Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet TERIPANG KELING (Holothuria Atra)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2016, hlm 51–69 Vol. 44. No.

2
ISSN 0126 - 4265

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA FORMULA TABLET


TERIPANG KELING (Holothuria atra)

Ahmad Fauzan Lubis1), Sri Purwaningsih2), Kustiariyah Tarman2)

Diterima :

Email : moatre@yahoo.com

ABSTRACT

This study about activity of antioxidant aimed to determine the chemical


characterization of sandfish, sandfish meat and sandfish powder, determine the
best formulation in manufacturing Holothuria atra tablet based on DEPKES RI
standard and to determine the antioxidant activity and the active compounds that
act as antioxidants in the extract of Holothuria atra tablets. The method used in
the manufacture of tablets is the direct compression method using 6 formulations
to treat the kind of powder substance that is the ingredient of sandfish are intact
and substances from the meat of sandfish. Tablet chosen based on the standards of
the Ministry of Health that includes the physical characteristics of the test tablet
and shelf-life stability. Tablet rivet sandfishtested the antioxidant activity by the
method of 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Tests to determine the active
compounds that act as antioxidants with thin layer chromatography (TLC) and
bioautography antioxidants and also to determine the functional groups using
analysis of Fourier Transform Infrared (FTIR). The yield of sandfish powder is
considerably low. Yield of sandfish powder are 10.26% and sandfish meat powder
are 9,82%. The protein content of sandfish powder are 60,89% lower compared to
sandfish meat powders of 63,57%. Formula elected from the sandfish tablet test
based on physical characteristics and stability test of the shelf life of the tablet is
the formula A2 with the composition of the powder formulation Holothuria atra
(25%), Ac-Di-Sol (2%), L-HPC (2%), Aspartame (0.5%), menthol (0.2%), talk
(1%), magnesium stearate (1%) and lactose: mannitol (67.8%) and has antioxidant
activity with IC50 value of 97.22 ppm. TLC test and Bio-autography showed that
the class of antioxidant compounds are steroid, and suspected compounds at FTIR
test, that act as antioxidants compound has similarities to the sterol class.

Keywords : antioxidant, Bioautografi, FTIR, Holothuria atra, sandfish, stability,


tablets, TLC

PENDAHULUAN1 pantai utara Jawa, Bali, Nusa


Tenggara, pantai timur Kalimantan,
Penyebaran teripang di pantai Sulawesi (bagian selatan dan
Indonesia meliputi perairan pantai utara), Maluku dan Papua (KKP
Sumatera (bagian barat dan timur), 2011). Data produksi teripang
menurut Kementrian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia pada
1) Alumni Fakultas Perikanan Dan Ilmu tahun 2010 sebesar 4.599 ton dan
Kelautan Universitas Riau Pekanbaru

51
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet Keripang Kering Berkala Perikanan Terubuk Vol 44 No.2 Juli 2016
(Holothuria altra)

meningkat pada tahun 2011 menjadi vitamin A, vitamin C, vitamin E,


sebesar 5.768 ton maupun berbagai jenis sayuran dan
Teripang mempunyai buah-buahan (Soeksmanto et al.
senyawa bioaktif yang telah terbukti 2007).
secara ilmiah memiliki sifat Teripang sangat
antioksidan yang dapat meredam memungkinkan untuk dikembangkan
radikal bebas yang menyebabkan sebagai produk makanan sehat,
berbagai penyakit degeneratif (Hing suplemen maupun obat-obatan
et al. 2007). Senyawa bioaktif yang karena memiliki kandungan protein
terdapat pada teripang antara lain sekitar 82/g dalam 100/g terutama
lektin (Mojica dan Merca 2005), protein kolagen yang sangat tinggi
sterol, glikosida triterpen (Stonik (80% protein adalah protein
1986), kondroitin, kondroitin sulfat E kolagen). Teripang juga mengandung
(Kariya et al. 1990), steroid mineral, mukopolisakarida,
(Kustiariyah 2006), vitamin B1, B2, glucasaninoglycans, omega-3,
B6, A, C, D, dan E, asam-asam omega-6, omega-9, asam amino dan
amino, asam lemak (miristat, kondroitin (Jawahar et al. 2002).
palmitat, stearat, docosahexesaenat Potensi senyawa bioaktif
(DHA), eicosapentaenat (EPA), yang dimiliki teripang keling ini
karotenoid, senyawa flavonoid dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
polifenol (Nurhidayati 2009). baku dibidang biofarmaka.
Pemanfaatan bahan alam Pengembangan untuk dapat
sebagai sumber antioksidan alami mengembangkan potensi dari
dalam pembuatan makanan sehat, teripang keling ini adalah suatu
suplemen maupun obat-obatan terus produk yang dapat mengatasi
berkembang. Penelitian Boer (2000) permasalahan rasa pada teripang ini
menyebutkan bahwa konsumsi obat tanpa menghilangkan manfaat dari
yang mengandung antioksidan terus teripang itu sendiri. Bentuk produk
meningkat seiring dengan yang tepat mengatasi masalah ini
bertambahnya pengetahuan adalah bentuk sediaan tablet. Tablet
masyarakat tentang aktivitas radikal merupakan bentuk sediaan yang
bebas yang dapat membahayakan praktis, banyak ditemui, mudah
tubuh dan menimbulkan beberapa dibawa, dapat menyamarkan rasa dan
penyakit degeneratif misalnya mudah diproduksi serta lebih aman
penyakit jantung dan kanker. dari penambahan bahan-bahan kimia
Manimaran dan Rajneesh (2009) lainnya (Lachman et al. 1994).
menambahkan bahwa peranan Masyarakat kini mulai
antioksidan sangat penting dalam perduli terhadap kesehatan dan mulai
menetralkan dan menghancurkan menjalankan pola hidup sehat
radikal bebas yang dapat dengan mengkomsumsi suplemen
menyebabkan kerusakan sel dan juga yang bermanfaat bagi tubuh. Pilihan
merusak biomolekul di dalam tubuh yang paling mudah untuk masyarakat
yang akhirnya dapat memicu adalah mengkonsumsi antioksidan
terjadinya penyakit degeneratif. Bila sintesis karena dianggap lebih praktis
jumlah radikal bebas dalam tubuh tetapi antioksidan sintesis memiliki
berlebih maka dibutuhkan efek toksik. Berdasarkan kebiasaan
antioksidan yang berasal dari luar masyarakat inilah, maka dibutuhkan
tubuh (eksogenik) yaitu flavonoid, sumber antioksidan yang mudah

52
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet Keripang Kering Berkala Perikanan Terubuk Vol 44 No.2 Juli 2016
(Holothuria altra)

dikonsumsi serta aman untuk tubuh. yang memiliki potensi sebagai


Penelitian ini dilakukan formulasi antioksidan alami yang dapat cepat
tablet dengan penambahan tepung diabsorbsi oleh tubuh.
teripang keling (Holothuria atra)

MATERIAL DAN METODE


Metode Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan Preparasi bahan baku dan
dalam penelitian ini adalah teripang pembuatan serbuk teripang keling
keling (Holothuria atra) yang berasal Bahan baku yang digunakan
dari Kepulauan Seribu. Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah teripang
tambahan yang digunakan untuk keling (Holothuria atra) segar yang
membuat tablet adalah bahan diperoleh dari Kepulauan Seribu.
penghancur Croscarmellose sodium Tahapan yang dilakukan dalam
(Ac-Di-Sol); bahan pengikat low- preparasi bahan baku adalah teripang
substituted hydroxypropyl cellulose dibersihkan dari kotoran, kemudian
(L-HPC); bahan pemberi rasa dan dibagi menjadi dua bagian yaitu
pemanis mentol dan aspartam; bahan bagian yang utuh dan bagian yang
pelincir, anti Lekat dan pelicin talk telah dilepaskan kulitnya. Kedua
dan Mg Stearat; bahan pengisi bagian tersebut kemudian ditimbang
laktosa dan manitol (Universitas sebelum dipotong kecil-kecil dan
Pancasila) dan bahan-bahan kimia dikeringkan dengan menggunakan
yang digunakan untuk pengujian oven pada suhu 50-60 oC selama ±6
analisis proksimat, pengujian hari. Kedua bagian yang telah kering
mikrobiologi (Angka Lempeng dihancurkan dengan menggunakan
Total), analisis aktivitas air (aw), uji blender lalu diayak (60 mesh)
senyawa aktif bahan-bahan kimia sehingga memperoleh serbuk
yang digunakan adalah metanol, 2,2- teripang keling.
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH),
etil asetat, anisaldehid, Ferric Formulasi Tablet dari Tepung
Chloride, amonia pekat (25%), Teripang Keling (Holothuria atra)
kloroform, aseton, n-heksana, Pembuatan formulasi
aquadest dan TLC silica gel 60 F254. teripang keling menggunakan serbuk
Alat yang digunakan dalam teripang keling utuh dan daging
penelitian ini adalah alat-alat teripang keling serta penambahan
preparasi bahan baku, oven, blender aspartam dengan konsentrasi
dan ayakan. Alat pencetak tablet berbeda. Metode yang digunakan
(KOASCA PRD), timbangan digital adalah metode kempa langsung
(Quattro), hardness tester (Erweka- meliputi penimbangan bahan,
Apparatebau), friabilator timer pencampuran, pengocokan dan
model (Vanderkamp), alat uji waktu pengempaan.
hancur (Erweka Apparatebau), Formulasi tablet dilakukan
inkubator (BINDER), shaker berdasarkan pada aturan pembuatan
(WiseShake SHO-1D), desikator, tablet yang tertera pada Handbook of
rotary evaporator (Heidolph VV Pharmaceutical Excipient (2006).
2000), lampu UV, dan pipa kapiler. Formulasi yang digunakan dalam
pembuatan tablet ini merupakan
modifikasi formulasi Rachmawati

53
(2011) yang terdiri atas enam kemudian difiltrasi menggunakan
formula. Bobot yang diinginkan kertas saring Whatman 42 untuk
untuk masing-masing formula adalah memisahkan sampel dan pelarut.
800 mg, yang terdiri atas 25% serbuk Filtrat yang terkumpul dipisahkan
teripang keling (formula A untuk antara pelarut dan ekstraknya
serbuk teripang keling utuh dan menggunakan rotatory vacuum
formula B untuk serbuk daging evaporator pada suhu 40°C lalu
teripang) sebagai bahan utama, dikeringkan dengan freeze dryer.
konsentrasi aspartam yang berbeda Serbuk tablet teripang keling
yaitu 0%, 0.5% dan 1% serta (Holothuria atra) dilarutkan dalam
selebihnya adalah bahan tambahan metanol dengan konsentrasi 200,
yang diperlukan dalam 400, 600 dan 800 ppm. Larutan
pengempaan tablet. antioksidan pembanding vitamin C
digunakan sebagai pembanding dan
Parameter Penentuan Formula kontrol positif, dibuat dengan cara
Terpilih Tablet Teripang dilarutkan dalam pelarut metanol
Parameter untuk menentukan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10
formula terpilih meliputi a) ppm. Larutan DPPH yang akan
karakteristik fisik tablet digunakan dibuat dengan melarutkan
(keseragaman bobot, kekerasan kristal DPPH dalam pelarut metanol
keregesan dan waktu larut), dan b) dengan konsentrasi 1 mM. Proses
stabilitas terhadap masa simpan pembuatan larutan DPPH 1 mM
sediaan tablet (aktivitas air dan dilakukan dalam kondisi suhu rendah
angka lempeng total). dan terlindung dari cahaya matahari.
Larutan ekstrak dan larutan
Prosedur analisis antioksidan pembanding vitamin C
yang telah dibuat, masing-masing
Analisis bahan baku dan serbuk
diambil 4,5 mL dan direaksikan
teripang keling
dengan 500 µL larutan DPPH 1 mM
Analisis bahan baku dan
dalam tabung reaksi yang berbeda
serbuk teripang keling dilakukan
dan telah diberi label. Campuran
untuk mengetahui kandungan bahan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 30
baku dan serbuk teripang keling yang
menit dan diukur absorbansinya
telah diperoleh. Analisis ini berupa
menggunakan spektrofotometer UV-
uji proksimat yang terdiri dari kadar
VIS pada panjang gelombang 517
air (AOAC 2005), kadar abu (AOAC
nm. Absorbansi dari larutan blanko
2005), kadar protein(AOAC 2005),
juga diukur untuk melakukan
kadar lemak (AOAC 2005).
perhitungan persen inhibisi. Larutan
blanko dibuat dengan mereaksikan
Pengujian aktivitas antioksidan 4,5 mL pelarut metanol dengan 500
(DPPH) (Molyneux 2004) µL larutan DPPH 1 mM dalam
Ekstraksi dimulai dengan tabung reaksi. Aktivitas antioksidan
menghancurkan tablet terlebih dari masing-masing contoh dan
dahulu sehingga mudah diekstrak, antioksidan pembanding Vitamin C
lalu dimaserasi menggunakan pelarut dinyatakan dengan persen inhibisi,
metanol dengan perbandingan yang dihitung dengan formulasi
sampel dan pelarut 1:5 (b/v). sebagai berikut:
Ekstraksi dilakukan selama 48 jam

54
Nilai konsentrasi contoh (ekstrak 50 dan nilai x yang akan diperoleh
ataupun antioksidan pembanding sebagai IC50. Nilai IC50 menyatakan
vitamin C) dan persen inhibisinya besarnya konsentrasi larutan contoh
diplot masing-masing pada sumbu x (ekstrak ataupun antioksidan
dan y pada persamaan regresi linear. pembanding vitamin C) yang
Persamaan regresi linear yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal
diperoleh dalam bentuk persamaan y bebas DPPH sebesar 50%. Formula
= a + bx, digunakan untuk mencari yang memiliki antioksidan terbaik
nilai IC50 (inhibitor concentration akan diteruskan untuk pengujian
50%) dari masing-masing contoh selanjutnya.
dengan menyatakan nilai y sebesar

Kromatografi lapis tipis (KLT)


dan bioautografi antioksidan
Kromatografi lapis tipis kromatografi lapis tipis. Penotolan
merupakan metode pemisahan dilakukan pada jarak ±1 cm dari
senyawa berdasarkan perbedaan bawah plat KLT menggunakan pipa
distribusi dua fase yaitu fase diam kapiler. Apabila noda telah kering,
dan fase gerak. Fase diam berupa plat dengan panjang 10 cm dielusi
plat yang terbuat dari silika, dengan cara meletakkannya secara
sedangkan fase gerak berupa larutan vertikal di dalam bejana pengembang
eluen yang digunakan. Plat KLT atau gelas kaca. Gelas kaca ini berisi
silika terlebih dahulu dioven pada campuran eluen yang sesuai untuk
suhu 105oC selama 10 menit untuk senyawa yang akan dipisahkan. Plat
menghilangkan air yang terdapat KLT yang telah dimasukkan dalam
pada plat. Pemilihan pelarut untuk gelas dibiarkan sampai terjadi
fraksinasi dilakukan dengan pemisahan dengan atasnya ditutup.
mencoba beberapa kombinasi untuk Pemisahan ini terjadi karena adanya
mengembangkan spot ekstrak terpilih perbedaan kepolaran senyawa
pada kromatografi lapis tipis (KLT). dengan fase diam plat dan fase gerak
Kombinasi yang digunakan adalah yang digunakan. Proses elusi
eluen campuran dari sampel hasil dihentikan bilamana eluen telah
ekstrak yang terbaik metanol yaitu mencapai ¾ plat KLT. Noda-noda
aseton:metanol:n-heksana hasil pemisahan ini dapat diamati
(1/2:1/4:1/4).Ekstrak sebanyak menggunakan lampu UV 254 nm.
0,02 g dilarutkan dalam 0,5 mL Identifikasi senyawa
pelarutnya. Larutan ekstrak tersebut golongan flavonoid, yaitu jika timbul
kemudian ditotolkan pada plat silika warna kuning atau kuning-coklat
dengan panjang 10 cm lebar 1,5 cm. setelah pemberian uap amoniak
Kombinasi pelarut yang menunjukkan adanya flavonoid
menghasilkan pengembangan spot dalam ekstrak. Identifikasi senyawa
terbaik digunakan sebagai eluen golongan polifenol, yaitu jika timbul
untuk memfraksinasi ekstrak dengan warna hitam setelah penyemprotan

55
pereaksi FeCl3 10% menunjukkan penyemprotan pereaksi anisaldehid
adanya senyawa polifenol dalam asam sulfat menunjukkan adanya
ekstrak. Identifikasi terpenoid/steroid dalam ekstrak
terpenoid/steroid, yaitu jika timbul (Wagner 1996).
warna ungu-merah atau ungu setelah
Uji bioautografi dilakukan terdapat dalam fraksi. Fase gerak
untuk mengetahui nilai Rf senyawa yang digunakan adalah
aktif antioksidan menggunakan aseton:metanol:n-heksana. Plat KLT
kromatografi lapis tipis. Prosedur uji disemprot dengan larutan DPPH 1
bioautografi adalah sebagai berikut: mm. Lalu didiamkan dan
ekstrak tablet teripang keling yang dikeringkan sebentar. Komponen
dicampur dengan pelarutnya aktif yang terdapat pada plat KLT
sebanyak 0,5 mg ditotolkan pada plat ditunjukkan dengan adanya warna
silika, lalu dikembangkan dengan kuning / putih setelah penyemprotan
fase gerak yang sesuai untuk dengan DPPH.
pemisahan senyawa-senyawa yang

Pengujian FTIR (fourier transform lanjut Duncan. Penentuan formulasi


infrared) (Holme dan Peck 1993) tablet terpilih menggunakan
rancangan acak lengkap faktorial
Sebanyak 2 mg serbuk dengan 3 faktor percobaan yaitu
dicampurkan dengan 100 mg KBr formula terpilih, suhu penyimpanan
untuk dibuat pellet dengan pencetak (30 oC dan 50 oC) dan lama
vakum. Pelet tersebut dikenai sinar penyimpanan (10 dan 20 hari)
infra merah pada jangkauan dengan dua kali ulangan, jika
bilangan gelombang 400-4000 cm-1. berpengaruh nyata diuji lanjut
Latar belakang penyerapan dengan menggunakan uji lanjut
dihilangkan dengan cara pelet KBr Duncan. Penentuan antioksidan dari
dijadikan satu pada setiap tablet terpilih menggunakan
pengukuran. rancangan acak lengkap dengan 2
ulangan, jika berpengaruh diuji lanjut
Analisis Data dengan uji lanjut Duncan. Semua
data dianalisis dengan menggunakan
Penentuan rendemen dan software SPSS 22.0 dan Microsoft
karakterisasi bahan baku dan serbuk EXCEL 2010.
teripang dianalisis secara deskriptif
dengan perhitungan rendemen, HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis proksimat dan analisis residu
logam berat. Rancangan percobaan Karakteristik Teripang Keling
untuk menentukan beberapa (Holothuria atra)
formulasi terbaik menggunakan Teripang keling (Holothuria
rancangan acak lengkap faktorial atra) yang digunakan dalam
dengan 2 faktor percobaan yaitu penelitian ini adalah teripang yang
bahan baku (serbuk teripang utuh diperoleh dari perairan Kepulauan
dan serbuk daging teripang) dan Seribu dengan bobot tubuh 200–400
konsentrasi aspartam (0%, 0,5% dan gram dan panjang tubuh 20–32 cm.
1%) dengan dua kali ulangan, jika Penelitian Dewi (2008) menyebutkan
berpengaruh diuji lanjut dengan uji bahwa teripang dewasa mempunyai

56
ciri-ciri antara lain panjang tubuh keling utuh dan daging teripang
antara 25-35 cm dengan bobot 200- keling. Hasil penelitian menunjukkan
500 g/ekor. Rata-rata usia teripang bahwa rata-rata rendemen serbuk
dewasa adalah 6,5-8 bulan. yang dihasilkan untuk teripang
Teripang keling memiliki keling utuh sekitar 10,26% dan
penampang tubuh bulat panjang daging teripang keling 9,82%.
(silindris), berwarna hitam pekat Rendemen ini tergolong rendah
dengan bagian dalam daging disebabkan oleh tingginya kadar air
berwarna putih dan memiliki lubang teripang sekitar 80-90%. Serbuk
anus yang bulat mengarah ke atas. teripang utuh berwarna hitam pekat
Tentakel yang dapat dilihat pada sedangkan serbuk daging teripang
teripang keling berjumlah 20. berwarna coklat
Permukaan tubuh memiliki tonjolan Hasil analisis proksimat
papila (duri lunak) yang membesar. bahan baku menunjukkan bahwa
Papila kecil dan tidak teratur ini sebagian besar kandungan teripang
tersusun pada permukaan dorsal. keling adalah air. Rata-rata
Bentuk morfologi ini sesuai dengan komposisi kimia teripang
yang dideskripsikan oleh Rowe menggalami peningkatan akibat
(1969). adanya proses pengeringan. Hasil
Rendemen dan komposisi kimia analisis proksimat teripang keling
teripang keling (Holothuria atra) disajikan pada Tabel 2.
Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teripang

Tabel 2. Hasil analisis proksimat teripang keling


Bahan Air (% bb) Abu (% bb) Lemak (% bb) Protein (% bb)
Teripang utuh 89,12±1,00 4,53±1,03 0,17±0,03 6,59±0,49
Daging teripang 89,40±0,01 1,70±0,30 0,24±0,12 8,41±0,04
Tepung teripang utuh 12,26±0,03 15,11±0,13 1,05±0,02 60,89±0,26
Tepung daging
11,27±0,36 14,84±0,18 1,15±0,37 63,57±0,28
teripang

Hasil penelitian menunjukkan Kandungan lemaknya mengandung


bahwa kandungan protein serbuk asam lemak tidak jenuh yang sangat
teripang utuh lebih rendah diperlukan bagi kesehatan jantung.
dibandingkan serbuk daging Senyawa yang terkandung dalam
teripang. Kandungan protein yang teripang Holothuria scabra dan
tinggi pada daging teripang Holothuria lecospilota yaitu EPA
dikarenakan pada tubuh teripang dan DHA (Yahyavi et al. 2012)
sebagian besar tersusun dari kolagen merupakan asam lemak tidak jenuh
yang berada pada jaringan otot (Arlyza 2009) yang diduga
sebesar 70%. Protein teripang yang mempunyai efek sebagai penurun
terdapat pada daging diketahui kaya kolesterol dan dapat diekstraksi
akan glisin, asam glutamat dan dengan air (Fredalina et al. 1999).
arginin (Bordbar et al. 2011).

Formula Tablet Teripang Keling bertujuan untuk menentukan mutu


Bentuk tablet teripang dan kualitas tablet. Hasil formulasi
kelingPengujian karakteristik tablet tablet teripang keling merupakan

57
hasil metode kempa langsung dengan daging teripang. Tablet yang
6 (enam) formulasi. Semua formulasi dihasilkan dapat dilihat pada Gambar
pada sediaan tablet ini menggunakan 1.
25% serbuk teripang keling utuh dan

A1 A2 A3

B1 B2 B3

Gambar 1. Tablet teripang keling hasil kempa langsung

Keterangan : A1: serbuk teripang serbuk daging teripang 25% dan


utuh 25% dan aspartam 0%, A2: aspartam 0%, B2: serbuk daging
serbuk teripang utuh 25% dan teripang 25% dan aspartam 0,5%,
aspartam 0,5%, A3: serbuk teripang B3: serbuk daging teripang 25% dan
utuh 25% dan aspartam 1%, B1: aspartam 1%.
Warna tablet pada formula tersebut memiliki warna yang sama
yang menggunakan serbuk tepung pada daging teripang yaitu warna
teripang keling utuh (A1, A2 dan putih. Kulit teripang merupakan
A3) ini tampak berwarna abu-abu dinding tubuh yang terdiri dari
sedangkan formula yang kutikula yang merupakan lapisan
menggunakan serbuk daging teripang pelindung yang tertutup kapur dan
keling (B1, B2 dan B3) terlihat adanya duri-duri yang merupakan
berwarna putih. Perbedaan butir-buiir kapur mikroskopis yang
dikarenakan bahan baku serbuk tersebar pada lapisan epidermis
teripang yang digunakan memiliki (Fetcher 1969). Keenam tablet yang
warna yang berbeda. Formulasi A1, telah dikempa berdasarkan formulasi
A2 dan A3 zat aktifnya diuji fisik dan stabilitas masa
menggunakan 25 % serbuk teripang simpannya. Komposisi kimia
utuh dan B1, B2 dan B3 formulasi tablet teripang keeling.
menggunakan zat aktif 25 % serbuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
daging teripang. kadar protein formulasi yang
Serbuk teripang utuh yang berwarna menggunakan serbuk daging teripang
hitam sangat mempengaruhi warna keling (B1, B2 dan B3) memiliki
tablet. Warna hitam pada serbuk persentase lebih tinggi dibandingkan
setelah dicampur dalam formulasi formulasi yang menggunakan serbuk
dapat memberikan warna abu-abu tepung teripang keling utuh (A1, A2
setelah tablet di cetak. Tablet dari dan A3). Hal ini dikarenakan
serbuk daging teripang terlihat lebih formulasi ini menggunakan serbuk
putih dikarenakan warna dari sebuk daging teripang (tanpa kulit),

58
sedangkan formulasi A1, A2 dan A3 teripang keling disajikan pada
menggunakan serbuk teripang utuh. Tabel 3.
Hasil analisis proksimat tablet

Tabel 3. Hasil proksimat tablet teripang keling


Lemak Protein Karbohidrat
Formulasi Air (% bb) Abu (% bb)
(% bb) (% bb) (% bb)
A1 5,93±0,25 10,22±0,28 0,65±0,14a
a b
12,34±0,49 a
70,87 ±0,18
A2 5,71±0,33b 10,46±0,06 c 0,46±0,09a 12,39±0,11 b 70,99 ±0,37
A3 5,52±0,03b 7,61±0,55a 0,56±0,17b 11,58±0,24 a 74,73 ±0,45
B1 5,47±0,19a 6,33±0,25b 0,57±0,12a 16,14±0,07 a 71,51 ±0,25
B2 4,96±0,06b 7,25±0,21c 0,85±0,02a 15,07±0,02 b 71,88 ±0,31
B3 5,00±0,20b 6,95±0,02a 1,21±0,08b 16,86±0,13 a 69,99 ±0,08
Keterangan : (A1, A2 dan A3) formulasi yang menggunakan serbuk teripang keling utuh dan (B1,
B2, dan B3) formulasi yang menggunakan serbuk dading teripang keling.
Subscribs yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata

Hasil analisis statistik utama yang mempengaruhi


menunjukkan bahwa perlakuan jenis keseragaman bobot yaitu
bahan baku dan konsentrasi aspartam keseragaman pengisian die yang
memberikan pengaruh nyata berkaitan erat dengan sifat alir massa
(p<0.05) terhadap kandungan air, tablet. Ansel (1989) menyatakan
abu, lemak dan protein formula bahwa jumlah bahan yang diisikan
tablet teripang. Hasil proksimat dari ke dalam die yang akan ditekan
masing-masing perlakuan yaitu menentukan berat tablet yang
serbuk teripang utuh dan serbuk dihasilkan. Volume bahan yang diisi
daging teripang yang menunjukkan ke dalam die harus disesuaikan dan
kadar protein yang lebih tinggi alat harus diatur agar diperoleh berat
adalah formulasi yang menggunakan yang diinginkan. Pengaturan alat
serbuk teripang keling utuh tanpa untuk memperoleh berat yang
menggunakan aspartam (A1) dan diinginkan pada penelitian ini
formulasi yang menggunakan serbuk dilakukan selama proses pencetakan
dari daging teripang keling dengan berjalan, baik secara manual maupun
menggunakan aspartam 1% (B3). otomatis.
Protein pada teripang mempunyai Bobot tablet teripang keling
asam amino yang lengkap, baik asam yang diharapkan dalam penelitian ini
amino esensial maupun asam amino adalah 800 mg. Nilai rataan bobot
non-esensial. tablet teripang keling yang
dihasilkan berkisar antara 802,75-
Keseragaman bobot 806,00 mg. Hasil uji statistik
Keseragaman bobot menunjukkan, bahwa perlakuan pada
merupakan parameter untuk formula tablet teripang keling tidak
mengetahui variasi bobot dari tablet memberikan pengaruh terhadap
yang dihasilkan. Bobot tablet yang keseragaman bobot tablet (P>0,05).
seragam akan mengandung jumlah Variasi bobot tablet yang dihasilkan
zat berkhasiat yang sama. Faktor dapat disebabkan oleh
ukuran dan distribusi ukuran buruk, sehingga menyebabkan
serbuk yang tidak tepat, aliran yang jumlah massa tablet yang masuk

59
kedalam cetakan berbeda-beda. pengaruh terhadap kualitas tablet,
Ukuran serbuk yang lebih besar dari namun perbedaan kosentrasi
ukuran optimal untuk cetakan yang aspartam memberi pengaruh
digunakan akan mempengaruhi terhadap kosentrasi bahan pengisi.
variasi besarnya rongga antara Bahan pengisi dalam penelitian ini
serbuk saat pengisian die. adalah laktosa dan manitol.
Keseragaman bobot untuk Rachmawati (2011) menyebutkan
semua formulasi dalam penelitian ini bahwa perbandingan laktosa dan
telah memenuhi persyaratan manitol (1:1) merupakan
pembuatan tablet dari Departemen perbandingan optimum untuk massa
Kesehatan RI. Syarat keseragaman cetak tablet. Bahan lain yang
bobot tablet menurut Depkes RI memberi pengaruh adalah jenis
(1995) yaitu tablet dengan bobot bahan pengikat yaitu L-HPC. Hal ini
lebih dari 800 mg, tidak boleh didukung dari penelitian
terdapat lebih dari dua tablet yang Martodihardjo (1996) yang
penyimpangan bobotnya melebihi menyebutkan bahwa tablet dengan
±5% dari bobot rata-ratanya dan pengikat L-HPC memiliki kekerasan
tidak boleh ada satupun tablet yang yang tinggi karena dapat berinteraksi
penyimpangan bobotnya melebihi ± dengan air dan membentuk gel yang
10% dari bobot rata-ratanya. akan membentuk ikatan kokoh serta
merupakan penghalang fisik
Kekerasan tablet lepasnya bahan aktif dari matrik
Pengujian kekerasan tablet secara cepat. Hasil kekerasan pada
bertujuan untuk menentukan tablet teripang keling ini terlihat ada
ketahanan tablet dalam melawan tiga formulasi yang tidak memenuhi
tekanan mekanik misalnya standar yaitu formula A1, B1, dan
goncangan, kikisan dari keretakan B2. Syarat kekerasan tablet menurut
tablet selama pembungkusan, Departemen Kesehatan RI (1995)
pengangkutan dan pemakaian. untuk tablet 800 mg adalah 4 - 8
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh kg/cm2 atau 4 - 8 Kp (Kilo pound).
beberapa hal diantaranya adalah
ukuran tablet, bobot tablet, tekanan Keregesan tablet
pada pencetakan serta kemampuan Friabilitas atau keregesan
ikat dari bahan pengikat (Lachman et tablet ini merupakan parameter lain
al. 1994). untuk mengukur kekuatan tablet.
Hasil analisis statistik Keregesan tablet (friability) adalah
menunjukkan bahwa perlakuan persen bobot yang hilang setelah
bahan baku dan aspartam tablet diguncang. Hasil analisis
memberikan pengaruh nyata statistik menunjukkan bahwa
(p<0.05) terhadap kekerasan tetapi perlakuan bahan baku dan aspartam
interaksi keduanya tidak memberikan tidak memberikan pengaruh nyata
pengaruh (p>0.05). Bahan tambahan (p>0.05) terhadap nilai kegeresan
selain Bahan pengikat yang berperan tablet. Hal ini disebabkan oleh
dalam kekerasan adalah bahan penggunaan bahan pengikat L-HPC
pengisi. Perlakuan aspartam dalam menunjukkan daya ikat yang baik
penelitian ini untuk mempengaruhi sehingga menghasilkan tablet yang
massa cetak tablet. Bahan aspartam memiliki nilai keregesan yang
sebagai pemanis tidak memberi rendah. Menurut Departemen

60
Kesehatan Republik Indonesia larut tablet teripang adalah 3,32–4,52
(1995), tablet yang baik memiliki menit, sehingga semua formulasi
nilai keregesan <1%. Hasil uji masih memenuhi persayaratan dari
keregesan menunjukkan bahwa Depkes RI.
semua formulasi sesuai dengan Hasil evaluasi pengujian
syarat keregesan yaitu persentase karakteristik tablet yang terbaik
kegeresan <1%. adalah formulasi A2 (serbuk teripang
utuh 25%, Ac-Di-Sol 2%, L-HPC
Waktu hancur 2%, Aspartam 0,5%, mentol 0,2%,
Waktu hancur adalah waktu talk 1%, Mg stearat 1%, dan
yang dibutuhkan sediaan untuk laktosa:manitol 68,3%), A3 (serbuk
pecah menjadi partikel-partikel kecil teripang utuh 25%, Ac-Di-Sol 2%,
atau granul sebelum larut dan L-HPC 2%, Aspartam 1%, mentol
diabsorbsi. Menurut ketentuan 0,2%, talk 1%, Mg stearat 1%, dan
Kementrian Kesehatan (1994) waktu laktosa:manitol 67,8%) dan B3
hancur tablet tidak bersalut tidak (serbuk daging teripang 25%, Ac-Di-
lebih dari 20 menit. Hasil analisis Sol 2%, L-HPC 2%, Aspartam 1%,
statistik menunjukkan bahwa mentol 0,2%, talk 1%, Mg stearat
perlakuan bahan baku memberikan 1%, dan laktosa:manitol 67,8%). Hal
pengaruh nyata (p<0.05) terhadap ini dapat dilihat ketiga formula
waktu hancur tetapi konsentrasi tersebut memenuhi semua
aspartam dan interaksi keduanya persayaratan Departemen Kesehatan
tidak memberikan pengaruh nyata Republik Indonesia (1995) yaitu
(p>0.05). Adanya pengaruh bahan keseragaman bobot, kekerasan,
baku dapat terlihat dari fisik antar keregesan dan waktu larut
bahan baku. Bahan baku dari
teripang utuh memiliki bagian kulit Aktivitas air (aw)
yang lebih sulit larut di air Kandungan air dalam bahan
dibandingkan dengan bahan baku makanan mempengaruhi daya tahan
dari daging teripang saja. Pengaruh bahan makanan terhadap serangan
aspartam tidak memberi pengaruh mikroorganisme yang dinyatakan
terhadap waktu hancur karena dengan aw, yaitu jumlah air bebas
aspartam berfungsi sebagai pemanis yang dapat digunakan oleh
yang tidak mempengaruhi kualitas mikroorganisme untuk
tablet. Bahan tambahan yang pertumbuhannya. Semakin rendah
berfungsi sebagai penghancur dalam nihi aw maka pertumbuhan
penelitian ini adalah Ac-Di-Sol. mikroorganisme akan semakin
Hal ini didukung oleh terhambat. Berbagai mikroorganisme
penelitian Rachmawati et al. (2011) mempunyai aw minimum agar dapat
yang menyebutkan bahwa Ac-Di-Sol tumbuh dengan baik, misalnya a w
sebagai penghancur super bakteri: 0,90, aw khamir: 0,80 -
memberikan pengancuran tablet yang 0,90, aw kapang : 0,60 - 0,70
cepat ketika bersentuhan dengan (Winarno 1994).
media cair. Syarat waktu hancur Hasil analisis statistik
tablet tidak bersalut berdasarkan menunjukkan bahwa lama
Depkes RI tidak lebih dari 20 menit. penyimpanan memberikan pengaruh
Hasil waktu larut dalam penelitian nyata (p<0.05) terhadap aktivitas air.
menunjukkan bahwa kisaran waktu Pengukuran aktivitas air (aw) pada

61
sampel tablet teripang yang disimpan dalam bahan pangan mengakibatkan
pada suhu 30°C dan 50°C pembusukan, menimbulkan penyakit
menunjukkan terjadi peningkatan yang ditularkan melalui makanan
nilai aw selama masa penyimpanan. dan terjadinya fermentasi (Buckle et
Nilai aw pada tablet teripang formula al. 1985).
A2 berkisar antara 0,65 - 0,7, nilai Hasil analisis statistik
aw tablet teripang formula A3 menunjukkan bahwa suhu
berkisar antara 0,65 - 0,7 dan kisaran memberikan pengaruh nyata
nilai aw pada formula B3 yaitu 0,66 (p<0.05) terhadap Angka lempeng
- 0,71. Penyimpanan pada dua suhu total tablet teripang. Peningkatan
yang berbeda tidak terlalu mikroba paling tinggi terjadi pada
mempengaruhi nilai aw pada tablet penyimpanan pada suhu 50 °C.
teripang. Nilai aw selama masa Peningkatan ini disebabkan selama
penyimpanan dapat disebabkan oleh penanganan produk telah
sifat bahan yang higroskopis terkontaminasi oleh mikroba yang
sehingga kandungan air dalam bahan tahan panas. Hal ini sesuai dengan
meningkat. Nilai aw yang tinggi akan penelitian Fardiaz (1989) yang
berpengaruh pada jumlah mikroba menyebutkan bahwa ketahanan
pada bahan. Hal ini berati jumlah air panas mikroorganisme cenderung
yang dapat dimanfaatkan oleh meningkat ketika suhu inkubasi
mikroba untuk tumbuh banyak meningkat, khususnya
sehingga mikroba akan tumbuh mikroorganisme pembentuk spora.
dengan baik. Tablet A2, A3 dan B3 Departemen Kesehatan Republik
memiliki rentang aw yang ideal untuk Indonesia (1994) menetapkan
pertumbuhan kapang seperti kapang persyaratan obat tradisional dalam
xerofilik dan khamir osmofilik. sediaan tablet memiliki angka
Rahayu dan Nurwitri (2012) lempeng total bakteri tidak lebih dari
menjelaskan bahwa kapang xerofilik 10 4 cfu/mL. Hal ini menunjukkan
dapat tumbuh sampai aw 0.65, dan bahwa tablet teripang ini sampai hari
khamir osmofilik dapat tumbuh ke 20 masih memenuhi persyaratan
sampai aw 0,60. Labuza (1982) batas aman cemaran mikroba.
menyatakan bahwa produk makanan Penyimpanan yang dilakukan selama
kering masih aman untuk dikonsumsi 20 hari tidak menyebabkan
bila memiliki nilai aw yang berkisar kerusakan tablet teripang akibat
antara 0,7-0,75 serta bila nilai a w mikroorganisme sehingga produk
produk diatas selang tersebut dapat masih layak untuk dikonsumsi.
menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme berbahaya sehingga Antioksidan pada Formula Tablet
menyebabkan produk menjadi Teripang
beracun. Antioksidan merupakan
suatu senyawa yang dapat
Angka lempeng total memperlambat atau mencegah proses
Perhitungan Angka lempeng oksidasi bila bereaksi dengan radikal
total betujuan untuk menghitung bebas (Praptiwi et al. 2006). Salah
semua mikroba yang tumbuh pada satu metode yang paling sering
produk serta sebagai salah satu digunakan untuk mengukur aktivitas
indikasi makanan layak atau tidak antioksidan adalah dengan
untuk dikonsumsi. Adanya bakteri menggunakan radikal bebas 1,1-

62
difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). senyawa yang komplek terdiri dari
Metode ini didasarkan pada gula dan steroid atau terpenoid.
penurunan serapan radikal DPPH Saponin mula-mula diberi
melalui mekanisme donasi atom nama demikian karena sifatnya yang
hidrogen dari senyawa antioksidan. khas menyerupai sabun dan saponin
Reaksi utama yang berlangsung adalah senyawa aktif yang kuat yang
adalah pembentukan radikal bebas R. menimbulkan busa jika dikocok
dan bentuk reduksi DPPH. dalam air dan saponin juga dapat
Keberadaan senyawa antioksidan menghancurkan butir sel darah
akan mengubah warna larutan DPPH merah lewat reaksi hemolisis
dari violet menjadi kuning. (Robinson 1995). Xiong et al. (2012)
Pengukuran intensitas warna dari menyatakan bahwa saponin bersifat
DPPH dilakukan dengan mengamati antioksidatif dan radikal scavenger
serapannya secara spektrofotometri. dengan membentuk hidroperoxida
Parameter yang digunakan sebagai senyawa antara dan dapat
untuk uji penangkapan radikal menyumbangkan hidrogen pada
DPPH adalah nilai IC50, yaitu senyawa radikal DPPH sehingga
konsentrasi ekstrak/fraksi uji yang mengakhiri reaksi rantai radikal.
dibutuhkan untuk menghambat 50% Hasil penelitian
radikal bebas DPPH. Nilai IC50 membuktikan bahwa senyawa steroid
diperoleh dari suatu persamaan pada teripang mempunyai aktivitas
regresi linier yang menyatakan antibakteri pada teripang spesies
hubungan antara konsentrasi Cucumaria frondosa (Haug el al.
ekstrak/fraksi uji dan persen 2002), aktivitas antijamur pada
penangkapan radikal (Rohman dan teripang spesies Psolus patagonicus
Riyanto 2006). Semakin rendah nilai (Murray et al. 2001). Beberapa
IC50 menunjukkan semakin besarnya penelitian lainnya ditemukan
aktivitas penangkap radikal bebas senyawa yang terkandung dalam
(Reynertson 2005). Metode DPPH teripang antara lain lektin (Mojica et
dipilih karena sederhana, cepat dan al. 2005), saponin/triterpen glikosid
mudah untuk screening aktivitas (Tian et al. 2005).
penangkap radikal beberapa senyawa Antioksidan standar yang
(Marxen et al. 2007), selain itu digunakan pada penelitian ini adalah
metode ini terbukti akurat, reliabel vitamin C dengan nilai IC50 sebesar
dan praktis (Prakash et al. 2001). 3,36 ppm. Hasil pengujian aktivitas
Hasil aktivitas antioksidan antioksidan menunjukkan tablet dari
pada formula A2 (97,22 ppm) tablet teripang memiliki aktivitas
teripang keling lebih tinggi antioksidan yang kuat pada formulasi
dibandingkan formula lainnya, hal A2 dengan IC50 sebesar nilai 97,22
ini kemungkinan disebabkan adanya ppm. Menurut Molyneux (2004),
perbedaan antara formula A2 dan suatu bahan dengan nilai IC50 < 50
A3. Komponen aktif yang terdapat ppm merupakan antioksidan yang
dalam tablet teripang meliputi sangat kuat.
alkaloid, triterpenoid, steroid dan
saponin. Hashimoto (1979) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
menyatakan senyawa toksik yang dan Bioautografi Antioksidan
terdapat pada teripang dikenal Pemisahan atau fraksinasi
sebagai saponin, yaitu merupakan senyawa menggunakan teknik

63
kromatografi lapis tipis (KLT) ekstraksi secara tunggal. Sejumlah
dilakukan untuk memisahkan sampel ekstrak tablet teripang keling
senyawa yang ada pada ekstrak tablet dilarutkan sesuai dengan jenis
teripang yang mempunyai aktivitas pelarut yang digunakan. Eluen
antioksidan terbaik yaitu ekstrak terbaik yang digunakan yaitu
tablet teripang A2 dengan pelarut aseton:metanol:n-heksana
metanol dengan IC50 97,22 ppm. (1/2:1/4:1/4). Fraksinasi
Aktivitas antioksidan terbaik dari menggunakan KLT dan pengamatan
pelarut metanol digunakan karena dengan sinar UV 254 nm
ekstrak tersebut diduga mengandung menghasilkan 5 fraksi yang disajikan
senyawa aktif yang telah terpisah pada Gambar 2.
komponen aktifnya menggunakan
UV 256 visibel
Rf = 0,93
Rf = 0,87
Rf = 0,82
Rf = 0,77

Rf = 0,03

Gambar 2. Hasil fraksinasi ekstrak tablet teripang keling menggunakan ektrak


metanol tablet teripang keeling

Pemisahan senyawa dengan antioksidan. Acuan bercak juga dapat


eluen aseton:metanol:n-heksana dilakukan dengan melihat bentuk
(1/2:1/4:1/4) menggunakan sinar UV pita hasil bioautografi yang telah
254 nm memiliki 5 spot dari hasil memberikan hasil positif disesuaikan
ektrak metanol. Hasil KLT tersebut dengan hasil KLT yang telah
dijadikan acuan nilai Rf yang menampilkan warna pada
memberikan hasil positif pada penyemprotan dengan uji
bioautografi karena pada uji anisaldehid. Perubahan warna pada
bioautografi bercak senyawa yang noda ekstrak metanol karena mampu
sudah terpisah disemprot dengan meredam radikal bebas DPPH atau
pereaksi DPPH untuk mengetahui memiliki aktivitas antioksidan.
fraksi yang mempunyai aktivitas
DPPH anisaldehid
Rf = 0,93

Gambar 3. Fraksinasi KLT dengan ekstrak metanol (a) warna DPPH (b) warna
analsidehid

64
Pereaksi anisaldehid adalah asiklik, yaitu skualen. Skualen
pereaksi yang khas untuk senyawa merupakan antioksidan alami,
golongan terpenoid/steroid dengan tergolong senyawa triterpena, dan
membentuk warna ungu. senyawa antara dalam biosintesis
Terdapatnya bercak dengan warna sterol dalam tumbuhan dan hewan.
ungu pada hasil elusi sampel Skualen merupakan antioksidan
(Gambar 3b) menandakan bahwa alami yang berfungsi sebagai anti
sampel mengandung senyawa radikal dan antioksidan (Amarowicz
golongan terpenoid/steroid. Senyawa 2009). Skualen merupakan
fitokimia yang mengandung komponen yang tergolong asam
antioksidan yaitu steroid/triterpenoid lemak tidak jenuh rantai panjang dan
adalah senyawa yang kerangka mempunyai beberapa kegunaan yaitu
karbonnya berasal dari enam satuan sebagai antitumor.
isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30
Kelompok Gugus Fungsi
Analisis Fourier Transform FTIR dilakukan menggunakan
Infrared (FTIR) adalah salah satu software IR Pal V2.0. A Tabledriven
analisis yang digunakan untuk Infrared Application. Hasil analisis
mengidentifikasi suatu senyawa. Fourier Transform Infrared (FTIR)
FTIR merupakan analisis yang pada ekstrak tablet teripang keling
paling baik untuk mengidentifikasi disajikan pada Gambar 4.
jenis ikatan kimia. Analisis data

Gambar 4. Spektrum hasil uji FTIR pada ekstrak tablet teripang keling

Spektra FTIR diatas cm-1 dengan intensitas yang kuat


memperlihatkan adanya vibrasi ulur menunjukkan adanya vibrasi ulur C-
OH pada bilangan gelombang O.
3373,39 cm-1. Puncak pita serapan Vibrasi ulur C-H alifatik
pada panjang gelombang ini (alkana (CH3, CH2, dan CH))
memiliki pita lebar dengan intensitas terdeteksi pada puncak bilangan
yang tinggi, hal ini menunjukkan gelombang 2919,72 cm-1 dan
gugus fungsi alkohol. Gugus ini 2852,22 cm-1. Selain alkana, gugus
diperkuat dengan munculnya puncak fungsi alkena (vibrasi ulur C=C) juga
pita serapan pada bilangan terlihat pada panjang gelombang
gelombang 1406,55 cm-1 yang 1630,96 cm-1.
menunjukkan adanya vibrasi tekuk Spektrum IR senyawa hasil
OH dan bilangan gelombang 1075,27 isolasi memperlihatkan serapan pada

65
daerah 3429, 2936 – 2861, 1462, dan isolasi adalah suatu senyawa
1056 cm-1 yang masing-masing triterpen jenis steroid, senyawa
menunjukkan vibrasi ulur –OH, steroid yang mengandung gugus
vibrasi ulur –CH3, –CH2 dan -CH, hidroksil, gugus metil, dan ikatan
vibrasi ikatan rangkap (C=C), vibrasi rangkap yang tidak berkonyugasi,
tekuk C-H vibrasi ulur C – O. Data ternyata data ini mirip data steroid
dan pola serapan spektrum IR ini golongan sterol (Tukiran 2009).
mendukung bahwa senyawa hasil

KESIMPULAN serbuk teripang utuh 25%, Ac-Di-Sol


2%, L-HPC 2%, Aspartam 0,5%,
Rendemen serbuk teripang mentol 0,2%, talk 1%, Mg stearat
baik pada serbuk teripang utuh 1%, dan laktosa:manitol 68,3%) serta
(10,26%) dan serbuk daging teripang mempunyai aktivitas antioksidan
(9,82%). Kandungan protein serbuk dengan nilai IC50 sebesar 97,22 ppm.
teripang utuh sebesar 60,89% lebih Komponen aktif yang terdapat pada
rendah dibandingkan serbuk daging ektrak tablet teripang keling
teripang sebesar 63,57%. Formula berdasarkan uji bioautografi adalah
terpilih dari tablet teripang keling steroid. Hasil uji FTIR diduga bahwa
berdasarkan uji karakteristik fisik senyawa yang berperan sebagai
dan uji stabilitas masa simpan tablet antioksidan adalah sterol.
adalah formula A2 (formulasi :

DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan Alam 1(1): 26-


33.
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, Bordbar S, Anwar F, Saari N. 2011.
diterjemahkan oleh Ibrahim High value components and
F, Asmanizar, Aisyah I. bioactive from sea
Edisi keempat. Jakarta (ID). cucumbers for functional
UI Press. foods—a review. Marine
Drugs. 9: 1761-1805.
Amarowicz R. 2009. Squalene: a
natural antioxidant. [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
European Journal Lipid 2009. [SNI] Standar
Science Technology Nasional Indonesia Nomor
111:411–412. 7387:2009. Tentang batas
maksimum cemaran logam
Arlyza IS. 2009. Teripang dan bahan berat dalam pangan. Jakarta
aktifnya, Oseana XXXIV, (ID).
Nomor 1 9-17.
Buckle KA, Edward RA, Fleet GH
Boer Y. 2000. Uji aktivitas dan Wooton M. 1985. Ilmu
antioksidan ekstrak kulit Pangan. Hari Poernomo dan
buah kandis (Gareinia Adiono, penerjemah.
parvifolia). Jurnal Jakarta: UI – Press.
Matematika dan Ilmu

66
Terjemahan dari Food Cucumaria frondosa
Science. (Holothuridea), and Asterias
rubens (Asteroidea).
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Journal of Invertebrate
Republik Indonesia. 1994. Pathology 81(2): 94-102.
Persyaratan Obat
Hing HL, Kaswandi MA, Azraul-
Tradisional. Jakarta:
Mumtazah R, Hamidah
Departeman Kesehatan SA,Sahalan AZ,
Republik Indonesia. Normalawati S, Samsudin
MW, dan Ridzwan B H.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan (2007). Effect of methanol
Republik Indonesia. 1995. extracts from sea cucumbers
Farmakope Indonesia. Edisi Holothuria edulis and
Stichopus chloronotus on
IV. Jakarta: Departeman
Candida albicans.
Kesehatan Republik Microscopy and
Indonesia. Microanalysis 13(2): 270-
271.
Fechter H. 1969. The Sea Cucumber.
Grzimek B, editor. Jawahar AT, Nagarajan J,
Grzimek’s Animal Life Shanmugam SA. 2002.
Encyclopedia. New York : Antimicrobial substances of
potential biomedical
Van Nostrand Reinhold
importance from holothurian
Company.
species. Indian Journal of
Fredalina BD, Ridzwan BH, Abidin Marine Sciences 31(2): 161–
AAZ, Kaswandi MA, 164.
Zaiton H, Zali I, Kittakoop
P, Jais AMM. 1999. Fatty [KKP] Kementrian Kelautan dan
acid compositions in local Perikanan. 2011. Statistik
sea cucumber,Stichopus perikanan tangkap perairan
chloronotus, for wound laut. http://statistik.kkp.go.id
healing. General 29 Oktober 2013.
Pharmacology 33(4): 337-
340. Kariya Y, Watabes S, Hashimoto K,
dan Yoshida K. 1990.
Haug T, Kjuul AK, Styrvold OB, Occurrence of chondroitin
Sandsdalen E, Olsen OM, Sulfate E in
Stensvag K. 2002. glycosaminoglycan isolated
Antibacterial activity in from the body wall
Strongylocentrotus
droebachiensis (Echinodea),
of sea cucumber Stichopus Kustiariah. 2006. Isolasi dan uji
juponicus. The Journal of aktivitas biologis snyawa
Biological Chemistry 265 steroid dari teripang sebagai
(9): 5081-5085. aprodisiaka alami [Thesis].
Bogor: Sekolah

67
Pascasarjana, Institut extracts of some Microalgal
Pertanian Bogor. Species by linear regression
Lachman L, Lieberman H.A, Kanig analysis of
J.L. 1994. Teori dan spectrophotometric
Praktek Farmasi Industri measurements. Sensors 7:
2080-2095.
Edisi Ketiga. Jakarta:
Mojica, Elmer R, dan Merca FE.
Penerbit Universitas 2005. Biological properties
Indonesia (UI-Press). of lectin from sea Cucumber
Manimaran A. dan Rajneesh CP. (Holothuria scabra .laeger).
2009. Activities of Journal of Biological
antioxidant enzyme and lipid Science 5(4): 472-477.
peroxidation in ovarian Molyneux P. 2004. The use of the
cancer patients. Academic stable free radicals
Journal of Cancer Research diphenylpicrylhydrazyl
2(2): 68-72. (DPPH) for estimating
Martodihardjo S. 1996. Pelepasan antioxidant activity.
teofilin secara terkontrol Songklanakarin . J. Sci.
dari matriks HPMC Technol 26:211-219.
visikositas tinggi. Majalah Murray AP, Munianin C, Seldes Am,
Farmasi Indonesia 7: 152- Maier M. 2001.
161. Patagonicoside A: a novel
Marxen K, Vanselow KH, antifugal disulfated
Lippemeier S, Hintze R, triterpene glycoside from the
Ruser A, dan Hansen UP. sea cucumber Psolus
2007. Determination of patagonicus. Tetrahedron
DPPH radical oxidation 57:9563-9568.
caused by methanolic
Nurhidayati. 2009. Efek protektif (CCl4). [Thesis]. Surabaya
teripang pasir (Holothuria (ID): Pasca Sarjana Fakultas
scabra) terhadap Kedokteran. Universitas
hepatotoksistas yang Airlanga.
diinduksi karbon tetraklorida

Prakash O, Tang ZY, dan Peng X. Farmasi Indonesia, 22(3):


2001. Alcohol inhibits 229 – 237.
thymidine kinase activity
essential for activation of Rahayu WP, Nurwitri CC. 2012.
Zidovudine (AZT) to its Mikrobiologi Pangan. Bogor
anti-HIV form. (ID): PT Penerbit IPB Press.

Rachmawati H, Marbun EJ, Pamudji Reynertson KA, Basile MJ, dan


JS. 2011. Pengembangan Kennelly EJ. 2005.
formula tablet hancur cepat Antioxidant potential of
dari kompleks inklusi seven myrtaceous fruits.
ketoprofen dalam beta Ethnobotany Research and
Siklodekstrin. Majalah Applications. 3: 25-35.

68
Robinson T. 1995. Kandungan Rohman A, Sugeng R, dan Diah U.
Organik Tumbuhan Tinggi. 2006. Antioxidant activity,
Diterjemahkan oleh total phenolics and flavonoid
K. Padmawinata. Penerbit contents of ethyl acetate
ITB Bandung (ID). extract and its fractions.
Indonesian Journal of
Pharmacy 17: 136– 142.

Soeksmanto A, Hapsari Y. dan cucumber, exhibits anti


Simanjuntak P. 2007. angiogenic and antitumor
Kandungan antioksidan pada activities in vivo and in
beberapa bagian tanaman vitro. Cancer Bology and
mahkota dewa, Phaleria therapy 4: 874-882.
macrocarpa (Scheff) Boerl.
Biodiversitas. 8(2): 92-95. Tukiran, Hamdani BE, Mahyudi R,
Syarief SHdan Hidayati N.
Stonik VA. 1986. Some terpenoid 2009. Beberapa senyawa
and steroid derivatives from hasil isolasi dari kulit
echinoderms and sponges. batang tumbuhan kedoya
Pure and Applied Chemisty (Dysoxylum
58(3) : 423–436. gaudichaudianum (A. Juss.)
Miq.) (Meliaceae). Jurnal
Tian F, Zhang, Tong Y, Yi Y, Zhang Ilmu Dasar 10 (2): 236-244.
S, Li L. 2005. P.E.A new
sulfated saponin from Sea

69

You might also like