Not cnesa aries ISSN 0216 - 1540
JURNAL ILMIAH
SAINS & TEKNOLOGI
tease OM ANON eS
SKRINING TRANSFORMAS! GENETIK TANAMAN TEBU (Saccharum spp. hybrids)
Da Ner ios iE ras O Una
‘Mariana Wabjodi, Lucfia Lukman Alsudric, Roch Chrisnasari
ISOLASI BAKTERI DARI TANAH GUNUNG KAPUR DAN PENGUJIAN AKTIVITAS.
Pai auat i eeu mie nen OCgi ist rae ool
Pech eeu
Ae OSL t
UPAYA PEMBENTUKAN TUNAS ADVENTIF DARI DAUN PHALERIA
MACROCAREA (SCHEFF) BOERL.
cea
EVALUASI AWAL BUDIDAVA KAKAR PUTIH (Lates calcarifes)
PAWNS Sai SIGUE KES baw cael
‘Ruth Chrisnasari, Wandy Yuwono, Monika Selvira Puspitasari, Tjandra Panejajani
OPTIMASI PEMODELAN KONSENTRASI GLUKOAMILASE DAN AMONIUM.
SULFAT PADA PRODUKSI BIOETANOL DARI ONGGOK DENGAN METODE
SEPARATE HYDROLYSIS FERMENTATION (SHE) DAN SIMULTANEOUS
too nie ule miata)
Theresia Desy Askitosari
PRODUKSI NEMATODA PATOGEN ages SKALA LABORATORIUM HASIL i
FOES) NU MeN ca eee
“Mangihot Tua Goeltom, Tie Kok, Dian Kumakisari
INDUKSI KULTUR KALUS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN.
P\Nero ta a oy vih het conn ea)
OAR Um et
Fea Ne enti ia) asad bye assess Pee asta
METODE SPEKTROSKOP! LIV.VISIBLE
cS COR men Me R eee Hr!: JURNAL ILMIAH
SAINS & TEKNOLOGI
ISSN 02161540
‘Terbit dua kali setahun pecta balan Juni dan Desember, Berisitulisan yang berssal dari has peneliiany,
kkajian atau karyailmiah di bidang Sains dan Teknologi
Ketua Penyunting
Kena Lembaga Penelian dan Pergabdlian Kepads Masyarakat
Penyunting Pebaksana
Benny Lianto
Nani Partai
StafPelalsana
Tang Hamid, Had Krsbiyanto, Sukono
Penesbit
Lembaga Peneliian dan Pergabdian Kepada Masyarakat
‘Universitas Surabaya
Alamat Penerbit/Redalsi
Gedung Perpustakaan Lt1V, Universitas Surabaya
Jalan Raya Kalirurgkut, Surabaya, 60293
Telp. (031) 2981360, 2981365
Fax. (031) 2981373
Website: hp//Ippmubuyaacid
Enmail:lppm@ubayaacid
Jornal Ilmiah Sains dan Telenologi pemah terbit dengan nama Unitas (pertama kali terbitahun 1992)
oleh Lembaga Penelitian Universitas Surabaya
Ibid haar eonggung jab Percetakan,JURNAL ILMIAH
SAINS & TEKNOLOGI
ISSN 02161540
‘Volume 7 Nomor 2, Juni 2014
Halaman -71
Popy Hactatie Hardjo, Win Darmanto, Bambang Sugihasto
SKRINING TRANSFORMASI GENETIK TANAMAN TEBU (Svccharum spp. hybrids) DENGAN
PERANTARA Agrobacterium rumeficiens
ub 16)
Mariana Wabjudi, Lutfia Lukman Algadrie, Ruth Chrisnasari
ISOLAS! BAKTERI DARI TANAH GUNUNG KAPUR DAN PENGUJIAN AKTIVITAS.
ANTIBAKTERI ISOLAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
DAN Staphylococeus aureus
ek 217)
Wina Dian Savieei
UPAYA PEMBENTUKAN TUNAS ADVENTIF DARI DAUN PHALERIA MACROCARPA
(SCHEFF) BOERL
Gul 1830),
Ernest Suryadiaia
EVALUASI AWAL BUDIDAYA KAKAP PUTIH (Lates calearin)
PADA SISTEM RESIRKULASI (RAS) SKALA KECIL
(hal 3135) 7
Ruth Chrisnasari, Wandy Yuwono, Monika Selvita Puspicasari, Tjanclra Pansjajani
OPTIMASI PEMODELAN KONSENTRASI GLUKOAMILASE DAN AMONIUM SULFAT PADA
PRODUKSI BIOETANOL DARI ONGGOK DENGAN METODE SEPARATE HYDROLYSIS:
FERMENTATION (SH}) DAN SIMULTANEOUS SACCHARIFICA TION FERMENTATION (SSP)
(ba 3645)
Theresia Desy Askirosari
PRODUKSI NEMATODA PATOGEN SERANGGA SKALA LABORATORIUM HASIL ISOLASI
SAMPEL TANAH TRAWAS, MOJOKERTO
al4650)
Mangihot Tua Goeltom, Tjie Kok, Dian Kumalasari
INDUKSI KULTUR KALUS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EXSTRAK DAUN ANGGREK
MERPATI (Dendrobium crumenacum Swartz)
(bab 5263)
Maria Goretti M. Purwanto
PERBANDINGAN ANALISA KADAR PROTEIN TERLARUT DENGAN BERBAGAI METODE
SPEKTROSKOPI UV-VISIBLE
(ab 6471)
Sains & Teknologi VoLTNo2 Juni 2014 Hal-71 ISSN 02161540PERBANDINGAN ANALISA KADAR PROTEIN TERLARUT DENGAN
BERBAGAI METODE SPEKTROSKOPI UV-VISIBLE
Maria Goretti M. Purwanto
Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya
Email: maria_gmp@staff.ubaya.ac.id
Abstract
‘One need to choose the right method to determine concentration of total dissolved protein in any particular
condition ot application, Here we report the analysis and comparison between several methods used in
determination of dissolved protein, ic. 280 nm direct absorbance method, Biuret Assay, Lowry Assay, Bradford
Assay and ako BCA Asay. The efft of contaminants present in the sample, such as ammonium sulphate and
soxlium dodecisulphare, tothe protein. determination was aso studied. Each particular method showed it own
characteristics regarding sensitivity and suscepabiliy to the presence of certain contaminant. For general
application, Bradford Assay might obviously be the frst choice of method, duc o the procedures simplicity. $0
far, Bradford Asay has been also proven to be a fas, sensitive, selective and stable method in the presence of
ammonium sulphate and SDS in che sample. ‘The best finearity was also found in the Brdaford Assay.
Keywords: dissolved protein concentration, UV-Visible spectroscopy.
PENDAHULUAN Lowry, metode Bradford dan metode BCA
dalam menentukan kadar protein erlatur
Seringkali kita para ilmuwan dan,
* lalam sampe Selain itu dipelajari ra
Ting gered blag Brsktsig CC een een eesti tae nee
pene
dihadapkan pada pilihanatas berbagai
metode ketika ingin melakukan pengukuran
kadar protein terlarut, Metode spektroskopi
sejauh
dipakai dan dirasa_ paling memadai serta
praktis. Dalam —literatur kita sering
pengaruh adanya amonium sulfac dan
surfaktan sebagai _pengotor terhadap hasil
pembacaan,
Proteins secara umum memiliki serapan
merupakan metode yang umum, maksimal pada 214nm karena adanya ikatan
peptida. Namun daerah ini banyak terganggu
‘oleh adanya wap air dari udara sehingga pada
menemukan beberapa pernyataan _terkait i Le en ee
eset eee -iLctaca- seinen prakteknya sulit dilakukan, Asam amino
‘Tyrosine (Tyc/Y), Tryptophan (Tep/W), and
Phenylalanine (Phe/F) memiliki absorbansi
pada sekitar 280 nm karena adanya cincin
aromatic dalam —strukturnya. Warburg:
metode dalam menentukan kadar protein
terlarut dalam sampel tertentu, Namun data
data nyata yang mencerminkan kinerja
masingamasing metode yang tersedia tidaklah
mudah ditemukan, Tulisan ini bercujuan see Method enue eee
berikut untuk menghicung kadar protein,
uneuk menyumbangkan datadata yang bisa Sele ene eee
dijadikan pijakan bagi pihakpihak yang
membutuhkan, sehingga mereka dapat
khususnya dengan mempertimbangkan
Kesalahan yang mungkin timbul kerena
serapan asam nukleat yang secara maksimal
memutuskan metode mana yang akan dipilil
aaa ee een terjadi pada 260 nm.
pada keadaan tertentu, Metode yang akan
dibandingkan adalah metode pembacaan
fet, metode
absorbansi Iangsung, metode BiPersamaan Groves
1,55Azz9 ~ 0.76Ax0
[protein] (mg/mL)~
Secara kolorimetri , protein dapat diretapkan
kadamnya dengan metode biuret. Prinsipnya.
adalah bahwa — ikatan—peptida
membencuk kompleks
dapat
senyawa herwarna
tungu dengan penambahan garam kupri dalam,
suasana basa (Carprette, 2005),
biuret terdiri dari campuran protein dengan
hidroksida (berupa larutan) dan
tembaga sulfat. Wana violet adalah hasil dari
reaksi ini, Reaksi ini positif untuk 2 atau lebih,
Pereaksi
sodium
ikatan peptida (Harrow, 1954). Spektrum
absorbansisuatu larutan protein berfariasi
tergantung pada pH dan sesuai dengan
susunan residuasam amino (Montgomery,
1993). Kerugian dari metode ini adalah hasil
pembacaan tidak murni menunjukkan kadar
protein saja kadar
senyawa yang mengandung benzena, gugus
fenol, gugus sulthidrin, ikut terbaca kadarnya,
Selain itu, waktupelaksanaan yang lama
saja, melainkan bisa
sering kali dirasa kurang efisien (Lehninger,
1982),
Copper
on reduced
a me
lection
released
Gambar 1. Reaksi pada Metode Biuret
Metode Lowry merupakan pengembangen
dari_metode Biuret. Reaksiyang_terlibat
adalah —kompleks — Cu(i}protein akan.
terbentuk sebagaimana metode biuret, yang
dalam suasana alkalis Cu(ll) akan teredukst
menjadi Cu(l), lon Cu" kemudian akan
mereduksi reagen Folin-Cigcalteu, kompleks
phosphomolibylatphosphotungstat
(phosphomolybdotungstate),
hetero-polymolybdenum blue akibar reaksi
ooksicasi gugus aromatik (rantai samping asam
amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna
menghasilkan
step 1)
oF
‘Step 2)
biru intensif yang dapat dideteksi secara
kolorimetri. Kekuatan warna biru terutama
bergantung pada -kandungan —residu
tryptophan dan tyrosinenya, Keuntungan
metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali)
daripada metode Biuret schingga memerlukan
sampel protein yang lebih sedikit. Batas
dereksinya berkisar pada konsentrasi 0.01
mg/mL, Namun metode Lowry lebih, banyak
incerferensinya —akibat—_kesensitifannya
(Sudarmanto 2008)
on
Ww
+ Folin Cioeaiteu
Gambar 2. Reaksi pada Metode Lowry
65Selain menggunakan metodemetode i
atas, pengukuran kadar protein juga dapat
dilakukan dengan metode Bradford. Metode
Bradford merupakan metode pengukuran
onsentrasi protein. total, yang
melibatkan pewarna Coomassie Brilliant Blue
faslsandArovaic Mt
‘ie Chas
owe =505 00
(CBB). CBB akan berikatan dengan protein
pada sampel Tarutan dalam suasana_asam.
Dengan demikian, absorbansinya protein
dapar diukur menggunakan spektrofotometri
pada panjang —gelombang 465-595 nm.
(Caprette, 2005),
OQ
coomsrse 6250
4650
Prter-ye Camaee
(Gambar 3. Reaksi pada Metode Bradford
Alternatif berikutnya adalah metode BCA
assay yang mengandalkan dua tahapan reaksi.
Pertama, ikatan peptide pada protein akan
mereduksi ion Cu dari CuSO, menjadi Cu’
(eemperature dependend. Jumlah Cu”
reredulsi akan proporsional rerhadap jumlah
STEP,
protein yang ada dalam sampel. Selanjurnya,
dua molekul bicinchoninic acid akan
membentuk chelate dengan masing-masing
ion Cu’, membentuk kompleks berwarna
tungu yang menyerap secara maksimal pada
562 nm.
Protein + Cu2> OT cure
STEP,
Cut+2868—~
oe Or
Gambar 4. Reaksi pada Metode BCAMETODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alac yang digunakan dalam praktikum ini
adalah spektrofotometer UV-Visible, kuvet
kuarsa, plastik, rak tabung reaksi, tabung
reaksi, pompa bulp, vorteks, piper mikro, tip,
magnetic stirer , gelas piala, lnbu takar, gelas
ukur, dan Bahan yang
digunakan adalah Bovine Serum Albumin
(BSA) dan bahan-bahan kimia yang dibeli
dari Metck atau Fluka,
kertassaring.
Preparasi Sampel
Larutan protein dibuat_menggunakan BSA
pada beberapa konsentrasi, sbb: 600\/ml,
300) g/ml, 150) g/ml BSA 751 g/ml
37,5ky/ml. Jugadisiapkanlaratan BSA
600'g/ml + Amonium sulfate (IM) dan
Larutan BSA + detergen (SDS 0,5%) serta
Larutan Tyrosin (1O(e/mD.
Preparari Reagen
Reagen Biuret
Sebanyak 0,45g Sodium Potassium Tarcrat,
0,15 # CuSO,5HLO, 0,25g Potassium lodide
dan 0,4g NaOH dilarutkan dengan aquadest
Jalu digenapkan sampai 50 ml
Reagen Lowry
Lowry -A disiapkan dengan mencampurkan
reagen Folin ciocalteau dengan aquadest (1:1)
Reagen Lowry B disiapkan dengan
mencampurkan 50 ml larutan (2 % NasCOy*
0,1. N NaOH) + 1 ml farutan (1% CuSO, +1
% Sodium Pottasium Tartrat) dalam air.
Reagen Bradford
Sebanyak 10 mg comasic brilliant blue G-250
dlilarutkan dalam 5 ml etanol 95%, Setelah,
itu 10 ml asam fosfae 85% ditambahkan,
Terakhir larutan diencerkan dengan aquadest
sampai 100 ml.
dan
1
Reagen BCA
Reagen BCAA: 0,5g¢ sodium bichinconinat
(BCA), 1g NaxCOs, 0,082 sodium artrat,
0,20g NaOH dan 0,48¢ NaHCO,, Adjust ke
pH 11,25 dengan 10 M NaOH, add sampai
50 ml dengan aquadest, Reagen BCA: 0,04
CuSO,5H,O dalam 1,0 ml H;O. Reagen
BCA (working solution): campur 50 ml reagen
BCAA dengan I ml reagen BCA.
Prosedur Analisa
Merode yang digunakan terbagi menjadi 2
agian, yaitu metode pembacaan langsung
dan metode kolorimetri (metode Biuret,
metode Lowry, metode Bradford dan metode
BCA).
Metode Absorbansi Langsung
Larutan sampel diukur absorbansinya secara
langsung pada 280 nm (panjang gelombang
maksimal dari protein) dan 260 nm (faktor
Koreksi untuk serapan dari asam nukleat)
Prosedur Metode Biuret
‘Tambahkan 1,8 ml reagen biuret ke dalam
200 pl sampel dalam tabung reaksi, kocoke
hingga homogen (vortex). Biarkan pada suhu
Kamar selama 20 menit, Lakukan pembacaan
pada panjang gelombang 550 nm.
Prosedur Metode Lowry
Masukkan 250 il laruran protein ke dalam
‘tabung reaksi, tambahkan 2 ml reagen Lowry
B, dan biarkan selama 10 menit, Kemudian
tambahkan 250 pl reagen lowry A, kocok dan
biarkan 20 menit, Bacalah OD pada panjang
gelombang 600 nm,
Prosedur Metode Bradford
Masukkan 50 1 1 larutan protein ke dalam
tabung reaksi tambahkan 2,5. ml reagen
bradford kocok hingga homogen dan
diamkan selama 10 menit. Bacalah OD pada
panjang gelombang 595 nm,Prosedur Merode BCA
Tambahkan 1 ml reagen BCA kedalam 20 tl
larutan protein dalam tabung reaksi, inkubasi
selama 30 menit pada 60°C. Selanjurnya
biarkan pada suhu kamar (larutan dapat stabil
selama 1 jam). Lakukan pembacaan pada
panjang gelombang 562 nm,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Sensitivitas
Dari data serapan/absorbansi yang terbaca
untuk sampel yang sama, terbukti bahwa_
angka serapan yang diperoleh dari metode
Bradford dan BCA adalah yang. tertingsi,
diikuti oleh metode absorbansi_langsung.
Sementara itu, metode Biuret elas nampak
paling tidak sensitif Karena menghasilkan
bacaan yang paling rendah.
Metade Lowry senditi ternyata dalam kondi
percobaan ini ike
dibandingkan dengan metode absorbansi
Tangsung. Tabel 1 menunjukkan datasdaca
absorbansi
kurang — sensitif
secara Keseluruhan terkait sensitivitas, Nilai
absorbansi yang tertera dalam table diambil
dari sampel dengan konsentrasi BSA dalam
volume akhir campuran assay yang. setara
‘Tabel 1. Data Absorbansi dari Berbagai Metode tethadap Sampel BSA.
Metode
“Absorbansi Langsung_
Biuret
Lowry
Bradford
BCA
“Absorbansi
0340 + 0.0006
0.029 + 0.0006
0.216 + 0.0289
0.638 + 0.0698
0.641 + 0.0940
Efek Senyawa Lain Dalam Larutan
Data menunjukkan bahwa garam ammonium
sulfat menjadi pengganggu yang paling
dominan dalam pengukuran kadar protein
pada penclitian ini. Pada konsentrasi
ammonium sulfir IM, pengaruh terhadap
peningkatan bacaanabsorbansi_nampak
sangat dominan pada metode Biuret dan
Lowry, kemudian efék penurunan nila
absorbansi yang lebih ringan teramati_ pada
metode BCA, Behwa efek yang teramati pada
metody Lowry
pengamatan
sama besarnya
metode
dengan
pada Biuret,
68
menunjukkan bahwa kemungkinan besar
seaksi_—pembentukan kompleks ion Cur
Proteinlah yang utamanya terpengaruh oleh
keberadaan amonium sulfat. Sementara itt,
keberadaan surfakran, dalam hal ini diwakili
oleh SDS 05% b/w, terlihar tidak
menimbulkan efek —peningkatan atau
penurunan nilai absorbansi secara signifikan
pada metode Lowry, Bardford dan BCA.
Secara kescluruhan, metode Bradford terbukti
paling “stabil” dibandingkan dengan metode-
metode lain terkait keberadaan pengotor
berupa ammonium sulfat dan SDS.‘Tabel 2. Data Perbandingan Absorbansi dari Berbagai Metode terhadap Sampel BSA dengan Keberadaan Zat
Pengikut
Merode Absorbansi
BSA BSA+Amonium Sulfat _ BSA+SDS
Absorbansi Langsung 0.340 + 0.0006" 0.330 + 0.0021" 0.370 + 0.0036"
Biuret 0.023 +0,0029 0.248 + 0.0673" 0.019 + 0.0021"
Lowry 0.729 + 0.1183 2.322 + 0.0648" 0.669 + 0.0217"
Bradford 0.638 + 0.0698" 0.627 + 0.0637" 0.545 + 0.0510"
BCA 0.641 + 0.0940" 0.469 + 0.0255" 0.729 + 0.0624"
Spesifitas Deteksi Terhadap Ikatan Peptida vs
‘Asam Amino
Pada penelitian ini juga digali informasi,
apakah metodemetode pengukuran protein
yang digumakan mampu membedakon antara
asam amino sebagai monomer (diwakili oleh
yang setara)
dengan protein/polipeptida yang merupakan
bentuk polimer dari asam amino. Pada semua
metode hasil pembacaan absorbansi dari
sighifikan
protein.
Tyrosin dengan konsentrasi
sampel asm amino berbeda
dengan sampel
Namun demikian, nampak bahwa hanya
absorbansi dari
metode Biuret dan Bradford yang mampu
spesifik protein dan
mengabaikan” Keberadaan_monomer asim
secara nengenali
amino. Pada metode pembacaan langsuing,
bukan hal yang anch jika nilai absorbansi yang
terbaca lebih besar pada sampel_ mo
aratharuf yang melambangkan hasil grouping data dengan ANOVA
asam amino, Karena memang secaraumum
telah dikenal efek hipokromisitas pada
biopolymer, i mana serapan biopolymer
‘menjadi Iebib rendah daripada monomernya
Selanjuenya
bahwa
‘mamput
“mengabaikan” keberadaan_ monomer asam
pada konsentrasi yang setara
menarik juga untuk dicermati,
sementars —metode —Biuret
amino, ternyata pada metode Lowry teramati
hal yang sangat berbeda, bahkan nilai bacaan
absorbansi menjadi signifikan lebih besar
pada sampel asam amino daripada sampel
protein. Hal ini kemungkinan
mengindikasikan bahwa monomer asam
amino aromatis seperti tyrosin — sangat
berperan dalam = menunjang —_reaksi
pembentukan kompleks hetero
polymolybdenum blue,
‘Tabel 3. Data Perbandingan Absorbansi dari Berbagai Metode tethadap Sampel BSA vs Tyrosin
Metode Absorbansi
Tyrosin BSA
AbsorbansiLangsung 1.710 0.0121 0.340 + 0.0006"
Biuret 0.001 + 0.0006" 0.023 + 0.0029"
Lowry 1.856 + 0.0880" 0.729 + 0.1183"
Bradford, 0.000 + 0.0000 0.638 + 0.0698"
BCA 0.851 +0.1102" 0.641 + 0.0940"Linearitas
Pada Tabel 4
terendah teramati pada metode Biuret dan
terlihat bahwa Tinearitas
linearitas verbaik teramati pada metode:
Biuret. Belum jelas alasan untuk perbedaan
yang terjadi terkait linearitas dati masing-
kadar
protein, namun kemungkinan hal ini terkair
masing metode dalam mengukur
nilai_konstanta kesetimbangan reaksi-reaksi
yang terjadi pada masing- masing metode yang
berbedlarbeda.
‘Tabel 4. Data Lincarttas dari Berbagai Metode terhadap Sampel BSA
Metode
Absorbansi Langsung
Biuret
Lowry
Bradford,
BCA
R
0.839
444
0.780
0977
0.937
KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk keperluan umum, nampak bahwa
metode Bradford lebih,
disukai karena selain relatif mudah dan cepat
pengerjaannya, juga dalam pene
terbukti sensitif,selektif dam juga cukup stabil
tethadap keberadaanpengotorberupa
amonium sulfat dan SDS, serta menunjukkan
nilai linearitas yang relative terbaik. Potensi
ng akan
Penerapan yang juga penting dicatat adalah
bahwa metode Bradford (atau mungkin juga
Biuret), —berpeluang untuk — digunakan
10
merekam kinetika reaksi hidrolisis protein
menjadi monomer: monomernya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kepada para selurub,
peserta MK Spektroskopi
Biomolekul dan para asisten yang membantu
mahasiswa
dalam pengumpulan data selama lima tahun
terakhir, juga kepada Fakultas Teknobiologi
Universitas Surabaya atas dukungan dan akses
terhadap peralatan yang diperlukan.DAFTAR PUSTAKA,
Bradford, MM. 1976. A rapid and sensitive method for the quantitation of microorganisms
quantities of protein in utilizing the principle of protein - dye binding. Anal. Biochem 72:248-
254,
Brenner, AJ. and Harris, E.D. 1995. A quantitative test for copper using bicinchoninic acid. Anal.
Biochem. 226, 80-84,
Brown, RE., et al. 1989. Protein measurement using bicinchoninic acid: elimination of interfering
substances. Anal. Biochem, 180, 136-139,
Carperte, 2005. An Introduction to Practical Biochemistry, 100-101, Me Graw HillBook Company,
Great Britany.
Lehninger. 1982, Dasardasar Biokimia, 137-157, Erlangga, Jakarta,
Montgomery, R. 1993, Bickimia Berorientasi pada KasusKlinis, 77, 90, Binarupa Aksara, Jakarta,
Pande, S.V. and Murthy, S.R. 1994. A modified micro-Bradford procedure for elimination of
interference from sodium dodecyl sulfate, other detergents and lipids. Anal. Biochem. 220,
414-426.
Protein Assay Technical Handbook. 2005. Pierce Biotechnology, Inc.
Sudarmanto Arie. 2008, Penetapan kadar protein metode lowry. hurp://ariebs. Staffuym.ac.id/ [10
Oktober 2013]