Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2011 Vol.

13 (2)
ISSN 1907-1760

Unggas Organik : Peternakan Ayam Masa Depan

Organic Poultry: Future Poultry Farming System

M.H. Abbas

Fakultas Peternakan Universitas Andalas


Kampus Unand Limau Manis Padang, 25163
(Diterima: 27 Februari 2011; Disetujui: 14 Mei 2011)

ABSTRACT
In response to the failure of the Green Revolution which led to leveling off land productivity,
damage the environment, and income of farmers who did not turn up, then introduction the sustainable
agriculture development, namely how to manage farms to maintain long-term stability of ecology,
biodiversity and improving local wisdom through integrated farming, biotechnology, holistic
management, organic farming, animal husbandry based on the principles of animal welfare, food safety
and other organics. The insistence of global issues concerning animal walfare, back to nature, low fat,
low cholesterol, presence of residual effects, antibiotics, hormones and other additives in food, can
direct our movement towards organic poultry, especially with the utilization of native chicken, because
potential indigenous chicken and maintenance system is suitable for conversion into the provision of
organic chicken production in accordance to environmental sustainability without using feed ingredients
which are modified gene. Facing the era of organic poultry, local chicken can be relied upon by
Indonesia in the future because it has many advantages; great potential and wide spread among the
farmers, have the power of adaptation to local environments is high, tolerant of low quality feed, more
tolerant to disease, however; productivity is still low, there is no adequate system poultry breeding.
Through an integrated farming organic poultry feed ingredients in the environment can take advantage
of farmers, non-conventional waste; earthworms, slugs, snails, waste oil, cattle (rumen contents),
forestry, and other nutritious enough. Required number of strategies for the development of local and
broiler chickens on a small scale as organic poultry in the future, namely; immediately apply Permentan
No. 49/2006 regarding poultry breeding, empowerment of farmers will add value compared to
traditional organic poultry, lack of regulation and control of organic poultry, there is need for an
organic chicken farmer associations as container consultancy, mentoring, education, technological
innovation, joint marketing, and protecting the interests of members , as well as empowerment and
awareness by consumers willing to pay more to the advantage of organic chicken.

Keywords: sustainable livestock farming, organic food, integrated farming, organic poultry

PENDAHULUAN Indonesia swasembada pangan, belakangan


penyuluhan menjadi kurang mendapat
Pada awalnya revolusi hijau dianggap perhatian, apalagi setelah era reformasi dan
sebagai penyelamat bagi usaha pertanian di otonomi daerah, sehingga terlihat petani yang
negara berkembang karena sebelumnya usaha menggunakan bibit unggul selalu
tani masyarakat dicirikan oleh; a) lahan usaha meningkatkan pemberian pupuk secara tidak
yang sempit, b) produktivitas rendah, c) rasional secara terus menerus sehingga
varitas lokal yang berumur panjang, d) akses terjadilah levelling off. Dimana-mana terlihat
kepada permodalan susah, e) pertumbuhan adanya kerusakan lingkungan karena tidak
ekonomi rendah, dan f) kesejahteraan petani diberdayakan sebagaimana mestinya.
yang tidak berubah dan tetap pada taraf Kenaikan pemberian pupuk tidak lagi
penghidupan yang rendah. Terlena oleh meningkatkan hasil, hama merajalela karena
sukses green revolution berupa dapatnya pestisida tidak lagi efektif/resisten dan

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 107


Vol. 13 (2)

munculnya biotype baru. Di bawah ketidak hayati serta memperbaiki local wisdom.
pastian usaha tani yang demikian, makin Misalnya dengan menerapkan integrated
terlihat nasib petani/ peternak dalam hal farming, bioteknologi, manajemen holistik,
kesejahteraan hampir dipastikan tidak pertanian organik, peternakan berdasarkan
kunjung berubah baik (Abbas, 2010). prinsip animal welfare, keamanan pangan
Revolusi hijau mulanya mampu dan organik lainnya.
meningkatkan produksi padi nasional, namun Serageldin (1993) menyatakan ada tiga
karena pelaksanaannya yang kurang dapat tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan,
dipertanggungjawabkan akibat sistem proyek, yaitu; a) tujuan-tujuan ekonomis
maka berakibat; a) berbagai organisme (pertumbuhan, pemerataan, dan efisiensi), b)
penyubur tanah jadi musnah, b) kesuburan tujuan-tujuan ekologis (integritas ekosistem,
tanah merosot/tandus, c) tanah mengandung daya dukung, keaneka ragaman hayati dan
residu (endapan pestisida) d) hasil pertanian isu-isu lingkungan global), c) tujuan sosial
mengandung residu pestisida e) dan kelembagaan (seperti pemberdayaan,
keseimbangan ekosistem rusak f) terjadi partisipasi, kohesi sosial, identitas
ledakan serangan dan jumlah hama. Selain kebudayaan dan pembangunan institusi).
itu karena bibit yang telah disediakan
merupakan hasil rekayasa genetika, dan PEMBANGUNAN PETERNAKAN
sangat tergantung pada pupuk dan pestisida BERKELANJUTAN
kimia membuat banyak petani terlilit hutang.
Juga mengakibatkan hilangnya lebih kurang Pembangunan peternakan berkelanjutan
1.500 plasma nutfah varietas lokal padi sangat ditentukan oleh implementasi
Indonesia. Dapat dipastikan bahwa revolusi kebijakan pertanian berkelanjutan berupa
hijau hanya menguntungkan para produsen integrasi pertanian dan peternakan yang
pupuk, pestisida, benih, serta petani bermodal dikembangkan melalui LEISA (low external
kuat (Tambunan, 2009). inputs sustainable agriculture), diharapkan
Koreksi terhadap revolusi hijau mulai menjadi arah baru bagi pembangunan
mengemuka pada Science Academic Summit pertanian dimasa depan, mencakup
pada tahun 1996 di Madras, India, dengan pertimbangan beberapa komponen, yakni; a)
istilah Evergreen Revolution (Revolusi Hijau mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
Lestari) dan pada World Food Summit tahun lokal (local wisdom), b) meminimumkan
1996 di FAO, Roma, dengan istilah New penggunaan input eksternal, c) maksimalisasi
Green Revolution atau New Generation of daur ulang (zero waste), d) meminimumkan
Green Revolution. Strategi utama dari kerusakan lingkungan (ramah lingkungan)
koreksi tersebut adalah untuk memacu dan mengurangi limbah, e) diversifikasi
kembali laju kenaikan produksi pangan tanpa usaha mencapai tingkat produksi maksimal
merusak lingkungan dan dengan dan efisien, f) optimalisasi penggunaan lahan
menggunakan teknologi yang padat IPTEK secara berkelanjutan, g) memenuhi harapan
dengan sebutan greener food production untuk memenuhi ketahanan pangan protein
growth (Irsal, 2009). asal ternak, h) menciptakan kemandirian
Guna mengatasi efek negatif dari terutama bagi petani/peternak, dalam rangka
revolusi hijau, maka negara-negara majupun meningkatkan kesejahteraan.
mencanangkan sustainable agriculture Pada dasarnya sistem ini berwawasan
development. Sustainable agriculture adalah ekonomis, ekologis dan berkesinambungan
cara mengelola pertanian dengan yang merupakan interaksi antara manusia
memanfaatkan keahlian teknologi maju untuk guna meningkatkan kebutuhan pangan dan
stabilitas kehidupan jangka panjang, dan kesejahteraan; ternak-tanaman-limbah-energi
harus memenuhi prinsip ekologi, keragaman serta pelestarian lingkungan. Untuk itu

108 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

bentuk pertanian terpadu bisa dilaksanakan lestarian lingkungan alami tanpa meng
untuk segala jenis ternak baik ternak besar, gunakan bahan pakan yang mengalami
kecil dan ayam serta itik. Pola pertanian modifikasi gen.
terpadu antara ternak/unggas, manusia dan Peternakan organik adalah sebuah
tanaman paling tidak dapat kita lukiskan sistem produksi yang menerapkan
seperti pada Gambar1. manajemen secara holistik yang mendorong
Meningkatnya kekhawatiran akan dan meningkatkan kesehatan agroekosistem,
keamanan pangan dan polusi di sejumlah termasuk keanekaragaman hayati, siklus
negara maju menyebabkan beberapa tahun biologi, dan aktivitas biologis tanah, dan
belakangan ini permintaan akan produk mengoptimalkan kesehatan dan inter-
ternak organik semakin nyata, termasuk dependensi komunitas dari kehidupan tanah.
unggas organik. Perkembangan ini sebagai Sistem ini bertujuan mengintegrasikan
respon terhadap naiknya preferensi konsumen produksi ternak dan tanaman dan
akan makanan yang segar, bebas bahan aditif, mengembangkan hubungan simbiosis sumber
kimia, hormon, antibiotik, dan diproduksi daya serta daur ulang dan terbarukan dalam
sesuai kesejahteraan hewan, kaedah ke sistem pertanian (Blair, 2008).
Manusia

Makanan nabati/hewani

Limbah organik

Energi/biogas Makanan cacing Makanan ayam Kompos Cacing


(B Kompleks)
- Ikan
Kompos Pupuk tanaman
- Ayam

Pupuk tanaman Kesuburan tanah

- Manusia - Tanaman
Tanaman
- Ternak - Pelestarian Lingkungan

Hasil ternak Hasil Tanaman

Prosesing Prosesing

Produk Limbah Produk Limbah


Rendering Ayam/ternak

Daging/telur

Manusia

Gambar 1. Pola pertanian terpadu ayam/ternak, tanaman dan ikan.

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 109


Vol. 13 (2)

Guna memenuhi perubahan preferensi Ayam buras merupakan ayam lokal


konsumen terhadap pola makan dan bahan yang secara genetik sangat variatif, baik pada
pangan, yang mulai mempertimbangkan dan keragaman morfologi, fenotip maupun
keberatan dengan produk ayam modern yang karakteristik genotip. Jika ayam ras telah
dipelihara secara intensif dalam kandang jelas tujuan produksinya, ayam buras belum
baterai, maka dimasa depan pertanian terpadu dapat dikatakan demikian, sehingga belum
ayam melalui perunggasan organik (organic dapat dikelompokkan ke dalam galur yang
poultry) sudah seharusnya diantisipasi dan spesifik. Namun ayam ini cukup adaptif
dikembangkan di Indonesia, dengan me terhadap kondisi tropika basah, pengelolaan
manfaatkan ayam buras/kampung karena dan lingkungan yang buruk dan tahan
sudah sepenuhnya organic poultry dengan terhadap penyakit, namun produktivitas,
pemeliharaan sistem range dilepas disekitar konversi makanan masih rendah dan
pekarangan atau semi intensif, telah kelangkaan bibit.
memenuhi harapan pemeliharaan ayam
dilepas sesuai kesejahteraan hewan. Unggas Organik dari Ayam Lokal
Dasar utama perlunya kita meng- Inovasi teknologi tentang integrated
arahkan gerak ke arah perunggasan organik, farming system secara parsial dari berbagai
terutama dengan pemanfaatan ayam buras/ komoditi sudah cukup banyak diperkenalkan,
lokal karena potensi dan sistem pemeliharaan dan dilaporkan dapat meningkatkan
ayam buras sangat cocok untuk produktivitas ternak dan lahan, tenaga kerja,
dikonversikan menjadi penyediaan ayam hasil dan kesejahteraan petani, namun
organik. Ayam buras/lokal yaitu sebutan implementasinya di lapangan dirasakan
untuk ayam bukan ras, potensinya cukup masih sangat terbatas. Khusus dibidang
signifikan, yakni 290 juta ekor dibanding peternakan, pertanian terpadu yang telah
ayam ras yang baru 60-70 juta ekor. Selain banyak diwacanakan ialah padi-ikan-ayam,
itu dengan adanya desakan isu-isu global sapi-jagung/tebu-cacing, sampah–cacing–
tentang animal welfare, back to nature, ayam, sapi-biogas-kompos-padi/jagung atau
rendah lemak, rendah kholesterol, adanya hortikultura dan bentuk diversifikasi lainnya.
residual effect antibiotik, hormon dan bahan Menghadapi era organic poultry,
aditif lainnya pada bahan pangan yang bisa sebenarnya ayam buras dapat diandalkan
mengganggu kesehatan manusia yang kurang oleh Indonesia sebab ayam buras mempunyai
bisa diperoleh dari daging sapi, apalagi banyak kelebihan yang menurut Harjosworo
dewasa ini impor sapi makin meningkat dan Prasetyo (2009); a) memiliki daya
setiap tahunnya. adaptasi terhadap lingkungan setempat yang
tinggi, b) toleran terhadap pakan berkualitas
Selain itu pengembangan ternak ayam
rendah, c) lebih toleran terhadap beberapa
buras ke depan berpotensi positif karena; a)
penyakit, terutama parasit. Beberapa
telah dipelihara secara turun temurun oleh
kelemahan; a) komposisi genetik meng-
masyarakat Indonesia di seluruh pelosok, b)
hasilkan produktivitas rendah, b) belum ada
mendukung persediaan protein hewani yang
jenjang bibit yang jelas, seperti ayam ras, c)
terus meningkat; sebagai akibat
belum ada sistem pembibitan yang memadai.
bertambahnya jumlah penduduk, naiknya
Merespon Revitalisasi Pertanian,
pendapatan, perubahan gaya hidup dan
Perikanan dan Kehutanan (RPPK) 2005,
meningkatnya kesadaran akan gizi berimbang
Departemen Pertanian telah menentukan
untuk mencerdaskan dan kesehatan bangsa,
prioritas prospek dan arah kebijakan
c) produknya dapat diterima oleh masyarakat
pengembangan komoditas peternakan;
muslim dan d) harga relatif murah dan
unggas (ayam ras, kampung, dan itik); sapi
tersedia dimana saja.
(sapi potong, sapi perah dan kerbau); serta

110 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

kambing dan domba. Program ini b. Jumlah ayam yang dipelihara oleh
dimaksudkan dalam rangka mengantisipasi peternak relatif dalam jumlah terbatas,
kebutuhan antara lain; a) mewujudkan sehingga sulit untuk memberikan
ketahanan pangan hewani yang ASUH, b) penyuluhan tentang bagaimana beternak
mengembangkan agribisnis untuk yang diharapkan sesuai standar unggas
mengurangi impor dan merebut peluang organik. Untuk itu diperlukan pembinaan
ekspor, c) mewujudkan usaha tani yang dan bantuan permodalan berupa Kredit
tangguh bagi kesejahteraan petani/peternak, Usaha Rakyat yang mudah untuk diakses
d) menyediakan ternak untuk keperluan oleh peternak dan calon peternak.
sosial budaya dan e) pengembangan Revitalisasi aktivitas ekstensi dan
agrowisata dan hobi. sukarelawan perlu digiatkan dalam
Melalui integrated farming unggas membina manajemen peternakan ayam
organik bagi peternak kecil, bisa me organik.
manfaatkan bahan pakan dilingkungan/ c. Pembentukan kelompok/koperasi dan
sekitar petani, limbah non konvensional; asosiasi peternak organic poultry
cacing tanah, keong, bekicot limbah sehingga bisa bertindak sebagai
perkebunan, ternak besar (isi rumen), pembina, inovator dan badan yang
kehutanan, dan lainnya yang cukup bergizi, mempromosikan manfaat dan keutamaan
tinggal bagaimana mengolah dan mem- unggas organik, sekaligus pembentukan
formulasikan untuk ransum dengan harga pasar dan pemasaran, sehingga diperoleh
terjangkau. harga yang layak.
Besarnya harapan guna mengem- d. Pembinaan feed and feeding practice
bangkan ayam lokal sebagai bagian dari dari bahan lokal yang sepenuhnya
unggas organik sebegitu jauh terkendala oleh organik disebabkan tingginya rasio
beberapa hal; konversi makanan.
a. Masalah bibit masih sepenuhnya hanya e. Perlunya badan standarisasi dan jaminan
berasal dari upaya petani secara kualitas ayam organik yang terstruktur.
tradisional. Pada beberapa daerah telah Langkah-langkah kebijakan yang telah
ada penangkaran bibit tetapi belum dapat dan akan dilakukan oleh pemerintah guna
memenuhi kebutuhan. Pembibitan yang mengembangkan usaha peternakan unggas
disponsori oleh UPT/UPTD di Sumatera lokal rakyat belakangan ini mulai konsisten
Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah dan terarah, khususnya dalam dukungan
baru mampu mensuplai 10% kebutuhan usaha budidaya. Diantaranya; a) Village
dari kebutuhan lebih kurang 15-20 juta Poultry Farming (VPF)/budidaya unggas
ekor/tahun. Sedangkan BPTU Sembawa dipedesaan, b) Pengembangan Unggas Lokal
yang membibitkan ayam Arab sejauh ini (PUL), Integrasi Pertanian-ternak Unggas, d)
baru bisa memenuhi kebutuhan terbatas Zoning Unggas Lokal, e) Usaha
di daerah Sumatera. Menurut Gunawan Pengembangan Jasa Alat dan Mesin, f)
(2010) usaha pembibitan ayam buras Sarjana Membangun Desa (SMD), dan g)
belum lagi menerapkan good multiplier peningkatan usaha kelompok serta
practices, dimana pembibitan dilakukan penyempurnaan INTAB, h) serta Rural
baru terbatas kepada seleksi ayam Rearing Multiplication Center (RRMC)
pejantan dan betina komersial, sehingga (Gunawan, 2010), kendati implementasinya
belum bisa membentuk suatu galur, dan di lapangan masih dipersoalkan.
tidak dilakukan secara terstruktur
Strategi Pengembangan Ayam Lokal
sebagai-mana ayam ras. Baru dalam
Organik
penetasan telah menggunakan mesin
tetas sederhana. Pemeliharaan ayam lokal sudah
semestinya dikandangkan, memenuhi syarat

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 111


Vol. 13 (2)

biosekuriti, divaksin, higienis, dengan bahan pembentukan standar produksi yang


pakan di sekitar pekarangan dan tepung ikan ASUH.
tanpa pengolahan secara kimiawi. Dalam e. Perlunya regulasi dan kontrol tentang
pengembangan ayam ras semua kegiatan perunggasan organik sesuai ketentuan
telah difasilitasi oleh swasta sejak sebagaimana di berbagai negara terutama
pembibitan, pakan, obat-obatan dan menyangkut bahan pakan yang
pemasaran, sedangkan untuk ayam lokal memenuhi syarat-syarat organik,
fasilitas belum selengkap dan sebaik itu, sehingga terhindar dari bahan non
terutama bibit, manajemen, perkandangan, organik, aditif, antibiotik, hormon dan
pakan dan permodalan. modifikasi genetik yang dilarang.
Untuk mendukung pengembangan dan f. Perlu adanya asosiasi peternak ayam
mempromosikan ayam lokal Indonesia organik sebagai wadah konsultasi,
menjadi organic poultry diperlukan sejumlah pendampingan, pendidikan inovasi
strategi dan langkah-langkah pembinaan teknologi, pemasaran bersama, dan
antara lain; melindungi kepentingan anggota.
a. Sesegeranya melaksanakan program g. Program pencegahan penyakit tersendiri
pemerintah berdasarkan Peraturan sesuai pola usaha pemeliharaan kecil
Menteri Pertanian no. 49 tahun 2006 menengah, terutama dengan penggunaan
tentang perbibitan ayam lokal serta bahan alami setempat.
mengoperasionalkan visi dan misi h. Peningkatan peran Perguruan Tinggi dan
perbibitan ayam lokal yang telah BALITBANG dalam penelitian dan
direncanakan. pengembangan bahan pakan setempat
b. Mengatasi sesegeranya kelemahan yang yang organik serta penelitian probiotik
ada di sekitar perbibitan unggas lokal alami guna meningkatkan kualitas dan
sehingga bisa ditingkatkan kearah Parent penggunaan makanan ternak lokal.
Stock antara lain masalah; kurangnya i. Perlu dimulainya kampanye dan iklan
bibit dalam jumlah dan mutu, tingkat tentang unggas organik dan diversifikasi
pendidikan/pengetahuan peternak produk olahan serta pembentukan harga
tentang bibit yang relatif rendah, untuk mendukung produk tersebut. Hal
pengetahuan pakan dan manajemen yang ini perlu mendapat dukungan kebijakan
relatif kurang, keterbatasan modal dan pasar dan pemasaran sesuai standar yang
munculnya beberapa kasus penyakit ditetapkan.
unggas. j. Mendorong peternak ayam ras kecil
c. Pemberdayaan petani peternak ke arah menengah agar pindah kepada
kesadaran akan nilai tambah yang pemeliharaan ayam organik yang lebih
diperoleh serta prospeknya di masa mudah untuk menyesuaikan usaha
depan jika mengusahakan ayam organik dengan skala kecil dibandingkan usaha
yang akan jauh lebih menguntungkan ayam ras sehingga mereka tidak
daripada pemeliharaan tradisional. kehilangan lapangan kerja dan usaha
d. Merealisasikan segera program yang telah digeluti sebelumnya.
penelitian dan pengembangan perbibitan
di samping memulai penelitian Unggas Organik dari Ayam Ras
pengembangan unggas organik yang Dewasa ini dirasakan bahwa industri
mencakup manajemen, pakan dan perunggasan penting dikembangkan di
ransum, pasar dan pemasaran, Indonesia, karena melibatkan banyak tenaga
penganekaragaman produk olahan ayam kerja, dan mendukung lebih banyak
buras serta menu, dan pembinaan pendapatan penduduk dan dapat diusahakan
dalam waktu pendek dan menyebar keseluruh

112 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

pelosok. Daging dan telur cukup murah Beberapa kebijakan yang selalu
sedangkan konsumsi masih rendah, potensi dipersoalkan karena sering kontroversial
suplai besar dan tren kenaikan permintaan/ antara lain;
demand elasticity besar hanya tergantung 1. Sektoral dan reaktif. Hampir semua
pendapatan. Selain itu peluang industri masih kebijakan muncul dan macet jika
terbuka, dan diperkirakan dewasa ini terjadi gejolak dan masalah baik
melibatkan lima juta peternak dengan 10 juta antara peternak, industri pakan, bibit,
tanggungan jiwa. konsumen dan pemasaraan,
Perkembangan industri unggas ditanggapi dengan kebijakan sektoral
Indonesia sebenarnya sudah didukung oleh sesaat bukan melalui suatu kebijakan
berbagai fasilitas, tumbuh dan strategis jangka panjang dan sering
berkembangnya usaha pembibitan (breeding diserahkan kepada mekanisme pasar,
farm), industri pakan bertaraf internasional, apa lagi dengan adanya AC-FTA.
industri obat-obatan ternak yang telah 2. Kebijakan pengadaan jagung dalam
mampu mengekspor, tersedianya teknologi negeri dan impor yang selalu
budi daya. Pada beberapa industri unggas kontroversial, sehingga tidak
hulu-hilir juga telah menghasilkan produksi merangsang produksi dalam negeri
pangan olahan (nugget, sosis, fried chicken walaupun Indonesia cukup potensial
dan karkas beku). Masalah utama industri ini untuk itu.
ialah fluktuasi ketersediaan dan mahalnya 3. Kadang-kadang masalah ketersedian
bahan pendukung yang sebagian besar impor. daging dalam negeri diatasi dengan
Kemampuan persaingan industri unggas impor (termasuk paha ayam) sehingga
ditentukan oleh: penguasaan teknologi maju, sangat merugikan peternak.
rendahnya biaya makanan dan buruh, serta Ketersediaan data yang valid sering
penguasaan sumber pakan yang bagi menjadi sumber masalah.
Indonesia hampir sebahagian besar impor 4. Beban-beban PPN dan PAD
sehingga kurang efisien. Terbatasnya dibeberapa daerah yang kurang tepat
pengembangan usaha kearah komersial oleh sebab telur dan daging unggas
produsen kecil menengah disebabkan oleh; sebenarnya termasuk kebutuhan
akses modal usaha, akses kepada sapronak bahan sembilan pokok yang
(DOC, pakan, obat-obatan dan teknologi), di memerlukan kebijakan tersendiri.
samping masalah utama pasar dan persaingan 5. Kebijakan pemerintah tentang akses
pasar dan pemasaran dengan industri hulu- kepada sumber dana kendati banyak
hilir. regulasi untuk itu, namun
Kebijakan perunggasan nasional yang implementasinya sering tidak jalan
sudah dan sedang berlangsung sering kurang dilapangan, terutama bagi peternak
mendukung sepenuhnya arah pengembangan kecil menengah dan lain lagi untuk
usaha peternakan ayam, baik sebagai sumber agibisnis serta PMA dan PMDN yang
protein untuk kesehatan dan kecerdasan menguasai hulu-hilir.
bangsa serta kesempatan kerja dan
pemerataan pendapatan masyarakat. Semua Disadari bahwa ternak ayam modern
stake holders, terutama pemerintah sarat dengan teknologi tinggi (hytech) namun
menyadari peran strategis pengembangan secara genetik mutu bibit tidak lagi menjadi
peternakan unggas Indonesia. Ternyata peran masalah tetapi kebijakan yang tidak stabil
ini tidak selalu mendapat perhatian dan sering membuat bibit menjadi permasalahan
pengelolaan yang serius sehingga terdapat karena tidak bisa menjamin usaha yang sehat.
kesan terpinggirkan dan marjinal, terutama Hal ini diperparah lagi oleh kebijakan bahan
peternak kecil. pakan yang juga sangat fluktuatif.

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 113


Vol. 13 (2)

Guna keluar dari permasalahan yang memberi harapan sebagai usaha yang
selalu menimpa usaha ternak ayam ras kecil menjanjikan. Apalagi dewasa ini dibeberapa
menengah, sepantasnyalah jika usaha ini negara Eropah mulai dikembangkan
mulai diarahkan kepada unggas organik, pemeliharaan ayam ras yang sepenuhnya
karena lebih cocok untuk usaha skala kecil. dengan pakan bahan-bahan nabati. Blair
Dengan demikian mereka tidak kehilangan (2008) memperlihatkan perbandingan usaha
aset, dan peluang usaha selama ini apalagi konvensional dan orgnik baik untuk broiler
peternak telah menguasai teknologi, tinggal maupun ayam petelur seperti pada Tabel 2
hanya penyesuaian seperlunya dengan dan 3.
menggunakan bahan pakan organik dan Unggas organik akan mengurangi akses
merubah sistem kandang dengan menambah polusi kepada lingkungan dibandingkan
range system. peternakan ayam konvensional. Perlu
Kendati unggas organik kurang penelitian lebih banyak terhadap potensi
produktif dibandingkan ayam konvensional, lokal karena pertumbuhan dan produksi
namun dengan adanya kompensasi harga lebih rendah, konversi makanan yang kurang
karena standar animal walfare, organik dan efisien. Efisiensi protein juga rendah. Riset
kemampuan membayar lebih oleh konsumen, ransum probiotik sebagai pengganti
usaha peternakan unggas organik tetap nonorganik/ antibiotika masih prokontra
Tabel 1. Perbandingan produktivitas ayam broiler konvensional dan organik.
Kovensional Organik
56 days 81 days 56 days 81 days
Bobot badan (g) 3219 4368 2861 3614
kg feed/kg gain 2.31 2.89 2.75 3.29
Berat eviserasi (g) 2595 3529 2314 2928
Lemak abdominal (g/kg) 19.0 29.0 9.0 10.0
Dada (g/kg) 220 235 232 252
Kaki (g/kg) 148 150 149 155
Breast measurements;
Kadar air (g/kg) 755.4 748.5 762.8 757.8
Lemak (g/kg) 14.6 23.7 7.2 7.4
pH 5.96 5.98 .75 5.80
Susut masak (%) 31.1 30.3 34.0 33.5
Shear value (kg/cm2) 1.98 2.10 2.25 2.71

Sumber: Blair (2008).

Tabel 2. Perbandingan produktivitas ayam petelur konvensional dan organik.


Petelur putih Petelur coklat Organik
individual
(21-76 weeks) (21-68 weeks)
Makanan/hari (g) 112 131
Produksi telur (%) 86.8 73.5
Mortalitas (%) 4.9 14.8
Konversi Makanan 2.07 2.81
Harga telur (DKK/kg) 5.89 14.21
Relation harga telur dan makanan 4.17 6.39
Sumber: Hermansen et al. dalam Blair (2008).

114 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

karena probiotik tidak seperti antibiotika dan regulator, d) verifikasi oleh lembaga
belum sepenuhnya mampu menggantikan sertifikasi lokal. Secara internasional ada
anti-biotika. “International Federation of Organic
Genetically modified tidak diper- Agriculture Movements (IFOAM)”, dan
kenankan, demikian pula rekayasa genetik berbagai macam badan standar diberbagai
pada produk butiran untuk pakan. Pure negara termasuk China. IFOAM telah
amino acid yang diizinkan hanya dari hasil mengeluarkan semacam panduan umum
fermentasi (lisin, triptofan, treonin). Kriteria melalui Codex 1999 (Blair; 2008) tentang
produk organik harus segar, bebas bahan unggas organik antara lain;
kimia, antibiotik, residu hormon dan a. Strain yang digunakan sebaiknya
diproduksi secara kemanusiaan. Terdapat ayam lokal (indigenous chicken) yang
sejumlah standar dan aturan yang ditetapkan telah beradaptasi dengan kondisi
untuk produksi unggas organik yang lebih lingkungan dan sistem peternakan
fokus kepada aspek pakan (Blair, 2008); lokal, serta tahan terhadap penyakit.
a. tidak ada rekayasa genetika terhadap b. Ayam dipelihara pada kandang
serelia atau by-product-nya terbuka/range dan dilepas jika kondisi
b. tidak ada antibiotik, hormon atau memungkinkan. Penggunaan kandang
obat-obatan baterai dilarang.
c. tidak ada by-product hewan, kecuali c. Unggas air harus memiliki akses ke
produk susu dan tepung ikan sungai, kolam atau danau.
d. tidak ada by-product serelia kecuali d. Penambahan cahaya buatan bagi
dihasilkan dari tanaman organik ayam petelur, ditentukan oleh otoritas
bersertifikat sesuai spesies dan pertimbangan
e. tidak ada ekstraksi secara kimia geografis dan kesehatan.
seperti bungkil kedelai e. Guna menjaga kesehatan kandang
f. tidak ada asam amino murni, dan harus dikosongkan antara setiap
sumber sintetik kecuali dari hasil periode pemeliharaan (all in-all out).
fermentasi
g. Bahan pengikat, pengemulsi, Tujuan utama unggas organik adalah
penstabil, pengental, surfaktan, memelihara ayam secara kondisi
koagulan harus dari sumber alami natural/alami sehingga sistem manajemen
h. Antioksidan, bahan pengawet yang produksi jadi berbeda dengan teknologi ayam
diperbolehkan hanya dari sumber konvensional (Blair, 2008). Menurut Sundu
alami (2011) guna mengakomodasi preferensi
i. zat pewarna/pigmen, flavor dan konsumen akan animal welfare, mulai 2012
perangsang nafsu makan juga dari Inggris akan menerapkan aturan konsumen
sumber alami akan animal walfare dan organic poultry
j. probiotik, enzim dan mikroorganisme dengan pemeliharaan ayam petelur haruslah
alami diperbolehkan mengikuti free-range system dan organic.
k. Sumber vitamin dianjurkan dari Konsumen tidak keberatan terhadap
sumber alami, ragi bir dan hanya pada harga telur free range yang mencapai tiga
kondisi tertentu penggunaan bahan kali lipat dan organik empat kali lipat
sintetis secara terbatas asal dibanding telur ayam dari kandang baterai
diperbolehkan oleh otoriter. konvensional. Beda utama unggas organik
Proses peternakan organik melibatkan dan konvensional antara lain;
empat tahap; a) penerapan prinsip-prinsip a. Perkandangan
organik (standar dan peraturan), b) kepatuhan Kandang harus menggunakan free range
terhadap peraturan organik, c) sertifikasi oleh sistem yang tiap unit diisi 4800 ekor

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 115


Vol. 13 (2)

dengan range kira-kira 4 m2/ekor. mineral serta kalsium. Dengan makanan


Sistem out door ini memungkinkan bebas memilih;
ayam berkeliaran di pekarangan, dan - Jangan beri banyak pilihan, cukup 3
sistem baterai tidak diperkenankan. macam nutrisi,
Range juga menjadi sumber pakan - Beri pilihan sesuai kebutuhan energi
hijauan. protein dan mineral
b. Genotip - Beri sumber Ca mulai minggu ke 15
Tidak semua bangsa ayam bisa untuk - Jangan beri vitamin mineral secara
unggas organik, sebab petelur diarahkan terpisah
untuk produksi tinggi, melalui kandang - Beri tempat makan yang cukup agar
baterai, sedangkan range sistem tidak berebutan.
menyebabkan produksi lebih rendah d. Hijauan
tetapi alami. Bangsa lokal lebih baik Ketersediaan rerumputan perlu
untuk ini, sebab lebih tahan penyakit dan disediakan 4 m2/ekor dengan makanan
adaptif terhadap lingkungan, dan bebas 13% protein bisa dicukupkan oleh
predator. hijauan lapangan.
Sudah diketahui beberapa strain ayam
petelur di luar negeri yang adaptif e. Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak
terhadap unggas organik dan makanan Prinsipnya ayam akan membentuk
yang hampir dapat sepenuhnya diberikan kekebalan secara alami, biasanya tidak
oleh bahan nabati, sehingga ide ini akan sebanyak dan tidak seketat konvensional,
cocok untuk kondisi ayam buras tetapi tetap perlu biosekuriti yang ketat
Indonesia, yang jumlahnya hampir 300 terutama terhadap AI (flu burung).
juta ekor. Kebanyakan produsen lebih Sebaiknya manajemen all in all out.
senang menggunakan tipe dwiguna Sumber penyakit banyak melalui air,
untuk unggas organik daripada broiler tanah dan unggas liar. Perlu disain range
dan petelur; Rhode Island Red, Barred yang baik.
Plymouth Rock, New Hampshire X
Barred Rock dan RIR x Columbian Upaya Peningkatan Kualitas dan
Rock. Efektifitas Pakan Alami
c. Program Makanan Sejumlah enzim dikembangkan untuk
Sistem yang tepat bebas memilih dengan unggas organik guna meningkatkan utilitas
grain yang dicampur rata. Ayam dapat nutrisi, bukan pertumbuhan dan produksi.
makan dengan berbagai cara; Enzim akan meningkatkan efektivitas gizi
a. Makanan tepung komplit ad lib dalam saluran pencernaan, dan mengurangi
b. Pellet/crumbel zat makanan keluar bersama eksreta,
c. Makanan komplit + butiran kasar sehingga membantu mengurangi polusi.
d. Makanan komplit basah satu atau dua Enzim yang biasa digunakan diektraksi dari
kali sehari tanaman non toxic, non pathogenic fungi,
e. Makanan komplit + hijaunan terbatas non pathogenic bacteria, dan tidak boleh
f. Makanan bebas memilih. melalui tehnik rekayasa genetik, dan disebut
Kelemahan makan ransum komplit exogenous enzyme. Kelompok enzim yang
bisa terjadi lebih/kekurangan intake jika biasa dipergunakan serta dapat berfungsi
cuaca berubah naik turun, sehingga sebagai probiotik adalah;
mengganggu pasokan protein dan kalsium. a. Phytase
Makanan bebas memilih harus dibagi atas b. B-glucanase
sumber energi (jagung, dedak), protein c. Xylanase
(tepung ikan, kedelai), suplemen vitamin dan d. Alpha-galactosidase

116 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

e. Alpha amylase hampir semua karakteristik yang diperlukan


f. Protease. sebagai probiotik. Lactobacillus juga dapat
Probiotik merupakan bahan tambahan menurunkan pH lingkungan dengan
berupa mikroorganisme yang berpengaruh mengubah gula menjadi asam laktat, dan
terhadap peningkatan keseimbangan kondisi ini akan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dalam usus, karena mikroba beberapa jenis bakteri patogen.
yang menguntungkan dapat menekan Keistimewaan inilah yang membuat bakteri
mikroba patogen dan mendesaknya keluar Lactobacillus menjadi agen untuk bermacam
dari saluran pencernaan. Prinsip kerja produk probiotik di seluruh dunia.
probiotik meliputi; a) adanya kompetisi Probiotik yang mengandung
terhadap zat makanan dalam jumlah yang Lactobacillus sp sudah banyak digunakan
terbatas, b) elaborasi oleh mikroba metabolit pada ayam petelur maupun broiler, yang
sehingga menghambat multiplikasi mikroba mampu meningkatan produksi telur dan
non indigenous, c) membuat kondisi bobot badan. Penambahan kultur
lingkungan mikroba yang dapat memperkecil Lactobacillus achidophilus dan Lactobacillus
jumlah mikroba non indigenous, d) adanya casei dalam ransum ayam petelur dapat
kompetisi terhadap lokasi yang berhubungan meningkatkan produksi hen-day-egg-
dengan mukosa intestinal (Fuller, 2002). production, memperbaiki rasio konversi
Menurut Saarela et al.(2000) probiotik ransum dan meningkatkan bobot telur serta
adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai kualitas telur (Torture dan Fernandez, 1995).
suplementasi makanan. Pemberian probiotik Penelitian Mohan, et al.(1995) yang
dapat menguntungkan bagi kesehatan karena menggunakan probiotik sebanyak 100 mg/kg
probiotik menghasilkan senyawa-senyawa ransum dapat meningkatkan produksi telur
seperti asam laktat dan asam asetat yang sebesar 5% sedangkan bila probiotik
menyebabkan keadaan dalam usus menjadi diberikan dalam jumlah lebih banyak (150
asam serta H2O2 dan bakteriosin yang mg/kg) dapat menurunkan kadar kolesterol
memberikan efek antagonis terhadap serum dari 176,5 mg/10 ml menjadi 114,3
pertumbuhan bakteri patogen sehingga mg/10 ml. Sebegitu jauh ternyata penggunaan
menurunkan pertumbuhan dan patogenesis probiotik belum mampu sepenuhnya
bakteri tersebut serta memperbaiki menggantikan efektivitas antibiotika melalui
mikroflora dalam usus. Mikroflora yang ransum untuk meningkatkan efisiensi
digolongkan sebagai probiotik terutama dari makanan. Fungsi probiotik selain
golongan Lactobacillus dan Bifidobacterium meningkatkan efisiensi ransum, produksi
(Purwati et al., 2006). telur dan menurunkan kadar kholesterol telur
Pada sisi lain juga digunakan prebiotik serta kholesterol serum ternyata juga mampu
yang merupakan non-digestible or low- menghambat produksi amonia.
digestible feed ingredient yang memberi Kadang-kadang problem utama
keuntungan kepada ternak inang probiotik dewasa ini banyak sediaan
(bifidobacteria dan beberapa bakteria gram probiotik komersial tidak efektif sesuai label,
positif) pada saluran pencernaan yang secara karena secara kuantitatif jumlah kultur
selektif merangsang pertumbuhan oleh bakteria tidak sesuai konsentrasinya dengan
bakteria dan menekan pertumbuhan bakteria label, tercemar dengan bakteri lain. Sehingga
yang tidak diinginkan/patogen. banyak probiotik alami masih perlu
Haryanto (2005) menyatakan bahwa dievaluasi dan kontrol secara komersial.
bakteri yang paling banyak digunakan Untuk mendukung pengembangan
sebagai probiotik adalah golongan unggas organik ayam ras diperlukan
Lactobacillus. Golongan bakteri ini memiliki dukungan berupa;

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 117


Vol. 13 (2)

a. Penelitian dan pengembangan Fuller, R. 2002. Probiotic What they are and
manajemen yang sesuai bagi ayam ras what they do. http://D:/Probiotic. What
organik untuk kondisi Indonesia they are and what do, html.
b. Penelitian dan pengembangan pakan Gunawan, D. 2010. Masih berpeluang walau
alami yang lebih variatif disertai upaya ada hambatan. Laporan Utama. Poultry
peningkatan kualitasnya tanpa Indonesia, November 2010.
penggunaan bahan aditif, dan kimia yang
dilarang, terutama peluang Harjosworo, P. S. dan L. H. Prasetyo. 2009.
pengembangan probiotik alami setempat Unggas dan perunggasan di
c. Perlu adanya asosiasi peternak ayam Indonesia. Makalah Seminar Strategi
organik sebagai wadah informasi, Usaha perunggasan dalam Menghadapi
konsultasi, pendampingan, pendidikan Krisis Global. MIPI-FAPET, 26
inovasi teknologi, pemasaran bersama, Oktober 2009,Bogor.
dan melindungi kepentingan anggota. Haryanto, R. 2004. Antara Antibiotika,
d. Program pencegahan penyakit tersendiri Probiotik dan Prebiotik. www.
sesuai sistem pemeliharaan yang tidak Cakrawala. Co. id.
lagi intensif/dikandang baterai terutama
dengan penggunaan bahan alami Irsal, L. 2009. Revolusi Hijau Lestari untuk
setempat. Ketahanan Pangan ke Depan.
e. Peningkatan peran Perguruan Tinggi dan http://www.litbang.deptan.go.id/artikel
BALITBANG dalam penelitian dan /one/232/pdf.
pengembangan bahan pakan setempat Mohan, B., Kardivel, R., Bhaskaran, M., and
yang organik serta penelitian probiotik Natarajan, A. 1995. Effect of probiotic
alami guna meningkatkan kualitas dan supplementation on serum/yolk
penggunaan makanan ternak lokal. cholesterol and egg shell thickness in
f. Perlu dimulainya kampanye dan iklan layers. British Poultry Science 36 : 799
tentang unggas organik dan – 803.
pembentukan harga untuk mendukung
Purwati, E., Husmaini., S. Syukur, Y. Murni
produk tersebut. Hal ini perlu mendapat
dan F. Othman. 2006. Lactobacillus
dukungan kebijakan pasar dan
sp. Isolasi dari Blondo Virgin Coconut
pemasaran sesuai standar yang
Oil sebagai Probiotik. Proceeding
ditetapkan.
Seminar Hasil Penelitian Ilmu-Ilmu
Pertanian BKS Wilayah Barat. Jambi,
DAFTAR PUSTAKA
26 – 28 April 2006.
Abbas, M. Hafil. 2010. Sustainable Livestock Saarela, M., G. Mogensen., R. Fonden., J.
Development di Era AC-FTA: Matto dan T. M. Sandholm. 2000.
Harapan atau Mudarat? Makalah Probiotic bacteria: Savety, functional
Seminar Nasional “Peningkatan Akses and technological properties. J
Pangan Hewani melalui Integrasi Biotech., 84, 197 – 215.
Pertanian-Peternakan Berkelanjutan Serageldin, I. 1993. Making Development
Menghadapi Era AC-FTA”, Jambi 23 Sustainable. In Finance and
Juni 2010. Development, December 1993.
Blair, R. 2008. Nutrition and Feeding of Sundu, B., 2011., Industri ayam petelur UK:
Organic Poultry. Cabb International. Menyambut tahun 2012. Poultry
Cromwell Press, Trowbridge. Indonesia. Desember 2011.

118 Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas)


Vol. 13 (2)

Tambunan, T., 2009. Revolusi Hijau dan Torture, F dan E. Fernandez. 1996. Effect of
Perkembangan Sektor Pertanian di inclusion of microbial cultures in
Indonesia http://tulustambunan. barleybased diets fed to laying hens.
blogspot.com/2010/10/revolusi-hijau- Animal Feed Sci. and Technology
dan-perkembangan-sektor-pertanian- 53:255 – 265
di-indonesia.html

Unggas Organik Peternakan Ayam Masa Depan (M.H. Abbas) 119

You might also like