Professional Documents
Culture Documents
KTI (Yuni Antari (027) Kls 3.1) Goes To PERPUS
KTI (Yuni Antari (027) Kls 3.1) Goes To PERPUS
KTI (Yuni Antari (027) Kls 3.1) Goes To PERPUS
(Studi Ini Dilakukan Di Ruang Janger RSUD Mangusada Badung Tahun 2018)
Oleh :
NI MADE YUNI ANTARI
P07120015027
(Studi Ini Dilakukan Di Ruang Janger RSUD Mangusada Badung Tahun 2018)
Oleh :
NI MADE YUNI ANTARI
NIM. P07120015027
ii
iii
iv
v
DESCRIPTION OF NURSING CARE OF EARLY MOBILIZATION
TO RESOLVE ACUTE PAIN FOR DAY 0 OF POST
OPERATIVE APPENDICTOMY
ABSTRACT
Appendictomy is an appendix surgery that rise the acute pain problem. Patients
who assigned by early mobilization shows decreased pain level average pain
scale of respondents is 7,75 including severe pain scale becomes 5,62 included in
moderate pain scale after early mobilization. This research aims describe nursing
care for giving early mobilization procedure to resolve acute pain in
appendictomy patients day 0.This research usedescriptive and document
collection techniques by observation documentation.Number of subjects are two
document. Result of this study shows the first and second assessment document
obtained subjective data that patients saidpain, objective data patients seemed
grimace and restless. Nursing diagnoses were formulated in the first and second
document explains by only nursing problem is acute pain. Interventions are
planned in first document and second is early mobilization in accordance with
nursing activityconducted on the subject.Implementation of first and second is
according with the procedure. Evaluation obtained in first and second document
given 3x24-hour nursing care for acute pain problems experienced by patients
was reduced. Accordingto the results of this study can concluded that the
existence of some differences with theories have been presented by researchers
both from the assessment or the evaluation of nursing.
Keywords: Nursing care, Appendicitis, Appendictomy, Acute Pain, Early
Mobilization
vi
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN PROSEDUR
MOBILISASI DINI UNTUK MENGATASI NYERI AKUT
PADA PASIEN APENDIKTOMI HARI KE-0
ABSTRAK
Apendiktomi merupakan pembedahan apendiks yang memunculkan masalah nyeri
akut. Pasien yang diberikan mobilisasi dini mengalami penurunan tingkat nyeri
rata-rata skala nyeri responden yaitu 7,75 termasuk skala nyeri berat menjadi 5,62
termasuk dalam skala nyeri sedang setelah pemberian mobilisasi dini.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pemberian
prosedur mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari
ke-0.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan
teknik pengumpulan data dengan pedoman observasi dokumentasi.Jumlah subjek
yang diteliti yaitu dua dokumen.Hasil penelitian ini menunjukkan pengkajian
dokumen pertama dan kedua didapatkan hasil data subjektif pasien mengatakan
nyeri, data objektif pasien tampak meringis dan gelisah. Diagnosa keperawatan
yang dirumuskan pada dokumen pertama dan kedua sama. Intervensi yang
direncanakan pada dokumen pertama dan kedua adalah mobilisasi dini yang
sesuai dengan nursing activity.Implementasi yang dilakukan pada subjek pertama
dan kedua sudah sesuai dengan prosedur. Hasil evaluasi yang didapatkan pada
dokumen pertama dan kedua setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah nyeri akut yang dialami pasien berkurang.Berdasarkan hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya beberapa perbedaan dengan teori
yang telah disampaikan peneliti baik dari pengkajian sampai dengan evaluasi
keperawatan.
Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Apendiksitis, Apendiktomi, Nyeri Akut,
Mobilisasi Dini
vii
RINGKASAN PENELITIAN
Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Prosedur Mobilisasi
Dini Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada
Pasien Apendiktomi Hari Ke-0
viii
keperawatan pemberian prosedur mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada
pasien apendiktomi hari ke-0. Jumlah pasien yang digunakan yaitu dua dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengkajian pada dokumen pasien
pertama dan kedua data subjektif pada pasien pertama pasien mengatakan nyeri
dengan skala nyeri 6 dari (0-10) skala nyeri. Data objektif pasien tampak
meringis. Pasien kedua data subjektif pasien mengatakan nyeri dengan skala nyeri
9 dari (0-10) skala nyeri. Data objektif pasien tampak meringis dan gelisah.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada dokumen pasien pertama dan kedua
sama. Intervensi yang direncanakan pada dokumen pasien pertama dan kedua
adalah mobilisasi dini yaitu dengan menggunakan standar nursing activity yang
ada dalam Nursing Intervetion Classification (NIC) yang sesuai dengan tindakan
yang diberikan di ruang Janger RSUD Mangusada Badung, Implementasi yang
dilakukan pada pasien pertama dan kedua telah sesuai dengan intervensi yang
telah direncanakan yaitu mobilisasi dini. Pasien pertama pada hari ke-0
apendiktomi tanggal 11 April 2018 pukul 16.20 WITA dan pasien kedua tanggal
13 April 2018 pukul 17.45 WITA. Hasil evaluasi yang didapat pada pasien
pertama dan kedua setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
didapatkan S: Pasien mengeluh nyeri,O: Pasien tampak meringis. Bersikap
protektif, Ku lemah. Kes.CM,A: Nyeri akut, P: Masalah nyeri akut teratasi.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diinterpretasikan bahwa data
pengkajian yang tidak ditemukan pada dokumen pertama dan kedua yaitu
bersikap protektif (mis, menghindari daerah nyeri, waspada), tekanan darah
meningkat, sulit tidur, nadi meningkat, frekuensi nafas meningkat, diagnosa
keperawatan pada dokumen pertama dan kedua sama dan tidak terjadi
kesenjangan dengan teori. Nursing activity prosedur mobilisasi dini yang
direncakan oleh peneliti tidak jauh berbeda dengan tindakan yang diberikan di
ruang Janger RSUD Mangusada Badung sehingga tidak terdapat perbedaan pada
intervensi dokumen pertama dan dokumen kedua. Implementasi pada dokumen
pertama dan kedua sudah sesuai dengan teori pemberian prosedur mobilisasi dini.
Evaluasi pada dokumen pertama dan kedua terdapat perbedaan teori pada bagian
obyektif, assessment, planning. Hal ini terjadi karena perawat menyesuaikan
dengan kondisi pasien.
ix
KATA PENGANTAR
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan
Apendiktomi Hari ke-0” tepat waktu dan sesuai dengan harapan.Karya tulis
ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-
peneliti sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.
3. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Kaprodi D-III yang telah
x
4. Bapak I Wayan Surasta,SKP.,M.Fis,AIFO selaku pembimbing utama yang
ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
RINGKASAN PENELITIAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1. Tujuan umum ........................................................................................... 5
2. Tujuan khusus........................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1. Manfaat teoritis......................................................................................... 5
2. Manfaat praktis ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
A. Konsep Dasar Penyakit Apendiksitis ............................................................... 7
1. Apendiksitis .............................................................................................. 7
2. Etiologi penyakit apendiksitis .................................................................. 7
3. Penatalaksanaan apendiksitis.................................................................... 8
B. Konsep Dasar Nyeri Akut Pada Pasien Apendiktomi ..................................... 8
1. Pengertian nyeri akut ................................................................................ 8
2. Penyebab nyeri akut pada pasien apendiktomi......................................... 8
3. Penilaian nyeri ........................................................................................ 10
xii
4. Interpretasi skala nyeri ........................................................................... 11
5. Strategi penatalaksanaan nyeri ............................................................... 12
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Prosedur Mobilisasi Dini Untuk
Mengatasi Nyeri Akut Pada Pasien Apendiktomi ......................................... 16
1. Pengkajian .............................................................................................. 16
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 18
3. Intervensi keperawatan ........................................................................... 21
4. Implementasi Keperawatan .................................................................... 23
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 23
BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 27
A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 27
B. Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 28
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 29
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 30
C. Subyek Studi Penelitian ................................................................................. 30
D. Fokus Studi Kasus ......................................................................................... 31
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 31
1. Jenis data ................................................................................................ 31
2. Cara mengumpulkan data ....................................................................... 32
3. Instrumen pengumpulan data ................................................................. 33
F. Metoda Analisis Data..................................................................................... 34
G. Etika Studi Kasus ........................................................................................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 36
A. Hasil Studi Kasus ........................................................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................................... 41
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
A. Kesimpulan .................................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Untuk Mengatasi Nyeri Akut pada Pasien Apendiktomi Hari ke-0 ........ 28
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih
Berdasarkan data World Health Organization (2010) yang dikutip oleh Faridah
(2015), angka mortalitas akibat apendiksitis adalah 21.000 jiwa, di mana populasi
(Bougenvile) rumah sakit Dr.Soegiri Lamongan pada tahun 2013 sebanyak 126
orang, pada tahun 2014 sebanyak 104 orang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Bali kasus apendiksitis tahun 2014 sebanyak 362 kasus, tahun 2015
meningkat menjadi 1.422 kasus. Menurut data yang diperoleh di RSUD Manusada
Badung, didapatkan data kasus apendiksitis yang terjadi pada tahun 2015
saraf, adanya hal ini menstimulus jaringan untuk aktivasi pelepasan zat-zat kimia,
hal ini merupakan penyebab munculnya nyeri terutama nyeri post operasi
Prevalensi nyeri klien pasca bedah dengan tingkat nyeri berat yaitu 34,8%,
sedangkan dengan nyeri sedang yaitu 57,0% (Milutinovi, Milovanovi and Pjevi,
2009). Berdasarkan penelitian Indri, Karim and Elita (2014), prevalensi nyeri post
operasi apendiktomi dengan tingkat nyeri berat yaitu 70,4%, dengan tingkat nyeri
Menurut penelitian Indri, Karim and Elita (2014), nyeri post operasi
apendiktomi apabila tidak ditangani akan berakibat pada kualitas tidur klien
persentase klien dengan kualitas tidur buruk yaitu 68,5% sedangkan persentase
klien dengan kualitas tidur baik yaitu 31,5%. Perawatan klien apendiktomi salah
2
rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi klien pada lokasi nyeri,
jumlah sampel sebanyak 15 orang klien, delapan orang klien (53,3%) bergerak,
luka tercepat adalah tiga hari dan terlama adalah delapan hari. Rata-rata lamanya
penyembuhan luka dengan mobilisasi dini tidak bergerak adalah enam hari.
jurnal Pustaka Kesehatan, menyatakan bahwa ada perbedaan antara tingkat nyeri
mobilisasi dini. Tingkat nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini yaitu didapat dari
nilai rata-rata skala nyeri yang dialami responden yaitu 7,75 atau termasuk dalam
kategori skala nyeri berat menurut Mac Caffery dan Beebe, namun setelah
dilakukan mobilisasi dini skala nyeri yang didapat dari responden menjadi
berkurang menjadi 5,62 yang termasuk dalam kategori skala nyeri sedang.
nilai skala nyeri responden sebelum dan sesudah dilakukan mobilisasi dini secara
sebelumnya berfokus pada nyeri yang dialami, namun saat dilakukan mobilisasi
3
dini, pemusatan perhatian terhadap nyeri dialihkan pada kegiatan mobilisasi dini
(Ganong, 2008).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada hari kamis tanggal 11 Januari 2018
apendiktomi hari ke-0 dan mengeluh nyeri. Berdasarkan hasil observasi calon
peneliti, mobilisasi dini di ruang janger dilakukan pada 6-8 jam pertama agar
klien tidak susah bergerak, luka tidak kaku dan mengurangi nyeri. Pelaksaan
mobilisasi dini dengan menggerakkan ekstremitas dan miring kiri miring kanan,
saat sebelum melakukan mobilisasi dini nyeri klien berada pada skala 7 yaitu
skala nyeri berat terkontrol, setelah melakukan mobilisasi dini skala nyeri klien
berada pada skala 4 yaitu nyeri sedang. Berdasarkan uraian di atas peneliti sangat
tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Asuhan
B. Rumusan Masalah
Apendiksitis yaitu nyeri akut. Menurut PPNI (2017), Nyeri akut adalah
akutual atau fungsional. Salah satu tindakan untuk mengatasi nyeri akut pada
pasien apendiktomi yaitu mobilisasi dini. Permasalah dalam penelitian ini adalah
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
prosedur mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari
2. Tujuan khusus
nyeri akut.
nyeri akut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi peneliti
mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari ke-0 dan untuk menambah
post operasi.
5
b. Bagi ilmu pengetahuan
2. Manfaat praktis
mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari ke-0
b. Bagi pasien
dapat lebih mengetahui tentang penyakit apendiks, dan dapat mengetahui cara
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Apendiksitis
cacing.Apendiks atau lebih dikenal dengan nama usus buntu, merupakan kantung
kecil buntu yang melekat pada sekum.Sumbatan berupa tinja yang lama kelamaan
apendiksitis dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain
Antibiotik dan cairan IV diberikan serta pasien diminta untuk membatasi aktivitas
Burney(LeMone, 2015).
Nyeri akut adalah respon normal fisiologi yang dapat diramalkan akibat
suatu stimulus kuat kimia, atau mekanik yang terkait pembedahan yang bersifat
memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respon emosional (Potter and Perry,
2010).
lamanya, nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan, awitan
gejalanya mendadak dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui.
8
termasuk faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri, yakni termasuk dalam
kerusakan sel, semua kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu,
yang peka terhadap nyeri yang terdapat disekitar serabut nyeri di cairan
dan melewati beberapa rute hingga berakhir di gray matter (garis abu-abu)
terjadinya transmisi sinapsis dari saraf perifer aferen (panca indra) ke system saraf
sepanjang serabut saraf perifer aferen (panca indra). Ada dua macam serabut saraf
perifer yang mengontrol stimulus nyeri: yang tercepat, serabut A-delta yang
diselubungi oleh myelin dan sangat kecil; lambat, serabut C yang tidak
9
tersebut merupakan penyebab munculnya nyeri terutama nyeri post operasi
apendiktomi.
3. Penilaian nyeri
nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan
individual, serta kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Banyak cara untuk menentukan intensitas
nyeri, namun yang paling sederhana ada 2 macam yakni; Numeric Rating Scale
2015):
yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala pendeskripsian verbal Verbal
descriptor scale (VDS) merupakan garis yang terdiri tiga sampai lima kata
Pendeskripsian ini mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”,
dank lien diminta untuk menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan nyeri
saat ini.
10
b. Numerical rating scale (NRS) (Skala numerik angka)
berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak
skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang
diberikan. Jika pasien mengalami disleksia , autism, atau geriatri yang demensia
Pasien disuruh melihat skala gambar wajah. Gambar pertama tidak nyeri
(anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling
akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat berat. Setelah itu, pasien
disuruh menunjuk gambar yang cocok dengan nyerinya. Metode ini digunakan
untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan pada geriatri dengan gangguan
kognitif.
11
a. Nyeri Ringan: dalam intensitas rendah.
1) Analgesik narkotik
Analgesik narkotik terdiri atas berbagai derivet opium seperti morfin dan
karena obat ini membuat ikatan dengan reseptor opiot dan mengaktifkan
penekanan nyeri endogen pada susunan saraf pusat, namun penggunaan obat ini
perlu pengkajian secara teratur terhadap perubahan dalam status pernapasan jika
profen selain memiliki efek antinyeri juga memiliki efek antiinflamasi dan
samping yang paling umum terjadi adalah gangguan pencernaan seperti adanya
12
b. Manajemen nyeri non farmakologi
tehnik relaksasi. Distraksi merupakan salah satu cara dalam mengubah fokus
perhatian pada suatu hal selain nyeri. Salah satu distraksi adalah dengan cara
mengajak klien yang mengalami nyeri untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
sehingga dengan demikian fokus perhatian klien bukan pada nyeri, namun pada
aktivitas atau gerakan yang dilakukan. Aktivitas dan gerakan yang dilakukan
modalitas yang tepat untuk memulihkan fungsi tubuh bukan saja pada bagian
yang mengalami cedera tetapi juga keseluruhan anggota tubuh. Terapi latihan juga
berupa passive dan active exercise, terapi latihan juga dapat berupa transfer,
Menurut Potter and Perry (2006), mobilisasi dini sangat penting sebagai
tubuh, aliran darah tersumbat dan peningkatan intensitas nyeri. Mobilisasi dini
13
mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara
saraf pusat.
Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan pada otot-otot tubuh yang dilakukan
sedini mungkin, 24 jam pertama setelah operasi, tujuan mobilisasi dini untuk
2008).
dini, kesadaran mereka akan adanya nyeri menjadi menurun. Hal tersebut memicu
terdapat dua hal, yang pertama terjadi pelepasan substansi P oleh neuron delta-A
dan delta-C. Hal kedua yakni mekanoreseptor dan neuron beta-A melepaskan
menuju saraf pusat sehingga menurunkan persepsi nyeri (Potter and Perry, 2010).
14
c. Tahap mobilisasi dini klien post operasi
pembedahan dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernapasan,
latihan batuk, dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari
tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Maryunani,
2014).
yaitu:
tangan dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot
Badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan
fase selanjutnya duduk diatas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau
Rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau ruangan dan tidak ada
hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan
berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet atau kamar mandi
sendiri. Pasien harus diusakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin,
hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien pasca operasi untuk
15
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Prosedur Mobilisasi Dini Untuk
1. Pengkajian
data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
yang menjadi masalah klien? ” atau “Apa yang membuat klien dibawa ke rumah
sakit?” Keluhan utama harus dicatat dengan kata-kata klien sendiri. Keluhan
utama klien nyeri adalah klien mengeluh nyeri (Mubarak, Indrawati and Susanto,
2015).
c. Riwayat kesehatan
imunisasi pada masa kanak-kanak dan tanggal injeksi, alergi terhadap obat
16
pemulihan, medikasi: semua obat resep dan obat bebas yang digunakan saat ini
mulai muncul, apakah awitan gejala mendadak atau bertahap, berapa kali masalah
terjadi, lokasi gangguan yang pasti, karakter keluhan mis, intensitas nyeri, faktor
quality, kualitas dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat;
region yaitu daerah penjalaran nyeri; severity, adalah keparahan atau intensitas
nyeri; time adalah lama atau waktu serangan atau frekuensi nyeri) (Mubarak,
Memastikan faktor resiko tertentu, usia saudara kandung, orang tua, dan
kakek nenek serta status kesehatan mereka saat ini. Perhatian khusus diberikan
17
6) Pasien mengatakan sulit tidur
2. Diagnosa Keperawatan
status kesehatan klien baik actual maupun potensial. Pada fase ini, perawat
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
nyeri akut karena adanya agen pencendera fisik berupa prosedur operasi (PPNI,
2017). Gejala dan tanda menurut PPNI (2017), adalah sebagai berikut:
a. Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh nyeri
muncul, klien pada saat itu juga dimulai suatu siklus yang apabila tidak diobati
2) Objektif
a) Tampak meringis
muncul. Pada saat itu juga dimulai suatu siklus yang apabila tidak diobati atau
18
tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah kualitas
kehidupan individu secara bermakna. Gerakan tubuh yang khas dan ekspresi
wajah ini dapat mengindikasikan nyeri dan dapat memudahkan perawat dengan
segera akan belajar mengenali pola prilaku yang menunjukkan nyeri(Potter and
Perry, 2006).
daerah nyeri).
muncul.Pada saat itu juga dimulai suatu siklus yang apabila tidak diobati atau
kehidupan individu secara bermakna. Gerakan tubuh yang khas dan ekspresi
wajah ini dapat mengindikasikan nyeri dan dapat memudahkan perawat dengan
segera akan belajar mengenali pola prilaku yang menunjukkan nyeri (Potter and
Perry, 2006).
c) Gelisah
Gelisah merupakan respon prilaku yang dirasakan saat nyeri muncul. Pada
saat itu juga dimulai suatu siklus yang apabila tidak diobati atau tidak dilakukan
secara bermakna. Gerakan tubuh yang khas dan ekspresi wajah ini dapat
belajar mengenali pola prilaku yang menunjukkan nyeri(Potter and Perry, 2006).
Frekuensi nadi meningkat adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri
bila di pompa keluar jantung. Denyut nadi ini mudah diraba di suatu tempat
19
dimana ada arteri melintas.Nyeri yang dirasakan klien post operasi akan
e) Sulit tidur
pengaruh terhadap kualitas dan terdapat banyak hal yang menyebabkan seseorang
membangunkan klien selama malam hari dan membuat klien akan sulit untuk
b. Minor
1) Objektif
melebihi 100-140 mmHg dan diastolic melebihi 60-90 mmHg (Potter and Perry,
2006).
Perubahan pola nafas mengacu pada freukensi, volume, irama, dan usaha
pernapasan. Pola nafas yang normal ditandai dengan pernapasan yang tenang,
20
c) Nafsu makan berubah
agen pencedera fisik prosedur operasi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri,
pasien tampak meringis, gelisah, sulit tidur, bersikap protektif (mis, waspada,
3. Intervensi keperawatan
perencanaan merujuk pada data pengkajian klien dan pernyataan diagnose sebagai
Tujuan dan criteria hasil untuk masalah nyeri akut mengacu pada Nursing
berikut:
1) NOC:
a) Kontrol nyeri
2) Kriteria hasil:
21
b) Menggambarkan factor penyebab (skala 5)
b. Intervensi
penyembuhan.
yaitu:
(a) Pastikan klien dalam keadaan sadar dan 6-8 jam pasca operasi
(b) Kaji intensitas nyeri klien sebelum dilakukan mobilisasi dini dengan
tempat tidur menekuk dan meluruskan ektremitas atas dan bawah lakukan
22
(d) Langkah kedua melakukan posisi miring kanan dan miring kiri selama 15
menit
(e) Kaji intensitas nyeri klien sesudah dilakukan mobilisasi dini dengan
(f) Pada 12-24 jam atau hari pertama pasca operasi posisikan badan klien dengan
(g) Pada hari kedua pasca operasi klien sudah dapat untuk berdiri dan berjalan.
4. Implementasi Keperawatan
tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier et al.,
2010).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam
konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien
adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
23
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada
pasien dengan retensi urin indikator evaluasi menurut Moorhead et al. (2013)
yaitu :
c. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti(Setiadi,
2013). Berdasarkan teori dan kajian pustaka, dapat disusun sebuah kerangka
: Ada hubungan
1. Definisi operasional
Tabel 1.
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
dan tata cara tertentu yang diatur berdasarkan kaidah dalam menyelenggarakan
(Herdiansyah, 2014). Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang
diterapkan mahasiswa dalam studi kasus yang akan dilaksanakan. Bab ini terdiri
dari :
A. Jenis Penelitian
ini peneliti memilih penelitian dengan jenis penelitian Deskriptif yang merupakan
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan
secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan
(Nursalam, 2016).
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Kasus,
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini
dapat berarti satu orang, kelompok pendudukyang terkena suatu masalah. Unit
yang menjadi masalah tersebut secara mendalam dianalisa baik dari segi yang
2013).
untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi (Setiadi, 2013). Penelitian dilakukan
2018.
Penelitian pada studi kasus ini tidak mengenal populasi dan sampel,
namun lebih mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang
menjadi subyek studi kasus sejumlah dua pasien (individu), yang diamati secara
Sampel dalam penelitian ini klien apendiktomi. Klien yang dijadikan sampel
30
a. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti(Nursalam, 2016). Kriteria inklusi
1) Klien apendiktomi yang diberikan mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut.
2) Klien yang 6-8 jam telah menjalani prosedur apendiktomi hari ke-0 dan telah
b. Kriteria ekslusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016).
1) Klien apendiktomi yang tidak sadarkan diri dan berpindah ke ruang intensif.
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah yang akan
dijadikan titik acuan studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah
1. Jenis data
Data yang dikumpulkan dari subjek study kasus adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/ instansi yang
31
secara rutin mengumpulkan data diperoleh dari rekam medik pasien (Setiadi,
2013). Pada penelitian ini menggunakan data sekunder diperoleh dengan teknik
pedoman studi dokumentasi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah pemberian prosedur mobilisasi diniuntuk mengatasi nyeri akut pada pasien
apendiktomi hari ke-0 yang bersumber dari catatan keperawatan pasien di Ruang
prosedur mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari
ke-0. Obersevasi tersebut dilakukan mulai dari catatan hasil pengkajian sampai
data, data yang akan di jadikan kasus kelolaan menjadi sistematis. Adapun
32
b. Mengajukansurat permohonan izin penelitian di Direktorat Poltekkes
Kemenkes Denpasar.
Data pengkajian terdiri dari enam pernyataan dimana berisi tentang data
subjektif dan data objektif.Data diagnosa terdiri dari sepuluh pernyataan berisi
and symptom (PES).Data intervensi terdiri dari tujuh pernyataan berisi tentang
prosedur mobilisasi dini.Serta data evaluasi terdiri dari enam pernyataan yang
33
Pedoman studi dokumentasiberupa check list yang harus diisi oleh
peneliti, bila ditemukan diberi tanda “√” pada kolom “Ya”, dan bila tidak
deskriptif adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data
meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Nursalam, 2016).
Data akan disajikan dengan uraian tentang temuan dalam bentuk tulisan.
kasus, yang terdiri dari darirespect for persons, beneficience dan distributive
justice.
atau kerentanan dari eksploitasi dan bahaya. Pada bagian ini diuraikan tentang
34
nomor atau kode responden. Semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti.
2. Kemanfaatan (Beneficience).
harus jelas, peneliti yang bertanggung jawab harus mempunyai kompetensi yang
sesuai.
perlakuan antara satu individu/kelompok dengan lain dapat dibenarkan bila dapat
sehingga tidak ada perbedaan perlakukan antara satu subjek dengan subjek yang
lain.
35
BAB V
mobilisasi dini pada pasien apendiktomi hari ke-0 untuk mengatasi nyeri akut di
ruang janger RSUD Mangusada Badung pada tanggal 11 April 2018 sampai
dengan 15 April 2018 yang terdiri dari lima proses keperawatan dimulai dari
1. Pengkajian keperawatan
pada dua dokumen pasien dengan apendiktomi hari ke-0. Dokumen pasien pertana
yaitu Ny.WN umur 43 tahun dengan No.RM 223367. Dokumen pasien kedua
Tn.MS, umur 36 tahun dengan No.RM 293679. Data pengkajian dipaparkan pada
table 2.
Tabel 2
Data pengkajian dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien
kedua (Tn.MS)
Data subyektif: pasien mengeluh nyeri Data subyektif: pasien mengeluh nyeri
dengan skala nyeri 6 dari (0-10) skala dengan skala nyeri 9 dari(0-10) skala
pasien kedua (Tn.MS) pada tanggal 11 April-15 April 2018 berupa data
pengkajian yang didokumentasikan oleh perawat terdiri dari data subyektif dan
obyektif.
2. Diagnosa keperawatan
pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien kedua (Tn.MR). Hal ini akan
Tabel 3
Data diagnose keperawatan pada dokumen pasien pertama dan pasien kedua
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut, berhubungan dengan agen Nyeri akut, berhubungan dengan agen
injuri fisik insisi luka operasi, ditandai injuri fisik insisi luka operasi, ditandai
dengan data subyektif pasien mengeluh dengan data subyektif pasien mengeluh
nyeri dengan skala nyeri 6 dari (0-10) nyeri dengan skala nyeri 9 dari (0-10)
skala nyeri dan data obyektif pasien skala nyeri dan data obyektif pasien
Dari data table 3, diagnose yang dirumuskan dari kedua dokumen pasien
adalah sama.
37
3. Intervensi keperawatan
Tabel 4
Data intervensi dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien kedua
(Tn.MR)
Intervensi Keperawatan
selama 3x24 jam secara koperhensif selama 3x24 jam secara koperhensif
hilang dengan kriteria hasil pasien hilang dengan kriteria hasil pasien
berkurang atau hilang, skala nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri
pasien 0-3, vital sign dalam batas pasien 0-3, vital sign dalam batas
38
Dari data tabel 4, intervensi dari kedua dokumen pasien pertama dan kedua
(Ny.WN) dan pasien kedua (Tn.MR), kedua dokumen memiliki intervensi yang
4. Implementasi keperawatan
Tabel 5
Data implemntasi keperawatan dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan pasien
kedua (Tn.MR)
Implemetasi Keperawatan
1. Mobilisasi dini dilakukan pada hari 1. Mobilisasi dini dilakukan pada hari
ke-0, 6-8 jam setelah apendiktomi ke-0, 6-8 jam setelah apendiktomi
tanggal 11 April 2018 pukul 16.20 tanggal 11 April 2018 pukul 16.20
WITA. WITA.
mobilisasi dini yaitu nyeri yang mobilisasi dini yaitu nyeri yang
39
berkurang menjadi skala 4 setelah berkurang menjadi skala 5 setelah
7. Hari kedua mobilisasi berdiri dan 7. Hari kedua mobilisasi berdiri dan
berjalan. berjalan.
5. Evaluasi keperawatan
40
Tabel 6
Data evaluasi dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien kedua
(Tn.MR)
Evaluasi Keperawatan
P: Mengatasi nyeri akut selama 3x24 P: Mengatasi nyeri akut selama 3x24
jam dengan kriteria hasil nyeri (-),tanda jam dengan kriteria hasil nyeri (-),tanda
tanda vital dalam batas normal. tanda vital dalam batas normal.
dokumen pasien yaitu dokumen pasien pertama dan dokumen pasien kedua antara
kedua pasien memiliki data subyektif, assessment, dan plnning yang sama. Data
evaluasi asuhan keperawatan yang berbeda antar kedua pasien adalah data
obyektif.
B. Pembahasan
antara hasil studi kasus dengan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti, serta
argumentasi peneliti itu sendiri terhadap dua asuhan keperawatan yang diteliti
RSUD Mangusada Badung yang dimulai pada tanggal 11 April sampai dengan 15
41
April 2018. Disini peneliti membahas berdasarkan tahap proses keperawatan,
1. Pengkajian keperawatan
Teori yang dijadikan peneliti sebagai acuan yaitu menurut PPNI, (2017)
manifestasi klinis dari nyeri akut terdapat gejala dan tanda mayor. Adapun gejala
dan tanda mayor nyeri akut adalah mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
meningkat, sulit tidur. Gejala dan tanda minor pada nyeri akut adalah tekanan
darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan menurun, menarik diri.
dokumen klien kedua dengan teori yang dipergunakan peneliti, dapat peneliti
perbedaan atau telah sejalan dengan teori yang dipergunakan oleh peneliti baik
data subyektif dan data obyektif, dimana data subyektifnya pasien mengeluh
nyeri, data obyektif pasien tampak meringis, gelisah dan bersikap protektif (mis,
teori sesuai dengan keluhan pasien dilapangan, karena setiap pasien memiliki
2. Diagnosa keperawatan
Teori yang dijadikan peneliti sebagai acuan yaitu PPNI (2017) perumusan
(PES). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik yang emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
42
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga
bulan. Penyebab nyeri akut adalah agen pencedera fisiologi, agen pencedera
kimiawi, agen pencedera fisik (mis, prosedur operasi). Gejala dan tanda mayor
minor nyeri akut adalah mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif
(mis, waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit
tidur, tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan menurun,
menarik diri.
dengan problem nyeri akut etiology berhubungan dengan agen injuri fisik insisi
luka operasi dan symptom ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak
meringis, gelisah dan bersikap protektif (mis, waspada, posisi menghindari nyeri).
perbedaan antara rumusan yang ditegakkan pada dokumen pasien dengan teori
yang ada, yaitu pada bagian etiology yang digunakan yaitu agen injuri fisik insisi
keperawatan nyeri akut yaitu agen pencedera fisik prosedur operasi. Tidak
karena etiology injuri fisik merupakan nama lain dari pencedera fisik dan insisi
43
3. Intervensi keperawatan
Penelitian ini sudah ditemukan kriteria hasil di dokumen pasien pertama dan
dokumen pasien kedua. Berdasarkan NOC kriteria hasil pada pasien dengan
masalah nyeri akut yaitu melaporkan nyeri terkontrol secara verbal (Moorhead et
al., 2016).
pasien post operasi dengan nyeri akut sesuai dengan Nursing Intervention
4. Langkah kedua melakukan posisi miring kiri dan miring kanan selama 15
menit
6. Pada hari pertama posisikan badan klien dengan posisi duduk dengan kaki
menjuntai kebawah
7. Pada hari kedua pasca operasi klien sudah dapat berdiri dan berjalan
ruang janger RSUD Mangusada Badung tidak ada perbedaan dengan teori yang
44
aktivitas-aktivitas mobilisasi dini dalam Nursing Interventions Classification
(NIC) tidak terdapat perbedaan. Hal ini dikarenakan acuan yang digunakan oleh
pihak rumah sakit dan peneliti sama yaitu Nursing Outcome Classification (NOC)
4. Implementasi keperawatan
pada dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien kedua (Tn.MR)
Teori yang dijadikan acuan yaitu menurut (Potter and Perry, 2010) latihan
mereka akan adanya nyeri menjadi menurun. Mobilisasi dini dilakukan pada 6-8
jam setelah operasi atau pada hari ke-0. Mobilisasi dini dilakukan untuk
45
dan dokumen kedua dengan teori yang dipergunakan peneliti, didapatkan
implementasi telah sesuai dengan teori baik dari aktifitas keperawatan sampai
pasien.
5. Evaluasi keperawatan
Teori yang digunakan sebagai acuan yaitu format yang dapat digunakan
yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga dengan indikator evaluasi
kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala bentuk masalah
menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan : tujuan tercapai; yaitu, respons
klien sama dengan hasil yang diharapkan, tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil
tercapai), tujuan tidak tercapai, Planning, yaitu rencana tindakan yang akan
analisis.
46
Evaluasi pada dokumen pasien pertama (Ny.WN) dan dokumen pasien
kedua (Tn.MR) menggunakan format SOAP, dimana format ini pada bagian data
objektif tidak menuliskan indikator evaluasi sesuai dengan NOC, pada bagian
tercapai sebagian atau tidak tercapai sama sekali, pada bagian data planning yang
acuan yang digunakan oleh rumah sakit sudah dimodifkasi dan memiliki standar
operasional yang sesuai dengan keadaan klien yang berbeda dengan standar
C. Keterbatasan Penelitian
bertugas, dan juga ada beberapa alat yang belum tersedia untuk kelengkapan
pasien, selain itu hambatan yang penulis rasakan yaitu keterbatasan waktu untuk
melakukan penelitian dengan jadwal praktik kerja lapangan yang telah diikuti
penulis, namun hal-hal tersebut dapat penulis lewati dan peneltian dapat berjalan
dengan lancar karena pasien pertama dan pasien kedua dapat menerima penulis
serta ikut berpartisipasi selama penelitian ini dan didukung oleh pihak-pihak
terkait.
47
BAB VI
A. Kesimpulan
nyeri, data obyektif pasien tampak meringis, gelisah dan bersikap protektif. Tidak
terdapat perbedaan teori atau telah sejalan dengan teori yang dipergunakan
peneliti.
Diagnosa didapat dari analisa data didapatkan satu diagnosa yang muncul
yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik insisi luka operasi ditandai
dengan data subyektif dan obyektif pasien yang sesuai dengan teori yang
mobilisasi dini yang ada dalam Nursing Intervention Classification (NIC) yang
disusun dengan menggunakan SOAP, namun ada sedikit perbedaan pada data
obyektif assesmentdata planning. Hal ini terjadi disebabkan karena kemungkinan
tempat penelitian sehingga berbeda dengan teori acuan yang digunakan peneliti.
B. Saran
keseluruhan, serta untuk menyedikan SPO mobilisasi dini untuk dijadikan acuan
mobilisasi dini untuk mengatasi nyeri akut pada pasien apendiktomi hari ke-0.
49
DAFTAR PUSTAKA
Indri, U. V., Karim, D. and Elita, V. (2014) ‘Hubungan antara Nyeri, Kecemasan
dan Lingkungan dengan Kualitas Tidur pada Pasien Post Operasi
Apensiditis’, Jom Psik, 1(2), pp. 1–8.
Setiadi (2013) Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. 2nd edn.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shiddiq, M. (2013) ‘Di Rsud Dokter Soedarso Pontianak Tahun 2012 Muhammad
Shiddiq Program Studi Pendidikan Dokter’, pp. 1–15.
Sjamsuhidayat, R. and Jong, W. De (2004) ‘Buku Ajar Ilmu Bedah’, in Buku Ajar
Ilmu Bedah. Revisi. Jakarta: EGC.
World Health Organization (2010) ‘World Health Statistics 2010’, World Health
Organization, p. 177.
54
Lampiran 1.
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN PROSEDUR MOBILISASI DINI UNTUK MENGATASI NYERI
AKUT PADA PASIEN APENDIKTOMI HARI KE-0 DI RUANG JANGER RSUD MANGUSADA BADUNG TAHUN 2018
No Kegiatan Waktu
Feb 2018 Mar 2018 Apr 2018 Mei 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
4 Pengurusan izin penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
9 Sidang hasil penelitian
10 Revisi laporan
11 Pengumpulan KTI
55
Lampiran 2.
REALISASI PENELITIAN
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN PROSEDUR
MOBILISASI DINI UNTUK MENGATASI NYERI AKUT PADA PASIEN
APENDIKTOMI HARI KE-0 DI RUANG JANGER RSUD MANGUSADA
BADUNG TAHUN 2018
berikut:
No Keterangan Biaya
A Tahap Persiapan
PenyusunanProposal Rp. 150.000
Penggandaan Proposal Rp. 100.000
Revisi Proposal Rp. 100.000
B Tahap Pelaksanaan
Pengurusan Izin Penelitian Rp. 100.000
Transportasi dan Akomodasi Rp. 200.000
C Tahap Akhir
Penyusunan Laporan Rp. 200.000
Penggandaan Laporan Rp. 200.000
Revisi Laporan Rp. 150.000
Biaya Tidak Terduga Rp. 300.000
Total biaya Rp. 1.500.000
56
Lampiran 3.
HASIL OBSERVASI DOKUMENTASI
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan lembar observasi dengan teliti dan benar
2. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda √ pada
kolom yang sesuai dengan dokumen yang tertulis pada rekam medis (RM)
Judul : Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Prosedur
Mobilisasi Dini Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada Pasien
Apendiktomi Hari Ke-0
Nama Responden : Ny. WR
Umur : 43 tahun
Tanggal : 11 April 2018
A. PENGKAJIAN
1 Nyeri Akut
b. Tampak Meringis
f. Sulit Tidur
57
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Dirumuskan
No Diagnosa Keperawatan
Ya Tidak
1 Problem
Nyeri Akut
2 Etiologi
b. Tampak meringis
f. Sulit tidur
58
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Direncanakan
No Intervensi Keperawatan
Ya Tidak
1 Mobilisasi Dini
59
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dilaksanakan
No Intervensi Keperawatan
Ya Tidak
1 Mobilisasi Dini
60
E. HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
No Evaluasi Dievaluasi
Ya Tidak
1. Subjective
a. Mengeluh Nyeri
2. Objective
3. Analisis
a. Tujuan tercapai
4. Plaining
61
Lampiran 4.
HASIL OBSERVASI DOKUMENTASI
Petunjuk Pengisian :
3. Bacalah setiap pertanyaan lembar observasi dengan teliti dan benar
4. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda √ pada
kolom yang sesuai dengan dokumen yang tertulis pada rekam medis (RM)
Judul : Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Prosedur
Mobilisasi Dini Untuk Mengatasi Nyeri Akut Pada Pasien
Apendiktomi Hari Ke-0
Nama Responden : Tn. MS
Umur : 36 tahun
Tanggal : 13 April 2018
A. PENGKAJIAN
Tanda dan Gejala
No DS,DO, dan Masalah Keperawatan
Ya Tidak
1 Nyeri Akut
e. Tampak Meringis
h. Sulit Tidur
62
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Dirumuskan
No Diagnosa Keperawatan
Ya Tidak
1 Problem
Nyeri Akut
2 Etiologi
h. Tampak meringis
l. Sulit tidur
63
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Direncanakan
No Intervensi Keperawatan
Ya Tidak
1 Mobilisasi Dini
64
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dilaksanakan
No Intervensi Keperawatan
Ya Tidak
1 Mobilisasi Dini
65
E. HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
No Evaluasi Dievaluasi
Ya Tidak
1. Subjective
b. Mengeluh Nyeri
2. Objective
3. Analisis
d. Tujuan tercapai
4. Plaining
66
Lampiran 5.Standar Operasional Latihan Mobilisasi Dini
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
67
miring kanan selama 15 menit
7. Kaji intensitas nyeri klien setelah dilakukan
mobilisasi dini dengan rentang skala nyeri (0-10)
8. Pada hari pertama posisikan badan klien dengan
posisi duduk dengan kaki menjuntai kebawah
9. Pada hari kedua klien sudah dapat untuk berdiri dan
berjalan
TAHAP TERMINASI
TAHAP DOKUMENTASI
68
69
70
71
72
73
74
75