Professional Documents
Culture Documents
Laprak Ekoum Estimasi Populasi Why Final Revisi Fix Remastered
Laprak Ekoum Estimasi Populasi Why Final Revisi Fix Remastered
Laprak Ekoum Estimasi Populasi Why Final Revisi Fix Remastered
DISUSUN OLEH :
OLEH KELOMPOK ...
1. Febriani Sukma M. C. 081811433054
2. Wahyu Adriansyah 081811434062
ABSTRACT
The practicum of population size estimation aims to simulate the population size
estimation of the Capture Mark Release Recapture (CMRR) method which is done with a
model in the form of 2 jars of different colored beads and compare the accuracy of the
estimated values between the Peterson-Lincoln index, the Schnabel index, and the
Schumacher-Eschmeyer index. The simulation was held in the laboratory room 227 of the
Faculty of Science and Technology, Airlangga University. Estimation of the number of
beads was done 2 times for each population of white flower beads jar with a factual
number of 1854 pieces and brown beads jar with factual number of 1357 where the
sampling technique was standardized beforehand. The Peterson-Lincoln index (bias)
estimates 1155 white flower beads with error percentage of 37.70% and brown beads is
666 pieces with error percentage of 50.92%, the Peterson-Lincoln index (unbias) estimates
611 pieces of white flower beads with percentage error of 67.04% while brown beads is
468 pieces with error percentage of 12.34%, the Schnabel index estimates 1556 pieces of
white flower beads with error percentage of 16.06% while brown beads is 1190 pieces with
error percentage of 12.34 %, the Schumacher-Eschmeyer index estimate 1511 white flower
beads with error percentage of 18.49% while brown beads is 1260 pieces with error
percentage of 7.13%. Henceforth it could be seen that the estimated value of the Schnabel
index and the Schumacher-Eschmeyer index are the most accurate and much closer
estimation to the number of factual beads values.
1
PENGANTAR ataupun pola distribusi internal terlebih
dahulu perlu diketahui data mengenai
Populasi dapat didefinisikan
jumlah absolut atau ukuran populasi serta
sebagai kumpulan atau sekelompok
kerapatan (densitas) dari suatu populasi
individu sejenis dan dapat saling
tersebut. Densitas atau kerapatan populasi
mengawini serta bertukar informasi
sendiri merupakan jumlah individu yang
genetik antara satu sama lain
menyusun suatu populasi per satuan luas
(interbreeding) yang menempati suatu
atau volume tertentu misalkan meter
area tertentu pada waktu tertentu (Stiling,
persegi (m2) sedangkan jumlah atau
2012). Tentunya dalam lingkup studi
ukuran populasi merujuk pada jumlah
ekologi yang mempelajari populasi, suatu
individu total yang menyusun suatu
populasi memiliki karakteristik yang
populasi (Soegianto, 1994).
dapat dijabarkan dalam parameter-
parameter tertentu Menurut definisi tersebut dapat
diasumsikan 2 jenis populasi yakni
Lain halnya dengan individu yang
populasi tertutup dan populasi terbuka
hanya memiliki satu nilai untuk setiap
dimana populasi tertutup tidak
parameternya (seperti tinggi, berat, umur,
mengalami perubahan ukuran populasi
warna), populasi terdiri atas akumulasi
secara signifikan dan rutin akibat 4 faktor
nilai-nilai parameter dari tiap individu
utama ukuran populasi (natalitas,
yang menyusunnya sehingga populasi
mortalitas, imigrasi, emigrasi) lain halnya
juga memiliki parameter statistik berupa
dengan populasi terbuka dimana sering
nilai rata-rata (mean) dan varian. Adapun
terjadi perubahan ukuran populasi secara
parameter-parameter populasi antara lain
signifikan akibat 4 faktor tersebut
densitas atau kerapatan populasi, tingkat
(Southwood, 1971).
natalitas (kelahiran) dan mortalitas
(kematian), tingkat fertilitas (jumlah Oleh karena itu perlu dilakukan
individu fertil), pola distribusi, potensi penghitungan ukuran populasi atau
biotik, laju imigrasi dan emigrasi, jumlah absolut suatu populasi yang
kelimpahan relatif, dan frekuensi gen. tentunya akan sulit dilakukan relatif
terhadap mobilitas dan ukuran individu
Tentunya dalam menentukan
populasi yang dicari jumlah absolutnya
parameter-parameter ekologis suatu
sehingga diperlukan suatu metode yang
populasi seperti kelimpahan relatifnya
2
efektif, efisien, dan reliable dalam kuadran konstan dan pasti, serta kuadran
menduga atau memperkirakan jumlah harus dapat mewakili daerah yang
total individu suatu populasi di alam yang dihitung ukuran dan kerapatan
juga disebut sebagai estimasi ukuran populasinya.
populasi menggunakan teknik sampling.
Untuk tumbuhan herba berukuran
Dari hasil estimasi ukuran kecil hingga sedang, alga, serta
populasi yang didapatkan dapat organisme sesil seperti hewan-hewan
digunakan untuk menentukan zona intertidal pantai dihitung
kerapatan/kepadatan suatu populasi yang menggunakan suatu kuadran persegi yang
dapat pula dinyatakan sebagai jumlah umumnya berukuran 0,25 m2 pada jarak
biomassa per unit/individu selain jumlah antar plot tertentu. Sedangkan untuk
individu per satuan luas atau volume. organisme yang lebih besar seperti
Kepadatan/kerapatan relatif dapat pepohonan dihitung dengan metode line
dihitung dengan membandingkan transect dan belt transect dimana tiap
kepadatan suatu jenis dengan kepadatan individu dalam satu garis lurus sejauh
semua jenis yang terdapat dalam unit umumnya 100 m dan lebar 1 m dihitung
tersebut per satuan waktu dan umumnya sehingga didapatkan total jumlah individu
dinyatakan dalam bentuk persentase per area persegi panjang 100 m2 yang
(Suin, 1989). terbentuk dari line transect (Stiling,
2012).
Estimasi ukuran populasi dengan
teknik sampling secara garis besar dibagi Adapun untuk serangga
menjadi 2 metode yakni menggunakan menggunakan sweep net ataupun alat
kuadran (dengan bermacam variasi), dan vacuum suction yang menghisap udara
Mark and Recapture (CMRR). sekaligus serangga dalam volume
Penggunaan kuadran pada umumnya tertentu. Beberapa metode sampling
untuk organisme yang mobilitasnya kuadran lainnya juga dapat bersifat pasif
sangat lambat ataupun sesil (diam di dengan menggunakan berbagai jenis trap
tempat) dan pada umumnya berukuran (jebakan) pada plot area tertentu yang
kecil meskipun terkadang dapat biasanya digunakan untuk menjebak
berukuran sedang ataupun besar seperti mamalia rodensia kecil (pengerat)
pepohonan. Ketepatan metode ataupun serangga terestrial (Molles,
bergantung pada tiga hal yakni jumlah 2019).
tiap kuadran diketahui pasti, luas tiap
3
dengan asumsi akan bercampur baur
dengan anggota populasi yang lain secara
random dan rasio antara individu yang
ditandai terhadap jumlah seluruh individu
di alam sama dengan rasio jumlah
individu yang berhasil ditangkap kembali
Metode kedua Capture-Mark-
(memiliki tanda) terhadap jumlah seluruh
Release and Recapture (CMRR)
individu yang berhasil ditangkap pada
digunakan apabila organisme cukup besar
tangkapan kedua.
dan aktif bergerak dimana sampel
beberapa individu dari suatu populasi Waktu interval sebelum
penanda lalu dilepas kemudian ditangkap ukuran populasi, luas area habitat
pada keong dan siput ditandai dengan cat lainnya, ukuran populasi relatif konstan
kupu-kupu ditempelkan label kecil pada yang tertutup. Alat penangkapan juga
fluorescent, pada penyu, ikan dan akibat jumlah sampel yang tertangkap
4
tertangkap kembali, dan C menyatakan Tiap individu punya kesempatan
total jumlah individu yang tertangkap atau probabilitas yang sama untuk
pada penangkapan selanjutnya. tertangkap pada penangkapan
Persamaan tersebut kemudian dapat selanjutnya
5. Penanda pada individu tidak
dirubah menjadi
mudah lepas ataupun hilang serta
M
N=C R
mudah dikenali
6. Tingkat penangkapan kembali
estimasi. diobservasi
Eschmeyer. ditandai
M Indeks Schnabel
N=C R
∑ ( Ct M t )
N : Besarnya Populasi (Jumlah N=
t
diobservasi
Ct : Jumlah individu yang tertangkap
C : Jumlah seluruh individu pada pada sampel ke t
tangkapan kedua
Mt : Jumlah individu yang ditandai
M : Jumlah individu yang ditandai dalam populasi sampai sebelum
dan telah dilepas kembali sampel ke t diambil
7
Wt : Jumlah individu yang baru Hasil : hasil perhitungan manik-
ditandai dan dilepas pada sampel manik menggunakan
ke t metode yang
digunakan
∑ (C t M 2t )
t =1
N= S
∑ Rt M t
t=1
|faktual−hasil
faktual |
× 100%
8
HASIL DATA PRAKTIKUM
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran sampel 28 31 30 33 34 30 32 26 29 31
Max = 34 Min = 26 Rata-rata = 30,4 Sd = 2,37 D/C = 7,78
9
Analisis perhitungan manik-manik putih
M
Lincoln-Peterson (bias) :N=C
R
33
N = 35 = 1155 buah
1
( M +1 ) (C +1)
Lincoln-Peterson (unbias) :N= –1
( R+1)
(35+ 1 ) (33+1)
N= – 1 = 611 buah
(1+1)
∑ ( Ct M t )
t
Schnabel :N=
∑ Rt
t
∑ ( 76259 )
t
N= = 1556 buah
∑ 49
t
∑ (C t M 2t )
t =1
Schumacher-Eschmeyer :N= S
∑ Rt M t
t=1
∑ (18740905)
t =1
N= S = 1511 buah
∑ (12401)
t =1
|1854−1155
1854 |
100% = 37,70 %
: |
1854 |
1854−611
Peterson-Lincoln (unbias) 100% = 67,04 %
10
Schnabel : |1854−1556
1854 | 100% = 16,06 %
: |
1854 |
1854−1511
Schumacher-Eschmeyer 100% = 18,49 %
Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran sampel 38 39 38 37 38 39 40 42 39 40
Max = 42 Min = 37 Rata-rata = 39 Sd = 1,41 D/C = 3,63
11
Tabel 7. Jumlah manik coklat sebenarnya
∑ ( 67804 )
t
N= = 1190 buah
∑ 57
t
∑ (C t M 2t )
t =1
Schumacher-Eschmeyer :N= S
∑ Rt M t
t=1
12
S
∑ (15399024)
t =1
N= S = 1260 buah
∑ (12219)
t =1
|1357−1155
1357 |
100% = 50,92 %
: |
1357 |
1357−611
Peterson-Lincoln (unbias) 100% = 65,54 %
: | | 100% = 12,34 %
1357−1556
Schnabel
1357
: |
1357 |
1357−1511
Schumacher-Eschmeyer 100% = 7,13 %
14
selanjutnya populasi manik – manik Praktikum simulasi estimasi
dihitung keseluruhan (jumlah faktual). populasi yang telah dilakukan dapat
diketahui jumlah manik – manik putih
Menurut Southwood, model
bunga sebanyak 1854 dan manik – manik
dengan indeks Lincoln-Peterson adalah
cokelat sebanyak 1357. Pada manik –
menangkap sejumlah individu dari
manik putih bunga sebagai penanda
sejumlah populasi hewan yang akan
dengan presentase standar deviasi sebesar
diamati. Individu yang ditangkap itu
3,5% didapatkan hasil berdasarkan
diberi tanda kemudian dilepaskan
metode Peterson bias sebesar 666 dengan
kembali dalam beberapa waktu yang
presentase beda 50,92% dan hasil unbias/
singkat. Setelah itu dilakukan
seber sebesar 468 dengan presentase beda
penangkapan kembali terhadap sejumlah
65,54%, metode Schnabel sebesar 1190
individu dari populasi yang sama. Dari
dengan presentase beda 12,34%, metode
penangkapan kedua diidentifikasi
Shumacher-Eschmeyer sebesar 1260
individu yang bertanda yang berasal dari
dengan presentase 7,13%. Pada manik –
penangkapan pertama dan individu yang
manik cokelat sebagai penanda dengan
tidak bertanda merupakan dari hasil
presentase standar deviasi sebesar 7,78%
penangkapan ke dua.
didapatkan hasil berdasarkan metode
Indeks Schnabel ini dapat Peterson bias sebesar 1155 dengan
digunakan untuk mengurangi presentase beda 37,70% dan hasil unbias/
ketidakvalidan dalam indeks Lincoln- seber sebesar 611 dengan presentase beda
Peterson. Metode ini membutuhkan 67,04%, metode Schnabel sebesar 1556
asumsi yang sama dengan indeks dengan presentase beda 16,06%, metode
Lincoln-Peterson yang ditambahkan Shumacher-Eschmeyer sebesar 1511
dengan asumsi bahwa ukuran populasi dengan presentase beda 18,49%.
harus konstan dari suatu periode
Dari ketiga metode yang
sampling dengan periode berikutnya.
digunakan yaitu metode Peterson,
Pada metode ini penangkapan penandaan
Schnabel dan juga Schumayer-
dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari
Eschmeyer dapat diketahui
2 kali. Untuk setiap periode sampling
perbedaannya. Jika menggunakan metode
semua hewan yang belum bertanda diberi
Peterson pada dasarnya menangkap
tanda dan dilepaskan kembali
sejumlah individu dari suatu populasi
(Southwood, 1971).
individu yang akan dipelajari. Individu
15
yang ditangkap kemudian diberi tanda kelahiran dapat diketahui serta hasilnya
yang mudah dibaca, kemudian dilepaskan dapat dipakai untuk memfasilitasi
kembali dalam periode waktu yang perbandingan antar bentuk populasi di
pendek. Setelah beberapa hari ditangkap bawah kondisi lingkungan yang berbeda.
kembali dan dihitung yang bertanda yang Jadi metode menurut ketiga ahli tersebut
tertangkap. Dari dua kali hasil berbeda dan semakin menyempurnakan
penangkapan dapat diduga ukuran atau teori – teori sebelumnya sehingga
besarnya populasi. menjadi lebih akurat digunakan untuk
mengestimasikan suatu populasi.
Sedangkan jika menggunakan
metode Schnabel yang sedikit lebih
akurat dibandingkan dengan metode
DAFTAR PUSTAKA
Peterson, dimana Schnabel ini
memperbaiki keakuratan dari metode Brown, Chris. 2013. General Ecology
17