ID Analisis Perbandingan Pemodelan Propagas

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI NILAI LEVEL DAYA

TERIMA PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA PONTIANAK


Wawan Tristiyanto), Fitri Imansyah2), F. Trias Pontia W3)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura,
Jln. Prof.H.Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
Email : Wawantristiyanto2013@gmail.com

Digital Communication System 1800 is a derivative standard system of GSM 900. A low
transmission power is required for a short network and a propagation condition on 1800 MHz band.
Level value of receptivity is an indicator to see a signal quality on the BTS coverage. The purpose of the
present research is to analyze receptivity level on DCS 1800 system using Okumura-Hatta, Cost231-
Hatta, and Walfisch-Ikegami propagation model. This research took place in the city center by measuring
receptivity level which was radiated by using a software namely G-Net Track Lite Signal 4G. Results of
the calculation and measurement compared with RSRP standard located in DARATSKIP are presented as
follows. Results from Okumura-Hatta propagation model were categorized Very Good -58.04 dBm, -
48.58 dBm, and -66.77 dBm. Cost231-Hatta were categorized Very Good -62.39 dBm, -52.92 dBm, and -
77.11 dBm. Further, Walfisch-Ikegami were categorized Fairly Good -88,44 dBm, Very Good -71.66
dBm, -81,49, G-Net Track Lite Not Good -93 dBm, Very Good -78 dBm, and Good -87 dBm.
Comparisons of calculation and measurement at BTS Benua Melayu Darat using Okumura-Hatta
propagation model were categorized Very Good -70.68 dBm, -59.28 dBm, and -64.21 dBm. Cost231-
Hatta were categorized Very Good -71.79 dBm, -60.38 dBm, -68.57 dBm and G-NetTrack Lite were
ranked Very Good -77 dBm and Good -83 dBm, 85 dBm. Further, Walfisch-Ikegami were categorized
Very Good -79.8 dBm, Good -83.51 dBm, -86.67 dBm. Comparisons of calculation and measurement at
BTS Gajah Mada Mall using Okumura-Hatta propagation model were categorized Very Good -64.97
dBm, -58.59 dBm, and -71.22 dBm. Cost 231-Hatta were categorized Very Good -69.34 dBm, -63.2 dBm,
and -76.27 dBm. Finally, Walfisch-Ikegami were categorized Very Good -70.06 dBm, Good -90,65 dBm, -
83,01 dBm, while G-Net Track Lite were Good -84 dBm, and Very Good -68 dBm, -67 dBm.

Key words: DCS 1800, RSRP, Okumura-Hatta, Cost231-Hatta,Walfisch-Ikegami.

I. Pendahuluan bergerak yang pintar untuk menunjang tingkat


Dengan keterbatasan lebar pita keandalan dan ketersediaan yang tinggi Selain
frekuensi yang dimiliki saat ini yaitu sebesar 25 itu sistem ini memungkinkan standar mobile
MHz sebagai teknologi GSM 900, keterbatasan baru dikombinasikan dengan yang sudah ada.
kualitas dan kapasitas masih sangat dirasakan Dengan basis GSM ini DCS (Digital
terutama pada daerah-daerah dengan trafik yang Communication System) 1800 merupakan
padat dan tinggi. GSM merekomendasikan DCS sistem yang cukup matang yang tidak hanya
(Digital Communication System) 1800 untuk mengoptimalisasi kekuatan awal untuk
kebutuhan Personal Communication Services pengembangan di masa depan, tetapi juga
dan mengusulkan pita frekuensi 1800 MHz, memudahkan fasilitas-fasilitas GSM dapat
yang mempunyai lebar pita frekuensi sebesar 75 segera dipergunakan.
MHz dengan kapasitas trafik 3 kali lebih besar Dengan menganalisa kondisi
dari pada kapasitas trafik GSM 900. Daya karakteristik propagasi, dapat ditentukan
transmisi yang rendah diperlukan untuk prediksi karakteristik sel, memberikan masukan
jangkuan pendek dan kondisi propagasi pada dalam pengembangan algoritma untuk
pita 1800 MHz menunjang penggunaan pembuatan peta seluler, dan pada akhirnya
spektrum frekuensi yang efisien karena potensi dapat menunjang pembuatan sistem komunikasi
reusability yang tinggi dari frekuensi transmisi. yang mempunyai kualitas pelayanan yang
Jaringan DCS 1800 dikembangkan efektif. Dari hasil analisa propagasi
dengan menggunakan jaringan komunikasi menggunakan beberapa pemodelan propagasi
yang berbeda, dapat ditentukan pemodelan Pengukuran dilakukan pada jarak 1 sampai
propagasi yang sesuai untuk Kota Pontianak. 100 Km dari stasiun tetap.
4. Kondisi daerah perambatan
II. Tinjauan Pustaka Percobaan dilakukan pada tiga jenis daerah
1. Daya Terima (daerah urban, suburban dan rural), baik yang
Kuat sinyal penerimaan menyatakan datar maupun berbukit.
besarnya sinyal yang diterima pada sisi 5. Proses pengumpulan data
penerima merupakan salah satu parameter yang Dari percobaan Okumura telah
menentukan nilai Eb/No. Kuat sinyal yang diruuskan oleh Hatta. Perumusan redaman
diterima oleh base station dari mobile station propagasi yang diajukan oleh Hatta sangat
masing-masing user berbeda satu sama lain. membantu dalam memperkirakan level sinyal
Besarnya daya terima yang menyatakan kuat yang diterima oleh Mobile Station (MS).
sinyal penerimaan adalah selisih antara daya Berdasarkan pengolahan matematis dari grafik-
sinyal yang dipancarkan dengan daya sinyal grafik hasil percobaan Okumura, Hatta
yang hilang akibat redaman selama dalam memperoleh rumus redaman propagasi pada
lintasan propagasi yang dapat dituliskan sebagai daerah urban datar adalah:
berikut:
PRX = PTX – Lp + GTX + GRX .................(1) Lp = C1 + C2 log f – 13,82 log hb – a(hm) +
Dimana : (44,9 – 6,55 log hb) log d .............................. (2)
Lp = Rugi-rugi lintasan propagasi
(dB) Dimana:
PTX = Daya pancar antena BTS C1 = 69,55 untuk jangkauan
frekuensi 400 ≤ f ≤ 1500
(dBm)
(MHz)
PRX = Daya terima MS (dBm)
= 46,30 untuk jangkauan
GTX = Gain antena pemancar (dBi) frekuensi 1500 ≤ f ≤ 2000
GRX = Gain antena penerima (dBi) (MHz)
C2 = 26,16 untuk jangkauan frekuensi
2. Okumura-Hatta 400 ≤ f ≤ 1500 (MHz)
Okumura melakukan percobaan untuk = 33,90 untuk jangkauan frekuensi
mengetahui karakteristik redaman pada sinyal 1500 ≤ f ≤ 2000 (MHz)
radio bergerak sejak tahun 1962 sampai dengan Lp = Redaman total propagasi sinyal
1965. Percobaan dilakukan dua tahap, yaitu pada pada daerah urban (dB)
bulan November 1962 sampai januari 1963 di f = Frekuensi operasi (450 – 1000
daerah sekitar Kanto yang meliputi pusat kota MHz)
Tokyo. Tahap kedua dilakukan pada bulan hb = Tinggi antena BTS (30 – 100 meter)
Maret sampai Juni 1965 yang dilakukan di hm = Tinggi antena MS (1 -10 meter)
daerah bukit. Parameter system yang digunakan d = Jarak atarana antena penerima dan
dalam percobaan: antena pemancar (Km)
1. Frekuensi kerja pada daerah VHF dan UHF: factor koreksi tinggi antena MS dinyatakan
Tahap pertama : 453 MHz, 922 MHz, sebagai berikut:
1310 MHz dan 1920 MHz. untuk wilayah kota besar:
Tahap kedua : 453 MHz, 922 MHz, 1317
MHz dan 1430 MHz a(hm) = 3,2(log 11,75hm)2 – 4,97 .................... (3)
2. Tinggi antena
Tinggi antena stasiun tetap (hb) antara 30 3. Cost231-Hatta
meter sampai 100 meter Pengembangan model Hatta oleh
Tinggi antena stasiun mobile (hm) antara 1 EURO_COST (the European Co_operative for
meter sampai 100 meter Scientific and Technical Research) dan
3. Jarak jangkau pemancar (stasiun tetap) membentuk COST 231 untuk membuat model
Hatta yang disempurnakan atau di perluas.
Tujuan COST 231 agar formula Okumura-Hatta Ikegami. Model ini selanjutnya dikembangkan
dapat digunakan pada frekuensi 1500– oleh COST dalam proyek COST 231. Dalam
2000MHz untuk kota-kota menengah dan kecil. perhitungannya, model ini hanya
Rumus untuk mencari rugi-rugi pada model memperhitungkan jalur transmisi secara lurus
propagasi COST 231-Hatta. pada bidang vertikal antara pemancar-penerima.
Pada daerah perkotaan dimana terdapat banyak
..................................(4)
gedung-gedung maka yang diperhitungkan
, merupakan parameter yang berkaitan dengan hanyalah gedung-gedung yang dilalui bidang
pemancar, yang dijabarkan dengan rumus vertikal jalur transmisi.
berikut: Perambatan LOS adalah perambatan
langsung antara pemancar (TX) dan penerima
........................(5) (RX). Saat terjadi situasi LOS maka fungsi
yang digunakan dalam prediksi menggunakan
Untuk di daerah perkotaan, dan model ini sangat sederhana. Hanya dibutuhkan
sebuah persamaan dengan dua parameter saja
dan dirumuskan sebagai persamaan :
..................................................................(6)

Keterangan : Lp = 42.6 + 26 log d + 20 log f ...................... (7)


= redaman lintasan(dB)
= frekuensi (MHz) Perambatan NLOS adalah perambatan
= tinggi antena pemancar (m) tidak langsung antara pemancar (TX) dan
= tinggi antena penerima (m) penerima (RX) dimungkinkan akibat refleksi,
= jarak antara antena difraksi, maupun hamburan. Persamaan pada
penerima dan antena situasi NLOS ini lebih rumit. Losses total dari
pemancar (km) kasus NLOS ini merupakan hasil penjumlahan
= faktor koreksi (dB) antara free space loss (lo), multiple diffraction
= faktor koreksi tinggi efektif loss (lmsd) dan rooftop-to-street diffraction
antena MS (dB) loss/losses akibat difraksi dari atap gedung
Model COST 231-Hatta hanya cocok untuk jalan (lrts) di rumuskan sebagai persamaan
parameter-parameter berikut:
1. Frekuensi (f) : 1500 MHz – l 0  l rts  l msd
2000 MHz lp  
2. Tinggi Tx (hb) : 20m – 200m l 0
3. Tinggi Rx (hm) : 1m – 10m untuk l rts  l msd > 0
4. Jarak Tx – Rx (d) : 1km – 20km ............................ (8)
Model COST 231-Hatta pada masa untuk l rts  l msd < 0
sekarang ini telah dituangkan dalam bentuk Untuk space loss :
software komputer. Jadi pada penggunaannya,
perancangan sistem komunikasi tinggal LNLOS = 32.44 + 20 log d + 20 log f ................ (9)
membuat layout 2 dimensi dari daerah yang
akan diteliti (bisa menggunakan foto satelit atau Istilah rooftop-to-street diffraction loss
sekedar pengukuran biasa) kemudian (lrts) mewakili losses yang muncul pada
menentukan nilai-nilai parameter yang ada. gelombang yang yang terarah ke jalanan dimana
Setelah terkumpul, nilai-nilai dan data tersebut penerima berada. Pada dasarnya losses ini
dimasukkan dalam program maka keluarlah dinyatakan oleh ikegami dalam model
output dari program. persamaannya, namun proyek COST 231 telah
menyempurnakan persamaan ini menjadi
4. Walfisch-Ikegami persamaan :
Model empiris ini adalah kombinasi dari
model yang dibuat oleh J. Walfisch dan F. l rts  16.9 10 log w  10 log f  20 log hm  L0ri .. (10)
dengan : dan digunakan oleh perangkat untuk
menentukan titik handover. Atau bisa diartikan
w = lebar jalan (m) nilai yang ditunjukkan oleh RSRP (Reference
Δhm = hr - hm (m) Signal Received Power) adalah daya level sinyal
f = frekuensi yang pada mobile station yang ditunjukkan dengan
digunakan (MHz) rentang minus dBm. Bila nilai RSRP memiliki
L0 ri = L0 ri dalam satuan dB nilai minus dBm yang kecil maka nilai atau daya
Tinggi hr > hm level sinyal pada mobile station semakin baik.
Pada teknologi 2G parameter parameter ini bisa
Untuk mendapatkan nilai Lori dapat dianalogikan seperti RxLevel, sedangkan pada
didefinisikan sebagai persamaan : 3G dianalogikan sebagai RSCP.
Tabel 1 Standar Nilai RSRP
Range Nilai Kondisi
Lori = 4 – 0.114 ( )
0 Sampai -82 dBm Sangat baik
dengan :
Lori = Orientation loss (dB) -82 Sampai -88 dBm Baik
-88 Sampai -92 dBm Cukup Baik
= Sudut jalur -92 Sampai -104 dBm Kurang
tasan empiris yang diperoleh dengan
koreksi -104 Sampai -130 dBm Sangat Kurang
membandingkan dengan data dari pengukuran.
Jadi persamaan tersebut dikalibrasi dengan hasil III. Metode Pengukuran Nilai Level Daya
pengukuran. Sebuah perkiraan mengenai Terima
multiple diffraction loss telah dibuat sebelumnya 1. Bahan Penelitian
oleh Walfisch-bertoni, COST 231 kemudian Bahan penelitian yaitu berupa pendekatan
memodifikasi persamaannya agar bisa dipakai metode propagasi Okomura-Hatta, Cost231-
untuk base station yang tingginya lebih rendah Hataa dan Walfisch-Ikegami untuk mengetahui
daripada ketinggian atap gedung. Pada nilai level daya terima dan nilai RSRP
persamaan tersebut pengaruh hroof dan b juga (Reference Signal Received Power) dimana
turut diperhitungkan dengan cara dijumlahkan. digunakan sofware G-NetTrack Lite pada sinyal
Persamaannya adalah sebagai berikut : 4G PT. TELKOMSEL.
A. Tempat dan Waktu Penulisan
Penulis melakukan penelitian yang
Lmsd  Lbsh  k a  k d log d  k f log f  digunakan untuk menyusun tugas akhir/skripsi
9 log b......................................................(11) ini di tiga BTS milik PT. TELOMSEL yang
Dimana : berbeda lokasi dan terletak di :
Lbsh = -18 log (1 + Δ ) Tempat : PT. TELKOMSEL
dengan Δ = hb-hr Waktu : Pada bulan September 2016
ka = 54 B. Variabel Penelitian
untuk hb > hr Variabel data Adalah suatu objek
kd = 18 penelitian atau pun apa yang menjadi titik
untuk hb > hr perhatian suatu penelitian. Variabel yang
menjadi fokus dalam penelitian diperoleh:
kf = - 4 + 0.7 ( ) 1. Data Primer
untuk daerah urban dan sub urban Data penelitian yang pertama kali diproleh
b = jarak rata-rata antar gedung dari hasil objek penelitian. Dalam
(m) penelitian ini, yang menjadi data primer
f =frekuensi yang digunakan. yaitu pengukuran nilai RSRP sesuai
dengan titik yang sudah ditentukan dari
5. RSRP (Reference Signal Received Power) lokasi site BTS serta pengukuran variabel-
RSRP (Reference Signal Received Power) variabel yang diperlukan dalam
power dari sinyal reference, parameter ini adalah perhitungan pendekatan model propagasi
parameter yang spesifik pada drive test 4G LTE
Okumura-Hatta, Cost231-Hatta dan
Walfisch-Ikegami.
2. Data Sekunder
data yang berasal bukan dari objek
penelitian, yaitu studi pustaka referensi
mengenai ilmu pengetahuan yang
berkaitan atau yang mendukung penelitian
serta data-data teknis dari PT.
TELKOMSEL.
Gambar 2. Lokasi BTS BENUA MELAYU
2. Metode Penelitian DARAT (Setia Budi)
Dari penelitian ini dibagi menjadi 3 site
BTS, BTS pertama yaitu site DARATSKIP yang
terletak di Jl. Nusa Indah 3, BTS kedua yaitu site
BENUA MELAYU DARAT yang terletak di Jl.
Setia Budi dan BTS ketiga yaitu site MALL
GAJAH MADA/HotelAston yang terletak di Jl.
Gajah Mada Hotel Aston. Dari ketiga site BTS
tersebut masing-masing akan dibagi tiga titik
pengukuran dari setiap site BTS-nya. Setelah
penentuan titik lokasi penelitian dilakukan Gambar 3. Lokasi BTS GAJAH MADA
pengukuran variabel yang berhubungan dengan MALL/HotelAston
model propagasi Okumura-Hatta, Cost231-Hatta 1. Pengukuran Jarak BTS ke MS pada
dan Model Propagasi Walfisch-Ikegami. Untuk BTS DARATSKIP
proses pengolahan data maka dibutuhkan data- Tabel 2. Data Pengukuran Jarak Dari BTS
data seperti tinggi BTS, tinggi Ms, Jarak BTS ke ke MS
Ms, tinggi gedung, lebar jalan, jarak antar Arah Lokasi Jarak
gedung serta frekuensi pembawa yang No
Sectoral Pengukuran (Km)
digunakan.
Jalan
1 50o 0,26
Tanjungpura
Jalan Sisinga
2 170o 0,18
Mangaraja
Jalan Nusa
3 290o 0,18
Indah Baru

2. Pengukuran Jarak BTS ke MS pada


BTS Benua Melayu Darat
Tabel 3. Data Pengukuran Jarak Dari BTS ke
MS
Arah Lokasi Jarak
No
Sectoral Pengukuran (Km)
Jalan
1 50o 0,31
Tanjungpura
Gambar 1. Lokasi BTS DARATSKIP (Nusa
Indah) 2 170o Jalan Ketapang 0,19
Jalan Gajah
3 280o 0,27
Mada
3. Pengukuran Jarak BTS ke MS pada IV. Hasil Perhitungan dan Pengukuran
BTS Mall Gajah Mada/Hotel Aston Berikut merupakan data rekapitulasi
Tabel 4. Data Pengukuran Jarak Dari BTS ke Perbandingan Pemodelan Propagasi Nilai Level
MS Daya Terima Pada Sistem DCS 1800 di Kota
Arah Lokasi Jarak Pontaiank dengan model propagasi Okumura-
No Hatta, Cost231-Hatta dan model propagasi
Sectoral Pengukuran (Km)
Walfisch-Ikegami
1 50o Jalan Kedah 0,31 Tabel 5. Rekapitulasi Perbandingan Level Nilai
Daya Terima Perhitungan dan
2 170o Jalan Hijas 0,093 Pengukuran BTS DARASKI.
Jalan Gajah
3 280o 0,27
Mada

3.4 Pengambilan Data RSRP Pada Sinyal


4G
Pengambilan data nilai RSRP (Reference
Signal Received Power) pada jaringan 4G
menggunakan software G-NetTrack Lite
terhadap 3 titik pengukuran disetiap BTS. Nilai
data yang diambil dalam bentuk screenshot
tampilan nilai yang tertera pada software.
Adapun selain tampilan nilai RSRP tampilan
titik lokasi serta grafik nilai level daya terima
pada software juga langsung diambil
menggunakan G-etTrack Lite.

3.5 Diagram Alir Penelitian


Langkah-langkah penelitian yang
dilakukan oleh penulis dapat dijelaskan sebaga
berikut :

Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Perbandingan


Nilai Level Daya Terima Perhitungan dan
Pengukuran BTS DARATSKIP.

Tabel 6. Rekapitulasi Perbandingan Nilai Level


Daya Terima Perhitungan dan Pengukuran BTS
Benua Melayu Darat.
ditunjukan pada Tabel 5 nilai level daya terima
pada hasil perhitungan dan pengukuran Jalan
Tanjungpura yang berjarak 0,26 Km dari BTS ke
MS, hasil pengukuran menggunakan software G-
NetTrack Lite yang diperoleh hasil pengukuran -
93 dBm jika dibandingakan dengan perhitungan
model propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
perhitungan -58,04 dBm selisih perhitungan dan
pengukuran sebesar 34,96 dBm cukup jauh dari
nilai pengukuran namun nilai perhitungan masuk
katagori sangat baik, model propagasi Cost231-
Gambar 5. Grafik Rekapitulasi Perbandingan Hatta diperoleh hasil perhitungan -62,39 dBm
Nilai Level Daya Terima Perhitungan dan selisih perhitungan dan pengukuran sebesar
Pengukuran BTS Benua Melayu Darat 30,61 dBm cukup jauh dari nilai pengukuran
namun nilai perhitungan masuk katagori sangat
Tabel 7. Rekapitulasi Perbandingan Nilai Level baik, dan model propagasi Walfisch-Ikegami
Daya Terima Perhitungan dan Pengukuran BTS diperoleh hasil perhitungan -88,44 dBm selisih
Mall Gajah Mada/Hotel Aston perhitungan dan pengukuran sebesar -4,56 dBm
hampir mendekati hasil pengukuran masuk
dalam katagori baik.
Jalan Sisinga Mangaraja pengukuran yang
berjarak 0,18 Km dari BTS ke MS , hasil
pengukuran menggunakan software G-NetTrack
Lite yang diperoleh hasil pengukuran -78 dBm
jika dibandingakan dengan perhitungan model
propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
perhitungan -48,58 dBm selisih perhitungan dan
pengukuran sebesar 29,42 dBm cukup jauh dari
nilai pengukuran namun nilai perhitungan masuk
katagori sangat baik, model propagasi Cost231-
Hatta diperoleh hasil perhitungan -52,92 dBm
selisih perhitungan dan pengukuran sebesar
25,08 dBm cukup jauh dari nilai pengukuran
namun nilai perhitungan masuk katagori sangat
baik, dan model propagasi Walfisch-Ikegami
diperoleh hasil perhitungan -77,66 dBm selisih
perhitungan dan pengukuran sebesar -0,34 dBm
hampir mendekati hasil pengukuran dalam
katagori sangat baik.
Pengukuran Jalan Nusa Indah Baru yang
berjarak 0,18 Km dari BTS ke MS, hasil
Gambar 6. Grafik Rekapitulasi Perbandingan pengukuran menggunakan software G-NetTrack
Nilai Level Daya Terima Perhitungan Lite yang diperoleh hasil pengukuran -87 dBm
dan Pengukuran BTS Mall Gajah jika dibandingakan dengan perhitungan model
Mada/Hotel Aston propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
perhitungan -66,77 dBm selisih perhitungan dan
4.1 Analisis Rekapitulasi Perbandingan Nilai pengukuran sebesar 20,23 dBm cukup jauh dari
Level Daya Terima Perhitungan dan nilai pengukuran, model propagasi Cost231-
Pengukuran BTS DARATSKIP Hatta diperoleh hasil perhitungan -71,11 dBm
Dari hasil rekapitulasi nilai level daya selisih perhitungan dan pengukuran sebesar
terima hasil perhitungan dan pengukuran yang 15,89 dBm cukup jauh dari nilai pengukuran
namun nilai perhitungan masuk katagori sangat Pengukuran Jalan Gajah Mada yang
baik, dan model propagasi Walfisch-Ikegami berjarak 0,27 Km dari BTS ke MS hasil
diperoleh hasil perhitungan -81,49 dBm selisih pengukuran menggunakan software G-NetTrack
perhitungan dan pengukuran sebesar -5,51 dBm Lite yang diperoleh hasil pengukuran -83 dBm
hampir mendekati hasil pengukuran masuk jika dibandingakan dengan perhitungan model
dalam katagori baik. propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
perhitungan -64,21 dBm selisih perhitungan dan
4.2 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Level pengukuran sebesar 18,79 dBm cukup jauh dari
Daya Terima Perhitungan dan nilai pengukuran, model propagasi Cost231-
Pengukuran BTS Benua Melayu Darat. Hatta diperoleh hasil perhitungan -68,57 dBm
Dari hasil rekapitulasi nilai level daya selisih perhitungan dan pengukuran sebesar
terima hasil perhitungan dan pengukuran yang 14,43 dBm cukup jauh dari nilai pengukuran
ditunjukan pada Tabel 6 nilai level daya terima nilai perhitungan masuk katagori sangat baik,
pada hasil perhitungan dan pengukuran Jalan dan model propagasi Walfisch-Ikegami diperoleh
Tanjungpura yang berjarak 0,31 Km dari BTS ke hasil perhitungan -83,51 dBm selisih
MS, hasil pengukuran menggunakan software G- perhitungan dan pengukuran sebesar -0,51 dBm
NetTrack Lite yang diperoleh hasil pengukuran - hampir mendekati hasil pengukuran masuk
85 dBm jika dibandingakan dengan perhitungan dalam katagori baik.
model propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
perhitungan -70,68 dBm selisih perhitungan dan 4.3. Rekapitulasi Perbandingan Nilai Level
pengukuran sebesar 14,32 dBm cukup jauh dari Daya Terima Perhitungan dan
nilai pengukuran namun nilai perhitungan masuk Pengukuran BTS Mall Gajah
katagori sangat baik, model propagasi Cost231- Mada/Hotel Aston.
Hatta diperoleh hasil perhitungan -71,79 dBm Dari hasil rekapitulasi nilai level daya
selisih perhitungan dan pengukuran sebesar terima hasil perhitungan dan pengukuran yang
13,21 dBm sangat jauh dari nilai pengukuran ditunjukan pada Tabel 7 nilai level daya terima
namun nilai perhitungan masuk katagori sangat pada hasil perhitungan dan pengukuran pada
baik, dan model propagasi Walfisch-Ikegami Jalan Kedah yang berjarak 0,31 Km dari BTS ke
diperoleh hasil perhitungan -86,67 dBm selisih MS, hasil pengukuran menggunakan software G-
perhitungan dan pengukuran sebesar -1,67 dBm NetTrack Lite yang diperoleh hasil pengukuran -
hampir mendekati hasil pengukuran tetapi masuk 84 dBm jika dibandingakan dengan perhitungan
dalam katagori Baik . model propagasi Okumura-Hatta diperoleh hasil
Jalan Ketapang pengukuran yang berjarak perhitungan -64,97 dBm selisih perhitungan dan
0,19 Km dari BTS ke MS hasil pengukuran pengukuran sebesar 19,03 dBm cukup jauh dari
menggunakan software G-NetTrack Lite yang nilai pengukuran nilai perhitungan masuk
diperoleh hasil pengukuran -77 dBm jika katagori sangat baik, model propagasi Cost231-
dibandingakan dengan model propagasi Hatta diperoleh hasil perhitungan -69,34 dBm
Okumura-Hatta diperoleh hasil perhitungan - selisih perhitungan dan pengukuran sebesar
59,28 dBm selisih perhitungan dan pengukuran 14,66 dBm cukup jauh dari nilai pengukuran
sebesar 17,72 dBm cukup jauh dari nilai nilai perhitungan masuk katagori sangat baik,
pengukuran, model propagasi Cost231-Hatta dan model propagasi Walfisch-Ikegami
diperoleh hasil perhitungan -60,38 dBm selisih diperoleh hasil perhitungan -90,65 dBm selisih
perhitungan dan pengukuran sebesar 16,62 dBm perhitungan dan pengukuran sebesar -6,65 dBm
cukup jauh dari nilai pengukuran nilai hampir mendekati hasil pengukuran tetapi masuk
perhitungan masuk katagori sangat baik, dan dalam katagori cukup baik.
model propagasi Walfisch-Ikegami diperoleh Jalan Hijas pengukuran yang berjarak
hasil perhitungan -79,8 dBm selisih perhitungan 0,093 Km dari BTS ke MS hasil pengukuran
dan pengukuran sebesar -2,8 dBm hampir menggunakan software G-NetTrack Lite yang
mendekati hasil pengukuran masuk dalam diperoleh hasil pengukuran -68 dBm jika
katagori sangat baik. dibandingakan dengan model propagasi
Okumura-Hatta diperoleh hasil perhitungan -
58,59 dBm selisih perhitungan dan pengukuran lokasi pengukuran di Jalan Tanjungpura,
sebesar 9,41 dBm hampir mendekati dari nilai Jalan Sisinga Mangaraja Jalan Nusa Indah
pengukuran, model propagasi Cost231-Hatta Baru pada BTS DARATSKIP menggunakan
diperoleh hasil perhitungan -63,2 dBm selisih model propagasi Okumura-Hatta diperoleh
perhitungan dan pengukuran sebesar 4,8 dBm sebesar -58,04 dBm, -48,58 dBm, -66,77
hampir mendekati dari nilai pengukuran namun dBm, model propagasi Cost231-Hatta
nilai perhitungan masuk katagori sangat baik, diperoleh sebesar -62,39 dBm, -52,92 dBm, -
dan model propagasi Walfisch-Ikegami diperoleh 77,11 dBm dan model propagasi Walfisch-
hasil perhitungan -70,06 dBm selisih perhitungan Ikegami diperoleh sebesar -88,44 dBm, -
dan pengukuran sebesar -2,06 dBm hampir 71,66 dBm, -81,49 dBm. Jika masing-masing
mendekati hasil pengukuran masuk dalam perhitungan dibandingkan dengan Standar
katagori sangat baik. RSRP maka model propagasi Okumura-Hatta
Pengukuran Jalan Gajah Mada yang dalam kondisi Sangat Baik, model propagasi
berjarak 0,22 Km dari BTS ke MS hasil Cost231-Hatta dalam kondisi Sangat Baik
pengukuran menggunakan software G-NetTrack dan model propagasi Walfisch-Ikegami
Lite yang diperoleh hasil pengukuran -67 dBm dalam kondisi Cukup Baik di titik
jika dibandingakan dengan model propagasi perhitungan di Jalan Tanjungpura dan di
Okumura-Hatta diperoleh hasil perhitungan - Jalan Sisinga Mangaraja serta Jalan Nusa
71,22 dBm selisih perhitungan dan pengukuran Indah Baru dalam kondisi Sangat Baik.
sebesar -4,22 dBm hampir mendekati dari nilai Pengukuran menggunakan Software G-
pengukuran, model propagasi Cost231-Hatta NetTrack Lite pengukuran di Jalan
diperoleh hasil perhitungan -76,27 dBm selisih Tanjungpura diperoleh sebesar -93 dBm
perhitungan dan pengukuran sebesar -9,27 dBm dalam kondisi Kurang berdasarkan standar
hampir mendekati dari nilai pengukuran nilai RSRP, Jalan Sisinga Mangaraja diperoleh
perhitungan masuk katagori sangat baik, dan sebesar -78 dBm dalam kondisi Sangat Baik
model propagasi Walfisch-Ikegami diperoleh berdasarkan standar RSRP, dan Jalan Nusa
hasil perhitungan -83,01 dBm selisih Indah Baru diperoleh sebesar -87 dBm dalam
perhitungan dan pengukuran sebesar -16,01 dBm kondisi Baik berdasarkan standar RSRP.
cukup jauh dari hasil pengukuran tetapi masuk 2. Nilai Level Daya Terima hasil perhitungan
dalam katagori baik. dan pengukuran secara berurutan dari 3 titik
Dari selisih perhitungan dan pengukuran lokasi pengukuran di Jalan Tanjungpura,
perbandingan menggunakan model propagasi Jalan Ketapang, Jalan Gajah Mada pada BTS
Okumura-Hatta, model propagasi Cost231-Hatta Benua Melayu Darat menggunakan model
dan model propagasi Walfisch-Ikegami pada propagasi Okumura-Hatta diperoleh sebesar -
Tabel 7 yang mendekati nilai pengukuran yaitu 70,68 dBm, -59,28 dBm, -64,21 dBm, model
model propagasi Walfisch-Ikegami namun untuk propagasi Cost231-Hatta diperoleh sebesar -
selisih nilai perhitungan dan pengukuran nilai 71,79 dBm, -60,38 dBm, -68,57 dBm dan
level daya terima masih dapat ditolerir mengingat model propagasi Walfisch-Ikegami diperoleh
faktor-faktor lain dilapangan dengan keadaan sebesar -86,67 dBm, -79,8 dBm, -83,51 dBm.
bangunan yang semakin padat, jarak antara Jika masing-masing perhitungan
bangunan semakin sempit dan lebar jalan yang dibandingkan dengan Standar RSRP maka
semakin kecil maka nilai redaman semakin besar model propagasi Okumura-Hatta dalam
dan sinyal yang melewati daerah tersebut akan kondisi sangat baik, model propagasi
mengalami Multipath Fading yang berpengaruh Cost231-Hatta dalam kondisi sangat baik dan
pada kenaikan nilai redaman dan berpengaruh model propagasi Walfisch-Ikegami dalam
pada level daya terima pada MS. kondisi Sangat Baik di titik perhitungan di
Jalan Ketapang dan di Jalan Tanjungpura
V. Penutup serta Jalan Gajah Mada dalam kondisi Baik.
5.1 Kesimpulan Pengukuran menggunakan Software G-
1. Nilai Level Daya Terima hasil perhitungan NetTrack Lite pengukuran di Jalan
dan pengukuran secara berurutan dari 3 titik Tanjungpura diperoleh sebesar -85 dBm
dalam kondisi Baik berdasarkan standar rata-rata dalam kondisi sangat baik karena
RSRP, Jalan Ketapang diperoleh sebesar -77 menggunakan lintasan LOS yang tidak
dBm dalam kondisi Sangat Baik berdasarkan memperhitungan kondisi lapangan seperti
standar RSRP, dan Jalan Gajah Mada tinggi bangunan dan lebar jalan.
diperoleh sebesar -83 dBm dalam kondisi
Baik berdasarkan standar RSRP. 2. Saran
3. Nilai Level Daya Terima hasil perhitungan 1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
dan pengukuran secara berurutan dari 3 titik penelitian didaerah suburban maupun
lokasi pengukuran di Jalan Kedah, Jalan rural dengan jarak antar bangunan yang
Hijas , Jalan Gajah Mada pada BTS Mall masih senggang dan tinggi bangunan yang
Gajah Mada/Hotel Aston menggunakan masih beragam dengan titik uji yang lebih
model propagasi Okumura-Hatta diperoleh banyak.
sebesar -64,97 dBm, -58,59 dBm, -71,22 2. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
dBm, model propagasi Cost231-Hatta penambahan perbandingan dengan lebih
diperoleh sebesar -69,34 dBm, -63,2 dBm, - dari satu sofware seperti TEMS, Nemo,
dBm dan76,27 model propagasi Walfisch- G-Mon sesuai dengan sistem provider
Ikegami diperoleh sebesar -90,65 dBm, - masing-masing.
70,06 dBm, -83,01 dBm. Jika masing-masing 3. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
perhitungan dibandingkan dengan Standar studi perbandingan dengan banyak model
RSRP maka model propagasi Okumura-Hatta propagasi selain model propagasi
dalam kondisi sangat baik, model propagasi Okumura-Hatta, Cost231-Hatta dan
Cost231-Hatta dalam kondisi sangat baik dan Walfisch-Ikegami.
model propagasi Walfisch-Ikegami dalam
kondisi Sangat Baik di titik perhitungan di VI. DAFTAR PUSTAKA
Jalan Hijas dan Jalan Kedah serta Jalan Gajah [1]. Fitri Imansyah. 2009. Bahan Ajar Mata
Mada dalam kondisi Baik. Pengukuran Kuliah Sistem Komunikasi Bergerak
menggunakan Software G-NetTrack Lite Seluler, Perpustakaan UNTAN, Pontianak.
pengukuran di Jalan Kedah diperoleh sebesar [2]. Gatot Santoso.2006, Sistem Seluler
-84 dBm dalam kondisi Baik berdasarkan WCDMA (Wideband Code Division
standar RSRP, Jalan Hijas diperoleh sebesar - Multiple Acces, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
68 dBm dalam kondisi Sangat Baik 2006
berdasarkan standar RSRP, dan Jalan Gajah [3]. Iman Rakhmadi. (2011). Analisi Redaman
Mada diperoleh sebesar -67 dBm dalam Sistem Komunikasi Bergerak Seluler
kondisi Sangat Baik berdasarkan standar Dengan Model COST 231-Hatta.
RSRP. Pontianak: Fakultas Teknik Universitas
4. Hasil perhitungan menggunakan model Tanjungpura Pontianak.
propagasi Okumura-Hatta, Cost231-Hatta [4]. Julpiana Neneng. (2010). Analisis
dan Walfisch-Ikegami jika dibandingkan Perancangan Penentuan Letak BTS (Base
dengan standar RSRP telah cukup memenuhi Transeiver Station) Menggunakan Metode
rentang standar nilai level daya terima yang Okumura Hatta Dan Okumura Hatta
telah ditetapkan PT. TELKOMSEL. Pada System Seluler GSM (Global System
5. Hasil perhitungan menggunakan model For Mobile). Pontianak: Fakultas Teknik
propagasi Walfisch-Ikegami lebih mendekati Universitas Tanjungpura Pontianak.
hasil pengukuran menggunakan Software G- [5]. Lingga Wardana (2014). 4G Handbook
NetTrack Lite karena model propagasi Edisi Bahasa Indonesia,
Walfisch-Ikegami menggunakan lintasan www.nulisbuku.com. 2014
NLOS yang memperhitungakan kondisi [6]. Retno Niti Amelia. (2016). Analisis Nilai
lapangan seperti tinggi bangunan dan lebar Level Daya Terima Menggunakan
jalan. Pendekatan Model Propagasi Walfisch-
6. Hasil perhitungan menggunakan model Ikegami. Pontianak: Fakultas Teknik
propagasi Okumura-Hatta dan Cost231-Hatta Universitas Tanjungpura Pontianak.
[7]. Uke Kurniawan Usman. (2012). Biografi :
Fundamental Teknologi Seluler LTE, Wawan Tristiyanto, lahir di
Rekayasa Sains. 2012 Senganda, tanggal 08
[8]. William Stallings. 2007. Komunikasi & September 1991.
Jaringan Nirkabel. Edisi Kedua. Erlangga. Menempuh pendidikan dasar
2007 di SD Negeri 12 Singkawang
Utara lulus tahun 2005 dan
melanjutkan ke SMP Negeri
04 Singkawang Tengah sampai tahun 2008,
kemudian melanjutkan ke SMK 01 Singkawang
Barat tahun 2011. Memperoleh gelar Sarjana
dari Program Studi Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura Pontianak pada tahun 2017.

You might also like