Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 46 131 1 PB
Jurnal 46 131 1 PB
ABSTRACT
The Influence of Academic Supervision Of the School Superintedent, Head master Leadership and
Working Environment on the Performance of Vocational School (SMK) teachers at Tamalate, Makassar.
This study aims to (1) determine the influence of the academic supervision of school supervisors on the
performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar (2) determine the effect of school leadership on the
performance of teachers at SMK Tamalate District of Makassar city (3) determine the influence of work
environment on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar; and (4) determine the
influence of the academic supervision of school supervisors, school leadership and working environment
together on the performance of teachers at SMK Tamalate, Makassar. Data collection method used is
survey type expost facto by distributing a questionnaire (questionnaire) to teachers who have proven
reliability and validity according to the research conducted. Analysis of the data used by using
descriptive analysis, Linearity Test, Test Multicolinearity Test, T-Test, and Test F-Test. Research results
show that (1) Supervision of Academic Supervisors has positive and significant effect partially on
Teacher Performance; (2) Leadership Headmaster has positive and significant effect partially on Teacher
Performance; (3) Working Environment has positive and significant effect partially on Teacher
performance; and (4) Supervision of Academic Supervisors, Leadership Principals and Working
Environment has positive and significant impact in simultaneous to the Teacher performance.
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Sekolah,
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Se-
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh supervisi
149
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
akademik pengawas sekolah terhadap kinerja Guru di SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Makassar; (2) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja Guru di SMK
Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar; (3) Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan kerja
terhadap kinerja Guru di SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar; dan (4) Untuk mengetahui
pengaruh supervisi akademik pengawas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja Guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey Jenis expost facto dengan membagikan
kuesioner (angket) kepada guru yang telah teruji validitas reliabilitasnya dan sesuai dengan penelitian
yang dilakukan. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis deskriptif, Uji Linearitas,
Uji Multikolinieritas, Uji T-Test, dan Uji F-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) Supervisi
Akademik Pengawas Sekolah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru; (2)
Kepemimpinan kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru;
(3) Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kinerja Guru; dan (4)
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja
berpengaruh positif dan signifikan secara Simultan terhadap Kinerja Guru SMK se Kecamatan Tamalate
Kota Makassar.
150
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
151
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
152
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
melaksanakan supervisi pendidikan adalah harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa.
berkaitan dengan hal-hal berikut: Tentu saja peningkatan tersebut tidak dapat hanya
1. Supervisi adalah layanan atas seluruh kegiatan mengenai satu aspek saja, tetapi semua unsur yang
pembelajaran dan tertib administrasinya secara terkait dengan proses pembelajaran, antara lain
akademik. siswa itu sendiri, guru dan personel lain, peralatan,
2. Penelitian terhadap semua aktivitas pengelolaan, maupun lingkungan tempat belajar.
pembelajaran yang berkaitan dengan keadaan Berpijak pada batasan pengertian tersebut
sarana dan prasarana belajar, keadaan siswa, maka setidaknya ada tiga fungsi supervisi, yaitu:
kemajuan prestasi akademik siswa. Selain itu, (1) sebagai kegiatan meningkatkan mutu
juga berkenaan dengan permasalahan yang pembelajaran, (2) sebagai pemicu atau penggerak
dihadapi sekolah dan seluruh aktivitasnya, terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang
pencarian solusi atas sebuah masalah, serta terkait dengan pembelajaran, (3) sebagai kegiatan
penerapan dan pelaksanaan model baru untuk memimpin dan membimbing.
mengembangkan proses pembelajaran yang 2.2.6. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
lebih baik. Menurut Arikunto (2006:19), agar
3. Pengawasan akademik dan administrasinya. supervisi dapat memenuhi fungsi seperti yang
4. Evaluasi terhadap semua yang berkaitan disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-
dengan pendidikan, yaitu guru dan kinerjanya, prinsip sebagai berikut: (1) supervisi bersifat
kurikulum, anak didik, alat-alat pendidikan, memberikan bimbingan dan memberikan bantuan
sistem evaluasi, dan kelembagaan lainnya. kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi
5. Penertiban kesesuaian antara jabatan dan masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan
tugas para karyawan, staf, para guru, mencari-cari kesalahan, (2) pemberian bantuan dan
danseluruh pihak yang terkait. bimbingan dilakukan secara langsung, artinya
2.2.4. Evaluasi Supervisi Akademik bahwa bimbingan dan bantuan tersebut tidak
Evaluasi adalah suatu proses menentukan diberikan secara langsung tetapi harus diupayakan
nilai seseorang dengan menggunakan patokan- agar pihak yang bersangkutan tanpa dipaksa atau
patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. dibukakan hatinya dapat merasakan sendiri serta
Evaluasi supervisi pembelajaran adalah suatu sepadan dengan kemampuan untuk dapat
proses pengawas Sekolah dalam menentukan mengatasi sendiri, (3) apabila pengawas atau
tingkat keberhasilan supervisi pembelajaran kepala sekolah merencanakan akan memberikan
dengan menggunakan patokan-patokan tertentu saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan
guna mencapai tujuan pendidikan yang telah sesegera mungkin agar tidak lupa, (4) kegiatan
ditentukan sebelumnya. Sebelum dilakukan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala
evaluasi, terlebih dahulu dilakukan misalnya tiga bulan sekali, bukan menurut minat
pengukuran.Secara etimologis, pengukuran dan kesempatan yang dimiliki oleh pengawas atau
merupakan terjemahan dari measurement (Imron, kepala sekolah, (5) suasana yang terjadi selama
2012:198). supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan
2.2.5. Tujuan, Fungsi dan Peran Supervisi adanya hubungan yang baik antara supervisor dan
Akademik yang disupervisi, (6) untuk menjaga agar apa yang
Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
dilaksanakan diharapan mampu memotivasi guru terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan
untuk menggunakan seluruh kemampuannya dan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan
membentuk sikap profesional guru dalam untuk membuat laporan.
menjalankan tugas-tugasnya sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran. Inti dari 2.2.7. Dimensi Pelaksanaan Supervisi
supervisi adalah bantuan kepada guru dalam Akademik
pengelolaan pembelajaran. pelaksanaan supervisi akademik adalah kegiatan
Perkembangan mutakhir tentang supervisi untuk membantu guru dalam mengembangkan
dikemukakan oleh Arikunto (2006:13) yang kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran
menyatakan bahwa supervisi bukan hanya agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
dilakukan oleh pejabat yang sudah ditunjuk tetapi Serangkaian kegiatan ini meliputi:
oleh seluruh personel yang ada di sekolah (by the 1. pemantauan, sasaran supervisinya adalah
entire school staffs). aktivitas guru mengajar dan aktivitas penilaian
Tujuan utama kegiatan supervisi adalah peserta didik belajar;
meningkatkan kualitas pembelajaran, yang
153
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
154
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
memberikan fokus perhatian pada individu dan sesama rekan kerja. Sekolah hendaknya dapat
kebutuhan pribadinya. Fungsi kepemimpinan mencerminkan kondisi yang mendukung kerja
kepala sekolah yang mampu mendengarkan sama antar guru dengan atasan, maupun rekan
dengan seksama dan membuat pertimbangan kerja. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah
berdasarkan kebutuhan dan potensi untuk suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan
mengembangkan kinerja, prestasi, dan karir para pengendalian diri.
guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya.
Kelima, Kharisma kepemimpinan kepala 2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sekolah adalah upaya mempengaruhi para Lingkungan Kerja
pengikutnya dengan ikatan-ikatan emosional yang Menurut Sedarmayanti (2003:12) kondisi
kuat sehingga menimbulkan rasa kagum dan segan lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai
kepada pribadi pemimpinnya, mampu apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan
membangkitkan motivasi yang kuat untuk selalu secara optimal, sehat, aman, dan nyaman.
bekerja keras, kesadaran akan kehidupan Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
berorganisasi, menghormati dan merasa memiliki akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih
dan merasa bertanggung jawab terhadap jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang
organisasi. kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan
waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
2.4. Lingkungan Kerja diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Soedarmayanti (2003:46)
Menurut Sukanto (2000:151) menyatakan lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di faktor-faktor sebagai berikut:
sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam 1. Penerangan/Cahaya
bekerja meliputi pengaturan penerangan, 2. Suhu Udara
pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan 3. Suara Bising
tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat 4. Keamanan Kerja
kerja. 5. Tata Warna Ruang Kerja
2.4.2. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja 6. Fasilitas Sarana dan Prasarana Kantor
Sedarmayanti (2001:21) menyatakan Adapun indikator Lingkungan Kerja Non
bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja Fisik yang digunakan dalam penelitian ini menurut
terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik Soedarmayanti (2003:86) sebagai berikut:
dan lingkungan kerja non fisik. 1. Suasana kerja
1. Lingkungan Kerja Fisik Setiap karyawan selalu menginginkan
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat yang nyaman itu meliputi cahaya/penerangan yang
kerja yang dapat mempengaruhi karyawan jelas, suara yang tidak bising dan tenang,
baik langsung maupun tidak langsung. keamanan di dalam bekerja.
Lingkungan kerja fisik dibagi dalam dua 2. Hubungan dengan rekan kerja
kategori, yaitu: Salah satu faktor yang dapat
a. Lingkungan yang langsung berhubungan mempengaruhi guru tetap tinggal dalam satu
dengan karyawan. Seperti kursi, meja dan organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis
sebagainya. diantara rekan kerja.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan
umum dapat juga disebut lingkungan kerja 2.5. Penelitian Terdahulu
yang mempengaruhi kondisi manusia, Sri Raharjo (2014), dengan Hasil
misalnya temperatur, kelembaban, penelitian menunjukkan bahwa (1) Lingkungan
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, kerja berpengaruh terhadap motivasi guru;
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, (2)Kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
dan lain-lain. kerja berpengaruh terhadap kinerja guru; (3)
Kompetensi Kepala Sekolah tidak berpengaruh
2. Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap kinerja guru tanpa motivasi guru; (4)
Sedarmayanti (2011:26) menjelaskan Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang kinerja guru melalui motivasi; (5)Lingkungan
terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, kerja berpengaruh terhadap motivasi dan kinerja.
baik hubungan dengan atasan, maupun dengan Veloo, dkk (2013), dengan Hasil Penelitian
155
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaannya
antara supervisi klinis dengan kinerja mengajar akan meningkat pula. Sebaliknya, jika mereka
guru. Muhammadong (2013), dengan Hasil merasa tidak senang, maka tidak mustahil kinerja
Penelitian berdasarkan hasil analisis secara mereka akan menurun pula.
inferensial menunjukkan bahwa (1) Kompetensi
supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota
Makassar, (2) Kemampuan manajerial kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA
Negeri di kota Makassar, (3) Kompetensi supervisi
akademik pengawas sekolah dan manajerial
kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja guru SMA Negeri di kota
Makassar.
156
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
157
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
158
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
Hasil analisis secara parsial diperoleh Guru SMK Negeri se-kecamatan Tamalate Kota
t-hitung sebesar 9,886 dan koefisien probabilitas Makassar.
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
memiliki keberartian sehingga dapat digunakan
untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru SMK Negeri se-Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS B. Uji Simultan dengan F-Test (Anovab)
for windows versi 18, sebagaimana ditunjukkan 1. Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas
pada lampiran.. Hasil pengujian menunjukkan Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X2) dan lingkungan kerjaterhadap Kinerja
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α Guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate
= 0,05. Kota Makassar
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Hasil analisis regresi ganda diperoleh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
F-hitung sebesar 55,710 dan koefisien probabilitas
guru adalah dengan melihat nilai R-Square atau
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
koefisien determinasi. Hasil analisis statistik
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,415 yang
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka regresi
berarti Kepemimpinan kepala sekolah
ganda dinyatakan memiliki keberartian sehingga
berpengaruh sebesar 41,5% terhadap kinerja guru.
dapat digunakan untuk prediksi dengan makna
Dengan demikian disimpulkan bahwa
bahwa variabel Supervisi Akademik pengawas,
Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan kerja
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-kecamatan
dan Kinerja Guru secara bersama-sama dapat
Tamalate Kota Makassar.
dipergunakan untuk memprediksi besarnya nilai
3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
variabel yaitu Kinerja Guru.
Kinerja Guru
Untuk melihat pengaruh Supervisi
Hasil analisis secara parsial diperoleh
Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan
t-hitung sebesar 7,253 dan koefisien probabilitas
Kepala Sekolah, dan Lingkungan Kerja terhadap
(p) 0,000 < 0,05 sebagaimana ditunjukkan pada
Kinerja Guru, maka digunakan analisa regresi
Tabel ANOVA. Nilai probabilitas yang lebih kecil
linear Berganda. Berdasarkan hasil pengolahan
dari taraf signifikansi (α < 0,05), maka dinyatakan
data dengan bantuan program SPSS Versi 18
memiliki keberartian sehingga dapat digunakan
dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian
untuk prediksi dengan makna bahwa variabel
sebagai berikut :
Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SMK Negeri se-Kecamatan Tamalate Kota
Makassar.
Hasil output korelasi pada aplikasi SPSS
for windows versi 18, sebagaimana ditunjukkan
pada lampiran. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa koefisien korelasi antara variabel (X3)
dengan (Y) berpengaruh pada nilai-p = 0,000 < α
= 0,05.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Lingkungan kerja terhadap kinerja guru adalah
dengan melihat nilai R-Square atau koefisien Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh
determinasi. Hasil analisis statistik menunjukkan dari hasil analisis yaitu:
nilai R-Square sebesar 0,276 yang berarti
Lingkungan kerja berpengaruh sebesar 27,6% Y = 16,497 + 0,460 X1 + 0,586 X2 + 0,593 X3
terhadap kinerja guru.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Berdasarkan Persamaan regresi tersebut
Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kinerja maka dapat diinterpretasikan bahwa, apabila
supervisi akademik pengawas meningkat satu-
159
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
satuan maka akan meningkatkan kinerja guru kinerja guru dapat dijelaskan sebagai berikut,
sebesar 0,460, peningkatan kepemimpinan kepala Supervisi akademik pengawas adalah skor persepsi
sekolah satu-satuan akan meningkatkan kinerja guru tentang bantuan profesional pengawas kepada
guru dalam upaya memperbaiki pengajaran,
guru sebesar 0,586 dan peningkatan lingkungan
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan
kerja satu-satuan akan meningkatkan kinerja guru jabatan dan perkembangan guru-guru serta
sebesar 0,593 pada konstanta 16,497. merevisitujuan-tujuan pembelajaran, bahan
pengajaran dan metode serta evaluasi dan
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penilaian pengajaran, yang ditandai dengan
supervisi akademik pengawas, kepemimpinan indikator: (1) memahami konsep, (2) membimbing
kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap guru dalammenyusun silabus, (3) membimbing
kinerja guru adalah dengan melihat nilai R-Square guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
atau koefisien determinasi. Hasil analisis statistik metode/teknik pembelajaran, (4) memantau guru
dalam kegiatan pembelajaran, (5) membimbing
menunjukkan nilai R-Square sebesar 0,551 yang
guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan,
berarti supervisi akademik pengawas, menggunakan media pendidikan dan fasilitas
kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan pembelajaran, (6) memotivasi guru.
kerja berpengaruh sebesar 55,1% terhadap kinerja Adapun menurut Masaong, (2012)
guru. Sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh menyatakan fungsi supervisi akademik adalah
variabel-variabel lain yag tidak dikaji dalam untuk memperbaki situasi pembelajaran melalui
penelitian ini. bimbingan guru.
Pada pembahasan penelitian di atas
Dengan demikian disimpulkan bahwa membuktikan bahwa adanya pengaruh Supervisi
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, akademik terhadap kinerja guru. Ini menandakan
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan bahwa supervisi akademik sangat berpengaruh
Kerja secara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru, sehingga untuk
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri se-Kecamatan meningkatkan kinerja guru maka diperlukan
Tamalate Kota Makassar. supervisi akademik pengawas yang maksimal.
4.3 PEMBAHASAN 4.3.2 Pengaruh Kepemimpinan Kepala
4.3.1 Pengaruh Supervisi Akademik Sekolah terhadap kinerja Guru
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Hasil analisis deskriptif menunjukkan
Guru bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri
Hasil analisis deskriptif menunjukkan se-kecamatan Tamalate berada pada kategori
bahwa supervisi akademik pengawas sekolah sangat baik. Hasil analisis regresi menunjukkan
SMK Negeri se-kecamatan Tamalate, adanya arah hubungan yang positif antara
kecenderungan berada pada kategori baik. Hasil kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
analisis regresi ganda menunjukkan bahwa guru. Dengan demikian semakin baik
supervisi akademik pengawas berpengaruh kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik
terhadap kinerja guru di SMK Negeri se- pula kinerja guru, sebaliknya jika kepemimpinan
kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hal ini kepala sekolah tidak baik maka kinerja guru tidak
berdasarkan dari hasil jawaban responden guru baik.
SMK Negeri se-kecamatan Tamalate, setelah Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
dianalisis dengan menggunakan program SPSS for Musbikin (2013 : 4) bahwa, ketercapaian dan
windows versi 18. Hal ini menunjukkan bahwa terwujudnya guru yang profesional sangat
guru di SMK Negeri se-kecamatan Tamalate bergantung pada kecakapan/kemampuan
Kota Makassar, mendapatkan pengaruh dari kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Karwati
supervisi akademik pengawas , khususnya dalam &Priansa (2013: 38) mengatakan bahwa, kepala
hal pengaruh terhadap kinerja guru. sekolah merupakan salah satu komponen
Dengan demikian penelitian ini pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan
memberikan dukungan pada hasil penelitian Made kinerja guru. Selanjutnya Karwati & Priansa
Rintes (2014) yang telah membuktikan bahwa (2013: 136) bahwa keberhasilan dan kesuksesan
Supervisi Akademik Pengawas berpengaruh dalam mengelola organisasi sekolah dipengaruhi
terhadap kinerja Guru. Pembahasan Mengenai oleh kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
Pengaruh Supervisi akademik pengawas terhadap yang dimilikinya.
160
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
161
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
162
Jurnal Mirai Management, Volume 2 Nomor 1, Oktober 2017
Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifiksi Wuradji. (2009). The educational leadership
Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. (kepemimpinan transformational).
Musbikin, & Imam. 2013. Menjadi Kepala Yogyakarata: Gama Media
Sekolah yang Hebat. Pekanbaru Riau :
Zanafa Publishing.
Permendikbud No 143 tahun 2014. Tentang
Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan angka kreditnya.
Permendiknas No 13 tahun 2007. Tentang Jabatan
Fungsional Pengawas sekolah
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan
Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta
RahmadKadriSumadi. (1991). Profesionalisme
kepala sekolah. Bandung: FPs IKIP
Bandung.
Riduwan. (2007). Skala pengukuran variabel-
variabel penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rusman, 2008. Manajemen Kurikulum Seri
Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung :
UPI Press.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti, 2001. SumberDaya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Sedarmayanti, 2003. Good Governance
(Kepemerintahan yang Baik) dalam
Rangka Otonomi Daerah. Bandung:
Mandar Maju.
Sedarmayanti, 2011. Tata Kerja dan Produktivitas
Kerja. Bandung: MandarMaju.
Soewardji Lazaruth. (1992). Kepala Sekolah dan
tanggung jawabnya. Yogyakarta:
Kanisius.
Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Pendidikan
Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi : Binamitra Publising.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Rnd. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : CV Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2001). Dasar-dasar evaluasi
pendidikan. Jakarta: BinaAksara.
Sukanto dan Indriyo, 2000. Manajemen
Personalia. Jakarta: Erlangga.
Surya, 2004. Psikologi Pembelajaran dan
Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani
Quraisy
Wahdjosumidjo. (2003). Kepemimpinan kepala
sekolah: Tinjaun teoritik dan
permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo
Wahyudi.(2009). Kepemimpinan kepala sekolah
dalam organisasi pembelajar. Bandung:
Alfa Beta.
163