Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Alat Incinerator Limbah Padat Medis Skala Kecil: Ukamta Ndri Iranata Hoharuddin
Pembuatan Alat Incinerator Limbah Padat Medis Skala Kecil: Ukamta Ndri Iranata Hoharuddin
ABSTRACT
Trash is one of the major problems in big cities. Trash has negative impact on the
environment, because waste can cause environmental pollution, as well as hygiene
and health problems. For processing the solid medical waste, it must be combusted
at temperatures higher than 800 °C to reduce combustible garbage that can no longer
be recycled, and toxic chemicals, to kill bacteria and virus. In energy efficient
perspective, to overcome this, an incinerator has been developed. The main
incenartor frame is made of iron elbow. The iron elbow is cut using an appropriate
machine depending on the dimension of the design, and they are assembled by
welding process. The furthure step is to complete by manufacturing of the chamber,
and chimneys. The wall of he incinerator machine is made of red bricks, and glass
woll for insulators. To measure and control the temperature, thermocuple and
thermocontrol being put on the inner wall of the incinerator machine are used. The
function of the incinerator machine was tested, and it wotked well. Commisioning
test of the machine for solid medical waste i.e. infusion bottles, spets, glass bottles,
baby pempers and expired medicines were conducted. It shows that the acheived
temperature is of 998⁰C during 25 minutes of the opearation and all of the solid
waste have become ash except needle, plastic and glass. So, this machine can be
operated as a small scale solid medical waste processing equipment.
silinder ini menggunakan bahan bata tahan api Nugroho dan Handayani (2008) melakukan
untuk dinding ruang pembakaran. Untuk penelitian dengan analisa pengolahan limbah
pembakaran, incinerator ini menggunakan 3 padat Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kudus.
(tiga) burner berbahan bakar gas. Penelitian Ketidakoptimalan pembakaran ini
yang dilakukan Girsang dan Herumurti (2013) kemungkinan disababkan oleh waktu tinggal
melakukan evaluasi pengolahan limbah padat limbah padat medis di incinerator yang singkat
B3 hasil pembakaran di RSUD Dr. Soetomo dan temperatur yang dibutuhkan untuk
Surabaya. Incinerator yang digunakan untuk menghancurkan limbah padat medis tersebut
pembakaran adalah tipe Rotary Kiln. Dalam tidak tertalu tinggi.
sehari, incinerator di RSUD Dr. Soetomo
Ratman, dkk. (2010) melakukan penelitian
dapat membakar limbah medis sebanyak 4 kali.
dengan analisa pengolahan limbah B3 di PT.
Rata-rata suhu pembakaran yang berlangsung
Toyota Motor Manufacturing Indonesia.
adalah 900˚C. Kendala yang dialami saat ini
Sistem pengelolaan limbah B3 dengan
adalah penggunaan teknologi incinerator yang
menggunakan incinerator, nilai DRE yang
masih memerlukan banyak energi pembakaran
dihasilkan adalah 80,59 % masih belum
dari bahan bakar minyak ataupun gas, sehingga
memenuhi baku mutu peraturan Kep-
biaya operasional incinerator tersebut menjadi
03/Bapedal/09/1995 yaitu 99,99%. Suhu yang
tinggi dan harga incinerator tersebut relatif
tidak tercapai dengan optimal menyebabkan
sangat mahal.
pembakaran tidak sempurna, sehingga efisiensi
Untuk mengatasi hal tersebut maka DRE kurang dari 99%. Hal ini disebabkan oleh
dikembangkan teknologi mesin incinerator kurang maksimal penggunaan incinerator.
yang diharapkan mampu mengatasi Margono, dkk. (2011) melakukan penelitian
permasalahan tersebut untuk pengolahan dengan rancang bangun prototipe tungku
limbah padat medis yang hemat energi. Maka pembakar sampah radioaktif. Pembuatan
dari itu, dibuatlah alat incinerator tanpa mesin tungku ini menggunakan batu bata yang terdiri
pembakar (burner) sebagai pembakar campuran semen tahan api, pasir batu dan
utamanya. yang akan menghemat energi semen bangunan. Perbandingannya 1 : 1 : 1
pembakaran sehingga biaya operasionalnya yang kemudian dicampur dengan air dan
rendah dan biaya pembuatan incinerator dicetak. Untuk pembakarannya tungku ini
tersebut relatif murah. Dalam pembuatan menggunakan 3 unit burner yang berbahan
incinerator ini juga lebih sederhana bakar minyak. Saragih, Jahn L. dan Herumurti,
dibandingkan dengan pembuatan incinerator W. (2013) melakukan penelitian dengan
sistem burner. evaluasi fungsi incinerator dalam
memusnahkan limbah B3 di Rumah sakit TNI
Surabaya. Setelah dilakukan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA langsung selama 14 hari berturut-turut,
didapatkan bahwa rata-rata timbulan limbah
Hidayah, Euis N. (2007) melakukan penelitian B3 adalah 89.98 Kg/hari dan dengan densitas
dengan uji kemampuan pengoperasian rata-rata limbah 166,67 kg/m3 . Tingkat
incinerator untuk mereduksi limbah klinis removal dari pembakaran limbah dengan
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Penelitian incinerator di Rumah Sakit TNI adalah
ini kemampuan incinerator untuk mereduksi 82,63%. Lolo Dina P. (2014) melakaukan
limbah mencapai 85% selama 3 - 4 jam. penelitian dengan analisis penggunaan
Kemampuan incinerator berdasarkan waktu incenerator pada pengolahan sampah di kota
proses dan berat massa mengikuti kinetika Merauke. Pembuangan akhir sampah dengan
reaksi orde satu dan k (laju reaksi) optimum = menggunakan teknologi incenerator baik
1,0132 dengan 5 kg massa dan k minimum = digunakan di kota Merauke untuk mengatasi
0,6839 pada 30 kg massa. Pramita, N. (2007) kendala metode konvensional yang digunakan
melakukan penelitian dengan evaluasi saat ini. Safrizal (2014) melakukan penelitian
pengolahan limbah padat medis Rumah Sakit dengan merancang generator pembangkit
Pusat angkatan Darat Gatot Soebroto. listrik tenaga sampah kota (PLTSa) tipe
Incinerator yang digunakan di RSPAD Gatot incinerator solusi listrik alternatif kota Medan.
Soebroto memiliki kapasitas pembakaran 5 m3 Penetrasi PLTS pada sistem distribusi tegangan
dengan jenis Cotrolled Air Insinerator yang menengah atau di kenal dengan istilah
dilengkapi dengan pollution control berupa wet Distributed Generation berbasis Renewable
chamber dan Hazard Particel Pervender. Energy Source dapat memperbaiki drop
149
Sukamta, et al./Semesta Teknika, Vol. 20, No. 2, 147-153, November 2017
Perawatan pada komponen alat dapat dilakukan a. Proses pembuatan incinerator diawali
secara rutin oleh pemakai ataupun operator dengan pembuatan rangka lalu dilanjutkan
setiap kali pemakaian alat. Pemeriksaan dapat dengan membuat ruang chamber dengan
dilakukan saat sebelum dan sesudah alat menyusun batu bata merah. Pasang
dioperasikan, sehingga apabila ada kerusakan isolator pada bagian dinding chamber
dapat diketahui. Pengecekan dinding chamber dengan glass wool dan ditutup dengan
diterapkan untuk mengecek kondisi fisik batu casing dari plat besi tebal 2,8 mm. Pasang
bata setelah lama dilakukan pengoperasian. cerobong dan pintu incinerator yang telah
Perawatan yang sering dilakukan adalah dibuat sebelumnya. Lakukan finishing
pembersihan kotoran dari sisa-sisa pembakaran dengan cara pendempulan dan pengecatan
limbah padat medis setelah pengoperasian untuk menghindarkan terjadinya korosi.
mesin incinerator. Langkah terakhir adalah memasang
komponen pengukur suhu (thermocouple)
Dari hasil pengujian temperatur alat ini mampu
dan thermo control.
mencapai suhu 998⁰C dan dapat dioperasikan
b. Incinerator ini mampu mengolah limbah
untuk mengolah limbah padat medis dibakar
padat medis menjadi abu kecuali jarum,
menjadi abu kecuali limbah berbahan plastik,
plastik dan kaca dengan temperatur
jarum dan kaca.
mencapai 998⁰C dengan kapasitas 5 kg
limbah dan 8 kg bahan bakar botol infus,
spet, botol kaca, pempers bayi dan obat -
obatan kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
PENULIS:
Sukamta
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta 55183.
Email: sukamta@umy.ac.id
Andri Wiranata
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta 55183.
Email: andri.wiranata@ft.umy.ac.id
Thoharuddin
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta 55183.
Email: thoharudin@ft.umy.ac.id