Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi Volume 04 No.

02 Desember 2018
Website Journal: http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/smart
DOI: https://doi.org/10.18784/smart.v4i2.667

INTEGRASI PEMBELAJARAN MADRASAH DINIYAH


TAKMILIYAH KE SEKOLAH
(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
THE INTEGRATION OF LEARNING MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH
TO SCHOOL
(Case Study at Public Elementary School Cisaat, Sukabumi Regency)

Juju Saepudin

Balai Penelitian dan Pengembangan Abstract


Agama Jakarta
Jl. Rawa Kuning No. 6 Pulo Gebang This article presented the results of research on the Integration of Learning Madrasah
Cakung - Jakarta Timur Diniyah Takmiliyah (MDT) to Schools. This research was motivated by the existence
Email: saep.17.khasep@gmail.com of such as fierce controversy among the public regarding the enactment regulation
of Minister of Education and Culture Regulation Number. 23 of 2017 concerned
Artikel diterima : 30 Agustus 2018
School Day. The study was a case study conducted at the Cisaat State Primary School
Artikel direvisi : 12 - 15 Oktober 2018
Artikel disetujui : 29 November 2018 (SDN) Sukabumi District, West Java Province. Data collection techniques combine
field observations, in-depth interviews and documentation studies. Inductive data
analysis yields some conclusions as follows: first, the integration of MDT learning
in Cisaat Elementary School is done through an integrative and collaborative model.
Second, the integration model of MDT learning in the new Cisaat Elementary School
in the form of curriculum content and empowerment of some MDT teachers, not in
the form of learning facilities or facilities. Third, the motivation of MDT managers,
the spirit of the Diniyah Takmilyah Communication Forum (FKDT) board, and the
existence of Regional Regulations (Perda) and Regent Regulations (Perbup) are
supporting factors for the integration of learning. Whereas the limitations of facilities
and infrastructure as well as the absence of special MDT supervisors have an effect
on the implementation of learning on MDT to be less professional.
Keywords: Learning Integration, Madrasah Diniyah Takmiliyah and Cisaat State
Elementary School.

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kontroversi yang sedemikian sengit di
kalangan masyarakat terkait pemberlakuan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Artikel ini menyajikan hasil
penelitian tentang Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT)
ke Sekolah. Penelitian berupa studi kasus yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Cisaat Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan
data mengkombinasikan observasi lapangan, wawancara mendalam dan studi
dokumentasi. Analisa data secara induktif menghasilkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut: pertama, integrasi pembelajaran MDT di SDN Cisaat dilakukan
melalui model integratif dan kolaboratif. Kedua, model integrasi pembelajaran MDT
di SDN Cisaat baru dalam bentuk muatan kurikulum dan pemberdayaan sebagian
guru-guru MDT, belum berupa tempat atau fasilitas pembelajaran. Ketiga, motivasi
para pengelola MDT, semangat pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmilyah
(FKDT), serta keberadaan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup)
merupakan faktor pendukung terjadinya integrasi pembelajaran. Sedangkan
keterbatasan sarana dan prasarana serta ketiadaan pengawas khusus MDT berefek
kepada penyelenggaraan pembelajaran di MDT menjadi kurang professional.
Kata kunci: Integrasi Pembelajaran; Madrasah Diniyah Takmiliyah; Kurikulum,
interatif, kolaboratif

231
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

Pendahuluan untuk mengimbangi pendidikan umum yang


diikuti anak-anak di Sekolah Rakyat (SR) di waktu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pagi. Mobilisasi orang tua dan anak-anak yang
Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
telah belajar di SR agar mau belajar di madrasah
(Permendikbud No. 23/2017) telah menimbulkan
diniyah sore bukanlah pekerjaan mudah.
kontroversi di tengah masyarakat. Poin utama
yang dipersoalkan sebagian masyarakat adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai
penetapan hari sekolah selama 8 jam dalam pendidikan keagamaan Islam, umumnya
1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam satu diselenggarakan oleh masyarakat sebagai
minggu (Pasal 2 Ayat 1). Wacana tentang perwujudan pendidikan dari, oleh dan untuk
rencana pemberlakuan hari sekolah tersebut masyarakat. Karena itu, keberadaan MDT
sesungguhnya telah bergulir sejak awal 2017, berbasis masyarakat menjadi sangat penting
jauh sebelum ditetapkan dan diundangkannya dan strategis, terutama karena bersumber dari
Permendikbud tersebut. Di kalangan masyarakat aspirasi masyarakat dan sekaligus mencerminkan
wacana itu lebih populer dengan sebutan wacana kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya
tentang Full Day School (FDS).1 terhadap jenis layanan pendidikan (Muin, 2014).
Sampai sekarang MDT masih mempertahankan
Perubahan waktu belajar tersebut tentunya
tradisi waktu yang digunakan untuk belajar yaitu
akan menimbulkan beberapa perubahan
sore dengan pertimbangan untuk memberikan
lainnya. Secara positif, siswa akan memperoleh
tambahan wawasan keagamaan siswa yang
kesempatan yang lebih lama untuk mendapatkan
sekolah pagi, hanya mendapatkan pengetahuan
pembinaan dan pengawasan dari pihak sekolah.
agama hanya sedikit.
Namun lain halnya dengan siswa yang memiliki
aktivitas lain setelah sekolah, seperti menjadi Hal itu sejalan dengan hasil survey Balai
santri di Madrasah Diniyah Takmiliyah atan Litbang Agama Jakarta dan Lembaga Survey
lembaga keagamaan sejenisnya yang kegiatan Indonesia tentang Kebutuhan Pendidikan
belajar mengajarnya dilaksanakan siang Keagamaan Islam Nonformal dan Informal
hari menjelang sore, maka akan terkendala (2016) bahwa sekitar 44% kelompok warga yang
oleh penambahan waktu belajar di sekolah memiliki anak hingga usia 15 tahun menyertakan
tersebut, sehingga ia tidak dapat lagi mengikuti anaknya ke MDT. Mayoritas warga (79%)
pembelajaran karena siang hingga sore hari menilai pendidikan agama di sekolah umum
masih berada di sekolah. masih kurang. Lebih lanjut, hasil survey juga
menunjukkan bahwa memperdalam pengetahuan
Menurut Nizah (2016), fenomena kegiatan
agama merupakan alasan utama partisipasi di
pembelajaran MDT biasanya dilakukan pada
MDT (57.9%.), agar bisa mengaji (16%), dan
sore hari, dalam bahasa orang awam disebut
disuruh orang tua (7.4%).
dengan istilah “sekolah sore” atau “sekolah
Arab”. Ada tiga alasan yang mendasari waktu Data di atas menunjukkan bahwa keberadaan
sore dipilih sebagai waktu yang tepat untuk MDT sangat berperan untuk memperdalam
belajar, yaitu: Pertama, faktor sumber daya alam pengetahuan agama masyarakat. Sehingga wajar
yang melimpah dengan sumber daya manusia jika saat ini banyak Pemerintah Daerah yang turut
yang minim. Kedua, sebagai bias kolonialisme berkontribusi untuk mendukung keberadaan
yang telah memperlakukan diskriminasi kepada MDT dengan mengeluarkan Peraturan Daerah
masyarakat pribumi dengan cara mempersulit (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup) tentang
hak ajar. Ketiga, madrasah sore dimaksudkan wajib Madrasah Diniyah atau lembaga keagamaan
jenis. Namun demikian, jika Permendikbud No.
23/2017 tersebut diberlakukan dikhawatirkan
1 FDS merupakan ciri khas sekolah terpadu. Pembelaja-
ran dengan sistem full day school mengharuskan sekolah meran- akan mematikan keberadaan MDT atau lembaga
cang perencanaan pembelajaran dari pagi hingga sore.

232
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

keagamaan sejenisnya, karena penetapan hari Bila pembelajaran MDT diintegrasikan ke


sekolah itu dinilai akan memperpanjang waktu sekolah, maka pendidikan karakter melalui
belajar peserta didik di sekolah dan mengambil pendidikan diniyah akan berjalan dengan baik
waktu atau jam yang biasa digunakan peserta dengan melayani seluruh siswa SD/MI yang
didik untuk mengikuti proses pembelajaran di berjumlah 25.197.903 anak. Dari data 2015, anak-
lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, seperti anak usia SD/MI yang mengikuti pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah. diniyah tingkat Ula 5.121.022 anak dari atau
Dalam penjelasannya, Menteri Pendidikan hanya sekitar 20% dari total jumlah siswa SD/
dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan MI. Selain itu persebaran MDT akan merata
bahwa kebijakan yang dituangkan dalam sesuai dengan jumlah SD/MI dalam suatu
Permendikbud No. 23/2017 dimaksudkan daerah tersebut. Saat ini, 53.536 MDT tingkat
sebagai bagian dari progam Penguatan Ula atau sebesar 74% mengumpul di Pulau Jawa,
Pendidikan Karakter (PPK) (Republika 8 Juni di Provinsi Jawa Barat sebanyak 24.251, kedua
2017). Kebijakan itu, menurutnya, justru akan Provinsi Jawa Timur 18.873, dan ketiga Provinsi
membantu pengintegrasian proses pembelajaran Jawa Tengah 10.412 (Basid, 2017).
yang berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan Saat ini siswa SD/MI di Indonesia berjumlah
keagamaan ke dalam proses pembangunan 25.197.903 anak, jumlah ini mengabaikan siswa-
karakter yang menjadi tujuan kebijakan 5 hari siswi yang tidak beragama Islam. Meskipun
sekolah tersebut (Koran Sindo, 13 Juni 2017). demikian jumlah anak-anak usia SD/MI yang
Program PPK dapat dimaknai sebagai beragama Islam yang belum terlayani oleh
pengejawantahan Gerakan Nasional Revolusi Pendidikan Diniyah jumlahnya sangat banyak.
Mental (GNRM) sekaligus bagian integral Berdasarkan data tahun 2015, anak-anak usia
Nawacita. PPK menempatkan pendidikan SD/MI yang ikut aktif pendidikan diniyah tingkat
karakter sebagai dimensi terdalam atau Ula hanya berjumlah 5.121.022 anak, atau hanya
jantung-hati (heart) pendidikan nasional sekitar 20% dari total jumlah siswa SD/MI.
sehingga pendidikan karakter menjadi poros Padahal jika pembelajaran MDT diintegrasikan
pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, ke sekolah, maka pendidikan karakter melalui
sehingga program PPK perlu mengintegrasikan, pendidikan diniyah akan berjalan dengan baik,
memperdalam, memperluas, dan sekaligus karena bisa melayani seluruh siswa baik SD
menyelaraskan berbagai program dan kegiatan maupun MI. Di Samping itu, persebaran MDT
pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan, akan merata sesuai dengan jumlah SD/MI dalam
termasuk MDT sebagai salah satu contoh di suatu wilayah atau daerah tersebut, tidak seperti
dalamnya. saat ini 53.536 MDT tingkat Ula atau sebesar 74%
mengumpul di Pulau Jawa (Basid, 2017).
Madrasah Diniyah Takmiliyah terintegrasi
pada Sekolah Dasar, tentu memiliki perbedaan Keberhasilan PPK ditentukan oleh
dengan sekolah pada umumnya. Sekolah Dasar keterlibatan intensif dan konstruktif pihak-pihak
akan lebih mudah menghasilkan output siswa yang menjadi warga sekolah, anggota keluarga,
yang taat beribadah dan berakhlak mulia. Oleh dan anggota masyarakat. Pihak-pihak yang
sebab itu, untuk menjaga dan meningkatkan menjadi pemangku kepentingan pendidikan yang
keberagamaan dan akhlak mulia siswa hendaknya menentukan keberhasilan PPK dimaksud meliputi
MDT terintegrasi pada Sekolah Dasar dengan orangtua, komite sekolah, dunia usaha dan dunia
konsep secara terprogram yang akan dicapai industri, akademisi, pegiat pendidikan, pelaku
melalui program bulanan maupun tahunan seni dan budaya, dan pemerintah (kementerian/
sehingga siswa menyelesaikan MDT (Zahroh, lembaga) serta Pemerintah Daerah (Provinsi/
2016: 145). Kabupaten/Kota).

233
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

Kabupaten Sukabumi merupakan salah pengintegrasian MDT ke Sekolah Dasar. Selain


satu daerah di Jawa Barat yang telah memiliki itu, dalam penelitian ini objek yang menjadi
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Tentang sasaran bukan sekolah berbasis keagaaman,
Wajib Belajar Pendidikan Keagamaan, bahkan melainkan sekolah umum yang berstatus negeri.
telah dijadikan rujukan oleh beberapa Kabupaten/ Sehingga model integrasi yang ditemukan dalam
Kota yang ada di wilayah lain sebagai bahan penelitian ini bisa dijadikan sebagai success story
studi banding. Selain itu, Kabupaten Sukabumi dan diadaptasi oleh sekolah dasar lainnya, karena
juga memiliki satu Sekolah Dasar (SD) yang pada hakikatnya sekolah dasar yang berstatus
dijadikan sebagai piloting PPK oleh Kementrian negeri memiliki kerangka dan landasan serta
Pendidikan Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, karakter yang sama.
yaitu SD Negeri Cisaat.2
Di sisi lain sudah ada upaya Pemerintah
Kerangka Konsep
Daerah Kabupaten Sukabumi untuk Integrasi Pembelajaran
mengintegrasikan antara kurikulum MDT Integrasi pembelajaran berasal dari kata
dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam integrasi dan pembelajaran. Integrasi berarti
(PAI) di sekolah. Penting dan menarik bila penyatuan supaya menjadi suatu kebulatan atau
kondisi tersebut dikaji untuk mencari solusi menjadi utuh (Poerwodarminto, 1976: 384).
problematika kebijakan lima hari sekolah yang Sedangkan istilah pembelajaran berarti proses,
dianggap mengancam eksistensi Madrasah MDT. cara menjadikan orang atau makhluk hidup
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian untuk belajar. Belajar itu sendiri merupakan
tentang Integrasi Pembelajaran Madrasah suatu perubahan dalam tingkah laku dimana
Diniyah Takmiliyah ke Sekolah yang dilakukan perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku
di SDN Cisaat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. yang lebih baik,tetapi juga ada kemungkinan
Penelitian itu difokuskan untuk mengkaji: (1) mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk
bagaimana model integrasi pembelajaran MDT (Muhibbin, 1995: 88).
yang dilakukan oleh SDN Cisaat? (2) bagaimana Cara mengintegrasikan pembelajaran
bentuk integrasi pembelajaran MDT dengan menurut Ahmad Tafsir (2008, 8-11) dapat
SDN Cisaat? (3) apakah faktor-faktor yang dilakukan dengan empat cara: Pertama,
menjadi pendukung dan kendala dalam proses pengintegrasian materi. Maksudnya ialah
pengintegrasian pembelajaran? mengintegrasikan konsep atau ajaran
Persoalan Integrasi Pembelajaran MDT agama ke dalam materi (teori dan konsep)
ke Sekolah pernah diteliti oleh Abdul Basid pengetahuan umum yang sedang diajarkan. Hal
(2017) dari Balai Litbang Agama Jakarta yang ini terbagi menjadi beberapa kemungkinan:
dilakukan di Kota Cirebon seperti tersebut di 1) Pengintegrasian filosofis,3 bila tujuan
atas. Penelitian tersebut menemukan adanya fungsional mata pelajaran umum (sama)
peluang pengintegrasian MDT ke sekolah dengan tujuan fungsional mata pelajaran
swasta yang berbasis keagamaan Islam, seperti agama. 2) Pengintegrasian karena konsep
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT). Sementara agama berlawanan dengan konsep pengetahuan
penelitian ini tidak hanya mencari peluang, umum. 3) Pengintegrasian dapat dilakukan jika
namun sudah menemukan model dan bentuk konsep agama saling mendukung dengan konsep
pengetahuan (umum).
2 Hasil wawancara dengan Dr. H. Hilmy Rivai, M.
Pd (Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Suka-
bumi), Zaenal Mutaqin, S.Pd.I., MM (Kepala Seksi Pendi- 3 Integritas dan interkoneksitas pada level filosofis dalam
dikan Diniyah dan Pondok Pesantren) dan Dr. Maman Ab- wacana keilmuan di dalamnya harus diberikan nilai fundamental
durrahman, M. Pd, (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten eksistensial dalam kaitannya dengan disiplin keilmuan lain dan
Sukabumi). Kamis, 2 Pebruari 2017. dalam hubungannya dengan nilai-nilai humanistik.

234
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

Kedua, pengintegrasian proses pembelajaran. tugas sekolah, bukan semata-mata tugas guru
Konsepnya jangan ada proses pembelajaran agama saja. Tujuan pendidikan keimanan dan
yang berlawanan dengan ajaran agama Islam. ketakwaan itu tidak akan tercapai bila hanya
Misalnya: Guru renang laki-laki mengajari dilakukan oleh guru agama saja. Karena itu kepala
murid perempuan renang yang sudah dewasa. sekolah, semua guru, semua karyawan, dan orang
Penyelesaiannya adalah dengan mengganti guru tua wali murid harus bersinergi melaksanakan
renang laki-laki dengan guru renang perempuan. pendidikan keimanan dan ketakwaan.
Dengan demikian proses berjalan sesuai dengan
Madrasah Diniyah
ajaran Islam.
Madrasah diniyah dilihat dari stuktur bahasa
Ketiga, pengintegrasian dalam memilih
Arab berasal dari dua kata, yaitu madrasah dan
bahan ajar. Misalnya seorang guru Bahasa
diniyah. Kata “madrasah” dalam bahasa Arab
Indonesia dapat memilih bahan ajar yang
adalah bentuk kata keterangan tempat (zharaf
memuat ajaran Islam untuk dibahas, misalnya
makan) dari akar kata “darasa”. Dari akar kata
dalam memilih sanjak; juga dalam memilih bahan
“darasa” juga bisa diturunkan kata “midras”
bacaan lainya. Di sini, guru Bahasa Indonesia itu
yang mempunyai arti buku yang dipelajari atau
memang berniat hendak meniatkan imtak siswa
tempat belajar, kata “al-midras” juga diartikan
melalui pengajaran Bahasa Indonesia.
sebagai rumah untuk mempelajari kitab Taurat
Keempat, pengintegrasian dalam memilih (Munawwir, 2002:300). Sedangkan “diniyah”
media pembelajaran. Misalnya tatkala guru adalah madrasah yang semata-mata mengajarkan
matematika memilih sosok bangunan, ia pelajaran agama (Daulay, 2001: 59).
menggunakan Masjid. Ia mengatakan satu masjid
Keberadaan Madrasah Diniyah telah diatur
di tambah dua masjid sama dengan tiga Masjid.
dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
Tentu itu hanya dilakukan sesekali saja.
(UU N0.20/2003), kemudin ditindaklanjuti
Usaha pengintegrasian ini, di samping dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun
untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan 2007 (PP No.55/2007) dan dipertegas dalam
agama Islam juga berdaya dalam menghilangkan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 tahun 2014
pandangan dikotomis yang menganggap bahwa (PMA No. 13/2014), serta di beberapa daerah
pengetahuan (pengetahuan ilmu, pengetahuan telah menuangkan dalam bentuk Peraturan
filsafat, pengetahuan mistik) merupakan Daerah atau Peraturan Bupati. Pendidikan
pengetahuan bebas nilai. Madrasah Diniyah merupakan evolusi dari sistem
Guru umum yang notabene muslim dalam belajar yang dilaksanakan di pesantren salafiyah,
hal ini selain guru pendidikan agama Islam, karena memang pada awal penyelenggaraannya
harus mengintegrasikan atau menyisipkan ajaran berjalan secara tradisional (Haedari, 2006:18).
agama ke dalam setiap mata pelajaran yang Menurut Anwar (2017), madrasah diniyah
diajarkannya. Sejalan dengan pemikiran di atas memiliki tiga pilar utama; (1) Pilar Fisolofis,
dalam konsep ilmu dalam Islam sesungguhnya sebagai pijakan bahwa madrasah diniyah adalah
tidak menghendaki adanya dikotomi atau fardhlu ‘ain untuk dipertahankan sebagai
pemisahan antara ilmu agama dan ilmu lembaga “tafaqquh fiddin” melalui sumber
umum karena pada hakikatnya semua ilmu itu pemebelajaran pada kitab-kitab kuning yang
bersumber dari Allah SWT (Indra, 2005: 49). merupakan ide, cita-cita dan simbul keagungan
Jika integrasi agama dengan pengetahuan pesantren, (2) Pilar Sosiologis, sebagai referensi
umum berhasil dengan baik, maka salah bahwa madrasah diniyah tidak berada dalam
satu hasilnya ialah agama itu akan memandu ruang kosong (vacuum space), tetapi bagian dari
pengetahuan umum. Semestinya penyelenggaraan sistem sosial yang luas dan dinamis, sehingga
pendidikan keimanan dan ketakwaan merupakan eksistensi madrasah diniyah tidak sekedar sebagai

235
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

pelengkap (suplement), tetapi diharpkan menjadi other events.” Oleh karena itu, penelitian ini
pilihan utama (primer) dan (3) Pilar Yuridis, berupa objek di lapangan yang sekiranya mampu
sebagai dasar mngembangkan kearifan bahwa di memberikan informasi tentang kajian penelitian.
Indonesia berlaku sistem pendidikan nasional, Pendekatan pelitian bersifat kualitatif
sehingga jenis, bentuk dan perjenjangan satuan deskriptif, yaitu peneliti bermaksud menjajaki,
pendidikan yang namanya madrasah diniyah menguraikan dan menerangkan model
harus menyesuaikan dengan regulasi pendidikan pengintegrasian pembelajaran Madrasah
yang tertuang dalam peraturan perundang- Diniyah Takmiliyah Tingkat Awaliyah di
undangan. Kabupaten Sukabumi ke Sekolah Dasar
Dalam PMA No. 13/2014 tentang Pendidikan Negeri Cisaat. Kabupaten Sukabumi dipilih
Keagamaan Islam disebutkan bahwa Diniyah sebagai lokus penelitian karena merupakan
Takmiliyah yang selanjutnya disebut Madrasah daerah yang memiliki banyak kebijakan
Diniyah atau lebih popular dengan Madrasah tentang Perda dan Perbup tentang Wajib
Diniyah Takmiliyah adalah lembaga pendidikan Pendidikan Keagamaan, dan MDT ada di
keagamaan Islam pada jalur pendidikan dalamnya. Sedangkan pemilihan SDN Cisaat
nonformal yang diselenggarakan secara karena merupakan satu-satunya pilot projek
terstruktur dan berjenjang sebagai pelengkap sekolah Penguatan Pendidikan Karakter di
pelaksanaan pendidikan agama Islam pada Kabupaten Sukabumi.
jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
Untuk memperoleh data tersebut,
(Pasal 1, ayat 10). Kurikulum MDT terdiri atas
dipergunakan teknik pengumpulan data
mata pelajaran pendidikan keagamaan Islam,
observasi lapngan, wawancara mendalam dan
paling sedikit meliputi; Alquran, Alhadith, Fikih,
studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk
Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa
mengamati secara langsung kondisi proses
Arab (Pasal 48, ayat 1).
belajar mengajar di SDN Cisaat dan beberapa
Berdasarkan buku Statistik Pendidikan Islam
MDT sekitar Cisaat. Wawancara dilakukan
Tahun Pelajaran 2014/2015 disebutkan bahwa
terhadap sejumlah informan kunci, seperti;
Kementerian Agama memiliki 76.566 MDT yang
Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, Kepala
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk
Seksi PD Pontren, Kepala Dinas Pendidikan,
tingkat Ula atau setara dengan SD berjumlah
Ketua FKDT, Kepala SDN Cisaat dan beberapa
72.853 (95.15%), tingkat Wustha atau setara
dewan guru serta beberapa penyelenggara
dengan SMP berjumlah 10.330 (13.49%), dan
MDT (Ketua Yayasan, Kepala Madrasah dan
tingkat Ulya atau setara dengan SMA berjumlah
Guru) untuk menggali data terkait dengan
1.613 (2.11%). Dari data tersebut diketahui
penyelenggaraan Madrasah Diniyah
bahwa 95.15% MDT merupakan tingkat yang
Takmiliyah. Studi dokumentasi digunakan
setara dengan SD. Artinya bahwa sebagian besar
untuk menggali data-data pendukung yang
keberadaan MDT adalah sebagai pelengkap
diperoleh dari dokumen-dokumen terkait untuk
pendidikan Islam pada jenjang Sekolah Dasar.
kemudian dideskripsikan menjadi kalimat
Metode Penelitian naratif yang menunjang data-data lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian Analisis data yang digunakan dalam
lapangan (field research) dengan pola studi penelitian ini dengan mencakup tiga proses
kasus. Alexander L. Goerge dan Andrew Bennet seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
(2005: 5) memberikan gambaran studi kasus Huberman (1994: 10-11), yang meliputi: 1)
sebagai “the detailed examination of an aspect of reduksi data untuk menyeleksi, memfokuskan,
a historical episode to develop or test historical menyederhanakan, dari hasil observasi, transkip
explanations that may be generalizable to wawancara, dan data kualitatif lainnya, 2)

236
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

penyajian data dengan cara mengorganisasikan mengemukakan, bahwa pendidikan bukan hanya
dan memaparkan data sehingga lebih mudah bertujuan menghasilkan manusia yang pintar
dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. 3) dan terdidik, tetapi yang lebih penting ialah
penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah manusia yang terdidik dan berbudaya (educated
membuat keputusan tentang makna dari data and civilized human being). Oleh karena itu
yang telah diperoleh dan menguji kembali akuntabilitas pendidikan menjadi semakin
validitas data yang diperoleh, keruntutan penting bagi institusi pendidikan, baik jalur
argumen yang dikembangkan, dan ketepatan pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
kesimpulan yang ditarik. luar sekolah.
Dalam rangka meningkatkan indek
Temuan dan Pembahasan pembangunan manusia dalam bidang pendidikan,
Kebijakan Pendidikan Kabupaten berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Sukabumi Kabupaten Sukabumi, seperti menuntaskan
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, dan
kabupaten di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu menekan angka siswa putus sekolah Drop Out
kotanya adalah Palabuhan Ratu. Kabupaten ini (DO).  Selain itu pembangunan sekolah – sekolah
berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, baru juga terus dilaksanakan dalam upaya untuk
Kabupaten Cianjur di Timur, Samudra Hindia meningkatkan sumber daya manusia yang
di Selatan, dan Kabupaten Lebak di Barat. berkualitas di Kabupaten Sukabumi. Dari tahun
Dengan luas wilayah 3.934,47 km, Kabupaten ke tahun jumlah sekolah di Kabupaten Sukabumi
Sukabumi merupakan Kabupaten terluas di Jawa cenderung mengalami peningkatan pada semua
Barat. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % jenjang. Diikuti dengan peningkatan jumlah guru
berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan hampir pada semua jenjang pendidikan.4 Berikut
daratan. Saat ini Kabupaten Sukabumi terdiri ini data sekolah, murid dan guru untuk tingkat
atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah dasar pada tahun 2016.
364 desa dan 3 kelurahan (Http://Www. Tabel 1. Jumlah Sekolah Dasar, Murid dan Guru Ta-
Sukabumikab.Go.Id/Home/, diunduh pada hun 2016
tanggal 25 Pebruari 2017). Sekolah Murid Guru
Kebijakan pembangunan Kabupaten Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Sukabumi dalam konteks reformasi, otonomi dan 1.168 22 268.95 3.668 10.023 226
globalisasi diarahkan pada kebijakan investasi Sumber: Dinas Pendidikan (2017)
sumberdaya manusia yang mencakup bidang
Selain lembaga pendidikan yang ada dibawah
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Indeks
naungan Dinas Pendidikan seperti tersebut di
Pembangunan Manusia (Human Development
atas, Pemerintah Sukabumi juga memiliki ribuan
Index) yang diukur berdasarkan parameter
pendidikan keagamaan yang ada dibawah binaan
pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat
Kementerian Agama baik yang bersifat formal
merupakan instrumen global yang saat ini
maupun nonformal. Berdasarkan data emis
digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan
Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, pada
sumberdaya manusia suatu bangsa (Hirawan,
tahun 2017 MDT berjumlah 2428 yang tersebar
2011:1).
di 47 kecamatan, dengan rician sebagaimana
Menurut Tilaar (2000:17) reformasi pada gambar berikut:
pendidikan diharapkan mampu membenahi dan
mengoptimalisasikan sumberdaya pendidikan
4 Hasil wawancara dengan Dr. Maman Abdurrahman, M.
agar menghasilkan manusia yang berilmu Pd, (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi) dan Drs. Iyus
pengetahuan, terampil dan bermoral. Tilaar Yusuf Hilmi, M. MPd (Kepala Bidang Sekolah Dasar). Jum’at, 24
Pebruari 2017.

237
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

Gambar 1. Data Jumlah MDT Perkecamatan di Kabupaten Perkembangan MDT di Kabupaten Sukabumi
Sukabumi
menunjukan hal yang positif, namun perkembangan
tersebut belum didukung oleh kualitas ustadz
(gambar 2) dan kepala madrasah (gambar 3) yang
memadai, baik kuantitas maupun kualitas. Baik
Ustadz maupun kepala Madrasah banyak yang belum
memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Menurut SPM, MDT di
setiap Kabupaten/Kota harus memiliki kepala dengan
kualifikasi akademik S1/DIV/pendidikan pesantren,
dan minimal tersedia 1 (satu) orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademik S1/DIV/Pendidikan
pesantren.
Gambar 1

Gambar 2

Sumber: Kasi PD Ponten (2017). Sumber: Kasi PD Ponten (2017).

Berdasarkan data di atas, Kecamatan Nagrak Di samping itu, kesejahteraan pendidik


memiliki sebaran jumlah MDT paling banyak (82 juga relatif masih rendah dan fasilitas belajar
lembaga), sedangkan Kecamatan Kebon Pedes belum tersedia secara mencukupi, serta biaya
memiliki madrasah diniyah yang paling sedikit (20 operasional pendidikan belum disediakan
lembaga). Jika dipetakan berdasarkan wilayah 50% secara memadai. Padahal jika melihat Undang-
berada di wilayah dataran, 47% di wilayah pegunungan Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dan 3 % di wilayah pantai. Sedangkan jika dilihat Pendidikan Nasional, pasal 11 ayat (1) dan (2)
berdasarkan lokasi keberadaannya, 230 lembaga ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah
berada di dalam pondok pesantren dan sisanya di luar daerah wajib memberikan layanan dan
pondok pesantren. kemudahan, serta menjamin terselenggaranya

238
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

pendidikan bermutu bagi setiap warga negara pada penjajahan Belanda dengan bangunan
tanpa diskriminasi; dan wajib menjamin hasil swadaya masyarakat yang terbuat dari
tersedianya dana bagi penyediaan pendidikan bilik bambu dan atap balarak (daun kelapa)
untuk setiap warga negara yang berusia 7-15 dengan nama Hollandasch Inlandche School
tahun. Namun kenyataan di lapangan masih (HIS) sekolah dasar bagi pribumi. Kemudian
menunjukkan kesenjangan yang kentara. pada masa penjajahan Jepang, disebut dengan
Salah satu usaha untuk menopang Sekolah Rakyat (SR). Khusus pelajar laki-laki,
keberadaannya Madrasah Diniyah Takmiliyah, dari berbagai desa di kecamantan Cisaat. Setelah
Pemerintah Kabupten Sukabumi mengeluarkan Indonesia merdeka, SR berubah menjadi Sekolah
beberapa Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Dasar (SD) pada tanggal 13 Maret 1946. SDN
yang terkait dengan pendidikan keagamaan, Cisaat berasal dari SDN Cisaat 1 dan SDN Cisaat
seperti tersebut dibawah ini: 2 yang digabung pada tahun 2005 dengan Kepala
Sekolah pertama Dra. Ai Kartini.
1. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 6
Tahun 2006 Tentang Program wajib Belajar SDN Cisaat memiliki visi: “Terbentuknya
Pendidikan Keagamaan Sebagai Bagian Dari lulusan SD yang unggul dan berkualitas dan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar. berdaya saing tinggi dalam menyongsong
kehidupan dimasa datang”. Visi tersebut
2. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 7 Tahun
dijabarkan dalam bentuk misi sebagai berikut:
2006 Tentang Pedoman Akreditasi Madrasah
1) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki
Diniyah.
potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. 2)
3. Surat Keputusan Badan Akreditasi Madrasah
Membentuk sumber daya manusia yang aktif,
Diniyah Kabupaten Sukabumi Nomor: 001/
kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan
Sk.PED/BAMD/2006 Tanggal 10 Maret
zaman. 3) Membangun citra sekolah sebagai
2006 Tentang Pengangkatan Tim Penilai
mitra terpercaya di masyarakat. 4) Mewujudkan
Akreditasi Madrasah diniyah.
sekolah yang berbudaya lingkungan sehat. 5)
4. Intruksi Bupati Nomor 4 Tahun 2007 Meningkatkan pelaksanaan Peraturan Bupati No.
Tentang Pelaksanaan Program Wajib Belajar 33 tahun 2008.
Pendidikan Keagamaan.
Pada tahun Pelajaran 2016-2017 SDN Cisaat
5. Intruksi Bupati Nomor 5 Tahun 2007 memiliki 687 siswa dan 22 orang tenaga pendidik,
Tentang Monitoring, Evaluasi dan Fasilitasi 2 orang diantaranya bertugas sebagai guru
Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Berdasarkan
Pendidikan Keagamaan. jenis kelamin, 5 orang laki-laki dan 17 orang
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi perempuan. Sedangkan berdarakan kualifikasi
Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Wajib Belajar akademik, S2 berjumlah 2 orang dan SI berjumlah
Pendidikan Keagamaan Islam.5 20 orang. Saat ini dipipmpin oleh seorang kepala
sekolah bernama Eha Julaeha, S.Pd., M.Si.
Integrasi Pembelajaran Madrasah
Diniyah Takmiliyah di SDN Cisaat SDN Cisaat merupakan satu-satunya sekolah
dasar di Kabupaten Sukabumi yang menjadi pilot
SDN Cisaat beralamat di jalan Raya Rambay
proyek sekolah PPK. Gerakan PPK menempati
No. 53 Desa Sukamantri Kecamatan Cisaat
kedudukan fundamental dan strategis pada saat
Kabupaten Sukabumi. SDN Cisaat berdiri
pemerintah mencanangkan revolusi karakter
tahun 1908 berdasarkan cerita dari setiap
bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita,
kepala sekolah yang menjabat di SDN Cisaat,
menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi
Mental, dan menerbitkan RPJMN 2014—2019
5 Hasil wawancara dengan Ade Zaenal, S. Ag (Ketua
FKDT Kabupaten Sukabumi) dan H. Mamat (Tokoh Agama dan berlandaskan Nawacita. Oleh sebab itu, pelibatan
Masyarakat Kecamatan Cisaat). Senin, 6 Pebruari 2017.

239
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

lembaga keagamaan seperti Madrasah Diniyah (FKDT)7 yang ikut andil dalam berbagi kegiatan
Takmiliyah sebuah keniscayaan dan keharusan. di sekolah, bahkan beberapa orang dari komite
Pemilihan SDN Cisaat sebagai piloting PPK sekolah merangkap sebagai pengurus FKDT.
berawal dari terpilihnya sebagai Sekolah Dasar PPK sebagai sebuaah gerakan perlu
Pembina (SDP) tahun 2015, Sekolah Dasar mengintegrasikan, memperdalam, memperluas,
Rujukan (SDR) tahun 2016. Kemudian Kepala dan sekaligus menyelaraskan berbagai program
Sekolah mendapat pesan singkat dari Kementrian dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah
Pendidikan Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, dilaksanakan sampai sekarang, termasuk
tentang kesediaan untuk ditunjuk sebagai karekter religious yang sudah dilakukan oleh
piloting Sekolah Pendidikan Penguatan Karakter berbagai lembaga pendidikan keagamaan.
(PPK). Meskipun demikian, sebelum ditunjuk Dalam hubungan ini, SDN Cisaat melakukan
piloting PPK, SDN Cisaat sudah melaksanakan pengintegrasian berupa pemaduan kegiatan
pembiasaan seperti penyambutan siswa dengan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah
senyum, salam dan sapa, berbaris sebelum dengan MDT sekitar sekolah.
masuk kelas, berdo’a dan tadarus al-Qur’an, Disamping itu, SDN Cisaat melakukan
membaca senyap buku cerita selama 15 menit, pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan dan ekstrakurikuler dengan cara pelibatan
lagu daerah atau lagu kekinian sebelum pulang. secara serempak warga sekolah, keluarga, dan
Setelah ditunjuk menjadi piloting PPK, berupaya masyarakat. Pelibatan MDT sekitar sekolah
mengikuti sesuai buku pedoman PPK.6 dilakukan dalam rangka memperdalam dan
Penguatan Pendidikan Karakter di SDN memperluasan karakter keagamaan siswa.
Cisaat menggunakan model integratif dan Hal itu dibuat dalam bentuk program berupa
kolaboratif. Pengembangan model integratif penambahan dan pengintensipan kegiatan-
yaitu pembelajaran antara substansi mata kegiatan yang berorientasi pada pengebangan
pelajaran (isi kurikulum) dengan pengembangan karakter siswa, penambahan dan pemahaman
karakter, secara substantif, proses pembelajaran kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang
maupun dalam sistem evaluasi dan penilaiannya waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah.
melibatkan semua aspek, termasuk karakter Sehingga, meskipun SDN Cisaat merupakan
regius didalamnya. program PPK, namun dalam hal waktu belajar
Pada model ini seluruh kegiatan ko-kurikuler diselaraskan dengan kegiatan belajar di MDT
dan estra kurikuler dilaksanakan di dalam yang dilakukan di siang menjelang sore. Sehingga
lingkungan sekolah dan dalam tanggung jawab kegiatan belajar mengajar di SDN Cisaat masih
sekolah. Sedangkan pengembangan model berlangsung 6 hari dalam seminggu, dari mulai
kolaboratif dengan memberdayakan aneka Senin hingga hari Sabtu. Padahal jika merujuk
potensi lingkungan seperti MDT sebagai sumber- pada program PPK memiliki implikasi kebijakan
sumber belajar atau pelibatan publik yang pembelajaran selama 5 hari, namun demikian
mendukung penguatan pendidikan karakter. sekolah diberi pilihan untuk menyesuiakan.
MDT sebagian bagian dari pelibatan publik sangat Pilihan penyesuaian 6 hari jadwal kegiatan
dominan di SDN Cisaat, hal ini terlihat dari peran belajar mengajar yang diambil oleh SDN Cisaat,
serta Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyyah didukung dengan landasan ilmiah terkait

7 FKDT merupakan organisasi masyarakat yang di


dalamnya merupakan representasi penyelenggara Madrasah Dini-
yah Takmiliyah berfungsi sebagai wadah komunikasi dan aspirasi
diantara mereka dan sebagai katalisator antara MDT dengan
6 Hasil wawancara dengan Eha Julaeha, S.Pd., M.Si pemerintah. FKDT saat ini sudah terbentuk di seluruh provinsi di
(Kepala Sekolah SDN Cisaat). Selasa, 7 Pebruari 2017. Indonesia.

240
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

penerapan Kurikulum 2013. Menurut keterangan harus mengeluarkan anggran double untuk
guru-guru kelas I dan 2 dalam Kurikulum 2013, uang saku siswa; anggaran makan siang siswa.9
1 buku dipergunakan untuk 1 bulan. 1 buku Padahal orang tua siswa kebanyakannya standar
terdiri dari 3 sub tema dan 1 literasi, 1 sub tema menengah ke bawah. Hal itu bisa dilihat di tabel
terdiri dari 6 pembelajaran, sehingga 1 hari 1 berikut ini:
pembelajaran. Kegiatan belajar Senin sampai Tabel 2. Penghasilan Orang Tua
dengan Sabtu telah sesuai dengan tuntutan
No Penghasilan Prosentase
Kurikulum 2013. Jika dikurangi, kemungkinan
1 Kurang dari Rp. 500.000
akan terjadi penumpukan dalam pembelajaran.8
2 Antara Rp. 500.000 s.d Rp. 1.000.000 2
Selain itu, Struktur Kurikulum SD dalam
Permen No. 57 Tahun 2016: total jam pelajaran 3 Antara Rp. 1.000.000 s.d Rp. 1.500.000 18
kelas I-VI masing-masing secara berturutan 4 Antara Rp 1.500.000 s.d Rp. 2.000.000 43
adalah 30 jam pelajaran (JP), 32 JP, 34 JP, 36 5 Lebih Dari Rp. 2.000.000 37
JP, 36 JP, 36 JP, dan 36 JP dengan durasi masing Sumber: Tata Usaha (2017)
masing adalah 35 menit. Namun dalam hal ini, PPK yang dilakukan SDN Cisaat beserta
SDN Cisaat belum bisa melaksanakan program beberapa MDT yang ada disekitarnya merupakan
PPK seperti tertuang dalam Permendikbud proses pembetukan, trasformasi, transmisi dan
tersebut, karena keterbatasan sarana prasarana mengembangkan potensi peserta didik agar
sekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran sehari berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku
masih 6 jam pelajaran, dengan durasi 1 jam baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
pelajaran 35 menit, sehingga waktu kegiatan Penguatan pendidikan karakter berfungsi
belajar mengajar dari hari Senin sampai dengan memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring
hari Sabtu. budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
Di samping masih minimnya sarana nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
prasarana pendukung, sekolah 5 hari juga belum bermartabat.
bisa diterima oleh komite sekolah yang mewakili Urgensi dari PPK adalah: 1) Pembangunan
suara orang tua siswa dengan beberapa alasan: SDM merupakan pondasi pembangunan
1) mempertimbangkan pranata sosial terkait bangsa; 2) Menuju Generasi Emas 2045
keberadaan dan nasib MDT, yang menurut dengan dibekali Keterampilan abad 21: Kualitas
statistik MDT di Sukabumi adalah terbanyak Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi 4C
pertama di Provinsi Jawa Barat. Secara otomatis (Critical thinking, Creativity, Communication,
sudah pasti akan terjadi masalah sosial di and Collaboration), dan; 3) Membekali siswa
masyarakat antara pemilik MDT yang notabene menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan
adalah tokoh masyarakat yang sangat konsen budi pekerti. Pengembangan PPK dilakukan
pada pendidikan mengenai keagamaan. 2) melalui kristalisasi nilai-nilai yang di ambil dari
sekolah lima hari menjadikan siswa lebih lama di filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara
sekolah. Hal ini akan membuat siswa jenuh karena (Kemendikbud, 2016).
terlalu lama di sekolah tidak diimbangi dengan
Dalam implementasinyanya, SDN Cisaat
sarana dan prasarana yang memadai. 3). sekolah
menggandeng beberapa MDT untuk dijadikan
lima hari akan memberatkan kepada orangtua
mitra sekolah dalam penguatan pendidikan
siswa terkait masalah ekonomi, orangtua jadi
karakter, meskipun belum termuat dalam bentuk
8 Hasil wawancara dengan Popon Noni Darliawati,
S.Pd (Wali Kelas I-C), Dra. Ani Sumarni (Wali Kelas II-B), 9 Hasil wawancara dengan Ir. Muhammad Haris (Ketua
Hj. Elli Iriani, S.Pd.SD (Wali Kelas III-A), Asep Solahu- Komite SDN Cisaat) Rabu, 1 Maret 2017.
din Karim, S.Pd.I, M.Si (Guru Kelas VI-B, Sekaligus Guru
MDT), Rabu-Kamis, 22 dan 23 Pebruari 2017.

241
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

MoU secara tertulis, tapi dalam pelaksnaannya DTA Al-


9 2 38 DTA Nurul Huda 53
Istiqomah
berjalan mengalir sesuai kesepakatan. Integrasi
DTA Al-
Madin ke SDN Cisaat pada saat ini baru 10
Khoeriyah
1 39 DTA Persis 30

dalam bentuk mutan kurikulum dan materi DTA Al- DTA PUI Al-Hamidi-
11 1 40 40
pelajaran, belum dalam bentuk tempat/fasilitas Mu’awanah yah
DTA Al-
pembelajaran, karena Madrasah Diniyyah sudah 12
Muhdiyin
2 41 DTA Qoriyah 1
mempunyai fasilitas dan sarana tempat belajar DTA Al-
13 3 42 DTA Raidatul Atfal 3
dan managemen tersendiri. Muktariyah
DTA Al- DTA Raudatul
Proses pembelajaran Pendidikan Agama 14 5 43 9
Mu’min Qur’an
Islam di SDN Cisaat dikomunikasikan dengan 15
DTA Al-
3 44 DTA Raudatul Ta’lim 54
Takodum
Aang/Aah10 atau Ustadz yang mengajar di MDT
DTA Al- DTA Riyadul
tempat siswa belajar, terlebih jika ada program 16 1 45 4
Tamhidiyah Muta’alimin
“Gebyar PAI” guru-guru PAI di SDN Cisaat 17
DTA Al-Wa-
1 46 DTA Sabilul Huda 3
tu Tasqo
sangat terbantu dengan Ustadz yang mengajar DTA An-
di MDT, karena berbagai potensi siswa bisa 18
nasiriyah
1 47 DTA Sibyan 1
Fathul Jan-
langsung dimintakan kepada para Ustadz, nah
sekaligus menjadi pelatih dan mendampingi pada DTA Ar- DTA Sirojul
19 7 48 2
Risalah Muta’alim
waktu pelaksanaannya. Alhasil hampir setiap DTA At- DTA Syamsul Hi-
20 2 49 4
ada kegiatan keagamaan di Kecamatan Cisaat, Taufiq dayah

SDN Cisaat yang jadi juara umumnya.11 Berikut 21 DTA Bone 1 50 DTA Talimul Qur’an 3
ini sebaran siswa-siswi ke berbagai Madrasah DTA Darul
22 5 51 DTA Tarbiyatul Atfal 94
Diniyyah yang telah bekerja sama dengan SDN Ulum

Cisaat. DTA Darus-


23 1 52 DTA Yasni 30
salam
Tabel 3. Sebaran Siswa SDN Cisaat DTA Dini-
24 1 53 DTA Zaenul Ulum 3
yatul Ihkwan
Nama Di- Jum- Jum-
No No Nama Diniiyah
niiyah lah lah 25 DTA Firdaus 1 54 TPQ Darul Amal 11
Tidak Seko- DTA Jamiatul Ikh-
1 8 30 8 DTA Hayatul
lah wan 26 7 55 TPQ Firdaus 13
Muslimin
DTA Al Hus- DTA Hi-
2 2 31 DTA LDII Gelangang 2
nainiah 27 dayatul Isla- 1 56 TPQ Zahra 11
DTA Al miah
3 13 32 DTA Mambaul Ulum 3 DTA Jainul
Ikhlas 28 1 57 Sudah lulus 67
Ulum
DTA Al Mu- DTA Miftahul Hifdul
4 2 33 1 DTA Jamia-
tariyah Aulad 29 3 Jumlah 687
tu Syibyaan
DTA Al-
5 7 34 DTA Miftahussaadah 2
Badriyah Sumber: Guru Bidang Studi PAI (2017)
DTA Al- DTA
6
Falah
106 35
Miftahussa’adah
9 Berdasarkan tabel di atas dapat dipetakan
DTA Al- bahwa sebagian besar siswa SDN Cisaat hampir
7 13 36 DTA Nurul Atfal 1
Hidayah mayoritas pada sore harinya belajar di Madrasah
DTA Al- Diniyah Takmiliyah, dan sebagian kecilnya lagi
8 11 37 DTA Nurul Falah 2
Huriyah
belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Dari 687 total siswa, hanya 8 orang yang tidak
ikut DTA atau TPQ dengan alasan melanjutkan ke
10 Sebutan “Aang/Aah” merupakan salah satu simbol
bahasa lokal yang sudah familiar digunakan umat Islam untuk jenjang berikutnya dengan jalur prestasi. Artinya
seorang tokoh atau orang yang memiliki atau menguasai penge- prasarat ijazah MDT digantikan dengan sertifikat
tahuan keagamaan yang luas dan mendalam, kharismatik, berpen- piagam dari prestasi yang dia andalkan.
garuh, saleh, dan punya kedudukan yang mulia.
Tingginya minat orang tua menyekolahkan
11 Hasil wawancara dengan Hj. Solihat, S.Pd.I dan Ijaz Ja-
juli, S.Pd.I (Guru PAI). Rabu, 22 Pebruari 2017.
anaknya ke MDT, karena manfaat dari belajar

242
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

di MDT jauh lebih efektif dibanding diajarkan telah ditetapkan menjadi program wajib belajar
agama di rumah. Madrasah Diniyah Takmiliyah di pendidikan keagamaan berdasarkan Peraturan
Sukabumi secara historis sudah memperlihatkan Bupati Sukabumi Nomor 6 Tahun 2006. Pasal
hasil nyata dalam melahirkan generasi yang 1 ayat (1) berbunyi: “Wajib Belajar Pendidikan
memiliki dasar keagamaan yang kuat. Sebagai Keagamaan adalah program/gerakan yang di
institusi keagamaan yang mengkhususkan diri selenggarakan di Kabupaten Sukabumi bagi
pada pendidikan keagamaan dasar, MDT telah seluruh siswa pendidikan dasar untuk sekaligus
teruji dalam mempertahankan nilai-nilai dan mengikuti pendidikan keagamaan di Taman
ajaran Islam sehingga masyarakat hidup dalam Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) dan/atau
tradisi-tradisi keagamaan yang berjalan secara Madrasah Diniyah dalam rangka mengoptimalkan
kontinyu tanpa terputus. Kondisi masyarakat pelaksanaan pendidikan agama dan akhlaq
kabupaten Sukabumi yang agamis yang tampak mulia sebagai bagian tidak terpisahkan untuk
sekarang ini, tidak terlepas dari peran dan kiprah mewujudkan suksesnya Program Wajib Belajar
Madrasah Diniyah.12 Pendidikan Dasar”.
Madrasah Diniyah Takmiliyah di Sukabumi Peraturan Bupati di atas, diperkuat dengan
seluruhnya (100%) didirikan oleh masyarakat Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor
yang dipimpin oleh pimpinan keagamaan yang 8 Tahun 2009 Tentang Wajib Belajar Pendidikan
disebut AAng/AAh, Ustadz, atau Ajengan. Dengan Keagamaan Islam. Pada pasal 5 dinyatakan:
semangat yang, tinggi, ternyata keterbatasan “Peserta didik yang memenuhi standar
materi yang dimiliki tidak mengendurkan niat kompetensi pendidikan keagamaan Islam
mendirikan MDT. Sehingga seringkali terlihat diberikan ijazah atau sertifikat kelulusan (ayat
MDT yang amat sangat sederhana digunakan 1). Ijazah atau sertifikat kelulusan pendidikan
untuk proses pendidikan. Dari wujud luarnya, keagamaan Islam menjadi salah satu syarat
gedung atau bangunan ini tampak tidak layak melanjutkan pada jenjang pendidikan formal
pakai, akan tetapi semangat juang Ajengan dan lanjutan (ayat 2). Bagi peserta didik yang tidak
masyarakat mengalahkan segala keterbatasan memiliki ijazah atau sertifikat kelulusan maka
dan mengesampingkan idealisme pembelajaran satuan pendidikan wajib menyelenggarakan
yang professional. program khusus (ayat 3).
Walaupun terdapat keterbatasan sarana, Peraturan Bupati dan Peraturan Daerah
proses pendidikan di Madarasah berjalan dinamis, Kabupaten Sukabumi tersebut di atas menjadi
para murid menerima pengajaran dengan penuh daya dukung tersendiri yang mengikat agar siswa-
optimisme menyongsong masa depan karena siswi sekolah dasar belajar di MDT atau TPQ.
ustadz mengajar dengan penuh keikhlasan dan Meskipun belum sepenuhnya efektif, namun
penuh dedikasi. Sayangnya sampai saat ini belum setidaknya telah memicu angka partisipasi siswa
ada pengawas yang secara khusus melakukan untuk belajar pada lembaga-lembaga keagamaan
pengawasan sekaligus pembinaan kepada para tersebut. Disamping itu, juga membawa
ustadz. Hal ini menyebabkan proses kegiatan konsekuensi logis berupa penganggaran dari
belajar terkesan seadanya dan mengalir apa APBD untuk tunjangan operasional guru.
adanya. Di tengah perkembangan arus informasi
Daya tarik siswa untuk belajar di MDT atau dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
TPQ tidak lepas dari optimalisasi pendidikan merupakan tantangan bagi MDT, ia harus mampu
keagamaan di Kabupaten Sukabumi sebagaimana mengembangkan jati diri secara mandiri dan
memiliki khas dalam membentuk akhlak terpuji
manusia sebagai sumber daya yang berkualitas
12 Hasil wawancara dengan Bapak Dhani, Bapak Husni,
Bapak Dedi, Ibu Cucu, Ibu Iis, (Orang Tua Siswa Murid SDN Cis- dalam fikir dan dzikir sesuai dengan kebutuhan
aat), Senin, 6 Maret 2017.

243
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

pembangunan. Untuk terwujudnya kehidupan Indonesia, bahkan sampai saat ini masih
masyarakat yang beriman dan bertakwa serta menjadi satu-satunya daerah yang dipandang
akhlak mulia, maka perlu ada dukungan cukup serius serta memiliki konsep yang
pemerintah seperti Perda dan Perbup tentang jelas dalam menyelenggarakan Akreditasi.
Wajib Belajar Pendidikan Keagamaan seperti Melalui Akreditasi, penyelenggaraan ujian dan
tersebut di atas. penandatanganan Ijazah oleh Kepala MDT
Baik pada masa sekarang maupun masa memiliki legal aspek yang memadai. Selain itu,
akan datang, pengintegrasian, pendalaman, sesuai hasil pembahasan antara Kementerian
perluasan, dan penyelarasan program Agama Kabupaten Sukabumi dengan Pemerintah
dan kegiatan pendidikan karakter yang Daerah, hasil akreditasi merupakan dasar
mengintegrasikan antara Madrasah Diniyah penentu pemberian BOP (Bantuan Operasional
Takmiliyah dan Sekolah Dasar perlu diabdikan Pendidikan), maka Pemerintah Kabupaten
untuk mewujudkan revolusi mental atau revolusi Sukabumi akan terhindar dari kesalahan
karakter bangsa. Dengan demikian, Gerakan kebijakan menggalokasikan bantuan kepada
PPK merupakan jalan perwujudan Nawacita dan lembaga dibawah kendali Kementerian Agama.
Gerakan Revolusi Mental di samping menjadi
poros kegiatan pendidikan yang berujung pada
Penutup
terciptanya revolusi karakter bangsa yang islami. Berdasarkan temuan dan hasil pembahasan
di atas dapat diambil beberapa kesimpulan
Pemerintahan Kabupaten Sukabumi
sebagai berikut: Pertama, integrasi
sangat konsen dan serius dalam mendukung
pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah di
keberlangsungan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
SDN Cisaat dilakukan melalui model integratif
Hal itu bisa dilihat dengan pemberlakuan
dan kolaboratif. SDN Cisaat telah melakukan
Perda dan Perbup seperti tersebut di atas yang
kolaborasi dan menggandeng beberapa MDT
ditindaklanjuti dengan upaya penjaminan dan
untuk dijadikan mitra sekolah dalam penguatan
pengendalian mutu pendidikan keagamaan Islam
pendidikan karakter.
khususnya pada Madrasah Diniyah Takmiliyah
melalui program akreditasi. Kedua, integrasi pembelajaran Madrasah
Diniyah Takmiliyah ke SDN Cisaat pada saat
Proses akreditasi dilakukan oleh Badan
ini baru dalam bentuk muatan kurikulum dan
Akreditasi Madrasah Diniyah Kabupaten
pemberdayaan sebagian guru MDT, belum dalam
Sukabumi dengan masa berlaku 4 tahun.
bentuk tempat atau fasilitas pembelajaran, karena
Akreditasi Diniyah Takmiliyah di Kabupaten
MDT sudah mempunyai fasilitas dan sarana
Sukabumi dapat dirumuskan melalui penilaian
tempat belajar dan managemen tersendiri.
terhadap pengelola/satuan penyelenggaraan
pendidikan Diniyah Takmiliyah dengan form Ketiga, keberadaan Perda dan Perbup
evaluasi diri oleh pimpinan pengelola/satuan tentang Wajib Belajar Pendidikan Keagamaan
pendidikan dan verifikasi lapangan oleh tim di Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu
penilai (assesor) untuk menentukan kelayakan faktor pendukung penyelenggaraan MDT, karena
satuan atau program pendidikan, yang hasilnya dengan kebijakan tersebut menjadi pengikat
diwujudkan dalam bentuk sertifikat peringkat bagi siswa yang beragama Islam untuk belajar
akreditasi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi agama, juga membawa konsekuensi logis berupa
Diniyah Takmiliyah Kabupaten Sukabumi.13 penganggaran dari APBD untuk tunjangan
operasional guru. Disamping itu semangat dan
Akreditasi Diniyah Takmiliyah di Kabupaten
motivasi para pengelola madrasah serta peran
Sukabumi merupakan yang pertama di
FKDT menjadi bagian penting dalam penataan
MDT, meskipun terkesan tumpang tindih dalam
13 Hasil wawancara dengan Zelami, S.Pd (Staf bagian
Data dan Perencanaan). Jum’at, 3 Maret 2017 pembagian wewenang. Sedangkan faktor kendala

244
Integrasi Pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah ke Sekolah (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Cisaat Kabupaten Sukabumi)
Juju Saepudin, halaman 231-246

yang terjadi dilapangan adalah sarana dan Jurnal Al-Qalam, Volume 23, Nomor 1,
prasarana yang masih sangat terbatas, berefek Juni 2017.
kepada penyelenggaraan pembelajaran yang Basid, Abdul. 2018. Integrasi Madrasah Diniyah
kurang profesional serta tidak adanya pengawas Takmiliyah Ke Sekolah di Kota Cirebon,
yang memberikan tugas pembinaan berakibat Jurnal Penamas, Volume 31, Nomor 1,
MDT jalan di tempat. Januari-Juni 2018.
Setelah memperhatikan kesimpulan diatas, Daulay, Haidar Putra. 2001. Historitas dan
mengingat peran vital Madrasah Diniyah Eksistensi Pesantren Sekolah dan
Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Takmiliyah bagi masyarakat yang harus tetap
dijaga mutu dan eksistensinya sampai kapanpun, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok
maka direkomendasikan: 1) Kementerian Agama Pesantren, Dirjen Pendidikan Islam, 2013.
Pedoman Pengembangan Kurikulum
serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan Madrasah Diniyah
perlu merumuskan bersama pedoman
Takmiliyah, Jakarta: Kementerian
dan petunjuk teknis tentang kemungkinan Agama RI.
pelaksanaan integrasi MDT ke Sekolah Dasar.
George, Alexander L., dan Andrew Bennet. 2005.
2) Kementerian Agama bekerja sama dengan
Case Studies and Theory Development
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah in the Social Sciences. Cambridge, Mass:
Daerah perlu melakukan harmonisasi berbagai MIT Press.
peraturan daerah yang mengatur soal pendidikan
Haedari, Amin. 2006. Peningkatan Mutu
keagamaan. 3) Kementerian Agama dan Terpadu Pesantren dan Madrasah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Diniyah. Jakarta: Diva Pustaka.
perlu secara bersama mengembangan sistem
Hirawan, Wan A. 2011. Efektivitas Implementasi
pemantauan dan evaluasi guna memastikan Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan
efektivitas pendidikan keagamaan dalam Kepemimpinan Tingkat IV Dalam
mendukung penguatan pendidikan karakter di Meningkatkan Kinerja Pejabat Struktural
sekolah. Eselon-4 di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sukabumi. Disertasi,
Ucapan Terima Kasih Bandung: Universitas Pendidikan
Artikel ini berasal dari hasil penelitian yang Indonesia.
dibiayai DIPA Balai Litbang Agama Jakarta Http://Www.Sukabumikab.Go.Id/Home/,
Tahun 2017. Untuk itu, penulis mengucapkan diunduh pada tanggal 25 Pebruari 2017.
terima kasih kepada Kepala Balai Litbang Indra, Hasbi. 2005.Pendidikan Islam Melawan
Agama Jakarta Dr. H.M. Adlin Sila, Ph.D. Globalisasi. Jakarta: Rida Mulia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. 2017.
Kepala Kementerian Agama dan Kepala Dinas EMIS Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Kepala SDN Pesantren.
Cisaat serta pengurus FKDT Cisaat yang telah Kementerian Agama RI. 2015. Kementerian
memberi kemudahan bagi peneliti dalam proses Agama Dalam Angka 2014. Jakarta: Pusat
penggalian data. Kepada pihak-pihak lain yang Informasi dan Hubungan Masyarakat.
turut memberi masukan bagi artikel ini, penulis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
ucapkan terima kasih. 2016. Kajian dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat
Daftar Pustaka Kurikulum, Badan Penelitian dan
Anwar, Sumarsih. 2017. Kualitas Madrasah Pengembangan Kementerin Pendidikan
Diniyah Takmiliyah Dalam Perspektif Nasional.
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan,

245
Jurnal SMaRT Volume 04 Nomor 02 Desember 2018

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Peraturan Perundang-Undangan


Pengembangan Pendidikan Budaya
Intruksi Bupati Nomor 4 Tahun 2007 Tentang
dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat
Pelaksanaan Program Wajib Belajar
Kurikulum, Badan Penelitian dan
Pendidikan Keagamaan.
Pengembangan Kementerin Pendidikan
Nasional. Intruksi Bupati Nomor 5 Tahun 2007 Tentang
Monitoring, Evaluasi dan Fasilitasi
Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman. 1994.
Pelaksanaan Program Wajib Belajar
Qualitative Data Analysis: An Expanded
Pendidikan Keagamaan.
Sourcebook, 2nd Edition. Thousand Oaks,
California: Sage Publications, Inc. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 6 Tahun
2006 Tentang Program wajib Belajar
Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan Suatu
Pendidikan Keagamaan Sebagai Bagian
Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Dari Program Wajib Belajar Pendidikan
Rosdakarya.
Dasar.
Muin, Abd. 2014. Efektifitas Pembinaan
Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 7 Tahun 2006
Madrasah Diniyah Di Kota Yogyakarta,
Tentang Pedoman Akreditasi Madrasah
Jurnal Edukasi, Volume 12, Nomor 3,
Diniyah.
September-Desember 2014.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor
Munawwir, A.W. 2002. Kamus Arab-Indonesia,
8 Tahun 2009 Tentang Wajib Belajar
Surabaya: Pustaka Progresif.
Pendidikan Keagamaan Islam.
Nizah, Nuriyatun. 2016. Dinamika Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Diniyah: Suatu Tinjauan Historis. Jurnal
Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari
Edukasi, Vol. 11, No. 1, Februari 2016.
Sekolah.
Poerwodarminto, W.J.S. 1976. Kamus Umum
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2012 Tentang Pengawas Madrasah dan
Saputri, Dessy Suciati. 2017. Ini Alasan Pengawas Pendidikan Agama Islam di
Mendikbud Terapkan Sekolah Lima Hari, Sekolah dan Peraturan Menteri Agama
Republika, Kamis 08 Juni 2017. Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Simanjuntak, Rico Afrido. 2017. Mendikbud Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 2
Sebut Kebijakan Jam Sekolah Beda Tahun 2012.
dengan Full Day School, Koran Sindo, Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014
Selasa 13 Juni 2017. Tentang Pendidikan Keagamaan Islam.
Tafsir, Ahmad. 2008. Strategi Meningkatkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
Mutu Pendidikan Agama Islam. 2007 Tentang Pendidikan Agama dan
Bandung: Maestro. Keagaman.
Tilaar, H. 2000. Pendidikan Abad Ke – 21, Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
Menunjang Knowledge Based Economy. Tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: CSIS.
Surat Keputusan Badan Akreditasi Madrasah
Tim Pendidikan. 2016. Survey Kebutuhan Diniyah Kabupaten Sukabumi Nomor:
Pendidikan Keagamaan Islam 001/Sk.PED/BAMD/2006 Tanggal 10
Nonformal dan Informal. Jakarta: Balai Maret 2006 Tentang Pengangkatan Tim
Litbang Agama Jakarta. Penilai Akreditasi Madrasah Diniyah.
Zahroh, Chichi ‘Aisyatud Da’watiz. 2016. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Model Madrasah Diniyah Takmiliyah Sistem Pendidikan Nasional.
Terintegrasi Pada Sekolah Dasar
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2005 Tentang
Negeri Sindurejan Yogyakarta. Tesis.
Pemerintah Daerah.
Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga.

246

You might also like