Witowo T. Setyaningsih |, Rusdt ! 2008, Patofisiobogi dan Terapi Dituse Axonal inury .
PATOFISIOLOG! DAN TERAPI DIFFUSE AXONAL INJURY
PADA TRAUMA KAPITIS
Taguh Wibowo, Indarweti Setyaringsth, Imam Rusdl
Bagion ny Penyektt Sarat Fakutas Kedokeren Universitas Garjan Mata
ABSTRACT
Wioowe T, Setyanngaih |, Rusdi | « Pathophysiology and Therapy Diffuse Axonsi Injury In Head
Troume
Diffuse axonal injury (DA\) is an injury mechanism that predoinetes in head trauma and resuits in a
quits high morally, disablity, and trek treeiment cost. The pathophysiclogicel process of DAL In
cludes primary axotomy, secondary axotomy and Walerian degeneration. Primary axotomy begins
when axons expedencing strain rjury of a 88%. Sacondary exotomy begins when axots experianc-
Ing strain injury of 5-10%%, Secondary axotomy covers caicim influx resuking in calpain, caspase and
calcineurin activation, followed by cytseceletal degradation, and continued with two forms of axons
transection diaorder Whvot ars Impaired axonal transport (IAT) pathway, results in disconnected axon
ends forming 2 retraction ball, and neurflament compaction (NFC) pathway, results in disconnected
axon ends in linear shaps. Walarien degensration enda the DAl pathophysioiogcel process with
removing axon and myelin debris by macrophages In distal sie of transectad axona.
The studies of DAI therapy based on the effect of medication in the early pathophysiologics) process:
of DAI with esiclum chanel blocker and NMDA receptor antagoriat in human showed unsatisfying
‘eeu; however, he stucdes asad on the effact of madication in the late pathophysiclogical process
of DAI with immunophilin and hypothermia gave a batter hope in cliical tras,
Keywords: diffuse exon! injury, heed traume, pathophysiology, therapy
PENDAHULUAN
Trauma kapitis merupakan penyebab
‘montalitas dan kecacaian utama, khususnys pada
anak-anak dan orang dewata muda di seluruh
dunia'. Difuse axonal injury (DAD adalah
mekahisme cedera yang mendominasi pada 40%
hingga 50% trauma kapitis yang memerlukan
perawatan rumah sakit di Amerika Serikat, DAI
menyebabkan kematian akibat trauma kapitis
sebesar 26.000 per tahun, dengan 20.000 hingga
45.000 pasien DAI lainnya menderita sckucle
fisik atau neurobehavioral yang bermakna dan
mengakibatkan hilangnya fungsi, serta biaya
langsung tahunan lebih dari $ 25 miliar,
Hingga saat ini, percobaan Klinis:
obat terapetik dalam ‘trauma kap
memberikan hasil yang mengecswakan. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan karena
dimasukkannya pasien trauma kapitis dengan
berbagai mekanisme cedera yang berbeda.
Penelitian menuajukkan hahwa mekanisme
cedera mungkin memainkan peranan dalam
Menentukan faktor mana Yang memperantarai
Komponen patofisiotogis penting yang
bertbungan dengan tcauma kapitis, Sepertinya
{BNS, Vol. 10 No. 1: 27-28, Oktober 2008)
ada faktor neurokimia yang unik yang
bethubuagan dengan mekanisme codera apakah
arena disebabian tenaga kontusif,iskemia, ataa
DAP. Secara kesclurahan, perkembangan dalam
pemahaman kita mengenai perubaban temporal
dan patofisiologi cedera aksonal traumatik
penting untuk perkembangan terapi yang
bertujuan untuk memperbaiki akson yang cedera
ddan mencegah Kerusakan tebih tanjut*.
Diffuse Axonal tojury (DAN,
Patologi DAT bervariasi dan terpantung pada
rentang waktu kelangsungaa hidup. Perubaban
aksonal dalam DAI pada petiode segera sefelah
post-trauma (kurang dari 12 jam) sulit djelaskan
dari segi Klinis, dan penelitian-penelitian klinis
tidak banyak membahas subjek ini, Peeriksaan
DAI pada manusia dengan 2 seri otopsi
menunjukkan Kecocokan bahwa bola retraksi
aksonei tidak tampak sampai sckurang-
Kurangays 12 jam setelah cedera. Satu
penjelasan tentang tidak adanya penands patologi
dalam rentang wakeu ini yaitu bahwa transeksi
terjadi cepat tapi tidak terdeteksi sarnpai trans-
port aksoplasta anterograde telah terakumulasi
acukup untuk membentuk bulbus yang melebar
pada ujung aksonal*.
Perubahar pada DAI dalam periode 0
saenpai 12 jam kerrudian diteliti secara funs pada
percobaan hinatang. Penelitian ini menunjukkan
bahwa meskipun abnormalitas aksonal cepat
terdeteksi, transeksi yang sebenarnya tidak
segera nampak bahtkan dengan benturan yang
culkup erat. Abnormalitas aksonal pertama yang
narnpak diistilahkan sebagai perubahan aksonal
reaktif yang terdici dati, pelebaran progresif,
ireguter, dan fokal pada akson. Proses ini
mendahului formasi tanscksi yang sebenarnya
oleh substansia alba dalam beberapa jam.
‘Sekarang, hasil yang luar biasa ini diteemukcan juga
menggimakan materi yang berasal dari manusia
dalam penelitian menggunaksn antibod terhadap
‘Komponen dengan berat molekul rendah dari trip-
let neurofilamen’.
Proses selanjutaya pada rentang
kelangsungan hidup akut sampai subakut
{hitungen 12 jam sampai beberapa minggu)
adalah tecbentukoye bolaretraksi yangmenjodi
bukti tergenggunya/musaknya aksolema
proksimal dari transeksi dan blokede arus
aksoplasmik anterograde secara terus menerus
yang lebih lanjut memperlebar ujung secara
patologi. Struktur ini, yang juga dikenal sebagai
pentolan aksoral, terdiri dari potongan akson
yang ujung proksimalnya melebar karena
‘akumnulasi material transport aksoplasmik antero-
grade secara terus menerus (Gambar 1)*,
Gamoar 1. Gambaran patologi Al,
Fotomixtogran patotogh akeonal iraumauk yang
dlgambarkan dengan immunoreaktiftas protein
substansia ofbe subkortikal (Kir) dan tatang otak
(karan) dfturjutan dengan penibergkaken varkoos
yang mernarjang dav tonjolan aksonal yang erbentuk
‘pada uiung terminal aksonal yang tecishoncks*
Pada tentang kelangsungan hidop
menerigah (hicungan ming), terdapat banyak
skar mikrogiial atau “star” (bintang) pada wakes
substansia alba batang otuk dan fobus frontalis,
Pada rentang kelangsungan hidup panjang
28
Borkeig Neurvszins
Vol 10, No 4, Oktober 2008
(hitungan bulen dan tahun) tampak gambaran
auofi yang sangat nyata pada substansia alba
screbral dengan pelcbaran ventrikel dan
perluasan sulkus seredral*, Wama mielin pucat
menyeluruh pada sentral substansia alba
disebabkan oleh hilangnya serabut yang
termiclinisasi yang bethubungan ‘dengan
pemeliharaan serabut asosiasi subkortikal. Pada
ganglia basalis, efek DAL mengakibatkan atrofi
parenkhimal yang discbabkan olch pengkerutan
astrosit di dalam mukiei lateral dan ventral’,
Diffuse axonal injury merupakan bagian
dari cedera otzk difus yang dapat memberikan
‘gambaran idinis yang iuas, hal ini telah mendapat