142 202 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

Kaji Eksperimental Performansi Mesin Pendingin Kompresi Uap dengan


Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon (Hcr12) Sebagai Alternatif Refrigeran
Pengganti R12 dengan Sistem Penggantian Langsung (Drop In Substitute)

Afdhal Kurniawan Mainil


Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu
Jln WR Supratman Kandang Limun Bengkulu
Telp. (0736) 344087. Email: afdhal_km@yahoo.com

Abstract
Type of refrigerant the most recognized and the most used today in the vapor compression cycle is
R-12 refrigerant (halocarbon group), which is technically quite good. The refrigerant also has low
toxicity and low flammable. But, in the mid 1970’s known that chlorine has contained in the
refrigerant were released into the environment could damage of ozone in the stratosphere and
caused greenhouse effect. Because of that, it using has stopped. An alternative refrigerant is
hydrocarbon refrigerant (HCR) and one of it is hydrocarbon-12 (HCR-12). HCR-12 have several
advantages, besides friendly environmental because have low global warming effect and low
destruction of ozone, this type of refrigerator can be used as direct changer on the refrigerant
machine so no needed compressor replacement and more efficient electric energy than R-12. In this
research, did a study experimental to compared R-12 with HCR-12 with used vapor compression
cooler machine. The result of measurement have been get performance of vapor compression cooler
machine COPR (Coefficient of Performance Refrigeration) and COP HP (Coefficient of Performance
Heat Pump) for R-12 and HCR-12 relatively are 2.4 – 9.8 (COPR) and 3.4 – 10.8 (COPHP) and 6.4
– 14.1(COPR) and 7.4 – 15.1 (COPHP). Performance of vapor compression cooler machine COP R
and COPHP have tendency increase with increase rate of flow of refrigerant until 0.035 for R-12
and 0.014 for HCR-12. Performance vapor compression cooler machine of COPR increase if
absorbed of heat (Qe) by evaporator increase and COPHP increase if released of heat (Qk) by
condenser increase. According of the results concluded that performance of vapor compression
cooler machine with hydrocarbon-12 (HCR-12) better than R-12.
Key words : refrigerant, hydrocarbon, R-12, ODP, GWP.

PENDAHULUAN
rendah. Namun pada pertengahan tahun
1970-an diketahui bahwa klorin yang
Siklus kompresi uap merupakan siklus terdapat dalam refrigeran halokarbon yang
yang terbanyak digunakan dalam siklus terlepas ke lingkungan dapat merusakkan
refrigerasi. Refrigeran yang digunakan lapisan ozon di stratosfir. Hal ini akan
dalam siklus tersebut terutama adalah berdampak pada lingkungan, dimana
refrigeran halokarbon, yang secara teknis radiasi UV intensitas tinggi yang
cukup baik, apalagi refrigeran jenis ini mencapai bumi sebagai akibat perusakkan
tingkat racun dan tingkat mampu nyalanya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker
kulit.

72
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

Untuk mengantisipasi hal ini, maka Pada penelitian ini dilakukan suatu kaji
pemakaian serta produksi zat-zat yang eksperimental untuk membandingkan
dapat menimbulkan kerusakan lapisan antara HCR-12 dan juga R-12 dengan
ozon ini mulai dilarang secara nasional menggunakan mesin pendingin kompresi
maupun internasional, terutama setelah uap. Kajian tersebut dimaksudkan untuk
ditetapkannya Konvensi Wina 1985 yang mengetahui prestasi dan karakteristik dari
ditindaklanjuti dengan Protokol Montreal mesin kompresi uap dengan menggunakan
1987. HCR-12 dan R-12
Pemerintah Indonesia meratifikasinya
dengan menerbitkan Keppres No. 23 pada TINJAUAN PUSTAKA
tanggal 13 Mei 1992 serta ditindaklanjuti
dengan Kep.Memperindag No a. Siklus Kompresi Uap
110/MPP/Kep/1/1998 dan
No.111/MPP/Kep/1/1998 tentang Secara prinsip untuk mendinginkan suatu
pelarangan memproduksi dan ruangan atau benda, kita harus
memperdagangkan zat-zat yang dapat mendekatkan ruang atau benda tersebut
merusak lapisan ozon. Sebagai tindak dengan suatu permukaan atau fluida yang
lanjut dari larangan ini, baik kalangan bertemperatur lebih rendah dari temperatur
industri, perguruan tinggi ataupun lembaga yang didinginkan . Dengan demikian
penelitian lainnya, mulai melakukan energi dalam bentuk panas dapat
penelitian untuk mencari zat pengganti dipindahkan dari ruang/benda ke
bahan-bahan yang dapat merusak lapisan permukaan fluida dingin. Apabila
ozon atau meningkatkan performansi zat- diinginkan agar fluida tidak terbuang,
zat yang telah diyakini dapat fluida harus didaurkan melalui sistem
menggantikan fungsi dari zat-zat yang sedemikian rupa, sehingga energi yang
dapat merusak lapisan ozon. diambil dari ruang dingin dapat dibuang
Salah satu refrigeran halokarbon yang keluar/lingkungan. Proses pengambilan
selama ini banyak digunakan yaitu R-12. energi tersebut terjadi di evaporator
Sampai dengan saat ini penelitian mencari dengan laju perpindahan panas sebesar
refrigeran alternatif penganti refrigeran R- Qe . Sedangkan proses pembuangan
12 telah mengalami peningkatan yang energi dalam bentuk panas ke sekeliling
cukup berarti. Salah satu refrigeran tersebut terjadi di kondensor dengan laju
pengganti yang telah berangsur luas sebesar Qk.
penggunaannya yaitu refrigeran
hidrokarbon, salah satunya adalah HCR-12 Siklus kompresi uap dibedakan antara
yang secara teknis memiliki sifat-sifat siklus kompresi uap ideal dan siklus
yang mendekati R-12. kompresi uap nyata. Pada siklus kompresi
uap ideal proses berlangsung di dalamnya
dengan kondisi ideal yang tidak akan
ditemukan dalam penerapannya,
sedangkan siklus kompresi uap sebenarnya
berlangsung pada siklus kompresi uap
nyata.

73
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

a.1. Siklus Kompresi Uap Ideal ini.

Siklus yang paling banyak digunakan a.2. Siklus Kompresi Uap Nyata
untuk merealisasikan uraian di atas pada
sistem refrigerasi adalah siklus kompresi Siklus kompresi uap ideal yang diuraikan
uap. Di dalam siklus ini, uap di atas tidak mungkin terjadi, sehingga
dikompresikan sehingga tekanan dan pada siklus kompresi uap nyata terjadi
temperaturnya naik, kemudian uap ini beberapa terjadi. Pada kenyataannya siklus
ditampung dalam kondensor untuk kompresi uap mengalami penyimpangan
dikondensasikan sambil melepas panas ke dari kompresi uap ideal. Penyimpangan
lingkungan sehingga menjadi cair dan dari siklus yang sebenarnya ini dapat
ditampung di receiver. Cairan ini dilihat pada gambar 2.2 berikut :
kemudian diekspansikan melalui katup
sehingga temperatur dan tekanannya turun.
Keluar dari katup ekspansi refrigeran yang P(bars )
dapat berfasa campuran cair dan gas ini
sub
masuk ke evaporator untuk diuapkan dingin
sambil menyerap kalor dari lingkungan,
uap bertekanan rendah ini nanti akan 3
3' 2'
dikompresikan kembali, sehingga siklus
berulang seperti diuraikan di atas.
Jadi secara umum ada dua bagian penting
dalam siklus kompresi uap yaitu : 4' 1'
1. Bagian yang bertekanan tinggi 4 1
mulai dari sisi keluar kompresor panas lanjut
hingga sisi masuk katup ekspansi.
siklus ideal
2. Bagian yang bertekanan rendah siklus aktual
h(kJ / kg)
mulai sisi keluar katup ekspansi
hingga sisi masuk kompresor.
Qk

P( bars ) Gambar 2.2 . Siklus kompresi Uap Aktual


h3 Kondensor h2 PK 3 2s
2

Siklus
Kompressi Uap Wk b. Refrigeran
Alat standard
Ekspansi

Evaporator
Kompressor PE
4 1
Refrigeran dapat dikelompokan ke dalam
h4 h1 h2 jenis senyawa seperti senyawa
h3 h1 h( kJ / kg ) hidrokarbon, senyawa anorganik, dan
Qe
senyawa halokarbon. Senyawa halokarbon
Gambar 2.1 Siklus Kompresi Uap Ideal merupakan senyawa sintetik yang
diturunkan dari senyawa hidrokarbon.
Sebuah siklus kompresi uap memiliki Senyawa ini biasa juga disebut sebagai
empat komponen utama yaitu kompresor, senyawa hidrokarbo-fluorinated
kondensor, katup ekspansi dan evaporator, (fluorinated hydrocarbons). Oleh sebab itu
seperti digambarkan pada gambar 2.1. pembagian kelompok refrigeran tidak
Keempat komponen tersebut sekaligus dilakukan menurut kelompok senyawa
juga mewakili 4 proses termodinamika tetapi menurut ANSI/ASHRAE Standard
yang dialami oleh refrigeran pada siklus 34 –1992 dan 34a–1993 dilakukan

74
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

berdasarkan nomor refrigeran. Seperti 1. Tekanan penguapan : refrigeran


telah disebutkan sebelumnya refrigeran sebaiknya mempunyai tekanan
halokarbon diturunkan dari refirgeran penguapan yang relatif tinggi, karena
hidrokarbon. Senyawa dasar hidrokarbon temperatur refrigeran juga tinggi,
yang biasa digunakan adalah metana, etana sehingga untuk kompresor yang sama
dan propana. Senyawa hidrokarbon ini dapat diperoleh kapasitas refrigerasi
terdiri dari atom-atom carbon dan yang lebih besar.
hidrogen. Refrigeran halokarbon adalah
2. Tekanan pengembunan : refrigeran
senyawa hidrokarbon yang satu atau
dengan tekanan pengembunan rendah
beberapa atom hidrogennya digantikan
lebih diinginkan dalam sistem
oleh elemen halogen yaitu khlorin (Cl) dan
refrigerasi, karena rasio kompresinya
atau fluorin (F). dengan demikian dari
menjadi lebih kecil dan daya
metana, etana, dan propana dapat
kompresor yang dibutuhkan untuk
diturunkan berbagai jenis refrigeran
kompresi pun menjadi kecil, selain
halokarbon. Refrigeran halokarbon yang
itu mesin refrigerasi bekerja lebih
diturunkan dari metana disebut sebagai
aman, karena kemungkinan
refrigeran halokarbon gugus turunan
terjadinya kebocoran, atau kerusakan
metana dan demikian pula halnya dengan
pada saluran refrigeran menjadi kecil.
gugus turunan etana dan gugus turunan
propana. 3. Kalor laten penguapan dan volume
spesifik : refrigeran, dengan kalor
Sifat-sifat yang dipertimbangkan
laten penguapan yang besar dan
dalam memilih refrigeran, adalah: sifat
volume spesifik fasa uap yang kecil,
kimia, sifat fisik dan sifat termodinamik.
lebih diinginkan, karena pada sistem
Berdasarkan sifat-sifat kimianya refrigeran
dengan kapasitas refrigerasi yang
yang baik : tidak beracun, tidak bereaksi
sama laju massa refrigeran menjadi
dengan komponen refrigerasi, dan tidak
lebih kecil. Dengan demikian untuk
mudah terbakar, serta tidak berpotensi
kapasitas refrigerasi yang sama
menimbulkan pemanasan global (GWP
diperlukan ukuran unit refrigerasi
rendah (Global Warming Potential)) dan
yang lebih kecil.
tidak merusak lapisan ozon (ODP rendah
(Ozone Depleting Potential)). Hal ini 4. Konduktivitas termal: sifat ini
diperlukan agar kelestarian lingkungan mempengaruhi kinerja penukar kalor
terjaga, karena lapisan ozon di stratosfir (evaporator dan kondensor).
berfungsi melindungi bumi dari radiasi Refrigeran, dengan konduktivitas
sinar ultra violet yang berbahaya (antara termal tinggi, lebih diinginkan dalam
lain dapat menimbulkan kanker kulit, suatu sistem refrigerasi. Oleh karena
dapat membunuh phytoplankton yang dapat menghasilkan kinerja penukar
merupakan bagian dari rantai kehidupan kalor yang baik (pada beda
laut). Berdasarkan sifat fisik dan temperatur yang kecil antara penukar
termodinamiknya refrigeran yang baik kalor (refrigeran) dan lingkungan,
mampu menghasilkan kapasitas refrigerasi mampu menghasilkan laju
per satuan daya kompresi yang tinggi. perpindahan panas yang besar).
Sifat-sifat fisik dan termodinamik 5. Viskositas refrigeran: refrigeran
refrigeran yang mempengaruhi daya dengan viskositas rendah yang lebih
kompresi dan kapasitas refrigerasi, adalah: baik dalam sistem refrigerasi, karena
dalam alirannya refrigeran akan

75
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

mengalami tahanan yang kecil. Hal gambar 1. dapat dilihat bahwa masa
tersebut akan memperkecil rugi aliran refrigeran hidrokarbon (HCR-12) yang
dalam pipa. digunakan lebih sedikit, hanya sekitar
40 % dibandingkan dengan R-12.
c. Refrigeran Hidrokarbon
4. Lebih hemat energi. Hasil penelitian
Hidrokarbon (HC) merupakan salah satu menunjukkan bahwa refrigeran
refrigeran alternatif pengganti regfrigeran hidrokarbon (HCR-12) lebih hemat
halokarbon (R-12 dan R-22) karena energi antara 5–25 %, dibandingkan
beberapa kelebihan yang dimiliki yaitu : R-12, hal ini karena jumlah refrigeran
1. Ramah lingkungan, yaitu tidak yang digunakan lebih sedikit, sehingga
merusak lapisan ozon (ODP = 0), kerja kompresor lebih ringan, yang
tidak menimbulkan pemanasan akan menghemat pemakaian energi
global (GWP kecil). Dapat dilihat listrik Pada
pada tabel 2.1. 5. Memenuhi standar internasional yang
dikeluarkan oleh Independent
Australian Hydrocarbon Refrigeration
Table 2.1. ODP and GWP refrigeran
Association (IAHRA), Greenchill
hidrokarbon (HCR-12) dengan beberapa
Technology Association (GTA) Inc.,
refrigeran lainnya.
Australia serta Calor Gas, UK,
Refrigerant ODP GWP
Kelemahan hidrokarbon yang menonjol
HCR-12 0 3 adalah mudah terbakar, namun hal ini
R-11 1 3500 tidak terlalu mengkhawatirkan jika
R-12 1 7300 prosedur keamanan penggunan
R-134a 0 1300 hidrokarbon diterapkan dengan baik serta
telah diakui dan diatur oleh berbagai
2. Pengganti langsung (drop-in standar internasional yaitu : BS4434:1995
substitute) tanpa perubahan (Inggris), AS/NZ1677:1998 (Australia /
komponen, sehingga untuk mesin New Zeland) dan DIN 7003 (Jerman ).
refrigerasi yang sebelumnya
menggunakan refrigeran R-12 maka Tabel 2.2 Perbandingan komposisi
refrigeran hidrokarbon dapat langsung HCR-12 dan HCR-22 dengan Standar
menggantikannya tanpa melakukan Internasional
penggantian komponen. Beberapa
refrigeran tidak dapat langsung
1.1.1.1.1 U
menggantikan regfrigeran lainnya, Komponen n
Standar HCR – 12 HCR – 22
seperti R-134a tidak dapat langsung i
digunakan untuk menggantikan R-12 t
tanpa penggantian beberapa Hidrokarbon
% > 99.5 99.7 99.95
komponen. jenuh
 Etana % < 0.5 0.01 0.35
3. Pemakaian refrigeran lebih sedikit.  Pentana % < 0.5 < 0.1 < 0.1
Hidrokarbon
Masa refrigeran hidrokarbon yang % < 0.05 < 0.05 < 0.05
tak jenuh
digunakan pada suatu mesin refrigerasi Karbondioksid
lebih sedikit dibandingkan jika % < 0.1 < 0.1
a CO2
menggunakan refrigeran lainnya. Pada Air ppm < 10 2.3 1.8

76
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

Kandungan
ppm < 10 <1 <1
Penelitian refrigeran hidrokarbon dengan
Belerang LFS sudah mulai banyak dilakukan, dan
beberapa sudah mulai digunakan serta
dipatenkan.

METODOLOGI
Untuk mengetahui performa refrigeran R-
12 dan HCR-12 dilakukan pengukuran
performa masing-masingnya dengan
menggunakan mesin pendingin kompresi
uap. Skema alat mesin pendingin kompresi
uap ditinjukkan pada Gambar.3.1. Hasil
Tabel 2.3. Refrigeran alternatif sebagai
pengukuran yang diperoleh kemudian
pengganti R-12
dilakukan penghitungan dengan
menggunakan persamaan-persamaan di
Refrigeran bawah ini.
Parameter
Propana/Is Iso-
R-12 R-134a
o-butana butana
Rumus kimia CF2Cl2 CH2FCF3 C3H8/C4H10 C4H10
Temperatur kritis 112,0 101,1 96,0 135,0 Twb Tdb
Twb Tdb
Titik didih pada 1
-29,8 -26,16 -30 -11,7
atm [oC] kondensor Saluran Udara kondensor
Massa jenis pada - Kondensor
25oC
- uap jenuh P3 T3 P2 T2
7,57 5,50 3,14 1,16
[kg/m3]
- cair jenuh Pipa tembaga Watt
1472,0 1371,0 584,4 608,3
[kg/m3] Slide
meter

Batas nyala [% di regulator


1,4 - Pipa kapiler
dalam udara, - - 1,8 - 9,0
8,4 Kompresor
20oC,1 atm]
ODP * 1,0 0 0 0 P4 T4 P1 T1
GWP # 3,1 0,27 < 0,01 < 0,01
* ODP relatif terhadap R-12 = 1
#
GWP relatif terhadap CO2 = 1 Twb Tdb Twb Tdb

Refrigeran hidrokarbon dapat terbakar jika evaporator Saluran Udara Evaporator


bercampur dengan udara pada komposisi
yang tepat dan titik nyalanya tercapai.
Komposisi yang harus dihindari ini adalah
jika hidrokarbon berada pada komposisi 2
–10% volume. Kedua kondisi ini,
komposisi dan titik nyalanya, tidak boleh Gambar 3.1 Instalasi alat uji Mesin
terjadi secara serentak baik didalam sistem Pendingin Kompresi Uap.
refrigerasi maupun diluar sistem. Agar
tidak mudah terbakar refrigeran Langkah-langkah perhitungan:
hidrokarbon dapat diberi substansi
tambahan agar sifat mampu nyalanya turun
1. Dampak Refrigerasi adalah besarnya
(LFS – Low Flammable Subtance).
panas yang dapat diserap oleh

77
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

refrigeran persatuan massa. Besarnya


dihitung dengan selisih entalpi Pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa
refrigeran masuk dan keluar kondensor semakin tinggi laju aliran massa refrigeran,
QE semakin tinggi COPR. Kondisi ini
qe   h1  h4
m merupakan pengaruh langsung dari panas
2. Kerja Kompresi adalah kerja yang yang diserap oleh evaporator.
diterima oleh refrigeran untuk tiap Perbandingan antara kedua refrigeran
satuan massa refrigeran dapat dilihat refrigeran hidrokarbon
Wk memberikan COPR yang lebih besar dari
wk   h2  h1 pada R12.
m
3. Coefficient of Performance (COP) Grafik COP HP
adalah perbandingan dampak
refrigerasi dengan kerja kompressor 16

(h  h )
14
q
Cop  e  1 4
12

wk (h2  h1 )
COP HP
10
R-12
8
HCR-12
6
4. Dampak pelepasan adalah jumlah 4
kalor yang dilepaskan 2
refrigeran tiap satuan massa refrigeran 0
0 0.01 0.02 0.03 0.04
Q
qk  k  h2  h3
Mref (kg/s)

m Gambar 4.2. Grafik laju aliran massa


5. Faktor Prestasi adalah perbandingan refrigerant (mref) terhadap COPHP
jumlah kalor yang dilepaskan
kondensor dengan kerja kompressor Hal yang sama juga dijumpai pada gambar
q (h  h ) 4.2 di bawah ini, karena merupakan
Cop  k  2 3 konsekuensi langsung dari keadaan apabila
wk (h2  h1) sistim bekerja sebagai pompa kalor. Bisa
dilihat nilai COP HP Refrigeran
hidrokarbon lebih besar dari pada R12.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian didapatkan grafik: KESIMPULAN


Berdasarkan uraian di atas tentang
Grafik Mref VS COPR
refrigeran hidrokarbon ini, dapat
16 disimpulkan bahwa :
14
12 1. Lebih ramah lingkungan , tidak
10
COP R

8
R-12 merusak lapisan ozon (ODP =0) dan
HCR-12
6
4
tidak menimbulkan efek pemanasan
2 global (GWP kecil).
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04
2. Pengganti langsung (drop in
Mref (kg/s) substitute), tanpa perubahan
komponen mesin.
Gambar 4.1. Grafik laju aliran massa refrigeran 3. Lebih hemat energi antara 5 – 25 %.
(mref) terhadap COPR 4. Pemakaian refrigeran lebih sedikit

78
Jurnal Mechanical, Volume 3, Nomor 1, Maret 2012

5. Sifat mampu nyalanya Solutions for the Refrigeration Sector,


(flammability)dapat dikurangi dengan Kuta, Bali,.
penambahan LFS (Low Flammable 2. Althouse, Andrew D., 1982, Modern
Substance). Refrigeration and Air Conditioning, The
Goodheart-Willcox Company, Inc., South
Holland, Illinois,.
Berdasarkan hasil kajian dapat diambil 3. Ambarita, Himsar, 2001, Perancangan
kesimpulan sebagai berikut : dan Simulasi Mesin Refrigerasi Siklus
1. Prestasi mesin pendingin kompresi Kompresi Uap Hibrida dengan HCR-12
uap COPR (Coefficient of sebagai Pengganti R-12 yang Sekaligus
Performance Refrigeration) dan Bertindak sebagai Mesin Refrigerasi pada
COPHP (Coefficient of Performance Lemari Pendingin (Cold Storage) dan
Heat Pump) dengan menggunakan Pompa Kalor pada Lemari Pengering
Refrigeran Hidrokarbon lebih tinggi (Drying Room), Tesis, Jurusan Teknik
dibandingkan menggunakan R12. Mesin, ITB, Bandung,.
4. An Ecofrig Publication, 1999, Safe
Pada R-12, COPR berkisar antara 2.4
Conversion and Servicing Practices for
sampai 9.8, COPHP berkisar antara Refrigeration Appliances Using
3.4 sampai 10.8, sedangkan pada Hydrocarbon Refrigerant,.
HCR-12, COPR berkisar antara 6.4 5. Aziz, Azridjal, 2001, Pembuatan dan
sampai 14.1, COPHP berkisar antara Pengujian Mesin Refrigerasi Kompresi
7.4 sampai 15.1 Uap Hibrida dengan Refrigeran HCR-12
2. Prestasi mesin pendingin kompresi yang Sekaligus Bertindak Sebagai Mesin
uap COPR (Coefficient of Refrigerasi pada Lemari Pendingin (Cold
Performance Refrigeration) dan Storage) dan Pompa Kalor pada Lemari
COPHP (Coefficient of Performance Pengering (Drying Room), Tesis, Jurusan
Teknik Mesin, ITB, Bandung,.
Heat Pump) cenderung naik pada
6. Eco-refrigeration, 1997, Proceeding
peningkatan laju aliran refrigerant Conference of HC Fluids in Domestic and
hingga mencapai 0.035 pada R12 Commercial Refrigeration Appliances,.
dan 0.014 pada HCR-12 7. Hewitt, G.F., 1994 Process Heat Transfer,
3. Prestasi mesin pendingin kompresi CRC Press Inc., Boca Raton, USA,
uap COPR (Coefficient of 8. Moran, M.J., Saphiro, H.N.,1995,
Performance Refrigeration) akan Fundamental of Engineering
naik jika peningkatan panas yang Thermodinamycs, 3rd ed, John Wiley &
diserap evaporator (Qe) dan COPHP Sons, Inc., New York,
(Coefficient of Performance Heat 9. Pasek, A.D.,Tandian, N.P., July 2-6 2000,
Short Course on the Applications of
Pump) akan naik jika terjadi
Hydrocarbon Refrigerants, International
peningkatan panas yang dilepas Conference on Fluid and Thermal Energy
kondensor (Qk) Conversion 2000, Bandung, Indonesia, .
10. Stoecker, W.F. and Jones, J.W.,1989,
Refrigerasi dan Pengkondisian Udara,
Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
11 Watanabe, K., Widiatmo, J.V., May 5-7,
1. Agarwal, Radhey S., May 5-7, 1997, 1997, Alternative Refrigerants and Their
Retrofitting of Domestic and Small Thermophysical Properties Research,
Capacity Commercial Refrigeration Proceedings Seminar on ODS Phase-Out:
Appliances Using Hydrocarbon Blends, Solutions for the Refrigeration Sector,
Proceedings Seminar on ODS Phase-Out: Kuta, Bali,

79

You might also like