Professional Documents
Culture Documents
PENDAPATAN
PENDAPATAN
PENGERTIAN
Berbagai karakteristik dilekatkan pada pengertian pendapatan. Berbagai
sumber memaknai pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi.
Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisi pendapatan dan untung sebagai berikut :
Gains represent other items that meet the definition, of income and may,
or may not, arise in the course of the ordinary activities of an enterprise.
Gains represent increases in economic benefits and as such are no
different in nature from revenues. Hence, they are not regaraed as
constituting a separate element in this framework (hlm 18)
2. KENAIKAN ASET
Paton dan Littleton (1970, hlm 47) menyebutkan bahwa aset dapat
bertambah karena berbagai transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut :
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap,
surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah
kotor (gross). APB menyebut secara eksplisit (gross increases in assets). Sumber
lain menyebutnya secara implicit. Paton dan Littleton mengisyaratkan pendapatan
sebagai jumlah kotor dengan menyatakan “diukur dengan jumlah rupiah dari aset
baru yang diterima dari pelanggan.” FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan
menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan
produk atau pelaksanaan jasa (from delivering goods atau rendering service). IAI
(IASC) mrnunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah
pendapatan dapat berupa penjualan imbalan jasa, buga, dividen, royalitas dan
sewa (sales, fees, interests, dividends, royalties and rents).
Penurunan Kewajiban
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban
yang menimbulkan pendapatan. Kejadian (event) pengiriman barang mengubah
kewajiban menjadi pendapatan. Jadi, alih-alih kenaikan aset, pendapatan dapat
didefinisi sebagai penurunan kewajiban.
Suatu Entitas
Dimasukkannya kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratka
bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisi
sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset
tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang
masuk itulah disebut pendapatan.
Produk Perusahaan
Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan perusahaan. FASB
menyebutkan bahwa untuk disebut pendapatan kenaikan aset harus berasal dari
penyerahan barang atau pelaksanaan jasa. Ada dua aliran yang berkaitan dengan
pendapatan yaitu aliran fisis dan moneter. Pendapatan merupakan aliran masuk
aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa
penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal ini, Kam (1990. Hlm. 237)
menyebutkan hal tersebut :
Aliran fisis berupa :
1. Kejadian memproduksi dan menjual produk (output)
2. Objek, yaitu produk fisis itu sendiri
Untung
IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan keduanya
digabung dengan konsep penghasilan (income). Seperti pendapatan, kata-kata
kunci yang melekat pada pengertian untung adalah :
1. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
2. Transaksi peripheral atau incidental
3. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FASB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan
untung menjadi empat sumber atau karakteristik (SFAC No. 6, prg. 85)
1. Periferal dan incidental : misalnya penjualan investasi dalam surat-surat
berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh
tempo.
2. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers) dengan pihak lain :
misalnya hadiah dan donasi (bagi organisasi non profit) dan penerimaan
ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hukum.
3. Penahanan aset (holding assets) : misalnya kenaikan harga sekuritas
investasi, kenaikan nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena
penahanan sediaan (holding gains).
4. Faktor lingkungan : misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang
melebihi kos aset yang rusak.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi
kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability).
Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan
masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi
ada. Dengan kata lain, apakah pendapatan itu timbul karena kegiatan produktif
atau karena kejadian tertentu (misalnya penjualan). Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak
bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya
operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu.
Konsep pembentukan pendapatan
Keterangan :
AP adalah tahap produksi yaitu mulai dari pembelian sumber ekonomik
sampai produk selesai atau masuk gudang barang jadi. PT merepresentasi tahap
penjualan yaitu mulai dari diterimanya order pembelian sampai barang dikirim ke
pembeli. Setiap titik pada PT dapat disebut atau digunakan saat penjualan. Secara
konseptual, titik P dianggap saat penjualan terjadi. TB merepresentasi tahap
kegiatan pengumpulan piutang mulai dari penagihan sampai seluruh kas diterima.
Titik B dianggap saat proses pembentukan pendapatan telah selesai penuh. Di titik
ini, penjualan telah tuntas yaitu kas dari penjualan telah terkumpul semua dan
perusahaan dianggap bebas dari kewajiban garansi. Setiap titik dalam periode AB
dapat dijadikan sebagai saat pengakuan pendapatan sehingga AB dapat disebut
sebagai perioda pengakuan pendapatan.
Asumsilah bahwa area ABCD menggambarkan rupiah pendapatan yang
diharapkan dan akhirnya terealisasi. Area ABEF merepresentasi seluruh kos yang
akhirnya dikorbankan (menjadi biaya) sebagai upaya memperoleh pendapatan
ABCD. Area HQRF adalah kos kegiatan produksi barang, QUVR adalah kos
semua kegiatan penjualan, UGEV adalah kos semua kegiatan pengumpulan
piutang, dan ABGH adalah kos semua kegiatan administrasi. Dianggap kegiatan
administrative berlangsung secara merata dan menerus (continuing) sepanjang
waktu.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa karena kos mempunyai kontribusi
yang sama dalam menciptakan pendapatan maka dapat dikatakan bahwa
pendapatan terbentuk pada setiap titik pada tahap AB. Misalnya, apabila di titik
B* telah dilakukan kegiatan administratif dengan kos AB*G*H dan kegiatan
produksi dengan kos HG*E*F maka dititik itu pendapatan sebesar AB*C*D telah
dapat dikatakan terbentuk. Tentu saja pendapatan sebesar AB*C*D tersebut masih
harus diuji realisasinya nanti. Kalau kegiatan telah mencapai kos sebesar APRF
maka pendapatan sebesar APSD sudah terbentuk dan begitu seterusnya sampai
akhirnya seluruh kegiatan pembentukan pendapatan selesai tuntas di titik B. Tentu
saja di titik B jumlah rupiah APSD sudah dapat ditentukan secara pasti dan
objektif karena sudah terjadi kesepakatan harga oleh pihak lain (pembeli).