Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

1

Artikel Jurnal
Kelas R3-Kelompok 6

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK


Fahira Hasmi Hayani1, Annisa Sartika2, Khovivah Nilva .S.3*),
Eko Kuntarto4, dan Silvina Noviyanti5
E-Mail : fahirahasmi1604@gmail.com E-Mail : khovivahnilva06@gmail.com
E-Mail : anisasartika73@gmail.com E-Mail : abieko028@unja.ac.id
E-Mail : silvibeben@gmail.com

ABSTRACT
Educators are a very heavy duty profession, not just teaching something, but
understanding and developing the character of students actively
enlightening the potential that exists in them, enthusiastically full of
enthusiasm in the education process. The purpose of writing this article is to
understand language development in children. Children's language develops
from simple to complex in each pattern. Child language development is a
combination of social interaction, emotional development, cognitive
abilities, and physical / motoric development. The development of children's
grammar moves from one word or sentence holographic phrases to
telegraphic phrases, but several words in complex times with prepositions,
rules, and plural forms need to be corrected again. The development of early
childhood language is the development of language that children must have
as one of the basic abilities, according to the stages of age and
developmental characteristics. The language skills of children are still low
because some children have not been able to communicate fluently. During
its development, children will experience a phase called the golden age.
This phase is the most important stage in children's development, because
children will grow and develop rapidly. This phase is the foundation for
developing cognitive, motoric, socio-emotional, religious, moral and
language abilities. Of course the development of children, in this case the
ability of language, will be optimal with stimulation from the environment
that is also professional, both the home environment that is parents or family
and the school environment, namely the teachers.

Kata kunci: perkembangan bahasa anak, Teori Perkembangan Bahasa


Anak, Tahap Perkembangan Bahasa Anak

1
2

*) 1-3 Mahasiswa FKIP Universitas Jambi, Program Studi Pendidikan Guru


Sekolah Dasar
NIM : A1D118104
NIM : A1D118107
NIM : A1D118018

PENDAHULUAN
Bahasa adalah Dilhat dari fungsinya, bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk
komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat,
bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantonim atau seni. Sedangkan bicara adalah
bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi,
dan paling penting serta paling banyak dipergunakan Sejak bayi,bahasa dipelajari
melalui interaksi sosial dengan orang lain, melalui kesempatan mendengarkan dan
menguji coba suara dan kata.

Sebagai tambahan, tata bahasa anak-anak berdasarkan pada pertimbangan


dan anak-anak mampu memperoleh kata-kata dari percakapan. Bayi memperoleh
bahasa selama beberapa bulan pertama.Hal ini dapat terindikasi dengan merespon
suara(child-direct speech) atau lebih sering disebut bahasa ayah dan ibu yang
dikarakteristikan dengan intonasi dan irama yang unik seperti orang tua berbicara
dengan anak-anaknya.

Bahasa ayah/ bapak tidak dipelajari secara luas seperti bahasa ibu, tetapi
lebih bertipe melucu, menemani, lebih memerintah, dan menggunakan bahasa
yang canggih dari anak-anak (Sutikno: 2004).

PEMBAHASAN
Secara umum bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai (1) alat
untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, (2) alat komunikasi,
(3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, serta (4) alat kontrol sosial. Sebagai
alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, bahasa digunakan
untuk mengungkapkan ide atau gagasan, gambaran, maksud, dan perasaan.
Dengan bahasa kita dapat menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam hati
dan pikiran kita secara terbuka kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi,
bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud seseorang kepada orang lain,
yang memungkinkan masyarakat dapat saling bekerja sama.Sebagai alat
3

berintegrasi dan beradaptasi sosial, bahasa digunakan oleh manusia untuk


beradaptasidengan lingkungan sosialnya. Seseorang memilih bahasa yang akan
digunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Sebagai alat
kontrol sosial bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang. Bahasa dalam fungsinya sebagai alat komunikasi menunjukkan hakikat
manusia sebagai makhluk sosial, serta ciri khas bahasa yang manusiawi. Hanya
manusia yang memiliki bahasa baik secara verbal maupun nonverbal. (Kuntarto,
2008)

Perkembangan Bahasa Anak


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rutter, Thorp, dan Golding: 2000
(dalam Machado dan Meyer: 2005) menemukan bahwa anak-anak meng-alami
bahasa ayah dan ibu melalui pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan, respon
verbal dan non verbal yang diakui dan diterima, dan melalui interaksi yang intens.
Maka dari itu pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung didalam
otak seorang anak-anak ketika ia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya.Setiap ucapan anak-anak yang berarti akan dapat mengembangkan bahasa
anak yang lebih cepat.(Lofland, 1984)

Teori Perkembangan Bahasa Anak


Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya
tidak terlepas dari pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam
hal ini sejarah telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam
perkembangan bahasa anak. Teori tersebuat adalah sebagai berikut: (1) Teori
Nativis, Pandangan ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat
bahwa penguasaan bahasa pada anak-anak bersifat alamiah atau nature.
pandangan ini tidak berpendapat bahwa lingkungan punya pengaruh dalam
pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan
pemberian biologis, sejalan dengan terbukanya kemampuan lingual yang secara
genetis telah di programkan. (2) Teori Behavioristik, Pandangan ini diwakili oleh
B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan bahasa pertama
dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami
bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak
dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki
peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. (3) Teori
Kognitif, Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri
alamiah yang terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang
berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka
perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan
lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan perkembangan kognitif
4

menentukan urutan perkembangan bahasa. (4) Teori Pragmatik Dipelopori oleh


Halliday (dalam Bromley, 1995) berpandangan bahwa anak belajar bahasa dalam
rangka sosialisasi dan mengarahkan prilaku orang lain agar sesuai dengan
keinginannya. Anak selain belajar bentuk dan arti bahasa, anak juga
termotivasi oleh fungsi bahasa yang dapat mereka peroleh. (5) Teori
Interaksionis Kajian teori interaksionis bertolak dari pandangan bahwa bahasa
merupakan perpaduan factor genetic dan factor lingkungan. Kemampuan kognitif
dan kemampuan berbahasa terjadi secara bersamaan. Anak dilahirkan dengan
kemampuan untuk memahami, mempelajari, dan mengemukakan bahasa dan
kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya yang meliputi proses imitasi,
reinforcement, dan reward, dan peran social. Teori interaksionisme beranggapan
bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental
pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan
dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang
dimiliki (kognitif anak). Setiap anak sudah memiliki Perangkat Penguasaan
Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD) sejak lahir. Namun, tanpa ada
masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara
otomatis.(Ponterotto et al., 1995)

Para ahli interaksionis mengatakan factor social,linguistic, kematangan


biologis, dan kognitif, saling mempengaruhi, berinteraksi, dan memodifikasi
satu sama lain sehingga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa
individu. (Lofland, 1984)

Tahapan Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa pada anak merupakan pendeteksian gejala-gejala
yang terjadi pada anak dalam proses pengembangannya. Dengan mengetahui
tahap-tahap perkembangan bahasa anak diharapkan guru dapat mengetahui
kebutuhan perkembangan anak dan cara menstimulasinya sesuai dengan tahapan
usia anak.

Menurut buku Bidang Pengembangan Kemampuan (Elin Rusoni, 24:2006 )


Tahap perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam dua bagian, yaitu tahap
pralinguistik dan tahap linguistik sebagai berikut: (1) Tahap Pralinguistik (Masa
Meraban), Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah
bermakna. Bunyi-bunyi itu memang telah menyerupai vocal atau konsonan
tertentu. Akan tetapi secara keseluruhan bunyi tersebut tidak mengacu pada kata
dan makna tertentu. Tahap pralinguistik merupakan tahap perkembangan bahasa
anak yang dialami oleh anak yang berusia 0-1 tahun. Tahap pralinguistik dibagi
lagi ke dalam dua tahapan, yaitu: (a) Tahap Meraba Pertama, Tahap meraba
pertama dialami oleh anak usia 0-6 bulan. Pembagian kelompok ini bersifat umum
dan tidak berlaku persis pada setiap anak.Usia 0 - 2 bulan sudah dapat mengetahui
5

asal suara. Mereka sudah dapat membedakan suku kata, mereka bisa merespon
secara berbeda terhadap kualitas emosional suara manusia misalnya, mereka akan
tersenyum jika mendengar suara yang ramah atau sebaliknya mereka akan
menangis jika mendengar suara dengan nada marah.

Anak hanya dapat mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk menyatakan


rasa lapar, sakit atau ketidaknyamanan yang menyebabkan anak menangis dan
rewel, serta bunyi vegetative yang berkaitan dengan aktivitas tubuhseperti batuk,
bersin, sendawa, telanan (makanan), dan tegukan(menyusu atau minum).
Umumnya, bunyi seperti bunyi vokal dengan suara yang agak serak. Sekalipun
bunyi-bunyi itu tidak bermakna secara bahasa, tetapi bunyi-bunyi itu merupakan
bahan untuk tuturan selanjutnya. Pada usia 3-4 bulan bayi dapat membedakan
suara laki-laki dan perempuan. Anak mulai mendekat dan mengeluarkan bunyi-
bunyi vokal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan. Bunyi ini
biasanya muncul sebagai respon terhadap senyum atau ucapan ibunya atau orang
lain.

Pada usia 4-6 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan durasi
(rentang waktu) yang lama. Bunyi mirip konsonan atau mirip vokalnya lebih
bervariasi. Konsonan nasal/m/n sudah mulai muncul. (b) Tahap Meraba Kedua
Usia 6-12 bulan, anak mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam ucapan.
Pada tahap ini anak dapat berkomunikasi dan berceloteh. Celotehannya berupa
reduplikasi atau pengulangan konsonan dan vokal yang sama, seperti/ba ba ba/,ma
ma ma/, da da da/. Vokal yang muncul adalah dasar /a/ dengan konsonan hambat
labial /p, b/ nasal /m, n, g/, dan alveolar /t, d/. selanjutnya celotehan reduplikasi ini
berubah lebuh bervariasi. Vokalnya sudah mulai menuju vokal /u/ dan /i/, dan
konsonan frikatif pun, seperti /s/ sudah mulai muncul.

Pada tahap ini anak mulai aktif. Dialami oleh anak usia 6 bulan sampai satu
tahun. Secara fisik ia sudah mulai melakukan gerakan-gerakan. Cara
berkomunikasi pada tahapan ini lebih bervariatif, yaitu tidak hanya menoleh,
tersenyum dan menangis saja tapi ditambah dengan memegang, mengangkat atau
menunjuk. (2) Tahap Linguistik adalah tahap perkembangan bahasa anak usia 1-5
tahun. Pada tahapan ini anak mulai bisa mengucapkan bahasa seperti bahasa orang
dewasa. Tahap linguistik terbagi lagi ke dalam 4 tahapan, yakni: Tahapan
Holofrasis (tahap satu kata)

Pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan suatu kata. Pada periode ini
disebut holofrase, karena anak-anak menyatakan makna keseluruhan frase atau
kalimat dalam suatu kata yang diucapkannya itu.Ucapan Dua Kata Berlangsung
sewaktu anak berusia 1,5 – 2 tahun. Tahap ini memasuki tahap pertama kali
mengucapkan dua holofrase dalam rangkaian yang cepat. Komunikasi yang ingin
ia sampaikan adalah bertanya dan meminta.
6

Pada masa ini, kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat.
Tuturannya mulai bersifat telegrafik. Artinya apa yang dituturkan anak hanyalah
kata-kata yang penting saja, seperti kata benda, kata sifat, dan kata kerja.
Pengembangan Tata Bahasa Perkembangan anak pada tahap ini makin luar biasa.
Perkembangan ini ditandai dengan penggunaan kalimat dengan lebih dari dua
kata. Tahap ini umumnya dialami oleh anak usia sekita 2 sampai 5 tahun. Tata
Bahasa Menjelang Dewasa Tahap perkembangan bahasa anak yang keempat ini
biasanya dialami oleh anak yang sudah berumur antara 5 – 10 tahun. Pada tahap
ini anak – anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa yang rumit dan
sudah mampu menyusun kalimat yang lebih rumit. (Perkembangan bahasa pada
bayi, n.d.)

CONTOH PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Dilihat dari penjelasan tahap-tahap perkembangan bahasa anak, kita dapat


mengetahui bagaimana perkembangan bahasa pada anak melalui contoh-contoh
berikut (Lofland, 1984) :

Usia Perkembangan

0-6 bulan Menangis adalah cara bayi


berkomunikasi.

6-12 bulan Anak dapat berkomunikasi dan


berceloteh.

Anak mulai bisa mengucapkan bahasa


1-5 tahun seperti bahasa orang dewasa.

Anak-anak sudah mulai menerapkan


struktur tata bahasa yang rumit dan
sudah mampu menyusun kalimat yang
5-10 tahun lebih rumit.
7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak


Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa, yaitu: (1) Kognisi (Proses Memperoleh
Pengetahuan).Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan
mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan
dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
pikiran dengan bahasa seseorang. (2) Pola Komunikasi Dalam Keluarga Dalam
suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan bahasa keluarganya. (3) Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga Suatu
keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak
lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang
hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti. (4)
Posisi Urutan Kelahiran Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di
tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini
disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak
bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja. (5)
Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih


dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang
yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan
bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa
sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia. Dalam bukunya
“Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa
perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan,
intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.

Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh


perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap
operasional formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai
mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah
secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan
dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara
kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan
terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.(yulia palupi, 2015)
8

PENUTUP
Kesimpulan

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk


berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima pikiran
dan perasaan orang lain. Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan
mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Konteks
pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara, membaca, dan
menulis. Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak, guru/tutor dapat
memilih strategi dan metoda secara bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa adalah kegiatan yang
dapat menstimulasi kemampuan mendengarkan, berbicara dam menulis. Metoda
bercerita merupakan salah satu metoda yang banyak dipergunakan untuk Anak
Usia Dini.Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian
anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi Anak Usia Dini.

Saran
Bagi seorang guru/orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anak-anak
usia dini didalam berbicara dengan baik, karena berbicara yang baik untuk diajari
kepada anak sangatlah susah didalam menyebutkan kosa kata/pengucapan dengan
sempurna kepada anak didalam perkembangan bicara. Pendidik perlu menerapkan
ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak,
memberikan contoh penggunaan bahasa dengan benar, menstimulasi
perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara aktif. Anak terus perlu
dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang
dimilikinya. Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan terus
meningkatkan kemampuan bahasa anak. Lebih daripada itu, anak harus
ditempatkan di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang perlu
dikembangkan potensinya.
9

DAFTAR PUSTAKA
Kuntarto, E. (2008). Cerdas Berbahasa Indonesia, 1–251.

Lofland, J. (1984). MELYLOELHA. Journal of Contemporary Ethnography,


13(1), 7–34.

Perkembangan bahasa pada bayi. (n.d.). Perkembangan bahasa pada bayi 0-4
bulan.

Ponterotto, J. G. ., Burkard, A., Rieger, B. P. ., Grieger, I., D’Onofrio, A.,


Dubuisson, A., … Sax, G. (1995). [ No Title ]. Educational and
Psychological Measurement, 55(6), 1016–1031.

yulia palupi. (2015). Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini, 532.

You might also like