Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

STATUS KRITIS DUA JENIS BADAK DI INDONESIA

Haerudin R. Sadjudin, Mochammad Syamsudin,Widodo Sukohadi Ramono


Yayasan Badak Indonesia

*Corresponding author: sadjudin_haerudin@yahoo.co.id

Abstract

There are five species of rhinoceros in the world, two types of African (Diceros bicornis and
Ceratotherium simum) and three species in Asia (Rhinoceros unicornis, Rhinoceros sondaicus and
Dicerorhinus sumatrensis). Indonesia has two types, namely: the Javan rhino (Rhinoceros
sondaicus Desmarest, 1822) and the Sumatran rhino (Dicerorhinus sumatrensis Fischer,
1814).Both types of rhino in Indonesia is not endemic wildlife, but it is a species relich; formerly
spread is very wide, but now in addition to the steadily declining population is also more limited
distribution. This happens because it is caused by the conversion of forests as a habitat for rhinos,
plantations, settlements, and exploitation of space for various purposes. Hunting of two species of
rhinoceros also has a long history, so that a distribution in some places have been lost; as well as
the habitat that has been designated as a conservation area too, the population in the last 35 years
continues to decline. Therefore both the rhino species has been categorized by the IUCN
(International Union of Conservation of Nature and Natural Resources) as critical or threatened
species (Critical Endangered Species), highly endangered species. Due to the critical status, then
efforts were made to save him. But it seems these efforts have not maximized, because not all
potential or the ability multi-party support to carry out rescue from extinction.

Keywords : critical status, javan rhino, sumatran rhino

PENDAHULUAN lain akibat pembangunan dalam bidang


Wilayah Indonesia hanya meliputi 1,3 pembalakan, pertambangan, perladangan
% luas permukaan bumi, tetapi memiliki berpindah dan penggunaan lahan yang
kekayaan alam yang ada di seluruh dunia berubah sejalan dengan perkembangan
mencakup 10 % tumbuhan, 12 % mammalia, ekonomi Indonesia untuk memenuhi
16 % amphibia, 17 % jenis burung, serta lebih kebutuhan masyarakatnya yang terus
dari 25 % jumlah jenis ikan air tawar dan air meningkat. Habitat hutan pamah dan rawa
laut. adalah yang paling terancam karena habitat-
Kekayaan ini disebabkan Indonesia habitat inilah yang paling memungkinkan
meliputi dua daerah biogeografik yang untuk pembangunan atau perluasan lahan
berbeda, yaitu Oriental dan Australian pertanian.
Region. Indonesia merupakan negara Menyadari kepentingan pengawetan
kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau, sumber daya alam yang berharga, pemerintah
meliputi berbagai tipe habitat, mulai dari Indonesia membuat kebijakan untuk
hutan hujan pamah (dataran rendah) dan melindungi 10 % dari luas wilayah daratan
habitat hutan bakau hingga padang sabana, dan secara bertahap akan menjadikan sekitar
hutan rawa, pegunungan kapur, gunung 20 juta hektar habitat pantai dan laut sebagai
berhutan lebat, hutan konifer (hutan berdaun daerah konservasi. Meskipun konservasi in-
jarum) dan pegunungan es. Keberadaan situ harus menjadi prioritas pertama,
Habitat ini sangat mendukung kekayaan flora perlindungan terhadap kawasan konservasi
dan fauna. saja tidak cukup untuk menjamin semua
Semua habitat dan species yang ada keanekaan hayati Indonesia untuk generasi
sekarang ini, keberadaannya terancam antara mendatang.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 73


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia

Empat tema utama tindakan strategis diselamatkan dari kepunahan (Rhino


untuk keanekaan hayati ini adalah: konservasi Colloquium, 1993). Di TNUK tahun 2009,
in-situ di daratan kawasan perlindungan dan jumlah Badak diperkirakan 42-54 ekor
kawasan yang dilindungi; konservasi in-situ (BTNUK, 2010). Berdasarkan data Video
di luar jaringan kawasan perlindungan (hutan Trapping yang dilakukan oleh Tim
produksi, daerah rawa, lahan pertanian, Monitoring Badak jawa Balai TNUK tahun
konservasi pantai dan laut); konservasi in-situ 2011 ditemukan 35 individu yang berbeda
sumber daya pantai dan laut; dan konservasi dengan jumlah jantan 22 ekor dan betina 13
ex-situ. ekor. Populasi kecil yang hanya ada di suatu
Tingginya laju kehilangan keanekaan areal memiliki resiko kepunahan yang tinggi.
hayati di Indonesia, seperti halnya di negara- Sehingga upaya untuk mendapatkan tingkat
negara lain, disebabkan oleh adanya populasi badak jawa yang menjamin
penyimpangan kebijakan ekonomi sehingga kelestarian eksistensinya dalam jangka
lebih mendorong terjadinya eksploitasi panjang merupakan salah satu prioritas
sumber daya alam hayati dan kurang tertinggi Program Konservasi Badak di
mendorong upaya pemanfaatan yang lestari Indonesia.
dan berkelanjutan. Untuk memperlambat laju Badak Sumatera di Taman Nasional
kehilangan keanekaan hayati, diperlukan Way Kambas diperkirakan ada sekitar 30
kebijakan, reformasi dan kemapanan individu, di Taman Nasional Bukit Barisan
kelembagaan sebagai tindakan efektif di Selatan diperkirakan ada 50 individu
keempat kawasan tersebut. (Rubianto, Kom. Prib-tidak dipublikasikan,
Partisipasi aktif dan dukungan 2011), sedangkan di Kawasan Ekosistem
masyarakat setempat sangat penting dalam Leuser (KEL) diperkirakan terakhir hanya ada
upaya meningkatkan kegiatan konservasi in- kurang dari 50 individu; sedangkan di
situ, karena masyarakat setempatlah yang Lembah Mamas yang termasuk dalam KEL
paling berkepentingan, bagaimana mengelola dari hasil “camera trap” hanya diperkirakan
sumber daya hutan, lahan basah, dan perairan ada 27 individu (Tarmizi, Kom.Prib-tidak
laut. Rencana ini memerlukan kerja sama dipublikasikan, 2013).
yang lebih baik dan jaringan yang luas antar Badak Jawa dan badak Sumatera
instansi pemerintah, masyarakat setempat dan sudah sangat terancam punah. Tumpuan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), terakhir bagi keduanya untuk dapat bertahan
sebagai mitra dalam kegiatan konservasi hidup di habitat alaminya hanya di Indonesia.
keanekaan hayati. Pada 2007, populasi badak Jawa di Vietnam
Seperti yang diakui oleh yang tersisa hanya sekitar 3-7 individu,
UNEP/CITES dan IUCN, saat ini terdapat namun pada tahun 2012 sudah dinyatakan
suatu kritis global dalam konservasi badak. punah (Ministry of Forestry the Republic of
Kelima jenis badak di dunia semuanya berada Indonesia, 2007).
pada katagori terancam punah, “Critical Indonesia memiliki dua jenis badak
Endangered Species.” Dua jenis badak yang yang terancam punah, yaitu badak Jawa
ada di Indonesia, yaitu badak Sumatera dan (Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822) dan
badak Jawa merupakan dua jenis badak yang badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis
paling terancam punah. Populasinya di dunia Fischer, 1814) yang dikenal sebagai “jenis
sudah kurang dari 200 individu, sedangkan di kunci” dalam konservasi keanekaan hayati.
Indonesia hanya tersisa kurang dari 150 Perlindungan bagi kedua jenis badak ini akan
individu. sangat membantu upaya perlindungan
Badak Jawa di Ujung Kulon hidupan liar lainnya, dan berbagai tipe habitat
diperkirakan hanya sekitar 31 individu dari daerah pamah hingga pegunungan di
(WWF, 2011). Populasi badak Jawa di TNUK Jawa dan Sumatera. Badak Jawa di
saat ini dianggap satu-satunya populasi yang Indonesia, merupakan satu-satunya populasi
secara potensial masih memungkinkan untuk yang masih ada di dunia dan diharapkan dapat

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 74


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia

dipertahankan kelangsungan hidupnya, semuanya merupakan variasi dari


khususnya merupakan jenis “flag ship” perkembangan yang terjadi pada zaman
(lambang kebanggaan) Taman Nasional tersebut (Anderson & Jones, 1967).
Ujung Kulon. Badak yang hidup pada zaman
sekarang mempunyai beberapa persamaan
PEMBAHASAN antara lain: badan gemuk dan padat, kulit
Mengenal Dua Jenis Badak Indonesia hampir tidak berambut hanya Genus
Jenis badak pertama kali muncul pada Dicerorhinus yang memiliki rambut jarang
zaman Oligocene (35-25 juta tahun yang dan pendek. Masing-masing jenis badak
lalu), bentuk badannya besar dan hidup menunjukan ciri morfologi yang khas
sepenuhnya di atas tanah. Jenis ini sehingga dapat dibedakan satu dengan yang
berkembang pada zaman Miocene (25-10 juta lainnya. Sifat lainnya yang sama dari keempat
tahun yang lalu) dan Pliocene (10 juta tahun Genus badak yang masih hidup sekarang
yang lalu), seperti Aceratherium yang adalah secara terus menerus memproduksi zat
sekarang telah punah. Barulah pada zaman keratine yang berfungsi untuk pembentukan
Pliocene dan Pleistocene jenis badak cula, baik badak yang bercula satu maupun
bervariasi. Genus Rhinoceros dan yang bercula dua (Sudirjo, 1975; Sadjudin,
Dicerorhinus hidup di Asia; sedangkan Genus 1982; Sadjudin, 1984).
Diceros dan Ceratotherium hidup di Afrika;

Gambar 1. Sejarah penyebaran badak Sumatera

Di Indonesia terdapat dua jenis badak, ditemukan secara sympatric (dua jenis satwa
yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus yang ditemukan hidup bersama di habitat
Desmarest, 1822) dan badak Sumatera yang sama) di Bukit Siwalik di India,
(Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814). Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Laos,
Kedua jenis badak ini dahulu penyebarannya Kamboja, Semenanjung Malaysia,
sangat luas di benua Asia. Mereka dapat Kalimantan dan Sumatera. Walaupun

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 75


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
(Borner, 1979; Strien, 1985; Sadjudin, 1982) Sumatera di beberapa tempat seperti Endau
menyebutkan bahwa badak Sumatera lebih Romphin, Semenanjung Malaysia, dan
menyukai daerah yang lebih tinggi atau Kerinci Seblat di Sumatera; juga sudah tidak
perbukitan di pegunungan, sedangkan badak ditemukan lagi keberadaannya di sana.
Jawa lebih menyukai daerah dataran rendah. Badak Jawa dan badak Sumatera
Tetapi keduanya cenderung menempati sangat terancam punah. Populasi yang ada
daerah dataran rendah terutama hutan yang saat ini sangat kecil. Kedua jenis badak di
telah dibuka disebabkan badak dapat Indonesia ini sebagian besar terancam oleh
menemukan jenis pakan yang disukainya. Hal perburuan liar dan kehilangan habitat sebagai
ini menyebabkan badak Jawa punah terlebih tempat hidupnya di alam. Sungguh pun
dahulu dari hutan di Sumatera, sedangkan seandainya tidak terjadi kehilangan jumlah
sebagian populasi badak Sumatera masih lebih lanjut, populasi yang ada sekarang ini
bertahan hingga sekarang di hutan lembah sangat kecil sehingga sangat peka terhadap
Mamas di Taman Nasional Gunung Leuser di bencana alam, kelemahan genetik dan
Provinsi Aceh, Taman Nasional Bukit Barisan demografik, sebagaimana umumnya pada
Selatan dan Taman Nasional Way Kambas di suatu populasi yang kecil. Oleh karena itu,
Propinsi Lampung. Populasi badak Sumatera IUCN pada tanggal 5 Juni 2012 menetapkan
di Taman Nasional Kerinci Seblat di Propinsi bahwa 5 Juni 2012 hingga 5 Juni 2013
Bengkulu dan Propinsi Jambi sejak 2005 sebagai “Tahun Badak Internasional”. Tahun
sudah tidak ditemukan lagi keberadaannya. badak ini disyahkan oleh Pidato Presiden
Kedua jenis badak di Indonesia populasinya Republik Indonesia di Istana Merdeka, sebab
terus menurun. Di beberapa tempat yang dunia internasional juga menetapkan begitu
merupakan habitatnya, badak ini mengalami pentingnya upaya penyelamatan badak di
kepunahan. Badak Jawa di Vietnam yang Indonesia yang merupakan satu-satunya
pada tahun 1994 dinyatakan masih ada sekitar negara yang memiliki dua jenis badak,
9-12 individu dan 2007 tinggal diperkirakan dimana keduanya merupakan jenis yang
3-7 individu, namun pada tahun 2011 sangat terancam punah (Critical Endangerd
dinyatakan oleh IUCN telah tidak ditemukan Species) menurut criteria IUCN dalam Red
lagi keberadaannya. Sedangkan badak Data Book.

Gambar 2. Penyebaran badak sumatera saat ini

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 76


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia

Badak Jawa 3-7 tahun dan tingginya 3-10 meter (Schenkel


Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus dkk, 1978; Sadjudin, 1984). Kadang-kadang
Desmarest, 1822) dahulu daerah badak Jawa juga memakan beberapa jenis
penyebarannya cukup luas, yakni meliputi liana dan tumbuhan semak sepanjang sungai
daerah India, Bangladesh, Indonesia dan Asia dan pantai. Beberapa jenis tumbuhan sering
Tenggara (Shebbeare, 1953; Ali dan kali masih dapat dikenali dari kotorannya
Santapau, 1958). Di Indonesia dapat dijumpai yang pernah dijumpai (Djaja dkk, 1982;
di Sumatera dan sebagian Jawa, terutama di Sadjudin, 1984; Sadjudin, 1987; Sadjudin,
Jawa bagian tengah dan barat (Blyth, 1862; 1993).
Beaufort, 1934). Sekarang badak Jawa hanya Dalam hidupnya badak Jawa
dapat dijumpai di daerah yang relatif sempit mempunyai sifat senang menjelajah secara
dalam populasi yang terbatas di semenanjung soliter. Selain itu badak juga memerlukan
Ujung Kulon; hal ini karena perburuan yang kubangan berlumpur, sungai dangkal dan
dilakukan terus menerus di seluruh asal tenang untuk bergenang, dan hutan yang
daerah penyebarannya (Schenkel dan teduh untuk bernaung dari teriknya matahari
Schenkel, 1969; Hoogerwerf, 1970; (Schenkel dan Schenkel, 1969; Hoogerwerf,
Sadjudin, 1984; Sadjudin, 1986; Sadjudin, 1970; Sadjudin, 1984; Sadjudin, 1993).
1993; Ammann, 1986; Hommel, 1987; Sampai saat ini perilaku badak Jawa masih
Griffiths, 1993). belum dapat diketahui Di Ujung Kulon sensus
Kebanyakan publikasi yang ada badak Jawa pertama kali dilakukan pada
menyebutkan bahwa, perburuan terhadap tahun 1967. Jumlah badak yang diperkirakan
badak dilakukan karena nilai culanya yang pada waktu itu ada 21-29 individu (Schenkel
mahal. Cula dan semua bagian tubuh badak dan Schenkel, 1969). Jumlah yang sedikit ini
dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan telah mengejutkan International Union for
berbagai macam penyakit. Perburuan yang Conservation of Nature and Natural
dilakukan hampir saja membunuh seluruh Resources (IUCN) serta Direktorat
populasi badak Jawa. Untuk mencegah Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA).
adanya usaha perburuan saat ini Ujung Kulon Pada saat itu perhatian dan pengawasan
ada dalam pengawasan yang ketat. Sejak daerah tempat hidup jenis badak ini mulai
tahun 1998 telah dibentuk Rhino Protection ditingkatkan (Sadjudin, 1984). Adanya
Unit (RPU) yang merupakan kerjasama antara perhatian dan pengawasan yang ketat
Yayasan Mitra Rhino (YMR) yang sekarang terhadap habitat badak di Ujung Kulon.
menjadi Yayasan Badak Indonesia (YABI), Populasinya terus meningkat, hingga dari
International Rhino Foundation (IRF), WWF sensus tahun 1981 telah dapat diperkirakan
dan Balai Taman National Ujung Kulon jumlahnya ada di antara 54-60 individu badak
(BTNUK). Saat ini unit perlindungan badak (Sadjudin dkk, 1981; Sadjudin, 1984;
di TNUK ada 4 unit yang setiap unitnya Sadjudin, 1987; Sadjudin, 1993).
terdiri dari empat orang anggota, satu kepala Kawasan semenanjung Ujung Kulon
unit adalah polisi hutan dari BTNUK dan tiga luasnya relatif sempit, sedangkan populasi
orang anggota yang direkrut dari masyarakat badak cenderung terus meningkat, keadaan ini
setempat. telah menarik minat untuk mengetahui
Di Ujung Kulon badak Jawa dijumpai perilaku dan ekologi badak Jawa lebih lanjut
tersebar di bagian tertentu, terutama di daerah (Sadjudin, 1984). Setelah Schenkel dan
dataran rendah, dimana badak lebih mudah Schenkel (1969) dan Hoogerwerf (1970)
bergerak untuk memperoleh pakan yang menguraikan perilaku dan ekologi badak Jawa
disukainya. Pakan badak utama adalah pucuk di Ujung Kulon pada saat itu populasinya
daun dari belta berbagai jenis tumbuhan. masih relatif rendah serta waktu itu perburuan
Umumnya tumbuhan yang dimakan berumur masih ada (Sadjudin, 1984; Sadjudin, 1987).

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 77


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia

Estimasi Populasi Badak Jawa 1967 s/d 2008

70

60

50
jumlah populasi

40

30

20

10

0
1967 1971 1974 1977 1981 1984 1993 1997 2002 2005 2008
Tahun

Gambar 3. Estimasi populasi badak Jawa dari tahun 1967 s/d 2008 ( TNUK, 2008)

Oleh karena perkembangan metodologi 1992; Rahmat, 1994; YMR, 2005; PHKA,
sensus sudah mulai dikembangkan, ternyata 2012).
taksiran populasi yang terus meningkat belum Badak Sumatra
dapat ditetapkan kebenarannya. Grifith (1993) Badak Sumatera (Dicerorhinus
dari hasil “camera trap” memberikan taksiran sumatrensis Fischer, 1814) hidup di hutan-
bahwa badak Jawa di Ujung Kulon hanya ada hutan tropis. Badak ini punya dua cula dan
sekitar 47 individu, dan WWF (2011) hidupnya soliter. Ditinjau dari sudut pandang
melaporkan taksiran populasi badak Jawa di evolusi badak Sumatera tergolong jenis badak
Ujung Kulon ada sekitar 31 individu. yang masih primitif ( Anderson dan Jones,
Sehingga kajian populasi masih terus 1967; Sudirja, 1975).
dikembangkan juga lewat penaksiran secara Pada zaman Tersier badak Sumatera
genetik melalui kajian kotorannya yang hidup menyebar di hutan-hutan Eropa Tengah
ditemukan di alam. Namun hasil kajian dan Barat. Pada zaman Miocene, sebelum
gentika individu melalui kotoran ini belum zaman Pliocene, badak Sumatera pernah
dapat dianalisis sepenuhnya disebabkan hidup di Perancis dan Jerman. Badak
keterbatasan alat-alat dan pendanaan yang Sumatera secara bertahap telah bermigrasi
tersedia. Walaupun kajian ini telah dilakukan masuk ke daerah Asia Selatan, tentu saja satu
secara kerjasama dengan lembaga “Eickman” tipe dengan yang pernah hidup di Eropa
yang memiliki peralatan dan tenaga ahli yang Barat. Nenek moyang dari kelompok badak
memadai. yang terdapat di Asia Selatan sekarang,
Faktor lain yang menghambat adalah Rhinoceros platyrhinus yang terdapat
perkembangan populasi badak Jawa di Ujung di India sebeleum zaman Pleistocene, hidup
Kulon adalah adanya pertumbuhan vegetasi di Bukit Siwalik (Anderson dan Jones, 1967;
dan sebarannya yang semakin luas dari Sadjudin, 1984).
tumbuhan langkap (Arenga obtusifolia) Dahulu badak Sumatera distribusinya
sehingga tumbuhan jenis lain yang merupakan cukup luas , dijumpai di daerah-daerah hutan
pakan badak jumlah dan komposisinya tropis primer di Asia; Assam din India,
semakain terbatas (Djaja dkk., 1982; Sahid, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar,

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 78


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
Banglades, Thailand, semenanjung Malaya, jenis badak di Indonesia dalam jumlah yang
Sabah, Serawak, Kalimantan, dan Sumatera. aman di seluruh habitat alaminya.
Di Sumatera dahulu dijumpai dari Aceh di Oleh karena itu, untuk memantapkan
utara hingga Lampung di selatan (Sadjudin, populasi yang aman harus dilakukan
1982). Namun saat ini hanya tersisa di tindakan-tindakan sebagai berikut:
beberapa tempat seperti, Sabah di Malaysia, (1) Perlindungan yang ketat terhadap
Taman Nasional Gunung Leuser, Taman populasi dan habitat alaminya.
Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Taman (2) Mempercepat pertumbuhan populasi
Nasional Way Kambas di Sumatera. alami yang ada secara alami dan apabila
Hingga sekarang badak Sumatera memungkinkan perlu dilakukan
hidup dalam hutan-hutan yang lebat dan translokasi badak ke habitat yang aman
tersembunyi. Perjuangan hidupnya dalam dan mendukung.
jangka waktu yang lama telah ditempuh dan (3) Memantapkan kembali populasi badak di
dipertahankan oleh adanya daya lingkungan kawasan yang sesuai dengan habitat
alami yang sesuai dengan perilaku hidupnya. alaminya, baik individu yang berasal dari
Daya dukung alaminya apabila tidak populasi alami, maupun dari hasil
terpelihara akan mempercepat perjalanan penangkaran.
evolusinya atau mempercepat kepunahannya (4) Memperkuat program penangkaran
(Strien, 1974). sebagai bagian upaya pengembangan
Di Indonesia populasi badak Sumatera jumlah populasi melalui individu yang
diperkirakan tahun 1993 ada sekitar 950 kelak direintroduksi.
individu; populasinya di dunia saat ini (5) Memperkuat dasar konservasi secara
diperkirakan kurang dari 300 individu umum melalui penyuluhan kepada
(Ministry of Forestry the Republic of masyarakat dan pendidikan yang
Indonesia, 2007). Penurunan jumlah populasi dikombinasikan dengan tindakan
disebabkan oleh kehilangan habitat akibat alih penerapan hukum sesuai perundang-
fungsi kawasan hutan, perambahan, ilegal undangan yang berlaku secara konsekuen.
logging dan perburuan liar. (6) Penguasaan pengetahuan yang diperlukan
Solusi Menghadapi Kritis dalam pemantauan, pengelolaan dan
Dalam menghadapi keadaan yang perlindungan populasi badak dan
kritis terhadap populasi dua jenis badak di habitatnya.
Indonesia, maka Pemerintah Indonesia telah (7) Menyediakan fasilitas pelatihan bagi
menerbitkan dua dokumen, yaitu: “Startegi mereka yang terlibat dalam
Konservasi Badak Indonesia” ( Dirjen PHKA pengembangan dan pelaksaan program.
dan YMR, 1994) dan “Strategy Conservation Penjelasan-penjelasannya adalah sebagai
and Action Plan of Rhinos in Indonesia” berikut.
(Ministry of Forestry the Republic of a. Pelestarian Populasi Alami
Indonesia, 2007). Sasaran dari kedua strategi Populasi yang kecil dan terisolasi
ini adalah menciptakan kondisi yang sangat peka terhadap bencana alam atau
mendukung bagi kehidupan jangka panjang penyakit dan perburuan liar. Mereka dapat
populasi badak Jawa dan badak Sumatera di pula mengalami penurunan sifat dan vitalitas
alam Indonesia. genetik karena hilangnya keanekaan genetik.
Kenaikan jumlah dari sisa populasi Untuk keberhasilan pelestarian populasi alami
yang ada akan semakin sulit, apabila tindakan sangat tergantung dari pola reproduksi jenis
khusus tidak dilakukan untuk memulihkan yang bersangkutan. Seluruh daerah utama
populasi ke tingkat yang aman, serta dengan habitat alami di Indonesia, baik badak
melakukan perlindungan terhadap habitatnya. Jawa di Jawa, maupun bagi badak Sumatera
Untuk mencapai sasaran, kedua strategi yang di Sumatera; dengan jumlah populasi paling
ada bertujuan memantapkan populasi kedua sedikit di atas 100 individu, harus dapat
dipertahankan dan dilindungi.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 79


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
Saat ini semua populasi yang ada telah formal, perlu dilakukan dengan penuh
berada di bawah batas minimum. Perlu kesungguhan. Tenaga terampil dan
ditekankan bahwa angka yang disebutkan di profesional diperlukan untuk bekerja dengan
atas adalah syarat minimum, hanya bila penuh semangat dan dedikasi yang tinggi
pelestarian berada dalam keadaan stabil. dalam melaksanakan program konservasi
Untuk kelangsungan hidup dan kedua jenis badak di Indonesia.
perkembangan jenis dalam jangka waktu yang Bagi badak, tidak hanya kehilangan
panjang, diperlukan suatu kondisi yang habitat, tetapi juga terancam oleh perburuan
berbeda. Walaupun (Ditjen PHKA, 2012) akibat adanya perdagangan cula dan bagian
dalam Peta Jalan Peningkatan Populasi 14 tubuh lainnya, konservasi umum harus
Spesies prioritas Utama terancam Punah; ditambahkan dengan program khusus untuk
khususnya bagi badak Jawa, jika membatasi perdagangan cula dan bagian
kecenderungan populasi tiap tahun meningkat tubuh badak lainnya, juga untuk menyediakan
(ditaksir sekitar 0,7 %), populasi badak Jawa perlindungan di lapangan.
dapat dipertahankan pada kisaran 52-53 Oleh karena itu, telah dibentuk Unit
individu. Perlindungan Badak, Rhino Protection Unit
b. Program Penangkaran (RPU) di kawasan yang konservasi untuk
Program penangkaran bila berhasil akan badak Jawa di Taman Ujung Kulon (sejak
menjadi sumber satwa untuk program tahun 1998) dan badak Sumatera di Taman
penambahan atau reintroduksi, dan akan nasional Way kambas dan Taman Nasional
menyediakan perlindungan terakhir bagi jenis Bukit Barisan Selatan (sejak tahun 1996)
ini bila ternyata konservasi di alam bebas hingga saat ini. Hal ini dilakukan untuk
gagal. Dengan pertimbangan waktu yang meningkatkan kepedulian masyarakat dan
dibutuhkan cukup lama agar program ini penegakan hukum.
memberi hasilnyang nyata (tangible), dan d. Penelitian dan pelatihan
kemungkinan kesulitan reintroduksi badak Program pengelolaan hidupan liar
yang lahir di penangkaran pada kondisi harus didasarkan pada data yang akurat
kehidupan di alam bebas, maka program mengenai populasi dan pengertian yang
penangkaran hanya merupakan tambahan mendalam tentang biologi jenis tersebut serta
untuk program konservasi badak yang peranannya dalam ekosistem alami. Maka
lainnya. Program penangkaran hanya layak penelitian tentang ekologi badak dan
diterapkan bagi satwa yang tidak dapat perilakunya di alam bebas, serta survei yang
diselamatkan di daerah aslinya atau yang teratur untuk memantau status populasi
tidak dapat dipindahkan ke tempat lain yang badak, merupakan hal yang sangat penting
lebih aman. untuk dapat mencapai keberhasilan semua
c. Kepedulian masyarakat dan penegakan program konservasi badak di Indonesia.
hukum Pemantauan populasi badak harus
Konservasi alam tidak akan berhasil merupakan suatu proses yang
tanpa pengertian dan dukungan dari seluruh berkesinambungan dan sangat penting apabila
lapisan masyarakat. Tetapi kesadaran dan dilakukan perbaikan tekhnik atau metodologi
pengertian saja tidak cukup. Peraturan pemantauan populasi badak secara rutin dan
perundang-undangan yang baik dan adil, berkesinambungan. Pemilihan staf yang
pembatasan atau definisi yang pasti mengenai sesuai dan memadai, pelatihan dalam bidang
batas kawasan atau lahan yang dipergunakan tekhnik survei dan metodologi sensus untuk
untuk konservasi, kedisiplinan, tenaga yang mencapai standarisasi sangat diperlukan.
terlatih dan lengkap untuk melayani Penelitian reproduksi, genetika dan fisiologi
kepentingan umum, juga sangat diperlukan. populasi badak di tempat penangkaran akan
Kepedulian dan kepantingan memperdalam pengetahuan tentang badak dan
masyarakat harus dikembangkan melalui peranannya dalam ekosistem hutan, serta akan
berbagai program pendidikan formal dan non- membantu dalam pengembangan tekhnik

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 80


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
penangkaran yang sesuai. Pertukaran keahlian International Rhino Foundation (IRF), World
di bidang ini secara nasional maupun Wide Fund for nature and natural resources
internasional sangat penting untuk semua (WWF), Wildlife Conservation Society
pihak yang terkait. (WCS), Tropical Forest Conservation Action
Program Prioritas Penyelamatan Badak di for Sumatera (TFCA-Sumatera), dan banyak
Indonesia lagi lembaga lain yang menangani berbagai
Dalam dua dokumen “Strategi hal yang berhubungan dengan upaya
Konservasi Badak di Indonesia” telah penyelamatan badak Jawa dan badak
ditetapkan adanya dua perogram prioritas Sumatera di Indonesia.
sebagai berikut: Beberapa tindakan nyata yang telah dilakukan
A. Jangka pendek adalah sebagai berikut:
(1) Pemeliharaan dan perlindungan suaka (1) Rhino Protection Unit (RPU) yang telah
badak di Indonesia (konservasi in-situ) dibentuk sejak awal 1996 masih berjalan
(2) Mengembangkan dan memantapkan hingga saat ini di Taman Nasional Ujung
lembaga khusus dalam PHKA (Unit Kulon (4 unit RPU), Taman Nasional
Khusus Konservasi badak Indonesia) Way Kambas (5 unit RPU), dan Taman
(3) Memulai program pendidikan dan Nasional Bukit Barisan Selatan (7 unit
kepedulian umum dengan sasaran seluruh RPU).
lapisan masyarakat. (2) Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) yang
(4) Memperkuat usaha untuk menghentikan telah dilakukan di Taman Nasional Way
perdagangan gelap cula dan bagian tubuh Kambas, sejak 1998 telah melahirkan satu
badak lainnya. individu anak badak dari perkawinan
(5) Membantu penangkaran badak Sumatera badak jantan (Andalas) dan badak betina
di Taman Nasional Way kambas dan (Ratu) pada 23 Juni 2012. Anak badak
perluasan habitat melalui management tersebut diberi nama “Andatu”.
habitat badak Jawa di Taman Nasional (3) Javan Rhino Study and Conservation Area
Ujung Kulon. (JRSCA) di Taman nasional Ujung Kulon
B. Jangka Panjang dilaksanakan sejak 2010 untuk
(1) Meningkatkan jumlah populasi badak memperluas habitat badak Jawa ke bagian
Indonesia dalam suaka alam melalui Gunung Honje di sebelah timur
traslokasi dan reintroduksi semenanjung Ujung Kulon yang
(2) Mengembangkan dan menggunakan merupakan habitat utama badak Jawa.
populasi hasil penangkaran untuk Saat ini sudah ada 5 individu badak Jawa
reintroduksi dan sebagai jaminan yang memasuki kawasan JRSCA setelah
(konservasi ex-situ) dilakukan pembinaan dan pengelolaan
(3) Menyediakan tenaga yang habitat di kawasan tersebut.
berpengetahuan dan terlatih untuk (4) Studi genetik populasi di alam melalui
mengelola dan melindungi populasi analisa kotaran badak sudah dilakukan
badak bekerja sama dengan antara PHKA,
Tindakan Penyelamatan YABI, WWF dan WCS di Ujung Kulon,
Program prioritas yang terdapat dalam Way Kambas dan Bukit Barisan Selatan.
dua dokumen Strategi Konservasi badak di Program ini dilakukan atas bantuan
Indonesia, telah mendorong tindakan nyata Lembaga Eijkmen yang mempunyai
untuk penyelamatan badak jawa dan badak perlengkapan, bahan dan tenaga ahli
Sumatera dari ancaman kepunahan. untuk melakukan analisa. Program ini
Tindakan yang direncanakan telah memerlukan waktu untuk dapat
diwujudkan dalam pelaksanaan program yang menyimpulkan struktur populasi kedua
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia bekerja jenis badak di masing-masing lokasi
sama dengan berbagai lembaga, seperti tersebut.
Yayasan Badak Indonesia (YABI),

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 81


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
(5) TFCA-Sumatera, ada tiga komponen tidak ditemukan lagi tanda-tanda
kegiatan yang akan dilakukan melalui keberadaannya. Tindakan perlindungan
hibah Tropical Forest Conservation terhadap jenis badak di Indonesia
Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) di memerlukan kerjasama semua pihak,
bentang alam Taman nasional Way termasuk yang mempunyai kemampuan
kambas dan Taman Nasional bukit secara finansial, sebab upaya penyelamatan
Barisan Selatan. Komponen kegitan ini kedua jenis badak tersebut memerlukan
dilakukan dengan membentuk pendanaan yang tidak sedikit.
Konsorsium YABI-WCS-YAPEKA Upaya-upaya penyelamatan yang telah
(Yayasan Pendidikan Konservasi Alam) dilakukan harus terus dikembangkan,
yaitu: Komponen I (Perlindungan termasuk dukungan terhadap upaya
populasi dan habitat badak Sumatera yang perlindungan populasi dan habitatnya,
dilakukan oleh YABI); Komponen II penelitian biologi (perilaku, ekologi, genetik
(Mitigasi Konflik antara manusia dengan dan fisiologi) harus dikembangkan baik
gajah di Way Kambas dan dengan secara tekhnik survei maupun metodologinya.
harimau di Bukit Barisan Selatan yang
akan dilakukan oleh WCS); Komponen III DAFTAR PUSTAKA
( Peningkatan ekonomi kreatif dan Ali & Santapau (1958). Rediscovery of
pemberdayaan masyarakat yang akan Smaller asiatic one horned rhinoceros
dilakukan oleh YAPEKA). Ketiga (Rh. sondaicus) in Malaya.J. Bombay
komponen kegiatan ini akan dilaksanakan Nat. Hist. Soc. 55, 554.
secara efektif sejak Mei 2013 selama tiga Ammann, H. (1986). Contributions to the
tahun. Ecology and Socialogy of the Javan
(6) Beberapa kegiatan lain yang dilakukan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus
dalam jangka pendek telah dilakukan Desm.). Econom-Druck, Basel.
dengan berbagai dukungan dari donor dari Anderson, S. And Jones, J.K. (1967): Recent
luar, maupun dalam negeri. Mamals of The World, A Synopsis of
(7) Kegitan untuk penggalangan dana, Families. Ronald Press, New York,
terutama dukungan dari donor skala p.380.
nasional belum dilakukan secara optimal. Beaufort, L.F. (1934). On the occurence of
Rhinoceros sondaicus in Sumatra.
KESIMPULAN Tijdscr Ned. Dierk. Ver. Ser. 1: 43.
Kedaan kritis dari dua jenis badak di Blyth, E. (1862). A memoir on living Asiatic
Indonesia memerlukan kerjasama multi pihak species of Rhinoceros. J. Asiatic. Soc.
agar kedua jenis badak tersebut dapat 31, 151-175.
melangsungkan hidupnya secara alami dalam Borner, M. (1979). A Field Study of The
jangka waktu panjang. Jika semua Sumatran Rhinoceros (Dicero rhinus
kemampuan yang ada tidak dilaksanakan sumatrensis FISCHER, 1814). Ecology
secara optimal untuk upaya penyelamatannya, and Behaviour Conservation Situation
maka badak Jawa dan badak Sumatera di in Sumtra. Disertation Basel University.
Indonesia hanya akan tinggal cerita dan J. Druck. V. Zurich.
kenangan seperti halnya yang sudah terjadi di Ditjen PHKA dan YMR (1994) Strategi
beberapa negara lain di Asia Tenggara lainnya Konservasi Badak Indonesia. Jakarta.
seperti Vietnam, Myanmar, Bangladesh, Ditjen PHKA (2012): Peta Jalan Peningkatan
Laos, Kamboja, dan Thailand. Populasi 14 Spesies Prioritas Utama
Mungkin tidak lama lagi Sabah di Terancam Punah. Jakarta, Indonesia.
Malaysia yang masih tersisa beberapa Djaja, B., Sadjudin, H.R., dan Lo, Y.K.
individu (kurang dari sepuluh individu) akan (1982) Studi Vegetasi Untuk Keperluan
punah, seperti halnya yang sudah terjadi di Makanan Badak Jawa (Rh sondaicus
Taman Nasional Kerinci Seblat yang sudah DESMAREST), IUCN/WWF Project

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 82


Haerudin R. Sadjudin dkk Status Kritis Dua Jenis Badak di Indonesia
1960-Indonesia, Ujung Kulon Javan 1822) in Ujung Kulon National Park.
Rhinoceros. Fakultas Biologi Tropical Biodiversity Journal.
Universitas Nasional, Jakarta. YABSHI, Jakarta, Indonesia.
Griffiths, M (1993). The Javan Rhino of Sadjudin, H.R. (1999). Program Konservasi
Ujung Kulon. The Directorate of Forest Badak Sumatera (Dicerorhinus
Protection and Nature Conservation and sumatrensis Fischer, 1814) di Taman
The World Wide Fund for Nature, Nasional Way Kambas, Lampung
Indoesia Program. Tengah. Prosiding Seminar dan
Hommel, P.W.F.M. (1987). Landscape Lokakarya Konservasi Badak Sumatera
Ecology of Ujung Kulon (West Java, Berbasis Masyarakat di Taman Nasional
Indonesia). Soil Survey Institute, Way Kambas-Bandar Lampung.
Wageningen, The Netherlands. Yayasan Mitra Rhino.
Hoogerwerf, A. (1970) . Udjung Kulon the Sahid, M.T. (1992). Studi Potensi Vegetasi
Land of the Last Javan Rhinoceros. E.J. Makan Badak Jawa (Rhinoceros
Bril, Leiden. sondaicus Desmarest, 1822) di Taman
Ministry of Forestry the Republic Indonesia Nasional Ujung Kulon. Skripsi Jurusan
(2007). Strategy and Action Plan for Konservasi Sumberdaya Hutan, Fak.
the Conservation of Rhinos in Kehutanan IPB.
Indonesia. Jakarta. Schenkel and Schenkel L. Hulliger (1969).
Rachmat, A.M. (1994). Pengaruh Vegetasi The Javan Rhinoceros (Rh. sondaicus
Langkap (Arenga obtusifolia) Terhadap Desm.) in Udjung Kulon Nature
Keberadaan Vegetasi Pakan Badak Reserve, Its Ecology and
(Rhinoceros sondaicus Desmarest, Behaviour.Field Study 1967 and 1968.
1822) di Taman Nasional Ujungkulon. AG-Druck, Basel. Management for the
Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Javan Rhinoceros (Rhinoceros
Bangsa, Bogor. sondaicus Desm.) a pilot study, The
Rubianto, A (2011) Daftar badak Sumatera di Malayan Nat. J. 31, 253-275.
TNWK dan TNBBS (Kom.Prib. Strien, N.J. van (1974). Dicerorhinus
Unpublished). YABI. sumatrensis (FISCHER) the sumatran
Sadjudin, H.R. (1982). Badak Sumatera or two horn asiatic rhinoceros, A study
(Dicerorhinus sumatrensis Fischer, of literature.
1814). Fakultas Bilogi Universitas Strien, N.J. van (1985): The Sumtran
Nasional. Jakarta. Rhinoceros-Dicerorhinus sumatrensis
Sadjudin, H.R. (1983): Badak jawa (Fischer, 1814) In The Gunung Leuser
(Rhinoceros sondaicus Desmarest, National Park, Sumatra, Indonesia; Its
1822) Distribution, Ecology and Conservation.
Sadjudin, H.R. (1984). Studi Perilaku dan De Landbouwhogesschool,
Populasi Badak Jawa (Rhinoceros Wageningen.
sondaicus Desmarest, 1822) di Ujung Sudirjo, G.P. (1975). Khasanah Alam Hidup
Kulon. Fakultas Biologi Universitas Indonesia-Empat Raja Rimba
Nasional. Jakarta. Indonesia: Harimau, Banteng, Badak,
Sadjudin, H.R. (1987). The Javan Rhino dan Gajah. Bhratara, Jakarta.
(Rhinoceros sondaicus Desm.) Census Tarmizi (2013). Perkiraan populasi badak
in Ujung Kulon National Park. Rimba Sumatera di Lembah Mamas
Indonesia Vol XXX (1): 16-26. TamanNasional Gunung Leuser dan
Sadjudin, H.R. (1993). Population and Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh.
Distribution of Javan Rhino Kom.Prib. (unpublished). Yayasan
(Rhinoceros sondaicus Desmarest, Leuser International (YLI).

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 6 Nomor 1, April 2013 83

You might also like