Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No.

2, 2016

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS RANITIDIN


HIDROKLORIDA TABLET DENGAN METODE ABSORBANSI DAN LUAS
DAERAH DI BAWAH KURVA SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Boy Chandra2), Harrizul Rivai1), Marianis2)


1)
. Fakultas Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang.
2)
. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.
Email: maryaerita11@gmail.com

ABSTRACT

Development and validation of methods of analysis of ranitidine hydrochloride tablets have been done by
absorbance method and the method of the area under the curve by ultraviolet spectrophotometry. This study use
the principle of calculation of absorbance and the area under the curve obtained from the measurement of the
analyte solution by using UV-Vis spectrophotometer and distilled water as the selected solvent. Linearity
ranitidine hydrochloride obtained in the concentration range of 6 - 14 ppm with correlation coefficient value by
absorbance and the area under curve method respectively 0.99943 and 0.99947. Results of the study showed that
the samples of generic ranitidine hydrochloride tablets obtained by absorbance method and the area under curve
method was 99.57 ± 0.001 % and 103.30 ± 0.001 %. The average percent recovery obtained by the absorbance
and the area under curve method was 98.31 % and 95.39 %. While the research results for the samples of Gasela
tablets obtained by the absorbance and the area under curve method was 96.98 ± 0.002 % and 104.33 ± 0.009 %.
The average percent recovery obtained by the absorbance method and the area under each curve was 98.89 %
and 94.78 %.

Keywords: Analytical Method, Ranitidine Hydrochloride, Area Under Curve, Ultraviolet Spectrophotometry

ABSTRAK

Pengembangan dan validasi metode analisis ranitidin hidroklorida tablet telah dilakukan dengan metode
absorbansi dan luas daerah di bawah kurva secara spektrofotometri ultraviolet. Penelitian ini menggunakan
prinsip perhitungan absorban dan luas daerah di bawah kurva yang diperoleh dari pengukuran larutan analit
dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dan pelarut aquadestilata sebagai pelarut terbaik. Linearitas
ranitidin hidroklorida diperoleh pada rentang konsentrasi 6 ‒ 14 ppm dengan nilai koefisien korelasi dengan
metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva masing masing 0,99943 dan 0,99947. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar sampel ranitidin hidroklorida tablet generik yang diperoleh dengan metode
absorbansi dan luas daerah di bawah kurva masing-masing adalah 96,57 ± 0,001 % dan 103,30 ± 0,001 %. Rata-
rata persen perolehan kembali yang diperoleh dengan metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva
masing-masing adalah 98,31 % dan 95,39 %. Sedangkan hasil penelitian untuk kadar sampel Gasela tablet yang
diperoleh dengan metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva masing-masing adalah 96,98 ± 0,002 %
dan 104,33 ± 0,009 %. Rata-rata persen perolehan kembali yang diperoleh dengan metode absorbansi dan luas
daerah di bawah kurva masing-masing adalah 98,89 % dan 94,78 %.

Kata Kunci: Metode Analisis, Ranitidin Hidroklorida, Luas Daerah di Bawah Kurva, Spektrofotometri
Ultraviolet

PENDAHULUAN lanzoprazol). Tidak merintangi


Ranitidin merupakan reseptor perombakan oksidatif dari obat - obat lain,
antagonis H2 biasanya digunakan dalam sehingga tidak mengakibatkan interaksi
pengobatan ulkus duodenum dan lambung. yang tidak diinginkan (Tjay & Rahardja,
Ranitidin dapat ditemukan dalam berbagai 2002).
bentuk sediaan farmasi seperti tablet, Metode lainnya yang digunakan
larutan injeksi dan cairan yang dioralkan seperti pengembangan dan validasi metode
(Rao, et al., 2011). Ranitidin merupakan Spektrofotometri Ultraviolet untuk
senyawa furan yang daya menghambatnya penetapan kadar ranitidin hidroklorida
terhadap sekresi asam lebih kuat daripada dalam formulasi tablet. Metode yang
simetidin, tetapi lebih ringan dibandingkan digunakan memberikan serapan
penghambat pompa proton (omeprazol, maksimum pada panjang gelombang 313,5

96
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

nm untuk ranitidin hidroklorida. Hasil validasi metode analisis dan penetapan


yang diperoleh memenuhi persyaratan kadar pada ranitidin hidroklorida tablet.
validasi dimana batas deteksi dan batas
kuantifikasi ranitidin hidroklorida 4,1667 METODE PENELITIAN
µg/mL dan 12,62 µg/mL. Pengujian Alat dan Bahan
perolehan kembali menggunakan metode Alat yang digunakan dalam penelitian
luas daerah di bawah kurva yaitu 100,34% ini adalah Spektrofotometer UV-Vis
(Salve, et al., 2010). (Shimadzu UV-1800), timbangan analitik
Berbagai metode analisis kuantitatif (Precisa XB 220A), sonikator (Branson
secara kimia dan instrumental telah 1800), pH meter, corong, gelas ukur
dievaluasi. Penetapan kadar ranitidin (Iwaki®Pyrex), pipet ukur (Iwaki®Pyrex),
hidroklorida dilakukan secara pipet tetes, spatel, labu ukur
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). (Iwaki®Pyrex), kertas saring (Whatman
Larutan uji dibuat dengan menggunakan No. 41), aluminium foil, pipet mikro
10 tablet ranitidin hidroklorida larutkan (Iwaki®Pyrex) dan alat-alat gelas lainnya
dengan 250 mL fase gerak. Fase gerak yang menunjang penelitian.
yang digunakan yaitu campuran metanol Bahan yang akan digunakan dalam
P–ammonium asetat P 0,1 M (70:30). penelitian ini adalah Ranitidin
Metode kromatografi cair kinerja tinggi Hidroklorida baku pembanding (PT Kimia
memiliki kepekaan analisis yang tinggi Farma), Gasela® tablet 150 mg (PT. Erela),
namun memerlukan biaya yang relatif Ranitidin Hidroklorida Generik (PT.
mahal dalam pelaksanaannya Hexpharm Jaya), Asam Klorida (HCl)
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). (Merck), Natrium Hidroksida (NaOH)
Pengembangan dan validasi (Merck), Kalii dihidrogen fosfat (KH2PO4)
ranitidin hidroklorida dapat dilakukan (Merck) dan Aquadestilata (PT
dengan berbagai metode, salah satunya Novalindo).
adalah metode Spektrofotometri
Ultraviolet. Spektrofotometri Ultraviolet Prosedur
merupakan salah satu metode analisis yang Pembuatan Pelarut
beragam terhadap suatu obat dalam 1. Pelarut HCl 0,1 N
sediaan dan juga cairan biologis yang Diencerkan 85 mL asam klorida P
memiliki banyak kelebihan, diantaranya dengan air hingga 1000 mL. Pipet 100
lebih praktis dan murah bila dibandingkan mL dari larutan, di masukkan ke dalam
dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, labu ukur 1000 mL di cukupkan sampai
serta lebih akurat bila dibandingkan tanda batas dengan air bebas karbon
dengan titrasi (Utami et al., 2009). dioksida dan di homogenkan
Berdasarkan uraian di atas dapat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
dilihat bahwa belum ada penelitian tentang 2. Pelarut NaOH 0,1 N
penetapan kadar ranitidin hidroklorida Dilarutkan 162 gram Natrium
tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet Hidroksida (NaOH) pekat di dalam 150
dengan metode luas daerah di bawah mL air bebas karbon dioksida.
kurva. Oleh sebab itu pada penelitian ini Didinginkan larutan hingga suhu kamar,
akan dilakukan penetapan kadar di saring menggunakan kertas saring
menggunakan Spektrofotometri Ultraviolet yang dikeraskan. Dimasukkan 54,5 mL
dengan metode absorbansi yang telah filtrat jernih ke dalam wadah bertutup
umum digunakan sebelumnya rapat dan di encerkan dengan air bebas
dibandingkan dengan metode luas daerah karbon dioksida hingga 1000 mL.
di bawah kurva yang merupakan metode Dipipet 100 mL dari larutan, masukkan
baru. Dengan metode ini diharapkan ke dalam labu ukur 1000 mL di
diperoleh hasil yang lebih akurat pada cukupkan sampai tanda batas dengan air

97
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

bebas karbon dioksida dan di mL, kemudian di tambahkan sebagian


homogenkan (Kementrian Kesehatan RI, aquadestilata, di kocok hingga larut lalu
2014). di cukupkan dengan aquadestilata
3. Pelarut Dapar Fosfat pH 7,2 sampai tanda batas (Pankaj, et al,.
Ditimbang kalii dihidrogen fosfat 2014).
6,8045 gram dan Natrium hidroksida 2 4. Dengan pelarut dapar fosfat pH 7,2
gram, masing-masing di masukan ke Dibuat larutan baku ranitidin
dalam labu ukur 250 mL. Kemudian di hidroklorida murni dengan kadar 1000
larutkan dengan air bebas ppm, dengan cara di timbang seksama
karbondioksida. Di pipet larutan kalii 100 mg ranitidin hidroklorida murni
dihydrogen fosfat sebanyak 125 mL dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
larutan Natrium hidroksida 0,2 N kemudian di tambahkan sebagian dapar
sebanyak 86,75 mL di campurkan di fosfat pH 7,2, kocok hingga larut, lalu
dalam labu ukur 500 mL tambahkan air dicukupkan dengan dapar fosfat sampai
bebas karbondioksida sampai tanda tanda batas, di kocok homogen (Sarfaraz
batas, di ukur pH sampai 7,2 & Reddy, 2014).
(Kementerian Kesehatan, 2014).
Penentuan Panjang Gelombang Serapan
Pembuatan Larutan Baku Ranitidin Maksimum Ranitidin Hidroklorida
Hidroklorida 1000 ppm Dari masing-masing larutan baku
1. Dengan pelarut HCl ranitidin hidroklorida 1000 ppm dengan
Dibuat larutan baku ranitidin berbagai macam pelarut (HCl 0,1 N,
hidroklorida murni dengan kadar 1000 NaOH 0,1 N, dan aquadestilata), dilakukan
ppm dengan cara di timbang seksama pengenceran 100 ppm dengan cara di pipet
100 mg ranitidin hidroklorida sebanyak 10 mL masukkan ke dalam labu
menggunakan timbangan analitik, di ukur 100 mL, kemudian diencerkan
masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, dengan masing - masing pelarut sampai
kemudian di tambahkan sebagian HCl tanda batas, di homogenkan. Kemudian
0,1 N, kocok hingga larut lalu masing – masing larutan baku ranitidin
dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai hidroklorida 100 ppm dengan berbagai
tanda batas (Kushal, et al., 2013). macam pelarut dipipet dengan mikropipet
2. Dengan pelarut NaOH 0,1 N 1,0 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 10
Dibuat larutan baku ranitidin mL kemudian dicukupkan dengan pelarut
hidroklorida murni dengan kadar 1000 masing-masing sampai tanda batas, di
ppm dengan cara di timbang seksama kocok homogen sehingga didapatkan
100 mg ranitidin hidroklorida murni konsentrasi 10 ppm, serapan diukur pada
menggunakan timbangan analitik, di rentang panjang gelombang 200 - 400 nm
masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, dengan Spektrofotometer ultraviolet
kemudian di tambahkan sebagian NaOH sehingga diperoleh panjang gelombang
0,1 N, kocok hingga larut lalu serapan maksimum ranitidin hidroklorida
dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai (Kementerian Kesehatan, 2014).
tanda batas (Kementerian Kesehatan,
2014). Pembuatan Kurva Kalibrasi Ranitidin
3. Dengan pelarut Aquadestilata Hidroklorida
Dibuat larutan baku ranitidin Dari larutan baku ranitidin
hidroklorida murni dengan konsentrasi hidroklorida 1000 ppm yang diencerkan
1000 ppm, dengan cara ditimbang menjadi 100 ppm dalam pelarut terbaik
seksama 100 mg ranitidin hidroklorida dipipet dengan mikro pipet sebanyak 0,6
murni menggunakan timbangan analitik, mL, 0,8 mL, 1 mL, 1,2 mL, dan 1,4 mL,
di masukkan ke dalam labu ukur 100 masing-masingnya dimasukkan ke dalam

98
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

labu ukur 10 mL, di cukupkan sampai linearitasnya. Nilai linearitas yang baik
tanda batas lalu di homogenkan hingga adalah 0,99 ≤ r ≤ 1 (Gandjar & Rohman,
diperoleh konsentrasi 6 ppm, 8 ppm, 10 2013).
ppm, 12 ppm, dan 14 ppm. Kemudian 2. Uji batas deteksi dan batas kuantitasi
diukur absorban dan luas daerah di bawah Batas deteksi dan batas kuantifikasi
kurva masing-masing larutan pada panjang ditentukan regresi kurva baku yang
gelombang maksimum ranitidin diperoleh. Nilai LOD = 3,3 (SD/S) dan
hidroklorida (Kementerian Kesehatan, LOQ = 10 (SD/S), standar deviasi (SD)
2014). respon ditentukan berdasarkan standar
deviasi residual (simpangan baku
Penetapan Kadar Ranitidin residual) merupakan nilai kemiringan
Hidroklorida dalam Tablet (slope/s) garis atau regresi linier y = a +
Penetapan kadar ranitidin bx (Gandjar & Rohman, 2013).
hidroklorida tablet dilakukan dengan 3. Uji akurasi
menggunakan 20 Gasela® tablet dan Uji akurasi dilakukan melalui uji
ranitidin hidroklorida tablet generik. perolehan kembali. Dilakukan dengan
Kemudian digerus hingga halus dan metode “spiking” yaitu dengan cara
ditimbang dengan cermat dengan menambahkan sejumlah larutan baku
timbangan analitik. Ditimbang setara diklofenak natrium ke dalam suatu
dengan 100 mg ranitidin hidroklorida larutan uji yang kadarnya telah diketahui
murni. Dilarutkan dengan sebagian pelarut dari konsentrasi larutan baku yang
terbaik dalam labu ukur 100 mL, di ditambahkan yaitu 80 %, 100 % dan 120
sonikasi selama lebih kurang 15 menit dan % dan masing-masing dilakukan 3 kali
disaring larutan dengan menggunakan pengulangan. Kemudian dihitung nilai
kertas saring whatman nomor 41. perolehan kembali baku pembanding
Kemudian di cukupkan dengan pelarut yang ditambahkan pada larutan uji yang
terbaik sampai tanda batas, maka diperoleh dinyatakan dengan persen perolehan
konsentrasi 1000 ppm. Kemudian dipipet kembali. Metode validasi memenuhi
sebanyak 10 mL masukkan kedalam labu syarat jika persen perolehan kembalinya
ukur 100 mL, encerkan dengan pelarut dengan nilai rentang 80 % - 120 %
terbaik sampai tanda batas, maka diperoleh (Gandjar & Rohman, 2013).
konsentrasi 100 ppm. Dari larutan ini 4. Uji presisi
dipipet 1 mL dimasukkan kedalam labu 10 Uji presisi dilakukan pada tingkat
mL, dicukupkan dengan pelarut terbaik keterulangan dengan cara mengukur
sampai tanda batas, kocok homogen kadar larutan uji ranitidin hidroklorida
sehingga didapatkan konsentrasi 10 ppm. dengan konsentrasi 10 ppm, 12 ppm dan
Diukur absorban dan luas daerah di bawah 14 ppm pada 3 waktu yang berbeda
kurva dengan Spektrofotometer ultraviolet dalam satu hari (intraday) dengan
pada panjang gelombang maksimum pengulangan masing-masing 3 kali serta
ranitidin hidroklorida. Ditentukan kadar pengukuran larutan uji ranitidin
ranitidin hidroklorida berdasarkan hidroklorida dengan konsentrasi yang
persamaan regresi linier ranitidin sama pada 3 hari berturut-turut
hidroklorida (Salve, et al., 2010). (interday) dengan pengulangan masing-
masing 3 kali. Nilai RSD antara 1 - 2 %
Validasi Metode Analisis biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-
1. Uji linearitas senyawa aktif dalam jumlah yang
Dari data pengukuran kurva kalibrasi, banyak, sedangkan untuk senyawa-
kemudian dianalisis dengan regresi senyawa dengan kadar sekelumit, RSD
linear sehingga diperoleh koefisien berkisar antara 5 - 15 % (Gandjar &
korelasi (r) yang menunjukkan Rohman, 2013).

99
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

Analisis Data 3,3 Sy/x


1. Penetapan kadar 𝐿𝑂𝐷 =
𝑏
Kadar diklofenak natrium dalam tablet b. Batas kuantitasi (LOQ)
ditentukan berdasarkan persamaan 10 Sy/x
regresi linier y = a + bx (Gandjar & 𝐿𝑂𝑄 =
𝑏
Rohman, 2013).
4. Akurasi
∑𝑦 − 𝑏∑𝑥 Tujuan dilakukan akurasi yaitu untuk
𝑎=
n mengetahui bahwa metode analisis
n ∑ xy − ∑ x . ∑ 𝑦 mempunyai derajat kedekatan hasil
𝑏= analisis dengan kadar analit yang
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥) ²
sebenarnya. Akurasi diukur sebagai
Keterangan: banyaknya analit yang diperoleh
y = absorban / luas daerah di bawah kembali.
kurva Persen perolehan kembali
x = konsentrasi (µg/mL) 𝐶1 − 𝐶2
a = intersep / titik potong pada sumbu Y = 𝑥 100 %
𝐶3
b = slope Ket:
2. Linearitas kurva baku C1 = konsentrasi sampel + baku
Tujuan linearitas yaitu untuk C2 = konsentrasi sampel sebenarnya
mengetahui seberapa baik kurva C3 = konsentrasi baku yang
kalibrasi yang menghubungkan antara ditambahkan
respon (y) dan konsentrasi (x). Metode validasi memenuhi syarat jika
Linearitas ditentukan berdasarkan nilai persen perolehan kembalinya dengan
koefisien korelasi (r) dari persamaan nilai rentang 80 - 120 % (Gandjar &
regresi y = a + bx Rohman, 2013).
r
x y x  y /n
i i i i
5. Presisi
 (x  x)  ( y  y)
i
2
i
2

Tujuan dilakukan presisi yaitu untuk


Persamaan regresi ini dapat digunakan mengetahui kedekatan hasil analisis
jika faktor korelasinya 0,99 ≤ r ≤ 1 apabila dilakukan oleh analis yang sama
(Gandjar & Rohman, 2013). dengan waktu yang berbeda. Presisi
3. Batas deteksi (LOD) dan batas dinyatakan dengan persen simpangan
kuantitasi (LOQ) baku relatif (RSD) atau persen koefisien
Tujuan penentuan batas deteksi yaitu variasi.
𝑆𝐷
untuk mengetahui jumlah terkecil analit 𝑅𝑆𝐷 = x 100 %
𝑥̅
yang masih bisa dideteksi namun tidak Nilai RSD antara 1 - 2 % biasanya
perlu dapat terukur dan tujuan dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa
penentuan batas kuantitasi yaitu untuk aktif dalam jumlah yang banyak,
mengetahui jumlah terkecil analit yang sedangkan untuk senyawa-senyawa
masih bisa diukur dengan akurat. dengan kadar sekelumit, RSD berkisar
S y2. x 
Y 2
 a  Y  b XY
antara 5 - 15 % (Gandjar & Rohman,
n2
2013).
Sy/x  S 2
y/x
6. Analisa statistika data penelitian
Batas deteksi dan batas kuantitasi Perhitungan statistik uji t dua sampel
dihitung berdasarkan rumus (Gandjar & berpasangan dilakukan dengan
Rohman, 2013) : menggunakan program SPSS.
a. Batas deteksi (LOD), Data yang dianalisis adalah :
Karena k = 3,3 atau 10, simpangan 1. Kadar ranitidin hidroklorida tablet
baku (Sb) = Sy/x, maka: merek dagang Gasela® dan kadar

100
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

ranitidin hidroklorida generik dengan Dengan pelarut NaOH 0,1 N


metode absorbansi dan luas daerah di menghasilkan λmax 310,80 nm dengan
bawah kurva. absorban 0,653 (Gambar 2). Dengan
2. Uji akurasi ranitidin hidroklorida pelarut dapar fosfat pH 7,2 menghasilkan
tablet merek dagang Gasela® dan λmax 313,80 nm dengan absorban 0,534
ranitidin hidroklorida generik dengan Gambar 3). Dengan pelarut aquadestilata
metode absorbansi dan luas daerah di menghasilkan λmax 313,80 nm dengan
bawah kurva. absorban 0,494 (Gambar 4). Dari beberapa
3. Uji presisi meliputi : pelarut tersebut dengan pelarut NaOH 0,1
a.Intraday ranitidin hidroklorida N, dapar fosfat pH 7,2, dan aquadestilata
tablet merek dagang Gasela® dan menunjukkan λmax yang mendekati
ranitidin hidroklorida generik literatur, absorban yang masuk rentang dan
dengan metode absorbansi dan luas tidak ada puncak lain dalam spektrum.
daerah di bawah kurva. Namun diantara ketiga pelarut tersebut
b. Interday ranitidin hidroklorida pelarut yang ramah terhadap lingkungan
tablet merek dagang Gasela® dan adalah dengan menggunakan pelarut
ranitidin hidroklorida generik aquadestilata. Pada penelitian yang sama
dengan metode absorbansi dan luas menggunakan tablet ranitidin hidroklorida
daerah dibawah kurva (Gandjar & dengan metode dan intrumen alat yang
Rohman, 2013). sama yaitu spektrofotometri Ultraviolet
memberikan serapan maksimum pada
HASIL DAN PEMBAHASAN panjang gelombang 313,5 nm (Salve, et
Pada penentuan λmax dengan pelarut al., 2010)
HCl 0,1 N menghasilkan λmax 315,40 nm
dengan absorban 0,036 (Gambar 1).

Panjang gelombang

Gambar 1. Spektrum serapan Ranitidin Hidroklorida pembanding (konsentrasi 10 ppm)


dalam pelarut HCl 0,1 N

101
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

Panjang gelombang

Gambar 2. Spektrum serapan Ranitidin Hidroklorida pembanding (konsentrasi 10 ppm)


dalam pelarut NaOH 0,1 N

Panjang gelombang

Gambar 3. Spektrum serapan Ranitidin Hidroklorida pembanding (konsentrasi 10 ppm)


dalam pelarut dapar fosfat pH 7,2

102
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

Gambar 4. Spektrum serapan Ranitidin Hidroklorida pembanding (konsentrasi 10 ppm)


dalam pelarut aquadestilata

Pembuatan kurva kalibrasi larutan 0,602 dan 0,714 sehingga diperoleh


baku ranitidin hidroklorida dibuat dengan persamaan regresi linier yaitu y =
cara membuat seri larutan baku dengan 0,05684x – 0,07821 dengan nilai r =
konsentrasi 6, 8, 10, 12, 14 ppm dengan 0,99943 (Gambar 5). Sedangkan dari
menggunakan pelarut aquadestilata. pengukuran hubungan antara konsentrasi
Larutan tersebut diukur absorban dan luas dengan luas daerah di bawah kurva
daerah di bawah kurva pada λmax ranitidin diperoleh luas daerah 9,471, 14,356,
hidroklorida dalam pelarut aquadestilata. 18,325, 22,498 dan 26,823 dengan
Pada pengukuran hubungan antara persamaan regresi linier yaitu y = 2,1423x
konsentrasi dengan absorban diperoleh – 3,1284 dengan nilai r = 0,99947
nilai masing-masing 0,255, 0,384, 0,494, (Gambar 6).

0.800
y = 0,05684x - 0,07821
0.700 r = 0,99943

0.600
Absorban

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.000
4 6 8 10 12 14

Konsentrasi (ppm)

Gambar 5. Kurva kalibrasi ranitidin hidroklorida pembanding dalam pelarut aquadestilata


dengan metode absorbansi

103
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

30.000
y = 2,1423x - 3,1284
25.000 r = 0,99947

20.000
Luas Area
15.000

10.000

5.000

0.000
4 6 8 10 12 14

Konsentrasi (ppm)

Gambar 6. Kurva kalibrasi ranitidin hidroklorida pembanding dalam pelarut aquadestilata


dengan metode luas daerah di bawah kurva

Pada penetapan kadar sampel ranitidin dengan metode luas daerah di bawah kurva
hidroklorida tablet dengan nama dagang diperoleh kadar yaitu 103,30 % ± 0,001
Gasela® diperoleh kadar dengan metode (Tabel IV). Kadar ranitidin hidroklorida
absorbansi yaitu 96,98 % ± 0,002 (Tabel I) merek dagang dan generik yang diperoleh
dan dari metoda luas daerah dibawah secara spektrofotometri ultraviolet dengan
kurva diperoleh kadar yaitu 104,33 % ± metode absorbansi dan luas daerah di
0,009 (Tabel II). Penetapan kadar sampel bawah kurva memenuhi persyaratan
generik ranitidin Hidroklorida tablet Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014
diperoleh kadar dengan metoda absorbansi yaitu 90-110%.
96,57 % ± 0,001 (Tabel III), sedangkan

Tabel I. Penetapan kadar sampel Gasela dengan metode absorbansi

Kadar yang
No Abs % Kadar
diperoleh (ppm)

1 0,471 9,662 96,62 %


2 0,474 9,715 97,15 %
3 0,474 9,715 97,15 %
Rata-rata 96,98 %
SD 0,002

104
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

Tabel II. Penetapan kadar sampel Gasela dengan metode luas daerah di bawah kurva

Kadar yang
No AUC % Kadar
diperoleh (ppm)

1 19,002 10,330 103,30 %

2 19,331 10,484 104,84 %

3 19,331 10,484 104,84 %

Rata-rata 104,33 %

SD 0,009

Tabel III. Penetapan kadar sampel ranitidin hidroklorida generik dengan metode absorbansi

Kadar yang
No Abs % Kadar
diperoleh (ppm)

1 0,470 9,645 96,45%

2 0,471 9,662 96,62%

3 0,471 9,662 96,62%

Rata-rata 96,57 %

SD 0,001

105
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

Tabel IV. Penetapan kadar sampel ranitidin hidroklorida generik dengan metode luas daerah
di bawah kurva

Kadar yang
No AUC % Kadar
diperoleh (ppm)

18,983 10,321 103,21 %


1
19,002 10,330 103,30 %
2

3 19,019 10,338 103,38 %

Rata-rata 103,30 %
SD 0,001

Linearitas ditentukan dengan cara ranitidin hidroklorida antara konsentrasi


mengolah data antara konsentrasi (x) dengan luas daerah di bawah kurva
dengan absorban (y) dan konsentrasi (x) didapatkan hasil 0,391332 ppm dan
1,185855 ppm. Pada penelitian lainnya
dengan luas daerah di bawah kurva (y)
dengan menggunakan ranitidin
yang diperoleh dari kurva kalibrasi hidroklorida dengan pelarut aquadestilata
menggunakan persamaan regresi linier, hasil yang di peroleh untuk nilai batas
sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi. deteksi dan batas kuantifikasi ranitidin
Hasil kurva kalibrasi antara konsentrasi hidroklorida 4,1667 µg/mL dan 12,62
dengan absorban memberikan hasil yang µg/mL (Salve, et al., 2010).
linier dengan nilai r = 0,99943 dan hasil Akurasi diukur sebagai banyaknya
kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan analit yang diperoleh kembali, perolehan
luas daerah di bawah kurva memberikan kembali dilakukan dengan penambahan
hasil yang linier dengan nilai r = 0,99947. larutan baku ranitidin hidroklorida 80%,
Koefisien korelasi yang didapatkan dari 100% dan 120% ditambahkan pada sampel
kedua kurva kalibrasi ini menunjukkan ranitidin hidroklorida tablet dengan nama
hasil yang linier, karena memenuhi kriteria dagang Gasela®, sehingga diperoleh persen
penerimaan yaitu nilai koefisien korelasi perolehan kembali secara berturut-turut
0,999 ≤ r ≤ 1. Sedangkan pada penelitian antara konsentrasi dengan absorban yaitu
lainnya menggunakan tablet ranitidin 98,83 %, 100,03 %, 97,80 % dan persen
hidroklorida dengan pelarut metanol secara perolehan kembali rata-rata adalah 98,89
spektrofotometri ultraviolet didapatkan %. Larutan baku ranitidin hidroklorida
nilai koefesien korelasi (r) adalah 0,9989 80%, 100% dan 120% ditambahkan dalam
(Rahayu, et al., 2009). larutan sampel ranitidin hidroklorida tablet
Nilai batas deteksi dan batas dengan nama dagang Gasela®, sehingga
kuantifikasi dari ranitidin hidroklorida persen perolehan kembali yang diperoleh
antara konsentrasi dengan absorban antara konsentrasi dengan luas daerah di
diperoleh hasil 0,406967 ppm dan bawah kurva adalah 96,70 %, 93,68 %,
1,233232 ppm sedangkan hasil untuk nilai 93,98 % dan persen perolehan kembali
batas deteksi dan batas kuantitasi dari

106
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

rata-rata adalah 94,78 %. Untuk sampel RSD yaitu 0,21 %, 0,10 % dan 1,87 %.
generik nilai perolehan kembali dilakukan Konsentrasi 14 ppm diperoleh RSD yaitu
dengan penambahan larutan baku ranitidin 1,54 %, 0,09 % dan 0,69 %.
hidroklorida 80%, 100% dan 120% Penentuan presisi intraday ranitidin
ditambahkan pada sampel ranitidin hidroklorida generik, dilakukan pada
hidroklorida tablet generik, sehingga waktu pagi, siang dan sore hari dengan tiga
diperoleh persen perolehan kembali secara konsentrasi berbeda. Antara konsentrasi
berturut-turut antara konsentrasi dengan dengan absorban diperoleh RSD pada
absorban yaitu 98,77 %, 97,34 %, 98,83 % konsentrasi 10 ppm yaitu 0,79 %, 1,34
dan persen perolehan kembali rata-rata % dan 1,26 %. Konsentrasi 12 ppm
adalah 98,31 %. Larutan baku ranitidin diperoleh RSD yaitu 0,47 %, 0,08 % dan
hidroklorida 80%, 100% dan 120% 1,36 %. Konsentrasi 14 ppm diperoleh
ditambahkan dalam larutan sampel RSD yaitu 0,07 %; 0,44 % dan 0,15 %.
ranitidin hidroklorida tablet generik, Penentuan presisi intraday ranitidin
sehingga persen perolehan kembali yang hidroklorida generik dilakukan pada waktu
diperoleh antara konsentrasi dengan luas pagi, siang dan sore hari dengan tiga
daerah di bawah kurva adalah 94,47 %, konsentrasi berbeda. Antara konsentrasi
94,97 %, 96,73 % dan persen perolehan dengan luas daerah di bawah kurva
kembali rata-rata adalah 95,39 %. Pada diperoleh RSD pada konsentrasi 10 ppm
pengujian perolehan kembali oleh yaitu 1,97 %, 1,11 % dan 1,62 %.
penelitian lainnya menggunakan tablet Konsentrasi 12 ppm diperoleh RSD yaitu
ranitidin hidroklorida degan metode luas 0,53 %, 0,05 % dan 1,13 %. Konsentrasi
daerah di bawah kurva di dapatkan nilai 14 ppm diperoleh RSD yaitu 0,05 %,
perolehan kembali 100,34% (Salve, et al., 0,47 % dan 0,22 %.
2010). Penentuan presisi interday ranitidin
Penentuan presisi intraday ranitidin hidroklorida dengan nama dagang
hidroklorida dengan nama dagang Gasela® Gasela® dilakukan selama 3 hari berturut-
dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore turut pada tiga konsentrasi berbeda.
hari dengan tiga konsentrasi berbeda. Konsentrasi 10 ppm pada hari pertama,
Antara konsentrasi dengan absorban kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
diperoleh RSD pada konsentrasi 10 ppm turut antara konsentrasi dengan absorban
yaitu 1,68 %, 0,37 % dan 1,09 %. yaitu 1,00 %, 0,81 % dan 0,98 %.
Konsentrasi 12 ppm diperoleh RSD yaitu Konsentrasi 12 ppm pada hari pertama,
0,25 %, 0,14 % dan 1,00 %. Konsentrasi kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
14 ppm diperoleh RSD yaitu 1,28 %, turut yaitu 0,51 %, 1,03 % dan 0,28 %.
0,55 % dan 0,76 %. Konsentrasi 14 ppm pada hari pertama,
Penentuan presisi intraday ranitidin kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
hidroklorida dengan nama dagang Gasela® turut yaitu 0,51 %, 0,88 % dan 0,81 %.
dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore Penentuan presisi interday ranitidin
hari dengan tiga konsentrasi berbeda. hidroklorida dengan nama dagang
Antara konsentrasi dengan luas daerah di Gasela® dilakukan selama 3 hari berturut-
bawah kurva diperoleh RSD pada turut pada tiga konsentrasi berbeda.
konsentrasi 10 ppm yaitu 1,58 %, 0,39 % Konsentrasi 10 ppm pada hari pertama,
dan 1,04 %. Konsentrasi 12 ppm diperoleh kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-

107
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

turut antara konsentrasi dengan luas daerah metode Spektrofotometri Ultraviolet yaitu
di bawah kurva yaitu 0,21 %, 1,46 % dan aquadestilata. Dari analisis ranitidin
1,15 %. Konsentrasi 12 ppm pada hari hidroklorida tablet secara Spektrofotometri
Ultraviolet dengan metode absorbansi dan
pertama, kedua, dan ketiga diperoleh RSD
luas daerah di bawah kurva menunjukkan
berturut-turut yaitu 0,51 %, 0,43 % dan bahwa kedua metode tersebut adalah
0,45 %. Konsentrasi 14 ppm pada hari metode yang valid untuk analisis ranitidin
pertama kedua dan ketiga diperoleh RSD hidroklorida tablet.
berturut-turut yaitu 0,32 %, 0,91 % dan Dari analisis ranitidin hidroklorida
0,18 %. tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet
Penentuan presisi interday ranitidin diperoleh kadar gasela tablet dengan
metode absorbansi yaitu 96,98 % ± 0,002
hidroklorida generik dilakukan selama 3
dan metoda luas daerah dibawah kurva
hari berturut-turut pada tiga konsentrasi diperoleh kadar yaitu 104,33 % ± 0,009
berbeda. Konsentrasi 10 ppm pada hari sedangkan kadar ranitidin hidroklorida
pertama, kedua, dan ketiga diperoleh RSD tablet generik diperoleh hasil dengan
berturut-turut antara konsentrasi dengan metode absorbansi yaitu 96,57 % ± 0,001
absorban yaitu 0,79 %, 1,09 % dan 1,19 %. dan metoda luas daerah dibawah kurva
Konsentrasi 12 ppm pada hari pertama, diperoleh kadar yaitu 103,30 % ± 0,001
yang telah divalidasi dapat digunakan
kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
untuk penetapan kadar ranitidin
turut yaitu 0,72 %, 0,60 % dan 0,08 %. hidroklorida tablet. Kadar ranitidin
Konsentrasi 14 ppm pada hari pertama, hidroklorida merek dagang dan generik
kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut- yang diperoleh secara spektrofotometri
turut yaitu 0,38 %, 0,22 % dan 0,12 %. ultraviolet dengan metode absorbansi dan
Penentuan presisi interday ranitidin luas daerah di bawah kurva memenuhi
hidroklorida generik dilakukan selama 3 persyaratan Farmakope Indonesia edisi V
hari berturut-turut pada tiga konsentrasi tahun 2014 yaitu 90-110%.
berbeda. Konsentrasi 10 ppm pada hari Berdasarkan hasil analisa statistika data
pertama, kedua, dan ketiga diperoleh RSD penelitian dengan menggunakan metode
berturut-turut antara konsentrasi dengan uji t sampel berpasangan dengan
luas daerah di bawah kurva yaitu 1,12 %, menggunakan program SPSS didapatkan
1,54 % dan 0,98 %. Konsentrasi 12 ppm hasil pada penetapan kadar Gasela® tablet
pada hari pertama, kedua, dan ketiga korelasi antara metoda absorbansi dan luas
diperoleh RSD berturut-turut yaitu 0,61 %, daerah dibawah kurva adalah sangat erat
0,32 % dan 0,22 %. Konsentrasi 14 ppm dan berhubungan secara nyata dan dengan
pada hari pertama kedua dan ketiga t hitung berupa H0 ditolak atau kadar
diperoleh RSD berturut-turut yaitu 0,42 %, antara metoda absorbansi dan luas daerah
0,88 % dan 0,05 %. Hasil yang diperoleh dibawah kurva relatif berbeda. Pada
dari pengujian presisi intraday dan penetapan kadar ranitidin HCl generik
interday dari ranitidin hidroklorida merek tablet korelasi antara metoda absorbansi
dagang Gasela dan ranitidin hidroklorida dan luas daerah dibawah kurva adalah
generik telah memberikan nilai yang baik tidak berhubungan secara nyata dan
dimana nilai RSD yang diperoleh antara 1- dengan t hitung berupa H0 ditolak atau
2 % (Gandjar & Rohman, 2013). kadar antara metoda absorbansi dan luas
daerah dibawah kurva relatif berbeda.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini didapatkan pelarut
terbaik yang digunakan untuk analisis
ranitidin hidroklorida tablet dengan

108
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 2, 2016

DAFTAR PUSTAKA High Performance Liquid


Gandjar, I.G., & Rohman, A. (2013). Chromatography. International
Kimia Farmasi Analisis. (Cetakan Journal of Pharmacy and
XI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pharmaceutical Science. 3(2): 219-
223.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2014). Farmakope Salve, P., Gharge, D., Kirtawade, R.,
Indonesia edisi V: Buku 1 dan II. Dhabale, P., & Burade, K. (2010).
Jakarta: Kementerian Kesehatan Simple Validated Spectroscopic
Republik Indonesia. Method for Estimation of
Ranitidine from Tablet
Kushal, P., Piyush, A., Ashok, D., Deepak, Formulation. International Journal
S., Rahul, G., Lalit, K.P., Mukesh, of PharmTech Research.
M., & Bhaves, J. (2013). 2(3),2071-2074.
Formulation and Evaluation of Oral
Floatable in-situ Gel of Ranitidine Sarfaraz, S., & Reddy, R.V. (2014).
Hydrochloride. Journal of Drug Method Development, Validation
Delivery & Therapeutics. 3(3), 90- and Dissolution Studies of
97. Ranitidine in its Pharmaceutical
Dosage Under Different Conditions
Pankaj, K., Shrivastava, B.S., & Anju, G. by Spectrophotometry. Journal of
(2014). Absorbances Ratio Method Chemical and Pharmaceutical
(Isoabsorptive Point) for Research. 6(3):1228-1232.
Determination of Drotaverine
Hydrochloride and Ranitidine Tjay, T.H., & Rahardja, K. (2002). Obat-
Hydrochloride from obat Penting: Khasiat,
Pharmaceutical Dosage Form. Penggunaan,dan Efek-Efek
Asian J. Pharm.Ana. 4(3):113-115 Sampingnya. (Edisi V). Jakarta:
Penerbit PT. Elex
Rahayu, S.W., Utami, I.P., & Fajar, I.S. MediaKomputindo.
(2009). Penetapan Kadar Tablet
Ranitidin menggunakan Metode Utami, I.P., Utaminingrum, W., &
Spektrofotometri Ultraviolet- Masyitoh, A.N. (2009). Optimasi
visibel dengan pelarut metanol. Metode Penetapan Ranitidin Dalam
Pharmacy. 6(3):104-114. Plasma Manusia Secara In Vitro
Dengan Metode Spektrofotometri
Rao, R.K., Prakash, K., & Prasad, C.V.N. Ultravioletvisibel. Pharmacy. 6(3):
(011). Bioanalytical Method 94-103.
Development and Validation of
Ranitidine From Plasma Using

109

You might also like