Professional Documents
Culture Documents
1 PB PDF
1 PB PDF
1 PB PDF
solusi masalah maka lamina bambu disusun pangkal bambu memberikan kuat tarik
secara vertikal agar kerusakan geser yang tertinggi yaitu 2278 kg/cm2 jika dibandingkan
terjadi pada balok laminasi berkurang sehingga dengan potongan pada bagian tengah (1770
meningkatkan kekuatan geser (ASTM D 3737- kg/cm2) maupun ujungnya (2080 kg/cm2),
92). Dalam hal ini perlu kiranya diadakan sedangkan untuk pengujian terhadap kuat
penelitian mengenai pengaruh jenis perekat tekan rata -rata bambu bulat, diperoleh data
terhadap kuat lentur dengan keruntuhan geser bahwa kuat tekan bagian ujung sekitar dua kali
pada balok laminasi galar dan bilah vertikal. kuat tekan rata -rata pada bagian pangkal
(Morisco, 2005).
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui sifat fisika dan mekanika bambu Bambu petung dengan kadar air rata -rata 12.83
petung dan mengetahui pengaruh dua perekat % mempunyai rata -rata hasil uji sifat mekanik
yang berbeda terhadap keruntuhan geser bahan yaitu kuat tarik 226,39 MPa, kuat tekan
bambu lamina si bilah dan galar. Disamping itu tegak lurus serat 47,44 MPa, kuat tekan sejajar
penelitian ini untuk mengetahui jenis pola serat 37,33 MPa. Modulus of Elasticity (MOE)
keruntuhan masing-masing balok laminasi 12249 MPa, kuat lentur atau Modulus of
akibat beban lateral statik. Rupture (MOR ) sebesar 95,08 MPa dan
kekuatan geser sebesar 7,88 MPa. Hasil
Ruang lingkup penelitian harus jelas sehingga
penelitian Masrizal (2004) diperoleh kadar air
di pembahasan masalah penelitian tidak
dan kerapatan bambu petung masing-masing
meluas maka perlu di beri batasan masalah
12,63 % dan 0,653 t/m3 dengan hasil sifat
yaitu bambu yang dipakai adalah bambu
mekanika untuk kuat tarik 402,18 MPa, kuat
petung, baik yang dibentuk secara galar
tekan tegak lurus serat 52,05 MPa, kuat tekan
maupun bilah. Perekat yang dipakai adalah
seja jar serat 52,47 MPa, MOE 13528 MPa
urea formaldehyde dan melamine
dan kekuatan geser sebesar 7,77 MPa
formaldehyde. Jumlah perekat yang digunakan
(Morisco, 2005).
50 GPU.
Teknologi Laminasi
TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi laminasi adalah teknik
Bambu Petung
penggabungan bahan dengar bantuan perekat,
Bambu petung dapat tumbuh di dataran rendah bahan bangunan berukuran kecil dapat
sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m direkatkan membentuk komponen baha n
di atas permukaan laut. Pertumbuhan cukup sesuai keperluan. Teknik laminasi juga
baik khususnya untuk daerah yang tidak terlalu merupakan cara penggabungan bahan baku
kering. Bambu ini mempunyai warna kulit yang tidak seragam atau dari berbagai kualitas
batang hijau kekuning-kuningan. Panjang (Prayitno, 1996). Sebagai contoh kayu yang
batangnya berkisar antara 10-14 m, diameter berkualitas rendah digabungkan dengan kayu
batang 30-10cm, panjang ruas antara 40- berkualitas tinggi disesuaikan dengan
60cm, dan tebal dindingnya antara 10-15 mm distribusi gaya beban yang akan diterima olet
(Morisco, 2005). produk tersebut. Dengan demikian teknik
laminasi merupakan teknik penggabungan
Kekuatan bambu sebagai struktur bangunan
dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti jenis bahan yang sangat efisien untuk menghasilkan
bambu yang dipakai, posisi/letak potongan produk bahan bangunan yang efektif. Akhirnya
bambu. ketebalan bambu, umur bambu saat teknik laminasi mampu menggunakan semua
dipotong, dan kelembabannya. Bambu bahan baku yang ada untuk tujuan penggunaan
yang lebih besar sehingga mampu mendukung
memiliki kekuatan tarik sejajar serat yang
tinggi namun kekuatan gesernya rendah program pemerintah untuk memberi waktu
(Janssen, 1981). kepada hutan untuk bernafas kembali dan
berubah menjadi hutan yang ideal kembali.
Kuat tarik rata -rata bambu petung dalam Dengan kata lain teknik laminasi mampu
keadaan kering oven sebesar 1900 kg/cm2 mendukung konservasi hutan atau kelestarian
(tanpa ruas) dan 1160 kg/cm2 (dengan ruas). hutan yang diinginkan masyarakat Indonesia
Ditinjau dari posisi potongan bambu, daerah maupun internasional.
100
Purnawan Gunawan, Pengaruh Jenis Perekat Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Galar ....
101
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
102
Purnawan Gunawan, Pengaruh Jenis Perekat Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Galar ....
103
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
Mulai
Pembuatan galar/bilah
Analisa
Pembahaasan
Selesai
atau hasil perhitungan dengan ca ra analitis pengujian sifat fisika dan mekanika bambu
diposisikan terhadap garis C.L/d sehingga serta balok laminasi.
dapat ditentukan jenis keruntuhan balok Benda uji pendahuluan
yang terjadi. Apabila titik pertemuan anta ra
kuat le ntur dan kuat geser berada pada zona Tabel 1. Benda uji balok laminasi uji kuat
a maka terjadi keru ntuhan lentu r dan geser
sebalik nya bila titik pe rtemua n a ntara kuat
lentur dan kuat geser berada pada zona b Kode Lebar T inggi Panjang Jumlah
Balok (cm) (cm) (cm)
maka terjadi keruntuhan geser.
PUBMG 6 12 100 2
METODE PENELITIAN
PUBUG 6 12 100 2
Bahan
PUGMG 6 12 100 2
Bambu petung diperoleh dari Salaman PUGUG 6 12 100 2
kabupaten Magelang. Perekat yang digunakan
dalam pembuatan balok laminasi adalah Keterangan:
perekat jenis urea dan melamine, bahan PUBMG : Pengujian untuk balok laminasi bilah
pengeras jenis asam NH4C1 (HU12), dan dengan perekat melamine diuji geser.
bahan pengembang berupa tepung terigu. PUBUG : Pengujian untuk balok laminasi bilah
dengan perekat urea diuji geser.
Peralatan PUGMG : Pengujian untuk balok laminasi galar
dengan perekat melamine diuji geser.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini PUGUG : Pengujian untuk balok laminasi galar
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu dengan perekat melamin diuji geser.
peralatan pembuatan benda uji, peralatan
104
Purnawan Gunawan, Pengaruh Jenis Perekat Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Galar ....
Benda uji pendahuluan untuk mengetahui sifat menunjukkan keterangan masing-masing benda
fisika dan mekanika bahan dibuat berdasarkan uji balok laminasi.
1
2
3
4
5
7
6
ISO 3129 -1975. Benda uji pendahuluan Pelaksanaan penelitian di tiga tempat, untuk
meliputi kerapatan, kadar air, kuat tekan membuat balok laminasi dan benda uji
sejajar serat dan kuat tekan tegak lurus serat, pendahuluan dilaksanakan di Laboratorium
kuat tarik sejajar serat, kuat geser sejajar serat, Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
kuat lentur (MOR) dan modulus elastisitas UGM. Pelaksanaan pengujian benda uji
(MOE). pendahuluan di Laboratorium PAU UGM.
Pengujian balok Laminasi di Laboratorium
Benda Uji Balok Laminasi
Struktur Teknik Sipil UGM. Secara
Benda uji balok laminasi terdiri dari balok keseluruhan tahapan pelaksanaan penelitian
laminasi galar dan bilah. Balok laminasi galar sesuai bagan alir pada Gambar 4
dibuat dengan cara menggalar bambu, setelah
melalui proses pengeringan dan penyerutan Tabel 2. Hasil pengujian sifat mekanika bambu
galar direkatkan dengan perekat urea dan petung dari Magelang
melamine . Balok laminasi bilah dibuat dengan Tekan
No. // Tekan- Tarik // Gese r// MOR MOE
cara bambu dibilah, setelah melalui proses
pengeringan dan penyerutan bilah direkatkan Benda
(MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
dengan perekat urea dan melamine . Setelah Uji
proses perekatan, balok laminasi dikempa dan 1. 57,056 4,779 378,84811,604 168,08 12203
dirapikan dan dipotong sesuai dengan panjang
rencana yang kemudian siap untuk diuji geser. 2. 62,299 22,286 134,409 6,998 184,79 14557
Ada dua variasi yang diteliti, variasi pertama 3. 68,236 16,506 96,865 8,961 134,15 14171
penggunaan dua jenis perekat yaitu perekat urea Rata 2
62,530 14,524 203,374 9,183 162,34 13589
de dan melamine. Variasi kedua adalah adalah
balok laminasi bilah atau galar. Tabel 1
105
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
80000 80000
70000 70000
60000 60000
Beban (N)
Beban (N)
50000 50000
40000 40000
30000 30000
PUGMG 1 PUGUG 1
20000 20000
10000 10000 PUGUG 2
PUGMG 2
0 0
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Lendutan di tengah bentang (mm) Lendutan di tengah bentang (mm)
80000 80000
70000 70000
60000 60000
Beban (N)
Beban (N)
50000 50000
40000 40000
30000 30000
20000 PUBMG 1 20000 PUBUG 1
10000 PUBMG 2 10000 PUBUG 2
0 0
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50
Lendutan di tengah bentang (mm) Lendutan di tengah bentang (mm)
106
Purnawan Gunawan, Pengaruh Jenis Perekat Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Galar ....
tekan sejajar serat, kuat geser sejajar serat, laminasi dengan dua perekat berbeda pada
kuat lentur (MOR), dan modulus elastisitas balok laminasi bilah dan galar ditinjau
(MOE) bambu petung dari Magelang keruntuhan geser diperlihatkan pada Tabel 4
diperlihatkan pada Tabel 2.
Penggunaan perekat urea dan pada balok
Kekuatan Balok Laminasi laminasi galar dan bilah pada pengujian geser
pada umumnya perekat urea lebih kuat dari
Berdasarkan hasil pengujian geser balok
melamine , namum perbedaanya tidak besar
laminasi diperoleh hasil kekuatan balok
laminasi seperti terlihat pada Gambar 6. Dari Momen Internal dan Eksternal Balok
Gambar 6 dapat dilihat bahwa pemakaian Laminasi
Tabel 4. Perbandingan kekakuan balok laminasi Momen internal ditentukan dengan menggunakan
kerutuhan geser metode pias. Momen eksternal balok laminasi
didapat dari analisa beban dua titik dengan
Lendutan Beban Kekakuan Rasio
Kekakuan
prinsip kesetimbangan statik balok dengan
Kode prop prop
balok Hasil Rata2 Balok tumpuan sederhana dengan kondisi four-point
(mm) (N)
dgn beda load system. Perbandingan momen internal dan
(N/mm) (N/mm) perekat
eksternal diperlihatkan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
PUGMG 1 9,07 23521 2593 2420 0,88
PUGMG 2 9,16 20581 2247 Perbandingan mo men internal dan eksternal
PUGUG 1 9,13 27441 3006 2753 1,00 balok menunjukan mendekati sama atau gaya
PUGUG 2 10,20 25481 2499 dalam hampir sama dengan gaya luar, hal ini
PUBMG 1 9,51 29402 3092 3167 0,95 terlihat pada rasio momen internal dan
PUBMG 2 7,86 25481 3242 eksternal tidak jauh dari angka satu dengan
PUBUG 1 7,97 25481 3197 3349 1,00 demikian syarat kesetimbangan struktur
PUBUG 2 11,48 40182 3502
Tabel 5. Perbandingan momen internal dan
perekat urea pada balok laminasi galar eksternal balok laminasi galar dengan dua
maupun bilah pada umumnya lebih kuat perekat berbeda diuji keruntuhan geser
dibandingkan perekat melamine. Hal ini
Momen Rasio
mengingat bahwa pada dasarnya perekat Kode Momen internal eksternal Momen
melamine tersebut adalah hasil turunan kimia Balok Hasil Rata2 Hasil Rata2 Internal &
dari urea ditambahkan bahan aditif yang
(kNmm)(kNmm)(kNmm)(kNmm) Eksternal
tingkat viskositasnya lebih rendah daripada
PUGMG 1 5568 5481
perekat urea. Sehingga perekat melamine 5461 5116 1,07
PUGMG2 5355 4750
cenderung memiliki tingkat kekuatan yang
relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan PUGUG 1 6275 5744 6207 5762 1,00
perekat urea . PUGUG 2 5214 5316
107
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
terpenuhi. Perbedaan nilai antara momen Pada galar terjadi perlemahan kekuatan akibat
internal dan eksternal terjadi oleh kurang cacahan parang dan adanya rongga -rongga
telitinya pembacaan besarnya lendutan dan arah memanjang pada lapisan galar yang
beban pada saat pengujian balok laminasi. muncul pada saat pembuatan galar.
Kapasitas lentur Keruntuhan Geser Pada pengujian lentur keruntuhan geser, nilai
MOR dan MOE balok laminasi galar dan bilah
Nilai kapasitas lentur balok kayu atau yang
dengan perekat urea pada umunya lebih besar
biasa disebut modulus of rupture (MOR) dan
daripada balok laminasi galar dan bilah dengan
modulus of elastic (MOE) (Gere dan
perekat melamine .
Timoshenko, 1985). Harga MOR dan MOE
Pola Keruntuhan Balok
Tabel 7. Nilai MOR dan MOE balok laminasi uji lentur Laminasi
keruntuhan geser
T ipe keruntuhan balok
Kode Pprop Lendutan MOR Rata-rata MOE Rata-rata laminasi diten-tukan dengan
me nggunakan konsep rasio
Balok (N) (mm) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
L/d (Soltis, dkk., 1997:102 ).
PUGMG 1 23522 9,07 39,36 5551 Ada Dua jenis tipe
36,74 5180
PUGMG 2 20581 9,16 34,11 4810
keruntuhan balok yang
me ngala mi le ntur yaitu
PUGUG 1 27442 10,13 41,70 6170 keruntuhan le ntur dan geser.
38,71 5650
PUGUG 2 25482 10,20 35,72 5131
80
Balok laminasi mengalami kegagalan
60 CLD
geser pada beban maksimum, pola
PUGMG 1 kerusakan terjadi dimulai dengan retak
PUGMG 2
40 PUGUG 1
di daerah pembebanan kemudian pada
PUGUG 2 pembebanan berikutnya terjadi retak
PUBMG 1
20 PUBMG 2 horisontal (initial crack ) pada lapisan
PUBUG1 lamina, yang selanjutnya terjadi
PUBUG 2
0 kegagalan geser pada garis perekat
0 2 4 6 8 10 12 14
yang dimulai dari bagian tepi bentang
Kuat geser (MPa) ke tengah balok. Hal ini terjadi karena
gaya tarik pada lamina bagian bawah
Gambar 7 . Tipe balok laminasi uji kuat lentur dengan
akibat pembebanan ditengah bentang.
keruntuhan geser Jenis kerusakan ini diperlihatkan pada
108
Purnawan Gunawan, Pengaruh Jenis Perekat Terhadap Keruntuhan Geser Balok Laminasi Galar ....
109
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
110