Pengaruh Antara Ukuran Maksimum Pada Kuat Tekan Beton

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ANALISIS PENGARUH UKURAN MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP

KUAT TEKAN DAN TARIK LENTUR BETON

Sem Kennedy Simanungkalit1, dan Torang Sitorus2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No,.1 Kampus USU Medan
Email : semsimanungkalit@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU
Medan

Abstract : Concrete is a construction material which is composed of a mixture of cement, aggregate (coarse and
fine), water and with or without additives (admixture) if needed. Coarse aggregate (gravel or split) and fine
aggregate (sand) serve as the main filler of concrete as well as reinforcement, while cement mixture with water
serves as a binder between materials. The purpose of this study was to determine the effect of the maximum size
of aggregate on compressive strength and bending strength of concrete. The specimen will be made into 3
variations that have a maximum size of 31.5 mm, 19.1 mm, and 9.52 mm with a constant mixture composition of
each variation. From the results of the tests that have been carried out, the maximum size of the aggregate has
an effect on compressive strength and flexure. The use of smaller or finer aggregate sizes will produce concrete
with better quality in terms of compressive strength and bending strength. Slump values for maximum sizes 31.5
mm, 19.1 mm, 9.52 mm respectively are 8 cm, 10 cm, 11 cm. The compressive strength of concrete for a
maximum size of 31.5 mm, 19.1 mm, 9.52 mm was 36.6756 MPa, 40.7916 MPa, 48.1216 MPa, respectively. The
average flexural tensile strength of concrete for aggregate maximum size of 31.5 mm, 19.1 mm, 9.52 mm
respectively was 2.7763 MPa, 3.4667 MPa, 4.1185 MPa.

Keywords : compressive strength, maximum size of aggregate, slump, flexural tensile strength

Abstrak : Beton merupakan suatu material bahan konstruksi yang tesusun atas campuran semen, agregat (kasar
dan halus), air dan dengan atau tanpa bahan tambah (admixture) bila diperlukan. Agregat kasar (kerikil atau batu
pecah) dan agregat halus (pasir) berfungsi sebagai bahan pengisi utama beton sekaligus sebagai penguat,
sedangkan campuran semen dengan air berfungsi sebagai pengikat antar material. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh ukuran maksimum agregat terhadap kuat tekan dan tarik lentur beton. Benda uji
akan dibuat menjadi 3 variasi yang memiliki ukuran maksimum 31,5 mm, 19,1 mm, dan 9,52 mm dengan
komposisi campuran konstan setiap variasi.. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, ukuran maksimum
agregat memberikan pengaruh terhadap kuat tekan dan tarik lentur. Pemakaian ukuran agregat yang lebih kecil
atau halus akan menghasilkan beton dengan mutu yang lebih baik dalam segi kuat tekan dan tarik lentur. Nilai
slump untuk ukuran maksimum 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm berturut-turut adalah 8 cm, 10 cm, 11 cm. Kuat
tekan beton untuk ukuran maksimum 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm berturut-turut adalah sebesar 36,6756 MPa,
40,7916 MPa, 48,1216 MPa. Kuat tarik lentur rata rata beton untuk ukuran maksimum agregat 31,5 mm, 19,1
mm, 9,52 mm berturut-turut adalah sebesar 2,7763 MPa, 3,4667 MPa, 4,1185 MPa.

Kata kunci : kuat tekan, ukuran maksimum agregat, slump, kuat tarik lentur

Pendahuluan sehingga pengawasan terhadap mutu dari bahan-


bahan tersebut harus diperhatikan dengan seksama
Beton banyak digunakan karena sifat-sifatnya yang agar diperoleh kualitas beton yang direncanakan.
baik seperti pengerjaan yang mudah, memiliki kuat Helwiyah Zain, pada tahun 2017 telah melakukan
tekan sesuai yang diperlukan sehingga mampu penelitian yang berjudul ” Pengaruh Variasi
memikul beban yang berat, tahan terhadap Diameter Maksimum Agregat Dalam Campuran
temperatur yang tinggi dan dibentuk dari material- Terhadap Kekuatan Tekan Beton” dimana pada
material lokal yang mudah didapat. Diketahui penelitian ini memperlihatkan hasil bahwa kuat
bahwa kinerja beton banyak dipengaruhi oleh tekan untuk ukuran maksimum diameter agregat
bahan pembentuknya yaitu air, semen, dan agregat, yang lebih kecil menghasilkan kuat tekan yang
lebih baik hingga 30 persen untuk ukuran
maksimum diameter terkecil terhadap ukuran
maksimum agregat yang terbesar. Karena itu perlu
Air yang terlalu banyak tidak baik untuk kekuatan
dipelajari lebih lanjut pengaruh ukuran maksimum
beton karna air tersebut akan menempati ruang
agregat kasar tersebut.
dimana pada saat beton sudah mengeras dan terjadi
penguapan, maka ruang yang ditempati air tersebut
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
akan menjadi pori.
pengaruh variasi ukuran butir maksimum agregat
terhadap kuat tekan dan tarik lentur beton serta
Menurut Mulyono (2005), air diperlukan pada
berapa besar persentase kenaikan kuat tekan dan
proses pembuatan beton untuk memicu proses
tarik lentur beton tersebut. Dalam penelitian ini akan
kimiawi semen, membasahi agregat, dan
dibuat 3 variasi gradasi agregat kasar beton dimana
memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton
tiap variasi memiliki komposisi berat yang sama satu
(workability). Untuk air yang terlalu sedikit akan
sama lain. Tiap variasi dibedakan ukuran butir
menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai
maksimumnya yaitu: 31,5 mm, 19,1 mm, dan 9,52
seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi kekuatan
mm. Setiap variasi akan dibuat 5 buah sampel
beton, oleh karena itu perbandingan air dan semen
silinder untuk diuji kuat tekannya dan 3 buah balok
(faktor air semen) menjadi penting.
berukuran 15 x 15 x 60 cm untuk diuji kuat tarik
lenturnya. Penelitian ini menggunakan bahan semen
Agregat
adalah Semen Padang Tipe I, agregat (pasir dan
Peranan Agregat
kerikil) berasal dari Binjai.
Agregat menempati 70-75% dari total volume
beton maka kualitas agregat sangat berpengaruh
Kajian Pustaka terhadap kualitas beton. Dengan agregat yang baik,
beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan
Diketahui bahwa kinerja beton banyak dipengaruhi lama (durable) dan ekonomis.
oleh bahan pembentuknya yaitu air, semen, dan Tabel 2.1 Pengaruh sifat agregat pada sifat beton
agregat, sehingga pengawasan terhadap mutu dari Sifat Pengaruh Sifat Beton
bahan-bahan tersebut harus diperhatikan dengan Agregat pada
seksama agar diperoleh kualitas beton yang Bentuk, Beton Cair Kelecakan,
direncanakan. Agregat (pasir dan kerikil) merupakan tekstur, Pengikatan,
bahan penyusun utama campuran beton. Diketahui gradasi dan
bahwa penggunaan agregat (halus dan kasar) dalam Pengerasan
pencampuran beton dapat mencapai sekitar 70-75 Sifat fisik, Beton Kekuatan,
persen dari keseluruhan material yang digunakan sifat kimia, Keras kekerasan,
untuk membuat beton, dimana ± 45 persen terdiri mineral dan ketahanan
dari agregat kasar. (durability).

Faktor Air Semen Sumber Nugraha, P. 2006. Teknologi Beton

Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan antara


berat air terhadap berat semen.
Gradasi Agregat fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya
Gradasi agregat adalah distribusi dari variasi sedikit sekali.
ukuran butir agregat. Gradasi agregat berpengaruh
pada besarnya rongga dalam campuran dan Modulus Kehalusan (Fineness Modulus)
menentukan workabilitas (kemudahan dalam Agregat
pekerjaan) serta stabilitas campuran. Gradasi suatu agregat dapat dinyatakan dengan
suatu angka, yaitu Modulus Kehalusan (Fineness
Menurut Nugraha.P (2007), Gradasi Modulus) atau disingkat FM. Menurut Nugraha, P.
(pembagian/distribusi butir, grading) ialah 2007, Modulus Kehalusan adalah suatu angka yang
distribusi ukuran butir agregat. Agregat diayak secara kasar menggambarkan rata-rata ukuran butir
berurutan menurut ayakan standar, yang disusun agregat. Ini dipakai dilapangan, untuk mengukur
mulai dari ayakan terbesar di bagian paling atas. kehomogenan suatu bagian agregat terhadap
Kurva gradasi agregat dapat dibuat berdasarkan keseluruhan. Persamaan untuk menghitung FM
hasil analisa saringan, dimana sampel agregat harus ditunjukkan pada persamaan (2.2)
melalui satu set ayakan saringan. Ukuran saringan
menyatakan ukuran bukaan jaringan kawat dan
nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan
jaringan kawat per inchi persegi dari saringan
Pengujian Kuat Tekan Beton
tersebut.
Kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara
Gradasi agregat dapat dibedakan atas 3 bagian
pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan
yaitu :
cara memberikan beban tekan bertingkat dengan
a. Gradasi Seragam
kecepatan peningkatan beban tertentu dengan
Gradasi seragam adalah gradasi agregat dengan
benda uji berupa silinder dengan ukuran Ø 15 cm
ukuran butir tyang hampir sama. Gradasi seragam
dan tinggi 30 cm. Selanjutnya benda uji ditekan
ini disebut juga gradasi terbuka (open graded)
dengan mesin tekan sampai pecah.
karena hanya mengandung sedikit agregat halus
sehingga terdapat banyak rongga/ ruang kosong
Beban tekan maksimum pada saat benda uji pecah
antar agregat.
dibagi luas penampang benda uji merupakan nilai
b. Gradasi Rapat (Menerus) (dense graded)
kuat tekan beton yang dinyatakan dalam MPa atau
Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana
kg/cm2. Tata cara pengujian yang umum dipakai
terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus,
adalah standar ASTM C 39 atau menurut yang
sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau
disyaratkan SNI 03-1974-1990
gradasi baik (well graded). Campuran beraspal
dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi,
Rumus yang digunakan untuk perhitungan kuat
agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang
tekan beton adalah:
besar.
c. Gradasi Senjang (Gap Graded)
Keterangan:
Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana
f’c = Kuat tekan beton (kg/cm2)
ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau ada
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm)
Pengujian Kuat Tarik lentur P adalah beban tertinggi yang terbaca pada
Kuat tarik lentur adalah kemampuan balok beton mesin uji (pembacaan dalam ton sampai 3
yang diletakkan pada dua perletakan untuk angka dibelakang koma)
menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu l adalah jarak bentang antara dua garis
benda uji, yang diberikan kepadanya, sampai benda perletakan (mm)
uji patah yang dinyatakan dalam Mega Pascal b adalah lebar tampang lintang patah arah
(MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-2011). horizontal (mm)
h adalah lebar tampang lintang patah arah
vertikal (mm)
a adalah jarak rata rata antara tampang
lintang patah dan tumpuan luar yang
terdekat, diukur pada 4 tempat pada sudut
dari bentang (mm)
Pengujian Kuat Tarik Lentur

Untuk benda uji yang patahnya diluar pusat (daerah


1/3 jarak titik perletakan bagian tengah) dan jarak
antara titik pembebanan dan titik patah lebih dari
5% bentang, hasil pengujian tidak digunakan.

FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN

Mulai

Persiapan Alat
dan Bahan
Diagram Momen (M) dan Gaya Lintang (Q)
Menurut SNI 03-4431-2011, untuk Pengujian
Karakteristik
pengujian dimana patahnya benda uji ada didaerah Material

pusat (daerah 1/3 jarak titik perletakan bagian


Perencanaan Mix
tengah), maka kuat lentur beton dihitung menurut Design

persamaan sebagai berikut :


Pencetakan
Benda Uji

Untuk pengujian dimana patahnya benda Pengujian Kuat


Tekan dan Tarik
uji ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak titik Lentur Beton

perletakan bagian tengah), dan jarak antara titik


Pengolahan Data
pusat dan titik patah kurang dari 5% dan jarak
antara titik perletakan maka kuat tarik lentur beton
Penarikan
dihitung menurut persamaan sebagai berikut : kesimpulan

Selesai
σ adalah kuat lentur benda uji (MPa)
METODE PENELITIAN Gambar 4.1. Grafik Analisa Saringan Agregat
Ukuran Maksimum 9,52 mm

Penelitian ini diawali dengan studi pustaka,


kemudian dilanjutkan dengan penelitian yang
dilaksanakan di laboratorium Bahan Konstruksi
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Tahapan dalam pelaksanaan penelitian :
1. Persiapan material penelitian.
2. Pemeriksaan material yaitu :
a. Pemeriksaan gradasi agregat
b. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi
agregat Gambar 4.2. Grafik Analisa Saringan Agregat
c. Pemeriksaan kadar lumpur dan kadar Ukuran Maksimum 19,1 mm
liat agregat
d. Pemeriksaan berat isi agregat
3. Pembuatan Benda Uji
Benda uji yang digunakan adalah 5 buah
benda uji silinder diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm untuk setiap variasinya. 3
buah benda uji balok berukuran 15 x 15 x
60 cm untuk setiap variasinya. Benda uji
dibuat dengan komposisi agregat yang
sama setiap variasi. Setiap variasi memiliki
ukuran butir maksimum berbeda yaitu 31,5
Gambar 4.3. Grafik Analisa Saringan Agregat
mm, 19,1 mm, dan 9,52 mm.
Ukuran Maksimum 31,5 mm

Hasil dan Analisa Hasil Pengujian Slump

Analisa Saringan

12
10
Slump (cm)

8
6
4
2
0
31.5 19.1 9.52
Ukuran Maksimum Agregat Kasar

Gambar 4.4. Grafik Pengaruh Ukuran Maksimum


Agregat Terhadap Nilai Slump
Dari data diatas, dapat kita lihat bahwa nilai slump Standar Deviasi Kuat Tekan Benda Uji
meningkat, yang artinya semakin kecil ukuran
maksimum agregat maka semakin tinggi pula
tingkat kemudahan dalam pengerjaan beton segar.
Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Setelah dilakukan pembuatan dan perawatan benda
uji, selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan
benda uji tersebut. Pengujian kuat tekan beton
dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari.
Dengan komposisi perencanaan konstan untuk
setiap variasi ukuran maksimum agregat kasar.

Menurut PBI 1971 dapat disimpulkan bahwa


45 39.9409 ketelitian pengerjaan dari ketiga variasi tergolong
40
33.857 baik sekali.
35
Kuat Tekan (MPa)

30.4408
30
25 Hasil Pengujian Kuat Tarik Lentur Benda Uji
20
15 6
10 4.8593
5 4.563
Kuat Tarik Lentur (MPa)

5
0 3.9704
4
31.5 19.1 9.52
Ukuran Maksimum Agregat
3
Gambar 4.5. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan
2
Dari hasil pengujian yang dilakukan, terlihat
adanya peningkatan kuat tekan beton pada variasi 1
yang menggunakan ukuran butir maksimum
0
agregat yang lebih kecil. Bila dibandingkan kuat 31.5 19.1 9.52
tekan rata-rata beton yang menggunakan diameter Rata Rata Kuat Tarik Lentur

maksimum agregat 19,1 mm terhadap variasi


Gambar 4.6. Grafik Hasil Rata Rata Pengujian
dengan ukuran maksimum 31,5 mm, terlihat
Kuat Tarik Lentur
adanya peningkatan kuat tekan sebesar 11,23%,
sedangkan untuk variasi dengan ukuran maksimum
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa terjadinya
agregat sebesar 9,52 mm terhadap variasi dengan
peningkatan nilai kuat tarik lentur pada variasi
ukuran maksimum 31,5 mm, terlihat adanya
yang memiliki ukuran maksimum agregat yang
peningkatan nilai kuat tekan sebesar 31,2 %.
lebih kecil. Hal ini dikarenakan agregat yang lebih
kecil membuat beton lebih padat.
Perbandingan Hasil Pengujian Kuat Tekan dan tekan beton juga semakin besar. Kuat Tekan
rata rata beton untuk ukuran maksimum
Kuat Tarik Lentur Terhadap Ukuran
agregat 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm berturut-
Maksimum Agregat turut adalah sebesar 30,4408 MPa, 33,857
MPa, 39,9409 MPa.
 Perbandingan kuat tekan beton untuk ukuran
Tabel 4.11 Hasil Rata Rata dan Perbandingan maksimum 19,1 mm, 9,52 mm berturut-turut
terhadap agregat 31,5 mm adalah 111,2227 %
Pengujian Kuat Tekan dan Tarik Lentur
dan 131,2086 %.
 Terdapat pengaruh antara ukuran maksimum
agregat kasar terhadap nilai kuat tarik lentur
beton, yaitu semakin kecil penggunaan ukuran
maksimum agregat kasar beton, maka kuat
tarik lentur beton juga semakin besar. Kuat
tarik lentur rata rata beton untuk ukuran
maksimum agregat 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52
mm berturut-turut adalah sebesar 2,7763 MPa,
3,4667 MPa, 4,1185 MPa.
 Perbandingan kuat tarik lentur beton untuk
45 ukuran maksimum 19,1 mm, 9,52 mm
39.9409 berturut-turut terhadap agregat 31,5 mm
40 adalah 114,9254 % dan 122,3881 %.
33.857  Pengaruh ukuran maksimum agregat kasar
35 terhadap kuat tekan dan tarik lentur beton
30.4408
berbanding terbalik.
30
Kekuatan (MPa)

25 Saran
 Beton yang digunakan untuk menahan
20 tegangan lentur baiknya dibuat menggunakan
agregat yang lebih halus.
15
 Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut
10 dengan memperbanyak variasi diameter
3.9704 4.563 4.8593 agregat maksimum untuk mengetahui lebih
5 detail pengaruhnya terhadap kuat tekan dan
lentur beton.
0
31.5 19.1 9.52
Kuat Tekan Kuat Tarik Lentur Daftar Pustaka
Alluhri, Sentosa Budi dan Mulyati. 2016. Pengaruh
Agregat Kasar Batu Pecah Bergradasi
Gambar 4.7. Grafik Hasil Rata Rata Pengujian SeragamTerhadap Kuat Tekan Beton
Kuat Tarik Lentur Normal. ISSN: 2354-8452, Volume 3,
Januari 2016.
Badan Standardisasi Nasional.. 1990. Metode
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa dengan Pengujian Kuat Tekan Beton. Jakarta:
BSN
semakin kecilnya ukuran maksimum agregat dalam Badan Standardisasi Nasional.. 1996. Metode Uji
campuran beton, kekuatan tekan dan tarik lenturnya Kekuatan Lentur Beton. Jakarta:
BSN
pun meningkat. Hal ini dikarenakan agregat yang Badan Standardisasi Nasional.. 2002. Tata Cara
lebih kecil membuat beton lebih padat. Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal. Jakarta: BSN
Badan Standardisasi Nasional.. 2002. Tata Cara
Kesimpulan Perhitungan Struktur Beton Untuk
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan Bangunan Gedung. Jakarta: BSN
sebagai berikut : Badan Standardisasi Nasional.. 2011. Cara Uji
 Terdapat pengaruh antara ukuran maksimum Kuat Lentur Beton Normal Dengan
agregat kasar terhadap nilai kuat tekan beton, Dua Titik Pembebanan. Jakarta: BSN
yaitu semakin kecil penggunaan ukuran Humaidi, Muhammad dan muhammad Hafizh.
maksimum agregat kasar beton, maka kuat 2011. Pengaruh Nilai Slump Terhadap
Kuat Tekan. Banjarmasin:Politeknik
Negeri Banjarmasin
Irianti, Laksmi dkk. 2015. Pengaruh Agregat
Kasar Bergradasi Celah Terhadap
Kuat Tekan Beton. Jurnal Rekayasa,
Volume 19, Agustus 2015
Kardiyono, Tjokrodimulyo. 1992. Buku Teknologi
Beton. Yogyakarta : Gramedia
Meddah, Mohammed Seddik, dkk. 2010. Effect of
Content and Particle Size Distribution
of Coarse Aggregate on the
Compressive Strength of Concrete.
Construction and Building Materials
24 (2010) 505-512
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton
dari Material , pembuatan, beton
kinerja tingi. Yogyakarta : Andi
Pane, Fanto Pardomuan. 2015. Pengujian Kuat
Tarik Lentur Beton Dengan Variasi
Kuat Tekan Beton. ISSN: 2337-6732,
Volume 3, Mei 2015
Vilane, Bruce Roy Thulane dan Ndlangamandla
Sabelo. 2016. The Effect of aggregate
Size on the Compressive Strength of
Concrete. AIS, Volume 2, 2016
Zain, Helwiyah. 2017. Pengaruh Variasi Diameter
Maksimum Agregat Dalam Campuran Terhadap
Kekuatan Tekan Beton. ISSN: 2407- 733X,
Volume 3, pp 11-24, Januari 2017.

You might also like