The Moving Earth

When Copernicus announced the idea of a moving Earth in the sixteenth century, the
concept of inertia was not understood. There was much arguing and debate about whether or not
Earth moved. The amount of force required to keep Earth moving was beyond imagination.
Another argument against a moving Earth was the following: Consider a bird sitting at rest at the
top of a tall tree. On the ground below is a fat, juicy worm. The bird sees the worm and drops
vertically below and catches it. This would be impossible, it was argued, if Earth moved as
Copernicus suggested. If Copernicus were correct, Earth would have to travel at a speed of
107,000 kilo meters per hour to circle the Sun in one year. Convert this speed to kilometers per
second and you'll get 30 kilometers per second. Even if the bird could descend from its branch in
one second, the worm would have been swept by the moving Earth a distance of 30 kilometers
away. It would be impossible for a bird to drop straight down and catch a worm. But birds in fact
do catch worms from high tree branches, which seemed to be clear evidence that Earth must be
at rest.
Can you refute this argument? You can if you invoke the idea of inertia. You see, not
only is Earth moving at 30 kilo meters per second, but so are the tree, the branch of the tree, the
bird that sits on it, the worm below, and even the air in between. All are moving at 30 kilometers
per second. Things in motion remain in motion if no unbalanced forces are acting upon them. So,
when the bird drops from the branch, its initial sideways motion of 30 kilorneters per second
remains unchanged. It catches the worm, quite unaffected by the motion of its total environment.
Stand next to a wall. Jump up so that your feet are no longer in contact with the floor.
Does the 30-kilometer-per-second wall slam into you? It doesn't, because you are also traveling
at 30 kilometers per second-before, during, and after your jump. The 30 kilometers per second is
the speed of Earth relative to the Sun, not the speed of the wall relative to you.
People four hundred years ago had difficulty with ideas like these, not only because they
failed to acknowledge the concept of inertia but because they were not accustomed to moving in
high-speed vehicles. Slow, bumpy rides in horsedrawn carriages did not lend themselves to
experiments that would reveal the effect of inertia. Today we flip a coin in a high-speed car, bus,
or plane, and we catch the vertically moving coin as we would if the vehicle were at rest. We see
evidence for the law of inertia when the horizontal motion of the coin before, during, and after
the catch is the same. The coin keeps up with us. The vertical force of gravity affects only the
vertical motion of the coin.
Our notions of motion today are very different from those of our ancestors. Aristotle did
not recognize the idea of inertia because he did not see that all moving things follow the same
rules. He imagined that rules for motion in the heavens were very different from the rules of
motion on Earth. He saw vertical motion as natural but horizontal motion as unnatural, requiring
a sustained force. Galileo and Newton, on the other hand, saw that all moving things follow the
same rules. To them, moving things require no force to keep moving if there are no opposing
progressed if Aristotle had recognized the unity of all kinds of motion.
Bumi yang Bergerak
Copernicus mengumumkan gagasan tentang Bumi yang bergerak di abad keenam belas,
konsep inersia tidak dipahami. Ada banyak perdebatan dan perdebatan tentang apakah Bumi
bergerak atau tidak. Jumlah kekuatan yang dibutuhkan untuk membuat Bumi terus bergerak di
luar imajinasi. Argumen lain yang menentang perpindahan Bumi adalah sebagai berikut:
Bayangkan seekor burung duduk diam di puncak tinggi pohon. Di bawah tanah ada cacing yang
gemuk dan berair. Burung itu melihat cacing dan turun secara vertikal ke bawah dan
menangkapnya. Ini tidak mungkin, demikian pendapatnya, jika Bumi bergerak seperti yang
disarankan Copernicus. Jika Copernicus benar, Bumi harus melakukan perjalanan dengan
kecepatan 107.000 kilo meter per jam untuk mengelilingi matahari dalam satu tahun.
Konversikan kecepatan ini menjadi kilometer per detik dan Anda akan mendapatkannya 30
kilometer per detik. Bahkan jika burung itu bisa turun dari cabangnya menjadi satu kedua, cacing
itu akan tersapu oleh Bumi yang bergerak dari jarak 30 kilometer jauhnya. Tidak mungkin
seekor burung jatuh lurus ke bawah dan menangkap cacing. Tetapi burung sebenarnya
menangkap cacing dari cabang pohon yang tinggi, yang tampaknya menjadi bukti jelas bahwa
Bumi harus diam.
Bisakah Anda membantah argumen ini? Anda bisa jika Anda memunculkan ide inersia.
Anda lihat, tidak hanya Bumi bergerak dengan kecepatan 30 kilo meter per detik, tetapi juga
pohon, cabang pohon, burung yang duduk di atasnya, cacing di bawah, dan bahkan udara di
antara keduanya. Semua bergerak dengan kecepatan 30 kilometer per detik. Hal-hal di gerak
tetap bergerak jika tidak ada gaya yang tidak seimbang yang bekerja pada mereka. Jadi ketika
burung jatuh dari cabang, gerakan menyamping awalnya 30 kilorneter per kedua tetap tidak
berubah. Ia menangkap cacing, sangat tidak terpengaruh oleh gerakan itu dari total
lingkungannya. Berdirilah di sebelah dinding. Melompat sehingga kaki Anda tidak lagi
bersentuhan dengan lantai. Apakah dinding 30 kilometer per detik menghantam Anda? Tidak,
karena Anda juga bepergian dengan kecepatan 30 kilometer per detik-sebelum, selama, dan
setelah lompatanmu. 30 kilometer per detik adalah kecepatan Bumi relatif terhadap Matahari,
bukan kecepatan dinding relatif untuk Anda. Orang empat ratus tahun yang lalu mengalami
kesulitan dengan ide-ide seperti ini, tidak hanya karena mereka gagal mengakui konsep inersia
tetapi karena mereka tidak terbiasa bergerak di kendaraan berkecepatan tinggi. Wahana lamban
dan bergelombang dengan ditarik kuda gerbong tidak cocok untuk percobaan yang akan
mengungkapkan efek inersia. Hari ini kita melempar koin dengan mobil, bus, atau pesawat
berkecepatan tinggi, dan kami menangkap koin yang bergerak secara vertikal seperti yang kami
lakukan jika kendaraan dalam keadaan diam. Kita lihat bukti untuk hukum inersia ketika gerakan
horisontal koin sebelum, selama, dan setelah tangkapan adalah sama. Koin terus mengikuti kami.
Itu gaya gravitasi vertikal hanya memengaruhi gerakan vertikal koin.
Gagasan gerak kita saat ini sangat berbeda dengan leluhur kita. Aristoteles tidak
mengenali gagasan inersia karena dia tidak melihat itu semua bergerak semuanya mengikuti
aturan yang sama. Dia membayangkan bahwa aturan untuk gerak di surga sangat berbeda dengan
aturan gerak di Bumi. Dia melihat gerakan vertikal sebagai gerakan alami tapi horizontal sebagai
tidak alami, membutuhkan kekuatan yang berkelanjutan. Galileo dan Newton, di sisi lain,
melihat bahwa semua benda bergerak mengikuti aturan yang sama. Bagi mereka, memindahkan
barang tidak membutuhkan kekuatan untuk terus bergerak jika tidak ada yang menentang
kekuatan, seperti gesekan. Kita hanya dapat bertanya-tanya seberapa berbedanya sains maju jika
Aristoteles telah mengakui kesatuan dari semua jenis gerak.