Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950

Desember 2013

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol


Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr)

Nela Sharon1*, Syariful Anam2, Yuliet3

1
Lab Farmasetika Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
2
Lab Farmakognosi Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako

ABSTRACT
Eleutherine palmifolia L. Merr having antioxidant activity, its because of contain flavonoid,
fenolat and tanin. These compounds have effect in preventing of free radical which cause
premature aging. Research on ethanol extract of E. palmifolia L. Merr which formulated into
antioxidant cream have been done by applying variation of TEA emulgator and stearic acid.
That variation were F1 (2% : 6%), F2 (3% : 12%) and F3 (4% : 18%). Determination of
antioxidant activity was done based on DPPH methode, and the Value is 98,210%.
Furthermore, evaluation on physical characteristics was done based on organoleptic test,
homogenity, pH, viscosity and stability of cream preparation. Observation was done during
21 days. Obtained data were then analyze by student-t test in comparing of the value between
fresh and 21 days after storage. the pH of cream F1, F2 and F3 were not showed significant
decrease, while DPPH reduce percent of F1, F2 and F3 were showed significant decrease. In
contrast, viscosity of cream F3 was significant decrease. Antioxydant activity extract based
on DPPH reduce percent value of F1, F2, F3 at the first day were 96,822%, 97,123% and
96,896%, respectively. Whereas that value at 21nd days after storage were 89,036%,
89,726% and 90,564%, respectively. Our result showed that E. palmifolia L. Merr ethanol
extract can be formulated as a cream preparations. F2 physical properties was fullfill
standart quality, which it was used TEA emulgator and stearic acid proportion of 3% : 12%.

Keyword: Eleutherine palmifolia L. Merr., ethanol extract, cream, antioxidant activity,


DPPH, stearic acid, triethanolamine.

Corresponding author : miss_piero@rocketmail.com


111
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

ABSTRAK
Tanaman Bawang Hutan memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa
flavonoid, fenolat dan tanin. Senyawa tersebut mencegah radikal bebas yang dapat
menyebabkan penuaan dini. Pada penelitian ini ekstrak etanol Bawang Hutan diformulasi
menjadi sediaan krim antioksidan dengan menggunakan variasi konsentrasi emulgator TEA
dan asam stearat yaitu F1 (2% : 6%), F2 (3% : 12%) dan F3 (4% : 18%) . Penentuan aktivitas
antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH dengan menghitung persen
peredamannya. Nilai persen peredaman ekstrak Bawang Hutan adalah 98,210%. Selanjutnya
dilakukan evaluasi karakteristik mutu fisik krim meliputi organoleptik, homogenitas, pH,
viskositas dan uji stabilitas fisik sediaan krim dengan metode sentrifugasi pada hari ke-1 dan
hari ke-21. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-student untuk mengetahui perbedaan
pH, viskositas, dan aktivitas antioksidan krim pada hari pertama dan hari ke-21. Hasil analisis
t-student terhadap perubahan pH krim F1,F2 dan F3 tidak menunjukkan adanya penurunan
yang bermakna. Pengukuran persen peredaman DPPH pada F1, F2 dan F3 menunjukkan
adanya penurunan yang bermakna, dan pada pengukuran viskositas krim, F3 menunjukkan
perubahan yang bermakna. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan pada krim ekstrak Bawang
Hutan pada hari ke-1 yaitu nilai persen peredaman DPPH untuk F1, F2 dan F3 berturut-turut
ialah 96,822%, 97,123% dan 96,896% sedangkan setelah penyimpanan pada hari ke-21 nilai
persen peredaman DPPH untuk F1, F2, dan F3 berturut-turut ialah 89,036%, 89,726% dan
90,564%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan krim yang memenuhi stabilitas mutu
fisik krim yaitu F2 dengan menggunakan emulgator TEA dan asam stearat dengan
konsentrasi 3% : 12% .

Kata kunci: ekstrak etanol, Eleutherine palmifolia L.Merr., krim, aktivitas antioksidan,
DPPH, asam stearat, trietanolamin.

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
112
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

1. Pendahuluan Sediaan kosmetik perawatan kulit sangat


Obat-obat sediaan topikal selain diperlukan untuk melindungi kulit karena
mengandung bahan berkhasiat juga bahan kulit sangat sensitif terhadap peradangan,
tambahan (pembawa) yang berfungsi kanker dan penuaan dini yang disebabkan
sebagai pelunak kulit, pembalut pelindung, sinar ultraviolet yang memiliki efek
maupun pembalut penyumbat (Lachman, oksidatif radikal bebas (Wahyuni, 2005).
dkk., 1994). Salah satu sediaan yang biasa Salah satu tanaman yang banyak
digunakan dalam sediaan topikal adalah digunakan oleh masyarakat khususnya
krim. Krim merupakan salah satu sediaan masyarakat Sulawesi Tengah sebagai obat
padat yang dimaksudkan untuk pemakaian adalah Bawang Hutan (Eleutherine
luar yang pemakaiannya dengan cara palmifolia (L.) Merr), termasuk familia
dioleskan pada bagian kulit yang sakit. Iridaceae dan bagian yang digunakan
Krim adalah bentuk sediaan setengah adalah umbinya. Tanaman ini sudah
padat berupa emulsi kental mengandung digunakan secara turun temurun oleh
tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan masyarakat sebagai tanaman obat. Pada
untuk pemakaian luar. Tipe krim ini ada umbi bawang hutan terkandung senyawa
yang bertipe air dalam minyak (A/M) dan metabolit sekunder yakni alkaloid,
minyak dalam air (M/A) (Anief, 1999). glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan
Sediaan dalam bentuk krim banyak tanin yang merupakan sumber biofarmaka
digunakan karena mempunyai beberapa yang berpotensial untuk dikembangkan
keuntungan diantaranya lebih mudah sebagai tanaman obat modern dalam
diaplikasikan, lebih nyaman digunakan kehidupan manusia (Galingging, 2010;
pada wajah, tidak lengket dan mudah Raga, 2012). Senyawa flavonoid memiliki
dicuci dengan air. dibandingkan dengan sifat antioksidan sebagai penangkap
sediaan salep, gel maupun pasta. Sediaan radikal bebas karena mengandung gugus
semipadat biasanya digunakan pada kulit hidroksil yang bersifat sebagai reduktor
dan umumnya sediaan tersebut digunakan dan dapat bertindak sebagai donor
sebagai pelindung dari sinar ultraviolet hidrogen terhadap radikal bebas. Senyawa
(UV) matahari. Sinar ultraviolet (UV) ini banyak terdapat didalam berbagai jenis
sering disebut sebagai faktor penuaan dini tumbuhan terutama sayur-sayuran dan
atau premature aging. Saat ini berbagai buah-buahan.
sediaan kosmetika perawatan kulit banyak Penelitian in vitro yang telah
mengandung senyawa antioksidan. dilakukan sebelumnya menunjukkan

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
113
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

adanya potensi antioksidan dalam umbi Timbangan gram (Ohaustanur (Labtech),


Bawang Hutan dengan nilai IC50 yang oven (SL El Lab),
dimiliki sebesar 25,3339 ppm (Nurliani, 2.2 Bahan
2012). Oleh karena itu bawang hutan Bawang Hutan (Eleutherine
berpotensi untuk dikembangkan menjadi palmifolia L. Merr), DPPH (Sigma
sediaan krim antioksidan. aldrich), etanol absolut pro analysis
Salah satu syarat yang harus (Merck), etanol 95%, akuades, kloroform,
dipenuhi suatu sediaan krim yang baik HCl, NaCl, reagen Wagner, heksan,
adalah stabil secara fisika karena tanpa hal metanol, serbuk Mg, FeCl3, eter, asam
ini suatu emulsi akan segera kembali asetat anhidrat, NaOH, Vitamin C , setil
menjadi dua fase yang terpisah. Emulsi alkohol, paraffin, gliserin, TEA
yang tidak stabil dapat dibuktikan dengan (Trietanolamin), asam stearat (Brataco),
terjadinya kriming, flokulasi dan metil paraben, propil paraben.
penggumpalan dimana dapat juga diamati 2.3 Pembuatan ekstrak
secara visual adanya pemisahan fase, Serbuk simplisia Bawang Hutan
perubahan kekentalan emulsi, serta (Eleutherine palmifolia L. Merr) sebanyak
terjadinya inversi fase (Anief, 1999). 798,11 gram dimaserasi menggunakan
Berdasarkan hal di atas maka perlu etanol 96% selama 3 x 24 jam lalu
dilakukan penelitian untuk membuat diperoleh maserat. Ampas dimaserasi
sediaan krim antioksidan ekstrak etanol kembali menggunakan etanol 96% selama
bawang hutan yang memenuhi syarat 3 x 24 jam. Maserat yang diperoleh
kestabilan fisik krim dengan kemudian digabungkan dan dipekatkan
membandingkan konsentrasi emulgator menggunakan rotavapor pada suhu tidak
trietanolamin dan asam stearat. lebih dari 600C sehingga diperoleh ekstrak
kental.
2. Metode Penelitian
2.4 Karakterisasi Simplisia dan Uji
2.1 Alat
Kandungan Kimia Ekstrak
Rotary evaporator (Eyela), penangas
Serbuk simplisia digunakan untuk
air (Denville), spektrofotometer UV-Vis
pengujian parameter spesifik dan non
(Unico), pH meter (Consort C561),
spesifik. Parameter spesifik yang diuji
viscometer (Brookfield), sentrifugator
meliputi pengamatan organoleptik ekstrak,
(Centurion), pipet mikro (Labnet)
kadar sari larut air dn kadar sari larut
timbangan analitik miligram (Citizen),
etanol sedangkan parameter non spesifik

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
114
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

meliputi penetapan kadar air, penetapan Pengukuran aktivitas antioksidan


kadar abu, penetapan kadar abu tak larut ekstrak Bawang Hutan (Metode
asam dan penetapan susut pengeringan. Bloise,1958). Ekstrak bawang
Ekstrak etanol Bawang Hutan hutan sebanyak 25 mg dilarutkan
digunakan untuk uji kandungan kimia dalam etanol pro analisis hingga
ekstrak yang meliputi uji alkaloid, uji 25 ml (larutan induk 1000 ppm).
flavonoid, uji saponin, uji fenolat, tanin Dibuat dalam konsentrasi 160
dan polifenol, dan uji terpenoid dan ppm. Dimasukkan4 ml ke dalam
steroid. labu ukur. Ke dalam tiap labu
2.5 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak ukur ditambahkan 5 ml larutan
Etanol Bawang Hutan DPPH 1 mM dalam etanol pro
a. Pembuatan larutan induk analisis. Volume dicukupkan
Ditimbang DPPH sebanyak sampai 25,0 ml, kemudian
9,8125 mg, dimasukkan dalam diinkubasi pada suhu 37oC selama
labu ukur lalu ditambahkan etanol 30 menit, selanjutnya serapannya
pro analisis hingga 50 ml dan diukur pada panjang gelombang
didapatkan DPPH dengan 517 nm. Sebagai kontrol positif,
konsentrasi 1000 ppm. dan untuk pembanding digunakan
b. Pembuatan larutan blanko vitamin C dengan konsentrasi 160
Dipipet sebanyak 10 ml larutan ppm. Aktivitas antioksidan
DPPH induk, dimasukkan dalam dinyatakan dengan persen
labu ukur lalu ditambahkan etanol peredaman DPPH. Besarnya daya
pro analis hingga 50 ml dan antioksidan dihitung dengan
didapatkan larutan DPPH blanko rumus :
dengan konsentrasi 200 ppm. % Daya antioksidan = (Absorban
c. Pembuatan larutan pembanding blanko – Absorban sampel)
vitamin C. x100% Absorban blanko
Ditimbang vitamin C pro analisis Keterangan: Absorban blanko:
sebanyak 25 mg. Dilarutkan Absorban pelarut + DPPH
dengan air bebas CO2 Absorban sampel: Absorban
secukupnya, dimasukkan dalam pelarut + DPPH + sampel
labu ukur lalu ditambahkan etanol
pro analisis hingga 25 ml.

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
115
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

2.6 Formulasi Sediaan Krim diteteskan pengaroma lalu dimikser


Nama Bahan F1 F2 F3 hingga homogen. Dimasukkan dalam
Ekstrak Bawang 0,21 0,2 0,2 wadah.
Hutan (% b/v) 5 15 15 2.8 Kontrol Kualitas Krim
Setil alkohol (% b/b) 4 4 4 Kontrol kualitas sediaan krim yang
Gliserin (% b/v) 15 15 15 dilakukan meliputi pengamatan
TEA (% b/v) 2 3 4 organoleptik krim, uji pH, uji viskositas,

Asam stearat (% 6 12 18 uji stabilitas dengan metode sentrifugasi,

b/b) dan pengukuran aktivitas antioksidan

Metil paraben (% 0,2 0,2 0,2 sediaan krim pada hari ke-1 dan setelah

b/b) penyimpanan pada hari ke-21.

Propil paraben (% 0,02 0,0 0,0


3. Hasil dan Pembahasan
b/b) 2 2
3.1 Hasil Penelitian
Pengaroma 2 2 2
Hasil ekstraksi umbi Bawang Hutan
tetes tete tete
dengan menggunakan pelarut etanol 96%
s s
berupa ekstrak kental berwarna merah
Akuades hingga 100 100 100
pekat dan berbau khas. Dari 798,11 gram
100%
serbuk simplisia Bawang Hutan diperoleh
sebanyak 54,3 gram ekstrak kental
2.7 Pembuatan Krim
sehingga diperoleh rendamen sebesar
Disiapkan alat dan bahan. Bahan-
6,804%.
bahan fase minyak (asam stearat, setil
Pemilihan pelarut berdasarkan pada
alkohol, dan propil paraben) dan fase air
keamanan dan kemudahan menguap dari
(TEA, gliserin, metil paraben dan akuades)
pelarut tersebut. Dalam hal ini digunakan
dipisahkan. Fase minyak dan fase air
etanol 96% karena lebih aman, mudah
o o
dipanaskan hingga suhu 70 C-80 C.
menguap dan dapat menarik metabolit
Setelah semuanya melebur, dimasukkan
sekunder dari simplisia. Metode maserasi
fase air sedikit demi sedikit ke dalam
dipilih karena sifat umbi yang lunak dan
lumpang panas yang berisi fase minyak,
mudah mengembang dalam cairan
dimixer dengan intermitten shaking hingga
pengekstraksi.
terbentuk basis krim. Dimasukkan ekstrak
Bawang Hutan dalam mortar, dicampur
dengan basis krim sedikit demi sedikit,

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
116
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

3.1.1 Karakterisasi simplisia sebagai obat yang mengandung kadar


No Parameter Hasil senyawa aktif yang konstan dan dapat
spesifik dipertanggungjawabkan dan Untuk
1 Organoleptik Warna : menjamin mutu dari ekstrak tanaman obat,
Merah Tua agar nantinya ekstrak terstandar dapat
Bau : digunakan sebagai obat yang mengandung
Khas kadar senyawa aktif yang konstan dan
aromatik dapat dipertanggungjawabkan.
Bentuk : 3.1.2 Penapisan Fitokimia
Serbuk Golongan Senyawa Hasil
Kasar Alkaloid +

Flavonoid +
2 Kadar sari larut air 6,33% ±
0,58
Saponin +
3 Kadar sari larut 7,33% ±
etanol 1,16 Tanin +

Parameter non Hasil Terpenoid +


spesifik
4 Kadar air 9,33% ± Fenolat +
0,58
Tabel 2 Hasil uji kandungan kimia
5 Kadar abu total 1,75% ±
0,29 Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil dari
6 Kadar abu tak larut 1,50% ± uji kandungan kimia ekstrak bawang
asam 0,50 hutan. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak
etanol bawang hutan mengandung

7 Susut pengeringan 13,33% ± semyawa alkaloid, flavonoid, tanin,

1,53 fenolat, steroid dan saponin. Hasil tersebut


Tabel 1 Parameter spesifik dan non spesifik menujukkan bahwa ekstrak bawang hutan

Pada penelitian ini terlebih dahulu memiliki senyawa antioksidan yaitu

dilakukan pengujian parameter spesifik flavonoid, tanin dan fenolat.

dan non spesifik dari simplisia bawang


hutan. Tujuannya yaitu agar nantinya
simplisia terstandar dapat digunakan

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
117
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

3.1.4 Formulasi Sediaan Krim


3.1.3 Pengukuran Aktivitas Hari ke-1
Antioksidan Ekstrak Bawang Sediaan Warna Bau Bentuk Teks

Hutan tur
F1 Kuning Khas Kental Lem
muda aromatik but
Sampel Konsentra Rata-rata %
F2 Kuning Khas Kental Lem
si (ppm) peredaman muda aromatik but
F3 Kuning Khas Kental Lem
Vitamin C 160 98,210
muda aromatik but
Ekstrak 160 97,617 Hari ke-21
Bawang Sediaan Warna Bau Bentuk Teks
Hutan tur

Tabel 3 Pengukuran aktivitas antioksidan F1 Kuning Khas Kental Lem


ekstrak bawang hutan dan pembanding kecokla aromatik but
Vitamin C
tan
F2 Kuning Khas Kental Lem
Pada Tabel 3 menunjukkan hasil
kecokla aromatik but
pengujian aktivitas antioksidan ekstrak tan
etanol bawang hutan dan vitamn C sebagai F3 Kuning Khas Sangat Lem
pembanding. Hasil menunjukkan bahwa kecokla aromatik kental but
tan
ekstrak bawang hutan memiliki persen
Tabel 4 Pengamatan organoleptik krim
peredaman sebesar 98,210% dan vitamin C
sebesar 97,617%. Hal ini menunjukkan Pembuatan krim antioksidan
bahwa ekstrak bawang hutan memiliki sebanyak 3 formula dengan menggunakan
aktivitas antioksidan sedikit lebih besar konsentrasi TEA dan asam stearat yang
dibandingkan dengan vitamin C. berbeda. Kontrol kualitas krim dilakukan
pada pembuatan hari ke-1 dan setelah
penyimpanan pada hari ke-21. Hasil
kontrol kualitas krim pada hari ke-1
menunjukkan bahwa F1, F2 dan F3
berwarna kuning muda, berbau khas
aromatik, bentuk krim yang kental dan
memiliki tekstur yang lembut. Setelah
penyimpanan pada hari ke-21 bentuk dari

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
118
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

krim F3 menjadi sangat kental suhu dan adanya kandungan zat lain dalam
dibandingkan dengan F1 dan F2, ketiga sediaan yang ikut bereaksi yang dapat
formula tidak mengalami perubahan bau menganggu (Dureja, 2010, Vasiljevic.,
dan tekstur, namun ketiga krim mengalami 2005).
perubahan warna menjadi kuning Hasil analisis statistik t student
kecoklatan dan Adanya perubahan warna terhadap perubahan pH pada hari ke-1 dan
karena terjadi reaksi antara TEA yang hari ke-21 dengan taraf kepercayaan 95%
merupakan suatu amin yang bersifat basa menunjukkan bahwa sediaan krim F1, F2
kuat dengan flavonoid pada ekstrak dan F3 tidak memiliki perbedaaan
Bawang Hutan dimana flavonoid bermakna antara hari ke-1 dan ke-21.
merupakan senyawa fenol sehingga 3.1.6 Uji Viskositas
warnanya berubah bila bereaksi dengan Sediaan Viskositas (cps)
basa. Hari ke-1 Hari ke-21
3.1.5 Uji pH F1 3353,33 2553,33
Sediaan pH F2 5146,67 6673,33
Hari ke-1 Hari ke-21 F3 9200 11666,67 *
F1 6,80 6,56 Tabel 6 Pengujian viskositas
Ket:
F2 6,63 6,57
(*): Terdapat perbedaan signifikan
F3 6,73 6,61
dibandingkan dengan hari ke-1
Tabel 5 Hasil pengujian pH krim antioksidan
Hasil pengukuran viskositas pada
Hasil pengukuran pH pada semua ketiga formula menunjukkan sediaan krim
sediaan tidak sesuai dengan pH kulit. F1 memiliki viskositas yang paling rendah
Kadar keasaman atau pH produk sedangkan krim F3 memiliki viskositas
semuanya diatas 6,5. Setelah penyimpanan paling tinggi baik pada hari ke-1 hingga
pada hari ke-21 pH pada semua sediaan hari ke-21.
mengalami penurunan tetapi masih Hasil analisis statistik t student
melebihi pH normal kulit. pH tidak boleh terhadap perubahan viskositas pada hari
terlalu asam karena dapat mengiritasi kulit ke-1 dan hari ke-21 dengan taraf
dan tidak boleh terlalu basa karena dapat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
membuat kulit menjadi bersisik. sediaan krim F1 dan F2 tidak memiliki
Penurunan pH yang terjadi pada produk perbedaaan bermakna antara hari ke-1 dan
kemungkinan disebabkan karena pengaruh ke-21 sedangkan hasil analisis viskositas

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
119
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

krim F3 memiliki perbedaan bermakna 3.1.8 Uji Sediaan Krim Antioksidan


antara hari ke-1 dan ke-21. Perbedaan
Hari ke-1
bermakna terjadi karena adanya pengaruh
Sampel Konsentrasi Rata-rata %
bahan tambahan yang digunakan dalam
(ppm) peredaman
sediaan krim. Penentu kekentalan dan
F1 96,822
penentu viskositas pada sediaan krim ialah
F2 97,123
bahan-bahan yang digolongkan dalam fase
F3 160 96,896
minyak terutama asam stearat dan setil
alkohol. Bahan-bahan ini merupakan F4 60,905

pengganti lemak karena memiliki F5 62,360

karakteristik padat pada suhu ruang F6 57,342

(Rahmanto, 2011) Hari ke-21

3.1.7 Pengujian Stabilitas Sediaan Sampel Konsentrasi Rata-rata %

Krim (ppm) peredaman

Sediaan Hasil F1 89,036*

F1 Terjadi pemisahan fase F2 160 89,726*


setelah 45 menit F3 90,564*

F2 Terjadi pemisahan fase Tabel 8 Pengukuran aktivitas antioksidann


krim ekstrak bawang hutan dan krim
setelah 45 menit kontrol negatif
Ket:
F3 Terjadi pemisahan fase
(*): Terdapat perbedaan signifikan
setelah 60 menit
dibandingkan dengan hari ke-1
Tabel 7 Pengujian stabilitas

Hasil analisis statistik t student


terhadap penurunan aktivitas antioksidan
krim menunjukkan F1, F2 dan F3
mengalami penurunan aktivitas
antioksidan yang bermakna sedangkan
hasil analisis statistik anova terdapat
perbedaan yang signifikan pada F1,F2 dan
F3. Adanya penurunan aktivitas
antioksidan krim karena dalam formula
krim tidak ditambahkan antioksidan
tambahan sehingga ekstrak Bawang Hutan

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
120
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

dalam krim berperan untuk melindungi penulis melakukan penelitian dan


krim. Alasan tidak ditambahkan dalam penyusunan skripsi
antioksidan tambahan karena jika terdapat 2. Laboran yang telah membantu
antioksidan lain di dalam krim ekstrak selama penelitian
Bawang Hutan, senyawa tersebut dapat 3. Teman-teman farmasi dan adik-
mengganggu dalam penetapan aktivitas adik yang telah membantu penulis
antioksidan krim ekstrak Bawang Hutan. selama penelitian.

4. Kesimpulan Daftar Pustaka


Berdasarkan penelitian dan analisis Anief, Moh, 1999, Ilmu Meracik Obat,
data yang dilakukan, dapat disimpulkan Cetakan Ke-7, Gadjah
bahwa: Mada University Press,
1. Ekstrak etanol Bawang Hutan Yogyakarta.
dapat diformulasi menjadi sediaan Dureja, H., Kaushik, D., Gupta, M.,
krim dan yang memenuhi Kumar, V., Lather, V.,
stabilitas mutu fisik krim adalah 2005 Cosmeceuticals: An
F2 dengan emulgator TEA dan Emerging Concept, Indian J
asam stearat dengan konsentrasi Pharmacol.,(online).
3% : 12%. Galingging, Y, R, 2010, Bawang dayak
2. Krim ekstrak etanol Bawang (eleutherine palmifolia)
Hutan memiliki potensi Sebagai Tanaman Obat
antioksidan yang tinggi dengan Multifungsi.
nilai persen peredaman di atas http://kalteng.litbang.deptan
89%. .go.id/data/bawang-
dayak.pdf. (diakses 30
5. Ucapan Terima Kasih
September 2011).
Ucapan terima kasih diucapkan
Lachman,L, Lieberman, H & Kanig, J,L,
kepada:
1994, Teori dan Praktek
1. Syariful Anam S.Si., M.Si., Apt
Farmasi industri, Edisi ke-
selaku pembimbing I dan Yuliet
3, Universitas Indonesia
S.Si., M.Si., Apt selaku
Press, Jakarta.
pembimbing II, terima kasih atas
Nurliani,A, Santosos,B,H & Rusmiati,
bimbingan dan sarannya selama
2012, Efek Antioksidan

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
121
Online Jurnal of Natural Science,Vol 2 (3) :111-122 ISSN: 2338-0950
Desember 2013

Ekstrak Bulbus Bawang Primary Polymeric


Dayak (Eleutherine Emulsifier, Int J
palmifolia) Pada CosmetSci,(Online).
Gambaran Histopatologis Wahyuni, T, 2005, Cara Rasional
Paru-Paru Tikus Yang Peremajaan Kulit. Jakarta :
Dipapar Asap Rokok, Health Today.
Program Studi Biologi
FMIPA, Universitas
Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Raga,Y,P, 2012, Respons Pertumbuhan
dan Hasil Bawang Sabrang
(Eleutherine americana
Merr.) Pada Beberapa
Jarak Tanam Dan Berbagai
Tingkat Pemotongan Umbi
Bibit, Jurnal Online
Agroteknologi, diakses
pada tanggal 7 Februari
2013.
Rahmanto,A, 2011, Pemanfaatan Minyak
Jarak Pagar (Jatropha
curcas, Linn) sebagai
Komponen Sediaan Dalam
Formulasi Produk Hand
and Body Cream, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Vasiljevic, D, Vuleta, G, and Primorac,
M., 2005, The
Characterization Of The
Semi-Solid W/O/W
Emulsions With Low
Concentrations Of The

Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan


(Nela Sharon et al.)
122

You might also like