Professional Documents
Culture Documents
Tax Amnesty Dalam Bingkai Maqashid Al-Syari'Ah Maqashid Al-Syari'Ah'S View of Tax Amnesty
Tax Amnesty Dalam Bingkai Maqashid Al-Syari'Ah Maqashid Al-Syari'Ah'S View of Tax Amnesty
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of tax amnesty policy on taxpayer compliance, but also
to see this policy from maqashid al-syari'ah review. To achieve that goal, the research using
qualitative approach with normative and sociological approach sourced from primary and
secondary data. For data collection methods, interviews and documentation are used. Then
the processing technique and its analysis is data reduction, data presentation, and
conclusion.
The result of the research shows that tax amnesty policy has no effect on registration
compliance based on low utilization of tax amnesty policy and increasing percentage of
taxpayer increase with small amount compared to the working population of Indonesia. In
addition, the tax amnesty policy has a positive impact on tax collection on the annual tax
return based on the increasing number of taxpayers who make the annual tax return.
Furthermore, it can be seen that tax amnesty policy has fulfilled what is desired maqashid
al-syari'ah based on the many kemaslahatan obtained from tax amnesty policy not only for
government but also for society. Tax amnesty in the current situation, to keep and balance
all development programs that have been scheduled by the government or general
kemashlahatan can be classified as a hajj needs for the increase in tax revenue national
Key words: Tax Amnesty, Tax Payer Compaliance, Maqashid al-Syari’ah, Tax Payer, Tax.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan tax amnesty terhadap
kepatuhan wajib pajak, selain itu juga untuk melihat kebijakan ini dari tinjauan maqashid al-
syari’ah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan normatif dan
sosiologis bersumber dari data primer dan sekunder. Untuk metode pengumpulan data,
digunakan wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik pengolahan dan analisisnya
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan
bahwa kebijakan tax amnesty tidak memberikan dampak terhadap kepatuhan pendaftaran
berdasarkan rendahnya pemanfaatan kebijakan tax amnesty dan persentase penambahan
wajib pajak meningkat dengan jumlah yang kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia
yang bekerja. Selain dari itu, kebijakan tax amnesty memberikan dampak positif terhadap
kepatuhan penyetoran pajak atas SPT Tahunan berdasarkan meningkatnya jumlah wajib
pajak yang melakukan penyetoran SPT Tahunan. Selanjutnya dapat dilihat bahwa kebijakan
tax amnesty telah memenuhi apa yang dikehendaki maqashid al-syari’ah berdasarkan
kepada banyaknya kemashlahatan yang diperoleh dari kebijakan tax amnesty bukan hanya
untuk pemerintah melainkan juga bagi masyarakat. Tax amnesty pada situasi sekarang ini,
2 Norsulfiani, et al Tax Amnesty dalam Bingkai Maqashid al-Syariah
untuk tetap menjaga dan menyeimbangkan semua program pembangunan yang telah
diagendakan oleh pemerintah atau kemashlahatan umum dapat digolongkan sebagai suatu
kebutuhan hajiyyat bagi peningkatan pendapatan perpajakan nasional.
Kata kunci: Tax Amnesty, Kepatuhan, Maqashid al-Syari’ah, Wajib Pajak, Pajak.
Norsulfiani, M. Wahyuddin Abdullah, Bahrul Ulum Rusydi. 2018. Tax Amnesty dalam Bingkai
Maqashid al-Syari’ah. Jurnal Syarikah 4(1)
mengabaikan unsur maqashid al-syari’ah. hukum atau hadits-hadits hukum, baik yang
Karena pajak merupakan suatu pengaturan diperlihatkan oleh pengertian
terhadap kehidupan bernegara yang kebahasaannya atau tujuan yang terdapat
disusun dan diatur penerapannya oleh didalamnya (Shidiq, 2009). Definisi yang
pemerintah kepada rakyat. Disisi lain nilai- bersifat general identik dengan pengertian
nilai yang dikandung oleh maqashid al- istilah maqashid al-syari' (tujuan Allah SWT
syari’ah tidak hanya pada kepatuhan terkait dengan penurunan ayat hukum, atau
kepada Allah SWT, namun juga pada sebab Rasulullah dalam menyampaikan
dimensi insani berupa aturan kepada hadits hukum). Sedangkan pengertian yang
sesama manusia (Jamaa, 2011). bersifat khusus adalah substansi atau pokok
Oleh karena itu, maka berangkat dari tujuan yang ingin dicapai oleh suatu draft
persoalan tersebut dilakukan kajian tentang atau rancangan hukum/syariah.
kebijakan tax amnesty di Indonesia dalam Menurut Al-Raisuni (1992), Al-Syatibi
meningkatkan kepatuhan wajib pajak membagi maqashid al-syari’ah menjadi tiga
dilihat dalam bingkai maqashid al-syari’ah. tingkatan, yaitu dharuriyat, hajiyat dan
tahsiniyat. As-Syatibi juga menjelaskan
MATERI DAN METODE hubungan keterkaitan antara dharuriyat,
hajiyat dan tahsiniyat sebagai berikut:
Konsep Tax Amnesty Pertama, dharuriyat merupakan landasan
Tax amnesty adalah strategi kebijakan bagi hajiyat dan tahsiniyat. Kedua,
pengampunan pajak yang diberikan Kerusakan pada dharuriyat akan
pemerintah kepada pembayar pajak berupa berdampak pada kerusakan hajiyat dan
pengeliminasian pajak tertunggak, sanksi tahsiniyat. Ketiga, sebaliknya kerusakan
adminstrasi, hukuman pidana perpajakan pada hajiyat dan tahsiniyat tidak
yang berkaitan dengan waktu pembayaran berdampak kerusakan dharuriyat. Keempat,
pajak sebelumnya atau kurun waktu kerusakan pada hajiyat dan tahsiniyat yang
tertentu tanpa takut adanya sanksi pidana, bersifat absolute terkadang berdampak
dengan cara memberitahukan harta yang kerusakan dharuriyat. Kelima,
dimiliki dan memberikan uang tebusan pemeliharaan hajiyat dan tahsiniyat
(Rasbin, 2016). diperlukan guna pemeliharaan dharuriyat
Objek pengampunan pajak mencakup secara tepat. Jika diterapkan dalam kajian
pembebasan atas kewajiban perpajakan ekonomi, maka pelaksanaan kebijakan tax
sampai tahun pajak berakhir, yang belum amnesty dapat dianalisa dengan
dapat sepenuhnya diselesaikan oleh para menggunakan konsep maqashid al-syari’ah
pembayar/penunggak pajak yang dari Al-Syatibi ini.
terpresentasi dalam harta yang belum Jenis penelitian yang digunakan adalah
pernah disampaikan dalam SPT PPh penelitian deskriptif kualitatif dengan
terakhir. Yaitu kewajiban Pajak Penghasilan pendekatan normatif dan sosiologis. Dalam
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan penelitian akan menjelaskan secara cermat
Pajak Penjualan atas Barang Mewah tinjauan maqashid syariah terhadap tax
(PPnBM). Kewajiban perpajakan selain PPh, amnesty dalam meningkatan kepatuhan
PPn, dan PPnBM bukan merupakan cakupan wajib pajak sebagai pendekatan mendobrak
pengampunan pajak (Lukman, 2016). pemikiran kapitalisme.
Data-data yang digunakan terbagi
Konsep Maqashid al-Syari’ah menjadi 2 jenis, yaitu data primer dan data
Istilah maqashid al-syari'ah memuat sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
pengertian secara umum dan pengertian wawancara menggunakan instrumen
dalam makna khusus. Pengertian yang penelitian berupa pedoman wawancara
bersifat umum merujuk pada ayat-ayat terhadap informan yang dianggap ahli
dalam memahami kebijakan tax amnesty
4 Norsulfiani, et al Tax Amnesty dalam Bingkai Maqashid al-Syariah
dan maqashid al-syari’ah. Adapun data tahun 2016, Wajib pajak yang terdaftar
sekunder adalah data-data yang dianggap dalam sistem administrasi Direktorat
mendukung dan mampu memberikan Jenderal Pajak tahun 2015 mencapai 30,04
penguatan terhadap data primer yang juta WP. Hal ini cukup memprihatinkan
peroleh. mengingat menurut data Badan Pusat
Teknik analisis data dilakukan untuk Statistik (BPS) hingga tahun 2013, jumlah
memperoleh informasi mengenai tax penduduk Indonesia yang bekerja mencapai
amnesty dalam konsep ekonomi Islam, 93,72 juta orang. Artinya, baru sekitar 32,05
Penilaian terhadap kandungan aspek persen dari total jumlah orang pribadi
maslahah dan kesesuaian dengan maqashid pekerja dan berpenghasilan di Indonesia
syariah. Teknik analisis data yang yang mendaftarkan diri atau terdaftar
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai wajib pajak.
analisis data kualitatif, mengikuti konsep Hasil wawancara penelitian diperoleh
yang diberikan Miles and Huberman. Miles hasil bahwa dapat dipahami secara jelas
and Huberman (1984), menguraikan bahwa sebelum adanya tax amnesty kepatuhan
tindakan dalam analisis data kualitatif pendaftaran wajib pajak masih sangat
dilakukan secara interaktif dan berlangsung rendah. Hal ini sangat memprihatinkan
secara kontinu pada masing-masing mengingat porsi terbesar APBN (Anggaran
tahapan penelitian sampai dengan selesai, Pendapatan dan Belanja Negara) berasal
dan datanya sampai jenuh. Aktivitas analisis dari pendapatan pajak. Fakta di lapangan
data, yaitu data reduction, data display, dan menunjukkan jumlah wajib pajak yang
conclusion drawing/verification (Sugiyono, belum patuh dalam melaporkan
2015). penghasilan masih cukup besar.
Pengujian keabsahan terhadap data Data akhir tahun 2016 yang diperoleh
primer dilakukan menggunakan pengujian dalam Laporan Kinerja Ditjen Pajak tahun
yang lazim dilakukan pada penelitian 2016, wajib pajak yang terdaftar dalam
kualitatif, yaitu Uji Kredibilitas. Komponen sistem administrasi Ditjen Pajak pada tahun
Uji Kredibilitas memakai prosedur tersebut mencapai 32,77 juta wajib pajak
triangulasi, yang berupa triangulasi dari atau sekitar 34,97 persen dari total jumlah
sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi orang pribadi pekerja dan berpenghasilan
waktu. di Indonesia yang mendaftarkan diri atau
terdaftar sebagai wajib pajak. Hal ini
menggambarkan bahwa terdapat kenaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
sekitar 2.92 juta wajib pajak. Sebagaimana
Dampak Tax Amnesty Terhadap diketahui bahwa akhir tahun 2016 program
Kepatuhan Wajib Pajak tax amnesty masih berjalan dan merupakan
Tingkat kepatuhan untuk kategori akhir dari periode kedua.
registration (tingkat kepemilikan NPWP) Jumlah ini mengindikasikan bahwa
dapat dilakukan dengan melakukan penambahan wajib pajak (kepemilikan
perbandingan data statistik jumlah individu NPWP) masih memiliki nilai yang kecil
atau entitas yang seharusnya telah memiliki dibandingkan jumlah penduduk Indonesia
NPWP dengan data masterfile NPWP yang yang bekerja. Peningkatan presentase
terdapat pada Direktorat Jenderal Pajak penambahan wajib pajak yang tidak terlalu
(DJP). Dalam hal ini, jumlah NPWP aktual tinggi ini seharusnya bisa dapat
dibagi dengan jumlah NPWP yang ditingkatkan lagi dengan adanya kebijakan
seharusnya akan menunjukkan registration tax amnesty seperti yang diharapakan
ratio (istilah lain untuk kriteria ini adalah Direktorat Jenderal Pajak bahwa kebijakan
non-registration gap). ini memberikan angin segar bagi
Berdasarkan data yang diperoleh dari masyarakat yang sudah memenuhi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 5