(Studi Pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan Dan Pariwisata Kabupaten

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN MADIUN


(Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten
Madiun dan Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten
Madiun)

Robby Firmansyah, Ratih Nur Pratiwi, Riyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: firmansyah_robbie@yahoo.co.id

Abstract: Local Government Strategy for The Empowerment of Micro, Small and Medium
Enterprises at Madiun District (Study of Cooperative, Industry, Trade and Tourism Official of
Madiun District and Brem Industry Center at Kaliabu Village, Mejayan Subdistrict, Madiun
District). In pursuance of the effect of Local Autonomy Act of 2004, the local government has
function to optimize potentials they have. Madiun District then also has discretion to manage the
local potentials. One of these potentials is brem industry in Kaliabu Village, , Madiun District. Brem
represents a leading commodity of Madiun District. Kaliabu Village is the brem industry center in
Madiun. The objective of research is to describe and to analyze the strategy used by the government
of Madiun District to empower Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), especially at Brem
Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The research type is descriptive with qualitative
approach. The result of research indicates that the Cooperative, Industry, Trade and Tourism
Official (Diskoperindagpar) of Madiun District has implemented some strategies for the
empowerment of MSME at Brem Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The strategies
considered by Diskoperindagpar of Madiun District including (1) The strategy of financial
capability improvement, (2) Marketing development, (3) Human resource development, and (4) The
strategy of management and control.

Keywords: local government, empowerment, micro small and medium enterprises

Abstrak: Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Di Kabupaten Madiun (Studi Pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan
dan Pariwisata Kabupaten Madiun dan Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan
Mejayan Kabupaten Madiun). Seiring dengan disahkan Undang-Undang Otonomi Daerah Tahun
2004, pemerintah daerah mempunyai fungsi untuk mengoptimalkan segala potensi yang
dimilikinya. Kabupaten Madiun memiliki kewenangan dalam mengelola potensi derahnya. Salah
satunya pemberdayaan Industri Brem Di Desa Kaliabu Kabuapten Madiun. Karena brem merupakan
produk unggulan dari Kabupaten Madiun dan Desa Kaliabu sendiri merupakan pusat sentra industri
brem yang ada di Kabupaten Madiun. Penelitian ini ingin mendiskripsikan dan Menganalisis strategi
pemerintah Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
khususnya Di Sentra Industri Brem Desa Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten Madiun telah
melaksanakan strategi-strategi dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu
Kabupaten Madiun. Strategi-strategi yang pernah dilakukan oleh Diskoperindagpar Kabupaten
Madiun, antara lain: 1) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial, 2) Pengembangan Pemasaran,
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia, 4) Strategi pengaturan dan pengendalian.

Kata kunci: pemerintah daerah, pemberdayaan, usaha mikro kecil dan menengah

baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di


Pendahuluan daerah serta dalam hubungan antara pemerintah
Otonomi daerah berdasarkan pusat dengan pemerintah daerah. Otonomi daerah
UndangUndang No. 32 Tahun 2004 tentang membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi
Pemerintah Daerah telah membawa paradigma daerah untuk mengoptimalkan segala potensi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 154


terbaiknya, karena setiap daerah pasti memiliki Kaliabu Kabupaten Madiun? (2) Apa saja faktor
satu atau beberapa keunggulan tertentu. pendorong dan penghambat dalam strategi
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem
pemerintah daerah di era otonomi daerah adalah Desa Kaliabu Kabupaten Madiun?
dengan cara mamaksimalkan peran serta
masyarakat dan melaksanakan pemberdayaan Tinjauan Pustaka 1. Usaha Mikro
masyarakat. Menurut Sumodoningrat (2004, Kecil dan Menengah (UMKM)
dikutip dari Mardikanto dan Soebianto, 2012, h. Bedasarkan Undang-Undang Nomor 20
32) menyatakan bahwa dalam dunia bisnis, Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
pemberdayaan merupakan upaya pemberian Menengah dijelaskan pengertian Usaha Mikro
kesempatan dan atau memfasilitasi kelompok Kecil dan Menengah sebagai berikut:
miskin agar mereka memiliki modal, teknologi, a. Dalam pasal 1 ayat 1 Usaha Mikro adalah
informasi, jaminan pemasaran,dll. Mengacu pada usaha produktif milik orang perorangan
hal tersebut dalam menentukan arah dan/atau badan usaha perorangan yang
pembangunan dan secara praktis menunjuk pada memenuhi kriteria Usaha Mikro
upaya-upaya memberdayakan sektor Usaha, sebagaimana diatur dalam Undang-
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang Undang ini.
notabene pelakunya mayoritas adalah rakyat b. Dalam pasal 1 ayat 2 Usaha Kecil adalah
yang kurang dalam pengaksesan permodalan dan usaha ekonomi produktif yang berdiri
pengusaan pasar. sendiri, yang dilakukan oleh orang
Brem merupakan produk unggulan di perorangan atau badan usaha yang bukan
Kabupatan Madiun. Industri brem kabupaten merupakan anak perusahaan atau bukan
Madiun terpusat di Sentra Industri Brem Desa cabang perusahaan yang dimiliki,
Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten dikuasai, atau menjadi bagian baik
Madiun. Industri brem di Desa Kaliabu, langsung maupun tidak langsung dari
Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun terdapat Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
54 unit yang terdiri dari 24 Usaha Mikro, 27 memenuhi kriteria Usaha Kecil
Usaha Kecil dan 3 Usaha Menengah. Dimana sebagaimana dimaksud dalam
UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu UndangUndang ini.
dapat menyerap 207 tenaga kerja. c. Dalam pasal 1 ayat 3 Usaha Menengah
Dari 54 UMKM yang ada, dalam adalah usaha ekonomi produktif yang
mengembangkan usahanya masih memiliki berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
beberapa kendala-kendala yang menyebabkan perorangan atau badan usaha yang bukan
hasil produksinya kurang mksimal. Beberapa merupakan anak perusahaan atau cabang
kendala yang dihadapi oleh pengusaha brem di perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
Sentra Industri Brem Desa Kalaibu antara lain menjadi bagian baik langsung maupun
minimnya mendapatkan akses permodalan, akses tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
pemasaran, lemahnya manjemen usaha dan jiwa Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
kewirausahaan yang masih kurang. Serta masih bersih atau hasil penjualan tahunan
banyak pengusaha brem yang belum memiliki sebagaimana diatur dalam Undang-
ijin usaha perdagangan Undang ini.
Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri
Brem Desa Kaliabu dilaksanakan oleh Dinas
2. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan
Menengah (UMKM)
Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Madiun. Penelitian ini ingin mengkaji lebih
Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang
lanjut mengenai strategi pemerintah Kabupaten
Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan
Madiun dalam pemberdayaan Usaha Mikro,
Menengah dimaksud dalam pemberdayaan adalah
Kecil dan Menengah khususnya Di Sentra
upaya yang dilakukan pemerintah daerah, dunia
Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan
usaha, lembaga pendidikan dan masyarakat secara
Kabupaten Madiun. Rumusan masalah dalam
sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan
penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Strategi
pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil
Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan
dan menengah sehingga mampu tumbuh dan
Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di
berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan
mandiri. Pemberdayaan terhadap Usaha Mikro,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 155


Kecil dan Menengah dapat dilakukan dalam 2) Proteksi Pasar Bentuk produksi
bentuk: dalam hal ini melalui konsumsi
a. pembinaan dan pendataan sekitar 10% dari total anggaran
organisasi pemerintah digunakan
kelompok; untuk mengkonsumsi
b. pembinaan manajemen keuangan; produk-produk badan usaha kecil.
c. pendidikan dan pelatihan serta bimbingan c. Pengembangan Sumber Daya Manusia
teknis; Diharapkan dapat terjadi
d. perkuatan Permodalan; melalui perbaikan sistem pendidikian
e. magang; formal, peningkatan keterkaitan
f. pemasaran Produk; dunia pendidikan dengan pasar kerja
melalui sistem permagangan pada pusat-
g. fasilitas kemitraan;
pusat penelitian dan pengembangan
h. fasilitasi Hak Atas Kekayaan Intelektual
mengembangkan SDM dan teknologi
(HAKI);
seperti melakukan pembinaan terhadap
i. pemantauan dan evaluasi perkembangan. industri kecil melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia secara rutin dan
3. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan berkelanjutan harus ada dalam setiap
Usaha Mikro Kecil dan Menengah program kerja pemerintah
(UMKM) d. Strategi pengaturan dan pengendalian
Pemerintah memiliki peran penting dalam 1) Pengaturan perijinan
pemberdayaan UMKM. Sjaifudin (1995, h. 66) Secara formal dikeluarkan oleh
menyatakan beberapa strategi pemberdayaan pemerintah untuk mengatur dan
Industri Kecil antara lain: memantau perkembangan usaha
a. Strategi Peningkatan Kemampuan kecil. Ada 3 jenis perijinan yang
Finansial harus dipenuhi antara lain: ijin tempat
Berkembangnya beberapa model usaha (kelayakan, lokasi serta
penguatan finansial bagi usahawan kecil dampak terhadap lingkungan), ijin
akhir-akhir ini menunjukkan telah usaha industri serta ijin perdagangan.
semakin menguatnya komitmen Pada lokasi tertentu usaha kecil tidak
pemerintah, upaya pemerintah tersebut wajib memiliki Surat Ijin Tempat
terwujud dengan membantu Usaha (SITU), namun sertifikasi
pengembangan usaha kecil melalui masih tetap harus dipenuhi antara lain
“pemberian modal sementara”. malalui Surat Ijin Bebas Tempat
b. Pengembangan Pemasaran Pada era pasar Usaha (SIBTU) untuk usaha kecil
bebas dimana dunia menjadi tanpa batas yang terdeksi di Lokasi Industri
terdapat penyatuan pasar domestik dengan Usaha (LIU) sertasurat tanda
pasar internasional. Hal ini merupakan pendaftaran industri
peluang, tantangan dan sekaligus ancaman kecil untuk sentra-sentra produksi 2)
bagi pengusaha kecil. Maka dari itu Fungsi kelembagaan Fungsi kelembagaan
terdapat 2 cara dalam strategi terkait pembinanaan usaha kecil secara
pengembangan pemasaran, yaitu: terpadu dan berjangka panjang harus lebih
1) Meningkatkan Akses Usaha Kecil diefektifkan dengan cara: bidang
Kepada Pasar pembinaan, pengawasan dan memberi
Caranya adalah menciptakan pola peluang bagi swasta maupun lembaga non
hubungan produksi subkontrak dan pemerintah lainnya untuk terlibat dalam
promosi yang berkaitan dengan pola pengembangan usaha kecil secara
subkontrak yang lebih diprioritaskan bersama-sama
bagi usaha-usaha indusri secara
vertikal. Pola yang subkontrak 4. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Mikro
memberikan manfaat positif bagi Kecil dan Menengah (UMKM)
pengusaha kecil karena secara Tambunan (2012, h. 2), menyatakan bahwa di
ekonomi usaha kecil menjadi negara sedang berkembang, UMKM sangat
subkontraktor memperoleh jaminan penting karena karakteristik-karakteristik utama
pasar dan kontinuitas produksi.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 156


mereka yang berbeda dengan usaha besar dan pengembangan usaha. Selama ini nyaris
memiliki beberapa kelebihan, yakni: tidak ada akses ke lembaga keuangan
a. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh formal (perbankan) sehingga sulit
melebihi jmlah usaha besar), terutama baginya untuk memperoleh kredit usaha.
dari kategori usaha mikro dan usaha Kalaupun ada, lembaga kuangan tempat
kecil. Usaha mikro dan usaha kecil mereka mencari modal bersifat tidak
tersebar diseluruh pelosok pedesaan, formal dan umumnya berbiaya murah.
termasuk kelompok usaha ini b. Masalah Produksi Banyak pihak
mempunyai signifikasi “lokal” yang berkeyakinan bahwa sisi produksi
khusus untuk ekonomi pedesaan. Dalam merupakan faktor penentu bagi
kalimat lain, kemajuan pembangunan kelangsungan usaha. Khususnya dalam
ekonomi pedesaan sangat ditentukan era bisnis saat ini, tuntutan kepuasan
oleh kemajuan pembangunan konsumen menjadi persoalan ayng harus
UMKMnya. dipenuhi oleh setiap unit usaha. Dengan
b. Karena sangat padat karya, yang berarti kualitas produksi yang terbatas, sangat
mempunyai potensi pertumbuhan mungkin produk yang dihasilkan akan
kesempatan kerja sangat besar, ditinggalkan oleh pelanggan.
pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan c. Masalah Sumber Daya Manusia Serapan
sebagai elemen penting dari kebijakan industri kecil yang tinggal terhadap
nasional untuk meningkatkan tenaga kerja hanya sekedar terbatas pada
kesempatan kerja dan menciptakan sisi kuantitasnya. Oleh karena intu,
pendapatan, terutama bagi masyarakat mudah dibayangkan bagaimana kualitas
miskin. sumber daya manusia yang terlibat dalam
c. UMKM bisa menjadi titik awal bagi proses produksi industri kecil. Kalaupun
mobilasi tabungan/investasi di pedesaan; ada yang berkualitas, umumnya hanya
sementara, pada waktu yang sama, dalam jumlah kecil, dan itu pun hanya
kelompok usaha ini dapat berfungsi berkaitan dengan faktor keahlian dan
sebagai tempat pengujian dan ketrampilan seperti dapat dijumpai pada
peningkatan kemampuan berwirausaha industri kerajinan rakyat.
dari orang-orang desa. d. Masalah Akses Pemasaran Keterbatasn
Pengembangan UMKM menghadapi beberapa modal, tekonologi produksi dan sumber
kendala seperti lemahnya kemampuan manajerial daya teakumulasi pada mutu produk yang
dan sumber daya manusia yang dapat dihasilkan, pada akhirnya menyulitkan
dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu aspek pengusaha kecil untuk memasarkan
struktural dan aspek kultural (Harjanto, 2010, h. produknya.
61) yang antara lain sebagai berikut: Persoalan ini menjadi semakin lebih
a. Aspek kelemahan struktural, yaitu runyam karena barang yang dihasilkan
kelemahan dalam struktur perusahaan, pengusaha kecil harus berhadapan
misalnya kelemahan dalam bidang dengan produk industri besar di pasaran.
manajeman dan organisasi, kelemahan
dalam penyediaan mutu, kelemahan
Metode Penelitian
dalam mengadopsi dan penguasaan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
teknologi, kesulitan mencari permodalan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
dan terbatasnya akses pasar. Nazir (2009, h. 54) penelitian deskriptif adalah
b. Kelemahan kultural merupakan Suatu metode dalam penelitian status kelompok
kelemahan yang menyebabkan kele- manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
mahan struktural, seperti kurangnya akses pemikiran ataupun suatu kilas balik pada masa
informasi dan lemahnya berbagai sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi,
persyaratan lain guna memperoleh akses gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
permodalan, pemasaran dan bahan baku. dan akurat mengenai faktorfaktor, sifat-sifat serta
Sedangkan Irianto (1996, h. 165), menyatakan lingkungan antara fenomena yang diselidiki.
kendala-kendala yang dihadapi oleh pengusaha Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan
kecil menyangkut empat hal antara lain: kualitatif ini merupakan hal yang paling tepat
a. Permasalahan Permodalan Permasalahan untuk menjangkau permasalahan dalam
ini berkaitan dengan upaya mengetahui strategi pemerintah daerah dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 157


pemberdayaan UMKM pada sentra industri Brem yang memiliki ijin perdagangan. Pemilihan
Desa Kaliabu Kabupaten Madiun secara kelompok usaha “Jaya Makmur” karena pihak
mendalam yang sesuai dengan tujuan penelitian. PT. INKA mengajukan syarat bahwa yang akan
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Madiun. mendapatkan bantuan pinjaman permodalan
Sedangkan situs penelitian yang ditetapkan adalah harus UMKM yang tergabung dari suatu
Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan kelompok usaha. Kerjasama ini dalam hal
Pariwisata Kabupaten Madiun dan Sentra Industri pemberian bantuan modal berupa peminjaman
Brem di Desa Kaliabu Kabupaten Madiun modal dan pelatihan kemasan. Setiap pengusaha
Fokus penelitian ini adalah : (1) Strategi Dinas brem mendapatkan bantuan sebesar 10-20 juta
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan rupiah. Dengan jangka waktu pinjaman yaitu 2
Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di Sentra tahun dengan bunga 6% per tahun.
Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun
yang terdiri dari : a) strategi Peningkatan b) Pengembangan Pemasaran
Kemampuan Finansial, b) Pengembangan Salah satu strategi Diskoperindagpar
Pemasaran, c) Pengembangan Sumber Daya Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan
Manusia, d) Strategi pengaturan dan UMKM adalah dengan cara Mengembangkan
pengendalian; (2) Faktor-faktor yang mem- dan meningkatkan akses pemasaran. Salah
pengarui strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, satunya dengan cara meningkatkan akses
Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun UMKM kepada pasar. Hal tersebut sesuai dengan
dalam Pemberdayaan UMKM di sentra industri pendapat Sjaifudin (1995, h. 66) yang
Brem Desa Kaliabu menyatakan bahwa pengembangan pemasaran
salah satunya dengan cara meningkatkan akses
Pembahasan 1. Strategi Dinas Koperasi, usaha kecil kepada pasar. Caranya adalah
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata menciptakan pola hubungan produksi subkontrak
Kabupaten Madiun dalam Pemberdayaan dan promosi yang berkaitan dengan pola
UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-
Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun usaha indusri secara vertikal
a) Strategi Peningkatan Kemampuan Diskoperindagpar telah memfasilitasi
Finansial pengusaha brem yang ada di Desa Kaliabu dengan
Kemampuan finansial melalui perkuatan membantu para pengusaha brem dengan cara
modal merupakan salah satu strategi memberikan bantuan informasi pasar,
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam memberikan bantuan promosi, membantu para
memberdayakan UMKM. Selanjutnya menurut pengusaha brem dengan cara menjalin kerjasama
Sjaifudin (1995, h. 66) salah satu strategi dengan para pemilik supermarket dan toko-toko
pemberdayaan industri kecil adalah Peningkatan oleh-oleh makanan khas Kabupaten Madiun
kemampuan finansial yang menyatakan bahwa sehingga brem dapat masuk kedalamnya serta
Berkembangnya beberapa model pengutan mengikut sertakan hasil-hasil produksi brem
finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini dalam suatu pameran baik pameran lokal, regional
menunjukkan telah semakin menguatnya maupun Nasional. Diskoperindagpar Kabupaten
komitmen pemerintah, upaya pemerintah Madiun pernah mengikuti pameranpameran di
tersebut terwujud dengan membantu Kota Madiun, Nganjuk, Jakarta, Jombang,
pengembangan usaha kecil melalui “pemberian Sumenep dan Kota Malang.
modal sementara”. Dalam memberikan modal
sementara, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun c) Pengembangan Sumber Daya Manusia
telah bekerja sama dengan PT. INKA dengan Pengembangan Sumber Daya Manusia
memfasilitasi Industri Brem yang ada di Desa dilakukan pemerintah daerah dengan cara strategi
Kalaiabu untuk mendapatkan modal sementara. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Dalam pemberdayaan Industri Brem di Desa melalui pelatihan dan pembinaan UMKM.
Kaliabu, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun Pendidikan dan Pelatihan serta bimbingan teknis
berhasil memfasilitasi para pengusaha brem telah diatur dalam Perda Kabupaten Madiun No.
dengan PT. INKA Madiun dalam suatu jalinan 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi,
program kemitraan. Dari Sentra Industri Brem Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. Sedangkan
Desa kaliabu, diwakili oleh pengusaha brem yang Sjaifudin (1995, h. 66).menyatakan bahwa
tergabung dalam kelompok usaha “Jaya pengembangan sumber daya manusia diharapkan
Makmur” yang diikuti oleh 8 pengusaha brem dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikian

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 158


formal, peningkatan keterkaitan dunia pendidikan pemberian pinjaman modal, pembinaan dan
dengan pasar kerja dan melakukan pembinaan pelatihan terutama tentang pelatihan kemasan.
terhadap industri kecil melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia secara
2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam
rutin
Strategi Pemberdayaan UMKM di Sentra
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun.
Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten
Selama tahun 2012 hingga 2013, telah melakukan
Madiun a. Faktor Pedorong
3 kali kegiatan pembinaan dan pelatihan. Selain itu
1) Brem Sebagai Faktor Pendorong
Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah
Suatu wilayah pasti memiliki
menjalin kerja sama dengan beberapa instansi
kekhasannya tersendiri yang dimiliki termasuk
tertentu untuk membantu masalah pembinaan dan
Kabupaten Madiun yang telah dikenal
pelatihan bagi pengusaha brem di Desa Kaliabu,
masyarakat luas sebagai kota penghasil Brem.
salah satunya adalah kerja sama dengan PT. INKA
Hal ini tercipta atas dukungan dari pemerintah
Madiun yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan
Kabupaten Madiun untuk menjadikan Brem
masalah pengemasan.
sebagai Produk Unggulan. Terkenalnya produk
brem Desa Kaliabu di pasaran dapat dijadikan
d) Strategi Pengaturan dan Pengendalian
faktor pendorong oleh Dinas Kopersi,
Strategi pengaturan dan pengendalian yang
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata
dilakukan oleh Diskoperindagpar Kabupaten
dalam pemberdayaan UMKM khususnya
Madiun terkait dengan Pemberdayaan industri
industri Brem yang ada di Desa Kaliabu.
brem di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan
Kabupaten Madiun meliputi pengaturan 2) Dukungan Dari Pihak-Pihak Terkait
Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. Hal ini Faktor pendorong Dinas Koperasi,
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata
Sjaifudin (1995, h. 66) yang menyatakan bahwa dalam pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil dan
Pengaturan Perijinan Secara formal dikeluarkan Menengah khususnya di sentra industri Brem
oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau Desa Kaliabu antar lain adanya dukungan dari
perkembangan usaha kecil. Diskoperindagpar pihak-pihak terkai atau adanya kemitraan. Hal
Kabupaten Madiun selalu memfasilitasi dan tersebut sesuai dengan Perda Kabupaten Madiun
mempermudah pengusaha brem untuk No. 16 Tahun 2011 pasal 15 yang
mendapatkan Ijin Usaha Industri (IUI) dan Surat mengungkapkan pemberdayaan Usaha Mikro,
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Di Sentra Kecil Dan Menengah salah satunya dengan
Industri Brem Desa Kaliabu, dari 54 pengusaha memfasilitasi kemitraan. Diskoperindagpar
brem yang ada, 35 sudah memiliki ijin usaha Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan
perdangan dan dari 35 pengusaha tersebut sudah UMKM khususnya Sentra Industri Desa
ada 19 pengusaha yang memiliki merk Kaliabu telah memfasilitasi kemitraan dengan
dagangnya sendiri. menggandeng PT.INKA untuk melaksanakan
Selanjutnya dalam strategi pengaturan dan pemberdayaan industri brem di Desa Kaliabu.
pengendalian terdapat fungsi kelembagaan. Hal
ini senada dengan pendapat Sjaifudin (1995, h.
66) yang menyatakan bahwa Fungsi b. Faktor Penghambat 1) Memiliki
kelembagaan terkait pembinanaan usaha kecil Permasalahan dalam Permodalan
secara terpadu dan berjangka panjang harus lebih Permasalahan permodalan merupakan
diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan, salah satu permasalahan yang cukup klasik,
pengawasan dan memberi peluang bagi swasta karena selama ini para penusaha Brem kesulitan
maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk untuk mencari tambahan modal usahanya.
terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara Untuk melakukan pinjaman kepada bank
bersama-sama. Diskoperindagpar Kabuapten maupun lembaga keuangan lainnya, masih
Ma-diun memberi peluang bagi pihak swasta banyak pengusaha brem yang mengalami
untuk terlibat dalam pemberdayaan UMKM di kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto
Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten (1996, h. 146) yang menyatakan bahwa
Madiun. Salah satunya dengan cara bekerja sama rendahnya akses industri-industri kecil
dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun Indonesia terhadap kredit dari lembagalembaga
dalam pengembangan usaha kecil secara keuangan formal telah menyebabkan mayoritas
bersama-sama. Kerja sama ini dalam bentuk dari mereka cenderung menggantungkan
pembiayaan perusahaannya kepada modal

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 159


sendiri ataupun sumber-sumber lainnya seperti menengah di Sentra Industri Brem Desa
keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan Kaliabu adalah pengembangan pemasaran.
rentenir. Dinas Koperasi, Perindustrian, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun
Perdagangan dan Pariwisata hanya sebagai memberikan bantuan promosi dengan cara
fasilitator, pihak dinas hanya memfasilitasi para mengikut sertakan hasil-hasil produksi
pengusaha brem untuk memperoleh pinjaman brem dalam suatu pameran, membantu
permodalan. para pengusaha brem dengan cara menjalin

2) Pengelolaan Manajemen Yang Kurang


Di Desa Kaliabu kebanyakan pengusaha Daftar Pustaka
brem dan para pekerjanya hanya menempuh kerjasama dengan para pemilik supermarket
pendidikan 6 tahun. Sehingga mempunyai dan toko-toko oleh-oleh makanan khas
keterbatasan pengetahuan informasi pasar, Kabupaten Madiun.
keterbatasan memperluas jaringan dan akuntansi 3. Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian,
pembukuan yang masih sederhana. Oleh karena Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten
itu, diperlukan peran Dinas Koperasi, Madiun dalam pemberdayaan UMKM di
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Sentra Industri Brem Desa Kaliabu berikutnya
dalam memberikan pembinaan dan pelatihan adalah pengembangan sumber daya manusia.
tentang kewirausahaan. Penyelenggaraan Selama tahun 2012-2013 Diskoperindagpar
pelatihan kewirausahaan yang pernah dilakukan telah melaksankan 3 kali pembinaan dan
antara lain motivasi berwirausaha, teknik pelatihan. Selain itu Diskoperindagpar
pemasaran, pengembangan pasar serta Kabupaten Madiun telah menjalin kerja sama
Pemberian pelatihan mengenai Manajemen dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun
Usaha Kecil bagi UMKM 4. Strategi pengaturan dan pengendalian yang
dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian,
Perdagangan, dan Pariwisata Kabupaten
Kesimpulan Madiun meliputi Pengaturan Perijinan dan
1. Pada umumnya Industri Brem di Sentra Fungsi Kelembagaan. Diskoperindagpar telah
Industri Brem Desa Kaliabu merupakan memfasilitasi pengusaha brem Desa Kaliabu
usaha perorangan yang mengandalkan dalam memperoleh perizinan. Serta
modal milik pribadi dengan jumlah yang Diskoperindagpar telah melaksankan
sangat terbatas. Maka dari itu, Dinas kemitraan salah satunya dengan PT. INKA
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan yang ada di Kota Madiun
Pariwisata Kabupaten Madiun 5. Faktor pendorong dalam melaksanakan
memfasilitasi beberapa industri brem yang pemberdayaan di Sentra Industri Brem Desa
ada di Desa Kaliabu dengan PT. INKA kaliabu antara lain : a) brem sebagai produk
Madiun dalam memberikan bantuan, baik unggulan, b) dukungan dari pihakpihak terkait.
berupa pinjaman permodalan Sedangkan faktor penghambatnya antara lain:
2. Salah satu strategi pemerintah daerah dalam a) memiliki permasalahan dalam permodalan,
pemberdayaan Usaha Kecil, Mikro dan b) pengelolaan manajemen yang kurang.
Hardjanto, Imam. (2010) Entepreneurship Kewirausahaan. Malang, Universitas Brawijaya.
Irianto, Yusuf. (1996) Industri Kecil Dalam Perspektif Pembinaan Dan Pengembangan. Surabaya,
Airlangga Universitas Press.
Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. (2012) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Bandung, ALFABETA
Nazir, Moh. (2009) Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (c. 9). Madiun, Pemerintah Daerah Madiun.
Sjafudin, Hetifah. (1995) Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung, Yayasan Akgita
Tambunan, Tulus. (2012) Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu-isu Penting. Jakarta,
LP3ES.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (c. 1). Jakarta, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta, Direktorat Jenderal Otonomi
Daerah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 160

You might also like