Professional Documents
Culture Documents
Artikel Penelitian Terbaru
Artikel Penelitian Terbaru
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pasta tape temulawak, tabut
blok, dan konsentrat laktasi terhadap kualitas susu sapi perah FH (Fries Holland). Penelitian
ini dilaksanakan selama 50 hari dengan 10 hari masa adaptasi ternak dan 40 hari masa
pemberian pasta tape temulawak, Tabut blok, dan konsentrat laktasi. dilaksanakan pada
tanggal 22 Juni 2018 sampai dengan 10 Agustus 2018. Bertempat di Desa Mojorejo
Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dengan desain rancangan bujur
sangkar latin 4 x 4 yang terdiri dari 4 ekor sapi, 4 periode, 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Adapun 4 perlakuan yang digunakan yaitu P0 kontrol, P1 pasta tape temulawak, P2 tabut
blok, P3 konsentrat laktasi. Berdasarkan analisis ragam (anova) menunjukkan perlakuan
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kadar protein susu dan kadar lemak susu sapi perah
FH selama penelitian. Namun kadar lemak dan kadar protein susu tertinggi terdapat pada
perlakuan P2 Tabut blok. Konsumsi BK ransum tertinggi terdapat pada perlakuan P1 Pasta
tape temulawak.
Kata kunci : Sapi Perah FH, Pasta Tape Temulawak, Tabut Blok, Konsentrat Laktasi,
Kualitas Susu.
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of curcuma - fermented cassava
paste, Tabut block and lactation concentrate on the quality of lactating dairy cows. This
research was conducted for 50 days starting on June 22, 2018 to August 10, 2018 in Mojorejo
Village, Selupu Rejang Sub-District, Rejang Lebong District, Bengkulu Province. The design
used was the Latin Square Design (LSD), with treatments were (P0 = Control, P1 = curcuma
- fermented cassava paste, P2 = Tabut Block, P3 = Lactation concentrate). This study used 4
treatments, 4 replications, 4 periods, in a period of 10 days, 10 days of adaptation and the last
3 days for each period of milk sampling. The variables observed were consumption of dietary
dry matter, fat content and milk protein levels. The data obtained were analyzed using
variation analysis (ANOVA). The results showed that the treatment had no significant effect
on fat and protein contents. Fat contents were P0 (2.79%), P1 (2.67%), P2 (4.08%), and P3
(3.42%) and protein contents were P0 (4.06%), P1 (3.71%), P2 (4.36%) and P3 (4.14%).
Keyword : Lactating dairy cows , Fermented cassava paste, Tabut block, Lactation
concentrate. Milk quality.
Pendahuluan
Latar Belakang
Ternak sapi adalah salah satu jenis beranak pertama, frekuensi pemerahan,
ternak ruminansia yang populasinya hampir kesehatan dan masa kering kandang
tersebar luas di seluruh dunia, terutama pada (Schmidt et al., 1988).
daerah yang mempunyai produk pertanian
Pakan adalah salah satu faktor utama
memungkinkan. Penyebaran ternak sapi ini
yang penting dalam keberhasilan suatu usaha
lebih merata jika dibandingkan domba dan
peternakan. Pakan bagi ternak berfungsi
kambing, serta ternak sapi jarang ditemukan
sebagai penunjang kebutuhan hidup pokok,
pada lingkungan yang cukup ekstrim atau
produksi dan reproduksi. Produksi susu,
tidak bersahabat. Sapi di negara berkembang
kualitas susu dan kesehatan sapi perah
memberikan pengaruh yang cukup besar
dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan,
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sapi
pada sapi perah laktasi terdiri atas hijauan
perah khususnya, dengan produksi susu yang
dan konsentrat (Siregar 2001). Salah satu
tinggi mampu mensuplai kebutuhan susu
cara dalam memperbaiki kualitas susu serta
untuk manusia (Irawan, 2010).
produksi susu dapat ditingkatkan dengan
Sapi perah yang banyak dipelihara di cara memperbaiki pakan (Sudono et al.,
Indonesia adalah jenis sapi perah Friesian 2003).
Holstein (FH). Sapi FH merupakan salah Temulawak adalah bahan suplemen
satu bangsa dari sapi perah yang memiliki alternatif untuk sapi perah. Tanaman
tingkat produksi susu yang tertinggi dengan temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
kadar lemak relatif lebih rendah adalah salah satu jenis tanaman obat
dibandingkan sapi perah lain (Blakely dan alternatif pengganti antibiotik. Kandungan
Blade 1998). Kapasitas produksi susu dalam kurkumin dan desmetoxy kurkumin yang
negeri dapat ditingkatkan dengan terdapat dalam temulawak berfungsi untuk
penambahan jumlah populasi sapi perah serta meningkatkan nafsu makan, memperbaiki
produktivitas pada sapi perah. Produktivitas fungsi pencernaan, fungsi hati, menurunkan
sapi perah dipengaruhi oleh beberapa faktor, lemak darah, pereda rasa nyeri sendi dan
antara lain : tata laksana pemberian pakan, tulang, antioksidan serta menghambat proses
kualitas genetik ternak, periode laktasi, umur penggumpalan darah. Minyak atsiri bekerja
mempercepat pengosongan dalam lambung laktasi dan sapi potong laktasi (Sulistyowati,
sehingga dapat menimbulkan rasa cepat 1999).
lapar (Rahardjo, 2010). Komponen penting yang terkandung
Tabut Blok merupakan didalam susu adalah lemak dan protein.
pengembangan dari pasta tape temulawak kandungan protein dalam susu berkisar
serta Sakura Blok pasta tape temulawak telah antara 3%–5% sedangkan kandungan lemak
diaplikasikan pada sapi madura dan sapi bali susu berkisar antara 3%-8%. Komposisi air
laktasi sebanyak 5% BK ransum, hasilnya susu rata-rata adalah sebagai berikut: air
diduga dapat meningkatkan produksi susu (87,90%); kasein(2,70%); lemak (3,45%);
sebanyak 0,42 kg/ekor atau 9,5 kali lebih bahan kering (12,10%); albumin (0,50%);
tinggi jika dibandingkan dengan sapi yang protein (3,20%); bahan kering laktosa
tidak diberi pasta tape temulawak (4,60%); enzim, vitamin, serta gas (0,85 %).
(Sulistyowati, 1999). Pada kambing PE Kadar lemak susu yang tinggi pada susu sapi
laktasi, pemberian pasta tape (7,5%) dan perah dapat meningkatkan harga susu yang
larutan temulawak (50%) menghasilkan dihasilkan (Winarno, 1993).
produksi susu tertinggi (0,37kg/hari) dengan Pada uji kualitas susu dapat ditentukan
kandungan lemak susu rendah (2,09%) melalui warna, bau, rasa, berat jenis,
(Sulistyowati dan July 2009). kebersihan, kadar lemak, kadar protein dan
BK 35% konsentrat (850 g tape – 345 bahan kering tanpa lemak (Sudono, 1999).
ml larutan temulawak) merupakan Menurut hasil penelitian Mardalena
suplementasi PTT 5%. meningkatkan (2012) didapat rataan kadar protein 3,40 –
produksi susu sebanyak 0,45 kg/ekor/hari 4,43% dan laktosa susu 4,75 – 5,47%.
atau 10 kali lebih tinggi jika dibandingkan Selama penelitian dapat dilihat adanya
dengan kontrol (0,048 kg/ekor/hari) pada peningkatan kadar protein susu sebesar 3,13
sapi Madura laktasi (Sulistyowati, 1999). – 23,25% dan kadar laktosa sebesar 4,43 –
Konsentrat laktasi merupakan 13,16%, meningkatnya kadar protein dalam
suplementasi hasil pengembangan dari blok susu dan kadar laktosa susu disebabkan oleh
tabut yang mengandung temulawak, tape tingginya taraf pemberian pakan suplemen.
serta bahan lainnya. Temulawak serta tape kadar lemak susu dalam penelitian ini
dua bahan ini bekerja secara sinergis didalam diperoleh 6,29 – 6,71% yang dipengaruhi
metabolisme serta biosintesis nutrisi menjadi oleh pakan hijauan yaitu semakin tinggi
prekursor susu. Blok ini terbukti telah pakan hijauan yang diberikan maka semakin
meningkatkan produksi susu sapi perah tinggi pula kadar lemak susu.
Pemberian 20% larutan temulawak dan berarti bertambah banyaknya blok Tabut
35% tape dengan ukuran 450 g/blok, mampu yang dikonsumsi maka ketersediaan nutrisi
meningkatkan produksi susu sebesar 2,82 berupa karbohidrat, protein, mineral, dan
kg/hari (Sulistyowati et al. 2008). Hal ini kurkuminoid akan disentesis menjadi susu.
Tujuan Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas,maka Pemberian Pasta tape temulawak,
penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi Tabut blok dan Konsentrat laktasi diduga
pengaruh pemberian Pasta Tape temulawak, dapat memperbaiki kualitas susu sapi perah.
Tabut blok dan konsentrat laktasi terhadap
kualitas susu sapi perah.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat kandang, timbangan, sekop, baskom/ember,
Penelitian ini dilaksanakan pada plastik,paralon bulat, timbangan analitik.
tanggal 22 Juni 2018 sampai 10 Agustus Tahap Penelitian
2018 dan dilaksanakan selama 50 hari Penelitian ini dilakukan dengan
dengan 10 hari masa adaptasi ternak dan 40 beberapa tahapan dimulai dengan (1)
hari masa perlakuan, penelitian ini persiapan bahan pakan (pembuatan tabut
dilaksanakan di Desa Mojorejo Kecamatan blok, pasta tape temulawak dan konsentrat
Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong laktasi) (2) persiapan kandang (3) persiapan
dengan rata-rata ketinggian 968,31 m/dpl dan ternak (4) pelaksanaan penelitian (5) analisis
suhu udara berkisar rata-rata antara 23,240C. protein susu (6) analisis kadar lemak (7)
analisis data.
Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
Materi yang digunakan dalam Persiapan bahan pakan
penelitian ini adalah 4 ekor sapi FH (Fries
Hijauan yang diberikan sebanyak 40
Holstein) sedang laktasi. Bahan yang
kg yang diberikan oleh peternak. Hijauan
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah bahan
terdiri atas king grass dan tebon jagung.
konsentrat (dedak, ,jagung giling, minyak
Tabut blok sesuai perlakuan dengan berat
sawit, tepung tapioka, ragi tape, urea, TSP,
300 g diberikan sebanyak 6 buah/ekor/hari
garam, premix, kapur, pasta tape
diberikan 3 buah pagi dan 3 buah sore hari,
temulawak), tempat pakan, tempat minum,
konsentrat laktasi diberikan sebanyak 2
kg/ekor/hari diberikan 1 kg pagi dan 1 kg
sore hari, pasta tapai temulawak diberikan Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pasta tape
temulawak, Tabut blok, konsentrat
850 g tape dengan sari temulawak 350
laktasi dan dedak
g/ekor/hari diberikan pagi dan sore hari.
Perlakuan K. Air (%) Abu (%) Lemak (%) Protein (%) SK (%)
Sumber: Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan jagung giling 15%, garam 3%, kapur 3%,
Bioteknologi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Masyarakat, IPB (2018) dan Laboratorium Jurusan TSP 1%, semen 3,5%, urea 3% serta premix
Peternakan, Universitas Bengkulu (2018)
1,5%. Tabut blok ini diberikan pada sapi
Tabut blok dibuat berdasarkan
potong laktasi sebanyak 300 g/ekor/hari
formula dasar yang terdiri dari tape singkong
(Sulistyowati et al., 2001).
40%, larutan temulawak 15%, dedak 15%,
Tabel.2 Formula Tabut blok
Perlakuan
Ransum
P0 P1 P2 P3
kg/ekor/hari
Data hasil lemak susu dan protein susu sapi FH selama penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 6 : Rataan lemak susu dan protein susu sapi FH selama penelitian yang diberi Tabut
blok, konsentrat laktasi dan pasta tape temulawak.
Perlakuan
Variabel
P0 P1 P2 P3
Lemak Susu 2,79 ± 1,58 2,67 ± 0,38 4,08 ± 1,05 3,42 ±1 ,99
Protein Susu 4,06 ± 1,23 3,71 ± 1,36 4,36 ± 1,11 4,14 ± 0,88
Keterangan : P0 Kontrol, P1 (Pasta Tape Temulawak), P2 (Tabut Blok), P3 (Konsentrat Laktasi) berpengaruh
tidak nyata (P>0,05).
Berdasarkan analisis varian (anova) adalah 2,79 ; 2,67 ; 4,08 dan 3,42. kadar
terdapat perlakuan berpengaruh tidak nyata lemak susu tertinggi terdapat pada perlakuan
(P>0,05) terhadap kadar lemak dan kadar P2 pemberian tabut blok dan P3 pemberian
protein susu. Kadar lemak dan kadar protein konsentrat laktasi yaitu sebesar 4,08% dan
susu dipengaruhi oleh faktor pakan hijauan 3,42% hasil ini menunjukkan bahwa
yang diberikan serta keadaan sapi selama pemberian tabut blok dan konsentrat laktasi
penelitian. tidak menunjukkan hasil yang berpengaruh
Namun jika dilihat dari rata-rata nyata terhadap kualitas susu, walaupun tidak
lemak susu pada tabel diatas menunjukkan menunjukkan hasil yang signifikan serta
rataan lemak susu selama penelitian pada terdapat perbedaan jumlah kandungan lemak
perlakuan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut susu tiap perlakuan, akan tetapi kadar lemak
susu tersebut sangat tinggi dan telah Protein susu selama penelitian
memenuhi standar kualitas susu. Menurut menunjukkan hasil rataan pada tiap
peraturan pemerintah (SNI 01-3141-1998) perlakuan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut
yaitu kadar lemak susu minimal sebesar adalah 4,06% ; 3,71% ; 4,36% dan 4,14%.
3,0%. Kadar protein susu tertinggi terdapat pada
perlakuan P2 pemberian tabut blok sebesar
Menurut pendapat Ace dan
4,36% dan P3 pemberian konsentrat laktasi
Wahyuningsih (2010), setelah pemerahan,
yaitu sebesar 4,14% hasil ini menunjukkan
kelenjar ambing akan mensintesis susu
bahwa pemberian tabut blok dan konsentrat
kembali, semakin lama tekanan ambing
laktasi tidak menunjukkan hasil yang
akan semakin meningkat, sintesis susu
berpengaruh nyata terhadap kualitas susu,
berlangsung selama 6 sampai 8 jam
walaupun tidak menunjukkan hasil yang
kemudian gland cistern akan terpenuhi oleh
signifikan serta terdapat perbedaan jumlah
susu dan seluruh lumen akan penuh
kandungan protein susu tiap perlakuan, akan
dengan air susu.
tetapi protein susu tersebut cukup tinggi dan
Kadar lemak susu terendah terdapat telah memenuhi syarat mutu susu segar di
pada perlakuan P0 kontrol dan P1 pasta tape Indonesia menurut Standarisasi Nasional
temulawak yaitu sebesar 2,79% dan 2,67%, 3141.1 (2011) yaitu minimum 2,8%.
kadar lemak susu yang dihasilkan Menurut (Sukarni 2006), nilai protein susu
dipengaruhi oleh kandungan serat kasar yang dipengaruhi oleh pemberian konsentrat. Jika
terkandung didalam ransum. Jika kadar serat pemberian konsentrat tinggi maka semakin
kasar rendah maka kadar lemak susu yang tinggi kadar protein susu yang dihasilkan.
dihasilkan juga menurun (Sudono, 1999). Kandungan kadar protein susu berkorelasi
positif terhadap energi pakan, terutama
. Menurut (Ramadhan et al., 2013)
karbohidrat yang mudah larut.
konsumsi serat kasar sangat mempengaruhi
Ketersediaanya menfasilitasi dalam
kadar lemak susu karena berpengaruh
pembentukan propionat sehingga
terhadap asam asetat yang digunakan untuk
menurunkan kebutuhan asam amino dalam
prekursor lemak susu. (Larson, 1985)
pembentukan glukoneogenesis yang
sebagian gliserol disentesis dari glukosa.
menjadikan asam amino lebih banyak
Glukosa diubah menjadi gliserol-3-fosfat
tersedia di usus halus dan sintesa protein di
melalui jalur Embden Meyerhof dan diubah
kelenjar susu.
menjadi gliserol untuk disintesis menjadi
Menurut (Liang et al. 1985), Blok
lemak susu.
tabut berbeda dengan suplemen lain karena
mengandung zat bioaktif yang terkandung protein susu yang meningkat tergantung pada
didalam temulawak, yaitu kurkuminoid asupan protein di pakan ternak yang
(3,16%) dan minyak atsiri (15,5%) per 10 g membentuk asam amino dan selanjutnya
bahan kering. Zat bioaktif ini berfungsi akan diserap tubuh melalui darah.
untuk stimulan konsumsi ransum, Protein susu terbentuk dari tiga
antiinflamasi, hipokoleretik, anticacing, dan sumber utama yang berasal dari darah yaitu
zat serupa hormon oxytocin dan prolactin, plasma protein, peptida dan asam amino
serta memperbaiki kondisi dalam rumen. bebas. Peningkatan kadar protein dalam susu
Sementara itu, tape yang merupakan bahan disebabkan oleh penurunan pada rasio
sumber karbohidrat yang mudah tercerna hijauan yang diberikan dalam pakan yang
dan kaya akan yeast, terutama S. cereviseae menyebabkan rasio konsentrat meningkat,
akan menjaga keseimbangan dalam mikroba peningkatan rasio konsentrat mengakibatkan
rumen, meningkatkan konsumsi nurisi serta terjadinya peningkatan energi metabolisme
kecernaan nutrisi yang pada akhirnya akan atau metabolisme energi (ME). Pada saat
meningkatkan produksi susu dihasilkan. keadaan laktasi protein susu dalam kondisi
Kadar protein susu terendah terdapat relatif tetap, karena protein ini disintesis
pada perlakuan P0 kontrol dan P1 pasta tape dalam sel epitel kelenjar ambing yang
temulawak yaitu sebesar 4,06% dan 3,71%. dikontrol oleh gen yaitu DNA (Sanh et al.,
(Mc Donald et al., 2002), menyatakan kadar 2002).
Kesimpulan Saran