Professional Documents
Culture Documents
Teori Nuklir Kuat
Teori Nuklir Kuat
Teori Nuklir Kuat
Elin Yusibani
Departemen Fisika
Universitas Syiah Kuala
Sources:
Fundamentals in Nuclear Physics, Jean-Louis Basdevant, James Rich, Michel Spiro, Springer, 2005
1. Nuclear Physics, Irving Kaplan, Addison-Wesley pub, 1963
2. Nuclear Physics, John Lilley,John Wiley&sons Ltd pub, 2001
3
Sejarah periode fisika Nuklir di Dunia
• 1938 Discovery of fission by Hahn and Strassman.
• 1939 Theoretical interpretation of fission by Meitner, Bohr and
Wheeler.
• 1938 Bethe and Weizs¨acker propose that stellar energy comes
from thermonuclear fusion reactions.
• 1946 Gamow develops the theory of cosmological
nucleosynthesis. • 1953 Salpeter discovers the fundamental
solar fusion reaction of two protons into deuteron.
• 1957 Theory of stellar nucleosynthesis by Burbidge, Burbidge,
Fowler and Hoyle.
• 1960– Detection of solar neutrinos
• 1987 Detection of neutrinos and γ-rays from the supernova
SN1987
4
Z = jumlah proton
N = jumlah neutron
A=N+Z
Nukleon diikat dengan gaya nuklir yang dapat melawan gaya tolak menolak
dari Coloumb antar protonnya dikenal dengan gaya interksi kuat 7
Istilah Nuclei diperuntukkan ikatan antara nukleon
Atom diperuntukkan ikatan antara nuclei dan elektron
A
X A
Z X A
XN
Z
8
Sebuah istilah khusus
R = ro A1 / 3
ro = 1,2 fm
3 2
rrms adalah ukuran nukleus inti besar
(rrms )2 =
d r r (r )
R adalah jari-jari bola secara umum 3
A adalah jumlah nukleon r (r )
d
11
Hasil eksperimental tentang rapat massa muatan (efm-3)
sebagai fungsi dari r(fm) didapatkan dari tumbukan elastis
elektron-nucleus, nuclei ringan memiliki distribusi muatan
mendekari r=0 sedangkan inti berat cenderung flat 12
BINDING ENERGY,B
Binding energy (energi ikat, B) didefinisikan sebagai perbedaan
antara massa setiap inti atomnya dengan massa keseluruhan atom
B( A, Z ) = Nmn c 2 + Zm p c 2 − m( A, Z )c 2
B didefinisikan sebagai bilangan positif B(A,Z)=-EB(A,Z) dimana EB
adalah binding energy yang biasanya berharga negatif.
Binding energy per nukleon B/A akan menaik saat A naik dan
mencapai nilai maximum pada A~55-60 pada iron-nikel, diatas itu
akan menurun secara pelan sebagai fungsi dari A. Hal ini dapat
menginformasikan bahwa energy dapat dilepaskan dengan cara FUSI
(gabung) pada inti ringan dan FISI (melepas) pada inti berat. Untuk A
> 12, binding energy memiliki nilai aproksimasi
B( A, Z ) A 8 MeV
7,7 MeV B( A, Z ) / A 8,8 MeV ;12 A 225 13
Lingkaran hitam inti atom yang tidak meradiasi beta partikel,
sedangkan lingkaran kosong merupakan radioaktif yang tidak
stabil biasanya memancarkan beta partikel 14
15
Massa Nuclei
Unit yang biasa digunakan dalam mendefinisikan massa dari
nuclei
✓ kilogram (kg)
✓ Elektron-volt (eV)
✓ Atomic mass unit (u)
16
A schematic of a “double-focusing” mass spectrometer
20
PENNING
TRAP
21
Neutron Massa
Untuk menentukan massa dari neutron tidak dapat digunakan alat
yang telah disebutkan diatas. Cara yang biasa digunakan adalah
dengan bantuan massa atom deuterium.
m d = m p + m n − E / c 2
2c
E =
Dimana md adalah massa deuterium, mp adalah massa proton dan
mn adalah massa neutron. Dengan B adalah energi ikat dari
deuteurium yang dapat diperoleh dari energi ketika penangkapan
neutron oleh proton yang menghasilkan foton (gamma).
n p → 2H 22
Quantum state of nuclei Gambar disamping merupsisi akan
kondisi kuantum dari atom 16O, 17O
dan 18O.
Waktuhidup berlangsungnya
proses eksitasi ini berkisar antara
10-15-14-10 s, karena pendeknya
waktu tersebut maka yang ada di
bumi hanyalah pada kondisi gound
state. Waktu eksitasi terlama (>1s)
dikenal dengan nama ISOMER,
contohnya 180Ta ditulis 180mTa
Memiliki waktu 1015 tahun 23
Penampang Lintang (cross section)
Untuk mempelajari reaksi inti secara detail kita perlu memiliki sebuah
parameter kuantitatif dari kemungkinan sebuah reaksi inti terjadi.
Parameter ini harus dapat diukur baik secara eksperimen ataupun secara
perhitungan teoritis sehingga kedua analisis tersebut dapat dibandingkan.
Parameter yang banyak digunakan pada reaksi inti kita sebut sebagai
penampang lintang (cross section). Biasanya disimbolkan dengan . Cross
section didefinisikan sebagai kemungkinan sebuah inti nuklir untuk
bereaksi. Terdapat dua estimasi, yakni menggunakan estimasi secara
klasik dan non klasik
Secara klasik, maka kita membedakan harga cross section ke dalam dua
jenis:
1. elastic scattering crossection dan non-elastic scattering (sc)
2. reaction cross section (r)
Total cross section (t), menjadi
t = sc + r
24
Elastic cross section adalah dimana ketika terjadi tumbukan antara sumber
projektil dan target tidak ada perubahan pada energi kinetiknya, dan juga
tidak ada terjadi penambahan ataupun pengurangan inti yang ada.
Non- elastic cross section adalah dimana terjadi perubahan energi, target
inti menjadi tereksitasi atau pecah, misalnya terjadi getaran pada target
(vibrasi) sehingga menimbulkan panas ataupun suara.
Reaction cross section adalah dimana ketika dua inti bertumbukan maka
terjadi reaksi inti, dan terbentuknya sebuah inti yang baru.
= R 2 cm 2
25
Untuk partikel yang bermuatan maka akan
dipengaruhi oleh gaya tolak menolak dari
kedua inti yang bermuatan sama dan saling
bertumbukan. Sehingga cross section akan
menjadi
= b 2
b adalah parameter impak yang tidak bernilai
nol yang harganya hampir mendekati R
= = EK − B
EK p R = R 2
EK
EK ' 2 B
b2 = R = R 2 1 −
EK EK 26
Nuclear Cross section () the probability that a neutron-
nuclear reaction will occur
t = s +a t = N t
s = e + in ; a = f + c t = total macroscopic crosssection
N = atomic number density 27