebelum melakukan nafas dalam sebanyak proporsi yang ditentukan yaitu sebanyak 15 anak
sebanyak 17 (100%) anak penderita ISPA yang diberikan perlakuan nafas dalam dan batuk
mengalami jalan nafas tidak bersih sedangkan elektif. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
sesudah melakukan nafas dalam sebanyak 11 anak yang mengalami ISPA, anak usia 6-8 tahun,
(67%) anak mengalami jalan nafas bersih. ibu bersedia membimbing anak melakukan
Berdasarkan hasil wawancara dengan tindakan pemberian nafas dalam dan batuk efektif
perawat yang bertugas di ruang administrasi selama 3 kali sehari (pagi, siang dan sore) dalam
Puskesmas Dau Malang menjelaskan bahwa 3 hari, diagnosa medis ISPA, sadar, dan dapat
pada bulan Maret 2017 didapatkan sebanyak mengikuti perintah. Variabel independen dalam
53 anak melakukan pemeriksaan yang penelitian ini adalah pemberian nafas dalam dan
diakibatkan oleh penyakit ISPA. Hasil batuk efektif dan variabel dependent dalam
wawancara dengan 7 (70%) ibu yang membawa penelitian ini adalah kebersihan jalan nafas.
anaknya selesai melakukan pengobatan ISPA Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
secara rawat jalan di Puskesmas Dau Malang, penelitian ini menggunakan lembar observasi yang

pISSN 2301-4024 eISSN 2442-6873 65


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 3, NO. 2, SEPTEMBER 2017: 64-69

diberikan sebelum dan sesudah pemberian nafas Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan
dalam. Nafas dalam diberikan selama 3 kali bahwa sebelum diberikan nafas dalam dan batuk
sehari dalam tiga hari. Analisa data yang efektif bahwa responden memiliki mean 1.87 dan
digunakan yaitu uji Wilcoxon. Prinsip-prinsip simpanan baku (SD) 0.352 sedangkan sesudah
etika dalam penelitian ini yaitu: prinsip manfaat, di berikan nafas dalam dan batuk efektif
prinsip menghormati harkat martabat manusia, responden memiliki mean 1.67 dan simpangan
prinsip etik berbuat baik (beneficence), dan baku (SD) 0.488.
prinsip keadilan (right to justice). Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon
untuk menentukan pengaruh pemberian nafas
HASIL PENELITIAN dalam dan batuk efektif terhadap kebersihan jalan
Karakteristik responden penelitian berdasar- nafas pada anak infeksi saluran pernafasan atas
kan jenis kelamin, didapatkan sebagian besar (ISPA) di Puskesmas Dau Malang. Hasil analisis
responden berjenis kelamin perempuan yaitu 10 uji Wilcoxon didapatkan nilai signifikansi 0,048
anak (67%) dan sebagian besar responden dimana nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05.
berusia 6 tahun yaitu 8 anak (53%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
Berdasarkan pendidikan, sebagian besar nafas dalam dan batuk efektif terhadap
pendidikan orangtua responden Sekolah Dasar kebersihan jalan nafas pada anak ISPA di
yaitu 7 responden (47%) dan pekerjaan Puskesmas Dau Malang.
orangtua sebagai petani dan buruh yaitu 4
responden (27%). PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
sebagian besar responden sebelum diberikan besar 13 responden (86,7%) kebersihan jalan
nafas dalam dan batuk efektif kebersihan jalan nafas responden masuk dalam kategori tidak
nafas masuk dalam kategori tidak bersih yaitu bersih. Hasil menunjukan bahwa sebelum
13 responden (86,7%) dan 2 responden bersih diberikan nafas dalam dan batuk efektif bahwa
(13,3%). Kebersihan jalan nafas responden responden memiliki mean 1.87 dan simpanan
sesudah diberikan nafas dalam, menunjukkan baku (SD) 0.352 yang artinya semakin tinggi nilai
bahwa sebagian besar responden sesudah mean maka kebersihan jalan nafas semakin tidak
diberikan nafas dalam dan batuk efektif efektif. Hal ini dikarenakan responden belum
kebersihan jalan nafas masuk dalam kategori pernah mendapatkan penyuluhan atau pendidikan
tidak bersih yaitu 10 responden (66,7%) dan kesehatan tentang cara mengeluarkan dahak atau
kategori bersih sebanyak 5 responden (33,3%) secret, di puskesmas sendiri responden hanya
(Tabel 1). diberikan medikasi saja tanpa disertai dengan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kebersihan Jalan Nafas Sebelum


dan Sesudah Diberikan Nafas Dalam dan Batuk Efektif

66 pISSN 2301-4024 eISSN 2442-6873


Permatasari dkk., Pemberian Nafas Dalam dan Batuk Efektif dan Kebersihan Jalan Nafas pada Anak ISPA

pemberian pendidikan kesehatan. Menurut Pot- dengan kematian (Wong, 2008).


ter & Perry (2006) ketidakefektifan jalan nafas Kurangnya pengetahuan tentang batuk
merupakan keadaan individu yang tidak mampu efektif yang bisa membantu dalam pengeluaran
mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran sputum juga dijelaskan oleh Pranowo (2009)
nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan yang sebelum dilakukan batuk efektif rata-rata
nafas, maka perlunya pendidikan kesehatan volume sputum dari 30 responden 0.22 cc
seperti batuk efektif dan nafas dalam mungkin sebanyak 20 responden (66,6%) tidak dapat
dapat membantu pasien untuk mengelurkan mengeluarkan sputum dan hanya mengeluarkan
sekret secara mandiri. ludah. Hal tersebut dikarenakan pasien belum
Hasil penelitian lain oleh Astuti (2014) tahu bagaimana cara batuk efektf.
didapatkan bahwa keefektifan bersihan jalan Berdasarkan hasil didapatkan hasil bahwa
nafas pada pasien penyakit paru obstruksi sebagian besar 10 responden (66,7%)
menahun (PPOM) sebelum dilakukan latihan kebersihan jalan nafas responden masuk dalam
nafas dalam dan batuk efektif seluruhnya kategori tidak bersih. Hasil menunjukan bahwa
mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas sesudah di berikan nafas dalam dan batuk efektif
100%. Hasil serupa juga diungkapkan oleh responden memiliki mean 1.67 dan simpangan
Nugroho, (2011) yang menyatakan tentang baku (SD) 0.488 yang artinya semakin sedikit
pengeluaran dahak awal pada pasien dengan skor yang diperoleh maka kebersihan jalan nafas
ketidakefektifan bersihan jalan nafas di instalasi semakin efektif. Pemberian nafas dalam dan
rehabilitasi medik RS Baptis Kediri. Frekuensi batuk efektif yang dibantu dengan pemberian
pengeluaran dahak awal adalah sedikit 8 terapi farmakologis dapat meningkatkan
(53,33%). Hal ini dibutuhkan solusi untuk kebersihan jalan nafas karena efek dari
mengatasinya salah satunya dengan melakukan farmakologi yang menyebabkan penurunan
batuk efektif. Keadaan abnormal produksi produksi sekresi dan pemberian batuk efektif dan
mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, nafas dalam yang membantu mengeluarkan
kimiawi atau infeksi pada membran mukosa) sekresi dapat membuat saluran pernafasan tetap
penyebab proses penyembuhan tidak berjalan bersih atau tidak memperburuk adanya sumbatan
secara adekuat normal seperti tadi, sehingga pada jalan nafas. Pemberian batuk efektif dan
mukus ini dapat tertimbun. Bila hal ini terjadi, nafas dalam pada penelitian ini dilakukan selama
membran mukosa akan terangsang dan mukus 3 hari, 3 kali dalam sehari.
akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal Pemberian batuk efektif dan nafas dalam
dan intraabdominal yang tinggi (Darmanto, 2006). dapat membantu pengeluaran sekresi juga dapat
Penanganan pada pasien ISPA dapat dilihat dari hasil penelitian Nugroho, (2014) yang
dilakukan dengan cara farmakologi dan non mengatakan bahwa pengeluaran dahak setelah
farmakologi, apabila tidak diberi penanganan diberikan batuk efektif pada pasien degan
akan terjadi infeksi berat, pada kondisi infeksi ketidakefektifan bersihan jalan nafas sebanyak
yang berat akan menyebabkan ganguan yang 10 (66,66%). Hal ini dikarenakan responden
hebat pada pernafasan yang disebut respiratory mengerti penjelasan tata cara batuk efektif
distress syndrome, selain itu infeksi yang tidak sehingga suara nafas seperti mengi, lemah, pusing
ditanggulangi dengan tepat dapat menyebar sedikit berkurang dan menjadi rileks. Batuk
keseluruh tubuh dan menyebabkan peradangan efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk
dan gangguan fungsi dari organ-organ lainya, membersihkan sekret. Batuk efektif merupakan
kondisi ini disebut sepsis, yang dapat berahir suatu metode batuk yang benar, dimana klien

pISSN 2301-4024 eISSN 2442-6873 67


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 3, NO. 2, SEPTEMBER 2017: 64-69

dapat menghemat energi sehingga tidak mudah pernafasa atas (ISPA) di puskesmas Dau Malang
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara dapat disimpulkan bahwa: 1) Kebersihan jalan
maksimal dengan tujuan menghilangkan ekspansi, nafas sebelum dilakukan batuk efektif dan nafas
mobilisasi sekresi, mencegah efek samping dari dalam pada anak ISPA di Puskesmas Dau
retensi ke sekresi (Hudak & Galuh, 1999). Malang sebagian besar masuk dalam kategori
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji tidak bersih, 2) Kebersihan jalan nafas sesudah
Wilcoxon dengan taraf signifikansi 0,05 dilakukan batuk efektif dan nafas dalam pada
didapatkan p value = 0,048 (0,048 < 0,05) anak ISPA di Puskesmas Dau Malang sebagian
yang artinya terdapat pengaruh pemberian nafas besar masuk dalam kategori bersih, 3) Ada
dalam dan batuk efektif terhadap kebersihan jalan pengaruh pemberian nafas dalam dan batuk
nafas di Puskesmas Dau Malang. Hal ini dapat efektif terhadap kebersihan jalan nafas pada anak
terjadi dikarenakan pemberian nafas dalam dan ISPA.
batuk efektif juga diberikan dengan medikasi dari Peneliti selanjutnya diharapkan melibatkan
Puskesmas Dau Malang. Penelitian serupa juga orangtua dalam pemberian nafas dalam dan batuk
dilakukan oleh Astuti (2014) dengan hasil efektif.
p=0,000 yang artinya ada pengaruh latihan nafas
dalam dan batuk efektif terhadap keefektifan DAFTAR PUSTAKA
bersihan jalan nafas pada pasien PPOM. Astuti, Dkk. (2010). Profil Patogen Penyebab
Tujuan nafas dalam untuk mencapai ventilasi Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis
yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk (PPOK) Eksaserbasi Akut (Studi di
mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, Periode Januari-Desember 2010).
meghilangkan ansietas, menyingkirkan pola Fakultas Kedokteran Brawijaya.
aktifitas otot-otot pernafasan yang tidak berguna, Brunner & Suddarth. (2001). Bedah Buku
tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi Ajaran Medikal Vol 1 (Edisi 8). Jakarta:
pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap EGC.
serta mengurangi bernafas (Bunner & Suddarth, Darmono. (2006). Sistem Kekebalan Tubuh.
2002). Menurut Jenkins (2006) batuk efektif dan Online. http://www.geoclties.com/Kuliah-
nafas dalam merupakan teknik batuk efektif yang farm/imunologi/sistemkekebalan.doc.
menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari Depkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indone-
aspirasi yang bertujuan: merangsang terbukanya sia Tahun 2014. Jakarta: Kementrian
sistem kolateral, meningkatkan distribusi ventilasi, Kesehatan RI.
meningkatkn volume paru, memfasilitasi Hartono & Rahmawati, D. (2012). Gangguan
pembersihan saluran nafas. Batuk efektif yang Pernafasan pada Anak: ISPA. Yogyakarta:
baik dan benar akan dapat memercepat penge- Nuha Medika.
luaran dahak pada pasien dengan gangguan Hudaks & Galuh. (1999). Keperawatan Kritis.
saluran pernafasan (Nugroho, 2014). Jakarta: EGC.
Jenkins. (2006). Panduan Latihan Nafas Dalam
PENUTUP dan Batuk Efektif. Online. htt p://
Kesimpulan mengenai pengaruh pemberian www.latihannafasdalamdanbatukefektif.ac.id.
nafas dalam dan batuk efektif terhadap Maidartati. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada
kebersihan jalan nafas pada anak Infeksi saluran Terhadap Bersihan Jalan Nafas pada Anak
Usia 1-5 Tahun yang Mengalami Gangguan

68 pISSN 2301-4024 eISSN 2442-6873


Permatasari dkk., Pemberian Nafas Dalam dan Batuk Efektif dan Kebersihan Jalan Nafas pada Anak ISPA

Bersihan Jalan Nafas di Puskesmas Moch. Potter & Perry. (2006). Buku Ajar. Fundamen-
Ramdhan Bandung. Jurnal: Universitas tal Keperawatan. Konsep, Proses dan
BSI Bandung. Vol. 2. No.1. http:// Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
ejournal.bsi.ac.id/index.php/frontpage/ Price, S. A. & Wilson, L. M. (2006). Patof-
filterjournal/. isiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Nugroho, Y. A. (2014). Batuk Efektif Dalam Penyaki. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Pengeluaran Dahak pada Pasien dengan WHO. (2014). Diarrhoea: Why chidren are
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di still dying and what can be done. Geneva,
Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Switzerland. http://www.who.com/chidren/
Baptis Kediri. Jurnal : STIKES RS. Baptis 2014/.
Kediri. Vol. 4. No.2. http://ejurnal.stikes-
baptis.ac.id.

pISSN 2301-4024 eISSN 2442-6873 69

You might also like