Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PEMANFAATAN BATANG PISANG (MUSA PARADISIACA L) DALAM

PEMBUATAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACETOSOLV SERTA


IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH

Afriati Fitri1), Zona Octarya, M.Si1)


1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Email: souvenirznoc@yahoo.co.id

Abstract
Acetosolv process is one of making pulp alternative which friendly environmental. Making pulp of
banana stem with a solution of acetic acid cooking (CH3COOH) and catalyst sulfate acid (H2SO4)
are expected to take place simultaneously, either delignification process or degradation of
polisakarida. The variable process is looked in this research is concentration of acetic acid (70%-
wt, 80%-wt, 90-wt%) with cooking time (1 hour, 2 hours, 3 hours), whereas constant variabel in
this research in liquid to solid ratio (20/1), concentration catalyst (0.6%-wt), and measure of raw
materials (±1,5cm). The result of the study exhibit banana stem may become as raw material in
making pulp which using acetosolv. Yield pulp around 50.64 % -57.13% with content of lignin pulp
12.5% -19.42%, and content of cellulose pulp 80,85%-82,28%, which is variation according to
process. The best condition which produce yield with high cellulose level and low lignin are gotten
at concentration of cooking 90%-wt with time of cooking 3 hours. The result shows that banana
stem pulp have yield of 50.64%, lignin 12.5% and cellulose 87.49%. Implementation knowledge of
student senior high school 1 Tembilahan to exploiting banana stem in making pulp categorized as
"very good" because the final results show the percentage obtained 86.78% which lies in the range
of 81% -100%, this percentage is in the category of "very good ''.

Keywords: Banana stem, Acetosolv, Yield pulp, Lignin, Cellulose, Implementation.

1. PENDAHULUAN karakteristik serat yang baik, sehingga


berpotensi untuk digunakan sebagai bahan
Kertas menjadi salah satu sarana baku pembuatan pulp.
komunikasi secara nonverbal dalam Allah telah berfirman dalam al-Qur’an
berbagai sektor kehidupan. Indonesia yang agar manusia memperhatikan lingkungan
penduduknya berjumlah 237.556.363 sekitar untuk diambil manfaatnya,
(sensus tahun 2010, Badan Pusat Statistik) sebagaimana yang terkandung dalam Surah
menjadikan negara tersebut komsumtif Yunus ayat 101 yang artinya “Katakanlah,
dalam pemakaian jumlah kertas, [1]. “perhatikanlah apa yang ada di langit dan
Pembuatan pulp dan kertas pada umumnya dibumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-
menggunakan kayu hutan sebagai bahan tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul
dasar pembuatannya. Eksploitasi hutan yang yang memberi peringatan bagi orang yang
terus menerus menimbulkan banyak masalah tidak beriman”. Dengan mengambil hikmah
terutama penggundulan hutan dan isu dari ayat ini, salah satu upaya memanfaatkan
pemanasan global serta semakin menipisnya tanda-tanda kebesaran Allah adalah dengan
cadangan kayu. Maka pencarian bahan baku memanfaatkan limbah batang pisang, hal ini
alternatif sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa segala sesuatu yang
mengurangi ketergantungan pada kayu Allah ciptakan selalu memberikan manfaat
sebagai bahan baku pulp dan kertas seperti bagi manusia yang berakal.
batang pisang. Pohon pisang hanya dapat Seiring dengan bertambahnya ilmu
berbuah sekali, setelah itu pohon tersebut pengetahuan dan teknologi tanaman pisang
harus dibuang dan menjadi limbah berupa yang dibudidayakan secara intensif dengan
batang pisang. Tetapi sampai pada saat ini menerapkan teknologi yang benar dapat
batang pisang tidak dimanfaatkan sebaik memberikan keuntungan yang tinggi dan
mungkin. Setelah panen buah, batang pisang mampu bersaing dengan tanaman yang lain
masih dibiarkan tertinggal dan akan menambah nilai ekonomi dari limbah
menjadi limbah baru. Padahal jika dilihat tersebut, [2]. Salah satu cara pengolahannya
dari kandungannya, batang pisang memiliki yang dapat memanfaatkan keseluruhan
97
komponen biomassa dan ramah lingkungan kertas saring, spatula dan aluminium foil.
adalah metode fraksionasi menggunakan Bahan: batang pisang, Asam asetat
pelarut-pelarut organik (organosolv konsentrasi 70%, 80% dan 90%, Asam
process). sulfat 0,6% dan aquades.
Pengolahan biomassa secara fraksionasi
dengan menggunakan pelarut organik Prosedur Penelitian
didasarkan pada perbedaan sifat kimia-fisik 1) Perlakuan terhadap batang pisang
dari komponen penyusunnya. Metode Batang pisang yang digunakan pada
fraksionasi biomassa dengan pelarut organik penelitian ini adalah batang pisang yang
telah banyak dikembangkan karena memiliki telah dibuang pada saat pemanenan buah
beberapa keunggulan yaitu tidak pisang. Kemudian batang pisang
menggunakan unsur belerang dalam dikumpulkan, dibersihkan, dan dipotong
produksinya sehingga tidak menimbulkan dengan ukuran acak, kemudian, batang
odour problem, daur ulang bahan kimia pisang dikeringkan di bawah sinar matahari.
dapat dilakukan dengan cara yang sangat Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi
sederhana dan dapat menghasilkan produk kadar air batang pisang. Penentuan kadar air
samping (by-products), [3]. Salah satu dilakukan dengan cara mengambil sebagian
pelarut organik yang banyak diminati adalah kecil sampel secara random lalu dipanaskan
asam asetat (acetosolv process) karena didalam oven padasuhu 105 0C hingga
prosesnya dapat dilangsungkan pada beratnya konstan.
temperatur dan tekanan rendah maupun
tinggi, harganya relatif murah, serta dapat 2) Prosedur pembuatan pulp
dikerjakan tanpa atau dengan bantuan Batang pisang yang telah dipersiapkan
katalis. Penggunaan asam asetat sebagai kemudian dimasak dalam larutan
media fraksionasi biomassa mampu CH3COOH pada konsentrasi bervariasi
memisahkan secara selektif komponen- (70%, 80%, 90% v/v), dengan perbandingan
komponen penyusun biomassa. nisbah cairan-padatan 20:1 dan ditambahkan
Selainmempertimbangkan kemudahan cara katalis H2SO4 dengan konsentrasi 0,6 % v/v,
pengolahan pembuatan pulp, pemilihan dimasak pada suhu didih normal selama 1
metode acetosolv bisa dengan mudah jam, 2 jam, dan 3 jam. Setelah waktu
diimplementasikan di sekolah. Tujuan pemasakan tercapai, larutan dan pulp
pengimplementasiannya untuk mengetahui dipisahkan dengan penyaringan. Pulp yang
tingkat pengetahuan siswa terhadap didapat dicuci dengan air sampai sisa air
pengolahan pulp dengan menggunakan cucian pulp bening. Pulp yang telah dicuci
metode acetosolv. dikeringkan di udara terbuka. Selanjutnya
ditimbang dan diuji kadar ligninnya.
2. METODE PENELITIAN Pengujian dilakukan dengan konsentrasi
katalis H2SO4 0,6%-berat, konsentrasi
Tempat dan Waktu Penelitian larutan pemasak (CH3COOH) adalah (70%,
Penelitian ini dilaksanakan di 80%, 90% v/v) dan lama pemasaknya (1
Laboraturium Patologi, Entomologi dan jam, 2 jam, 3 jam). Cara pengujian kadar
Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan lignin
Perternakan UIN SUSKA RIAU dan SMAN
1 Tembilahan. Waktu penelitian ini dimulai Pengujian kadar lignin pulp dilakukan
dari bulan April sampai dengan bulan Mei dengan metode SII 0528-81.
2014. Cara uji:
a) Pulp sebanyak 1 gram dimasukkan
Alat dan bahan kedalam gelas piala 100 ml, kemudian
Alat: hot plate, erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan asam sulfat 72% sebanyak
1000 ml, gelas kimia, oven, neraca analisis, 15 ml, penambahan dilakukan perlahan-

98
lahan dalam bak perendaman dan kemudian dijawab secara tertulis pula oleh
maserasi selama 2-3 menit. responden, dimana respondennya adalah
b) Setelah terdispersi sempurna, ditutup siswa kelas XI IPA 4 Sekolah Menengah
dengan kaca arloji dan dibiarkan dalam Atas Negeri 1 Tembilahan.
bak perendaman selama 2 jam.
c) Erlenmeyer 1000 ml diisi dengan air 5) Teknik Analisa Data
sebanyak 300-400 ml dan pulp dari gelas Data hasil yang diambil dari penelitian
piala dimasukkan secara kuantitatif, ini adalah yield ( perolehan pulp, kadar
kemudian diencerkan dengan air sampai lignin pulp dan kadar selulosa pulp). Data
volume 575 ml sehingga konsentrasi yang dihasilkan diplotkan dalam grafik
asam sulfat 3 %. terhadap variabel proses (waktu pemasakan
d) Larutan dipanaskan sampai mendidih dan dan konsentrasi larutan pemasak) untuk
dibiarkan selama 4 jam dengan api kecil melihat pengaruh variabel proses tersebut
dengan menggunakan pendingin balik. terhadap yield pulp, kadar lignin pulp dan
e) Larutan didinginkan diudara terbuka dan kadar selulosa pulp.
dibiarkan sampai lignin mengendap Kemudian teknik analisis data kuisioner
sempurna. pada penelitian ini menggunakan analisis
f) Endapan lignin disaring dengan kertas deskriptif kualitatif, yang dipertegas dengan
saring lalu dicuci dengan air panas, persentase, apabila data telah terkumpul
selanjutnya dikeringkan dalam maka akan diklasifikasikan menjadi 2
ovenpadasuhu 1050C sampai beratnya kelompok yaitu kualitatif, dan kuantitatif,
konstan. dengan menggunakan rumus:

3) Analisis padatan
Analisis padatan dilakukan dengan cara
gravimetri, yaitu didasarkan perbedaan berat Keterangan:
untuk mengetahui perolehan pulp dan kadar F = Frekuensi yang sedang dicari
selulosa dan lignin dalam pulp. persentasenya
a) Penentuan perolehan pulp N = Number Of Cass (jumlah
Pulp yang telah dikeringkan diudara frekuensi/banyaknya individu)
terbuka ditimbang dan ditentukan kadar P = Angka persentase
airnya dengan cara mengeringkan pulp 100% = Bilangan Tetap, [4].
dalam oven sampai beratnya konstan.
Adapun kesimpulan dari hasil
penelitian dibuat dalam bentuk kalimat dan
persentase tersebut diklasifikasikan ke
dalam penggolongan sebagai berikut:
b) Penentuan kadar lignin selulosa 1. 81% - 100% = Sangat Baik
Penentuan kadar lignin pulp dilakukan 2. 61% - 80% = Baik
dengan metoda pengujian 3. 41% - 60% = Cukup Baik
4. 21% - 40% = Kurang Baik
5. 0% - 20% = Tidak Baik,[5].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembuatan pulp ini dilakukan dengan
4) Teknik kuisioner pemisahan komponen utama penyusun
Teknik kuisioner yaitu suatu cara untuk biomassa tersebut, yakni, selulosa,
memperoleh data dengan menyebarkan hemiselulosa dan lignin. Pemisahan
angket kepada responden secara tertulis, dilakukan dengan menggunakan pelarut
yang berkaitan dengan judul penelitian, yang asam asetat. Pemisahan ini didasarkan pada

99
sifat fisika dan kimia ketiga komponen lindi hitam yang masih melekat pada pulp
utama penyusun biomassa. Penelitian dengan indikasi air sisa pencuci bewarna
pembuatan pulp batang pisang dengan sama dengan air pencuci.
proses acetosolv dilakukan dalam sistem
batch. Pada penelitian ini dilakukan Untuk menentukan kualitas pulp batang
konsentrasi katalis 0,6 % v/v dan nisbah pisang dilakukan analisa pulp yaitu yield
cairan padatan 20:1 (gr/ml) dengan variasi pulp, kadar lignin pulp dan selulosa pulp
konsentrasi larutan pemasak (70% v/v, 80% yang dilakukan secara gravimetri. Yield
v/v, 90% v/v) dan waktu pemasakan (1 jam, adalah perbandingan berat pulp kering
2 jam, 3 jam). dengan berat bahan baku kering, sedangkan
analisa kadar lignin merupakan analisa kadar
Penetrasi merupakan tahap awal pada lignin yang masih terdapat didalam pulp
proses pemasakan pulp, yaitu peristiwa menggunakan prinsip melarutkan selulosa
masuknya larutan pemasak ke dalam pori- dan hemiselulosa dalam pelarut asam
pori bahan. Penetrasi ditandai dengan mineral H2SO4. Secara umum perolehan
terendamnya seluruh bahan didalam larutan yield berkisar antara 50,64 – 57,13 %, dan
pemasak, atau semua bahan yang dimasak untuk kadar lignin berkisar antara 12,5 –
tidak ada yang mengapung. Waktu 19,42 %.
pemasakan dihitung mulai dari larutan
pemasak telah mencapai titik didihnya Dari hasil penelitian yang telah
hingga waktu yang telah ditentukan. Setelah dilakukan kondisi terbaik yaitu pulp dengan
waktu pemasakan tercapai pemasakan kadar selulosa tinggi dan lignin yang rendah
dihentikan dengan diangkat erlenmeyer dari diperoleh pada konsentrasi pemasak 90%
pemanas dan direndam ke dalam air selama v/v dan waktu pemasakan 3 jam. Secara
± 15 menit dengan tujuan pendinginan. Pada umum pemakaian konsentrasi pemasak yang
proses pemasakan terjadi peristiwa lebih besar dan waktu pemasakan yang lama
delignifikasi dan degradasi polisakarida, menghasilkan pulp dengan kadar selulosa
dimana pada reaksi delignifikasi terjadi tinggi dan lignin yang relatif rendah, [7].
pemutusan ikatan-ikatan lignin dari Semakin tinggi konsentrasi dan semakin
senyawa-senyawa lain. Kandungan lignin lama waktu pemasakan mengakibatkan mol
dalam pulp akan semakin berkurang dan asam asetat yang bereaksi dengan lignin
perolehan pulp akan semakin rendah, menjadi semakin besar sehingga lignin yang
sedangkan degradasi polisakarida adalah dapat didegradasi menjadi lebih banyak.
polisakarida yang kembali kebentuk Dengan lignin yang semakin banyak
monomer-monomernya, [6]. didegradasi menyebabkan sisa hasil reaksi
menjadi lebih kecil. Hasil reaksi yang
Pada akhir pemasakan diperoleh pulp semakin kecil mengakibatkan yield pulp
dan lindi hitam (black liquor). Padatan pulp yang didapatkan menjadi lebih rendah.
disaring untuk memisahkan dari lindi hitam. Semakin tingginya konsentrasi asam asetat
Lindi hitam terdiri dari sisa-sisa bahan yang digunakan, menyebabkan lebih banyak
kimia, lignin dan karbohidrat yang terlarut asam asetat yang dapat mengikat lignin.
dalam larutan pemasak. Setelah pulp Degradasi dari lignin menyebabkan selulosa
dipisahkan dari lindi hitam, pulp dicuci yang sebelumnya terikat oleh lignin akan
menggunakan air bersih yang mengalir terlepas dari lignin sehingga didapat
untuk membersihkan pulp dari lindi hitam. kandungan pulp dengan kadar selulosa yang
Pada proses pencucian pulp batang pisang lebih tinggi, [8].
masih menggunakan penyaring yang sama
dengan penyaring lindi hitam. Penyaring
masih digunakan untuk memudahkan proses
pencucian. Pulp dicuci hingga tidak ada lagi

100
Pengaruh Kondisi Proses waktu pemasakan 1 jam sampai 3 jam pada
1) Pengaruh Kondisi Proses Larutan kenaikan konsentrasi 70% v/v sampai 90%
Pemasak dan Waktu Pemasakan v/v. Penurunan pulp juga disebabkan oleh
Terhadap Yield Pulp kenaikan laju delignifikasi yang dibantu
Dalam penelitian ini larutan pemasak dengan adanya katalis. Secara umum pada
yang digunakan adalah CH3COOH dengan penelitian pembuatan pulp batang pisang ini,
konsentrasi 70% v/v , 80% v/v dan 90% v/v. peningkatan konsentrasi larutan pemasak
Variasi konsentrasi pemasak dan waktu dan waktu pemasakan menyebabkan yield
pemasakan memberikan pengaruh terhadap pulp cendrung menurun. Penurunan yield
yield pulp batang pisang. Gambar I. terjadi karena larutan pemasak dapat
memperlihatkan pengaruh variasi mendegradasi lignin dalam bahan baku.
konsentrasi pemasak dan waktu pemasakan Secara umum peningkatan kondisi proses
terhadap yield pulp batang pisang. dapat menyebabkan penurunan yield dan
kadar lignin pulp, [9]. Dengan berkurangnya
60 kandungan lignin maka perolehan pulp
semakin berkurang.
Yield Pulp (%)

55
1 jam Yield pulp menurut standar industri
50 pulp berkisar antara 40-55%, [10]. Jika
2 jam
45 dilihat dari yield pulp yang dihasilkan, maka
70 80 90 3 jam pulp batang pisang yang dihasilkan pada
penelitian ini baik untuk dijadikan sebagai
Konsentrasi larutan pemasak (% v/v)
bahan baku alternatif untuk industri pulp.
Gambar 1. Yield pulp terhadap variasi Pulp dengan kualitas yang memadai untuk
konsentrasi larutan pemasak dijadikan kertas dapat dilihat dari
dan waktu pemasakan. perbandingan yield terhadap kadar lignin
pulp dan kadar selulosa pulp pada bahan
Peningkatan konsentrasi pemasak untuk baku.
berbagai proses cenderung menurunkan
yield pulp. Pada konsentrasi pemasak 70%- 2) Pengaruh Kondisi Proses Larutan
80% v/v dengan waktu pemasakan 1 jam Pemasak dan Waktu Pemasakan
terjadi penurunan pulp yaitu dari 57,13% Terhadap Kadar Lignin Pulp
menjadi 56,61%. Peningkatan konsentrasi Variasi konsentrasi pemasak dan waktu
pemasak dari 70%-80% v/v pada waktu pemasakan juga memberikan pengaruh
pemasakan 2 jam menyebabkan perolehan terhadap kadar lignin pulp batang pisang.
pulp menurun yaitu dari 54,88% menjadi Pengaruh konsentrasi pemasak dan waktu
54,58%. Peningkatan konsentrasi pemasak pemasakan terhadap kadar lignin pulp
dari 70%-80% v/v pada waktu pemasakan 3 batang pisang diperlihatkan pada gambar 2.
juga mengalami penurunan perolehan yield
pulp yaitu dari 53,44% menjadi 51,81%. 30
Kadar Lignin

Selain konsentrasi pemasak, variabel 20


Pulp (%)

proses yang dipelajari yang dapat 1 jam


10
mempengaruhi yield pulp batang pisang 2 jam
adalah waktu pemasakan. Peningkatan 0
waktu pemasakan juga cendrung 70 80 90 3 jam
menurunkan yield pulp. Pada waktu Konsentrasi Larutan Pemasak (% v/v)
pemasakan 1 jam ke 2 jam, dan 3 jam
konsentrasi pemasak 70% v/v terjadi Gambar 2. Kadar lignin pulp terhadap
penurunan pulp dari 57,13%, 54,88% dan variasi konsentrasi larutan
53,44%, dimana penurunan terjadi sebesar pemasak dan waktu
3,69%. Yield pulp cendrung menurun untuk pemasakan

101
Pada peningkatan konsentrasi pemasak 3) Pengaruh Kondisi Proses Larutan
70% v/v ke 80% v/v dengan waktu Pemasak dan Waktu Pemasakan
pemasakan 1 jam terjadi penurunan kadar Terhadap Kadar Selulosa Pulp
lignin pulp yaitu dari 17,70% menjadi Variasi konsentrasi pemasak dan waktu
15,49%. Peningkatan konsentrasi pemasak pemasakan dapat memberikan pengaruh
70% ke 80% v/v pada waktu pemasakan 2 terhadap perolehan kadar selulosa pulp
jam juga terjadi penurunan kadar lignin batang pisang. Pengaruh variasi konsentrasi
yaitu dari 16,42% menjadi 16,08%. Pada pemasak dan waktu pemasakan terhadap
konsentrasi pemasak 70% ke 80% v/v pada kadar selulosa pulp diperlihatkan pada
waktu pemasakan 3 jam juga terjadi gambar 3.
penurunan kadar lignin dari 19,42% menjadi
16,53%. 90
Perolehan kadar lignin pulp meningkat

Kadar Selulosa Pulp


pada konsentrasi 70% v/v dengan waktu 85
pemasakan 2-3 jam terjadi kenaikan yaitu 1 jam
80

(%)
dari 16,42% menjadi 19,42%. Kenaikan 2 jam
kadar lignin pulp tersebut mengindikasi 75
adanya hemiselulosa yang terlarut bersama 3 jam
70 80 90
lignin pada proses pembuatan pulp, [11].
Konsentrasi Larutan Pemasak (% v/v)
Selain konsentrasi pemasak, waktu
pemasakan juga dapat mempengaruhi
Gambar 3. Kadar Selulosa pulp terhadap
perolehan kadar lignin pulp.
variasi konsentrasi larutan
Pada waktu pemasakan 1 jam – 3 jam
pemasak dan waktu pemasakan.
dengan konsentrasi pemasak 90% v/v terjadi
penurunan kadar lignin pulp yaitu dari
Pada konsentrasi pemasak 70%-80%
15,23%, 13,54% dan 12,5% dimana
v/v dengan waktu pemasakan 1 jam terjadi
penurunan terjadi sebesar 2,73%. Pada
peningkatan kadar selulosa pulp yaitu dari
rentang waktu 1 jam – 3 jam dengan
82,28% menjadi 85,13%. Peningkatan kadar
konsentrasi pemasak 80% v/v terjadi
selulosa pulp juga terjadi kenaikan pada
kenaikan kadar lignin pulp yaitu dari
konsentrasi 70%-90% v/v yaitu dari 80,57%
15,49%, 16,08% dan 16,53% dimana kadar
menjadi 87,49% dengan waktu pemasakan 3
lignin pulp mengalami kenaikan sebesar
jam. Sedangkan pada konsentrasi pemasakan
1,04% . Kadar lignin pulp cendrung lebih
70%-80% v/v dengan waktu pemasakan 2
sedikit pada waktu pemasakan lebih lama.
jam terjadi penurunan kadar selulosa pulp,
Secara umum pemakaian konsentrasi
yaitu dari 83,56% menjadi 83,24%.
pemasak yang lebih besar menghasilkan
Penurunan kadar selulosa pulp disebabkan
pulp dengan kadar lignin yang relatif rendah.
karena delignifikasi dan degradasi selulosa
Pada proses acetosolv umumnya
tidak dapat dihindari. Kadar selulosa pulp
degradasi lignin tidak terlalu besar.
cendrung naik dengan meningkatnya waktu
Meningkatnya jumlah larutan pemasak
pemasakan. Peningkatan kadar selulosa di
berarti bertambahnya ion H+ yang berperan
dalam pulp disebabkan oleh lamanya
dalam pemutusan ikatan lignin. Reaksi ini
molekul-molekul larutan pemasak bereaksi
terjadi dengan cara mengubah polimer lignin
dengan senyawa lignoselulosa, sehingga
menjadi monomer-monomer penyusunnya
ikatan lignin dan hemiselulosa terputus dari
dan melarutkannya kedalam cairan pemasak.
ikatan selulosa, akhirnya meningkatkan
Semakin lama waktu pemasakan
kandungan selulosa didalam pulp, [12].
menyebabkan semakin sempurna larutan
pemasak memenuhi rongga-rongga pada
bahan baku, sehingga degradasi lignin lebih
banyak terjadi.

102
a. Data Tentang Implementasi pemasakan 3 jam, menghasilkan
Pengetahuan Siswa Sekolah Menengah yield pulp terendah, yaitu 50,64 %
Atas Negeri 1 Tembilahan Terhadap dengan kadar lignin pulp rendah
Pemanfaatan Batang Pisang Dalam yaitu 12,5% dan kadar selulosa tinggi
Pembuatan Pulp. yaitu 87,49%.
Angket yang disebarkan kepada c. Implementasi pengetahuan siswa di
responden diharapkan dapat memberikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1
jawaban tentang Implementasi Tembilahan terhadap pemanfaatan
Pengetahuan Siswa Disekolah Menengah batang pisang dalam pembuatan pulp
Atas Negeri 1 Tembilahan terhadap dikategorikan “Sangat Baik” karena
pemanfaatan batang pisang dalam hasil akhir menunjukkan persentase
pembuatan pulp. Angket yang digunakan yang diperoleh 86,78% yang terletak
pada penelitian ini adalah angket tertutup direntang 81%-100%, persentase ini
atau terstruktur yaitu angket yang berada pada kategori “Sangat Baik”
disusun dengan pilihan jawaban yang
telah tersedia. Angket ini menggunakan 5. REFERENSI
alternatif jawaban sangat tidak setuju
dengan skor 1, tidak setuju dengan skor [1], [8] Wibisono, Ivan, et all. 2011.
2, ragu-ragu dengan skor 3, setuju Pembuatan Pulp Dari Alang-Alang.
dengan skor 4 dan sangat setuju dengan Jurnal Teknik Kimia Universitas
skor 5. Pernyataan-pernyataan angket Katolik Widya Mandala Surabaya.
yang diberikan terdiri dari 7 item. Volume 10. No 1. 11-20.
Setelah hasil didapatkan, maka dapat [2] Cahyono, Bambang. 1995. Pisang
diberi kesimpulan bahwa implementasi Budidaya dan Analisis Usahatani.
pengetahuan siswa di Sekolah Menengah Kanisius.
Atas Negeri 1 Tembilahan terhadap [3] Syafii, Wasrin. Daur Ulang Bahan
pemanfaatan batang pisang dalam Kimia Pada Proses Organosolv
pembutan pulp dikategorikan “Sangat Beberapa Jenis Kayu Daun Lebar
Baik” karena hasil akhir dari pengolahan Cepat Tumbuh. Jurnal teknik industri.
data dari lapangan menunjukkan Volume 10. No 3. 93-98.
persentasinya diperoleh 86, 78 % yang [5] Riduwan. 2005. Skala Pengukuran
terletak di rentang 81%-100%, persentasi Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
ini dikategorikan “Sangat Baik”. Al-Fabeta.
[6], [12] Jalaluddin dan samsul Rizal. 2005.
4. SIMPULAN Pembuatan pulp dari jerami padi
a. Penggunaan konsentrasi larutan dengan menggunakan natrium
pemasak (CH3COOH) dan variasi hidroksida. Jurnal sistem teknik
waktu pemasakan pada pembuatan industri. Vol 6. No 5. November.
pulp batang pisang dengan metode [7] Jin, Yungcan, Z.Z.LEE dan Jahan M
acetosolv akan memberikan Sarwan. (30:2006). Organic acid
perolehan pulp, kadar lignin dan Pulping Of Rice Straw,I:Cooking.
kadar selulosa pulp yang bervariasi. [9], [11] Maulvi, Sani Ikmal, Zulfansyah,
b. Rata-rata yield pulp yang dihasilkan Muhammad Iwan Fermi. 2011.
pada penelitian ini yaitu 54,13%. Pembuatan Pulp Semi Mekanis dari
Sedangkan rata-rata kadar lignin Batang Jagung dengan Ekstrak Abu
yang diperoleh sebesar 15,88% dan Tandan Kosong Sawit. Jurnal Teknik
rata-rata kadar selulosa yang KimiaUniversitas Riau. Pekanbaru.
dihasilkan adalah 84,18%. Pulp yang [10]Hanika Puspitasari, Shelviana,
terbaik diperoleh pada konsentrasi Zulfansyah, Hari Rionaldo.
larutan pemasak 90% v/v dan waktu Delignifikasi Batang Jagung dengan

103
Proses Organosolv Menggunakan
Pelarut Asam Formiat. Jurnal Teknik
Kimia Universitas Riau.

104

You might also like