Professional Documents
Culture Documents
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet TERIPANG KELING (Holothuria Atra)
2
ISSN 0126 - 4265
Diterima :
Email : moatre@yahoo.com
ABSTRACT
51
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet Keripang Kering Berkala Perikanan Terubuk Vol 44 No.2 Juli 2016
(Holothuria altra)
52
Aktivitas Antioksidan Pada Formula Tablet Keripang Kering Berkala Perikanan Terubuk Vol 44 No.2 Juli 2016
(Holothuria altra)
53
(2011) yang terdiri atas enam kemudian difiltrasi menggunakan
formula. Bobot yang diinginkan kertas saring Whatman 42 untuk
untuk masing-masing formula adalah memisahkan sampel dan pelarut.
800 mg, yang terdiri atas 25% serbuk Filtrat yang terkumpul dipisahkan
teripang keling (formula A untuk antara pelarut dan ekstraknya
serbuk teripang keling utuh dan menggunakan rotatory vacuum
formula B untuk serbuk daging evaporator pada suhu 40°C lalu
teripang) sebagai bahan utama, dikeringkan dengan freeze dryer.
konsentrasi aspartam yang berbeda Serbuk tablet teripang keling
yaitu 0%, 0.5% dan 1% serta (Holothuria atra) dilarutkan dalam
selebihnya adalah bahan tambahan metanol dengan konsentrasi 200,
yang diperlukan dalam 400, 600 dan 800 ppm. Larutan
pengempaan tablet. antioksidan pembanding vitamin C
digunakan sebagai pembanding dan
Parameter Penentuan Formula kontrol positif, dibuat dengan cara
Terpilih Tablet Teripang dilarutkan dalam pelarut metanol
Parameter untuk menentukan dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10
formula terpilih meliputi a) ppm. Larutan DPPH yang akan
karakteristik fisik tablet digunakan dibuat dengan melarutkan
(keseragaman bobot, kekerasan kristal DPPH dalam pelarut metanol
keregesan dan waktu larut), dan b) dengan konsentrasi 1 mM. Proses
stabilitas terhadap masa simpan pembuatan larutan DPPH 1 mM
sediaan tablet (aktivitas air dan dilakukan dalam kondisi suhu rendah
angka lempeng total). dan terlindung dari cahaya matahari.
Larutan ekstrak dan larutan
Prosedur analisis antioksidan pembanding vitamin C
yang telah dibuat, masing-masing
Analisis bahan baku dan serbuk
diambil 4,5 mL dan direaksikan
teripang keling
dengan 500 µL larutan DPPH 1 mM
Analisis bahan baku dan
dalam tabung reaksi yang berbeda
serbuk teripang keling dilakukan
dan telah diberi label. Campuran
untuk mengetahui kandungan bahan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 30
baku dan serbuk teripang keling yang
menit dan diukur absorbansinya
telah diperoleh. Analisis ini berupa
menggunakan spektrofotometer UV-
uji proksimat yang terdiri dari kadar
VIS pada panjang gelombang 517
air (AOAC 2005), kadar abu (AOAC
nm. Absorbansi dari larutan blanko
2005), kadar protein(AOAC 2005),
juga diukur untuk melakukan
kadar lemak (AOAC 2005).
perhitungan persen inhibisi. Larutan
blanko dibuat dengan mereaksikan
Pengujian aktivitas antioksidan 4,5 mL pelarut metanol dengan 500
(DPPH) (Molyneux 2004) µL larutan DPPH 1 mM dalam
Ekstraksi dimulai dengan tabung reaksi. Aktivitas antioksidan
menghancurkan tablet terlebih dari masing-masing contoh dan
dahulu sehingga mudah diekstrak, antioksidan pembanding Vitamin C
lalu dimaserasi menggunakan pelarut dinyatakan dengan persen inhibisi,
metanol dengan perbandingan yang dihitung dengan formulasi
sampel dan pelarut 1:5 (b/v). sebagai berikut:
Ekstraksi dilakukan selama 48 jam
54
Nilai konsentrasi contoh (ekstrak 50 dan nilai x yang akan diperoleh
ataupun antioksidan pembanding sebagai IC50. Nilai IC50 menyatakan
vitamin C) dan persen inhibisinya besarnya konsentrasi larutan contoh
diplot masing-masing pada sumbu x (ekstrak ataupun antioksidan
dan y pada persamaan regresi linear. pembanding vitamin C) yang
Persamaan regresi linear yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal
diperoleh dalam bentuk persamaan y bebas DPPH sebesar 50%. Formula
= a + bx, digunakan untuk mencari yang memiliki antioksidan terbaik
nilai IC50 (inhibitor concentration akan diteruskan untuk pengujian
50%) dari masing-masing contoh selanjutnya.
dengan menyatakan nilai y sebesar
55
pereaksi FeCl3 10% menunjukkan penyemprotan pereaksi anisaldehid
adanya senyawa polifenol dalam asam sulfat menunjukkan adanya
ekstrak. Identifikasi terpenoid/steroid dalam ekstrak
terpenoid/steroid, yaitu jika timbul (Wagner 1996).
warna ungu-merah atau ungu setelah
Uji bioautografi dilakukan terdapat dalam fraksi. Fase gerak
untuk mengetahui nilai Rf senyawa yang digunakan adalah
aktif antioksidan menggunakan aseton:metanol:n-heksana. Plat KLT
kromatografi lapis tipis. Prosedur uji disemprot dengan larutan DPPH 1
bioautografi adalah sebagai berikut: mm. Lalu didiamkan dan
ekstrak tablet teripang keling yang dikeringkan sebentar. Komponen
dicampur dengan pelarutnya aktif yang terdapat pada plat KLT
sebanyak 0,5 mg ditotolkan pada plat ditunjukkan dengan adanya warna
silika, lalu dikembangkan dengan kuning / putih setelah penyemprotan
fase gerak yang sesuai untuk dengan DPPH.
pemisahan senyawa-senyawa yang
56
ciri-ciri antara lain panjang tubuh keling utuh dan daging teripang
antara 25-35 cm dengan bobot 200- keling. Hasil penelitian menunjukkan
500 g/ekor. Rata-rata usia teripang bahwa rata-rata rendemen serbuk
dewasa adalah 6,5-8 bulan. yang dihasilkan untuk teripang
Teripang keling memiliki keling utuh sekitar 10,26% dan
penampang tubuh bulat panjang daging teripang keling 9,82%.
(silindris), berwarna hitam pekat Rendemen ini tergolong rendah
dengan bagian dalam daging disebabkan oleh tingginya kadar air
berwarna putih dan memiliki lubang teripang sekitar 80-90%. Serbuk
anus yang bulat mengarah ke atas. teripang utuh berwarna hitam pekat
Tentakel yang dapat dilihat pada sedangkan serbuk daging teripang
teripang keling berjumlah 20. berwarna coklat
Permukaan tubuh memiliki tonjolan Hasil analisis proksimat
papila (duri lunak) yang membesar. bahan baku menunjukkan bahwa
Papila kecil dan tidak teratur ini sebagian besar kandungan teripang
tersusun pada permukaan dorsal. keling adalah air. Rata-rata
Bentuk morfologi ini sesuai dengan komposisi kimia teripang
yang dideskripsikan oleh Rowe menggalami peningkatan akibat
(1969). adanya proses pengeringan. Hasil
Rendemen dan komposisi kimia analisis proksimat teripang keling
teripang keling (Holothuria atra) disajikan pada Tabel 2.
Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teripang
57
hasil metode kempa langsung dengan daging teripang. Tablet yang
6 (enam) formulasi. Semua formulasi dihasilkan dapat dilihat pada Gambar
pada sediaan tablet ini menggunakan 1.
25% serbuk teripang keling utuh dan
A1 A2 A3
B1 B2 B3
58
sedangkan formulasi A1, A2 dan A3 teripang keling disajikan pada
menggunakan serbuk teripang utuh. Tabel 3.
Hasil analisis proksimat tablet
59
kedalam cetakan berbeda-beda. pengaruh terhadap kualitas tablet,
Ukuran serbuk yang lebih besar dari namun perbedaan kosentrasi
ukuran optimal untuk cetakan yang aspartam memberi pengaruh
digunakan akan mempengaruhi terhadap kosentrasi bahan pengisi.
variasi besarnya rongga antara Bahan pengisi dalam penelitian ini
serbuk saat pengisian die. adalah laktosa dan manitol.
Keseragaman bobot untuk Rachmawati (2011) menyebutkan
semua formulasi dalam penelitian ini bahwa perbandingan laktosa dan
telah memenuhi persyaratan manitol (1:1) merupakan
pembuatan tablet dari Departemen perbandingan optimum untuk massa
Kesehatan RI. Syarat keseragaman cetak tablet. Bahan lain yang
bobot tablet menurut Depkes RI memberi pengaruh adalah jenis
(1995) yaitu tablet dengan bobot bahan pengikat yaitu L-HPC. Hal ini
lebih dari 800 mg, tidak boleh didukung dari penelitian
terdapat lebih dari dua tablet yang Martodihardjo (1996) yang
penyimpangan bobotnya melebihi menyebutkan bahwa tablet dengan
±5% dari bobot rata-ratanya dan pengikat L-HPC memiliki kekerasan
tidak boleh ada satupun tablet yang yang tinggi karena dapat berinteraksi
penyimpangan bobotnya melebihi ± dengan air dan membentuk gel yang
10% dari bobot rata-ratanya. akan membentuk ikatan kokoh serta
merupakan penghalang fisik
Kekerasan tablet lepasnya bahan aktif dari matrik
Pengujian kekerasan tablet secara cepat. Hasil kekerasan pada
bertujuan untuk menentukan tablet teripang keling ini terlihat ada
ketahanan tablet dalam melawan tiga formulasi yang tidak memenuhi
tekanan mekanik misalnya standar yaitu formula A1, B1, dan
goncangan, kikisan dari keretakan B2. Syarat kekerasan tablet menurut
tablet selama pembungkusan, Departemen Kesehatan RI (1995)
pengangkutan dan pemakaian. untuk tablet 800 mg adalah 4 - 8
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh kg/cm2 atau 4 - 8 Kp (Kilo pound).
beberapa hal diantaranya adalah
ukuran tablet, bobot tablet, tekanan Keregesan tablet
pada pencetakan serta kemampuan Friabilitas atau keregesan
ikat dari bahan pengikat (Lachman et tablet ini merupakan parameter lain
al. 1994). untuk mengukur kekuatan tablet.
Hasil analisis statistik Keregesan tablet (friability) adalah
menunjukkan bahwa perlakuan persen bobot yang hilang setelah
bahan baku dan aspartam tablet diguncang. Hasil analisis
memberikan pengaruh nyata statistik menunjukkan bahwa
(p<0.05) terhadap kekerasan tetapi perlakuan bahan baku dan aspartam
interaksi keduanya tidak memberikan tidak memberikan pengaruh nyata
pengaruh (p>0.05). Bahan tambahan (p>0.05) terhadap nilai kegeresan
selain Bahan pengikat yang berperan tablet. Hal ini disebabkan oleh
dalam kekerasan adalah bahan penggunaan bahan pengikat L-HPC
pengisi. Perlakuan aspartam dalam menunjukkan daya ikat yang baik
penelitian ini untuk mempengaruhi sehingga menghasilkan tablet yang
massa cetak tablet. Bahan aspartam memiliki nilai keregesan yang
sebagai pemanis tidak memberi rendah. Menurut Departemen
60
Kesehatan Republik Indonesia larut tablet teripang adalah 3,32–4,52
(1995), tablet yang baik memiliki menit, sehingga semua formulasi
nilai keregesan <1%. Hasil uji masih memenuhi persayaratan dari
keregesan menunjukkan bahwa Depkes RI.
semua formulasi sesuai dengan Hasil evaluasi pengujian
syarat keregesan yaitu persentase karakteristik tablet yang terbaik
kegeresan <1%. adalah formulasi A2 (serbuk teripang
utuh 25%, Ac-Di-Sol 2%, L-HPC
Waktu hancur 2%, Aspartam 0,5%, mentol 0,2%,
Waktu hancur adalah waktu talk 1%, Mg stearat 1%, dan
yang dibutuhkan sediaan untuk laktosa:manitol 68,3%), A3 (serbuk
pecah menjadi partikel-partikel kecil teripang utuh 25%, Ac-Di-Sol 2%,
atau granul sebelum larut dan L-HPC 2%, Aspartam 1%, mentol
diabsorbsi. Menurut ketentuan 0,2%, talk 1%, Mg stearat 1%, dan
Kementrian Kesehatan (1994) waktu laktosa:manitol 67,8%) dan B3
hancur tablet tidak bersalut tidak (serbuk daging teripang 25%, Ac-Di-
lebih dari 20 menit. Hasil analisis Sol 2%, L-HPC 2%, Aspartam 1%,
statistik menunjukkan bahwa mentol 0,2%, talk 1%, Mg stearat
perlakuan bahan baku memberikan 1%, dan laktosa:manitol 67,8%). Hal
pengaruh nyata (p<0.05) terhadap ini dapat dilihat ketiga formula
waktu hancur tetapi konsentrasi tersebut memenuhi semua
aspartam dan interaksi keduanya persayaratan Departemen Kesehatan
tidak memberikan pengaruh nyata Republik Indonesia (1995) yaitu
(p>0.05). Adanya pengaruh bahan keseragaman bobot, kekerasan,
baku dapat terlihat dari fisik antar keregesan dan waktu larut
bahan baku. Bahan baku dari
teripang utuh memiliki bagian kulit Aktivitas air (aw)
yang lebih sulit larut di air Kandungan air dalam bahan
dibandingkan dengan bahan baku makanan mempengaruhi daya tahan
dari daging teripang saja. Pengaruh bahan makanan terhadap serangan
aspartam tidak memberi pengaruh mikroorganisme yang dinyatakan
terhadap waktu hancur karena dengan aw, yaitu jumlah air bebas
aspartam berfungsi sebagai pemanis yang dapat digunakan oleh
yang tidak mempengaruhi kualitas mikroorganisme untuk
tablet. Bahan tambahan yang pertumbuhannya. Semakin rendah
berfungsi sebagai penghancur dalam nihi aw maka pertumbuhan
penelitian ini adalah Ac-Di-Sol. mikroorganisme akan semakin
Hal ini didukung oleh terhambat. Berbagai mikroorganisme
penelitian Rachmawati et al. (2011) mempunyai aw minimum agar dapat
yang menyebutkan bahwa Ac-Di-Sol tumbuh dengan baik, misalnya a w
sebagai penghancur super bakteri: 0,90, aw khamir: 0,80 -
memberikan pengancuran tablet yang 0,90, aw kapang : 0,60 - 0,70
cepat ketika bersentuhan dengan (Winarno 1994).
media cair. Syarat waktu hancur Hasil analisis statistik
tablet tidak bersalut berdasarkan menunjukkan bahwa lama
Depkes RI tidak lebih dari 20 menit. penyimpanan memberikan pengaruh
Hasil waktu larut dalam penelitian nyata (p<0.05) terhadap aktivitas air.
menunjukkan bahwa kisaran waktu Pengukuran aktivitas air (aw) pada
61
sampel tablet teripang yang disimpan dalam bahan pangan mengakibatkan
pada suhu 30°C dan 50°C pembusukan, menimbulkan penyakit
menunjukkan terjadi peningkatan yang ditularkan melalui makanan
nilai aw selama masa penyimpanan. dan terjadinya fermentasi (Buckle et
Nilai aw pada tablet teripang formula al. 1985).
A2 berkisar antara 0,65 - 0,7, nilai Hasil analisis statistik
aw tablet teripang formula A3 menunjukkan bahwa suhu
berkisar antara 0,65 - 0,7 dan kisaran memberikan pengaruh nyata
nilai aw pada formula B3 yaitu 0,66 (p<0.05) terhadap Angka lempeng
- 0,71. Penyimpanan pada dua suhu total tablet teripang. Peningkatan
yang berbeda tidak terlalu mikroba paling tinggi terjadi pada
mempengaruhi nilai aw pada tablet penyimpanan pada suhu 50 °C.
teripang. Nilai aw selama masa Peningkatan ini disebabkan selama
penyimpanan dapat disebabkan oleh penanganan produk telah
sifat bahan yang higroskopis terkontaminasi oleh mikroba yang
sehingga kandungan air dalam bahan tahan panas. Hal ini sesuai dengan
meningkat. Nilai aw yang tinggi akan penelitian Fardiaz (1989) yang
berpengaruh pada jumlah mikroba menyebutkan bahwa ketahanan
pada bahan. Hal ini berati jumlah air panas mikroorganisme cenderung
yang dapat dimanfaatkan oleh meningkat ketika suhu inkubasi
mikroba untuk tumbuh banyak meningkat, khususnya
sehingga mikroba akan tumbuh mikroorganisme pembentuk spora.
dengan baik. Tablet A2, A3 dan B3 Departemen Kesehatan Republik
memiliki rentang aw yang ideal untuk Indonesia (1994) menetapkan
pertumbuhan kapang seperti kapang persyaratan obat tradisional dalam
xerofilik dan khamir osmofilik. sediaan tablet memiliki angka
Rahayu dan Nurwitri (2012) lempeng total bakteri tidak lebih dari
menjelaskan bahwa kapang xerofilik 10 4 cfu/mL. Hal ini menunjukkan
dapat tumbuh sampai aw 0.65, dan bahwa tablet teripang ini sampai hari
khamir osmofilik dapat tumbuh ke 20 masih memenuhi persyaratan
sampai aw 0,60. Labuza (1982) batas aman cemaran mikroba.
menyatakan bahwa produk makanan Penyimpanan yang dilakukan selama
kering masih aman untuk dikonsumsi 20 hari tidak menyebabkan
bila memiliki nilai aw yang berkisar kerusakan tablet teripang akibat
antara 0,7-0,75 serta bila nilai a w mikroorganisme sehingga produk
produk diatas selang tersebut dapat masih layak untuk dikonsumsi.
menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme berbahaya sehingga Antioksidan pada Formula Tablet
menyebabkan produk menjadi Teripang
beracun. Antioksidan merupakan
suatu senyawa yang dapat
Angka lempeng total memperlambat atau mencegah proses
Perhitungan Angka lempeng oksidasi bila bereaksi dengan radikal
total betujuan untuk menghitung bebas (Praptiwi et al. 2006). Salah
semua mikroba yang tumbuh pada satu metode yang paling sering
produk serta sebagai salah satu digunakan untuk mengukur aktivitas
indikasi makanan layak atau tidak antioksidan adalah dengan
untuk dikonsumsi. Adanya bakteri menggunakan radikal bebas 1,1-
62
difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). senyawa yang komplek terdiri dari
Metode ini didasarkan pada gula dan steroid atau terpenoid.
penurunan serapan radikal DPPH Saponin mula-mula diberi
melalui mekanisme donasi atom nama demikian karena sifatnya yang
hidrogen dari senyawa antioksidan. khas menyerupai sabun dan saponin
Reaksi utama yang berlangsung adalah senyawa aktif yang kuat yang
adalah pembentukan radikal bebas R. menimbulkan busa jika dikocok
dan bentuk reduksi DPPH. dalam air dan saponin juga dapat
Keberadaan senyawa antioksidan menghancurkan butir sel darah
akan mengubah warna larutan DPPH merah lewat reaksi hemolisis
dari violet menjadi kuning. (Robinson 1995). Xiong et al. (2012)
Pengukuran intensitas warna dari menyatakan bahwa saponin bersifat
DPPH dilakukan dengan mengamati antioksidatif dan radikal scavenger
serapannya secara spektrofotometri. dengan membentuk hidroperoxida
Parameter yang digunakan sebagai senyawa antara dan dapat
untuk uji penangkapan radikal menyumbangkan hidrogen pada
DPPH adalah nilai IC50, yaitu senyawa radikal DPPH sehingga
konsentrasi ekstrak/fraksi uji yang mengakhiri reaksi rantai radikal.
dibutuhkan untuk menghambat 50% Hasil penelitian
radikal bebas DPPH. Nilai IC50 membuktikan bahwa senyawa steroid
diperoleh dari suatu persamaan pada teripang mempunyai aktivitas
regresi linier yang menyatakan antibakteri pada teripang spesies
hubungan antara konsentrasi Cucumaria frondosa (Haug el al.
ekstrak/fraksi uji dan persen 2002), aktivitas antijamur pada
penangkapan radikal (Rohman dan teripang spesies Psolus patagonicus
Riyanto 2006). Semakin rendah nilai (Murray et al. 2001). Beberapa
IC50 menunjukkan semakin besarnya penelitian lainnya ditemukan
aktivitas penangkap radikal bebas senyawa yang terkandung dalam
(Reynertson 2005). Metode DPPH teripang antara lain lektin (Mojica et
dipilih karena sederhana, cepat dan al. 2005), saponin/triterpen glikosid
mudah untuk screening aktivitas (Tian et al. 2005).
penangkap radikal beberapa senyawa Antioksidan standar yang
(Marxen et al. 2007), selain itu digunakan pada penelitian ini adalah
metode ini terbukti akurat, reliabel vitamin C dengan nilai IC50 sebesar
dan praktis (Prakash et al. 2001). 3,36 ppm. Hasil pengujian aktivitas
Hasil aktivitas antioksidan antioksidan menunjukkan tablet dari
pada formula A2 (97,22 ppm) tablet teripang memiliki aktivitas
teripang keling lebih tinggi antioksidan yang kuat pada formulasi
dibandingkan formula lainnya, hal A2 dengan IC50 sebesar nilai 97,22
ini kemungkinan disebabkan adanya ppm. Menurut Molyneux (2004),
perbedaan antara formula A2 dan suatu bahan dengan nilai IC50 < 50
A3. Komponen aktif yang terdapat ppm merupakan antioksidan yang
dalam tablet teripang meliputi sangat kuat.
alkaloid, triterpenoid, steroid dan
saponin. Hashimoto (1979) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
menyatakan senyawa toksik yang dan Bioautografi Antioksidan
terdapat pada teripang dikenal Pemisahan atau fraksinasi
sebagai saponin, yaitu merupakan senyawa menggunakan teknik
63
kromatografi lapis tipis (KLT) ekstraksi secara tunggal. Sejumlah
dilakukan untuk memisahkan sampel ekstrak tablet teripang keling
senyawa yang ada pada ekstrak tablet dilarutkan sesuai dengan jenis
teripang yang mempunyai aktivitas pelarut yang digunakan. Eluen
antioksidan terbaik yaitu ekstrak terbaik yang digunakan yaitu
tablet teripang A2 dengan pelarut aseton:metanol:n-heksana
metanol dengan IC50 97,22 ppm. (1/2:1/4:1/4). Fraksinasi
Aktivitas antioksidan terbaik dari menggunakan KLT dan pengamatan
pelarut metanol digunakan karena dengan sinar UV 254 nm
ekstrak tersebut diduga mengandung menghasilkan 5 fraksi yang disajikan
senyawa aktif yang telah terpisah pada Gambar 2.
komponen aktifnya menggunakan
UV 256 visibel
Rf = 0,93
Rf = 0,87
Rf = 0,82
Rf = 0,77
Rf = 0,03
Gambar 3. Fraksinasi KLT dengan ekstrak metanol (a) warna DPPH (b) warna
analsidehid
64
Pereaksi anisaldehid adalah asiklik, yaitu skualen. Skualen
pereaksi yang khas untuk senyawa merupakan antioksidan alami,
golongan terpenoid/steroid dengan tergolong senyawa triterpena, dan
membentuk warna ungu. senyawa antara dalam biosintesis
Terdapatnya bercak dengan warna sterol dalam tumbuhan dan hewan.
ungu pada hasil elusi sampel Skualen merupakan antioksidan
(Gambar 3b) menandakan bahwa alami yang berfungsi sebagai anti
sampel mengandung senyawa radikal dan antioksidan (Amarowicz
golongan terpenoid/steroid. Senyawa 2009). Skualen merupakan
fitokimia yang mengandung komponen yang tergolong asam
antioksidan yaitu steroid/triterpenoid lemak tidak jenuh rantai panjang dan
adalah senyawa yang kerangka mempunyai beberapa kegunaan yaitu
karbonnya berasal dari enam satuan sebagai antitumor.
isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30
Kelompok Gugus Fungsi
Analisis Fourier Transform FTIR dilakukan menggunakan
Infrared (FTIR) adalah salah satu software IR Pal V2.0. A Tabledriven
analisis yang digunakan untuk Infrared Application. Hasil analisis
mengidentifikasi suatu senyawa. Fourier Transform Infrared (FTIR)
FTIR merupakan analisis yang pada ekstrak tablet teripang keling
paling baik untuk mengidentifikasi disajikan pada Gambar 4.
jenis ikatan kimia. Analisis data
Gambar 4. Spektrum hasil uji FTIR pada ekstrak tablet teripang keling
65
daerah 3429, 2936 – 2861, 1462, dan isolasi adalah suatu senyawa
1056 cm-1 yang masing-masing triterpen jenis steroid, senyawa
menunjukkan vibrasi ulur –OH, steroid yang mengandung gugus
vibrasi ulur –CH3, –CH2 dan -CH, hidroksil, gugus metil, dan ikatan
vibrasi ikatan rangkap (C=C), vibrasi rangkap yang tidak berkonyugasi,
tekuk C-H vibrasi ulur C – O. Data ternyata data ini mirip data steroid
dan pola serapan spektrum IR ini golongan sterol (Tukiran 2009).
mendukung bahwa senyawa hasil
66
Terjemahan dari Food Cucumaria frondosa
Science. (Holothuridea), and Asterias
rubens (Asteroidea).
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Journal of Invertebrate
Republik Indonesia. 1994. Pathology 81(2): 94-102.
Persyaratan Obat
Hing HL, Kaswandi MA, Azraul-
Tradisional. Jakarta:
Mumtazah R, Hamidah
Departeman Kesehatan SA,Sahalan AZ,
Republik Indonesia. Normalawati S, Samsudin
MW, dan Ridzwan B H.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan (2007). Effect of methanol
Republik Indonesia. 1995. extracts from sea cucumbers
Farmakope Indonesia. Edisi Holothuria edulis and
Stichopus chloronotus on
IV. Jakarta: Departeman
Candida albicans.
Kesehatan Republik Microscopy and
Indonesia. Microanalysis 13(2): 270-
271.
Fechter H. 1969. The Sea Cucumber.
Grzimek B, editor. Jawahar AT, Nagarajan J,
Grzimek’s Animal Life Shanmugam SA. 2002.
Encyclopedia. New York : Antimicrobial substances of
potential biomedical
Van Nostrand Reinhold
importance from holothurian
Company.
species. Indian Journal of
Fredalina BD, Ridzwan BH, Abidin Marine Sciences 31(2): 161–
AAZ, Kaswandi MA, 164.
Zaiton H, Zali I, Kittakoop
P, Jais AMM. 1999. Fatty [KKP] Kementrian Kelautan dan
acid compositions in local Perikanan. 2011. Statistik
sea cucumber,Stichopus perikanan tangkap perairan
chloronotus, for wound laut. http://statistik.kkp.go.id
healing. General 29 Oktober 2013.
Pharmacology 33(4): 337-
340. Kariya Y, Watabes S, Hashimoto K,
dan Yoshida K. 1990.
Haug T, Kjuul AK, Styrvold OB, Occurrence of chondroitin
Sandsdalen E, Olsen OM, Sulfate E in
Stensvag K. 2002. glycosaminoglycan isolated
Antibacterial activity in from the body wall
Strongylocentrotus
droebachiensis (Echinodea),
of sea cucumber Stichopus Kustiariah. 2006. Isolasi dan uji
juponicus. The Journal of aktivitas biologis snyawa
Biological Chemistry 265 steroid dari teripang sebagai
(9): 5081-5085. aprodisiaka alami [Thesis].
Bogor: Sekolah
67
Pascasarjana, Institut extracts of some Microalgal
Pertanian Bogor. Species by linear regression
Lachman L, Lieberman H.A, Kanig analysis of
J.L. 1994. Teori dan spectrophotometric
Praktek Farmasi Industri measurements. Sensors 7:
2080-2095.
Edisi Ketiga. Jakarta:
Mojica, Elmer R, dan Merca FE.
Penerbit Universitas 2005. Biological properties
Indonesia (UI-Press). of lectin from sea Cucumber
Manimaran A. dan Rajneesh CP. (Holothuria scabra .laeger).
2009. Activities of Journal of Biological
antioxidant enzyme and lipid Science 5(4): 472-477.
peroxidation in ovarian Molyneux P. 2004. The use of the
cancer patients. Academic stable free radicals
Journal of Cancer Research diphenylpicrylhydrazyl
2(2): 68-72. (DPPH) for estimating
Martodihardjo S. 1996. Pelepasan antioxidant activity.
teofilin secara terkontrol Songklanakarin . J. Sci.
dari matriks HPMC Technol 26:211-219.
visikositas tinggi. Majalah Murray AP, Munianin C, Seldes Am,
Farmasi Indonesia 7: 152- Maier M. 2001.
161. Patagonicoside A: a novel
Marxen K, Vanselow KH, antifugal disulfated
Lippemeier S, Hintze R, triterpene glycoside from the
Ruser A, dan Hansen UP. sea cucumber Psolus
2007. Determination of patagonicus. Tetrahedron
DPPH radical oxidation 57:9563-9568.
caused by methanolic
Nurhidayati. 2009. Efek protektif (CCl4). [Thesis]. Surabaya
teripang pasir (Holothuria (ID): Pasca Sarjana Fakultas
scabra) terhadap Kedokteran. Universitas
hepatotoksistas yang Airlanga.
diinduksi karbon tetraklorida
68
Robinson T. 1995. Kandungan Rohman A, Sugeng R, dan Diah U.
Organik Tumbuhan Tinggi. 2006. Antioxidant activity,
Diterjemahkan oleh total phenolics and flavonoid
K. Padmawinata. Penerbit contents of ethyl acetate
ITB Bandung (ID). extract and its fractions.
Indonesian Journal of
Pharmacy 17: 136– 142.
69