Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS

PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DENGAN PENDEKATAN


KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 3 PA’JUKUKANG

Muslimin1, Muris2, Jasruddin3


1
Guru SMP Negeri 3 Pa’jukukang
2,3
Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT
This study included research and development (research and development) which aims to:
(1) produce a learning device physics project-based approach to process skills are valid,
practical, and effective, (2) describe the learning device physics project-based approach to
process skills that have been developed can improve students' learning activities, and (3)
determine improving student learning outcomes after the use of project-based learning tools
with process skills approach that has been developed. Development of project-based learning
tools to approach this process skills development model learning device 4-D (Model Four D)
Thiagarajan. This model consists of four phases: definition stage (define), stage design
(design), stage of development (develop), and the deployment phase (disseminate).
Collecting data using sheet keterlaksanaan learning is validated by validator and
observations by teachers, achievement test and questionnaire, then the data were analyzed
with descriptive analysis techniques. The results showed that the analysis of the
enforceability of learning and the learning device being done to see the extent of the
practicality of the device was 1.76 and executed entirely in the category. Analysis of test
results of study show that there are 12 people tested thoroughly studied (80%) and three
people who did not pass the study (20%), but no students were categorized as very low. This
value has been as expected. Based on the analysis of student activity at the trial, of six (6)
categories were observed and fulfilled all of these categories because they are all on the
criteria of Good and Very Good. Analysis of students' response to project-based learning
approach process skills gained an average percentage of 76.67% said very positive, 23.33%
declared positive, and no student is stated quite positive or less positive.

Keywords : Project ( Project Based Learning ), Process Skills Approach

ABSTRAK:
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and development) yang bertujuan
untuk: (1) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis proyek dengan pendekatan
keterampilan proses yang valid, praktis, dan efektif, (2) mendeskripsikan perangkat
pembelajaran fisika berbasis proyek dengan pendekatan keterampilan proses yang telah
dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan (3) mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa setelah digunakan perangkat pembelajaran berbasis proyek dengan
pendekatan keterampilan proses yang telah dikembangkan. Pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan keterampilan proses ini menggunakan
model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (Model Four D) Thiagarajan. Model ini
terdiri dari empat tahap yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap rancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Pengumpulan data
menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran yang divalidasi oleh validator dan
pengamatan oleh guru, tes hasil belajar, dan angket, selanjutnya data dianalisis dengan teknik
analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis tentang keterlaksanaan
pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
kepraktisan perangkat adalah 1,76 dan berada pada kategori terlaksana seluruhnya. Analisis
tes hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat 12 orang dinyatakan tuntas belajar (80 %) dan
3 orang yang tidak tuntas belajar (20 %), tetapi tidak ada siswa yang masuk kategori sangat
rendah. Nilai ini telah sesuai yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa
pada uji coba, dari 6 (enam) kategori yang diamati dan semua kategori tersebut terpenuhi

1
karena semuanya berada pada kriteria Baik dan Sangat Baik. Analisis respon siswa terhadap
pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan keterampilan proses diperoleh persentase
rata-rata 76,67% menyatakan sangat positif, 23,33% menyatakan positif, dan tidak ada siswa
yang menyatakan cukup positif atau kurang positif.

Kata Kunci: Proyek (Project Based Learning), Pendekatan Keterampilan Proses.

PENDAHULUAN bagi kehidupannya di masyarakat. Karya yang


Untuk mendukung pelaksanaan dihasilkan dapat diterapkan di masyarakat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pembelajaran berbasis Projek (Project-
maka pemerintah melakukan berbagai upaya Based Learning) merupakan pembelajaran
seperti menyelenggarakan peningkatan mutu yang inovatif yang menekankan pada kegiatan
pendidikan baik pada guru maupun sarana dan kompleks dengan tujuan pemecahan masalah.
prasarana di berbagai sekolah khususnya mata (Leviatin: 2008) dalam Nurhikma, AR (2014:
pelajaran IPA. Walaupun demikian tetap saja 16). Hal ini sesuai dengan tujuan di sekolah
pendidikan di tanah air belum mencapai yaitu siswa dapat memecahkan masalah dalam
perkembangan yang diharapkan. kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang timbul adalah siswa Upaya yang akan ditempuh untuk
tidak mampu menghubungkan apa yang meningkatkan hasil belajar siswa adalah
mereka pelajari dengan bagaimana dengan menerapkan pembelajaran berbasis
pengetahuan tersebut akan dipergunakan dan proyek (Project Based Learning). Dimana
dimanfaatkan. Siswa juga memiliki kesulitan pembelajaran berbasis proyek ini adalah suatu
untuk memahami konsep akademik karena model pembelajaran yang melibatkan suatu
mereka diajar dengan menggunakan sesuatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek
yang abstrak dengan metode ceramah. yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa
(Mahanal, Darmawan, & Corebima, 2010). proyek perseorangan atau kelompok dan
Oleh karena itu, guru diberi kebebasan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
untuk memanfaatkan metode pembelajaran, secara kolaboratif, menghasilkan sebuah
menggunakan model pembelajaran dan produk, yang hasilnya kemudian akan
pendekatan pembelajaran sesuai dengan ditampilkan atau dipresentasikan.
kondisi masing-masing sekolah. Dalam hal ini Sementara itu pembelajaran fisika yang
guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
menyeleksi bahan ajar yang digunakan dalam merupakan pembelajaran yang dapat
pembelajaran sesuai dengan kurikulum menumbuh kembangkan dan mengasah
sekolahnya. keterampilan-keterampilan proses siswa dalam
Salah satu cara yang perlu digunakan proses pembelajaran.
terkait dengan permasalahan tersebut di atas Menurut Semiawan (1992) dalam St.
yakni agar siswa mampu mengaitkan konten Rahmah (2014: 2) bahwa ada dua alasan yang
dan konteks materi pelajaran adalah melalui mendasari pentingnya penerapan keterampilan
model pembelajaran berbasis proyek (Project proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
Based Learning) dengan menggunakan (1) Laju pertumbuhan produk-produk ilmu
pendekatan keterampilan proses. pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula,
Pembelajaran ini membantu siswa sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan
belajar isi akademik dan keterampilan semua konsep dan fakta kepada siswa melalui
memecahkan masalah dengan melibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
mereka pada situasi masalah kehidupan nyata. teknologi. (2) Sains itu dipandang dari dua
Pembelajaran berbasis proyek merupakan dimensi, yaitu produk dan proses.
salah satu model pembelajaran yang Dengan melihat hal tersebut di atas maka
menekankan pada pemberian kesempatan pembelajaran project based learning dengan
kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya pendekatan keterampilan proses merupakan
melalui pengembangan pengetahuan, sikap, dua aspek dari beberapa aspek yang harus
nilai dan keterampilan sosial yang berguna dilatih dan dikembangkan oleh siswa yang
nantinya dapat dijadikan mampu

2
menyelesaikan soal atau permasalahan yang perangkat pembelajaran fisika berbasis proyek
didapatkan pada pembelajaran fisika. dengan pendekatan keterampilan proses yang
Penggunaan pendekatan pembelajaran telah dikembangkan. (3) Untuk mengetahui
dalam kelas bersifat relatif, tak ada satu efektifitas perangkat pembelajaran fisika
pendekatan pembelajaran tertentu yang efektif berbasis proyek dengan pendekatan
untuk mengajarkan semua materi/pokok keterampilan proses yang telah dikembangkan.
bahasan dalam sains atau fisika. Akan tetapi (4) Adapun perangkat pembelajaran yang akan
karena pusat pelajaran fisika adalah dikembangkan dalam penelitian ini meliputi
eksperimen dan merupakan bagian tak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
terpisahkan dari pelajaran fisika itu sendiri Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil
maka melalui eksperimen siswa dapat Belajar (THB).
memperoleh pengalaman langsung dengan METODE PENELITIAN
gejala fisika yang dipelajari. Untuk Penelitian ini dikategorikan sebagai
mengembangkan aspek kognitif dan aspek Research and Development (penelitan dan
psikomotorik siswa, bukan pekerjaan mudah pengembangan), prosedur pengembangan yang
karena dibutuhkan waktu yang lama untuk dilakukan mengacu pada pengembangan
membina dan mengembangkan keterampilan model Four D (Model 4 D) yang dikemukakan
proses. oleh Thiagarajan. Penelitian ini adalah
Dalam hal ini keterampilan proses penelitian pengembangan yang bertujuan
sebagai salah satu pendekatan maka dalam untuk mengembangkan perangkat
penelitian ini penulis dalam pembelajaran pembelajaran model pembelajaran berbasis
fisika menerapkan pendekatan keterampilan proyek (project based learning) pendekatan
proses dengan menggunakan model keterampilan proses. Perangkat pembelajaran
pembelajaran project based learning. yang dikembangkan adalah Rencana
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
dengan pendekatan keterampilan proses Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil
dengan menggunakan model project based Belajar (THB)
learning maka perlu dibuat dan dikembangkan Prosedur pengembangan pada penelitian
perangkat pembelajaran berbasis project based ini mengacu pada model pengembangan
learning berdasar pendekatan keterampilan perangkat pembelajaran 4-D (Model Four D)
proses untuk meningkatkan hasil belajar fisika. Thiagarajan. Model 4-D dipilih karena
Berdasarkan latar belakang masalah yang sistematis dan cocok digunakan untuk
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah mengembangkan perangkat pembelajaran
dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana berbasis proyek dengan pendekatan
kualitas (valid dan praktis) perangkat keterampilan proses peserta didik. Model ini
pembelajaran fisika berbasis proyek dengan terdiri dari empat tahap yaitu: tahap
pendekatan keterampilan proses yang telah pendefinisian (define), tahap rancangan
dikembangkan? (2) Bagaimana tanggapan (design), tahap pengembangan (develop), dan
subyek/siswa terhadap penggunaan perangkat tahap penyebaran (disseminate).
pembelajaran fisika berbasis proyek dengan Teknik pengumpulan data untuk
pendekatan keterampilan proses yang telah memperoleh informasi tentang aktivitas
dikembangkan? (3) Bagaimana efektifitas peserta didik dan guru selama kegiatan
perangkat pembelajaran fisika berbasis proyek pembelajaran dengan model project based
dengan pendekatan keterampilan proses yang learning pendekatan keterampilan proses,
telah dikembangkan? keterampilan peserta didik, respon peserta
Berdasarkan rumusan masalah di atas, didik dan respon guru terhadap model project
maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) based learning pendekatan keterampilan
Untuk mengetahui kualitas (valid dan praktis) proses serta pengelolaan kelas oleh guru dalam
perangkat pembelajaran fisika berbasis proyek menerapkan model project based learning
dengan pendekatan keterampilan proses yang pendekatan keterampilan proses di kelas maka
telah dikembangkan. (2) Untuk mengetahui perlu mengembangkan instrumen. Instrumen-
tanggapan subyek/siswa terhadap penggunaan instrumen itu adalah sebagai berikut: (1)

3
Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran, (2) Teknik 3,71 Sangat
Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik, (3) Penyajian 3,58 Valid
Angket Respon Peserta didik Terhadap Proses Kelengkapan 4,00 Sangat
Pembelajaran. Penyajian 4,00 Valid
Teknik analisis data yang telah dikumpul Waktu 3,67 Sangat
Bahasa Valid
selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan
Manfaat/Kegun Sangat
diarahkan untuk menjawab pertanyaan aan Valid
“Seberapa tingkat kevalidan, kepraktisan, dan Sangat
keefektifan perangkat pembelajaran project Valid
based learning (pembelajaran berbasis proyek) Rata-rata 3,59 Sangat
berdasar pendekatan keterampilan proses yang Valid
telah dikembangkan?”. Berikut ini dikemukan Sangat
tentang analisis data kevalidan dan keefektifan THB
Materi 3,63
Valid
berdasarkan Nurdin, 2007 dalam Agiustina Sangat
Konstruksi 3,60
(2014). Yaitu: (1) Analisis Data Kevalidan Valid
Bahasa 3,63
Perangkat Pembelajaran, (2) Analisis Data Sangat
Kepraktisan Perangkat Pembelajaran, (3) Valid
Sangat
Analisis data pengamatan keterlaksanaan Rata-rata 3,62
Valid
perangkat pembelajaran dan kemampuan
Rata-rata Total 3,66 Sangat
mengelola pembelajaran, (4) Analisis Data Valid
Respon Peserta didik terhadap Pembelajaran, Tabel 4.3. menunjukkan bahwa RPP,
(5) Analisis Data Tes Hasil Belajar. LKS dan THB ditinjau dari indikator-
HASIL PENELITIAN DAN indikatornya berada pada kategori “Valid” dan
PEMBAHASAN “Sangat Valid”. Nilai rata-rata untuk RPP, LKS
1. Hasil Penelitian dan THB berada pada kategori Sangat Valid.
a. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan Kedua validator memberikan kesimpulan
(Develop) bahwa perangkat yang telah dikembangkan
1) Analisis Ahli dapat digunakan dengan sedikit/tanpa revisi
Hasil penilaian ahli terhadap perangkat revisi.
pembelajaran berupa RPP, LKS, dan THB Analisis hasil penilaian validator
dapat dilihat pada lampiran D.1, D.2, dan D.4. menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
Deskripsi hasil penilaian ahli terhadap berbasis proyek yang terdiri dari Rencana
perangkat pembelajaran digambarkan pada Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
tabel 4.3. Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Penilaian Ahli (THB) yang telah dikembangkan memenuhi
terhadap Perangkat Pembelajaran kriteria sangat valid, walaupun masih terdapat
Perangk Aspek yang Penilai Katego
koreksi, kritik, dan saran-saran yang
at Dinilai an ri
selanjutnya merupakan bahan pertimbangan
Kesesuaian 3,63 Sangat
tujuan 3,63 Valid untuk merevisi perangkat pembelajaran. Hasil
Materi/Isi 3,63 Sangat revisi untuk masing-masing perangkat
Metode dan 3,83 Valid pembelajaran tersebut diuraikan sebagai
langkah- 4,00 Sangat berikut:
langkah 3,83 Valid a) Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
Penilaian Sangat (RPP)
Bahasa Valid Kedua validator umumnya
Manfaat/Kegun Sangat menyimpulkan bahwa RPP yang
aan Valid dikembangkan baik dan dapat digunakan
Sangat dengan sedikit revisi. Revisi dilakukan pada
Valid
kalimat indikator pembelajaran dan kalimat
Rata-rata 3,76 Sangat
Valid
tujuan pembelajaran dan salah satu validator
LKS Konstruksi 3,39 Valid menyarankan bahwa indikator pencapaian dan
tujuan pembelajaran pada RPP tidak perlu

4
dikelompokkan mana yang termasuk afektif, Keterlaksanaan perangkat pembelajaran
kognitif dan mana yang termasuk selama berlangsungnya uji coba lapangan
psikomotorik. Revisi juga dilakukan pada diamati oleh dua pengamat. Hasil pengamatan
kalimat langkah-langkah pembelajaran, secara umum ditunjukkan pada tabel 4.5
terutama pada fase perencanaan dan berikut:
pelaksanaan proyek. Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan
Perangkat pembelajaran hasil revisi Perangkat pembelajaran
berdasarkan masukan dan validator selanjutnya Rata-
diujicobakan pada siswa kelas VIII SMP N Aspek rata
Kategori
Negeri 3 Pa’jukukang Bantaeng. o Pengamatan Penilaia
Uji coba dilakukan untuk melihat kepraktisan n
dan keefektifan perangkat pembelajaran 1. Aspek 1,73 Terlaksana
berbasis proyek yang dikembangkan. sintaks seluruhnya
b) Revisi Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Aspek sistem 1,77 Terlaksana
Kedua validator umumnya sosial seluruhnya
menyimpulkan bahwa LKS yang 3. Aspek 1,78 Terlaksana
dikembangkan baik dan dapat digunakan prinsip reaksi seluruhnya
dengan melakukan sedikit revisi. Revisi Rata-rata 1,76 Terlaksana
dilakukan pada kalimat dalam deskripsi tujuan seluruhnya
pembelajaran dan prosedur kerja proyek. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
2) Analisis Hasil Uji Coba Lapangan keterlaksanaan perangkat pembelajaran adalah
Uji coba dilaksanakan selama 6 (enam) berada pada nilai rata-rata M =1,76 yang
kali pertemuan mulai tanggal 21 April sampai artinya aspek dan kriteria yang diamati pada
dengan 26 Mei 2016. Kegiatan belajar pelaksanaan RPP pada umumnya terlaksana
mengajar pada uji coba ini dilaksanakan oleh seluruhnya (1,5 < M < 2,0). Dengan demikian
guru model yang ditunjuk dan diamati oleh 2 dapat disimpulkan bahwa perangkat
orang pengamat. Adapun rincian pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yang telah
uji coba dirangkum dalam tabel 4.4. diujicoba memenuhi kriteria praktis.
Tabel 4. 4. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba 4) Analisis Keefektifan
Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran dikatakan
Pertemu Hari/Tangg Uji Coba Perangkat efektif apabila memenuhi 3 dari 4 kriteria
an al Pembelajaran keefektifan tetapi kriteria pertama harus
ke RP LK Tes Hasil dipenuhi sebagaimana yang dijelaskan pada
P S Belajar batasan istilah. Kriteria-kriteria tersebut yaitu:
I Kamis, 21- RP LK Pembelajar
(1) ketercapaian hasil belajar siswa yaitu 80 %
4-2016 P S an 01
01 01 (skor minimal 75 untuk rentang skor 0 - 100),
II Kamis, 28- RP LK Pembelajar (2) aktivitas siswa selama kegiatan belajar
4-2016 P S an 02 memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yakni
02 02 minimal baik, dan (3) lebih dari 50% siswa
III Selasa, 03- RP LK Pembelajar memberikan respon positif terhadap penerapan
5-2016 P S an 03 pembelajaran berbasis proyek yang meliputi
03 03 respon terhadap proses pembelajaran dan LKS.
IV Selasa, 17- RP LK Pembelajar Deskripsi hasil pengamatan dan analisis
5-2016 P S an 04 terhadap kriteria keefektifan sebagai berikut:
04 04 a) Deskripsi Ketercapaian Hasil Belajar
V Selasa, 24- RP LK Pembelajar
Hasil analisis deskriptif skor tes hasil
5-2016 P S an 05
05 05 belajar siswa setelah mengikuti proses
VI Kamis, 26- Tes Hasil Belajar dan pembelajaran dengan menggunakan perangkat
5-2016 pengisian pembelajaran berbasis proyek dapat dilihat
angket respon siswa pada lampiran E.2 dan dirangkum pada tabel
3) Analisis Data Kepraktisan 4.6 berikut:

5
Tabel 4.6. Statistik Skor Tes Pencapaian Instrumen penelitian yang telah
Kompetensi Siswa pada Materi Cahaya pada dirancang pada tahap ini, yaitu instrumen
Kelas VIII SMP Negeri 3 Pa’jukukang kevalidan, instrumen kepraktisan dan
Parameter Nilai Statistik instrumen keefektifan. Instrumen kevalidan
Jumlah Siswa 15 yang dihasilkan pada fase perancangan yaitu:
Skor Ideal (KKM) 75 (1) format RPP, (2) format LKS, dan (3) tes
Rata-rata 81,11 hasil belajar. Instrumen-instrumen tersebut
Rentang Skor 0-100 dapat dilihat pada lampiran A.1 sampai A.5,
Skor Minimum 60,00 lampiran B.1 sampai B5, dan lampiran G.2.
Skor Maksimum 93,33 Instrumen kepraktisan yang berhasil dirancang
Distribusi frekuensi nilai yang diperoleh pada fase ini yaitu lembar keterlaksanaan
siswa dalam tes hasil belajar, disajikan pada perangkat pembelajaran, sedangkan instrumen
Tabel 4.7. keefektifan meliputi: (1) analisis tes hasil
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan belajar (lampiran E.2); (2) lembar analisis
Persentase Ketercapaian Hasil Belajar pada observasi aktivitas siswa (lampiran E.3); dan
Materi Cahaya (3) analisis respon siswa (lampiran E.4).
Persentase c) Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas
kor Kategori Frekuensi
(%) Siswa
81– 100
Sangat
10 66,67 Hasil penelitian tentang aktivitas siswa
Tinggi selama mengikuti pembelajaran berbasis
61– 80 Tinggi 4 26,67 proyek, dapat dilihat secara lengkap pada
41– 60 Sedang 1 6,66 lampiran E.3.
21– 40 Rendah 0 0,00 Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari
Sangat 6 (enam) komponen yang dinilai oleh dua
0 – 20 0 0,00
Rendah
orang pengamat (6 komponen sintaks
Jumlah 15 100,00
pembelajaran berbasis proyek), 3 komponen
Pencapaian hasil belajar siswa pada berada pada kategori sangat baik dan 3 lainnya
cahaya dilihat dari aspek ketuntasan belajar dengan kategori baik. Frekuensi aktivitas siswa
setelah diterapkan pembelajaran proyek dapat terangkum pada tabel 4.9.
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Deskripsi Ketuntasan Pencapaian Tabel 4.9. Rekapitulasi Aktivitas Siswa
Hasil Belajar Siswa Persentase Aktivitas Ra
Sko Frekuens Persentas Aspek
Kategori Siswa pada Pertemuan ta-
r i e (%) Pengam
Ke- rat Krit
Tidak atan
4 a eria
Aktivita
< 75 Tuntas/Reme 3 20,00 1 2 3 5 (%
s Siswa
di )
> 75 Tuntas 12 80,00 Mengan San
83, 86, 90 93 90 88,
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa terdapat alisis gat
33 67 ,0 ,3 ,0 67
12 siswa dari 15 orang (80,00%) siswa yang masalah Baik
Membua
memperoleh nilai 75 ke atas. Dengan demikian San
t desain 90, 90, 86 86 83 87,
menurut kriteria pada bab III, penguasaan tes dan 00 00 ,7 ,7 ,3 33
gat
hasil belajar siswa sudah memenuhi standar Baik
jadwal
ketuntasan secara klasikal, namun perlu Melaksa
menjadi perhatian bahwa 3 orang siswa yang San
nakan 86, 80, 83 76 83 82,
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal gat
penelitia 67 00 ,3 ,7 ,3 00
Baik
(KKM) haruslah diremedial agar mencapai n
standar ketuntasan 100% sebagaimana yang Menyus
diharapkan pemerintah dalam menerapkan un draf/ 83, 83, 70 83 76 79,
Baik
sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan prototip 33 33 ,0 ,3 ,7 33
(KTSP). e produk
b) Instrumen Penelitian Menguk 76, 76, 76 76 73 76, Baik
ur, 67 67 ,7 ,7 ,3 00

6
menilai, menyatakan positif, dan tidak ada siswa yang
dan menyatakan cukup positif atau kurang positif.
memper Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa
baiki seluruh aspek yang ditanyakan dalam
produk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
Finalisas
menggunakan perangkat pembelajaran
i dan 76, 73, 66 73 76 73,
publikas 67 33 ,7 ,3 ,7 33
Baik berbasis proyek dengan pendekatan
i produk keterampilan proses mendapat respon positif
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas dari siswa. Dengan demikian, ditinjau dan
siswa pada uji coba, dari 6 (enam) kategori respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan
yang diamati dan semua kategori tersebut pembelajaran dengan menggunakan
terpenuhi karena semuanya berada pada pembelajaran berbasis proyek dengan
kriteria Baik dan Sangat Baik. pendekatan keterampilan proses telah
d) Deskripsi Hasil Respon Siswa memenuhi kriteria efektif.
Instrumen yang digunakan untuk 2. Pembahasan Hasil Penelitian
memperoleh data respon siswa adalah angket Adapun ketercapaian tujuan penelitian,
respon siswa. Hasil analisis data respon siswa temuan khusus, dan kendala-kendala yang
terhadap pelaksanaan pembelajaran dan dihadapi selama penelitian akan diuraikan
perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) yang sebagai berikut:
diisi oleh 15 orang siswa kelas VIII SMP a. Ketercapaian Tujuan Penelitian
Negeri 3 Pa’jukukang dapat dilihat pada 1) Kevalidan
lampiran E.4. Rerata hasil respon siswa Berdasarkan hasil penilaian 2 validator
dirangkum pada tabel 4.10. menunjukkan bahwa secara keseluruhan
Tabel 4.10. Rerata Hasil Respon Siswa komponen perangkat pembelajaran dan
Terhadap Pelaksanaan dan Perangkat instrumen (draf-l) dinyatakan valid dengan
Pembelajaran Berbasis proyek dengan revisi kecil. Oleh karena itu, dilakukan revisi
pendekatan keterampilan proses atau perbaikan berdasarkan saran para ahli
Respons Siswa (%) selanjutnya diperoleh draf-2 yang kemudian
N diujicobakan.
Kategori C K
o SP P Hasil analisis validasi RPP diperoleh
P P
1. Respons rata-rata penilaian = 3,76 termasuk kategori
siswa sangat valid (3,5 ≤ M < 4). Rata-rata penilaian
terhadap 73,33 26,67 - - terhadap LKS = 3,59 termasuk kategori sangat
pelaksanaan valid (3,5 ≤ M < 4). Kesimpulan dari para
pembelajaran validator menyatakan bahwa perangkat
2. Respons pembelajaran yang dikembangkan dapat
siswa digunakan dengan sedikit revisi. Namun
80,00 20,00 - -
terhadap demikian, terdapat beberapa aspek yang perlu
LKS
diperhatikan agar menghasilkan kualitas
% Rata-rata
76,67 23,33 - - perangkat, yaitu penyajian materi pada
Total
Keterangan: perangkat pembelajaran didasarkan pada
SP = Sangat Positif model pembelajaran berbasis proyek. Ciri khas
CP = Cukup Positif pembelajaran proyek bahwa pengetahuan
P = Positif siswa tentang materi cahaya diperoleh melalui
KP = Kurang Positif proses belajar yang diawali dari sebuah
Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa masalah terkait dengan materi ajar.
persentase rata-rata respon siswa terhadap Selanjutnya, penyelesaian masalah dilakukan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan melalui penelitian proyek, telaah literatur, dan
menggunakan perangkat pembelajaran diskusi kelompok. Fase berikutnya siswa
berbasis proyek dengan pendekatan dilatih untuk mengkomunikasikan
keterampilan proses adalah 76,67% pengetahuan yang telah diperoleh dan
menyatakan sangat positif, 23,33%

7
mengaplikasikan pemahaman konsepnya berbasis proyek dengan pendekatan
melalui pelatihan lanjutan. keterampilan proses adalah sebagai berikut:
Perangkat pembelajaran yang berbasis a) Ketercapaian Hasil Belajar
proyek sangat memudahkan siswa dalam Hasil analisis data ketercapaian hasil
mempelajari dan memahami materi cahaya. belajar siswa menunjukkan bahwa 80,00%
Beberapa alasan yang mendukung hal tersebut siswa sudah mencapai ketuntasan klasikal dan
adalah siswa memperoleh pengetahuan secara 20% siswa yang belum mencapai Kriteria
bertahap, diawali dari suatu masalah dan Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan
dikaitkan dengan proses faktual dalam hasil analisis terhadap tes hasil belajar
kehidupan sehari-hari, orientasi pembelajaran diketahui bahwa soal no. 20, 28, dan no. 30
adalah penemuan yang merupakan pemecahan yang memiliki nilai ketuntasan paling rendah
masalah, dan pengetahuan dikonstruksi dari (lihat lampiran E.2). Beberapa hal yang
pengalaman siswa dengan bekerja dan berpikir menjadi penyebabnya adalah sebagian siswa
melalui kerja proyek, telaah literatur dan kurang memahami pengoperasian rumus dan
diskusi kelompok. Dengan demikian, proses masih banyak siswa yang salah dalam hal
pembelajaran bukan lagi sekedar transfer perhitungan matematika. Namun demikian,
pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi ketercapaian hasil belajar siswa telah
merupakan proses pemerolehan konsep yang memenuhi standar ketuntasan klasikal yaitu
berorientasi pada keterlibatan siswa secara terdapat 80% siswa yang mencapai nilai
aktif dan langsung. Kriteria ketuntasan Minimal (KKM).
2) Kepraktisan b) Aktivitas Siswa
Kepraktisan perangkat pembelajaran Hasil analisis data aktivitas siswa
dapat diketahui dari hasil analisis data menunjukkan bahwa seluruh kategori aktivitas
keterlaksanaan perangkat pembelajaran siswa terpenuhi (6 kategori), yaitu:
berbasis proyek. Berdasarkan analisis data menganalisis masalah; membuat desain dan
diperoleh rata-rata penilaian masing-masing jadwal; melaksanakan penelitian; menyusun
aspek keterlaksanaan perangkat pembelajaran draf/prototipe produk; menganalisis, menilai,
= 1,76. Rata-rata penilaian terhadap komponen dan memperbaiki produk; serta finalisasi dan
sintaks adalah 1,73; interaksi sosial adalah publikasi produk.
1,67; dan prinsip reaksi adalah 1,78. Proses pembelajaran dengan
Berdasarkan penilaian secara umum menggunakan perangkat pembelajaran
terhadap semua komponen yang divalidasi, berbasis proyek pada materi cahaya, telah
kedua validator memberikan penilaian bahwa melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
perangkat pembelajaran berbasis proyek dapat pembelajaran sehingga verbalisme guru dalam
digunakan dengan revisi kecil atau tanpa revisi kegiatan pembelajaran dapat dikurangi.
secara empirik. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dalam
Berdasarkan analisis terhadap hasil pembelajaran, secara umum dapat disimpulkan
pengamatan keterlaksanaan perangkat bahwa perangkat pembelajaran berbasis
pembelajaran oleh pengamat menyatakan proyek dapat meningkatkan keterampilan
bahwa seluruh komponen dalam proses siswa dalam kegiatan pembelajaran.
keterlaksanaan perangkat pembelajaran berada c) Respons Siswa
pada kategori terlaksana seluruhnya (1,50 ≤ M Tingkat keefektifan perangkat
˂ 2,00), sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan dapat
perangkat tersebut memenuhi kriteria diketahui berdasarkan transformasi hasil
kepraktisan dan dapat diterapkan dalam analisis respon siswa ke kategori keefektifan.
pembelajaran fisika di kelas. Hasil analisis data respon siswa terhadap
3) Keefektifan perangkat pembelajaran diperoleh bahwa
Kriteria keefektifan perangkat 85,31% siswa memberikan respon positif
pembelajaran dapat dilihat dari indikator: (a) terhadap proses pembelajaran dan 88,14%
ketercapaian hasil belajar, (b) aktivitas siswa, siswa memberikan respon positif terhadap
dan (c) respon siswa. Hasil analisis data untuk LKS (lihat lampiran E.4). Dengan demikian
melihat keefektifan perangkat pembelajaran dapat disimpulkan bahwa perangkat

8
pembelajaran berbasis proyek dengan diselesaikan secara bertahap dan runtut
pendekatan keterampilan proses dapat dalam fase-fase proyek.
mendorong siswa untuk belajar lebih optimal c. Kendala-kendala yang Dialami Selama
dan meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian
b. Keunggulan Beberapa kendala yang dialami selama
Penelitian ini menghasilkan beberapa kegiatan penelitian, baik sebelum penelitian
keunggulan, yaitu: maupun dalam kegiatan uji coba perangkat
1. Implementasi perangkat pembelajaran pembelajaran, adalah sebagai berikut:
berbasis proyek membuat siswa lebih 1. Tahap perancangan perangkat
bersemangat, pembelajaran lebih pembelajaran proyek, belum mencapai
menyenangkan, hasil belajar siswa hasil yang maksimal, terutama kesesuaian
meningkat, ada kemajuan yang positif perangkat dengan karakteristik
terhadap nilai-nilai kerjasama, dan pembelajaran proyek sehingga dilakukan
partisipasi aktif siswa dalam kegiatan revisi untuk perbaikan selanjutnya.
pembelajaran. 2. Siswa belum terbiasa dengan suasana
2. Perangkat pembelajaran yang meliputi pembelajaran proyek, sehingga siswa
RPP, LKS, dan THB dikembangkan terkadang masih bingung dengan apa yang
berdasarkan analisis masalah yang terjadi harus dikerjakan.
dalam proses pembelajaran. Hal ini 3. Aktivitas siswa dalam hal menyajikan hasil
berdampak positif terhadap hasil belajar diskusi/hasil karya masih mendominasi
siswa. pada beberapa siswa tertentu saja.
3. Penyajian materi diawali dari suatu PENUTUP
permasalahan terkait dengan topik Kesimpulan
bahasan. Hal ini dimaksudkan untuk Berdasarkan hasil analisis dan
membangkitkan minat dan motivasi siswa pembahasan penelitian yang telah
pada awal pembelajaran. Selanjutnya dikembangkan, maka dapat disimpulkan
permasalahan diselesaikan melalui beberapa hal pokok yang berkaitan dengan
penggalian informasi dan diskusi pengembangan perangkat pembelajaran fisika
kelompok, sehingga siswa menemukan berbasis proyek dengan pendekatan
konsep. Konsep yang tertanam pada diri keterampilan proses pada siswa kelas VIII
siswa diperoleh dari proses berpikir SMP Negeri Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng
hierarki dan akhirnya sampai pada sebagai berikut:
kesimpulan untuk diaplikasikan konsep 1. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan
tersebut dalam bentuk pelatihan lanjutan. dalam penelitian ini yang terdiri dari
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
yang dirancang untuk materi cahaya Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes Hasil
didasarkan pada karakteristik pembelajaran Belajar (THB) berada dalam kategori sangat
proyek. Ciri mendasar dari RPP yang valid dan reliabel sehingga memenuhi
dikembangkan dengan pembelajaran kriteria kevalidan.
proyek adalah kegiatan guru dan siswa 2. Perangkat pembelajaran fisika berbasis
dideskripsikan secara detail, sedangkan proyek dengan pendekatan keterampilan
RPP yang ada sebelumnya deskripsi proses dapat digunakan dalam proses
kegiatan guru dan siswa masih bersifat pembelajaran karena hasil pengamatan
umum. keterlaksanaan perangkat berada dalam
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dirancang kategori terlaksana seluruhnya, sehingga
sesuai dengan karakteristik pembelajaran memenuhi kriteria kepraktisan.
proyek sangat membantu siswa dalam 3. Perangkat pembelajaran fisika berbasis
mempelajari dan memahami materi cahaya proyek dengan pendekatan keterampilan
karena permasalahan dan tugas-tugas yang proses ini memenuhi kriteria keefektifan
diajukan dalam LKS disusun secara karena banyaknya peserta didik yang
sistematis dari mudah ke sulit dan dapat mencapai ketuntasan individual (KKM =
75) mencapai 80%.

9
_________2010. Model Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Terpadu konsep, Strategi dan
Agus Krisno, H. Moch. dkk. 2008. Ilmu Implementasinya dalam KTSP:
Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Jakarta: Bumi Aksara.
Kelas VIII; Jakarta. Pusat Perbukuan Trianto Ibnu Badar al-Tabany, 2014.
Departemen Pendidikan Nasional. Mendesain Model Pembelajaran
Arfiani Dabay, 2011 Penggunaan Bahan Ajar Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Berbasis Lingkungan Melalui Jakarta. Prenadamedia Group.
Pendekatan Keterampilan Proses
pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Di
SMPN 4 Sungguminasa Kabupaten
Gowa.
Budi Purwanto. 2004. Sains Fisika, Konsep
dan Penerapannya 2B SMP; Jakarta:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Hobri. 2009. Metodologi Penelitian
Pengembangan (Development
Research). Jember: UNEJ
Kemendikbud. 2003. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang
SistemPendidikanNasional. Jakarta:
Kemendikbud.
Marthen Kanginan. 2000. Fisika SLTP 2;.
Jakarta: Erlangga.
Muslimin Ibrahim. dkk. 2004. Materi
Pelatihan Terintegrasi, Sains;
Jakarta: Depdiknas RI.
Nurdin. 2007a. Model Pembelajaran
Matematika yang Menumbuhkan
Kemampuan Metakognitif untuk
Menguasai Bahan Ajar. Ringkasan
Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya:
PPs UNESA
________2007b. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Popy, K. dkk. 2010. Pendekatan Keterampilan
Proses pada Pembelajaran IPA. Pdf-
Adobe Reader (online). Diunduh 20
April 2010).
Saeful Karim. dkk. Belajar IPA. Membuka
Cakrawala Alam Sekitar untuk kelas
VIII SMP/MTs;Jakarta. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Suardi, 2013. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Berbasis Proses
Sains (PFBKPS) Pada Materi
Getaran dan Gelombang di SMP.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana
Prenada Media Group.

10

You might also like