Professional Documents
Culture Documents
Status Kritis Dua Jenis Badak Di Indonesia: Haerudin R. Sadjudin, Mochammad Syamsudin, Widodo Sukohadi Ramono
Status Kritis Dua Jenis Badak Di Indonesia: Haerudin R. Sadjudin, Mochammad Syamsudin, Widodo Sukohadi Ramono
Abstract
There are five species of rhinoceros in the world, two types of African (Diceros bicornis and
Ceratotherium simum) and three species in Asia (Rhinoceros unicornis, Rhinoceros sondaicus and
Dicerorhinus sumatrensis). Indonesia has two types, namely: the Javan rhino (Rhinoceros
sondaicus Desmarest, 1822) and the Sumatran rhino (Dicerorhinus sumatrensis Fischer,
1814).Both types of rhino in Indonesia is not endemic wildlife, but it is a species relich; formerly
spread is very wide, but now in addition to the steadily declining population is also more limited
distribution. This happens because it is caused by the conversion of forests as a habitat for rhinos,
plantations, settlements, and exploitation of space for various purposes. Hunting of two species of
rhinoceros also has a long history, so that a distribution in some places have been lost; as well as
the habitat that has been designated as a conservation area too, the population in the last 35 years
continues to decline. Therefore both the rhino species has been categorized by the IUCN
(International Union of Conservation of Nature and Natural Resources) as critical or threatened
species (Critical Endangered Species), highly endangered species. Due to the critical status, then
efforts were made to save him. But it seems these efforts have not maximized, because not all
potential or the ability multi-party support to carry out rescue from extinction.
Di Indonesia terdapat dua jenis badak, ditemukan secara sympatric (dua jenis satwa
yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus yang ditemukan hidup bersama di habitat
Desmarest, 1822) dan badak Sumatera yang sama) di Bukit Siwalik di India,
(Dicerorhinus sumatrensis Fischer, 1814). Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Laos,
Kedua jenis badak ini dahulu penyebarannya Kamboja, Semenanjung Malaysia,
sangat luas di benua Asia. Mereka dapat Kalimantan dan Sumatera. Walaupun
70
60
50
jumlah populasi
40
30
20
10
0
1967 1971 1974 1977 1981 1984 1993 1997 2002 2005 2008
Tahun
Gambar 3. Estimasi populasi badak Jawa dari tahun 1967 s/d 2008 ( TNUK, 2008)
Oleh karena perkembangan metodologi 1992; Rahmat, 1994; YMR, 2005; PHKA,
sensus sudah mulai dikembangkan, ternyata 2012).
taksiran populasi yang terus meningkat belum Badak Sumatra
dapat ditetapkan kebenarannya. Grifith (1993) Badak Sumatera (Dicerorhinus
dari hasil “camera trap” memberikan taksiran sumatrensis Fischer, 1814) hidup di hutan-
bahwa badak Jawa di Ujung Kulon hanya ada hutan tropis. Badak ini punya dua cula dan
sekitar 47 individu, dan WWF (2011) hidupnya soliter. Ditinjau dari sudut pandang
melaporkan taksiran populasi badak Jawa di evolusi badak Sumatera tergolong jenis badak
Ujung Kulon ada sekitar 31 individu. yang masih primitif ( Anderson dan Jones,
Sehingga kajian populasi masih terus 1967; Sudirja, 1975).
dikembangkan juga lewat penaksiran secara Pada zaman Tersier badak Sumatera
genetik melalui kajian kotorannya yang hidup menyebar di hutan-hutan Eropa Tengah
ditemukan di alam. Namun hasil kajian dan Barat. Pada zaman Miocene, sebelum
gentika individu melalui kotoran ini belum zaman Pliocene, badak Sumatera pernah
dapat dianalisis sepenuhnya disebabkan hidup di Perancis dan Jerman. Badak
keterbatasan alat-alat dan pendanaan yang Sumatera secara bertahap telah bermigrasi
tersedia. Walaupun kajian ini telah dilakukan masuk ke daerah Asia Selatan, tentu saja satu
secara kerjasama dengan lembaga “Eickman” tipe dengan yang pernah hidup di Eropa
yang memiliki peralatan dan tenaga ahli yang Barat. Nenek moyang dari kelompok badak
memadai. yang terdapat di Asia Selatan sekarang,
Faktor lain yang menghambat adalah Rhinoceros platyrhinus yang terdapat
perkembangan populasi badak Jawa di Ujung di India sebeleum zaman Pleistocene, hidup
Kulon adalah adanya pertumbuhan vegetasi di Bukit Siwalik (Anderson dan Jones, 1967;
dan sebarannya yang semakin luas dari Sadjudin, 1984).
tumbuhan langkap (Arenga obtusifolia) Dahulu badak Sumatera distribusinya
sehingga tumbuhan jenis lain yang merupakan cukup luas , dijumpai di daerah-daerah hutan
pakan badak jumlah dan komposisinya tropis primer di Asia; Assam din India,
semakain terbatas (Djaja dkk., 1982; Sahid, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar,