Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kepemimpin
Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kepemimpin
Syamsu Alang
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the organization climate and principal
leadership against work ethic teachers and employees. Survey method used in this study to
the level of explanation in the form of associative research studies/relations that is to look at
the relationship at variabels studied. Based on the type of data and analysis is descriptive
qualitative and quantitative approaches. The Sample study used stratified sampling random
were taken as 51 peoples from the population as 58 peoples at SMP Negeri 120 North of
Jakarta.
From the analysis using SPSS version 21.00 for Windows that organization
climategives the correlation (relationship) as very strong category onwork ethic teachers and
employeesof 0.837. The principal leadership gives the correlation (relationship) as quite
strong category on work ethic of teachers and employees of0.720, The organizational
climategives the correlation (relationship) as moderatecategory on principal leadership of
0.703. The organization climate and principal leadership together gives the correlation
(relationship) as very strong category on work ethic teachers and employees of 0.857. The
principal leadership give mediating causal corelation organization climate with work ethic
teachers and employees and than organization climate by principal leadership as intervening
variabel give increase effect to organization climate against work ethic teachers and
employees at SMP Negeri 120 of Jakarta
ABSTRAK
9
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
guru dan karyawan dan dari organisasi iklim terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebagai
variabel interveningmemberikan peningkatan efek iklim organisasi terhadap etika kerja guru
dan karyawan di SMP Negeri 120 Jakarta
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan sebuah organisasi sekolah diantaranya dapat diukur dengan keberhasilan
seorang kepala sekolah dalam membawa organisasi yang dipimpinnya menjadi lebih unggul
serta produktif dan termotivasi untuk terus mengembangkan prestasi kerja serta menjaganya
melalui iklim organisasi yang kondusif secara konsisten, sehingga harapan dan keinginan
organisasi yang tertuang dalam misi dan visi dapat terwujud, namun apabila tidak ada upaya
dan kemampuan kepemimpinan dalam pelaksanaan tugasnya sebagai administrator dan
menciptakan kesadaran kepada pegawai dilingkungannya dalam bentuk motivasi kerja serta
etos kerja yang tinggi, maka pencapaian misi, visi serta iklim organisasi yang kondusif dan
baik akan sulit tercapai, terutama membawa organisasinya untuk dapat unggul dalam setiap
persaingan.
Sebagai suatu organisasi, dalam sekolah terdapat kerja sama kelompok orang (kepala
sekolah, guru, pegawai dan siswa) yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Semua komponen yang ada di sekolah merupakan bagian yang
integral, artinya walaupun dalam kegiatannya melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing tetapi secara keseluruhan pekerjaan mereka diarahkan pada pencapaian
tujuan organisasi sekolah. Sebagai salah satu anggota organisasi sekolah, tenaga
pendidik/guru menduduki peran yang amat penting dalam proses pendidikan dan
pembelajaran dalam mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kompetensi-kompetensi
yang telah ditetapkan, terutama yang diterapkan pada organisasi sekolah SMP Negeri 120
Jakarta.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya
berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan
kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini
aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat
perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi
dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi
internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus
sekolah.
Iklim organisasi pada dasarnya menggambarkan kondisi internal yang berdampak
pada pandangan eksternal terhadap organisasi. Organisasi yang memiliki situasi kerja dengan
iklim yang terbuka menunjukkan tingkat kepercayaan dan keefektifan serta etos kerja
individu dan kelompok organisasi tinggi yang dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan yang
dikembangkan didalam organisasi. Kemudian sebaliknya, (Hoy dan Miskel, 1987) dalam
Soetopo (2010) menyatakan apabila iklim organisasi tidak mencerminkan situasi yang
kondusif maka akan berdampak terhadap menurunnya dorongan individu dan atau kelompok
untuk memberikan kepercayaan serta berupaya efektif dalam menjalankan roda organisasi.
Iklim juga dipengaruhi perilaku kepemimpinan dimana pemimpin yang mendapat dukungan
(support) tinggi menggambarkan iklim kelompok baik (favourabel) dan begitu pula dampak
sebaliknya apabila pemimpin mendapatkan dukungan (support) rendah, maka akan
menggambarkan iklim kelompok kurang baik/menyenangkan (unfavorable).
10
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
11
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
belum mencapai kualitas etos kerja yang terbaik sesuai yang diamanatkan Undang–undang
No. 20 tahun 2003. Tentu saja hal tersebut menimbulkan persepsi bahwa perlu penjabaran
lebih detail tentang faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan tersebut melalui
serangkaian penelitian yang lebih mendalam tentang Iklim Organisasi sebagai variabel
independen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai variabel independen dan variabel
intervening terhadap Etos Kerja Guru serta Pegawai sebagai variabel dependen pada
organisasi sekolah SMP Negeri 120 Jakarta.
12
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
dinyatakan sebagai kepribadian organisasi, tercermin dari sifat-sifat, perilaku dan ciri-ciri
yang dirasakan terdapat dalam lingkungan kerja yang timbul karena kegiatan organisasi.
Miner (1988) dalam Soetopo (2010) menyarikan aspek-aspek definisi iklim organisasi
sebagai berikut: (1) Iklim organisasi berkaitan dengan unit yang besar yang mengandung cirri
karakteristik tertentu, (2) Iklim organisasi lebih mendeskripsikan suatu organisasi daripada
menilainya, (3) Iklim organisasi berasal dari praktik organisasi, dan (4) Iklim organisasi
mempengaruhi perilaku dan sikap anggota. Dalam kaitannya dengan iklim organisasi menurut
Taguiri dan Litwin dalam Soetopo (2010) mengartikan iklim organisasi adalah suatu kualitas
lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya,
dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.
Komponen yang merupakan dimensi dalam melihat iklim organisasi secara lebih
mendalam melalui pemilahan karakteristik kelompok dan perilaku pemimpin. Terdapat 8
(delapan) dimensi iklim organisasi dan dapat diuraikan sebagai berikut: Soetopo (2010)
menyatakan bahwa karakteristik kelompok, meliputi: keikutsertaan (disengagement),
halangan/rintangan (hindrance), semangat korp(esprit), keintiman (intimacy), perilaku
pemimpin, meliputi: keberjarakan (allofness), penekanan pada hasil (production emphasis),
daya dorong (trust), dan pertimbangan/perhatian (consideration).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis membuatkan kesimpulan sementara
bahwa iklim organisasi merupakan suatu kualitas hubungan kerja anggota dan pemimpin serta
hubungan anggota dan organisasinya dalam lingkungan internal organisasi (sekolah) yang
mempengaruhi terhadap perilaku anggotanya sebagai deskripsi terhadap nilai-nilai
karakteristik organisasi (sekolah) yang dapat mempengaruhi motivasi, performansi serta
dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan atau administrator.
2.3 Konsep dan Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Untuk mendapatkan wawasan secara filosofis tentang manajemen dalam organisasi
pendidikan, maka sebelumnya digambarkan bahwa fenomena aktivitas organisasi tidak
terlepas dari serangkaian kebijakan meliputi kegiatan inti dari organisasi (organization) yang
diterapkan melalui manajemen (management) serta peran penting seorang pemimpin melalui
kepemimpinan (leadership) yang dapat menjembatani visi dan misi organisasi yang kemudian
dapat dikomunikasikan (communication) secara baik serta melibatkan hubungan kemanusiaan
(human relationship) antar karyawan (personal) dalam organisasi yang merupakan implikasi
dari harapan terciptanya iklim organisasi yang baik dan kondusif yakni tercapainya tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Beberapa pengertian menjelaskan tentang pemahaman terhadap kepemimpinan yang
diungkapkan oleh beberapa pakar, sebagai berikut; Menurut Stoner dalam Nawawi (2003)
kepemimpinan adalah Kemampuan dan keterampilan mengarahkan, merupakan faktor
(aktifitas) penting dalam efektifitas pemimpin, sedangkan Robbins dalam Nawawi
(2003)mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
kearah pencapaian tujuan.MenurutKartono(2004) kepemimpinan adalah seorang yang
memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan kelebihan disatu bidang, sehingga
dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Soekarso (2010) mengatakan bahwa kepemimpinan
(leadership) merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang mempengaruhi
kehidupan lain, kekuatan yang mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan
tertentu.Menurut Kartono (2004) dan Nawawi (2003) bahwa pola orientasi kepemimpinan
yang pengimplementasiannya terkait dengan gaya atau perilaku kepemimpinan tersebut yang
merupakan dimensi dalam praktek teori kepemimpinan, adalah sebagai berikut:
kepemimpinan yang berorientasi atau mementingkan tugas, kepemimpinan yang berorientasi
13
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
14
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan
yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral.
Selanjutnya dikatakan bahwa istilah paradigma disini berarti konsep utama tentang
kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur,
nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendap
dicapai, termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku
bagi para pemeluknya. Jadi, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu komitmen menganut
paradigma kerja tertentu, percaya padanya secara tulus dan serius, serta berkomitmen pada
paradigma kerja tersebut maka kepercayaan itu akan melahirkan sikap kerja dan perilaku
kerja mereka secara khas. Itulah etos kerja mereka, dan itu pula budaya kerja mereka.
Berpijak pada pengertian bahwa etos kerja menggambarkan suatu sikap, maka dapat
ditegaskan bahwa etos kerjamengandung makna sebagai aspek evaluatif yang dimiliki oleh
individu (kelompok) dalam memberikan penilaian terhadap kegiatan kerja. Mengingat
kandungan yang ada dalam pengertian etos kerja, adalah unsur penilaian, maka secara garis
besar dalam penilaian itu, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penilaian positif dan negatif
atau etos kerja tinggi dan etos kerja rendah.
Untuk mengukur etos kerja karyawan maka diperlukan unsur-unsur dalam penilaian
pelaksanaan pekerjaan menurut Nawawi (2003), yaitu: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis menyatakan konsep bahwa ”etos
kerja merupakan sikap yang mendasar, baik proses dan hasilnya yang terpancarkan dari sikap
hidup manusia yang mendasar terhadap tatanan nilai kerja yang bisa mewarnai manfaat suatu
pekerjaan, dan didalamnya terkandung nilai semangat kerja yang tinggi melalui bekerja keras,
bekerja cerdas, sehingga menghasilkan karyawan berprestasi. Prestasi karyawan merupakan
dimensi etos kerja dapat dilihat dari besar kecilnya kesetiaan karyawan, prestasi kerjanya,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan”.
15
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
d. Terdapat pengaruh signifikan iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara
bersama-sama terhadap etos kerja guru serta pegawai.
e. Terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel
mediasi/intervening dan intervensinya menambah pengaruh iklim organisasi dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru serta pegawai.
16
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
dengan menggunakan program statistic SPSS versi 21 (Statistical Package for the Social
Sciences).
17
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
Etos_Kerja_Guru_Pegawai
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
1.664 11 37 .121
Sumber: data diolah
Dari data Tabeldiatas dapat diberikan penjelasan probabilitas untuk levene test Sig. =
0,373> 0,05, H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan variansi Iklim Organisasi pada
variabel Etos Kerja Guru dan Pegawai. Berarti data iklim organisasi homogen. Probabilitas
untuk levene test Sig. = 0,121> 0,05, H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan variansi
kepemimpinan kepala sekolah pada variabel etos kerja guru dan pegawai. Berarti data
kepemimpinan kepala sekolah homogen.
18
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
Dengan memperhatikan pada data tabel.5,berikut adalah hasil analisis antara iklim
organisasi (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap etos kerja guru serta pegawai
(Y). Nilai konstanta 15.542 menyatakan bahwa jika tidak ada iklim organisasi dan
kepemimpinan kepala sekolah, maka etos kerja guru serta pegawai sebesar 15.542 dengan
persamaan regresi, yaitu: Ŷ = 15.542 + 0,558(X1) + 0,318(X2).
Berdasarkan persamaan regresi diatas menunjukkan koefisien regresi dari 1dan
2bernilai positif, hal ini menunjukkan variabel bebas apabila ditingkatkan akan
menimbulkan peningkatan pada variabel terikatnya. Pengujian hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression)
2
berdasarkan uji signifikansi simultan (Fhitung), uji koefisien determinasi (R ), uji signifikansi
parameter individual (thitung) Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan analisis regresi
berganda dengan bantuan software SPSS versi 21.00.
a. Uji Simultan (Uji F)
Analisa uji F ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Namun sebelum
membandingkan nilai F tersebut harus ditentukan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat
kebebasan (degree of freedom) = n-(k+1) agar dapat ditentukan nilai kritisnya. Alpha (α) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan hipotesis dua sisi (2 tail). Apabila
Fhitung<FTabel atau pvalue>α dikatakan tidak signifikan. Dan sebaliknya jika F hitung>FTabelatau
pvalue<α, dikatakan signifikan. Hal ini berarti variabel independen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh dengan variabel dependen.
Berdasarkan data pada tabel.5 diatas, diperoleh nilai F = 66.591 dengan nilai .Sig.= 0,000
< 0,05, menyatakan bahwa H0 ditolak. Ini menunjukkan bahwa persamaan regresi ganda yang
dihasilkan dapat digunakan untuk memprediksi etos kerja guru serta pegawai. Begitu pula
pengujian analisis varian dengan memperhatikan signifikan uji F regresi tersebut di atas,
disimpulkan bahwa pengaruh iklim organisasi (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2)
terhadap etos kerja guru serta pegawai (Y) signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung yang
nilainya sebesar 66.591 sedangkan nilai F Tabel pada alpha (α) 5% sebesar 4,030. Nilai F hitung lebih
besar dari Ftabel, dimana (77,508 > 4,030) yang berarti terjadi penolakan terhadap H 0. Artinya
variabel iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-
sama mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel etos kerja guru serta pegawai.
b. Uji Parsial (Uji t)
Setelah diketahui adanya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama, selanjutnya perlu diketahui apakah semua variabel
19
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
20
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
e
0,492
(X ) c=0,558 (Y )
Gambar 2.
Hasil Analisis Model Regresi Metode Product of Coefficient Variabel mediasi Iklim
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian dan selanjutnya penulis menganalisis
dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
a. Iklim organisasi berpengaruh positif terhadap etos kerja guru serta pegawai,dengan
nilaitingkat hubungan sangat kuat.
b. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap etos kerja guru serta
pegawai,dengan nilaitingkat hubungan kuat.
c. Iklim organisasi berpengaruh positif terhadap Kepemimpinan kepala sekolah,dengan
nilaitingkat hubungan sedang.
d. Iklim organisasi dankepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap etos kerja guru serta pegawai,dengan nilaitingkat hubungan sangat kuat.
e. Kepemimpinan kepala sekolah memediasi hubungan kausal antara iklim organisasi
terhadap etos kerja guru serta pegawai pada SMP Negeri 120 Jakarta dan variabel iklim
organisasi melalui variabel mediasi/intervening (kepemimpinan kepala sekolah)
intervensinya menambah pengaruh iklim organisasi terhadap etos kerja guru serta
pegawai.
f. Dengan demikian jelas tergambarkan bahwa variabel iklim organisasi dan kepemimpinan
kepala sekolah baik secara parsial atau secara bersama-sama maupun dengan menerapkan
variabel mediasi/intervening memiliki hubungan yang positif dan saling mempengaruhi
secara signifikan, kemudian menjawab terhadap hipotesis yang diajukan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan diantara variabel dalam penelitian ini melalui taraf
kepercayaan 95% secara keseluruhan diterima atau H0 ditolak.
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas, maka saran-saran yang perlu
direkomendasikan bagi penerapan iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah
sehingga dapat meningkatkan kualitas etos kerja guru serta pegawai dimasa yang akan datang,
sebagai berikut:
21
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
DAFTAR PUSTAKA
Asifudin, Ahmad Janan. 2004. Etos Kerja Islami, Surakarta: Muhammadiyah University Pers.
Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell. 2009. Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi
dalam Dunia yang Kompetitif, Jakarta: Salemba Empat.
Danim, Sudarwan dan Suparno, 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Falahy. 2005. StudiKorelasi Antara Iklim Organisasi dan Motivasi Berprestasi dengan
Kepuasan Kerja Guru (Studi pada guru SMK Samarinda). Tesis dipublikasikan
(www.geocities.com/guruvalah).
Haryanti, Endang, 2005, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Gayamsari
Pemkot Semarang, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Diponegoro (tidak dipublikasikan).
22
MAP Volume I Nomor 1 Halaman Jakarta, ISSN
1-89 Juli 2014 2356-0517
Hasibuan, Malayu SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, 2010. Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa.
Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers- PT. Raja
Grafindo Persada.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: AMP YKPN.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyani, Siti. 2013. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru Serta
Pegawai terhadap Iklim Organisasi pada SMP Negeri 225 Jakarta. Jakarta: Tesis
Pascasarjana Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Satyagama –
Jakarta
Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Jakarta: Gadjah Mada
University Press.
2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan.Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Pace, Wayne, Faules, 2005. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Sinamo, Jansen. 2002. Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta: Institut Darma
Mahardika.
2005. Delapan Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut Darma Mahardika.
Soekarso, dkk. 2010. Teori Kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi: Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan.
Universitas Negeri Malang, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
CV.Andi Offset.
Supranto, J. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta: Rekanita Cipta.
Syafaruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: PT Ciputat Press.
Syukur NC, Fatah. 2011. Manajemen Pendidikan, Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra.
Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Pers-PT. RajaGrafindo Persada.
2003. Kepemimpinan dalam Manajemen (Suatu Pendekatan Perilaku). Jakarta: Rajawali Pers-
PT. RajaGrafindo Persada.
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://alumnifatek.forumotion.com/t586-penerapan-manajemen-perguruan-tinggi-modern
(Diunduh Nopember 2013)
http://www.kosmaext2010.com/makalah-manajemen-pengertian-bagian-dan-fungsi-
manajemen.php(Diunduh Nopember 2013)
23