Professional Documents
Culture Documents
Keluhan Kesehatan Masyarakat Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kota Pekanbaru
Keluhan Kesehatan Masyarakat Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kota Pekanbaru
Keluhan Kesehatan Masyarakat Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kota Pekanbaru
ABSTRACT
Forest fires have always occurred Riau Province since the last 18 years. Forest fires have an impact
on humans. This study aimed to describe the health symptoms of citizens that affected by smog haze
due to the forest fire in Pekanbaru city in 2015. This study is a quantitative research using descriptive
method with cross sectional approach. This research was conducted in the Pekanbaru city starting
on 10 - 31 October 2015. The study population was haze affected residents in Pekanbaru. The
sampling technique was accidental sampling method. The number of samples was 343 people.
Measuring instrument used was the questionnary sheet by asking to citizens who perceived symptoms
since the haze in the Pekanbaru. Data were analyzed descriptively. The research result is known that
the age group of respondents who have symptoms due to haze majority was 18-60 years with 140
respondents (40.8%), sex were women as many 250 respondents (72.9% ) and symptoms of citizens is
most coughs and colds as many as 111 respondents (32.4%). Expected to residents who affected by
smog haze to reduce activities outside the home and if the need to leave home in order to use a mask,
and drink lots of water.
ABSTRAK
Kebakaran hutan selalu terjadi di Provinsi Riau sejak 18 tahun terakhir. Kebakaran hutan memiliki
dampak terhadap manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keluhan kesehatan
masyarakat di Kota Pekanbaru akibat kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan
pada tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru mulai tanggal 10-31
Oktober 2015. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Kota Pekanbaru yang terkena dampak kabut
asap. Teknik pengambilan sampel dengan metode accidental sampling. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 343 orang. Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan cara
menanyakan kepada masyarakat keluhan yang dirasakan sejak adanya kabut asap di Kota Pekanbaru.
Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian adalah diketahui bahwa kelompok usia responden
yang mengalami keluhan akibat kabut asap yang terbanyak adalah usia 18 – 60 tahun yaitu sebanyak
140 responden (40,8%), jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 250
responden (72,9%) dan keluhan masyarakat akibat kabut asap yang terbanyak adalah batuk dan pilek
yaitu sebanyak 111 responden (32,4%). Diharapkan kepada masyarakat yang terkena dampak kabut
asap untuk mengurangi aktifitas di luar rumah dan jika perlu keluar rumah agar menggunakan masker,
meningkatkan status gizi dan minum air putih yang banyak.
Kopertis Wilayah X 37
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
Kopertis Wilayah X 38
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
Kopertis Wilayah X 39
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
masyarakat akibat kabut asap merupakan Karakteristik berdasarkan usia dapat dilihat
data subjektif yang diperlukan oleh seorang pada tabel 1 berikut ini :
perawat dalam merumuskan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan yang Karakteristik responden berdasarkan usia
baik tentu diharapkan sebagai dasar Tabel 1. Karakteristik responden
membuat tujuan yang SMART (Spesific, berdasarkan usia (n=343)
Measurable, Achievable, Realistic and Usia (tahun) Frekuensi %
Time). Dari hal yang sederhana tersebutlah 0-1 23 6.7
>1-5 81 23.6
perawat dapat berpartisipasi dalam >5-12 62 18.1
penanggulangan masalah yang timbul >12-18 8 2.3
akibat kabut asap pada manusia. >18-60 140 40.8
>60 29 8.5
Berdasarkan latar belakang diatas maka
Jumlah 343 100.0
perlu dilakukan penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan keluhan kesehatan
masyarakat di kota Pekanbaru akibat kabut asap Pada tabel 1 diketahui bahwa kelompok
yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan usia yang terbanyak adalah usia lebih dari
lahan pada tahun 2015. 18 - 60 tahun yaitu sebanyak 140 responden
(40,8%) dan yang paling sedikit adalah
rentang usia lebih dari 12-18 tahun yaitu
METODE PENELITIAN sebanyak 8 orang (2,3%).
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru
yaitu RW 11 Kelurahan Sri Meranti
Kecamatan Rumbai Pesisir, RW 05
Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai
dan RW 06 Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Senapelan. Penelitian Karakteristik responden berdasarkan jenis
dilakukan mulai tanggal 10-31 Oktober kelamin
2015. Populasi penelitian ini adalah Tabel 2. Karakteristik responden
masyarakat kota Pekanbaru yang terkena berdasarkan jenis kelamin (n=343)
dampak kabut asap. Teknik pengambilan
sampel dengan metode accidental Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-laki 93 27.1
sampling. Jumlah sampel dalam penelitan Perempuan 250 72.9
ini adalah 343 orang. Alat ukur yang Jumlah 343 100.0
digunakan adalah lembar kuesioner dengan
cara menanyakan kepada masyarakat
keluhan yang dirasakan sejak adanya kabut Pada tabel 2 diketahui bahwa jenis kelamin
asap di Kota Pekanbaru. yang terbanyak adalah perempuan yaitu
sebanyak 250 responden (72,9%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keluhan kesehatan masyarakat akibat
Karakteristik responden dalam penelitian kabut asap
ini meliputi usia dan jenis kelamin.
Kopertis Wilayah X 40
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
Kopertis Wilayah X 41
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
terpisahkan dari sistem kekebalan tubuh. keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam
Hormon seks berperan dalam pematangan vegetasi yang mudah terbakar di daerah
limfosit, aktivasi, dan sintesis antibodi dan pedesaan atau daerah yang luas. Kebakaran
sitokin. Pada penyakit autoimun, ekspresi hutan dapat disebabkan oleh petir pada
hormon seks diubah, dan perubahan ini hutan kering, erupsi vulkanik dari letusan
memberikan kontribusi terhadap gangguan gunung api, percikan api dari reruntuhan
regulasi imun. batu atau peralatan, pembakaran disengaja
saat membuka lahan pertanian, kebakaran
Hal lain yang mungkin berpengaruh adalah dibawah tanah gambut dan puntung rokok
karena penelitian ini dilakukan pada siang yang menyala (Faisal et al., 2012).
hari yang merupakan jam kerja, dimana Kebakaran tersebut akan menimbulkan
laki-laki sedang bekerja sehingga asap.
responden yang banyak adalah perempuan.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang Asap memiliki kandungan karbon
dilakukan di Kabupaten Indragiri Hulu monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2) ,
selama tahun 2007 bahwa laki-laki lebih Sulfur dioksida (SO2), Ozon (O3) dan
banyak terserang penyakit ISPA partikulat matter (PM10). CO merupakan
dibandingkan perempuan (Novita, 2008). gas tidak berwarna/berbau/ berasa; berasal
Hal ini dikaitkan dengan aktifitas laki-laki dari pembakaran tidak sempurna; mudah
yang lebih tinggi di luar rumah daripada terbakar dan beracun; yang menganggu
perempuan. kemampuan darah mengikat oksigen
sehingga darah kekurangan oksigen. CO
Keluhan kesehatan masyarakat akibat kabut memiliki afinitas untuk berikatan dengan
asap Hb yang lebih tinggi dibandingkan oksigen
Pada tabel 3 diketahui bahwa keluhan (O2) (240 kali) sehingga jika terpapar maka
masyarakat akibat kabut asap yang akan mudah diserap oleh darah dalam
terbanyak adalah batuk dan pilek yaitu tubuh. Akibatnya CO menggantikan O2
sebanyak 111 responden (32,4%). Batuk dalam darah yang menuju ke sistem
dan pilek merupakan salah satu gejala pembuluh darah dan jantung serta
ISPA. Hal ini hampir sama dengan data persarafan.CO pada konsentrasi rendah
yang ditemukan oleh David Glover (1997) (<400 ppmv) dapat menyebabkan pusing-
bahwa kejadian ISPA akibat kabut asap pusing dan keletihan karena oksigen dalam
adalah sebesar 9%, alergi sebesar 2%, asma tubuh yang berkurang dan pada konsentrasi
sebesar 4%, iritasi mata sebesar 2% dan tinggi (>2.000 ppmv) dapat menyebabkan
paru-paru sebesar 1% (Wahyuni, 2011). keracunan bahkan kematian. NO2 berperan
Data lain yang sejalan yaitu data yang terhadap polusi partikel dan deposit asam
didapat dari masyarakat Ogan Ilir, dan prekusor ozon yang merupakan unsur
Sumatera Selatan yang terkena penyakit pokok dari kabut fotokimia. NO2 bersifat
ISPA sebanyak 3.074 orang selama kurun racun bagi makhluk hidup. SO2 berperan
waktu bulan September 2015 (Nursatria. dalam terjadinya hujan asam dan polusi
2015). partikel sulfat aerosol. SO2 merupakan gas
pedas yang dapat menyebabkan sesak
Keluhan ini terjadi akibat adanya napas, iritasi mukosa saluran napas dan
kebakaran hutan. Kebakaran hutan adalah penyempitan bronkus sehingga
Kopertis Wilayah X 42
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
menimbulkan mengi dan dapat merusak Materi partikulat ini akan berada di udara
paru-paru. dalam waktu relatif lama dalam keadaan
melayang dan masuk ke dalam tubuh
O3 merupakan pencemar sekunder yang manusia melalui saluran pernapasan dan
terbentuk dengan bantuan sinar matahari dapat menganggu paru. Kandungan lain
yang menyebabkan reaksi photochemical dalam asap seperti karbon monoksida,
oxidants; bersifat reaktif akrolein, formaldehid dan benzene dapat
(menghancurkan/mengubah molekul- mengiritasi saluran pernapasan melalui
molekul); pembentuk kabut asap yang inhalasi (Faisal et al., 2012). Iritasi akibat
berbahaya bagi kesehatan; mengurangi partikel ini tentu juga diduga menjadi
produksi tanaman; menimbulkan efek tingginya keluhan batuk dan pilek
panas (Faisal et al., 2012). O3 dapat masyarakat kota Pekanbaru akibat kabut
menyebabkan iritasi pada mata dan saluran asap.
pernapasan serta penyakit asma, bronchitis
dan penyebab sakit kepala. Kandungan lain dalam asap dan debu
adalah SPM dan Pb, dimana keduanya telah
Partikulat matter (PM10) berukuran< 10 dibuktikan memberi pengaruh yang
micron pada konsentrasi diatas 140 merugikan kesehatan manusia. Dampak
microgram/m3 dapat menganggu fungsi yang merugikan bagi kesehatan manusia,
paru-paru dan pada konsentrasi lebih tinggi bukan saja dengan terhisap langsung, tetapi
dapat memperparah kondisi penderita juga dengan cara-cara pemaparan lainnya
bronchitis seperti: meminum air yang terkontaminasi
(http://dinkes.baritokualakab.go.id. Materi dan melalui kulit.
partikulat dalam asap merupakan bagian
yang mengakibatkan pajanan jangka SPM juga memengaruhi sistem pernafasan.
pendek. Materi partikulat dibagi menjadi Pemaparan yang akut dapat menyebabkan
(1) ukuran lebih dari 10 mm biasanya tidak radang paru sehingga respon paru kurang
sampai ke paru yang dapat membuat iritasi permeabel, fungsi paru menjadi berkurang
pada mata, hidung dan tenggorokan (2) dan menghambat jalan udara. Pb
ukuran kurang atau sama dengan 10 mm menghambat sistem pembentukan Hb
yang dapat terhirup sampai ke paru (3) dalam darah merah, sumsum tulang,
Partikel debu atau materi partikulat merusak fungsi hati dan ginjal dan
melayang (suspended particulate penyebab kerusakan syaraf.
matter=SPM) yang merupakan campuran
dari berbagai senyawa organik dan Pengaruh-pengaruh langsung dari polusi
anorganik yang ada di udara dengan udara terhadap kesehatan manusia
diameter <1-500 μm. Kemungkinan materi tergantung pada; intensitas dan lamanya
partikulat yang berukuran lebih dari 10 mm pemaparan, juga status kesehatan penduduk
ini yang menyebabkan masyarakat kota yang terpapar (Revida & Idealisme, 2003).
Pekanbaru mayoritas mengeluh batuk dan Inhalasi merupakan jalur pajanan yang
pilek. paling membahayakan. Partikulat yang
Partikel akibat asap kayu yang terbakar berukuran 5 μm dapat langsung masuk
hampir seluruhnya berukuran <1 μm, kedalam paru dan akan mengendap di
sebagian besar antara 0,15 sampai 0,4 μm alveoli. Partikulat > 5 μm dapat menganggu
Kopertis Wilayah X 43
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
saluran napas bagian atas dan dapat mata, hidung dan tenggorokan. Namun
menyebabkan iritasi. Bahan yang partikel yang berukuran kurang dari 10 μm
terkandung dalam asap kebakaran juga dapat terinhalasi sampai ke paru. Dalam
dapat menganggu fungsi makrofag, jangka pendek (akut) asap kebakaran hutan
peningkatan kadar albumin dan laktosa dapat mengakibatkan iritasi selaput lendir
dehidrogenase yang menunjukan kerusakan mata, hidung, tenggorokan, sehingga bisa
membran sel serta kerusakan sel epitel. menimbulkan gejala mata perih dan berair,
hidung berair dan rasa tidak nyaman di
Asap dapat menimbulkan iritasi mata, kulit tenggorokan, sakit kepala, mual dan mudah
dan gangguan saluran pernapasan yang terjadi ISPA(Kementerian Kesehatan
berat, berkurangnya fungsi paru, bronkitis, Republik Indonesia, 2015).
dan asma. Konsentrasi yang tinggi dari
partikel-partikel iritasi pernapasan dapat Tingginya risiko yang ditimbulkan oleh
menyebabkan batuk dan sesak napas. kabut asap tidak hanya menyerang saluran
Materi partikulat juga dapat memengaruhi pernapasan tetapi juga sistem
sistem kekebalan tubuh karena terhirupnya kardiovaskuler. Hal ini dibuktikan oleh
benda asing ke paru. Dampak yang penelitian bahwa peningkatan partikel
ditimbulkan dipengaruhi oleh karakteristik halus di udara meningkatkan risiko terkena
individu seperti usia, penyakit pernapasan penyakit myocardial infarction (Peters,
sebelumnya, infeksi lain, keadaan jantung Dockery, Muller, & Mittleman, 2001).
dan paru serta ukuran partikel. Inhalasi partikel halus di udara dan ozon
dalam waktu yang singkat dapat
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menyebabkan vasokonstriksi pada arteri
dilakukan oleh (Telekomunikasi & Caltex, (Brook et al., 2002). Ada hubungan antara
2012) yang bertujuan untuk mengetahui polusi udara dengan meningkatnya pasien
kandungan partikel dari hasil pembakaran stroke yang masuk rumah sakit karena
lahan gambut di propinsi Riau, didapatkan peningkatan polutan PM10 and NO2(Tsai,
hasil bahwa asap hasil pembakaran lahan Goggins, Chiu, & Yang, 2003). PM10 dapat
gambut di ruang terbuka mengandung menyebabkan penyakit paru dan
beberapa unsur yaitu CO (15 ppm), CO2 kardiovaskuler (van EEDEN et al., 2001).
(97ppm), Methan ( 3 ppm), gas oline (74,26 PM10 juga dapat meningkatkan kejadian
ppm). Asap yang berasal dari kebakaran aterosklerosis (Suwa et al., 2002). Kadar
hutan (kayu dan bahan organik lain) partikel halus di udara berhubungan dengan
mengandung campuran gas, partikel dan risiko kematian akibat penyakit pernapasan
bahan kimia akibat pembakaran yang tidak dan kardiovaskuler (England, 1996) and
sempurna. (Pope III et al., 2002).
Bukti lain juga menunjukan bahwa Mengingat sangat berbahayanya pengaruh
komposisi asap kebakaran hutan terdiri dari kabut asap terhadap kesehatan manusia,
gas seperti karbon monoksida, karbon yang tidak hanya menyerang sistem
dioksida, nitrogen oksida, ozon, sulfur pernapasan tapi juga sistem kardiovaskuler
oksida. Partikel yang timbul akibat bahkan dapat menyebabkan kematian maka
kebakaran hutan disebut particulate matter perawat memiliki tanggung jawab terhadap
(PM). Ukuran lebih dari 10 μm biasanya hal tersebut. Perawat sebagai salah satu
tidak masuk paru tetapi dapat mengiritasi
Kopertis Wilayah X 44
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
tenaga kesehatan profesional harus mengurangi aktifitas di luar rumah dan jika
berperan aktif dalam membantu menangani perlu keluar rumah agar menggunakan
masalah-masalah yang ditimbulkan akibat masker, meningkatkan status gizi dan
kabut asap yang merupakan bencana minum air putih yang banyak.
tahunan tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Perawat memiliki peran dalam melakukan
asuhan keperawatan pada masyarakat yang Ucapan terima kasih disampaikan kepada
terkena dampak akibat kabut asap. Peran Yayasan Tengku Maharatu Pekanbaru
tersebut antara lain dengan pemberian Riau
layanan perawatan dan memberikan asuhan DAFTAR PUSTAKA
keperawatan berbasis bukti. Perawat adalah
lini terdepan dalam perawatan masyarakat. Brook, R. D., Brook, J. R., Urch, B.,
Perawat mempunyai tanggungjawab untuk Vincent, R., Rajagopalan, S., & Silverman,
menciptakan lingkungan yang sehat. F. (2002). Inhalation of fine particulate air
Perawat juga ikut mendorong pollution and ozone causes acute arterial
digunakannya praktik berbasis bukti karena vasoconstriction in healthy adults.
memiliki dasar yang lebih kuat dibanding Circulation, 105(13), 1534–1536.
praktik lain. Perkembangan landasan https://doi.org/10.1161/01.CIR.000001383
penelitian menunjukan bahwa perawat 8.94747.64
lebih sering mengenali, menghentikan dan
mengoreksi kesalahan yang seringkali England, T. N. (1996). Journal Medicine
mengancam jiwa. Perawat dapat ©. Victoria, 69–75.
merumuskan diagnosis keperawatan dalam Faisal, F., Yunus, F., & Harahap, F. (2012).
membantu setiap masalah keperawatan Dampak Asap Kebakaran Hutan pada
(Herdman, 2012). Peran perawat dalam Pernapasan. Cdk-189, 39(1), 31–35.
mengatasi permasalahan keluhan
masyarakat akibat kabut asap tentu sangat Huboyo, H. S., & Sutrisno, E. (2009).
diharapkan sehingga masalah yang Analisis Konsentrasi Particulate Matter 10
dihadapi masyarakat dapat diatasi. (Pm10) Pada Udara Diluar Ruang (Studi
Kasus: Stasiun Tawang-Semarang). Teknik,
SIMPULAN 30(1), 44–48.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui Indek Standar Pencemar Udara (ISPU)
bahwa kelompok usia reponden yang diakses dari
mengalami keluhan akibat kabut asap yang (http://dinkes.baritokualakab.go.id)
terbanyak adalah usia antara 18-60 tahun
Kementerian Kesehatan Republik
yaitu sebanyak 140 responden (40,8%),
Indonesia. (2015). Masalah kesehatan
jenis kelamin yang terbanyak adalah
akibat kabut asap kebakaran hutan dan
perempuan yaitu sebanyak 250 responden
lahan tahun 2015.
(72,9%) dan keluhan masyarakat akibat
kabut asap yang terbanyak adalah batuk dan Lestari, S. (1997). Dampak dan antisipasi
pilek yaitu sebanyak 111 responden kebakaran hutan. Jurnal Teknologi
(32,4%). Diharapkan kepada masyarakat Lingkungan, (8).
yang terkena dampak kabut asap untuk
Kopertis Wilayah X 45
Awaluddin– Keluhan Kesehatan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016
Kopertis Wilayah X 46