Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini yaitu: (1) Guru-Guru SMAN Dempet dan SMKN 2 Demak memahami
pengetahuan mengenai kompetensi kepribadian guru berwawasan nasionalisme; (2)
diperoleh odel atau program-program dalam mengembangkan konsep kepribadian
guru berwawasan nasionalisme berdasarkan rekomendasi hasil urun rembug
informasi antara pemateri dan guru-guru SMAN Dempet dan SMKN 2 Demak; dan
(3) pendampingan pelaksanaan model pengembangan kepribadian guru
95
96
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang bangsa/suku asal mereka (Ritter, 1986:
mantap, stabil, dewasa, arif, dan 295). Awalnya nasionalisme erat
berwibawa, mencakup: (a) kaitannya dengan rasa cinta sekelompok
menampilkan diri sebagai pribadi yang orang pada bangsa, bahasa dan daerah
mantap dan stabil; dan (b) asal usul semula. Rasa cinta itu kemudian
menampilkan diri sebagai pribadi yang menjelma dengan apa yang disebut
dewasa, arif, dan berwibawa. patriotisme. Jadi pada mulanya
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung nasionalisme dan patriotisme itu sama
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi maknanya. Akan tetapi sejak pecahnya
guru, dan rasa percaya diri, mencakup: revolusi Perancis tahun 1789, pengertian
(a) menunjukkan etos kerja dan nasionalisme mengalami perluasan makna
tanggung jawab yang tinggi; (b) dengan latar belakang yang bermacam-
bangga menjadi guru dan percaya pada macam. Nasionalisme tidak lagi menjadi
diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri hasil pemikiran Eropa melainkan
secara profesional. semacam identitas perjuangan di negara-
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi negara Asia-Afrika yang dijajah bangsa
guru, mencakup: (a) memahami kode Barat. Keragaman makna itu dapat dilihat
etik profesi guru; (b) menerapkan kode dari sejumlah pendapat berikut. Smith
etik profesi guru; dan (c) berperilaku (1979: 1) memaknai nasionalisme sebagai
sesuai dengan kode etik guru. gerakan ideologis untuk meraih dan
memelihara otonomi, kohesi dan
Berdasarkan beberapa penjelasan individualitas bagi satu kelompok sosial
tentang indikator di atas, maka dapat tertentu yang diakui oleh beberapa
dikatakan bahwa kompetensi kepribadian anggotanya untuk membentuk atau
guru bermuara bagaimana sisi internal menentukan satu bangsa yang
pribadi guru harus dibentuk sedemikian sesungguhnya atau yang berupa potensi
rupa sehingga mampu melaksanakan saja. Snyder (1964: 23) sementara itu
tujuan dari pendidikan nasional. memaknai nasionalisme sebagai satu
Kompetensi kepribadian memiliki peran emosi yang kuat yang telah mendominasi
penting bagi seorang guru, tidak hanya pikiran dan tindakan politik kebanyakan
bagi dirinya secara pribadi tetapi juga rakyat sejak revolusi Perancis. Ia tidak
bagi sekolah. Pengaruh kepribadian guru bersifat alamiah, melainkan merupakan
ini menjadi vital karena diantara satu gejala sejarah, yang timbul sebagai
kompetensi pedagogik professional dan tanggapan terhadap kondisi politik,
sosial, kompetensi ini berperan besar ekonomi dan sosial tertentu. Sementara
dalam meningkatkan antusias peserta itu Carlton Hayes, seperti dikutip Snyder
didik dalam pembelajaran di sekolah. (1964: 24) membedakan empat arti
nasionalisme:
Nasionalisme a) Sebagai proses sejarah aktual, yaitu
proses sejarah pembentukan
Istilah nasionalisme pertama kali nasionalitas sebagai unit-unit politik,
digunakan menurut Abbe Barruel di pembentukan suku dan imperium
Jerman pada abad ke-15, yang kelembagaan negara nasional modern.
diperuntukan bagi para mahasiswa yang b) Sebagai suatu teori, prinsip atau
datang dari daerah yang sama atau implikasi ideal dalam proses sejarah
berbahasa sama, sehingga mereka itu (di aktual.
kampus yang baru dan daerah baru) tetap c) Nasionalisme menaruh kepedulian
menunjukkan cinta mereka terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Baskara Wardaya. (2002).”Nasionalisme
Universal: M Nasionalis”nya,
dalam Romo Jurnal Iman, Mangun”
Ilmu, Budaya. vol. 3.Sept. 2002.
Jakarta: Yayasan Bhumiksara
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus.
(2011). Pengembangan
Profesionalitas Guru. Jakarta:
Gaung Persada PressKohn, H.
(1969). The Idea of Nationalism,
Toronto: Cillier Books.
Maftuh, B. (2008). Internalisasi Nilai-
Nilai Pancasila dan Nasionalisme
Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, dalam Jurnal