Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH,


KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI
SE-KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

The Influence of the Academic Supervision of the School


Superintendent, head master Leadership and Working Environment
on the Performance of Vocational high school teachers
Throughout at Tamalate Makassar City

Sumarni 1), Hasmin 2) , Mustari3)


1
Manajemen, Program Pascasarjana STIE AMKOP Makassar
email: sumarnisyarif@yahoo.com
2
Manajemen, Program Pascasarjana STIE AMKOP Makassar
email : hasmin@stieamkop.ac.id
3
Manajemen, Program Pascasarjana STIE AMKOP Makassar
Email: mustari@yahoo.com

ABSTRACT

The Influence of Academic Supervision Of the School Superintedent, Head master Leadership and
Working Environment on the Performance of Vocational School (SMK) teachers at Tamalate, Makassar.
This study aims to (1) determine the influence of the academic supervision of school supervisors on the
performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar (2) determine the effect of school leadership on the
performance of teachers at SMK Tamalate District of Makassar city (3) determine the influence of work
environment on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar; and (4) determine the
influence of the academic supervision of school supervisors, school leadership and working environment
together on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar. Data collection method used is
survey type expost facto by distributing a questionnaire (questionnaire) to teachers who have proven
reliability and validity according to the research conducted. Analysis of the data used by using
descriptive analysis, Linearity Test, Test Multicolinearity Test, T-Test, and Test F-Test. Research results
show that (1) Supervision of Academic Supervisors has positive and significant effect partially on
Teacher Performance; (2) Leadership Headmaster has positive and significant effect partially on Teacher
Performance; (3) Working Environment has positive and significant effect partially on Teacher
performance; and (4) Supervision of Academic Supervisors, Leadership Principals and Working
Environment has positive and significant impact in simultaneous to the Teacher performance.

Keywords: Supervision, Leadership, Environment, Teacher Performance

ABSTRAK

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Sekolah,
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Se-
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh supervisi

149
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

akademik pengawas sekolah terhadap kinerja Guru di SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Makassar; (2) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja Guru di SMK
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar; (3) Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan kerja
terhadap kinerja Guru di SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar; dan (4) Untuk mengetahui
pengaruh supervisi akademik pengawas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja Guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey Jenis expost facto dengan membagikan
kuesioner (angket) kepada guru yang telah teruji validitas reliabilitasnya dan sesuai dengan penelitian
yang dilakukan. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis deskriptif, Uji Linearitas,
Uji Multikolinieritas, Uji T-Test, dan Uji F-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) Supervisi
Akademik Pengawas Sekolah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru; (2)
Kepemimpinan kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru;
(3) Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru; dan (4)
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
berpengaruh positif dan signifikan secara Simultan terhadap Kinerja Guru SMK se Kecamatan Tamalate
Kota Makassar.

Kata Kunci : Supervisi, Kepemimpinan, Lingkungan, Kinerja Guru

150
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

1. PENDAHULUAN 2. Apakah Kepemimpinan Kepala Sekolah


1.1. Latar Belakang berpengaruh terhadap Kinerja Guru SMK
Usaha meningkatkan kualitas sumber daya Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
pendidikan, guru merupakan komponen sumber Makassar?
daya manusia yang harus dibina dan 3. Apakah Lingkungan Kerja berpengaruh
dikembangkan terus-menerus. Potensi sumber terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-
daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang Kecamatan Tamalate Kota Makassar?
agar dapat melakukan fungsinya secara maksimal. 4. Apakah Supervisi Akademik Pengawas
Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
menuntut setiap guru untuk terus-menerus belajar Lingkungan Kerja secara bersama-sama
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu berpengaruh terhadap Kinerja Guru SMK
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
masyarakat. Peran guru dalam usaha peningkatan Makassar?
mutu pendidikan sangatlah penting.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu 1.3. Tujuan Penelitian
pendidikan di sekolah, maka pengawas, kepala Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah:
sekolah maupun guru dituntut keprofesionalannya 1. Untuk mengetahui pengaruh supervisi
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Akademik Pengawas Sekolah terhadap kinerja
sesuai tuntutan kompetensi pengawas, kepala guru SMK Negeri Se-kecamatan Tamalate
sekolah maupun guru yang tertuang dalam Standar Kota Makassar
Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
Pendidikan Nasional RI No. 12 Tahun 2007. Guru kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK
sebagai penjamin mutu pendidikan di dalam kelas Negeri se-kecamatan Tamalate Kota Makassar
dan sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar, 3. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan
sementara pengawas dan kepala sekolah adalah Kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri se-
penjamin mutu pendidikan dalam wilayah yang kecamatan Tamalate kota Makassar
lebih luas lagi. Tampak bahwa mutu proses 4. Untuk mengetahui pengaruh supervisi
pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh akademik pengawas sekolah, kepemimpinan
sinergisnya proses interaksi antara faktor-faktor kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap
dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan kinerja guru.
manager sekolah, kompetensi kepala sekolah,
lingkungan sekolah terhadap faktor kinerja guru. 2. TINJAUAN PUSTAKA
SMK Negeri di Kota Makassar sebagai obyek 2.1. Kinerja Guru
Penelitian dengan melakukan penelitian terhadap 2.1.1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja Guru, hal ini menarik untuk diteliti karena Rusman (2008:581) mengungkapkan
adanya temuan bahwa pelaksanaan kepemimpinan bahwa kinerja guru adalah wujud perilaku suatu
belum sesuai dengan hal yang diharapkan dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu
memiliki lingkungan kerja. Hal tersebut dapat bagaimana seorang guru merencanakan
terlihat dari kebiasaan yang dilakukan oleh pembelajaran, malaksanakan kegiatan
pengawas sekolah ketika melakukan monitoring pembelajaran dan menilai hasil belajar. Pengertian
hanya sekedar keliling kelas saja tanpa mencoba kinerja dalam konteks penelitian ini adalah
untuk memastikan kondisi kelas tersebut. kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu
Kemudian terdapat kepala sekolah yang kurang bagaimana seorang guru merencanakan,
cepat tanggap terhadap permasalahan yang melaksanakan pembelajaran, dan
dihadapi guru maupun siswa sehingga terkesan mengevaluasi/menilai hasil belajar.
kepala sekolah tersebut kurang bijaksana dalam 2.1.2. Penilaian Kinerja Guru
pengambilan keputusan. Rambu-rambu pelaksanaan pendidikan
1.2. Rumusan Masalah dan latihan profesi guru (Depdiknas, 2010:34-36)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, menjelaskan bahwa untuk menilai kinerja guru
maka yang menjadi rumusan masalah dalam meliputi aspek perencanaan pembelajaran,
penelitian ini adalah sebagai berikut : pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi atau
1. Apakah Supervisi akademik Pengawas penilaian pembelajaran.
Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru 1. Perencanaan Pembelajaran
SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Menurut Permendiknas No. 41/2007
Makassar? tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar

151
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

dan Menengah, kegiatan perencanaan 3. Faktor organisasi (struktur organisasi, desain


pembelajaran meliputi: (1) mengembangkan pekerjaan (lingkungan kerja), kepemimpinan,
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sistem penghargaan atau reward system).
(RPP); (2) kejelasan perumusan tujuan 2.2. Supervisi Akademik
pembelajaran; (3) pemilihan materi ajar; (4) 2.2.1. Pengertian Supervisi Akademik
pengorganisasian materi ajar; (5) pemilihan Supervisi akademik adalah supervisi
sumber/media pembelajaran; (6) kejelasan menitikberatkan pengamatan pada masalah, yaitu
skenario pembelajaran; (7) kesesuaian teknik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan
dengan tujuan pembelajaran; dan (8) kelengkapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
instrumen penilaian. membantu siswa ketika sedang dalam proses
2. Pelaksanaan Pembelajaran belajar. Melaksanakan tugas pokok tersebut,
Permendiknas No 41/ 2007 menyatakan pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi,
tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar baik supervisi akademik maupun supervisi
dan Menengah, pelaksanaan pembelajaran manajerial.Supervisi akademik adalah fungsi
merupakan implementasi dari RPP.Pelaksanaan supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan pengembangan kemampuan profesional guru
dan penutup. dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
3. Kegiatan Penutup bimbingan di sekolah.
Dalam kegiatan penutup: (1) siswa dan 2.2.2. Perencanaan Supervisi Akademik
guru bertanya jawab tentang materi yang telah Supervisi sangat penting bagi dunia
dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pendidikan untuk memastikan efektifitas dan
pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan produktivitas program yang dicanangkan.
kompetensi dasar; (2) siswa dan guru membuat Setidaknya, dua alasan yang mendasari pentingnya
kesimpulan materi yang telah dipelajari; (3) supervisi pendidikan. Peran utama supervisor
menyampaikan rencana pembelajaran pada adalah sebagai koordinator, konsultan, pemimpin
pertemuan berikutnya. kelompok, dan evaluator. Supervisi membantu
2.1.3. Evaluasi pembelajaran guru agar memiliki kemampuan dalam
Sudjana (1990:31) berpendapat bahwa mengembangkan kecakapan pribadi. Tujuan utama
evaluasi adalah proses pemberian atau menentukan kegiatan supervisi adalah meningkatkan kualitas
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu pembelajaran, yang harapan akhirnya juga pada
kriteria tertentu. Sri Jutmini dkk (2007:11-13) prestasi belajar siswa. Tentu saja peningkatan
berpendapat bahwa tahapan pelaksanaan evaluasi tersebut tidak dapat hanya mengenai satu aspek
hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan saja, tetapi semua unsur yang terkait dengan proses
desain evaluasi, pengembangan instrument pembelajaran, antara lain siswa itu sendiri, guru
evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan dan personil lain, peralatan, maupun lingkungan
interpretasi serta tindak lanjut. tempat belajar.
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi Kinerja 2.2.3. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa Diperlukan pedoman khusus agar dapat
faktor. Malthis dan Jackson (2001:82), ada meraih cita-cita besar dalam supervisi. Pedoman
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. supervisi sangat penting supaya efektif dan
Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu produktif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah
tenaga kerja, yaitu: supervisi menurut Asmani, (2012:48) adalah
1. Kemampuan mereka, sebagai berikut:
2. Motivasi, 1. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
3. Dukungan yang diterima, kurikulum dengan segala sarana dan
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, prasarananya.
5. Hubungan mereka dengan organisasi. 2. Membantu dan membina guru/kepala sekolah
Sedangkan menurut Gibson (1987) dengan cara memberikan petunjuk,
menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh penerangan, dan pelatihan agar mereka dapat
terhadap kinerja. Tiga faktor tersebut adalah: meningkatkan keterampilan dan kemampuan
1. Faktor individu (kemampuan, ketrampilan, dalam mengajar.
latar belakang keluarga, pengalaman kerja, 3. Membantu kepala sekolah/guru untuk
tingkat sosial dan demografi seseorang). menghadapi dan menyelesaikan masalah.
2. Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, Tiga pedoman tersebut mengisyaratkan
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja). bahwa tata kerja yang harus dilakukan dalam

152
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

melaksanakan supervisi pendidikan adalah harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa.
berkaitan dengan hal-hal berikut: Tentu saja peningkatan tersebut tidak dapat hanya
1. Supervisi adalah layanan atas seluruh kegiatan mengenai satu aspek saja, tetapi semua unsur yang
pembelajaran dan tertib administrasinya secara terkait dengan proses pembelajaran, antara lain
akademik. siswa itu sendiri, guru dan personel lain, peralatan,
2. Penelitian terhadap semua aktivitas pengelolaan, maupun lingkungan tempat belajar.
pembelajaran yang berkaitan dengan keadaan Berpijak pada batasan pengertian tersebut
sarana dan prasarana belajar, keadaan siswa, maka setidaknya ada tiga fungsi supervisi, yaitu:
kemajuan prestasi akademik siswa. Selain itu, (1) sebagai kegiatan meningkatkan mutu
juga berkenaan dengan permasalahan yang pembelajaran, (2) sebagai pemicu atau penggerak
dihadapi sekolah dan seluruh aktivitasnya, terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang
pencarian solusi atas sebuah masalah, serta terkait dengan pembelajaran, (3) sebagai kegiatan
penerapan dan pelaksanaan model baru untuk memimpin dan membimbing.
mengembangkan proses pembelajaran yang 2.2.6. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
lebih baik. Menurut Arikunto (2006:19), agar
3. Pengawasan akademik dan administrasinya. supervisi dapat memenuhi fungsi seperti yang
4. Evaluasi terhadap semua yang berkaitan disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-
dengan pendidikan, yaitu guru dan kinerjanya, prinsip sebagai berikut: (1) supervisi bersifat
kurikulum, anak didik, alat-alat pendidikan, memberikan bimbingan dan memberikan bantuan
sistem evaluasi, dan kelembagaan lainnya. kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi
5. Penertiban kesesuaian antara jabatan dan masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan
tugas para karyawan, staf, para guru, mencari-cari kesalahan, (2) pemberian bantuan dan
danseluruh pihak yang terkait. bimbingan dilakukan secara langsung, artinya
2.2.4. Evaluasi Supervisi Akademik bahwa bimbingan dan bantuan tersebut tidak
Evaluasi adalah suatu proses menentukan diberikan secara langsung tetapi harus diupayakan
nilai seseorang dengan menggunakan patokan- agar pihak yang bersangkutan tanpa dipaksa atau
patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. dibukakan hatinya dapat merasakan sendiri serta
Evaluasi supervisi pembelajaran adalah suatu sepadan dengan kemampuan untuk dapat
proses pengawas Sekolah dalam menentukan mengatasi sendiri, (3) apabila pengawas atau
tingkat keberhasilan supervisi pembelajaran kepala sekolah merencanakan akan memberikan
dengan menggunakan patokan-patokan tertentu saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan
guna mencapai tujuan pendidikan yang telah sesegera mungkin agar tidak lupa, (4) kegiatan
ditentukan sebelumnya. Sebelum dilakukan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala
evaluasi, terlebih dahulu dilakukan misalnya tiga bulan sekali, bukan menurut minat
pengukuran.Secara etimologis, pengukuran dan kesempatan yang dimiliki oleh pengawas atau
merupakan terjemahan dari measurement (Imron, kepala sekolah, (5) suasana yang terjadi selama
2012:198). supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan
2.2.5. Tujuan, Fungsi dan Peran Supervisi adanya hubungan yang baik antara supervisor dan
Akademik yang disupervisi, (6) untuk menjaga agar apa yang
Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
dilaksanakan diharapan mampu memotivasi guru terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan
untuk menggunakan seluruh kemampuannya dan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan
membentuk sikap profesional guru dalam untuk membuat laporan.
menjalankan tugas-tugasnya sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran. Inti dari 2.2.7. Dimensi Pelaksanaan Supervisi
supervisi adalah bantuan kepada guru dalam Akademik
pengelolaan pembelajaran. pelaksanaan supervisi akademik adalah kegiatan
Perkembangan mutakhir tentang supervisi untuk membantu guru dalam mengembangkan
dikemukakan oleh Arikunto (2006:13) yang kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran
menyatakan bahwa supervisi bukan hanya agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
dilakukan oleh pejabat yang sudah ditunjuk tetapi Serangkaian kegiatan ini meliputi:
oleh seluruh personel yang ada di sekolah (by the 1. pemantauan, sasaran supervisinya adalah
entire school staffs). aktivitas guru mengajar dan aktivitas penilaian
Tujuan utama kegiatan supervisi adalah peserta didik belajar;
meningkatkan kualitas pembelajaran, yang

153
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

2. penilaian, sasaran supervisinya adalah


penyusunan perencanaan pembelajaran, 2.3.2. Kompetensi Kepala Sekolah
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil Menurut Permendiknas RI No. 13 tahun
belajar peserta didik dan; 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah
3. pembimbingan/pelatihan, sasaran supervisinya dan buku mengenai Standar Kompetensi Kepala
adalah penyusunan silabus dan RPP, Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB
penggunaan media dan TIK, penilaian hasil (2007:169) menyebutkan bahwa kepala sekolah
belajar. sebagai seorang pemimpin memiliki lima
kompetensi yaitu Dimensi Kompetensi
2.2.8. Model Supervisi Akademik Keprbadian, Dimensi Kompetensi Manajerial,
Secara umum kegiatan supervisi dapat Dimensi Kompetensi Kewirausahaan, Dimensi
dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi Kompetensi Supervisi dan Dimensi Kompetensi
umum dan supervisi akademik. Supervisi umum Sosial. Berdasarkan 5 kompetensi yang dimiliki
dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis oleh seorang pemimpin maka dapat disimpulkan
administrasi sekolah, sedangkan supervisi bahwa kepala sekolah sekarang begitu
akademik lebih diarahkan pada peningkatan diperhatikan dan selektif dengan adanya standar
kualitas pembelajaran. kompetensi kepala sekolah tersebut diharapkan
Model Supervisi Akademik ada dua yaitu : dapat meningkatkan profesionalitas kepala sekolah
1. Supervisi langsung mengarahkan dan dalam mengatur sekolahnya sehingga
memberi petunjuk kepada guru.Sesuai dengan menghasilkan sekolah yang bermutu karena
perilaku dan keinginan supervisor. Pada keberhasilan sekolah tidak terlepas dari kepala
supervisi langsung, supervisor memberi resep sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang
tentang cara memperbaiki kesalahan guru. selayaknya dapat memberikan pembaharuan bagi
2. Supervisi tidak langsung memberi kebebasan sekolahnya.
kepada guru untuk membuat atau mencari
pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan dalam
kelas pada waktu membina siswa belajar. 2.3.3. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.2.9. Landasan Pengawas Sekolah Menurut Husaini Usman (2008:323)
Permenpan dan Reformasi Birokrasi terdapat 5 dimensi pokok dalam fungsi
Nomor 21 Tahun 2010 yang diperjelas dengan kepemimpinan.
Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Pertama, Pengaruh idealisme yaitu
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas sekolah kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki
dan angka kreditnya yang menyatakan bahwa: idealisme yang tinggi, visi yang jelas, dan
Tugas pokok pengawas sekolah adalah kesadaran akan tujuan yang jelas. Fungsi ini
melaksanakan tugas pengawasan akademik dan mendatangkan rasa hormat dan percaya diri dalam
manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi diri para guru, pegawai, dan warga sekolah
penyusunan program pengawasan, pelaksanaan lainnya.
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Kedua, Motivasi inspirasi yaitu fungsi
Nasional Pedidikan, penilaian, pembimbingan dan kepemimpinan kepala sekolah yang mengilhami
pelatihan professional guru, evaluasi hasil dan selalu memberikan semangat kepada para
pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan guru, pengawai, dan semua warga sekolah lainnya
tugas pengawasan di daerah khusus. untuk berprestasi. Fungsi kepemimpinan kepala
sekolah yang mampu menempatkan diri sebagai
2.3. Kepemimpinan Kepala Sekolah orang yang patut diteladani.
2.3.1 Pengertian Kepala Sekolah Ketiga, Intelektual, yaitu fungsi
Berdasarkan beberapa pendapat pendapat kepemimpinan kepala sekolah yang mengarahkan
para ahli tentang pengertian kepala sekolah, maka para guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah dengan selalu menggunakan pertimbangan
seorang yang diangkat dan ditetapkan baik oleh rasional. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ataupun yang selalu mendorong dan membuka peluang
yayasan untuk menjadi pemimpin sekolah. timbulnya kreativitas dan inisiatif baru, ide-ide
Seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat baru dan cara-cara baru dalam mengerjakan
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam sesuatu.
melaksanakan fungsi-fungsi sekolah sebagaimana Keempat, Kepedulian terhadap individu
visi dan tujuan sekolah. guru, yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang

154
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

memberikan fokus perhatian pada individu dan sesama rekan kerja. Sekolah hendaknya dapat
kebutuhan pribadinya. Fungsi kepemimpinan mencerminkan kondisi yang mendukung kerja
kepala sekolah yang mampu mendengarkan sama antar guru dengan atasan, maupun rekan
dengan seksama dan membuat pertimbangan kerja. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah
berdasarkan kebutuhan dan potensi untuk suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan
mengembangkan kinerja, prestasi, dan karir para pengendalian diri.
guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya.
Kelima, Kharisma kepemimpinan kepala 2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sekolah adalah upaya mempengaruhi para Lingkungan Kerja
pengikutnya dengan ikatan-ikatan emosional yang Menurut Sedarmayanti (2003:12) kondisi
kuat sehingga menimbulkan rasa kagum dan segan lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai
kepada pribadi pemimpinnya, mampu apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan
membangkitkan motivasi yang kuat untuk selalu secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
bekerja keras, kesadaran akan kehidupan Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
berorganisasi, menghormati dan merasa memiliki akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih
dan merasa bertanggung jawab terhadap jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang
organisasi. kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan
waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
2.4. Lingkungan Kerja diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Soedarmayanti (2003:46)
Menurut Sukanto (2000:151) menyatakan lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di faktor-faktor sebagai berikut:
sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam 1. Penerangan/Cahaya
bekerja meliputi pengaturan penerangan, 2. Suhu Udara
pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan 3. Suara Bising
tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat 4. Keamanan Kerja
kerja. 5. Tata Warna Ruang Kerja
2.4.2. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja 6. Fasilitas Sarana dan Prasarana Kantor
Sedarmayanti (2001:21) menyatakan Adapun indikator Lingkungan Kerja Non
bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja Fisik yang digunakan dalam penelitian ini menurut
terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik Soedarmayanti (2003:86) sebagai berikut:
dan lingkungan kerja non fisik. 1. Suasana kerja
1. Lingkungan Kerja Fisik Setiap karyawan selalu menginginkan
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat yang nyaman itu meliputi cahaya/penerangan yang
kerja yang dapat mempengaruhi karyawan jelas, suara yang tidak bising dan tenang,
baik langsung maupun tidak langsung. keamanan di dalam bekerja.
Lingkungan kerja fisik dibagi dalam dua 2. Hubungan dengan rekan kerja
kategori, yaitu: Salah satu faktor yang dapat
a. Lingkungan yang langsung berhubungan mempengaruhi guru tetap tinggal dalam satu
dengan karyawan. Seperti kursi, meja dan organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis
sebagainya. diantara rekan kerja.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan
umum dapat juga disebut lingkungan kerja 2.5. Penelitian Terdahulu
yang mempengaruhi kondisi manusia, Sri Raharjo (2014), dengan Hasil
misalnya temperatur, kelembaban, penelitian menunjukkan bahwa (1) Lingkungan
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, kerja berpengaruh terhadap motivasi guru;
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, (2)Kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
dan lain-lain. kerja berpengaruh terhadap kinerja guru; (3)
Kompetensi Kepala Sekolah tidak berpengaruh
2. Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap kinerja guru tanpa motivasi guru; (4)
Sedarmayanti (2011:26) menjelaskan Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang kinerja guru melalui motivasi; (5)Lingkungan
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, kerja berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja.
baik hubungan dengan atasan, maupun dengan Veloo, dkk (2013), dengan Hasil Penelitian

155
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaannya
antara supervisi klinis dengan kinerja mengajar akan meningkat pula. Sebaliknya, jika mereka
guru. Muhammadong (2013), dengan Hasil merasa tidak senang, maka tidak mustahil kinerja
Penelitian berdasarkan hasil analisis secara mereka akan menurun pula.
inferensial menunjukkan bahwa (1) Kompetensi
supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota
Makassar, (2) Kemampuan manajerial kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA
Negeri di kota Makassar, (3) Kompetensi supervisi
akademik pengawas sekolah dan manajerial
kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota
Makassar.

2.6. Kerangka Pikir


2.6.1.Pengaruh Supervisi Akademik
Pengawas terhadap Kinerja Guru
Inti dari pelaksanaan supervisi akademik
pengawas adalah pembinaan terhadap guru.
Melalui pembinaan guru dalam mengembangkan
kemampuan profesionalnya dan menggunakan
seluruh kemampuannya, berusaha meningkatkan
kemampuannya serta memiliki perhatian penuh
terhadap tugas dan tanggung jawab profesinya
demi tercapainya kinerja yang baik bagi guru.

2.6.2.Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah 2.7. Hipotesis Penelitian


terhadap Kinerja Guru 1. Supervisi akademik pengawas sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah harus berpengaruh terhadap kinerja guru SMK
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
tanggung jawab kepala sekolah sangat penting Makassar
dalam menentukan tinggi rendahnya kinerja guru. 2. Kepemimpinan kepala sekolah
Kemampuan seorang kepala sekolah dalam berpengaruh terhadap kinerja guru SMK
memimpin akan sangat berpengaruh dalam Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
meningkatkan kinerja guru. Apabila kepala Makassar
sekolah selaku pimpinan dalam menjalankan 3. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap
tugasnya kurang baik, akan berakibat kurangnya kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan
motivasi kerja para guru, sehingga akan Tamalate Kota Makassar
mempengaruhi efektivitas kerja guru, maka peran 4. Supervisi akademik pengawas sekolah,
pemimpin sangat penting sebab pemimpin Kepemimpinan kepala sekolah dan
memegang peran dalam menentukan tercapai atau Lingkungan kerja secara bersama-sama
tidaknya tujuan sekolah/organisasi tersebut. berpengaruh terhadap kinerja guru SMK
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Makassar

2.6.3. Pengaruh Lingkugan Kerja terhadap 3. METODE PENELITIAN


Kinerja Guru 3.1. Lokasi dan Waktu Pnelitian
Lingkungan kerja merupakan salah satu Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri
faktor yang penting dalam peningkatan kinerja se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pemilihan
guru karena dengan lingkungan yang mendukung, Lokasi didasarkan bahwa di SMK Negeri se-
baik suasana maupun sarana dan prasarana akan Kecamatan Tamalate Kota Makassar representatif
menjadikan guru lebih giat untuk bekerja. Seorang untuk mewakili penelitian mengenai Supervisi
guru yang merasa senang dengan lingkungan kerja Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan
mereka, maka perhatian, imajinasi, dan Kepala Sekolah dan Lingkungan kerja terhadap

156
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

kinerja guru. Waktu penelitian ini berlangsung (Sumber. Arikunto, 2006)


selama kurang lebih 2 bulan, mulai bulan B. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
November 2016 sampai dengan bulan Februari Kepemimpinan kepala sekolah adalah
2017. skor persepsi guru tentang kemampuan kepala
sekolah dalam mewujudkan terciptanya
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian kualitas proses belajar mengajar untuk
Anggota Populasi dalam Penelitian ini mempengaruhi para guru dan personil sekolah
adalah Semua Guru di SMK Negeri se-Kecamatan yang lain dalam rangka mencapai tujuan-
Tamalate Kota Makassar sebanyak 216 guru. tujuan sekolah, yang ditandai dengan dimensi:
Guru-guru yang dijadikan populasi dalam 1) Karisma
penelitian tersebar pada 3 SMK Negeri se- 2) Idealisme
Kecamatan Tamalate Kota Makassar yaitu SMK 3) Motivasi Inspirasi
Negeri 1 Makassar, SMK Negeri 2 Makassar dan 4) Intelektual
SMK Negeri 3 Makassar. Jumlah anggota sampel 5) Kepedulian terhadap individu guru
yang dapat ditarik dari anggota populasi (Sumber. Husaini Usman, 2008)
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin C. Lingkungan Kerja (X3)
sehingga sampel yang diteliti yaitu 140 guru Lingkungan kerja adalah skor
secara proporsional dan tidak merata untuk 3 persepsi guru tentang lingkungan yang dapat
sekolah yang tersebar di Kecamatan Tamalate menciptakan suasana nyaman dan
Kota Makassar. menyenangkan yang akan mendorong
semangat guru dalam melaksanakan
3.3. Teknik Pengumpulan Data pekerjaannya dengan lebih giat yang ditandai
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan dimensi :
dilakukan dengan daftar pertanyaan, metode 1) Lingkungan kerja yang langsung
pengumpulan data yang digunakan dalam berhubungan dengan pegawai
penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. 2) Lingkungan kerja perantara
3.4. Jenis dan Sumber Data (Sumber. Sedarmayanti, 2001)
Jenis data dalam Penelitian ini merupakan 2. Variabel Terikat Y (Kinerja Guru)
data kuantitatif dengan menggunakan survey jenis Kinerja Guru adalah skor Penilaian
expost facto. Pada penelitian ini menggunakan terhadap guru dalam melaksanakan
empat variabel yaitu tiga variabel bebas (X) dan kewajibannya terhadap proses belajar
satu variabel terikat (Y). Tiga variabel bebas mengajar yang ditandai dengan dimensi :
tersebut yaitu supervisi akademik pengawas 1) Perencanaan pembelajaran
sekolah (X1), kepemimpinan kepala sekolah (X2), 2) Pelaksanaan pembelajaran
dan Lingkungan kerja (X3) sedangkan variabel 3) Evaluasi/Penilaian pembelajaran
terikatnya adalah Kinerja guru (Y). (Sumber. Kurniawati, 2009).
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.5. Definisi Operasional Variabel 4.1 Uji Prsayarat Analisis
1. Variabel bebas (X) A. Pengujian Prasyarat Analisis Hipotesis
A. Supervisi Akademik Pengawas sekolah 1.Uji Linearitas data Variabel Supervisi
(X1) akademik Pengawas dengan variabel
Supervisi akademik pengawas sekolah kinerja Guru
adalah skor persepsi guru tentang bantuan Hasil uji linearitas data variabel
profesional pengawas kepada guru dalam supervisi akademik pengawas sekolah
upaya memperbaiki pengajaran, termasuk dengan kinerja guru diperoleh dengan nilai
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan probability (p) = 0,000 dimana nilai
jabatan dan perkembangan guru-guru serta probability lebih kecil dari taraf
merevisi tujuan-tujuan pembelajaran, bahan signifikansi (0,000 < 0,05) ini berarti
pengajaran dan metode serta evaluasi dan bahwa data kedua variabel berhubungan
penilaian pengajaran, yang ditandai dengan secara linier. Hasil Uji Linearitas dapat
dimensi:
1) Pemantauan
2) Penilaian
3) Pelatihan

157
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

dilihat padaTabel. 4.13 berikut : Hasil uji multikolinieritas dari ketiga


variabel bebas dapat dilakukan dengan melihat
nilai tolerance dan VIF, sehingga diperoleh Nilai
tolerance ketiga variabel independen lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 sebagaimana
pada Tabel Coefficient. Ini berarti bahwa
hubungan ketiga variabel independen tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil perhitungan uji
Multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.26
berikut :

2. Uji Linearitas data Variabel


Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan Kinerja Guru
Hasil uji linearitas data variabel
kepemimpinan kepala sekolah dengan
kinerja guru diperoleh dengan nilai
probability (p) = 0,000 dimana nilai
probability lebih kecil dari taraf
signifikansi (0,000 < 0,05) ini berarti
bahwa data kedua variabel berhubungan 4.2 Pengujian Hipotesis
secara linier. Hasil Uji Linearitas dapat A. Uji Parsial Dengan t-Test
dilihat padaTabel. 4.14 berikut : 1. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas
Sekolah terhadap Kinerja Guru
Hasil analisis secara parsial diperoleh
t-hitung sebesar 6,379 dan koefisien probabilitas
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
memiliki keberartian sehingga dapat digunakan
untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
Supervisi Akademik pengawas berpengaruh
3. Uji Linearitas data Variabel terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan
Lingkungan kerja dengan Kinerja Tamalate Kota Makassar.
Guru Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS
Hasil uji linearitas data variabel for windows versi 18, sebagaimana ditunjukkan
lingkungan kerja dengan kinerja guru pada lampiran. Hasil pengujian menunjukkan
diperoleh dengan nilai probability (p) = bahwa koefisien korelasi antara variabel (X1)
0,000 dimana nilai probability lebih kecil dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α =
dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05) ini 0,05.
berarti bahwa data kedua variabel Untuk mengetahui besarnya pengaruh
berhubungan secara linier. Hasil Uji supervisi akademik pengawas, terhadap kinerja
Linearitas dapat dilihat padaTabel. 4.15 guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau
berikut : koefisien determinasi. Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,248 yang
berarti supervisi akademik pengawas berpengaruh
sebesar 24,8% terhadap kinerja guru.
Dengan demikian disimpulkan bahwa
Supervisi Akademik Pengawas berpengaruh
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-kecamatan
Tamalate Kota Makassar.

2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah


B. Uji Multikolinieritas Variabel Independent terhadap Kinerja Guru

158
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

Hasil analisis secara parsial diperoleh Guru SMK Negeri se-kecamatan Tamalate Kota
t-hitung sebesar 9,886 dan koefisien probabilitas Makassar.
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
memiliki keberartian sehingga dapat digunakan
untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS B. Uji Simultan dengan F-Test (Anovab)
for windows versi 18, sebagaimana ditunjukkan 1. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas
pada lampiran.. Hasil pengujian menunjukkan Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X2) dan lingkungan kerjaterhadap Kinerja
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α Guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate
= 0,05. Kota Makassar
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Hasil analisis regresi ganda diperoleh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
F-hitung sebesar 55,710 dan koefisien probabilitas
guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
koefisien determinasi. Hasil analisis statistik
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,415 yang
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka regresi
berarti Kepemimpinan kepala sekolah
ganda dinyatakan memiliki keberartian sehingga
berpengaruh sebesar 41,5% terhadap kinerja guru.
dapat digunakan untuk prediksi dengan makna
Dengan demikian disimpulkan bahwa
bahwa variabel Supervisi Akademik pengawas,
Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan kerja
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-kecamatan
dan Kinerja Guru secara bersama-sama dapat
Tamalate Kota Makassar.
dipergunakan untuk memprediksi besarnya nilai
3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
variabel yaitu Kinerja Guru.
Kinerja Guru
Untuk melihat pengaruh Supervisi
Hasil analisis secara parsial diperoleh
Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan
t-hitung sebesar 7,253 dan koefisien probabilitas
Kepala Sekolah, dan Lingkungan Kerja terhadap
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Kinerja Guru, maka digunakan analisa regresi
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
linear Berganda. Berdasarkan hasil pengolahan
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
data dengan bantuan program SPSS Versi 18
memiliki keberartian sehingga dapat digunakan
dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian
untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
sebagai berikut :
Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS
for windows versi 18, sebagaimana ditunjukkan
pada lampiran. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X3)
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α
= 0,05.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Lingkungan kerja terhadap kinerja guru adalah
dengan melihat nilai R-Square atau koefisien Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh
determinasi. Hasil analisis statistik menunjukkan dari hasil analisis yaitu:
nilai R-Square sebesar 0,276 yang berarti
Lingkungan kerja berpengaruh sebesar 27,6% Y = 16,497 + 0,460 X1 + 0,586 X2 + 0,593 X3
terhadap kinerja guru.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Berdasarkan Persamaan regresi tersebut
Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kinerja maka dapat diinterpretasikan bahwa, apabila
supervisi akademik pengawas meningkat satu-

159
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

satuan maka akan meningkatkan kinerja guru kinerja guru dapat dijelaskan sebagai berikut,
sebesar 0,460, peningkatan kepemimpinan kepala Supervisi akademik pengawas adalah skor persepsi
sekolah satu-satuan akan meningkatkan kinerja guru tentang bantuan profesional pengawas kepada
guru dalam upaya memperbaiki pengajaran,
guru sebesar 0,586 dan peningkatan lingkungan
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan
kerja satu-satuan akan meningkatkan kinerja guru jabatan dan perkembangan guru-guru serta
sebesar 0,593 pada konstanta 16,497. merevisitujuan-tujuan pembelajaran, bahan
pengajaran dan metode serta evaluasi dan
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penilaian pengajaran, yang ditandai dengan
supervisi akademik pengawas, kepemimpinan indikator: (1) memahami konsep, (2) membimbing
kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap guru dalammenyusun silabus, (3) membimbing
kinerja guru adalah dengan melihat nilai R-Square guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
atau koefisien determinasi. Hasil analisis statistik metode/teknik pembelajaran, (4) memantau guru
dalam kegiatan pembelajaran, (5) membimbing
menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,551 yang
guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan,
berarti supervisi akademik pengawas, menggunakan media pendidikan dan fasilitas
kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan pembelajaran, (6) memotivasi guru.
kerja berpengaruh sebesar 55,1% terhadap kinerja Adapun menurut Masaong, (2012)
guru. Sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh menyatakan fungsi supervisi akademik adalah
variabel-variabel lain yag tidak dikaji dalam untuk memperbaki situasi pembelajaran melalui
penelitian ini. bimbingan guru.
Pada pembahasan penelitian di atas
Dengan demikian disimpulkan bahwa membuktikan bahwa adanya pengaruh Supervisi
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, akademik terhadap kinerja guru. Ini menandakan
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan bahwa supervisi akademik sangat berpengaruh
Kerja secara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru, sehingga untuk
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kecamatan meningkatkan kinerja guru maka diperlukan
Tamalate Kota Makassar. supervisi akademik pengawas yang maksimal.
4.3 PEMBAHASAN 4.3.2 Pengaruh Kepemimpinan Kepala
4.3.1 Pengaruh Supervisi Akademik Sekolah terhadap kinerja Guru
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Hasil analisis deskriptif menunjukkan
Guru bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri
Hasil analisis deskriptif menunjukkan se-kecamatan Tamalate berada pada kategori
bahwa supervisi akademik pengawas sekolah sangat baik. Hasil analisis regresi menunjukkan
SMK Negeri se-kecamatan Tamalate, adanya arah hubungan yang positif antara
kecenderungan berada pada kategori baik. Hasil kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
analisis regresi ganda menunjukkan bahwa guru. Dengan demikian semakin baik
supervisi akademik pengawas berpengaruh kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik
terhadap kinerja guru di SMK Negeri se- pula kinerja guru, sebaliknya jika kepemimpinan
kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hal ini kepala sekolah tidak baik maka kinerja guru tidak
berdasarkan dari hasil jawaban responden guru baik.
SMK Negeri se-kecamatan Tamalate, setelah Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
dianalisis dengan menggunakan program SPSS for Musbikin (2013 : 4) bahwa, ketercapaian dan
windows versi 18. Hal ini menunjukkan bahwa terwujudnya guru yang profesional sangat
guru di SMK Negeri se-kecamatan Tamalate bergantung pada kecakapan/kemampuan
Kota Makassar, mendapatkan pengaruh dari kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Karwati
supervisi akademik pengawas , khususnya dalam &Priansa (2013: 38) mengatakan bahwa, kepala
hal pengaruh terhadap kinerja guru. sekolah merupakan salah satu komponen
Dengan demikian penelitian ini pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan
memberikan dukungan pada hasil penelitian Made kinerja guru. Selanjutnya Karwati & Priansa
Rintes (2014) yang telah membuktikan bahwa (2013: 136) bahwa keberhasilan dan kesuksesan
Supervisi Akademik Pengawas berpengaruh dalam mengelola organisasi sekolah dipengaruhi
terhadap kinerja Guru. Pembahasan Mengenai oleh kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
Pengaruh Supervisi akademik pengawas terhadap yang dimilikinya.

160
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

Pendapat ahli tersebut menunjukkan dinyatakan memiliki keberartian sehingga dapat


bahwa kepemimpinan yang dimiliki kepala digunakan untuk memprediksi besarnya kinerja
sekolah sangat dibutuhkan karena berperan dalam guru yang dipengaruhi oleh variabel supervisi
mengembangkan sekolah serta meningkatkan akademik pengawas pengawas, kepemimpinan
kinerja dan profesionalisme guru. kepala sekolah dan lingkungan kerja secara
Hal ini sejalan dengan penelitian bersama-sama.
sebelumnya oleh Muhammadong (2013) terhadap Untuk mengetahui model regresi linier
pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah ganda digunakan hasil perhitungan pada tabel
menengah atas di Kota Makassar berpengaruh coefficientsa diperoleh β0 = 16,497, β1 =0,460, β2 =
terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota 0,586 dan β3 = 0,593 sehingga model regresi linier
Makassar. = Y = 16,497 + 0,460 X1 + 0,586 X2 + 0,593 X3,
Pada pembahasan penelitian di atas yang diinterpretasikan bahwa, Apabila supervisi
membuktikan bahwa adanya pengaruh akademik pengawas meningkat satu-satuan maka
Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,460,
guru. Ini menandakan bahwa Kepemimpinan peningkatan kepemimpinan kepala sekolah satu-
sangat berpengaruh terhadap kinerja guru, satuan maka akan meningkatkan kinerja guru
sehingga untuk meningkatkan kinerja guru maka sebesar 0,586 dan peningkatan Lingkungan kerja
diperlukan seorang pemimpin yang memiliki peran satu-satuan maka akan meningkatkan kinerja guru
sebagai pemimpin yang kharismatik, Idealisme, sebesar 0,593 pada konstanta 16,497. Dengan
Motivator, dan Kepedulian terhadap guru. demikian disimpulkan bahwa supervisi akademik
4.3.3 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap pengawas, kepemimpinan kepala sekolah dan
Kinerja Guru lingkungan kerja secara bersama-sama
Hasil analisis deskriptif menunjukkan berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri
bahwa Lingkungan kerja SMK Negeri se- se-kecamatan Tamalate Kota Makassar.
kecamatan Tamalate berada pada kategori baik.
Hasil analisis regresi menunjukkan adanya arah 5. KESIMPULAN
hubungan yang positif antara lingkungan kerja a. Supervisi Akademik pengawas sekolah
dengan kinerja guru. Dengan demikian semakin berpengaruh positif dan signifikan secara
baik lingkungan kerja maka semakin baik pula parsial terhadap Kinerja Guru di SMK
kinerja guru, sebaliknya jika lingkungan kerja Negeri se-kecamatan Tamalate Kota
tidak baik/tidak memadai maka kinerja guru tidak Makassar. Dengan demikian, dapat
baik. disimpulkan bahwa semakin rutin dan
Menurut Alex S.Nitisemito (1992:159), obyektifnya pelaksanaan supervisi
lingkungan kerja adalah kondisi internal maupun akademik pengawas sekolah, maka akan
eksternal yang dapat mempengaruhi semangat meningkatkan Kinerja Guru.
kerja sehingga dengan demikian pekerjaan dapat b. Kepemimpinan Kepala Sekolah
diharapkan selesai lebih cepat dan baik. berpengaruh positif dan signifikan secara
Pada pembahasan penelitian di atas parsial terhadap Kinerja Guru di SMK
membuktikan bahwa adanya pengaruh Lingkungan Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
kerja terhadap kinerja guru. Ini menandakan Makassar. Dengan demikian dapat
bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap disimpulkan bahwa semakin
kinerja guru, sehingga untuk meningkatkan kinerja meningkatnya kualitas dan peran Kepala
guru maka diperlukan lingkungan kerja yang baik sekolah, maka akan meningkatkan kinerja
dan kondusif. guru.
c. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan
4.3.4 Pengaruh Supervisi Akademik signifikan secara parsial terhadap kinerja
Pengawas Sekolah, Kepemimpinan Guru di SMK Negeri Se-Kecamatan
Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja Tamalate Kota Makassar. Dengan
Secara Bersama-sama terhadap Kinerja demikian dapat disimpulkan bahwa
Guru semakin baik dan Optimalnya lingkungan
Hasil analisis regresi ganda diperoleh kerja , maka akan meningkatkan kinerja
probabilitas (p) 0,000 < 0,05 sebagaimana yang guru.
ditunjukkan Tabel ANOVA pada lampiran. d. Supervisi Akademik Pengawas Sekolah,
berdasarkan nilai (p) yang lebih kecil dari taraf Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
signifikansi (α = 0,05), maka regresi ganda Lingkungan kerja berpengaruh positif dan

161
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

signifikan secara simultan terhadap Depdiknas, 2007. Standar Pengawas


Kinerja Guru di SMK Negeri se- Sekolah/Madrasah N0. 12 Tahun 2007.
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Ini Jakarta: Depdiknas
mengindikasikan bahwa jika suatu sekolah Depdiknas, 2010. Petunjuk Teknis Pelaksaan
ingin meningkatkan kinerja Gurunya maka Jabatan Fungsional Guru dan Angka
sebaiknya dilakukan peningkatan pada Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.
faktor supervisi akademik pengawas Depdiknas, 2010. Rambu-Rambu Pelaksanaan
sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru.
dan Lingkungan Kerja yang dilakukan Jakarta: Depdiknas.
secara bersama-sama. Ini menandakan Endang Kusmiah, 2010. Hubungan keterampilan
bahwa Kinerja Guru sangat dipengaruhi manajerial kepala sekolah dengan
oleh Supervisi akademik pengawas kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan
sekolah, kepemimpinan kepala sekolah Sukomanunggal Kota Surabaya”.Tesis.
dan Lingkungan kerja, sehingga untuk Yogyakarta: Pascasarjana UNY.
meningkatkan kinerja Guru maka Gibson, dkk. 1987. Organisasi: Perilaku, Struktur,
diperlukan peningkatan pada faktor Proses. Edisi Kelima Jilid 1, Ahli Bahasa
Supervisi Akademik pengawas sekolah, Djarkasih. Jakarta: Erlangga.
kepemimpinan Kepala sekolah dan Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen
Lingkungan Kerja. Kurikulum seri Manajemen Sekolah
Bermutu. Bandung: UPI Press.
6. REFERENSI Group Permendiknas No. 12 Tahun 2007,
Tentang Standar Pengawas Sekolah.
Agustiani, H, 2006. Psikologi Perkembangan Jakarta :Depdiknas.
Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan HusainiUsman. (2008). Manajemen, teori, praktik,
Konsep Diri. Bandung: PT Refika dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aditama. Aksara.
Alex. S Nitisemito, 1992. Manajemen Personalia. Ismail Mohamad, 2004. Manajemen Operasional
Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia . Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda
Arikunto, 2002. Metodologi Penelitian Suatu Karya.
Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Jutmini, Sri dkk, 2007. Panduan Evaluasi
Rineka Cipta. Pembelajaran,dalam
Asmani, Jamal Ma’mur, 2012. Manajemen http://Ipp.uns.ac.id/wpcontent/media/PAN
Sekolah, Yogyakarta: Diva Press DUAN-EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
Bada, & Adegboyega, Ibrahim 2012. Correlate Of diakses 20 oktober 2016
Supervisory Strategis and Qulaity Kartono, Kartini. 2013. Pemimpin dan
Education in Secondary Schools in Oyo Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja
State, Nigeria. International Journal of Grafindo Persada.
Learning & Development ISSN 2164- Kurniawati, E.D, 2009. Pengembangan Bahan
4063 2012, Vol. 2, No. 3. Diakses 09 Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia
Januari 2017 dengan pendekatan tematis. Surakarta:
Barnawi dan Mohammad Arifin, 2014. Kinerja Program Pascasarjana Universitas
Guru Profesional. Yogyakarta: AR- Sebelas Maret.
RUZZ MEDIA. Mardapi, Djemari, 2012. Pengukuran Penilaian
Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi-Dimensi Metode dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Penelitian Pendidikan dan Sosial. Nuhamedika.
Bandung: Alfabeta. Mardiana, 2005. Manajemen Produksi. Jakarta:
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Republik IPWI
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Masaong, Abd Kadim, 2012. Supervisi
Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran dan Pengembangan
Depdiknas, 2005. Undang-Undang Republik Kapasitas Guru Memberdayakan
Indonesia No. 14Tahun 2005 Tentang Pengawas sebagai Gurunya Guru.
Guru dan Dosen. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas, 2007. Standar Proses untuk Muhammad As’ad, 2003. Psikologi Industri.
Pendidikan Dasar dan Menengah N0.41 Yogyakarta: Liberty.
Tahun 2007. Jakarta: Depdiknas.

162
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017

Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifiksi Wuradji. (2009). The educational leadership
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. (kepemimpinan transformational).
Musbikin, & Imam. 2013. Menjadi Kepala Yogyakarata: Gama Media
Sekolah yang Hebat. Pekanbaru Riau :
Zanafa Publishing.
Permendikbud No 143 tahun 2014. Tentang
Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan angka kreditnya.
Permendiknas No 13 tahun 2007. Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas sekolah
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan
Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta
RahmadKadriSumadi. (1991). Profesionalisme
kepala sekolah. Bandung: FPs IKIP
Bandung.
Riduwan. (2007). Skala pengukuran variabel-
variabel penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rusman, 2008. Manajemen Kurikulum Seri
Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung :
UPI Press.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti, 2001. SumberDaya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Sedarmayanti, 2003. Good Governance
(Kepemerintahan yang Baik) dalam
Rangka Otonomi Daerah. Bandung:
Mandar Maju.
Sedarmayanti, 2011. Tata Kerja dan Produktivitas
Kerja. Bandung: MandarMaju.
Soewardji Lazaruth. (1992). Kepala Sekolah dan
tanggung jawabnya. Yogyakarta:
Kanisius.
Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Pendidikan
Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi : Binamitra Publising.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Rnd. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : CV Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2001). Dasar-dasar evaluasi
pendidikan. Jakarta: BinaAksara.
Sukanto dan Indriyo, 2000. Manajemen
Personalia. Jakarta: Erlangga.
Surya, 2004. Psikologi Pembelajaran dan
Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani
Quraisy
Wahdjosumidjo. (2003). Kepemimpinan kepala
sekolah: Tinjaun teoritik dan
permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo
Wahyudi.(2009). Kepemimpinan kepala sekolah
dalam organisasi pembelajar. Bandung:
Alfa Beta.

163

You might also like