(Capsicum Annuum L.) DENGAN PERBEDAAN: Nicko Agustianto 05011381419112

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 57

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH


(Capsicum annuum L.) DENGAN PERBEDAAN
PERLAKUAN JARAK TANAM DI LAHAN PRAKTIK
KLINIK AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

CULTIVATION OF RED CHILI (Capsicum annuum L.)


WITH DIFFERENCE PLANT SPACING TREATMENT
IN AGRIBUSINESS CLINICAL PRACTICE LAND
FACULTY OF AGRICULTURE
SRIWIJAYA UNIVERSITY INDRALAYA

NICKO AGUSTIANTO
05011381419112

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
SUMMARY

NICKO AGUSTIANTO. The Cultivation Of Red Chilli (Capsicum annuum L.)


With Difference Plant Spacing Treatment In Clinic Practice Land Of Agribusiness
Faculty Of Agriculture Sriwijaya University Indralaya (Supervised by Dr. Ir. Laila
Husin, M.Sc.) .
The aims of this field practicum are (1) To learn and practice the process
of the cultivation red chilli (Capsicum annuum L.) , (2) To get experience, skilss,
and knowledge directly of the cultivation red chilli (Capsicum annuum L.) , (3) To
knowing and apply the activities science agriculture of the cultivation red chilli
(Capsicum annuum L.).
The field practicum was held in Clinic Practice Land Of Agribusiness
Faculty Of Agriculture Sriwijaya University Indralaya. The timing of the study is
planned in February 2017 until May 2017.
Implementation of this field practice uses the method of direct observation
by performing the active participation of the cultivation of red chilli. The reason of
choosing this field practice is because the farming period of red chilliis short. It also
has good market prospect because it has many functions and contains many
substances for health.
The red chilli farming was started from soil processing, making ditchs, main
fertilizing, seeds planning, and sleecting, planting, staking, and marking, caring,
and treatment steps, harvesting, and post-harvest handling.
The maintenance of red chilliconsist of weeds cleared a way wich must be
done at the time when weeds are grow up around red chilli wich purpose to avoid
competition both of them in looking for hara substances, oxygen, water and sunlight
wich is needed by growth of red chilli.
RINGKASAN

NICKO AGUSTIANTO. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)


Dengan Perbedaan Jarak Tanam Di Lahan Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya Indralaya. (Dibimbing oleh Dr. Ir. Laila Husin, M.Sc.) .
Praktik lapangan ini bertujuan (1) Mempelajari dan mempraktikan proses
budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) , (2) Dapat memperoleh
pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sekaligus secara langsung dilapangan
mengenai budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) , (3) Untuk
mengetahui dan mengaplikasikan ilmu pertanian dalam kegiatan pembudidayaan
tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.)
Praktik budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dilaksanakan
di Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Indralaya. Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Februari 2017
sampai bulan Mei 2017.
Pelaksanaan praktik lapangan ini menggunakan metode observasi langsung
yaitu dengan melakukan partisipasi aktif terhadap budidaya tanaman cabai merah.
Adapun alasan untuk memilih judul praktik lapangan tersebut karena
pembudidayaan tanaman cabai merah yang tidak membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu, penulis juga melihat prospek pengembangan budidaya cabai merah yang
semakin cerah kedepannya, karena cabai merah mengandung berbagai kegunaan
dan khasiat alami bagi tubuh.
Budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) ini dimulai dari
kegiatan pembersihan lahan, pengolahan lahan, dan pembuatan bedengan,
pemupukan dasar, persiapan, dan pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan,
panen, dan pasca panen.
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH


(Capsicum annuum L.) DENGAN PERBEDAAN
PERLAKUAN JARAK TANAM DI LAHAN PRAKTIK
KLINIK AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

CULTIVATION OF RED CHILI (Capsicum annuum L.)


WITH DIFFERENCE PLANT SPACING TREATMENT
IN AGRIBUSINESS CLINICAL PRACTICE LAND
FACULTY OF AGRICULTURE
SRIWIJAYA UNIVERSITY INDRALAYA

Telah Diterima Sebagai Syarat Untuk


Melaksanakan Praktik Lapangan

NICKO AGUSTIANTO
05011381419112

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DENGAN


PERBEDAAN PERLAKUAN JARAK TANAM DI LAHAN PRAKTIK
KLINIK AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN,
UNIVERSITAS SRIWIJAYA, INDRALAYA

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

Telah diterima sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

Oleh :

NICKO AGUSTIANTO
05011381419112

Palembang, Juli 2017


Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya

Pembimbing, Ketua Program Studi,

Dr. Ir. Laila Husin, M.Sc. Dr. Ir. Maryadi, M.Si.


NIP. 195904231983122001 NIP. 196501021992031001
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nicko Agustianto


NIM : 05011381419112
Judul : Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) dengan
Perbedaan Perlakuan Jarak Tanam di Lahan Praktik Klinik Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya

Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat di dalam


laporan praktik lapangan ini merupakan hasil tulisan saya sendiri di bawah
supervisi pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila
di kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam laporan praktik lapangan
ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapat paksaan dari pihak manapun.

Palembang, Juli 2017

[Nicko Agustianto]
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nicko Agustianto, dilahirkan pada tanggal 4 Desember


1995 di Riau, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Orang tua bernama
Nirwantho Sukarman dan Agustina Pertiwi
Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 2008 di SD YKPP Lirik,
pendidikan sekolah menengah pertama pada tahun 2011 di SMPN 1 Riau, dan
pendidikan sekolah menengah atas tahun 2014 di SMAN 4 Palembang. Sejak Juli
2014 penulis tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya.
Penulis juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi
Pertanian (HIMASEPERTA) sebagai anggota Departemen KOMINFO periode
2015/2016 dan 2016/2017.
Penulis bertempat tinggal di Jl. Mojopahit No. 708, RT.003, RW. 10,
Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Sebrang Ulu 1 Palembang, Sumatera Selatan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan ini dengan
judul “Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) dengan
Perbedaan Perlakuan Jarak Tanam di Lahan Praktik Klinik Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya”. Laporan Praktik
Lapangan ini ditujukan sebagai syarat untuk melaksanakan kegiatan Praktik
Lapangan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Dr. Ir. Laila Husin, M.Sc. , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan Laporan Praktik Lapangan ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-teman, dan semua pihak
yang telah membantu selama penulisan Laporan Praktik Lapangan ini.
Dalam penulisan Laporan Praktik Lapangan ini, penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga Laporan Praktik
Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, Februari 2017

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
BAB1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................. 3
1.3. Kegunaan............................................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1. Tinjauan Umum dan Botani Tanaman Cabai Merah .......................... 4
2.2. Manfaat Dan Kandungan Cabai Merah............................................... 7
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Merah .............................................. 9
2.4. Budidaya Cabai Merah dengan Perlakuan Jarak Tanam..................... 9
2.5. Usahatani Cabai Merah ........................................................................ 10
2.5.1. Produksi...................................................................................... 10
2.5.2. Produktifitas ............................................................................... 11
2.5.3. Pemasaran .................................................................................. 11
2.5.4. Penerimaan ................................................................................. 12
2.5.5. Pendapatan ................................................................................. 13
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN ................................ 14
3.1. Tempat dan Waktu .............................................................................. 15
3.2. Bahan dan Alat Praktik Lapangan....................................................... 15
3.2.1. Bahan......................................................................................... 15
3.2.2. Alat ............................................................................................ 16
3.3. Metode Praktik Lapangan ................................................................... 15
BAB 4. GAMBARAN UMUM LOKASI
4.1. Letak dan Batas Wilayah Administrasi ................................................ 19
4.2. Geografi dan Topografi ........................................................................ 19
4.3. Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya Indralaya .............................................................................. 20

vii
Universitas Sriwijaya
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) ................................... 21
5.2. Pertumbuhan Cabai Merah ................................................................... 24
5.3. Pengaruh Jarak Tanam dalam Budidaya Cabai Merah ........................ 25
5.4. Usahatani Cabai Merah ........................................................................ 26
5.5. Pemasaran Cabai Merah ....................................................................... 28
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 30
6.2. Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 31
LAMPIRAN ................................................................................................ 32

viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Zat Nutrisi Pada Tanaman Cabai Merah ............... 8
Tabel 2.2. Kandungan Mineral dan Vitamin Pada Tanaman Cabai ........... 8
Tabel 2.3. Biaya Tetap Yang Digunakan Dalam Praktek Lapangan ......... 10
Tabel 2.4. Biaya Variabel yang Digunakan Dalam Praktek Lapangan...... 11
Tabel 2.5. Jumlah Biaya dan Penerimaan Praktek Lapangan ..................... 13
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Praktek Lapangan ........................................... 14
Tabel 5.1. Biaya Tetap yang Digunakan dalam Praktek Lapangan ............ 26
Tabel 5.2. Biaya Variabel yang Digunakan dalam Praktek Lapangan ....... 26

viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Benih Cabai Merah................................................................. 15


Gambar 3.2. Pupuk ...................................................................................... 15
Gambar 3.3. Cangkul .................................................................................. 16
Gambar 3.4. Meteran................................................................................... 16
Gambar 3.5. Baskom ................................................................................... 16
Gambar 3.6. Tali Rafia ................................................................................ 17
Gambar 3.8. Gunting ................................................................................... 17
Gambar 3.9. Spray Air ................................................................................ 17
Gambar 3.10. Cutter .................................................................................... 17
Gambar 3.11.Sekop Kecil ........................................................................... 18
Gambar 4.1. Klinik Agribisnis .................................................................... 20
Gambar 5.1. Lahan Praktek ......................................................................... 21
Gambar 5.2. Proses Pemasangan Plastik Mulsa.......................................... 22
Gambar 5.3. Pembukaan Lubang Untuk Benih Cabai Merah ..................... 22

viii
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional, dalam
penyerapan tenaga kerja, dan pemasukan devisa non migas. Tanaman cabai merah
(Capsicum annum L.) telah dibudidayakan oleh petani secara luas ditanah air ini,
khususnya di pulau Jawa. Karena tanaman cabai merupakan bahan kebutuhan yang
harus ada.

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas


tanaman sayuran yang sangat prospektif dan handal, karena tanaman cabai
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain itu cabai mempunyai kegunaan sangat
beragam, yaitu digunakan sebagai bumbu dapur, bahan baku industri makanan,
obat-obatan, zat pewarna, bahan campuran minuman. Disamping itu cabai
mengandung gizi yang sangat tinggi, terutama vitamin A dan vitamin C. Nilai gizi
vitamin A pada cabai merah segar sebanyak (470 SI), pada cabai merah keriting
(576 SI), sedangkan nilai gizi vitamin C pada cabai merah segar sebanyak (18 mg)
dan pada cabai merah keriting sebanyak (50 mg). Selain kaya vitamin A dan vitamin
C, cabai juga mengandung atsiri yang sangat bermanfaat sebagai bahan baku obat-
obatan yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti sesak napas, pegal-
pegal, rematik dan gatal-gatal. Zat capsaicin (C18H27NO3) yang terdapat dalam
buah cabai dapat merangsang burung untuk mengoceh dan lebih menarik. Dengan
demikian, buah cabai juga dimanfaatkan sebagai campuran bahan makanan ternak
dan juga dimanfaatkan industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi
lada dan untuk memancing selera (Cahyono, 2003)

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk salah satu jenis sayuran
tanaman sayuran yang mempunyai arti penting bagi perkembangan ekonomi rumah
tangga maupun negara. Beberapa tahun ini cabai menempati urutan paling atas
diantara 18 jenis sayuran komersil yang dibudidayakan di Indonesia.

1
Universitas Sriwijaya
2

Pembudidayaan komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung


upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan
kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas.
Meskipun harga pasar cabai sering naik turun cukup tajam, tetapi minat petani
untuk membudidayakan cabai tidak pernah surut (Rukmana, 1994).

Banyaknya manfaat yang terkandung dalam cabai merah membuat


budidaya cabai merah diminati. Dalam budidaya cabai merah petani sangat
mengharapkan hasil produksi cabai merah yang optimal. Salah satu faktor yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai merah adalah dengan
pengaturan jarak tanam.
Pengaturan jarak tanam untuk tanaman sangat diperlukan agar setiap
individu tanaman dapat memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya
dengan optimal, sehingga didapatkan tanaman yang tumbuh dengan subur dan
seragam yang akhirnya produksi dapat dicapai secara optimal. Penggunaan jarak
tanam pada tanaman cabai merah dipandang perlu, karena untuk mendapatkan
pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi unsur hara yang merata, efektivitas
penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada perkembangan
hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan
pada saat penanaman (Setiadi, 2006)
Menurut (Rahman, 2010), Penggunaan jarak tanam jagung sebaiknya
50×20cm dan 50×40cm dengan dua benih per lubang. Sedangkan Menurut (Rukmana,
2002.), Jarak tanam untuk menghasilkan populasi cabai merah yang optimal adalah
75×40cm dengan dua tanaman/lubang atau 75×20cm dengan satu tanaman/lubang.
Budidaya cabai merah mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan
di masa yang akan datang karena mempunyai banyak manfaat dan keuntungan yang
cukup besar untuk dijual. Budidaya cabai merah dengan menggunakan perlakuan
jarak tanam bisa mengoptimalkan hasil produksinya, sehingga penulis tertarik
untuk melihat perbandingan antara dua jarak tanam yang berbeda yaitu 75×40cm
dan 50×20cm dengan dua tanaman/lubang, dan membandingkan dari kedua jarak
tanam tersebut yang salah satunya bisa mendapatkan hasil produksi cabai merah
yang optimal.

Universitas Sriwijaya
3

Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Budidaya Tanaman Cabai merah (Capsicum annuum
L.) dengan Perbedaan Perlakuan Jarak Tanam di Lahan Praktik Klinik
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya”

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktik lapangan ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh dari perbedaan perlakuan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah .
2. Untuk memperoleh pengalaman, keterampilan dan pengetahuan secara
langsung dilapangan mengenai cara budidaya cabai merah mengunakan
perbedaan perlakuan jarak tanam.

1.3. Kegunaan
Melalui kegiatan praktik lapangan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang budidaya tanaman cabai merah (Capsicum
annuum L.) dengan perbedaan perlakuan jarak tanam serta diharapkan berguna
sebagai tambahan pustaka.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum dan Botani Tanaman Cabai merah


Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja
sebagai petani, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional, dalam penyerapan
tenaga kerja, dan pemasukan devisa non migas. Tanaman cabai merah (Capsicum
annum L.) telah dibudidayakan oleh petani secara luas ditanah air ini, khususnya di
pulau Jawa. Karena tanaman cabai merupakan bahan kebutuhan yang harus ada.

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman
sayuran yang sangat prospektif dan handal, karena tanaman cabai mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Selain itu cabai mempunyai kegunaan sangat beragam, yaitu
digunakan sebagai bumbu dapur, bahan baku industri makanan, obat-obatan, zat
pewarna, bahan campuran minuman. Disamping itu cabai mengandung gizi yang
sangat tinggi, terutama vitamin A dan vitamin C. Nilai gizi vitamin A pada cabai
merah segar sebanyak (470 SI), pada cabai merah keriting (576 SI), sedangkan nilai
gizi vitamin C pada cabai merah segar sebanyak (18 mg) dan pada cabai merah
keriting sebanyak (50 mg). Selain kaya vitamin A dan vitamin C, cabai juga
mengandung atsiri yang sangat bermanfaat sebagai bahan baku obat-obatan yang
dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti sesak napas, pegal-pegal, rematik
dan gatal-gatal. Zat capsaicin (C18H27NO3) yang terdapat dalam buah cabai dapat
merangsang burung untuk mengoceh dan lebih menarik. Dengan demikian, buah
cabai juga dimanfaatkan sebagai campuran bahan makanan ternak dan juga
dimanfaatkan industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada dan
untuk memancing selera (Soedarya, 2009).

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk salah satu jenis sayuran tanaman
sayuran yang mempunyai arti penting bagi perkembangan ekonomi rumah tangga
maupun negara. Beberapa tahun ini cabai menempati urutan paling atas diantara 18
jenis sayuran komersil yang dibudidayakan di Indonesia. Pembudidayaan

4
Universitas Sriwijaya
5

komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya


peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan
kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas. Meskipun harga
pasar cabai sering naik turun cukup tajam, tetapi minat petani untuk
membudidayakan cabai tidak pernah surut (Rukmana, 2002).

2.1.1. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Cabai merah


2.1.1.1. Taksonomi Tanaman Cabai merah
Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang tumbuhnya tegak dengan
batang berkayu dan bercabang serta tergolong tumbuhan yang menghasilkan biji
(spermatophyta) dalam dunia tumbuhan Plantanum. Menurut Rahman (2010),
tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Famili : Solanaceae (Suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L

2.1.1.2 Morfologi Tanaman Cabai merah


Adapun karakteristik morfologi dari tanaman cabai merah yang sama
dengan tanaman jagung biasa adalah sebagai berikut :
a. Akar
Berdasarkan pertumbuhan akarnya, cabai keriting mempunyai akar
tunggang yang kuat dan membentuk percabangan ke samping yang disebut akar
serabut. Akar serabut dapat menembus tanah sampai kedalaman 50 cm dan
perkembangan ke samping selebar 45 cm (Setiadi, 2006). Hal ini tidak berbeda jauh
dengan pendapat Prajnanta (2007) dalam Arifin (2010), yang menyatakan bahwa

Universitas Sriwijaya
6

perakaran tanaman cabai rawit tergolong akar tunggang yang terdiri atas akar utama
(primer) dan akar lateral (sekunder). Akar lateral mengeluarkan serabut‐serabut
akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35‐50cm dan akar lateral menyebar
dengan panjang sekitar 35 ‐ 45 cm.
b. Batang
Pertumbuhan batang utama cabai keriting yaitu tegak lurus dan kokoh
mencapai tinggi sekitar 30 ‐ 37,5 cm dengan diameter batang antara 1,5 ‐ 3 cm.
Batang utama tanaman cabai keriting berkayu dan berwarna coklat kehijauan serta
pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi mulai umur 30 hari setelah
tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada
umur 10 hari setelah tanam, namun tunas‐tunas ini sebaiknya dihilangkan sampai
batang utama menghasilkan bunga pertama tepat diantara cabang primer. Cabang
primer ini yang terus dipelihara dan tidak dihilangkan sehingga bentuk
percabangan dari batang utama ke cabang primer berbentuk huruf Y dan cabang
primer akan menghasilkan cabang sekunder (Prajnanta, 2007 dalam Arifin, 2010).
Pertambahan panjang cabang menurut Prajnanta (2007) dalam Arifin
(2010) diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup ketiak daun secara terus‐menerus
dan pertumbuhan ini disebut pertumbuhansimpodial. Dari cabang sekunder akan
membentuk percabangan tersier dan seterusnya. Pada akhirnya terdapat kira‐kira
7 ‐ 15 cabang per tanaman (tergantung varietas). Jika tanaman masih sehat maka
pembungaan pertama dapat dilanjutkan ke tahap pembungaan kedua, sehingga
jumlah cabang mencapai 21 – 23.
c. Daun
Daun cabai keriting berwarna hijau muda sampai hijau gelap (tergantung
varietasnya) dengan panjang 4 – 10 cm dan lebar 1,5 – 4 cm . Daun ditopang oleh
tangkai daun dan tulang daun berbentuk menyirip. Secara keseluruhan bentuk daun
cabai adalah lonjong dengan ujung daun yang meruncing (Hadiyanto, 2005).
d. Bunga
Posisi bunga cabai keriting biasanya menggantung dengan warna mahkota
bunga putih dan memiliki 5 – 6 kelopak bunga dengan panjang bunga 1 – 1,5 cm,
lebar 0,5 cm dan panjang tangkainya 1 - 2 cm. Tangkai putik berwarna putih,
panjangnya sekitar 0,5 cm. Warna kepala putik kuning kehijauan, tangkai sari

Universitas Sriwijaya
7

berwarna putih, tetapi yang dekat dengan warna kepala sari ada bercak kecoklatan.
Panjang tangkai sari 0,5cm dengan warna kepala sari berwarna biru atau ungu
(Hadiyanto, 2005).
e. Buah
Posisi bunga cabai keriting biasanya menggantung dengan warna mahkota
bunga putih dan memiliki 5 – 6 kelopak bunga dengan panjang bunga 1 – 1,5 cm,
lebar 0,5 cm dan panjang tangkainya 1 – 2 cm. Tangkai putik berwarna putih,
panjangnya sekitar 0,5 cm. Warna kepala putik kuning kehijauan, tangkai sari
berwarna putih, tetapi yang dekat dengan warna kepala sari ada bercak kecoklatan.
Panjang tangkai sari 0,5 cm dengan warna kepala sari berwarna biru atau ungu
(Hadiyanto, 2005).

2.3. Manfaat Dan Kandungan Cabai merah


Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.
Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker.
Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang
tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat
capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu
kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan
harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri
lambung. (Hadiyanto, 2005).

Universitas Sriwijaya
8

Tabel 2.1. Kandungan zat nutrisi pada tanaman cabai merah dalam per 100 gram
cabai merah adalah :
No Kandungan Cabai merah Berat

1 Air 8.05 g
2 Kalori 33 kal
3 Protein 12.1 g
4 Lemak 0.1 g
5 Karbohidrat 5.6 g

Sumber: (Hadiyanto, 2005).

Tabel 2.2. Kandungan mineral dan vitamin pada tanaman cabai merah:
No Mineral Berat

1 Kalsium (Ca) 148.8 mg


2 Phospor (P) 293 mg
3 Zat Besi (Fe) 7.80 mg
4 Vitamin A 41.61 SI
5 Vitamin E 29.83 mg
6 Vitamin C 76.40 mg

Sumber: (Hadiyanto, 2005).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai merah


Tanaman cabai keriting sangat cocok ditanam pada ketinggian 0 – 500 m
dpl dengan suhu antara 190 – 300 C dan curah hujan 1.000 – 3.000 m m/tahun.
Tanaman cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur
hara serta dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol dengan pH tanah
antara 6 - 7. Untuk menghindari genangan air pada lahan, Untuk penanaman cabai
keriting lebih baik pada lahan yang agak miring dengan tingkat kemiringan tidak
lebih dari 250. Lahan yang terlalu miring dapat menyebabkan erosi dan hilangnya
pupuk, karena tercuci oleh air hujan (Rahman, 2010).

Universitas Sriwijaya
9

2.4. Budidaya Cabai merah dengan Perlakuan Jarak Tanam


Cabai merah merupakan buah yang disukai oleh berbagai lapisan
masyarakat. Cabai merah mempunyai banyak manfaat baik digunakan sebagai
bahan makanan, obat, sebagai pensuplai gizi untuk tubuh manusia.. Dalam
budidaya cabai merah petani sangat mengharapkan hasil produksi cabai merah yang
optimal. Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai
merah adalah dengan perlakuan jarak tanam. Perlakuan jarak tanam dalam budidaya
cabai merah, dipandang sebagai salah satu yang mempengaruhi produksi cabai
merah karena dengan menggunakan perlakuan jarak tanam bisa mengoptimalkan
hasil produksi dari cabai merah tersebut.
Berbagai pola pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna mendapatkan
hasil produksi yang optimal. Penggunaan jarak tanam pada tanaman cabai merah
dipandang perlu, karena untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam,
distribusi unsur hara yang merata, efektivitas penggunaan lahan, memudahkan
pemeliharaan, menekan pada perkembangan hama dan penyakit juga untuk
mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan pada saat penanaman.
Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun sesama tanaman saling
menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan tinggi memanjang karena bersaing
dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat proses fotosentesis dan
produksi tanaman tidak optimal (Rahman, 2010).
Menurut (Rahman, 2010). Penggunaan jarak tanam jagung sebaiknya
50×20cm dan 50×40cm dengan dua benih per lubang. Sedangkan Menurut
(Rukmana, 2002.), Jarak tanam untuk menghasilkan populasi cabai merah yang
optimal adalah 75×40cm dengan dua tanaman/lubang atau 75×20cm dengan satu
tanaman/lubang.
Budidaya cabai merah mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan
di masa yang akan datang karena mempunyai banyak manfaat dan keuntungan yang
cukup besar untuk dijual. Budidaya cabai merah dengan menggunakan perlakuan
jarak tanam bisa mengoptimalkan hasil produksinya, sehingga penulis tertarik
untuk melihat perbandingan antara dua jarak tanam yang berbeda yaitu 75×40cm
dan 50×20cm dengan dua tanaman/lubang, dan membandingkan dari kedua jarak
tanam tersebut yang salah satunya bisa mendapatkan hasil produksi cabai merah

Universitas Sriwijaya
10

yang optimal. Adapun sketsa lahan dalam budidaya cabai merah yang
menggunakan dua perlakuan jarak tanam.

2.5. Usahatani Cabai Merah

Usahatani (farm) adalah organisasi dari alam (lahan), tenaga kerja dan modal
yang ditujukan pada produksi pertanian di lapangan (Bahua, 2016). Menurut
Mosher (Bahua, 2016) mendefinisikan usahatani adalah himpunan sumber-sumber
alam yang terdapat di permukaan bumi tempat pertanian diselenggarakan oleh
petani. Dalam usahatani terdapat beberapa hal yang sering dibahas seperti produksi,
biaya produksi, produktivitas, pemasaran, penerimaan, dan pendapatan dari suatu
usahatani yang akan dijelaskan sebagai berikut

2.5.1. Produksi

Produksi adalah banyaknya produk usaha tani yang diperoleh dalam rentang
waktu tertentu. Satuan yang banyak digunakan adalah ton per tahun atau kg per
tahun, tergantung dari potensi hasil setiap jenis komoditi (Wikipedia, 2014). Dalam
suatu produksi memerlukan biaya, biaya dalam suatu produksi disebut biaya
produksi. Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi
(Mubyarto, 1989). Biaya produksi terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah semua jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi. Yang termasuk dalam kelompok biaya tetap, misalnya
sewa tanah yang berupa uang atau pajak, yang penentuannya berdasarkan luas
lahan. Jumlah biaya tetap adalah konstan. Selain biaya tersebut, hampir semua
biaya termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap karena besar – kecilnya
berhubungan langsung dengan besar – kecilnya produksi. Yang termasuk dalam
kelompok biaya variabel, misalnya biaya – biaya untuk bibit, persiapan, serta
pengolahan lahan dan lain – lain. Jumlah biaya variabel sama dengan jumlah faktor
produksi variabel dikalikan dengan biaya faktor produksi. Pajak pun kadang dapat
dikelompokkan dalam biaya variabel ketika besar – kecilnya ditentukan

Universitas Sriwijaya
11

berdasarkan persentase hasil produksi netto (Hanafie, 2010). Biaya produksi


mempunyai rumus :
TC = TFC + TVC
Keterangan : TC adalah biaya produksi (Total Cost) (Rupiah)
TFC adalah biaya tetap (Total Fixed Cost) (Rupiah)
TVC adalah biaya variabel (Total Variable Cost) (Rupiah)

2.5.2. Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan berapa banyak input yang


dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output. Produktivitas dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐫 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦
Produktivitas = 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐩𝐚𝐧𝐞𝐧 𝟏 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦

2.5.3. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan , menawarkan, dan secara bebas mepertukarkan produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003). Di dalam pemasaran terdapat sebuah
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah serangkaian variabel yang dapat
dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Keempat unsur atau variabel bauran
pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p's, adalah 1.Produk
(Product); 2.Harga (Price); 3.Tempat (Place); 4.Promosi (Promotion),
(Rachmawati, 2011) yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Produk (Product)
Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Sumarni dan Soeprihanto, 2010).
Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa
ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).

Universitas Sriwijaya
12

2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya (Sumarni dan Soeprihanto, 2010). Setelah
produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan
menentukan harga dari produk tersebut.
3. Tempat (Place)
Tempat dalam bauran pemasaran biasa disebut dengan saluran
distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen.
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau
industri pemakai (Sumarni dan Soeprihanto, 2010).
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
(Tjipton, 2008).

2.5.4. Penerimaan

Menurut (Hariyanto dan Seno, 2012), Penerimaan dalam usahatani


merupakan perkalian produksi yang diperoleh dengan rumus :
TR = Y x Py
Keterangan : TR adalah total penerimaan (Total revenue) (Rupiah)
Y adalah jumlah produksi (Kg)
Py adalah harga produksi (Rupiah)

Universitas Sriwijaya
13

2.5.5. Pendapatan

Menurut (Hariyanto dan Seno, 2012), Pendapatan dalam usahatani adalah


selisih antara penerimaan dan semua biaya. Suatu usaha mendapatkan keuntungan
apabila selisih antara penerimaan dan keseluruhan biaya bernilai positif.
Pendapatan dihitung menggunakan rumus pendapatan yaitu :
Pd = TR – TC
Keterangan : Pd adalah pendapatan usahatani (Rupiah)
TR adalah total penerimaan (Total Revenue) (Rupiah)
TC adalah Total biaya (Total Cost) (Rupiah)

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

3.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan di lahan Praktik Klinik
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya. Lokasi praktik ini
dipilih secara sengaja (purposive), karena lahan ini merupakan fasilitas belajar yang
disediakan oleh Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sriwijaya bagi
mahasiswanya. Selain itu juga, tanaman Cabai merah (Capsicum annuum L.) juga
dapat beradaptasi dengan kondisi lahan tersebut. Waktu praktik lapangan
rencananya dimulai pada bulan Mei 2017 hingga Juli 2017.

3.2. Bahan dan Alat Praktik Lapangan


3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktik lapangan budidaya cabe merah ini yaitu
:
1. Benih cabai merah

Gambar 3.1 Benih Cabai Merah

14
Universitas Sriwijaya
2. Pupuk
Pupuk dalam budidaya cabe merah ini menggunakan pupuk organik yang
terbuat dari kotoran sapi.

Gambar 3.2 Pupuk


3. Tanah/Lahan Praktik
Lahan praktik yang digunakan untuk budidaya cabe merah adalah di klinik
agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya dengan luas
lahan sebesar 30×10m.
4. Air
Air untuk menyiram tanaman cabai merah agar dapat tumbuh dengan subur.
5. Racun Gulma.

3.2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam praktek lapangan budidaya cabe merah ini yaitu
:
1. Cangkul. Fungsi dari cangkul untuk membuat bendengan dan membersihkan
lahan praktik.

Gambar 3.3 Cangkul

Universitas Sriwijaya
16

2. Meteran. Fungsinya untuk mengukur jarak tanam pada saat menanam benih ke
tanah.

Gambar 3.4 Meteran


3. Baskom. Fungsinya untuk merendam benih sebelum ditanam ke tanah.

Gambar 3.5 Baskom


4. Penunggal. Fungsinya untuk mempermudah membuat lubang tanam.
5. Tali rafia. Fungsinya untuk memberi batas antar bendengan.

Gambar 3.6 Tali Rafia


6. Kamera HP. Fungsinya untuk mengambil foto tentang berbagai keperluan
selama budidaya cabe merah.
7. Gunting. Untuk memotong daun yang layu/membusuk

Gambar 3.8 Gunting

Universitas Sriwijaya
8. Spray Air. Untuk menyemprotkan air ke tanaman Cabai merah

Gambar 3.9 Spray Air

9. Cutter. Untuk memotong batang daun yang membusuk

Gambar 3.10 Cutter

10. Sekop kecil. Untuk memudahkan mengambil pupuk dan mengcampur


pupuk dengan tanah.

Gambar 3.11 Sekop Kecil

Universitas Sriwijaya
16

3.3. Metode Praktik Lapangan


Metode pelaksanaan praktik lapangan ini adalah dengan observasi langsung,
partisipasi aktif, dan fotografi dalam kegiatan serta melakukan studi pustaka untuk
memperlancar kegiatan praktik lapangan. Metode observasi langsung adalah
dengan melakukan partisipasi aktif terhadap budidaya tanaman sawi dan
didokumentasikan. Sedangkan partisipasi aktif dilakukan dengan cara
mempraktikkan langsung cara-cara melakukan budidaya cabe merah dengan
menggunakan dua perlakuan jarak tanam yang berbeda yaitu 75×40cm dan 50×20
cm dalam lahan seluas 30×10m. Kemudian melakukan pemotretan gambar,
perawatan dan pemeliharaan pasca berlangsungnya pertumbuhan tanaman. Data
yang diperoleh dari lapangan berupa data primer, dan hasil dari kegiatan fotografi
selama berlangsungnya pertumbuhan tanaman. Data primer yaitu hasil pengamatan
dan partisipasi langsung di lapangan mengenai budidaya tanaman cabe merah
dengan menggunakan perbedaan perlakuan jarak tanam.

Universitas Sriwijaya
19

Universitas Sriwijaya
BAB 4
GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1. Letak dan Batas Wilayah Administrasi

Letak lokasi praktik lapangan ini di Lahan Praktik Klinik Agribisnis


Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang – Prabumulih KM 32 Indralaya,
Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Batas Wilayah Kota Indralaya,
Kabupaten Ogan Ilir, secara administratif adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin,
Kecamatan Kertapati, Gandus dan Seberang Ulu I Kota Palembang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan
Komering Ulu.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jejawi, SP Padang, Kayuagung,
Pedamaran, dan Tanjung Lubuk Kabupaten OKI dan Kecamatan Cempaka
Kabupaten OKU Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lubai, Gelumbang, dan Muara
Belida Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Rambang Kapak Tengah Kota
Prabumulih.

4.2. Geografi dan Topografi

Keadaan alam Klinik Agribisnis sama dengan keadaan alam Kota Indralaya,
Kabupaten Ogan Ilir yang secara geografis terletak diantara 20 55' sampai 30 15' LS
dan diantara 1040 20' BT sampai 1040 48' BT.
Kota Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir mempunyai ketinggian tempat dari
permukaan laut setinggi 10-11 meter. Kota Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir
merupakan daerah beriklim Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau
berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan
berkisar antara bulan November sampai dengan April. Pada tahun 2015, iklim di
Kabupaten Ogan Ilir berlangsung normal dengan musim hujan terjadi diatas normal

17
Universitas Sriwijaya
18

pada bulan Januari 2015, serta puncak hujan terjadi pada bulan Januari 2015.
Musim kemarau tahun 2015 terjadi sangat kering dan panjang yakni mulai bulan
Mei sampai Nopember 2015. Curah hujan rata-rata berkisar antara 2.600 mm
hingga 3.500 mm, dan jumlah hari hujan 112 hari per tahun.
Suhu udara harian berkisar antara 220 C sampai 340 Celcius. Rata-rata
Kelembaban udara harian berkisar antara 61 % sampai 97 %. Wilayah daratan
Kabupaten Ogan Ilir mencapai 65 % serta wilayah berair dan rawa-rawa sekitar 35
%. Derajat keasaman tanah berkisar antara pH 4,0 sampai pH 6,0.

4.3. Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya


Indralaya

Gambar 4.1. Klinik Agribisnis

Lahan praktik klinik agribisnis merupakan tempat pelaksanaan praktik


lapangan yang berada di bawah koordinasi program studi agribisnis, yang mana
diketuai oleh Bapak Ir. Nukmal Hakim, M.Si dan dijaga oleh Bapak Bandi. Lahan
praktik ini terletak di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indaralaya yang
beralamat di Jl. Raya Palembang – Prabumulih KM 32 Indralaya, Kabupaten Ogan
Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Lahan praktik klinik agribisnis ini memiliki luas
areal mencapai 3,5 hektar. Umumnya lahan praktik klinik agribisnis ini digunakan
oleh mahasiswa program studi agribisnis untuk melaksanakan kegiatan praktik
lapangan.

Universitas Sriwijaya
21

Universitas Sriwijaya
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.)

Didalam budidaya Cabai Merah/ Capsicum annum L.terdapat beberapa


tahap budidaya seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :

5.1.1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan dengan membajak lahan secara manual dan


dengan bantuan mesin. Bila manual dengan menggunakan cangkul dan dibantu oleh
mesin traktor. Pada saat pengolahan lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanah
tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket,
atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara tanah diolah terlebih
dahulu hingga gembur dan tanah dicampur dengan pupuk agar subur. Setelah itu
pemasangan mulsa plastik juga dilakukan bertujuan untuk melindungi permukaan
tanah dari erosi, menjaga kelembaban dan struktur tanah, serta menghambat
pertumbuhan gulma.

Gambar 5.1 Lahan Praktik

21
Universitas Sriwijaya
22

Gambar 5.2 Proses pemasangan plastik mulsa

5.1.2. Penanaman

Penanaman Cabai Merah/ Capsicum annum L.dilakukan dengan membuat


lubang tanam yang ditunggal sedalam 5 cm dan benih yang telah terpilih
dimasukkan ke dalam lubang tanam. Benih yang terpilih tersebut didapatkan
dengan cara merendam benih ke dalam air dan memilih benih yang tenggelam dan
tidak memakai benih yang terapung. Penanaman Cabai Merah/Capsicum annum
L.ini memakai lahan seluas 30x10 m. Pada saat penanaman dalam budidaya Cabai
Merah/ babycornini dibuat 2 macam jarak tanam yaitu sebesar 75x40 cm dan 50x20
cm.

Gambar 5.3 Pembuatan lubang untuk benih cabai merah

Universitas Sriwijaya
23

5.1.3. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan,


pembubunan, dan pengendalian hama dan penyakit. Adapun penjelasan dari
pemeliharaan tanaman Cabai Merah tersebut yang akan dijelaskan sebagai berikut
:
1. Pemupukan
Di dalam budidaya Cabai Merah ini pemupukan dilakukan sebanyak dua
kali. Pemupukan yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan pemupukan yang
kedua dilakukan pada umur 30 hari. Dosis pupuk yang diberikan untuk 1 kali
pemupukan adalah sebanyak 5 kg pupuk organik untuk lahan seluas 300 m2 .
Sedangkan pupuk kompos dipakai untuk pengolahan lahan sebelum penanaman
Cabai Merah.
2. Pengairan
Sistem pengairan yang dipakai dalam budidaya Cabai Merah ini adalah
pengairan alami, yang dimaksud pengairan alami adalah pengairan yang
mengandalkan air hujan. Pada saat budidaya Cabai Merah ini bertepatan dengan
musih penghujan, jadi pengairannya menggunakan air hujan.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang menganggu
tanaman Cabai Merah. Penyiangan dilakukan pada saat gulma sudah terlihat dan
langsung dibersihkan dengan tangan atau dengan cangkul.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan manual dan
menggunakan pestisida organik. Hama yang ditemukan di lapangan adalah hama
ulat dan mengendalikannya dengan mengambilnya secara manual dengan tangan.
Penyakit yang ditemukan di lapangan adalah jamur dan mengendalikannya dengan
pestisida organik.

Universitas Sriwijaya
24

5.1.4. Panen

Pemanenan dilakukan pada umur ± 70 hari setelah tanam. Cabai Merah/


Capsicum annum L.yang sudah dapat dipanen mempunyai ukuran panjang sekitar
10 cm dan mempunyai diameter sekitar 1 cm. pemanenan Cabai Merah dilakukan
sebanyak 1 kali panen yaitu pada tanggal 23 Jui 2017.
5.2. Pertumbuhan Cabai Merah

Pengamatan pertumbuhan Cabai Merah dilakukan setiap hari. Pengamatan


terbagi menjadi pengamatan organ pertumbuhan vegetatif dan pengamatan organ
pertumbuhan generatif. Pengamatan dimulai dari umur Cabai Merah pada saat umur
10 hari pada tanggal 20 Maret 2017 hingga 8 Mei 2017. Pengamatan pertumbuhan
Cabai Merah mengambil beberapa sampel dari populasi Cabai Merah yang ada di
lahan tersebut. Sampel yang diamati sebanyak 15 sampel Cabai Merah. Adapun
tabel pengamatan pertumbuhan Cabai Merah seperti terlampir pada Lampiran 1 dan
Lampiran 2.

5.3. Pengaruh Jarak Tanam Dalam Budidaya Cabai Merah

Dalam budidaya Cabai Merah/Capsicum annum L.ini terdapat 2 jarak tanam


yaitu jarak tanam sebesar 75x40 cm dan jarak tanam sebesar 50x20 cm. Jarak tanam
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Cabai Merah, hasil produksi Cabai
Merah, dan keadaan fisik Cabai Merah tersebut.
Dilihat dari pertumbuhan Cabai Merah, Cabai Merah yang memiliki jarak
tanam 75x40 cm lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat dan pertumbuhannya
lebih merata dibandingkan dengan Cabai Merah yang memiliki jarak tanam 50x20
cm. Cabai Merah yang memiliki jarak tanam 75x40 cm lebih cepat berbuah dan
berbuahnya secara merata dibandingkan dengan Cabai Merah yang memiliki jarak
tanam 50x20 cm, itu disebabkan karena jarak tanam yang terlalu rapat
menyebabkan persaingan dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat
menghambat proses fotosintesis.
Dilihat dari hasil produksi Cabai Merah, Cabai Merah yang memiliki jarak
tanam 75x40 cm hasil produksinya lebih banyak dibandingkan dengan jarak tanam

Universitas Sriwijaya
25

50x20 cm. Jarak tanam 75x40 cm memiliki hasil produksi sebesar 17 kg sedangkan
jarak tanam 50x20 cm memiliki hasil produksi sebesar 12 kg.
Dilihat dari keadaan fisik Cabai Merah, Cabai Merah yang memiliki jarak
tanam 75x40 cm dan jarak tanam 50x20 cm memiliki keadaan fisik yang berbeda.
Cabai Merah yang memiliki jarak tanam 75x40 cm mempunyai daun yang hijau
sedangkan Cabai Merah yang memiliki jarak tanam 50x20 cm sebagiannya
memiliki daun yang kuning pada umur ± 40 hari. Cabai Merah yang memiliki jarak
tanam 75x40 cm memiliki batang yang kuat dibandingkan jarak tanam 50x20 cm,
di lapangan ditemukan Cabai Merah yang memiliki jarak tanam 50x20 cm
batangnya rubuh pada saat hujan lebat yang disertai angin.
Dari hasil yang diamati selama praktek lapangan ini, jarak tanam 75x40 cm
lebih efisien untuk digunakan dalam budidaya Cabai Merah dibandingkan dengan
jarak tanam 50x20 cm.

5.4. Usahatani Cabai Merah


5.4.1. Produksi

Produksi yang didapat dari usahatani Cabai Merah/Capsicum annum L.ini


untuk satu kali masa tanam dengan luas 30x10 m yaitu untuk jarak tanam 75x40
cm sebanyak 17 kg sedangkan untuk 50x20 cm sebanyak 12 kg. Jadi total
produksinya sebesar 29 kg per 300 m2
Biaya produksi dalam praktik lapangan ini terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan dalam praktik lapangan ini adalah
sebesar Rp 402.000 . Rincian biaya tetap yang dikeluarkan dalam praktik lapangan
ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sriwijaya
26

Tabel 5.1. Biaya tetap yang digunakan dalam Praktik Lapangan.


No. Jenis Biaya Volume Harga Jumlah (Rp)
(Barang) Satuan (Rp)
1 Meteran 1 Unit 120.000 120.000
2 Cangkul 1 Unit 75.000 75.000
3 Baskom 1 Unit 10.000 10.000
4 Gunting 1 Unit 15.000 5.000
5 Cutter 1 Unit 12.000 15.000
6 Penungggal 1 Unit 115.000 12.000
7 Tali Rafia 1 Unit 10.000 115.000
8 Spray Air 1 Unit 25.000 25.000
9 Sekop Kecil 4 Unit 5.000 20.000
Total Biaya Rp. 402.000

Biaya variabel yang dikeluarkan dalam praktik lapangan ini sebesar Rp


1.290.000 . Rincian biaya variabel yang dikeluarkan dalam praktik lapangan ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2. Biaya variabel yang digunakan dalam Praktik Lapangan.
No. Jenis Biaya Volume Harga Jumlah (Rp)
(Barang) Satuan
(Rp)
1 Benih Cabai Manis 2 Bungkus 70.000 140.000
2 Pembukaan Lahan 300 m2 500.000 500.000
3 Pupuk Organik 15 Kg 2.000 30.000
4 Pupuk Kompos 10 Kg 2.000 20.000
5 Perawatan 1 Musim Tanam 500.000 500.000
6 Tali Rafia 1 Gulung 15.000 15.000
7 Racun Gulma ½L 35.000 35.000
8 Mulsa 1 Gulung 50.000 50.0000
Total Biaya Rp. 1.290.000

Universitas Sriwijaya
27

Jadi biaya total keseluruhan yang dikeluarkan selama praktik lapangan ini
dihitung menggunakan rumus biaya total, yaitu :
TC = TFC + TVC
= Rp 402.000 + Rp 1.290.000
= Rp 1.692.000
Keseluruhan biaya total produksi yang dikeluarkan selama praktik lapangan
ini Rp 1.692.000 dengan luas lahan 300 m2

5.4.2. Produktivitas

Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan berapa banyak input yang


dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output. Jadi, produktivitas tanaman
Cabai Merah/Capsicum annum L.dalam praktik lapangan ini, yaitu :

Produksiper1kalimasatanam
Produktivitas =
Luaspanen1kalimasatanam
29 kg
Produktivitas =
0,03 ha

Produktivitas = 9666.6 kg/ha

5.4.3. Penerimaan

Penerimaan dari usahatani Cabai Merah/Capsicum annum L.ini didapat


dengan cara mengalikan produksi yang didapat dengan harga jual yang ditentukan.
Harga jual Cabai Merah/Capsicum annum L. ini Rp 85.000/kg.Jadi, total
penerimaan yang didapatkan dalam praktik lapangan ini, yaitu :
Y x Py = TR
29 x Rp. 85.000 = Rp. 2.465.000
Dalam praktik lapangan ini didapat hasil panen sebanyak 29 kg sehingga total
penerimaan adalah Rp. 2.465.000

Universitas Sriwijaya
28

5.4.4. Pendapatan

Pendapatan dalam usahatani Cabai Merah/baby cornadalah selisih antara


penerimaan dan semua biaya. Jadi, total pendapatan yang didapatkan dalam praktik
lapangan ini, yaitu :

Pd = TR – TC
Pd = Rp. 2.465.000 – Rp 1.692.000
Pd = Rp. 773.000
Jadi, pendapatan yang didapat selama praktik lapangan ini adalah sebesar Rp.
773.000

5.4.5. Analisis Titik Impas Modal Kembali (Break Event Point)

Analisis titik impas modal kembali atau Break Event Point(BEP) adalah
kondii yang menggambarkan hasil usahatani yang diperoleh sama dengan modal
yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usahatani yang dilakukan tidak
menghasilkan keuntungan dan kerugian.

1. BEP Volume Produk


BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dicapai
dalam usahatani agar tidak mengalami kerugian.

BEP Volume Produksi = Total biaya produksi ÷ Harga di tingkat petani


= Rp. 926.900 ÷ 2.712,40 / kg

= 341,72 kg

Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat usahatani mencapai produksi


sebesar 341,72 kg, usahatani tidak mengalami keuntungan dan kerugian. Untuk
memperoleh keuntungan, produksi harus lebih dari 341,72 kg. Karena total
produksi sudah mencapai 379 kg, artinya usahatani ini sudah mengalami
keruntungan.

Universitas Sriwijaya
29

2. BEP Harga Produksi


BEP harga produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang
dihasilkan. Harga pasaran di tingkat petani lebih rendah daripada BEP, maka
usahatani akan mengalami kerugian. Harga BEPini merupakan harga pokok atau
harga dasar untuk pengembalian modal. Agar usahtani untung maka produk
harus dijual lebih dari harga ini.

BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi ÷ Total Produksi

= Rp. 926.900 ÷ 379 kg.

= Rp. 2.445,64 / kg

Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat harga timun suri di tingkat
petani sebesar Rp. 2.445,64/kg, usahatani timun suri tidak memperoleh
kuntungan dan

a. Pemasaran Cabai Merah

5.5.1. Produk (Product)

Produk yang dipasarkan dalam praktik lapangan ini adalah Cabai


Merah/Capsicum annum L. baru dipanen yang sudah bewarna kemerahan. Cabai
Merah/Capsicum annum L.dijual dalam bentuk kilogram.

5.5.2. Harga (Price)

Cabai Merah/Capsicum annum L.dijual dalam bentuk kilogram. Harga jual


dari Cabai Merah/Capsicum annum L.per kilogramnya adalah sebesar Rp 85.000
rupiah.

5.5.3. Tempat (Place)

Universitas Sriwijaya
30

Cabai Merah/Capsicum annum L.dipasarkan di sekitar rumah, di


lingkungan dosen fakultas pertanian, dan di pasar. Adapun saluran distribusi
pemasaran dari Cabai Merah/Capsicum annum L.ini adalah sebagai berikut :

 Saluran Pemasaran 1

Produsen Konsumen

 Saluran Pemasaran 2

Produsen Pedagang Konsumen

5.5.4. Promosi (Promotion)


Untuk memasarkan hasil Cabai Merah/Capsicum annum L.tersebut
dilakukan dengan menjajahkan sendiri melalui pendekatan ke konsumen secara
langsung, selain itu promosi dilakukan dengan mempromosikan melalui beberapa
akun sosial media dari penulis, seperti akun facebook, Instagram, WhatsApp, dan
Line.

Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktik Lapangan yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Didalam budidaya Cabai Merah/ Capsicum annuum L. terdapat beberapa tahap
budidaya dari persiapan lahan, penanaman, pemelihara, hingga panen.
2. Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Cabai Merah, hasil
produksi Cabai Merah, dan keadaan fisik Cabai Merah tersebut. Dari hasil yang
diamati selama praktek lapangan ini, jarak tanam 75x40 cm lebih efisien untuk
digunakan dalam budidaya Cabai Merah dibandingkan dengan jarak tanam
50x20 cm.
3. Dilihat dari produksi, produktivitas, penerimaan, pendapatan, dan pemasaran
nya, Cabai Merah memberikan keuntungan untuk dibudidayakan.

6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan praktik lapangan ini
adalah sebagai berikut :
1. Jarak tanam yang efisien untuk diterapkan petani dalam budidaya Cabai
Merah/Capsicum annuum L. adalah 75x40 cm karena dilihat dari
pertumbuhannya yang cukup baik dan hasil produksi yang lebih besar
dibandingkan dengan jarak tanam 50x20 cm. Sehingga penulis menyarankan
jarak tanam yang efisien dan baik untuk budidaya Cabai Merah/Capsicum
annuum L. adalah 75x40 cm.
2. Jarak tanam 50x20 cm tidak dianjurkan karena produksinya lebih sedikit dan
jarak tanam 50x20 cm mengalami sedikit kesulitan pada saat pembubunan.

31
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2003. Teknik Budidaya dan Analisis Usahatani Cabai


Keriting. Kanisius : Yogyakarta.

Hadiyanto, I. 2005. Bertanam cabai. PT Musi perkasa utama: Jakarta.

Prajnanta. F, 2008. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya : Jakarta.

Rahman, S. 2010. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily
Publisher : Yogyakarta.

Rukmana, R, 2002. Usahatani Cabai Keriting. Kanisius : Yogyakarta.

Setiadi, 2006. Jenis dan Budidaya Cabai Keriting. Penebar Swadaya : Jakarta.

Soedarya, A. 2009. Agribisnis Cabai. CV. Pustaka Grafika, Bandung.

Tjahjadi, N. 1991. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

31
Universitas Sriwijaya
,

LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Peta Lahan Praktik Klinik Agribisnis dan sekitarnya
Lampiran 2. Denah Lahan Lokasi Praktik Lapangan

Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. Penentuan sampel dengan pola diagonal
50 cm

6 1
50 cm

7 2

4 9

5 10

Ket :

= tanaman cabai merah


Lampiran 1. Tabel Pengamatan dan Pengukuran Sampel Cabai Merah

Data Pengamatan Sampel Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)

 Sampel 1

Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli


Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4,5 6 8 10 12 15


(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 18 24
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - - 2 2 4 7
(Tangkai)

 Sampel 2

Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli


Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 2 4 6 8 11 12 15
(cm)
Jumlah Daun 2 4 8 9 10 13 18 24
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - - 1 2 4 6
(Tangkai)

Sampel 3
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 3,5 6 8 10 12 15


(cm)
Jumlah Daun 2 3 8 9 10 13 18 28
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - 1 2 2 4 7
(Tangkai)


Sampel 4
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4,5 6 8 10 12 15


(cm)
Jumlah Daun 2 6 7 9 10 13 18 24
(Helai)
Jumlah Tangkai - - 1 1 2 2 4 7
(Tangkai)

Sampel 5
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4 6 9 10 12 15
(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 18 24
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - 1 2 2 4 7
(Tangkai)


Sampel 6
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4 6 9 10 12 15
(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 18 23
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - - 2 2 4 7
(Tangkai)

Sampel 7
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4,5 6 8 10 12 15


(cm)
Jumlah Daun 2 6 7 9 11 13 18 27
(Helai)
Jumlah Tangkai - - 1 1 2 2 4 7
(Tangkai)


Sampel 8
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 5 6 9 10 12 15
(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 18 29
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - 1 2 2 4 7
(Tangkai)

Sampel 9
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4,5 6 8 10 12 15


(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 18 28
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - 1 2 2 4 7
(Tangkai)


Sampel 10
Tanggal 20 Mei 27 Mei 3 Juni 5 Juni 10 Juni 17 Juni 24 Juni 1 Juli
Pengamtan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Minggu Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8

Tinggi Tanaman 1 3 4 6 8 10 12 15
(cm)
Jumlah Daun 2 5 7 9 10 13 19 32
(Helai)
Jumlah Tangkai - - - 1 2 2 4 7
(Tangkai)

You might also like