Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Metode Pembelajaran Tahfiz ... (Muthoifin et al.

METODE PEMBELAJARAN TAḤFĪẒ AL-QUR’AN DI


MADRASAH ALIYAH TAḤFĪẒ NURUL IMAN KARANGANYAR
DAN MADRASAH ALIYAH AL-KAHFI SURAKARTA

Muthoifin; Ari Anshori; Suryono


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani 1 Pabelan Kartasura Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
E-Mail: mut122@ums.ac.id; ari_anshori_ums@yahoo.co.id; nur_islam122@gmail.com

Abstract: Madrasah Aliyah (MA) is an educational institution under the ministry of religion
affair that have special features to deliver next-generation learners become knowledgeable,
proficient in science and morality. MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar and MA al-Kahfi
Surakarta, both these madrassas have a role in educating students, families and the nation by
organizing educational programs with the national curiiculum, ministry of religion affairs
and the flagship program in the form of taḥfīẓ al-Qur’an. This study was a qualitative research
to describe the data collected as the scope of its research and field as a place of research (field
research). The nature of this research more towards research comparative studies, since the
object of research comparing the learning method taḥfīẓ al-Qur’an in MA Taḥfīẓ Nurul Iman
Karanganyar and MA al-Kahfi Surakarta. Analyzed is done by way of organizing data. The
data collected by using documentation, observation and interviews. All data that has been
collected by a variety of techniques organized, sorted, grouped and categorized so you can
find an appropriate theme taḥfīẓ method of learning the al-Qur’an at MA Taḥfīẓ Nurul Iman
Karanganyar and MA al-Kahfi Surakarta. Researchers concluded that the method applied
in teaching taḥfīẓ al-Qur’an in MA Taḥfīẓ Nurul Iman there are seven methods, namely:
juz’i, simā’i, tasmī’, murāja’ah, jama’, linking verses with meaning and kitābah, and its
implementation has been effective and efficient. Whereas in MA al-Kahfi Surakarta there
are five methods, namely: juz’i, jama’, simā’i, tasmī’, and muraja’ah. The operation has been
effective but not efficient. Then bring up a comparison that in target taḥfīẓ al-Qur’an in MA
Taḥfīẓ Nurul Iman are more than the target MA al-Kahfi, MA Taḥfīẓ Nurul Iman methods
applied more than in MA al-Kahfi and the views of the value produced both have been equally
effective, MA Nurul Iman has been efficient while MA al-Kahfi has not been efficient.

Keywords: methods, taḥfīẓ, al-Qur’an and comparative.

Abstrak: Madrasah Aliyah (MA) merupakan sebuah lembaga pendidikan di bawah


kementerian agama yang memiliki ciri khusus untuk mengantarkan peserta didik menjadi
generasi yang berwawasan luas, cakap dalam keilmuan dan berakhlak mulia. MA Taḥfīẓ
Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta, kedua madrasah ini memiliki peran
dalam mencerdaskan peserta didik, keluarga dan kehidupan bangsa dengan menyelenggarakan
program pendidikan dengan kurikulum pendidikan nasional (diknas), kementerian agama
(kemenag) dan program unggulan berupa Taḥfīẓal-Qur’an. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian kualitatif dengan menjabarkan data-data yang terkumpul sebagai ruang lingkup
penelitiannya dan lapangan sebagai tempat penelitiannya (field research). Sifat dari penelitian
ini lebih ke arah pada penelitian studi komparasi, karena objek penelitian membandingkan
metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi
Surakarta. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan
wawancara. Semua data yang telah dikumpulkan dengan berbagai teknik diatur, diurutkan,
dikelompokkan dan dikategorikan sehingga dapat ditemukan tema yang sesuai dengan metode

29
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 29-35

pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi


Surakarta. Peneliti menyimpulkan bahwa Metode yang diterapkan dalam pembelajaran
taḥfīẓ al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman terdapat tujuh metode yaitu: juz’i, simā’i, tasmī’,
murāja’ah, jama’, mengaitkan ayat dengan maknanya dan kitābah, serta pelaksanaannya
sudah efektif dan efisien. Sedangan di MA al-Kahfi Surakarta terdapat lima metode yaitu:
juz’i, jama,’simā’i, tasmī’, dan murāja’ah. Adapun pelaksanaannya sudah efektif akan tetapi
belum efisien. Kemudian memunculkan perbandingan bahwa target hafalan al-Qur’an di MA
Taḥfīẓ Nurul Iman lebih banyak dari pada target di MA al-Kahfi, metode yang diterapkan di
MA Taḥfīẓ Nurul Iman lebih banyak dari pada di MA al-Kahfi dan dilihat dari nilai yang
dihasilkan keduanya sudah sama-sama efektif, MA Nurul Iman sudah efisien sedangkan MA
al-Kahfi belum efisien.

Kata kunci : metode, taḥfīẓ, al-Qur’an dan komparasi.

PENDAHULUAN dalam penentuan target taḥfīẓ al-Qur’an


pada setiap tahunnya.
Al-Qur’an adalah salah satu dari kitab MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar
samawi yang telah diturunkan kepada Nabi dan MA al-Kahfi Surakarta dua lembaga
yang terpilih yaitu Muhammad Saw, dan pendidikan yang telah tumbuh dan
bukan ucapan beliau. Secara rinci telah berkembang di masyarakat dalam
dijelaskan oleh Muhammad bin Shaleh al- menyelenggarakan taḥfīẓ al-Qur’an,
‘Usaimin bahwa al-Qur’an secara bahasa sehingga perlu diadakan pengkajian
adalah maṣdar (asal kata) dari kata qara’a perbandingan untuk mengetahui tingkat
yang bermakna talā (membaca), atau efektifitas dan efisiensi kedua lembaga
bermakna jama’a (mengumpulkan). Adapun tersebut dalam penerapan metode
secara istilah syar’i, al-Qur’an adalah menghafal al-Qur’an oleh ustaż (guru laki-
kalamullah (firman Allah) yang diturunkan laki) atau ustażah (guru perempuan) kepada
kepada Rasul-Nya, penutup para Nabi yaitu para santri (murid laki-laki) dan santriwati
Muhammad Saw, yang dimulai dengan (murid perempuan). Metode menghafal al-
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Qur’an sangat penting untuk dipelajari bagi
an-Nās.1 setiap penghafal al-Qur’an maka dari itu
Madrasah Aliyah (MA) merupakan penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
sebuah lembaga pendidikan di bawah penerapan metode pembelajaran taḥfīẓ al-
kementerian agama yang memiliki ciri Qur’an studi komparasi di MA Taḥfīẓ Nurul
khusus untuk mengantarkan peserta Iman dan MA al-Kahfi Surakarta.
didiknya menjadi generasi yang berwawasan Rumusan masalah dalam penelitian ini
luas, cakap dalam keilmuan dan berakhlak adalah: a). Apa saja metode yang diterapkan
mulia. Terdapat dua madrasah yang pada pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an di MA
menjadi obyek dalam penelitian ini, yaitu: Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al-
MA Taḥfīẓ Nurul Iman yang terletak di Kahfi Surakarta?, b). Bagaimana efektifitas
Karanganyar dan MA al-Kahfi yang ada dan efisiensi metode pembelajaran taḥfīẓ
di Surakarta, kedua madrasah ini memiliki al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman
banyak kemiripan dalam penyelenggarakan Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta?.
taḥfīẓ al-Qur’an dan sama-sama MA Sedangkan tujuan penelitian adalah: a).
yang bersistem boarding school (sekolah Untuk mengetahui metode pembelajaran
berasrama), walaupun terdapat pebedaan taḥfīẓ al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman
Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta, b).
1 Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin, Kaedah Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
Menafsirkan al-Qur’an, (Solo: Pustaka Ar-Rayan,
2008), hlm. 15. metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an di MA

30
Metode Pembelajaran Tahfiz ... (Muthoifin et al.)

Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al- tahun, suatu usaha untuk mencapai sasaran
Kahfi Surakarta. yang telah ditentukan dalam menghafal al-
Penelitian ini diharapkan bisa Qur’an di dalamnya.
mendatangkan manfaat secara teoritis Ketiga penelitian di atas berfokus
yaitu bisa dijadikan informasi untuk masing-masing pada satu metode,
pengembangan keilmuan berkaitan dengan sedangkan penelitian ini melihat beberapa
macam-macam metode untuk menghafal al- metode yang diterapkan dalam studi
Qur’an, serta manfaat secara praktis dapat komparasi metode pembelajaran taḥfīẓ
menjadi bahan perbandingan dari metode al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman
pembelajaran al-Qur’an bagi para santri dan Karanganyar dan MA al-Kahfi Surakarta.
santriwati dalam menghafalkan al-Qur’an Penulisan penelitian ini menggunakan
sehingga dapat ditemukan metode yang berbagai buku yang dijadikan sebagai
efektif dan efisien khususnya di MA Taḥfīẓ teori yang semuanya memiliki relevansi
Nurul Iman Karanganyar dan MA al-Kahfi dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:
Surakarta. Hafal al-Qur’an tanpa Nyantri karya
Kajian pustakanya meliputi: 1). Abdud Daim al-Kahil, Metode Cepat dan
Penelitian Siti Suryani (IAIN Walisongo, Efektif Menghafal al-Qur’an al-Karim karya
2011),” Studi Komparasi Tentang Muhammad Ahmad Abdullah, Cepat dan
Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa Kuat Hafal Juz ‘Amma Metode al-Qosimi
Menggunakan Metode al-Ma’arif di TPQ karya Abu Hurri al-Qosimi al-Hafizh. Arti
NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu efektif adalah ada efeknya, manjur dapat
Dengan Siswa Yang Menggunakan Metode membawa hasil, sedangkan efisien berarti
Qiroati Di TPQ Mustabanul Khairat tepat atau sesuai untuk mengerjakan
Saribaru Kaliwungu Kendal.” Peneliti sesuatu dengan tidak membuang waktu,
menyimpulkan, ari analisis uji hipotesis tenaga dan biaya.2 Pembelajaran yang
ditemukan adanya perbedaan kemampuan efektif merupakan pembelajaran yang
membaca al-Qur’an antara siswa yang menyediakan kesempatan belajar sendiri
menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ atau melakukan aktivitas sendiri.3
NU 13 al-Ma’arif kembangan Kaliwungu
dengan siswa yang menggunakan metode METODE PENELITIAN
Qiroati di TPQ Mustabanul Khairat Saribaru
Kaliwungu. Melalui metode al-Ma’arif Jenis penelitian. Penelitian ini termasuk
kualifikasi “Baik”. Melaui metode Qiroati jenis penelitian (field research) dengan
kualifikasi “Cukup. 2). Ahmad Subkhan pendekatan yang bersifat kualitatif, yakni
(UMS, 2012), “ Studi Penerapan Metode al- prosedur penelitian yang menghasilkan
Mahir dalam Pembelajaran al-Qur’an di PPQ data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
al-Mahir Gawanan, Colo Madu Karanganyar lisan dari orang-orang dan perilaku yang
2012”. Peneliti menyimpulkan, penerapan dapat diamati.4 Sifat dari penelitian ini lebih
metode al-Mahir dalam pembelajaran al- ke arah pada penelitian studi komparasi,
Qur’an dipandang sudah efektif, dirancang karena objek penelitian membandingkan
dengan program pemula, pra tahsin, tahsin metode pembelajaran \taḥfīẓ al-Qur’an di
dan taḥfīẓ dan terdapat faktor pendukung MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan
berupa SDM baik dan sarana prasarana yang MA al-Kahfi Surakarta.
lengkap. 3). Muhammad Qasim (UMS, 2010),
“Implementasi Metode al-Qosimi dalam
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Pembelajaran Taḥfīẓ di SMP Muhammadiyah Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2013),
8 Surakarta, dia menyimpulkan, metode hlm. 352.
al-Qosimi digunakan dalam pembelajaran 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta:
taḥfīẓ di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Bumi Aksara, 2005), hlm. 171.
4 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,
karena sesuai dengan usia yaitu usia 12-15 (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 4.

31
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 29-35

Sumber data. Data-data yang dihimpun HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam penelitian ini adalah data-data yang
bersifat kualitatif yaitu disebut dengan data Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan
yang hadir atau dapat dinyatakan dalam bagi yang mempelajari, dimulai dari
bentuk kata, kalimat, ungkapan narasi dan membaca, menghafal, memahami serta
gambar.5 mengamalkannya. Keutamaan-keutamaan
Teknik pengumpulan data. 1). tersebut telah disampaikan oleh Allah dan
Wawancara (interview). Pengumpulan data Rasul-Nya baik di dalam al-Qur’an dan al-
yang dilakukan penulis menggunakan Ḥadis. Muḥammad Aḥmad Abdullah telah
beberapa teknik dalam penelitian melalui menuliskan di antara keutamaan dalam
wawancara, yaitu kontak langsung dengan mepelajari al-Qur’an, yaitu9
tatap muka antara pencari informasi “Sesungguhnya orang-orang yang selalu
(interviewer) dan sumber informasi membaca kitab Allah dan mendirikan ṣalat
(interviewee) untuk memperoleh informasi dan menginfakkan sebagian rizki yang Kami
yang tepat dan objektif.6 Teknik wawancara anugerahkan kepadanya dengan diam-diam
ini digunakan untuk memperoleh dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
keterangan metode pembelajaran taḥfīẓ perdagangan yang tidak akan rugi” Surah al-
al-Qur’an. 2). Observasi. Teknik observasi Fāṭir (35) ayat 29-30.
yaitu suatu pengamatan secara khusus dan Pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an salah
pencatatan yang sistematis yang dilakukan satu bentuk dari kepedulian hamba Allah
untuk mendapatkan informasi sevalid dalam mempelajari kitab-Nya. Dalam
mungkin. S. Margono, menyebutkan pelaksanaannya dibutuhkan perhatian yang
observasi sebagai pengamatan dan besar pada metode menghafal al-Qur’an
pencatatan secara sistematik terhadap gejala dan efektifitas dan efisiensinya hal ini
yang tampak pada objek penelitian.7 3). bertujuan agar hasil dapat dicapai dengan
Dokumentasi. Penulis juga menggunakan maksimal. Metode menghafal al-Qur’an
teknik dokumentasi untuk memperkuat yang telah ditemukan oleh para pakar
validitas data dalam penelitian ini, yaitu dalam menghafal al-Qur’an sudah sangat
suatu teknik pengumpulan data-data banyak, maka hendaknya pelaksanaan
dengan menghimpun data dan menganalisis taḥfīẓ mengikuti memperhatikan teori yang
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, sudah ada.
gambar maupun elektronik.8 1. Metode pembelajaran yang diterapkan
Metode analisis data. Penelitian di MA Taḥfīẓ Nurul Iman teradapat
yang sudah dilaksanakan kemudian tujuh metode sebagai berikut:
dianalisis yaitu dilakukan dengan cara a. Metode juz’i. Yaitu dengan metode
mengorganisasikan data. Semua data juz’i yaitu dengan cara membagi
yang telah dikumpulkan dengan melalui ayat-ayat yang ingin dihafal
berbagai teknik diatur, diurutkan, menjadi lima baris, atau tujuh, atau
dikelompokkan dan dikategorikan sehingga sepuluh baris, atau satu halaman,
dapat detemukan tema yang sesuai dengan atau satu hizb dan seterusnya
metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an di MA untuk dihafalkan. Apabila sudah
Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dan MA al- berhasil baru pindah pada target
Kahfi Surakarta. yang berikutnya.10Metode juz’i ini
diterapkan dengan cara santriwati
5 Sutama, Metode Penelitian Pendidikan, ( Surakarta:
membaca berulang-ulang tiga
Fairuz Media, 2010), hlm. 197.
6 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), hlm. 165. 9 Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan
7 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan…hlm. Efektif Menghafal al-Qur’an al-Karim, (Jogjakarta:
158. Garailmu, 2009), hlm. 117-123.
8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian 10 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat Menghafal Al-
Pendidikan… hlm. 221. Qur’an, (Sukoharjo: Aslama, 2013), hal. 73.

32
Metode Pembelajaran Tahfiz ... (Muthoifin et al.)

sampai dengan lima baris ayat yang dipimpin oleh seorang instruktur.13
dihafalkan, kemudian ketika sudah Mengaitkan ayat-ayat yang akan
dapat satu setengah atau satu dihafal dengan maknanya Ustāżah
lembar disetorkan kepada ustāżah ‘Aisyah menuturkan,”dengan tahu
pengampu. arti ayat santriwati gampang dalam
b. Metode simā’i. MA Taḥfīẓ Nurul menghafal, misalnya: .‫َع َّم يـَتَ َساءَلُْو َن‬
Iman menerapkan metode ini
karena dirasakan oleh santriwati
‫الْ َع ِظْي ِم‬ ‫ع ِن النـَّبَِأ‬,
artinya tentang apa
َ
mereka bertanya-tanya. Tentang berita
metode ini dapat menghafal
yang besar (kiamat). (An-Naba’:1-2),
dengan senang hati dan santai
ketika santriwati makna tersebut
misalnya dengan mendengarkan
akan mudah di ingat.”
qāri’ kesayangannya. Hal ini sudah
f. Metode kitābah. Metode kitābah
sesuai dengan pemaparan Khalid
diterapkan di MA Taḥfīẓ Nurul Iman
Abu Wafa dan Ahsin Wijaya yaitu:
akan tetapi tidak seluruh santriwati
Cara menghafal dengan mendengar
diwajibkan dikarenakan beberapa
dari tape recorder (simā’i).11
alasan: ada sebagian santriwati
c. Metode tasmī”. Metode ini
yang kurang telaten dan sabar dalam
dilakukan dengan cara ustāżah
menulis, membutuhkan waktu
membacakan beberapa dari baris
yang cukup banyak. Menurut
al-Qur’an kemudian para santriwati
Khalid Abu Wafa metode kitābah
mengikutinya dan diulang beberapa
ini merupakan cara yang bagus,
waktu kemudian para santriwati
apalagi jika diiringi dengan melihat
diberi waktu untuk menghafalkan
dan mendengar.14
secara mandiri dan di akhir sesi

ḥalāqah disetorkan kepada ustāżah
2. Metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an.
pengampu.
Berkaitan dengan metode yang
d. Metode murāja’ah. Ahsin Wijaya
digunakan di MA al-Kahfi untuk
telah menyebutkan teknik untuk
menghafal al-Qur’an terdapat berbagai
memurāja’ah yaitu: dalam jangka
lima metode yaitu:
waktu yang pendek, salat dengan
a. Metode juz’i. Metode juz’i ini
membaca ayat-ayat yang akan
diterapkan di seluruh ḥalāqah
dimurāja’ah, mengetiknya lalu
al-Qur’an yang ada yaitu
dicetak dan digantung di tempat-
menghafalkan dengan cara baris ke
tempat penting, mendengarkan
baris, ayat ke ayat dan seterusnya.
ayat-ayat dari suara qāri’ yang
Metode di atas ini sangat baik dan
disukainya dan merekam suara
relevan dengan teori yang telah
sendiri dan didengarkan untuk
dijelaskan oleh Khalid Abu Wafa
murāja’ah.12
dengan metode juz’i yaitu dengan
e. Metode jama’. Penerapan metode
cara membagi ayat-ayat yang ingin
jama’ di MA Taḥfīẓ Nurul Iman sudah
dihafal menjadi lima baris, atau
sesuai dengan teori yang sudah
tujuh, atau sepuluh baris, atau
dipaparkan oleh Ahsin Wijaya
satu halaman, atau satu hizb dan
yaitu menghafal yang dilakukan
seterusnya untuk dihafalkan.15
dengan cara kolektif, yakni ayat-
b. Metode jama’. Metode jama’ yang
ayat yang (akan) dihafal dibaca
diterapkan di MA al-Kahfi yaitu
secara kolektif, atau bersama-sama
metode menghafal al-Qur’an
11 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat… hal. 76.
12 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis 13 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis …hal. 66.
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2009), hal. 14 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat… hal. 74.
82. 15 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat… hal. 73.

33
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 2, Desember 2016: 29-35

dengan cara bersama, kemudian dimurāja’ah, dengan mengetiknya


setiap siswa. Menurut Ahsin Wijaya lalu di print dan digantung
yaitu menghafal yang dilakukan di tempat-tempat penting,
dengan cara kolektif, yakni ayat- mendengarkan ayat-ayat dari suara
ayat yang (akan) dihafal dibaca qāri’ yang disukainya dan merekam
secara kolektif, atau bersama-sama suara sendiri dan didengarkan
dipimpin oleh seorang instruktur.16 untuk murāja’ah.19
c. Metode simā’i. Metode simā’i Berdasarkan penerapan metode taḥfīẓ
merupakan salah satu cara al-Qur’an yang sudah sesuai dengan teori
untuk menghafalkan al-Qur’an yang ada maka pembelajaran taḥfīẓ al-
dengan cara ustāż atau seseorang Qur’an di MA al-Kahfi dapat dikatan sudah
membacakan satu ayat lebih efektif, akan tetapi belum efisien hal ini
atau bahkan sebagiannya dan dikarenakan hasil pencapaian taḥfīẓ al-
siswa mendengarkannya terlebih Qur’an belum mencapai 75 %.
dahulu dengan baik kemudian
mengikutinya. Khalid Abu Wafa
dan Ahsin Wijaya menyebutkan KESIMPULAN
salah satu metode menghafal yaitu:
Cara menghafal dengan mendengar Berdasarkan uraian dan pembahasan di
dari tape recorder (simā’i).17 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
d. Metode tasmī’. Metode tasmī’ sangat 1. Metode Pembelajaran Taḥfīẓ al-Qur’an
banyak diterapkan sebagai metode di MA Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar:
untuk menghafalkan al-Qur’an, a). Metode. Terdapat tujuh metode yang
metode ini dilakukan dengan cara diterapkan dalam pembelajaran taḥfīẓ al-
seorang siswa yang telah menghafal Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman yaitu: juz’i,
¼, ½, atau 1 Juz diminta untuk simā’i, tasmī’, murāja’ah, jama’, mengaitkan
memperdengarkan hafalannya ayat dengan maknanya, dan kitābah, b).
kepada ustāż atau teman sebaya Efektifitas dan efisiensi penerapan metode
dan yang mendengarkannya diberi pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an. Penerapan
hak untuk membenarkannya jika metode pembelajaran sudah efektif dan
terjadi kesalahan. Menurut Yahya efisien hal ini dapat ditunjukkan dengan
Abdul Fattah18, salah satu metode adanya kesesuaian antara teori dengan
menghafalkan al-Qur’an yaitu praktik di lapangan walaupun perlu
dengan cara memperdengarkan menyempurnakan dan rata-rata nilai
bacaan kepada orang lain. Metode taḥfīẓ mampu mencapai 75%. 2. Metode
ini yang sering disebut dengan Pembelajaran Taḥfīẓ al-Qur’an di MA al-
tasmī’. Kahfi Surakarta: a). Metode. Metode yang
e. Metode murāja’ah. Murāja’ah di diterapkan dalam pembelajaran taḥfīẓ al-
MA al-Kahfi secara terjadwal Qur’an di MA al-Kahfi terdapat lima metode
ada dua kali, satu kali sesudah yaitu: juz’i, jama’, simā’i, tasmī’, dan murāja’ah,
‘Asar dan satunya lagi dilakukan b). Efektifitas dan efisiensi penerapan
sesudah ‘Isyak. Khalid Abu Wafa metode pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an.
telah menyebutkan teknik untuk Penerapan metode pembelajaran sudah
memurāja’ah yaitu: dalam jangka efektif, hal ini dapat ditunjukkan dengan
waktu yang pendek, salat dengan adanya kesesuaian antara teori dengan
membaca ayat-ayat yang akan praktik walaupun perlu penyempurnaan.
Adapun berkaitan dengan capaian
16 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Prakti… hal. 66. keberhasilan dan waktu, penerapan metode
17 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat…hal. 76..
18 Yahya Abdul Fattah, Revolusi Menghafal Al-Qur’an,
(Surakarta: Insan Kamil, 2013), hal. 87. 19 Khalid Abu Wafa, Cepat dan Kuat … hal. 80.

34
Metode Pembelajaran Tahfiz ... (Muthoifin et al.)

taḥfīẓ al-Qur’an di MA al-Kahfi belum dibandingkan dengan MA al-Kahfi, yaitu


efisien, hal ini dibuktikan dengan rata-rata 7:5. 3). Berdasarkan hasil pembelajaran di
pencapaian hasil ulangan mid semester MA Taḥfīẓ Nurul Iman dan MA al-Kahfi
belum mencapai 75 %. Perbandingan antara sama-sama sudah efektif. Akan tetapi MA
penerapan metode taḥfīẓ al-Qur’an di MA Taḥfīẓ Nurul Iman sudah efisien sedangkan
Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar dengan MA di MA al-Kahfi belum efisien.
al-Kahfi Surakarta: 1). Target hafalan di MA Saran-Saran. 1. Kepada pengelola
Taḥfīẓ Nurul Iman lebih banyak dari pada MA Taḥfīẓ Nurul Iman dan MA al-Kahfi,
target di MA al-Kahfi. MA Taḥfīẓ Nurul diharapkan lebih mengoptimalkan dalam
Iman 30 juz dalam tiga tahun sedangkan proses pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an.
MA al-Kahfi 15 juz dalam tiga tahun. 2). 2. Kepada para santri dan santriwati,
MA Taḥfīẓ Nurul Iman menerapkan metode tingkatkan selalu menghafal al-Qur’an.
pembelajaran taḥfīẓ al-Qur’an lebih banyak

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad Ahmad. 2009. Metode Cepat dan Efektif Menghafal al-Qur’an al-Karim.
Jogjakarta: Garailmu.
Al-Kahil, Abdud Daim. 2010. Hafal Al-Qur’an Tanpa Nyantri. Solo : Arafah.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 2008. Kaedah Menafsirkan al-Qur’an. Solo: Pustaka
Ar-Rayan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Fattah, Yahya Abdul. 2013. Revolusi Menghafal Al-Qur’an. Surakarta: Insan Kamil.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono, S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Qosim, Muhammad. 2010. Implementasi Metode al-Qosimi Dalam Pembelajaran Tahfidz di SMP
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Subhan, Ahmad. 2012. Studi Penerapan Metode al-Mahir dalam Pembelajaran al-Qur’an di PPQ
al-Mahir Gawanan, Colomadu Karanganyar. Karanganyar.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.
Wafa, Abu Khalid. 2013. Cepat dan Kuat Menghafal al-Qur’an. Sukoharjo: Aslama Publising.
Wijaya, Ahsin Al-Hafidz. 2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.

35

You might also like