Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Januari 2019

Vol. 5 No. 1, p 52-61


ISSN: 2442-2622

INTENSITAS PEMANFAATAN ZONA PELABUHAN DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN KELESTARIAN EKOSISTEM PERAIRAN
DANGKAL DI TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA
Arben Virgota* dan Baiq Farista
Program Studi Biologi Universitas Mataram, Jl. Majapahit 62 Mataram, Nusa Tenggara Barat
*arben@unram.ac.id

ABSTRACT

Marine area surrounding the islands in Gili Matra Marine Park provides a space for
marine transportation, fishing and tourism activities. An increase in number of visitors
implies more intensive use of the marine areas that can promote potential conflicts among the
users. This study provides an analysis to asses the carrying capacity of several zones
dedicated for marine transportation, i.e. ports and their adjacent waters, in 2019 and 2013.
The ports support local people and visitors mobility around the islands and connection
between the islands and the mainlands, such as Lombok and Bali islands. Field activities was
carried out to directly observe Gili Indah village from September 2013 to January 2015,
including collection of data on local population and visitors. This study applied a
geographical analysis on satellite historical images published by Google Earth (August 2009
and September 2013) to obtain data on the number, distribution and size of transportation
vessels, and usage of the zones. Significant increase in number of visitors was observed while
local population has been leveling off since 2012. The port zones were intensively utilized
during the observed peak season; the boat density reached 3, 1, 2 boats per 10 meters
shorelines in Gili Air, Meno and Trawangan, respectively. It is recommended that each boat
should be provided at least 5 meters of shoreline. Hence, the maximum number of boats that
can be accommodated at one time in the port zones at Gili Air, Meno (3 ports) and
Trawangan (2 ports) are 48, 25 and 38 units, respectively.Limit on accommodation facilities
and number of boats in each zone can be used to control potential conflict in among marine
users and threats to coral reefs or other marine attractions andsafety of visitors.

Keywords:marine tourisms, carrying capacity,marine parks, marine transportation.

PENDAHULUAN wisatawan terus meningkat dari 54.957


orang pada tahun 2009 menjadi 397.362
Taman Wisata Perairan (TWP) Gili orang pada tahun 2013 (Disbudparkominfo
Matra seluas 2.984,69 ha adalah kawasan KLU 2014). Peningkatan jumlah
konservasi yang dirancang untuk wisatawan sangat cepat ini berimplikasi
mengakomodasi kegiatan pariwisata bahari terhadap tingginya intensitas pemanfaatan
(BKKPN 2013). Kawasan ini terletak di ruang di perairan Gili Matra untuk
Desa Gili Indah yang berada di seberang kegiatan wisata. Hal ini merupakan
barat laut Pulau Lombok atau sisi barat tantangan besar bagi pengelola kawasan
daya Kabupaten Lombok Utara. Gili konservasi dan pihak-pihak berwenang
Matra adalah singkatan nama dari 3 gili, lainnya (Wong 1998).
yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Selain untuk dimanfaatkan untuk
Air. Daya tarik alamiah kawasan ini telah kegiatan pariwisata, perairan TWP Gili
menjadikan kawasan ini sebagai tujuan Matra juga adalah sumber kehidupan
wisata yang ramai dikunjungi. Jumlah masyarakat di sekitarnya. Masyarakat
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
memanfaatkan wilayah perairan tersebut bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan
untuk berbagai keperluan sehari-hari ruang perairan TWP Gili Matra dari
seperti prasarana transportasi, tempat periode tahun 2009 dan 2013, serta untuk
menangkap ikan, kegiatan bongkar muat menilai daya dukung fisik perairan tersebut
atau distribusi logistik. dalam menopang kegiatan transportasi
Tingginya intensitas pemanfaatan terkait dengan kegiatanpariwisata dan
kawasan perairan oleh masyarakat lokal masyarakat.
dan wisatawan dapat meningkatkan potensi
konflik diantara para pengguna. Ketidak- METODE
puasan atau ketidak-nyamanan para
pengguna harus diminimalkan (Saveriades Bahan dan Alat
2000).Keberadaan pengguna yang Penelitian inimemanfaatkan citra
berlebihan dapat mengancam ekosistem satelit yang dipublikasikan oleh Google
terumbu karang dan organisme laut yang Earth Pro (historical image 2009 dan
merupakan atraksi pariwisata dan sumber 2013), peta RBI skala 1 : 25000, Peta
nafkah kehidupan masyarakat lokal. Zonasi TWP Gili Matra. Peralatan yang
Pembuangan jangkar ketika menurunkan digunakan dalam penelitian iniadalah GPS
penumpang atau menambatkan kapal Garmin 76C dan 60 CSx,kamera digital,
menjadi salah satu penyebab kerusakan dan perangkat lunak Microsoft Excel 2013,
terumbu karang yang ada. Base Camp ver. 4.5.2 dan ArcGis ver. 10.
Adanya beragam jenis kegiatan
manusia ini menimbulkan sejumlah Lokasi dan Waktu Penelitian
masalah yang memerlukan penerapan Kegiatan pengumpulan data dan
pengelolaan yang efektif. Salah satu observasi dilakukan mulai September 2013
instrumen pengelolaan kawasan konservasi hingga Januari 2015 di kawasan TWP Gili
perairan adalah rencana pengelolaan dan Matra yang berada di Desa Gili Indah,
pengaturan pemanfaatan ruang seperti Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
yang tertuang dalam Keputusan Menteri Utara (Gambar 1).
Kelautan dan Perikanan No. 57/KEPMEN-
KP/2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Pengumpulan Data
Zonasi TWP Gili Matra. Rencana Data diperoleh melalui kegiatan
pengelolaan bertujuan untuk digitasi, survei lapang dan studi pustaka.
mempertahankan fungsi kawasan sebagai Kegiatan digitasi dilakukan untuk
kawasan konservasi (BKKPN 2013). Saat mengidentifikasi, inventarisasi, mengukur
ini, pemanfaatan ruang di kawasan diatur panjang/lebar sarana transportasi apung
menjadi 7 jenis zona, yaitu zona inti, pada citra Google Earth Pro (historical
perikanan berkelanjutan non karang, image 2009 dan 2013) dan peta zonasi
perikanan berkelanjutan karang, TWP Gili Matra. Dari kegiatan digitasi
pemanfaatan, rehabilitasi, perlindungan ini diperoleh data jumlah, sebaran dan
dan pelabuhan (BKKPN 2013). kepadatan sarana transportasi apung di
Oleh sebab itu kajian mengenai setiap zona pelabuhan, luasan area zonasi.
pemanfaatan ruang perairan TWP Gili Data jumlah penduduk, jumlah pengunjung
Matra yang terkait dengan aktivitas (2009 sampai 2013) serta peraturan
transportasi mendesak untuk dilakukan perundangan yang berlaku diperoleh dari
guna menghindarkan dampak negatif yang laporan atau publikasi lainnya yang
lebih buruk di masa datang. Peningkatan diterbitkan oleh Kantor Desa Gili Indah,
jumlah kunjungan yang diiringi aktivitas Balai Konservasi Kawasan Perairan
wisata yang semakin intensif dalam jangka Nasional (BKKPN) Kupang, Dinas
panjang akan mengancam kelestarian Pariwisata dan Balai Konservasi
obyek-obyek alamiah pariwisata bahari Sumberdaya Alam (BKSDA).
yang umumnya sangat rentan (Laapo et al.
2009, Yulianda 2007). Penelitian ini
53
Virgota & Farista: Intensitas Pemanfaatan zona Pelabuhan di TWP Gili Matra

Gambar 1. Lokasi penelitianintensitas pemanfaatan zona pelabuhan di Taman Wisata


Perairan Gili Matra, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Analisis Data TWP Gili Matra. Tingkat pemanfaatan


Analisis utama yang diterapkan zona pelabuhan ditentukan berdasarkan
dalam penelitian ini adalah Analisis Sistem kepadatan maksimalyang ditemukan pada
Informasi Geografis (A-SIG). Analisis ini Zona Pelabuhan. Nilai kebutuhan sarana
dimulai dengan melakukankonversi data transportasi diperoleh setelah
hasil inventarisasi, identifikasi serta memperhitungkan jumlah penduduk lokal,
kepadatan berlabuh sarana transportasi jumlah wisatawan dalam satu hari (Wh),
apung dari file Google Earth Promenjadi rata-rata lama wisatawan mancanegara
shapefile(Arcgis).Proses pembuatan buffer bermalam (Σht) dan rasio jumlah
dilakukan terhadap data ukuran dan jumlah wisatawan mancanegara terhadap
sarana transportasi apung. Hasil buffering wisatawan nusantara. Perhitungan ini
tersebut kemudian di tumpang tindihkan menerapkan rumus-rumus berikut:
(overlay) dengan peta zonasi kawasan

Wh = KWb/(hb x ht)


Wh = Jumlah wisatawan dalam satu hari (orang)
KWb = Jumlah kunjungan wisatawan maksimum dalam satu bulan (orang)
hb = Jumlah hari dalam satu bulan (hari)
ht = Rata-rata lama menginap (hari)

ht= (Wht-man x Bht-man)+(Wht-nus x Bht-nus)


Wht-man = Rata-rata lama menginap wisatawan mancanegara
Wht-nus = Rata-rata lama menginap wisatawan nusantara
Bht-man = Bobot wisatawan mancanegara = Wh-man/ Wh
Bht-nus = Bobot wisatawan nusantara = = Wh-nus/ Wh
Rasio antara jumlah wisatawan tahun 2009 dan 2013 dibagi dengan jumlah
mancanegara dan nusantara digunakan sarana transportasi yang terinventarisir.
sebagai bobot untuk menentukan rata-rata Perhitungan ini menghasilkan jumlah
lama menginap. Selanjutnya jumlah orang per unit transportasi. Semua hasil
maksimum wisatawan 1 (satu) hari perhitungan akan dibahas secara deskriptif
ditambahkan dengan jumlah penduduk, agar mudah dipahami dan dapat menjawab
akan diperoleh jumlah total populasi tujuan penelitian.
maksimum. Kemudian, total populasi pada
54
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
HASIL DAN PEMBAHASAN Trawangan menunjukkan peningkatan
jumlah yang relatif sama, yaitu 0,15% per
Penduduk dan Wisatawan tahun, bahkan cenderung tidak ada
Sejak tahun 2009 hingga 2013 peningkatan mulai tahun 2012. Berbeda
tercatat bahwa jumlah penduduk Gili Air halnya dengan pola pertumbuhan
lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk Gili Meno. Pertumbuhan
penduduk Gili Meno dan Trawangan. penduduk Gili Meno cenderung
Sementara itu, Gili Meno memiliki jumlah mengalami penurunan, yaitu 0,17% per
penduduk yang paling rendah (Tabel 1). tahun.
Pertumbuhan penduduk Gili Air dan

Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Gili Indah dari Tahun 2009 sampai 2013
GILI
Tahun Total
Air Meno Trawangan
2009 1.550 573 1.495 3.618
2010 1.540 534 1.487 3.561
2011 1.551 538 1.497 3.586
2012 1.598 554 1.542 3.694
2013 1.598 554 1.542 3.694
Sumber: Desa Gili Indah (2014)

Jumlah kunjungan wisatawan yang Gili Meno. Jumlah kunjungan dari tahun
menginap di ketiga gili menunjukkan tren 2009 sampai dengan tahun 2013 ke Gili
yang meningkat dengan laju pertumbuhan Trawangan berkisar antara 40.124 sampai
sebesar9,89% per tahun (Tabel 2). Jumlah 293.510 orang, kemudian diikuti oleh Gili
kunjungan ke Gili Trawangan dari tahun Air sekitar 10.938 sampai 76.293 orang
2009 sampai 2013 merupakan yang dan Gili Meno sekitar 3.895 sampai 27.559
tertinggi dibandingkan dengan Gili Air dan orang.

Tabel 2 Jumlah kunjungan wisata ke masing-masing gili di Desa


Gili Indah
GILI
Tahun Total
Air Meno Trawangan
2009 10938 3 895 40 124 54 957
2010 9387 4 446 210 283 224 116
2011 52313 8 982 207 362 268 657
2012 67752 17 932 270 267 355 951
2013 76293 27 559 293 510 397 362
Sumber: Disparkominfo KLU (2014)

Proporsi wisman dan wisnus pada wisman dan wisnus masing-masing adalah
tahun 2009 masing-masing adalah 0,97 dan 4 dan 2 hari. Hasil perhitungan lama
0,03, sedangkan pada tahun 2013 masing- menginap rata-rata yang dihasilkan dalam
masing adalah 0,94 dan 0,06. Menurut penelitian ini adalah 4 hari (Tabel 3).
Amir (2011) lama waktu menginap

Tabel 3 Hasil perhitungan lama menginap wisatawan di


TWP Gili Matra.
Tahun Wht-man Wht-nus Bht-man Bht-nus ht
2009 4 2 0,97 0,03 4 (3,9)
2013 4 2 0,94 0,06 4 (3,9)

55
Virgota & Farista: Intensitas Pemanfaatan zona Pelabuhan di TWP Gili Matra
Perkiraan jumlah wisatawan kondisi sosial ekonomi dan sumberdaya
maksimum dalam satu hari pada tahun perairan yang berbeda(Tabel 4 dan Gambar
2009 diGili Air, Trawangan dan Meno 2). Zona inti, zona rehabilitasi, zona
masing-masing adalah 16, 8 dan 45 orang, pemanfaatan, zona perikanan karang
sedangkan pada tahun 2013 masing- berkelanjutan terdapat di setiap gili,
masing adalah 99, 27, dan 371 orang. masing-masing dengan proporsi luasan
Dengan demikian, jumlah populasi yang bervariasi. Zona perlindungan hanya
maksimum pada tahun 2009 di Gili Air, terdapat di Gili Trawangan, yaitu seluas
Meno dan Trawangan adalah 1.566, 581 7,03 ha. Di setiap gili terdapat zona
dan 1.540 orang, sedangkan pada tahun pelabuhan namun dengan luasan yang
2013 masing-masing adalah 1.649, 581 dan berbeda. Kawasan pelabuhan Gili Air
1.913 orang. seluas 3.680 ha sedangkan di Gili Meno
seluas 1.807 dan di Gili Trawangan seluas
Zonasi Kawasan Taman Wisata 708 ha. Luas zona perikanan berkelanjutan
Perairan (TWP) Gili Matra karang di Gili Air mencapai 73%, di Gili
Pengelolaan kawasan perairan di Meno mencapai 74% dari total luas zonasi
Desa Gili Indah dilakukan dengan di setiap gili, sedangkan luas zona ini di
menetapkan peruntukan kawasan atau Gili Trawangan mencapai 3,2%. Kawasan
zoning system yang dicantumkan dalam umum tidak memiliki zona kecuali zona
Rencana Zonasi TWP Gili Matra.Luas perikanan berkelanjutan non-karang
setiap zonasi pada masing-masing gili 1.331,06 ha (Tabel 4).
tidak sama karena setiap gili memiliki

Tabel 4 Luas masing-masing zona pada kawasan TWP Gili Matra (ha)
Jenis zona Gili Air Gili Meno Gili Trawangan Umum Total
A Inti 17,41 11,72 69,93 0,00 99,06
B Perikanan Berkelanjutan Non Karang 0,00 0,00 0,00 1.331,06 1.331,06
C Rehabilitasi 5,94 8,46 22,42 0,00 36,81
D Pemanfaatan 19,32 26,42 151,59 0,00 197,33
E Perlindungan 36,80 18,07 7,08 0,00 61,94
F Perikanan Berkelanjutan Karang 0,00 0,00 7,03 0,00 7,03
G Pelabuhan 215,67 193,61 123,85 0,00 533,13
Total 295,13 258,28 381,89 1331,06 2.266,37

Intensitas Pemanfaatan Zona Pelabuhan di Gili Trawangan tetap tertinggi, yaitu


Hasil analisis citra menunjukkan 6,64 (7 unit per ha), kemudian disusul oleh
bahwa pada Agustus 2009 di Zona Gili Air dan Gili Meno masing-masing
Pelabuhan Gili Air, Gili Meno dan Gili sebesar 1,77 (2 unit per ha) dan 0,66 (1
Trawangan masing-masing ada 46, 17, 21 unit per ha) (Tabel 6).
unit sarana transportasi laut. Tingkat Di sisi lain, penilaian intensitas
kepadatan sarana transportasi (yaitu, pemanfaatan zona pelabuhan juga dapat
jumlah sarana dibagi luas zona) tertinggi dilakukan berdasarkan luas area yang
saat itu terdeteksi di Zona Pelabuhan Gili dibutuhkan setiap unit transportasi. Area
Trawangan, yaitu 2,97 (3 unit per ha), yang dibutuhkan tersebut minimum adalah
kemudian disusul oleh Gili Air sebesar ruang untuk bermanuver secara leluasa;
1,25 (1 unit per ha) dan Gili Meno 0,94 (1 ruang ini sangat ditentukan oleh dimensi
unit per ha) (Tabel 5). Pada bulan kapal (yaitu panjang kapal).
September tahun 2013, tingkat kepadatan

56
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019

Gambar 2 Peta rencana pengelolaan dan zonasi Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra.
Huruf pada setiap zona menunjukkan nama zona seperti pada Tabel 4.

Tabel 5 Jumlah dan distribusi unit transportasi di dalam kawasan TWP Gili
Matra berdasarkan zonasi pada bulan Agustus tahun 2009
Kawasan dalam TWP Gili Matra
Zona Gili Gili Gili Total
Umum
Air Meno Trawangan
A Inti 1 0 0 0 1
B Perikanan berkelanjutan non karang 0 0 0 14 14
C Rehabilitasi 0 2 22 0 24
D Pemanfaatan 11 2 30 0 43
E Perlindungan 0 0 0 0 0
F Perikanan berkelanjutan karang 18 15 8 0 41
G Pelabuhan 46 17 21 0 84
Total 76 36 81 14 207

Tabel 6 Jumlahdan distribusi unit transportasi didalam kawasan TWP Gili Matra
berdasarkan zonasi pada bulan September tahun 2013
Kawasan dalam TWP Gili Matra
Zona Gili Gili Gili Total
Umum
Air Meno Trawangan
A Inti 2 0 0 0 2
B Perikanan berkelanjutan non karang 0 0 0 12 12
C Rehabilitasi 0 3 32 0 35
D Pemanfaatan 17 3 47 0 67
E Perlindungan 0 0 0 0 0
F Perikanan berkelanjutan karang 46 39 3 0 88
G Pelabuhan 65 12 47 0 124
Total 130 57 129 12 328

57
Virgota & Farista: Intensitas Pemanfaatan zona Pelabuhan di TWP Gili Matra
Intensitas pemanfaatan zona dimanfaatkan (25 unit/100 m). Rata-rata
pelabuhan dapat dihitung dengan ruang berupa panjang garis pantai yang
menghitung jumlah sarana transportasi masih dapat ditolerir oleh nakhoda sarana
yang berlabuh pada panjang garis pantai transportasi adalah 5,24 meter per unit.
tertentu atau menghitung kepadatan per Nilai 5,24 meter tersebut dapat dijadikan
panjang pantai (Tabel 7). Dibandingkan sebagai kebutuhan panjang garis pantai
dengan dua zona pelabuhan di dua gili lain minimal agar sarana transportasi bisa
dan pelabuhan Bangsal, Zona Pelabuhan di berlabuh dengan baik.
Gili Air tergolong paling intensif

Tabel 7 Kepadatan dan rata-rata panjang garis pantai yang digunakan per unit sarana
transportasi untuk berlabuh di area padat parkir pada Zona Pelabuhan TWP
Gili Matra dan Bangsal.
Kawasan Panjang Garis Jumlah Sarana Kepadatan Rata-rata yang
Pantai (m) Transportasi (unit/100 m) digunakan (m/unit)
(unit)
Gili Air 47,30 12 25 3,90
Gili Meno 121,07 17 14 7,10
Gili Trawangan 77,36 14 18 5,50
Bangsal 43,53 10 23 4,40
Rata-rata 72,32 13,25 20 5,24

Panjang maksimum satu unit demikian, panjang kapal tersebut dapat


transportasi adalah 22,5 meter dengan digunakan untuk menghitung jumlah ideal
lebar 4 meter, sedangkan panjang sarana transportasi yang dapat
minimum adalah 13 meter dengan lebar 3 diakomodasi di suatu pantai. Berdasarkan
meter (Tabel 8).Rata-rata panjang sarana panjang garis pantai dan kebutuhan ideal
transportasi umum adalah 17 untuk bermanuver tersebut, jumlah sarana
metersedangkan rata-ratalebarnya adalah 3 transportasi yang direkomendasikan untuk
meter.Dimensi panjang dapat dianggap berlabuh di Zona Pelabuhan Gili Air,
sebagai penentu kebutuhan area untuk Meno dan Trawangan masing-masing
bermanuver bebas, yaitu gerakan adalah 48, 25 dan 38 unit (Tabel 9).
melingkar penuh (360°). Dengan

Tabel 8Ukuran panjang dan lebar transportasi umum (public boat) di


zonapelabuhan TWP Gili Matra
Pengukuran ke- Panjang (m) Lebar (m)
1 22,5 4
2 18,0 3
3 16,0 3
4 14,0 3
5 13,0 3
Rata-rata 17,0 3

Dengan memperhatikan jumlah 2009, intensitas pemanfaatan setiap zona


sarana transportasi yang dapat pelabuhan yang ada di TWP Gili Matra
diakomodasi di suatu zona pelabuhan, masih rendah, kecuali di Gili Air (97%).
intensitas pemanfaatan zona pelabuhan Pada tahun 2013, pemanfaatan zona
dapat dihitung dengan membandingkan pelabuhan di Gili Air dan Gili Trawangan
jumlah sarana yang memanfaatkan sudah melebihi jumlah yang
terhadap jumlah sarana yang direkomendasikan.
direkomendasikan (Tabel 8). Pada tahun

58
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
Tabel 9 Hasil perhitungan panjang garis pantai yang digunakan di Zona Pelabuhan
pada masing-masing gili berdasarkan kebutuhan ruang yang layak untuk
berlabuh.
Gili
Komponen Air Meno Trawangan
2009 2013 2009 2013 2009 2013
Panjang garis pantai (m) 814 814 432 432 646 646
Jumlah sarana transportasi ideal (unit) 48 48 25 25 38 38
Jumlah sarana transportasi eksisting (unit) 46 65 17 12 21 47
Panjang garis pantai yang diperlukan (m) 782 1105 289 204 357 779
Proporsi pantai yang digunakan (%) 97 [136] 67 47 55 [124]

Peningkatan jumlah kunjungan Matra. Wisatawan yang tdak bermalam


wisatawan ke TWP Gili Matra sangat biasanya mereka adalah wisatawan
berkaitan erat dengan kapasitas lokal domestik atau nusantara dan mereka yang
dalam mengakomodasi wisatawan. Upaya bermalam di Pulau Lombok.
pembangunan fisik yang dilakukan oleh Bagaimanapun juga, potensi peningkatan
penduduk Desa Gili Indah ditunjukkan jumlah pengunjung ke TWP Gili Matra
dengan semakin lengkapnya infrastruktur akan terus mengalami peningkatan. Jika
pariwisata, seperti akomodasi, penginapan, fenomena ini terus berlanjut, maka
rumah makan, jasa kegiatan air untuk peningkatan jumlah sarana transportasi dan
berenang, memancing, snorkeling dan proporsi jumlah penduduk lokal akan
menyelam (Disbudparkominfo 2014). semakin turun.
Mengingat kawasan ini terletak ± 2,5 km Intensitas pemanfaatan zona
dari pelabuhan di pulau Lombok, maka pelabuhan mengalami peningkatan yang
sarana dan prasarana transportasi laut sangat tajam dari tahun 2009 ke 2013.
merupakan kunci kemudahan para Luas zona pelabuhan yang ada pada setiap
wisatawan untuk mengakses TWP Gili gili tampak sudah tidak sebanding dengan
Matra. Berdasarkan fakta tersebut dapat jumlah penduduk lokal dan wisatawan.
dikatakan bahwa jumlah wisatawan yang Gili Trawangan dan Gili Air memiliki
berkunjung merupakan faktor pendorong jumlah populasi yang sangat besar jika
yang paling kuat terhadap peningkatan dibandingkan dengan Gili Meno, namun
jumlah sarana transportasi di TWP Gli dengan luas zona Pelabuhan yang lebih
Matra. kecil.
Analisis terhadap kombinasi jumlah Pada tahun 2013, kepadatan kapal di
penduduk dan jumlah wisatawan yang Gili Trawangan dan Gili Air sudah
berkunjung pada tahun 2009 dan 2013 melampau batas maksimal yang
menghasilkan perkiraan (estimate) rekomendasikan. Beberapa faktor yang
kebutuhan berupa satu unit sarana berpeluang meyebabkan terjadinya
transportasi setiap peningkatan 15 orang fenomena ini adalah: (1) tidak
yang menghuni kawasan ini, baik diterapkannya SK 500 Tahun 1992 yang
penduduk lokal maupun wisatawan. Pada mengatur jumlah kamar maksumum (200
dasarnyanilai ini merupakan ukuran unit di Gli Air, 100 unit di Gili Meno dan
kebutuhan minimal sebab jumlah 200 unit di Gili Trawangan), (2) Pola
penduduk yang dipakai dalam penelitian pembangunan diantara tiga gili tidak
ini adalah penduduk yang memiliki KTP seimbang, dimana Gili Trawangan
yang diterbitkan oleh Desa Gili Indah merupakan kawasan yang memiliki laju
(Kantor Desa Gili Indah 2014). Para pertumbuhan pembangunan yang paling
pekerja atau buruh migran dikawasan ini tinggi dan lengkap diantara ke tiganya, (3)
cukup banyak, seperti tercermin dari data Posisi geografis, kedalaman/profil dasar
jumlah tenaga kerja lokal maupun asing, perairan dan oseanografi yang belum tentu
dimana pada tahun 2013 terdapat 3.424 cocok sebagai kawasan pelabuhan.
orang yang bekerja pada 774 unit usaha Berdasarkan teori siklus bisnis yang
(Disbudparkominfo 2014). Selain itu, data diuraikan oleh Seftarita (2014), tingkat
jumlah wisatawan yang dipakai dalam pembangunan yang terjadi di Gili Air dan
penelitian ini terbatas pada mereka yang Trawangan dapat dikatakan masih berada
bermalam di berbagai penginapan di Gili pada tahap pertumbuhan (recovery) dan
59
Virgota & Farista: Intensitas Pemanfaatan zona Pelabuhan di TWP Gili Matra
hampir memasuki tahap puncak (peak), adalah jumlah kunjungan wisatawan.
dimana bisnis memasuki titik kematangan Standar ideal panjang garis pantai yang
dan kemapanan. Ini adalah fase di mana dapat direkomendasikan untuk satu unit
perusahaan sedang berusaha sarana transportasi adalah 17 meter
mengembangkan cabang ke usaha lain dan sedangkan standar minimal adalah 5,25
mencoba inovasi produk (sea walk, jet sky, atau 5 meter per unit sarana
banana boat, dan lainnya).Beberapa transportasi.Jumlah maksimal sarana
indikasi yang muncul dalam tahapan ini tranportasi yang bisa berlabuh dengan baik
antara lain: tingginya permintaan,
di Zona Pelabuhan Gili Air, Meno dan
sumberdaya logistik, pendapatan, jumah
kunjungan dan popularitas.Investor tentu Trawangan masing-masing adalah 48, 25
akan memprioritaskan investasinya pada (3 pelabuhan) dan 38 (2 pelabuhan)
suatu lokasi yang memiliki pasar yang unit.Potensi pertumbuhan jumlah
baik. Hal ini akan berpengaruh positif wisatawan akan meningkatkan kepadatan
terhadap tingkat penjualan/penyewaan perairan sekaligus berpotensi
serta harga yang bisa ditawarkan. Di sisi menyebabkan kerusakan, pencemaran dan
lain, Gili Meno mengalami tingkat meningkatkan ancaman keselamatan
pembangunan yang lebih rendah atau wisatawan.Peraturan yang baru perlu
masih dalam fase pertumbuhan lambat diadaptasikan dengan SK 500 th. 1992
(slow growth),dikarenakan minat investor untuk menahan laju pertumbuhan
untuk berinvestasi masih terkonsentrasi di pembangunan maupun jumlah kunjungan
Gili Trawangan dan Air. Fenomena ini wisatawan.
akan terhenti pada saat dimana kebutuhan
ruang untuk pembangunan di Gili Air dan DAFTAR PUSTAKA
Trawangan sudah sangat terbatas atau
pemberian izin untk membangun Amir S. 2011. Optimasi Pemanfaatan
dihentikan. Wisata Bahari Bagi Pengelolaan
Kurangnya areal pelabuhan akan Pulau-pulau Kecil Berbasis Mitigasi
memaksa sarana transportasi lain untuk (Kasus Kawasan Gili Indah
menggunakan area-azona yang lain. Zona Kabupaten Lombok Utara, Provinsi
yang berada disekitar pelabuhan Nusa Tenggara Barat) [Disertasi].
merupakan zona yang akan terkena Sekolah Pascasarjana Institut
dampak. Saat ini aktifitas wisata yang Pertanian Bogor. Bogor.
berada di sekitar pelabuhan, khususnya di Anonim 2015. Google Earth Pro
Gili Trawangan sudah terasa semakin (Historical image 2009 dan
sesak dan tidak nyaman/aman untuk 2013).http://www.google. com/
digunakan. Peningkaatan jumlah sarana earth/download/gep/agree.html.
transportasi akan meberikan dampak Diakses bulan Januari Tahun 2015.
ekologi yang lebih jauh, yaitu terjadinya Balai Kawasan Konservasi Perairan
degradasi terumbu karang dan pencemaran Nasional (BKKPN). 2013. Rencana
lingkungan perairan dari bahan bakar yang Pengelolaan Taman Wisata Perairan
digunakan (Davenport & Davenport 2006). Gili Air, Gili Meno dan Gili
Terbatasnya jumlah mouring buoy juga Trawangan. Buku 2: Data dan
dapat menyebabkan jumlah penggunaan Informasi. Kementrian Kelautan dan
jangkar untuk berlabuh semakin Perikanan Direktorat Jenderal
meningkat. Penggunaan jangkar dapat Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau
menyebabkan kerusakan terumbu karang Kecil. BKKPN Kupang Wilayah
atau objek wisata yang ada di sekitarnya Kerja Kabupaten Lombok Utara,
Nusa Tenggara Barat.
Davenport J, Davenport JL. 2006. The
KESIMPULAN Impact of Tourism And Personal
Leisure Transport on Coastal
Jumlah populasi mengalami Environments : A Review. Estuarine,
peningkatan, namun setelah tahun 2012 Coastal And Shelf Science 67
pertumbuhannya mengalami (2006:280-292)
penurunan.Faktor pendorong utama dalam Desa Gili Indah. 2014. Profil dan
peningkatan jumlah sarana transportasi Monografi Desa Gili Indah
60
BioWallacea Vol. 5 No. 1 Januari 2019
Kecamatan Pemenang kabupaten Barat Nomor 500 Th. 1992. Tentang
Lombok Utara, Provinsi Nusa Penetapan Sarana Akomodasi
Tenggara Barat Tahun 2010 – 2014. Pariwisata. Mataram.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Saveriades A. 2000. Establishing the
Komunikasi dan Informasi Social Tourism Carrying Capacity
Kabupaten Lombok Utara. 2014. for the Tourist Resort of the East
Rekapitulasi Data Jumlah Wisatawan Coast of the Republic of Cyprus.
Menginap di Gili Indah Tahun 2010 Tourism Management 21(2000):
– 2014. 147-156
Hasibuan KM. 1988. Dinamika Populasi Seftarita C. 2014. Kebijkaan Makro dan
(Pemodelan Matematika di Dalam Siklus Bisnis (Kajian Teori dan Studi
Biologi Populasi). Pusat Antar Empiris). Buku Referensi. Editor
Universitas Institute Pertanian Bogor Aliasuddin. Penerbit Syah Kuala
bekerjasama dengan Lembaga University Press. ISBN : 978-602-
Sumberdaya Informasi-IPB. Bogor. 1270-10-3. Cetakan Pertama April
KKP RI 2014. Kepmen KP RI No 57 2014.
Tahun 2014 Tentang Rencana Wong PP. 1998. Coastal Tourism
Pengelolaan dan Zonasi Taman Development in Southeast Asia:
Wisata Perairan Gili Air, Gili Meno Relevance and Lesson for Coastal
dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Zone Management. Ocean and
Tenggara Barat Tahun 2014-2034. Coastal Management: 89-109
Jakarta Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari
Laapo A., Fahrudin A., Bengen DG dan Sebagai Alternatif Pemanfaatan
Damar A. 2009. Pengaruh Aktifitas Sumberdaya Pesisir Berbasis
Wisata Bahari Terhadap Kualitas Konservasi. Seminar Sains
Perairan Laut di Kawasan Wisata Departemen Manajemen
Gusus Pulau Togean. Ilmu Kelautan Sumberdaya Perairan Institut
Vol. 14 (4):215 -221. Pertanian Bogor.
Pemerintah Daerah Provinsi NTB. 1993.
SK Gub. KDH Tk. I. Nusa Tenggara

61

You might also like